Anda di halaman 1dari 40

BAB I 

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Teknologi, maka


kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat
diciptakan untuk mempermudah dan menambah kenyamanan manusia dalam
memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah di bidang otomotif, dimana
dalam penggunaanya diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut dengan
baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif dan
seefisien mungkin.
Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang
menemukan mesin ini pada tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada waktu
itu mesin tersebut tergantung pada panas yang dihasilkan ketika kompresi
untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke silinder oleh
tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang
insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi daripada
menggunakan metode tekanan udara yang akhirnya berhasil
menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan Robert Bosch dengan
mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.
Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar
pada akhir langkah kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi
dalam ruang bakar sampai tekanan dan temperatur menjadi naik. Naiknya
tekanan dan temperatur mengakibatkan bahan bakar menyala dan terbakar
sendiri. Untuk memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putaran mesin
rendah, banyaknya udara yang masuk ke dalam silinder harus besar tanpa
menggunakan throttle valve untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap.
Dengan demikian dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh
pengontrol banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan.
Dengan perkembangan pompa rotari yang lebih kecil penampilannya juga
bobotnya yang lebih ringan yang dikembangkan oleh Vernon Rosa pada
tahun 1950-an. Motor diesel akhirnya memasuki perkembangan pemakaian
dan pemasaran yang lebih luas. Perkembangan lain dari motor diesel adalah
dengan penambahan sebuah turbocarjer yaitu alat untuk memasukkan
(memompakan) udara ke dalam saluran masuk (intake manifold). Pompa
turbocharger ini digerakkan oleh gas buang yang kedalam turbocarjer
tersebut. Dengan adanya turbocarjer ini maka akan menurunkan asap gas
buang. Akhirnya motor diesel seperti ini keadaanya sekarang menjadi motor
yang benar-benar efisien, ringan dan bebas polusi udara.
Banyaknya udara yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki
pengaruh besar terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang
dapat menentukan output. Efisiensi pengisapan adalah suatu hal yang penting.
Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan minyak diesel (solar). Bahan
bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan dapat terbakar secara
spontanitas oleh adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperatur
udara yang dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar
secara spontanitas. Nilai kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar
adalah angka cetane (cetane number). Untuk mesin diesel yang berkecepatan
tinggi yang digunakan pada kendaraan trukdan mobil-mobil angka cetane
yang umumnya digunakan sekurang-kurangnya 40-45.
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe
mesin pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses
pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang
sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran
bahan bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan
busi untuk proses pembakaran.Pada mesin diesel, hanya udara yang
dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut
terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah
kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat
kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam
kondisi tepat maka campuran udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan
sendirinya.
Praktikum motor bakar di Laboratorium Otomotif Jurusan Teknik
Mesin Universitas Haluoleo, terdiri atas pengujian motor bensin dan motor
diesel. Untuk pengujian motor bensin digunakan mesin bensin 4 langkah CT.
100. 20 sedangkan untul motor diesel digunakan mesin diesel CT. 100. 22.
Untuk melakukan pengujian mesin tersebut dipasang pada Engine Test Stand
CT .110 yang ada di Laboratorium tersebut.
Percobaan tersebut akan mempelajari karakteristik mesin dan emisi
yang dihasilkan dari proses pembakaran yang terjadi di dalam silinder dari
kedua mesin tersebut. Parameter karakteristik mesin yang akan dipelajari
adalah Daya (power), Momen puntir (torque), Konsumsi bahar bakar spesifik
(SFC), dan perbanding udara dan bahan bakar (AFR). Sedangkan Emisi gas
buang yang dihasilkan dari pembakaran tersebut akan diukur menggunakan
Exhaust Gas Analyser yang dapat mengukur kadar CO, CO2, HC, dan O2.

1.2. Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum prestasi mesin ini ialah: 


1) Untuk menyelidiki prestasi mesin (motor bakar) motor diesel dan motor
bensin yang meliputi beberapa sarana seperti momen putar sebagai fungsi
putaran, konsumsi udara dan perbandingan bahan bakar dan udara sebagai
fungsi pembakaran.
2) Untuk Menyelidiki emisi gas buang yang dihasilkan selama operasi mesin
berlangsung.
1.3. Manfaat praktikum

Adapun manfaat pengujian pada praktikum prestasi mesin ini sebagai


berikut:
1) Dapat memahami prinsip kerja dan komponen-komponen sistem injeksi
bahan bakar pada motor diesel dan motor bensin.
2) Mahasiswa dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang
membuka usaha rumahan servis mesin khusunya(bengkel). Dalam
menganalisa dan cara memperbaiki kerusakan yang teradi pada sistem
injeksi bahan bakar motor bensin maupun motor diesel.
3) Mahasiswa dapat mengetahui dampak emisi gas buang pada mesin atau
motor bakar.

1.4. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada pengujian ini sebagai berikut: yang


diharapkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1) Komponen apa saja yanng terdapat dalam motor diesel 4 langkah?
2) Sistem-sistem apa saja yang mendukung dari komponen-komponen motor
bakar?
3) Reaksi bahan bakar bagaimanakah yang disertakan pembakaran
sempurna?
4) Apa saja yang dimaksud dengan motor bakar (motor bensin dan motor
diesel) dan bagaimana proses dan tahap kerjanya?
5) Senyawa kimia apa saja yang dihasilkan oleh gas buang sisa pembakaran
sisa pembakaran motor bensin dan motor diesel?
6) Bagaimana mengetahui daya, momen putar, konsumsi udara dan
perbandingan bahan bakar dan udara sebagai fungsi pembakaran?
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Prestasi Mesin

Prestasi mesin merupakan batas kemampuan atau kemampuan maksimal


yang dapat dikerjakan oleh suatu mesin selama suatu periode
kerja. Misalnya mengukur prestasi mesin motor, berarti yang diukur adalah
kemampuan maksimal atau kecepatan maksimal yang dapat dilakukan oleh
mesin tersebut selama perjalanan atau selama periode waktu. Adapun ala
prestasi mesin yang di gunakan dalam pengujian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Alat Pengujian Prestasi Mesin


2.2 Motor Bakar

Motor bakar adalah salah satu bagian dari mesin kalor yang berfungsi
untuk mengkonversi energi termal hasil pembakaran bahan bakar menjadi energi
mekanis. Terjadinya energi panas karena adanya proses pembakaran, bahan
bakar, udara, dan sistem pengapian. Dengan adanya suatu konstruksi mesin,
memungkinkan terjadinya siklus kerja mesin untuk usaha dan tenaga dorong dari
hasil ledakan pembakaran yang diubah oleh konstruksi mesin menjadi energi
mekanik atau tenaga penggerak.

Motor pembakaran luar adalah suatu motor dimana proses


pembakaran atau perubahan energi panas dilakukan di luar dari
mekanisme/konstruksi mesin. Dari ruang pembakaran energi panas
tersebut dialirkan ke konstruksi mesin melalui media penghubung lagi.
Contoh motor pembakaran luar adalah (1) mesin uap/turbin uap dan (2)
Mesin Nuklir/Turbin Nuklir.

Motor pembakaran dalam adalah proses pembakaran atau


perubahan energi panas dilakukan di dalam konstruksi mesin itu sendiri
dan tempat terjadinya proses pembakaran itu disebut ruang bakar.
Contohnya adalah (1) motor bensin, (2) motor diesel, dan (3) mesin Jet.

Motor bakar pada umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu Motor


Bensin (Otto) dan Motor Diesel. Perbedaan kedua jenis motor tersebut
sangat jelas sekali yaitu jika motor bensin menggunakan bahan bakar
bensin (premium), sedangkan motor diesel menggunakan bahan bakar
solar. Perbedaan yang utama juga terletak pada sistem penyalaannya, di
mana pada motor bensin digunakan busi sebagai sistem penyalaannya
sedangkan pada motor diesel memanfaatkan suhu kompresi yang tinggi
untuk dapat membakar bahan bakar solar.

2.2.1 Motor Bensin

Yang menjadi ciri utama dari motor bensin adalah proses


pembakaran bahan bakar yang terjadi di dalam ruang silinder pada
volume tetap. Proses pembakaran pada volume tetap ini disebabkan
pada waktu terjadi kompresi, dimana campuran bahan bakar dan
udara mengalami proses kompresi di dalam silinder, dengan adanya
tekanan ini bahan bakar dan udara dalam keadaan siap terbakar dan
busi meloncatkan bunga listrik sehingga terjadi pembakaran dalam
waktu yang singkat sehingga campuran tersebut terbakar habis
seketika dan menimbulkan kenaikan suhu dalam ruang bakar.

Prinsip Kerja Motor Bensin dibedakan menjadi dua, yaitu


motor 2 langkah dan 4 langkah. Motor Bensin 2 Langkah adalah
mesin yang proses pembakarannya dilaksanakan dalam satu kali
putaran poros engkol atau dalam dua kali gerakan piston.

Pada gambar dibawah ini merupakan kerja pada motor 2


langkah, jika piston bergerak naik dari titik mati bawah ke titik mati
atas maka saluran bilas dan saluran buang akan tertutup. Dalam hal
ini bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dikompresikan.
Sementara itu campuran bahan bakar dan udara masuk ruang engkol,
beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas, busi akan
meloncatkan api sehingga terjadi pambakaran bahan bakar.

Gambar 2.2 Skema Gerakan Torak 2


Langkah
Motor bensin 2 langkah adalah mesin yang proses
pembakarannya dilaksanakan dalam satu kali putaran poros engkol
atau dalam dua kali gerakan piston. Prinsip kerja dari motor 2
langkah yaitu sebagai berikut:

a) Langkah hisap :

1) Torak bergerak dari TMA ke TMB.

2) Pada saat saluran bilas masih tertutup oleh torak, didalam bak
mesin terjadi kompresi terhadap campuran bahan bakar dan
udara.

3) Di atas torak, gas sisa hasil pembakaran sebelumnya sudah


mulai terbuang keluar saluran buang.

4) Saat saluran bilas terbuka, campuran bahan bakar dan udara


mengalir melalui saluran bilas menuju kedalam ruang bakar.

b) Langkah kompresi :

1) Torak bergerak dari TMB ke TMA.

2) Rongga bilas dan rongga buang tertutup, terjadi langkah


kompresi dan setelah mencapai tekanan tinggi busi
memercikkan bunga api untuk membakar campuran bahan
bakar dengan udara tersebut.

3) Pada saat yang bersamaan, dibawah (di dalam bak mesin)


bahan bakar yang baru masuk kedalam bak mesin melalui
saluran masuk.

c) Langkah kerja/ekspansi :

1) Torak kembali dari TMA ke TMB akibat tekanan besar yang


terjadi pada waktu pembakaran bahan bakar
2) Saat itu torak turun sambil mengkompresi bahan bakar baru
didalam bak mesin.

d) Langkah buang :

1) Menjelang torak mencapai TMB, saluran buang terbuka dan


gas sisa pembakaran mengalir terbuang keluar.

2) Pada saat yang sama bahan bakar baru masuk ke dalam ruang
bahan bakar melalui rongga bilas.

3) Setelah mencapai TMB kembali, torak mencapai TMB untuk


mengadakan langkah sebagai pengulangan dari yang dijelaskan

diatas.

Motor bakar bensin 4-langkah adalah salah satu jenis mesin


pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi
menggunakan udara bercampur dengan bensin dan untuk
menyelesaikan satu siklusnya diperlukan empat langkah piston dan
dua kali putaran poros engkol, seperti ditunjukkan pada gambar
berikut:

Gambar 2.3 Skema gerak torak 4 langkah


Untuk lebih jelasnya proses-proses yang terjadi pada motor
bakar bensin 4-langkah dapat dijelaskan melalui siklus ideal dari
siklus udara volume konstan seperti ditunjukkan pada gambar diatas.
Keterangan mengenai proses-proses pada siklus udara volume
konstan dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama-tama piston harus diberi kerja awal dengan cara


(menstarter, mengengkol atau mendorong).

a. Proses 0 -1 : Langkah hisap (Intake)

Pada langkah hisap campuran udara-bahan bakar dari


karburator terhisap masuk ke dalam silinder dengan bergeraknya
piston ke bawah, dari TMA menuju TMB. Katup hisap pada
posisi terbuka, sedang katup buang pada posisi tertutup. Di akhir
langkah hisap, katup hisap tertutup secara otomatis. Fluida kerja
dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik konstan. Proses
dianggap berlangsung pada tekanan konstan.

Gambar 2.4 Langkah hisap


b. 1) Proses 1-2 : Langkah kompresi (Compression)

Pada langkah kompresi katup hisap dan katup buang dalam


keadaan tertutup. Selanjutnya piston bergerak ke atas, dari TMB

menuju TMA. Akibatnya campuran udara-bahan bakar


terkompresi. Proses kompresi ini menyebabkan terjadinya
kenaikan temperatur dan tekanan campuran tersebut, karena
volumenya semakin kecil. Campuran udara-bahan bakar
terkompresi ini menjadi campuran yang sangat mudah terbakar.

Proses kompresi ini dianggap berlangsung secara isentropik.

Gambar 2. 5 Langkah kompresi

2) Proses 2-3 : Langkah pembakaran volume konstan

Gambar 2.6 Langkah Pembakaran


Pada saat piston hampir mencapai TMA, loncatan nyala
api listrik diantara kedua elektroda busi diberikan ke campuran
udara-bahan bakar terkompresi sehingga sesaat kemudian
campuran udarabahan bakar ini terbakar. Akibatnya terjadi
kenaikan temperatur dan tekanan yang drastis. Kedua katup pada
posisi tertutup. Proses ini dianggap sebagai proses pemasukan
panas (kalor) pada volume konstan.

c. Proses 3-4 : Langkah kerja/ekspansi (Expansion)

Kedua katup masih pada posisi tertutup. Gas pembakaran


yang terjadi selanjutnya mampu mendorong piston untuk
bergerak kembali dari TMA menuju TMB. Dengan bergeraknya
piston menuju TMB, maka volume gas pembakaran di dalam
silinder semakin bertambah, akibatnya temperatur dan
tekanannya turun.

Proses ekspansi ini dianggap berlangsung secara isentropik.

d. 1) Proses 4-1 : Langkah buang volume konstan (Exhaust)


Saat piston telah mencapai TMB, katup buang telah terbuka
secara otomatis sedangkan katup hisap masih pada posisi
tertutup. Langkah ini dianggap sebagai langkah pelepasan kalor
gas pembakaran yang terjadi pada volume konstan.
Gambar 2.7 Langkah buang

2) Proses 1-0 : Langkah buang tekanan konstan

Selanjutnya piston bergerak kembali dari TMB menuju


TMA. Gas pembakaran didesak keluar melalui katup buang
(saluran buang) dikarenakan bergeraknya piston menuju TMA.
Langkah ini dianggap sebagai langkah pembuangan gas
pembakaran pada tekanan konstan.

Gambar 2.8 Diagram P-v dari siklus ideal motor bakar


bensin 4-langkah
2.2.2 Motor Diesel

Motor diesel memiliki ciri utama yaitu pembakaran bahan


bakar di dalam silinder berlangsung pada tekanan konstan, dimana
gas yang dihisap pada langkah hisap yang merupakan udara murni
tersebut berada di dalam silinder pada waktu piston berada di titik
mati atas. Bahan bakar yang masuk kedalam silinder oleh injector
terbakar bersama dengan udara oleh suhu kompresi yang tinggi.
Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin
kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan
kerja mekanik atau yang mengubah energi termal menjadi energi
mekanik. Energi itu sendiri dapat diperoleh dengan proses
pembakaran, proses fisi bahan bakar nuklir atau proses – proses yang
lain. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini, mesin kalor
dibagi menjadi dua golongan yaitu mesin pembakaran luar dan mesin
pembakaran dalam.

Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di


luar mesin dimana energi termal dari gas hasil pembakaran dipindah
ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Sedangkan
pada mesin pembakaran dalam atau dikenal dengan motor bakar,
proses pembakaran terjadi di dalam motor bakar itu sendiri sehingga
gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja.
Motor diesel disebut juga motor bakar atau mesin pembakaran dalam
karena pengubahan tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik
dilaksanakan di dalam mesin itu sendiri. Di dalam motor diesel
terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder yang di
dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak – balik (translasi). Di
dalam silinder itu terjadi pembakaran antara bahan bakar solar dengan
oksigen yang berasal dari udara. Gas yang dihasilkan oleh proses
pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan
poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi pada
torak menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya
gerak rotasi tersebut mengakibatkan gerak naik dan turun torak.

Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali


gerakan (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara
skematis prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat ditunjukan
pada gambar berikut:

Gambar 2.9 Siklus Motor Diesel 4 langkah

a. Langkah pertama adalah langkah hisap. Pada langkah ini, piston


akan bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah
(TMB). Selanjutnya, katup hisap akan terbuka sebelum mencapai
TMA dan katup buang akan tertutup. Akibatnya, akan terjadi
kevakuman di dalam silinder yang menyebabkan udara murni
masuk ke dalam silinder.

b. Sedangkan pada langkah kedua (langkah kompresi), piston


bergerak sebaliknya, yaitu dari TMB ke TMA. Katup hisap
tertutup sementara katup buang akan terbuka. Udara kemudian
akan dikompresikan sampai pada tekanan dan suhunya menjadi
30kg/cm2 dan suhu 500 derajat celsius. Perbandingan kompresi
pada motor diesel berkisar diantara 14 : 1 sampai 24 : 1 . Akibat
proses kompressi ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa
mencapai sekitar 900 °C . Pada akhir langkah kompresi
injektor/nozel menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara panas
yang bertekanan sampai diatas 2000 bar. Solar dibakar oleh panas
udara yang telah dikompresikan di dalam silinder. Untuk
memenuhi kebutuhan pembakaran tersebut, maka temperatur
udara yang dikompresikan di dalam ruang bakar harus mencapai
500 derajat celsius atau lebih. Perbedaan kompresi ini
menghasilkan efisiensi panas yang lebih besar, sehingga
penggunaan bahan bakar diesel lebih ekonomis dari pada bensin.
Pengeluaran untuk bahan bakar pun bisa lebih hemat.

c. Pada langkah ketiga (langkah usaha), katup hisap tertutup, katup


buang juga tertutup dan injektor menyemprotkan bahan bakar.
Sehingga, terjadi pembakaran yang menyebabkan piston bergerak
dari TMA ke TMB.

d. Dan pada langkah keempat (langkah buang), hampir sama dengan


langkah hisap, yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA. Namun,
katup hisap akan tertutup dan katup buang akan terbuka.
Sedangkan piston akan bergerak mendorong gas sisa pembakaran
keluar.

Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk compression-


ignitionengine atau mesin diesel. Perbedaan antara siklus diesel dan
Otto adalah penambahan panas pada tekanan tetap. Karena alasan ini
siklus Diesel kadang disebut siklus tekanan tetap. Dalam diagram P-v,
siklus diesel dapat digambarkan seperti berikut:
Gambar 2.10Siklus Diesel Diagram P- v .

Proses dari siklus tersebut yaitu:

0-1 = Langkah Hisap pada P = c (isobarik)

1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropik / reversibel


adiabatik)

2-3 = Pembakaran, pada tekanan tetap (isobarik)

3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropik / reversibel adiabatik)

4-1 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik)

1-0 = Langkah Buang pada P = c

Proses pembakaran yang terjadi dalam motor diesel dapat dibagi menjadi
beberapa proses diantaranya :

a. Pembakaran tertunda (A - B).


Tahap ini merupakan persiapan pembakaran.

Bahan bakar disemprotkan oleh injektor berupa kabut ke udara panas


dalam ruang bakar sehingga bercampur menjadi campuran yang mudah
terbakar. Pada tahap ini bahan bakar belum terbakar atau dengan kata lain
pembakaran belum dimulai. Pembakaran akan mulai pada titik B.
Peningkatan tekanan terjadi secara konstan karena piston terus bergerak ke
TMA.

Gambar 2.11 Proses pembakaran motor diesel

b. Rambatan Api (B - C):

Campuran yang mudah terbakar telah terbentuk dan merata di seluruh


bagian dalam silinder. Awal pembakaran mulai terjadi di beberapa bagian
dalam silinder. Pembakaran ini berlangsung sangat cepat sehingga
terjadilah letupan (explosive). Letupan ini berakibat tekanan dalam silinder
meningkat dengan cepat pula. Akhir tahap ini disebut tahap pembakaran
letupan.
c. Pembakaran langsung (C - D).

Injektor terus menyemprotkan bahan bakar dan berakhir pada titik D.


Karena injeksi bahan bakar terus berlangsung maka tekanan dan suhu
tinggi terus berlanjut di dalam silinder. Akibatnya, bahan bakar yang
diinjeksi langsung terbakar oleh api. Pembakaran dikontrol oleh jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan sehingga tahap ini disebut juga tahap
pengontrolan pembakaran.

d. Pembakaran lanjutan (D - E).

Pada titik D, injeksi bahan bakar berhenti, namun bahan bakar masih ada
yang belum terbakar. Pada periode ini sisa bahan bakar diharapkan akan
terbakar seluruhnya. Apabila tahap ini terialu panjang akan menyebabkan
suhu gas buang meningkat dan efisiensi pembakaran berkurang.
e. Detonasi pada motor diesel (Diesel knocking)

Adakalanya dalam setiap proses pembakaran tertunda terjadi lebih


panjang. Hal ini disebabkan terlalu banyaknya bahan bakar yang
diinjeksikan pada tahapan pembakaran tertunda, sehingga terlalu banyak
bahan bakar yang terbakar pada tahapan kedua yang mengakibatkan
tekanan dalam silinder meningkat drastis serta menghasilkan getaran dan
suara. Inilah yang disebut diesel knock.

Untuk mencegah diesel knock/detonasi, harus dihindari terjadinya


peningkatan tekanan secara mendadak dengan cara membuat campuran
yang mudah terbakar pada temperatur rendah atau mengurangi jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan ketika tahapan penundaan penyalaan.
Gambar: 2.12 Proses detonasi (knocking) pada motor diesel
Knocking/detonasi pada mesin diesel dan bensin sebenarnya terjadi
dengan fenomena yang sama, yaitu disebabkan oleh peningkatan tekanan
dalam ruang bakar yang sangat cepat sehingga bahan bakar/campuran
terbakar terlalu cepat. Perbedaan utamanya adalah knocking/detonasi pada
diesel terjadi pada saat awal pembakaran, sedangkan pada mesin bensin
knocking terjadi pada saat menjelang akhir pembakaran.

2.3 Komponen Mesin Dan Fungsinya

Adapun Komponen-Komponen mesin yang terdapat pada motor


bensin dan motor diesel yati sebagai berikut:

1) Blok silinder (Cylinder Block)


fungsi : sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses
pembakaran bahan bakar.

Gambar 2.12Blok silinder


2) Torak (piston)
fungsi : untuk memindahkan tenaga yang diperoleh dari hasil
pembakaran bahan bakar ke poros engkol (crank shaft) melalui batang
torak (connecting road).

Gambar 2.12Torak (piston)

3) Cincin Torak (Ring piston)


fungsi:
- Mencegah kebocoran gas bahan bakar saat langkah kompresi dan
usaha.
- Mencegah masuknya oli pelumas ke ruang bakar.
- Memindahkan panas dari piston ke dindingsilinder.

Gambar 2.13 Cincin Torak (Ring piston)


4) Batang Torak (Connecting Rod)
fungsi: Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran
bahan bakar dan meneruskannya keporos engkol.

Gambar 2.14Batang Torak (Connecting Rod)

5) Poros Engkol (crank shaft)


fungsi: Mengubah gerak naik turun torak menjadi gerak berputar yang
akhirnya menggerakkan roda-roda.

Gambar 2.15 Poros Engkol (crank shaft)


6) Bantalan (Bearing)
fungsi: Mencegah keausan dan mengurangi gesekan pada poros
engkol.

Gambar 2.16Bantalan (Bearing)

7) Roda Penerus (Fly Wheel)

fungsi: Menyimpan tenaga putar ( inertia )yang dihasilkan pada


langkah usaha, agar poros engkol tetap berputar terus pada
langkah lainnya.

Gambar 2.17 Roda Penerus (Fly Wheel)


8) Katup (Valve)
fungsi: Membuka dan menutup saluran masuk
dan saluran buang.
 

Gambar 2.18Katup (Valve)


9) Pegas Katup (Valve Spring)
Fungsi: mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula dan
memberi tekanan pada katup agar dapat menutup dengan rapat.

Gambar 2.19Katup (Valve)


10) Tuas Katup ( Rocker arm )
fungsi: Menekan katup - katup sehingga dapat membuka.

11) Batang pendorong ( push rod )


fungsi: Meneruskan gerakan valve lifter ( pengangkat katup ) ke
rocker arm.

Gambar 2.21 Batang pendorong ( push rod )

12) Pengangkat Katup ( Valve Lifter )


fungsi: Memindahkan gerakan camshaft ( poros nok ) ke rocker arm
melalui push rod.

Gambar 2.22 Pengangkat Katup ( Valve Lifter )


13) Poros Bubungan / Poros Nok ( camshaft )
fungsi: Membuka dan menutup katup sesuai dengan waktu
( Timming ) yang telah ditentukan.

Gambar 2.23 Poros Bubungan / Poros Nok ( camshaft )

14) Karter ( Oil Pan )


fungsi: Menampung oli pelumas.

Gambar 2.24 Karter ( Oil Pan )


15) Pena Torak ( Piston pin )
fungsi: Menghubungkan torak dengan connecting rod melalui lubang
bushing.

Gambar 2.25 Pena Torak ( Piston pin )

16) Bantalan Luncur Aksial ( Thrust Waser )


fungsi: Menahan poros engkol agar tidak bergerak/bergeser maju-
mundur.

Gambar 2.26Bantalan Luncur Aksial


17) Timming Chain : rantai timing / Timing
Belat : sabuk timing fungsi: Menghubungkan gerak putar poros
engkol keporos nok.

Gambar 2.27Timming Chain

18) Kepala Silinder ( Cylinder Head )


fungsi: Tempat kedudukan mekanisme katup, ruang bakar, busi dan
sebagai tutup blok silinder.

Gambar 2.28Kepala Silinder ( Cylinder Head )


19) Dudukan Katup ( Valve Seat )
ungsi: Tempat dudukan katup saat menutup.

Gambar 2.29 Kepala Silinder ( Cylinder Head )

20) Nozzle (injector)


Fungsi:untuk menyemprotkan bahan bakar ke area bakar (mesin
diesel).

Gambar 2.30Nozzle (injector)


2.2 Motor bakar
2.1.1. Bahan bakar
Bahan bakar adalah semua bahan atau mineral yang apabila dibakar akan
meneruskan proses pembakaran dengan sendirinya disertai dengan
pengeluran /pelepasan kalor.
a) Macam-macam bahan bakar:
• Bahan bakar fosil
Batu bara minyak bumi dan gas
• Bahan bakar nuklir
Uranium dan plutonium 
• Bahan bakar lain
Sisa tumbuhan dan minyak nabati
Bahan bakar untuk motor diesel sebagian besar terdiri dari senyawa
hidrokarbon dan senyawa non hidrokarbon.senyawa hidrokarbon yang dapat
ditemukan bahan bakar diesel antara lain parafinik, naftenik,olefin dan
aromatic sedangkan senyawa non hidrokarbon terdiri dari senyawa yang
mengandung unsure non logam yaitu S,N,O dan unsur logam vanadium, nikel
dan besi.
Karakteristik yang perlu diketahui untuk menilai kinerja bahan bakar diesel
antara lain:
a) Viskositas (µ) 
b) Berat jenis (spesifik gravity) (γ) n/m3
c) Angaka setana 
d) Nilai kalori 
e) Titik tuang (pour point)
f) Titik didih 
g) Titik nyala (flash point)
h) Kadar abu
i) Air dan endapan
j) Kadar residu karbon (carbon residu)
k) Kandungan belerang (surfur content)
l) Bau 
m) Warna 
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar2.1.2. Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dengan
bahan/material yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan
menghasilkan kalor. Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana
semua unsure yang terdapat didalam bahan bakar membentuk gas CO2, H2O
dan SO2 sehingga tidak adalagi bahan yang tersisa, sedangkan pembakaran
yang tidak sempurna adalah pembakaran yang menyisahka n CO2, H2O dan
SO2 dan lain-lain. Pembakaran spontan adalah pembakaran dimana bahan
bakar mengalami oksidasi secara perlahan, sehingga kalor yang dihasilkan
tidak dikelompokan akan tetapi dipakai untuk menaikkan suatu bahan secara
perlahan sampai mencapai suhu nyala.
Pada motor diesel kadang terdapat ruang bakar tambahan yang menyebabkan
bahan bakar yang disemprotkan nosel tidak langsung masuk pada ruang bakar
utama, karena itu dikenal dua tipe motor diesel yaitu direct injection
(peninjektian langsung) indirect injection (peninjektian tidak langsung).
Untuk motor tipe direct injection (peninjektian langsung) dapat digol;ongkan
menjadi dua, yaitu:

a. Sistem kamar muka


Kamar tipe ini bervolume tidak lebih dari 50% dari volume sisa, dan
dihubungkan dengan ruang bakar utama 3-4 saluran sempit dengan diameter
3-4 mm
b. Sistem kamar pusar
Kamar tipe ini besar volumenya tidak juga lebih dari 50% volume tetapi jalan
penghubung dengan kamar utamanya lebih besar tipe muka dan menaikkan
performance pada putaran tinggi tidak mudah untuk distart.
Ada tiga klasifikasi kecepatan pembakaran yaitu :
1). Explosive adalh suatu proses pembakaran dimana laju pembakaran terjadi
sangat cepat tapi tidak menampakkan adanya ledakkan “combustion wave”
2). Deflagration yaitu perambatan api pembakaran yang terjadi padsa ruang
bakar dengan kecepatana subsonic. 
3). Detonation yaitu perambatan api yang terjadi pada ruang bakar dengan
kecepatan supersonic.
Ketepatan saat terjadinya pembakaran merupakan factor yang sangat
menentukan baik buruknya performa mesin yang dihasilkan. Ketepatan saat
pembakaran menyebabkan bahan bakar yang terbakar menjadi lebih efektif
dan tenaga yang dikeluarkan sesuai, waktu 100% energy dari bahan bakar
yang terbakar tersebut menjadi tenaga.(
http://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_pembakaran)
2.2. Motor bensin
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin
pembakaran dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran,
dirancang untuk menggunakan bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan
bakar dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi
untuk proses pembakaran.Pada mesin diesel, hanya udara yang
dikompresikan dalam ruang bakar dan dengan sendirinya udara tersebut
terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di akhir langkah
kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat
kombinasi antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam
kondisi tepat maka campuran udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan
sendirinya. 
Pada mesin bensin, pada umumnya udara dan bahan bakar dicampur sebelum
masuk ke ruang bakar, sebagian kecil mesin bensin modern mengaplikasikan
injeksi bahan bakar langsung ke silinder ruang bakar termasuk mesin bensin 2
tak untuk mendapatkan emisi gas buang yang ramah lingkungan.
Pencampuran udara dan bahan bakar dilakukan oleh karburator atau sistem
injeksi, keduanya mengalami perkembangan dari sistem manual sampai
dengan penambahan sensor-sensor elektronik. Sistem Injeksi Bahan bakar di
motor otto terjadi diluar silinder, tujuannya untuk mencampur udara dengan
bahan bakar seproporsional mungkin. Hal ini dsebut EFI
Tiga syarat utama supaya mesin bensin dapat berkerja :
1. Kompresi ruang bakar yang cukup.
2. Komposisi campuran udara dan bahan bakar yang sesuai.
3. Pengapian yang tepat (besar percikan busi dan waktu penyalaan/timing
ignition)
Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga
mekanik melalui pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran
adalah proses kimia dimana Karbondioksida dan zat air bergabung dengan
oksigen dalam udara. Jika pembakaran berlangsung maka diperlukan :
a)Bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam motor b)Bahan bakar
dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran menimbulkan panas dan
menghasilkan tekanan, kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Campuran
masuk kedalam motor mengandung udara dan bahan bakar. Perbandingan
campuran kira kira 12-15 berbanding 1 setara 12-15 kg udara dalam 1 kg
bahan bakar. Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam (Oksigen) 15 % atau
1/5 bagian dengan karbon dioksida dan zat air. Zat lemas (N) tidak
mengambil bagian dalam pembakaran.
Prinsip Dasar Motor Bensin :
1. Langkah Hisap
Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin ke dalam silinder.
Katup hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak
ke bawah, menyebabkan ruang silinder menjadi vakum dan menyebabkan
masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder yang
disebabkan adanya tekanan udara luar.
2. Langkah Kompresi
Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar dikompresikan. Katup
hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah
(TMB) ke titik mati atas (TMA), campuran bensin yang dihisap tadi
dikompresikan. Akibatnya tekanan dan temperaturnya akan naik, saat ini
percikan api dari busi terjadi sebingga akan mudah terbakar. Poros engkol
berputar satu kali ketika torak mencapai TMA.
3. Langkah Usaha
Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenga untuk menngerakkan
kendaraan. Sesaat torak mencapai TMA pada saaat langkah kompresi,busi
atau meberi loncatan api pada campuran yang telah dikompresikan. Dengan
adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi
mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin.
4. Langkah Buang
Dalam langkah ini, gas yang terbakar, akan dibuang dalam siinder. Katup
buang terbuka dan torak bergarak dari TMA ke TMB, mendorong gas bekas
keluar dari silinder. Ketika torak mencapai TMA, kan mulai bergerak lagi
untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah
melakukan 2 putaran penuh dalam satu siklus yang terdiri dari empat langkah
yaitu, 1 langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang
yang merupakan dasar kerja dari pada mesin empat langkah.
(http://dexzrecc.wordpress.com/2008/11/17/prinsip-kerja-motor-bensin/)
2.3. Emisi Gas Buang
Polusi udara oleh gas buang dan bunyi pembakaran motor diesel merupakan
gangguan terhadap lingkungan. Komponen-komponen gas buang yang
membahayakan itu antara lain adalah asap hitam (angus), hidro karbon yang
tidak terbakar (UHC), karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NO), dan
NO2. NO dan NO2 biasa dinyatakan dengan NOx(W Aris munandar
2002:51). Namun jika dibandingkan dengan motor bensin, motor diesel tidak
banyak mengandung CO dan UHC. Disamping itu, NO2 sangat rendah jika
dibandingkan dengan NO. Jadi boleh dikatakan bahwa komponen utama gas
buang motor diesel yang membahayakan adalah NO dan asap hitam.
Selain dari komponen tersebut diatas beberapa hal berikut yang merupakan
bahaya atau gangguan meskipun bersifat sementara. Asap putih yang terdiri
dari atas kabut bahan bakar atau minyak pelumas yang terbentuk pada saat
star dingin, asap biru yang terjadi karena adanya bahan bakar yang tidak
terbakar sempurna terutama pada periode pemanasan mesin atau beban
rendah, serta bau yang kurang sedap merupakan bahaya yang mengganggu
lingkungan.
Asap hitam membahayakan lingkungan karena mengeruhkan udara sehingga
mengganggu pandangan, tetapi juga karena adanya kemungkinan
mengandung karsinogen. Motor diesel yang mengeluarkan asap hitam yang
sekalipun mengandung partikel karbon yang tidak terbakar tetapi bukan
karbon monoksida (CO). Jika angus yang terjadi terlalu banyak, gas buang
yang keluar dari mesin akan berwarna hitam dan mengotori udara.
Menurut nakoela soenarta (1995:39) factor-faktor yang menyebabkan
terbentuknya jelaga atau angus pada gas buang motor diesel adalah :
a) Konsentrasi oksigen sebagai gas pembakar kuran.
b) Bahan bakar yang disemprotkan kedalam ruang bakar terlalu banyak.
c) Suhu didalam ruang bakar terlalu tinggi.
d) Penguapan dan pencampuran bahan bakar dan udara yang ada didalam
silinder tidak dapat berlangsung sempurna.( www.interro.com/techtips.htm)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tenpat Pelaksanaan Praktikum

Waktu : 09.00 WITA s/d selesai

Hari/tanggal : jumat, 26 November 2010 

Tempat pelaksanaan : Laboratorium Automotif Teknik Mesin Unhalu

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Mesin yang dipakai

 Merk/type : 1 cylinder 4 langkah, pendingin udara

 Bore : 89 mm

 Stroke : 63 mm

 Max speed : 3600 rpm

 Max power : 8,2 kw

 perbandingan kompresi : 3,5 : 1

2. Instrumen yang dipakai

 Stopwatch

 Pengukur temperature

 Tekanan bahan bakar

 Ignicion switch

 Emergency stop

 Rpm switch
 Torque switch

3.2.2 Bahan

bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah bahan bakar bensin

sebanyak kurang lebih 5 liter atau lebih (dapat disesuaikan dengan kebutuhan

praktikum)

3.3 Langkah – Langkah Pengujian

Adapun Langkah-langkah percobaan sebagai berikut :

Sebelum mesin dihidupkan harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan

sebagai berikut :

a) Periksa bahan bakar dalam penampungan bahan bakar solar dan pastikan

cukup untuk pengujian.

b) Buka keran bahan bakar untuk mengisi tabung bahan bakar yang tertera

pada panel bahan bakar.

c) Periksa oli pelumas mesin, harus sampai batas yang di izinkan.

Cara star/menghidupkan mesin:

a) Dial putaran throttle mesin ke wide open posision untuk memudahkan

menghidupkan mesin.

b) Dial rpm Nob ke posisi medium.

c) Switch ignition ke posisi on untuk menghidupkan mesin.

d) Apabila mesin mulai bunyi/hidup, maka posisi throttle diatur ke posisi

normal (medium).

e) Biarkan mesin hidup selama kurang lebih 15 menit sebelum dilakukan

pengambilan data.
Pada pengujian prestasi mesin ini digunakan metode throttle penuh :

a. Aturlah throttle pada posisi terbuka penuh (selanjutnya ¾, ½, ¼ penuh).

b. Atur putaran mesin sehingga mencapai putaran 2300 rpm.

c. Beban dinaikkan dengan mengatur pada switch beban sesuai kebutuhan.

d. Aturlah putaran mesin untuk beban yang sama sampai mencapai putaran

2000 rpm dan lakukan pengukuran untuk setiap penurunan putaran 100 rpm.

e. Ulangi poin 3-4 untuk beban yang lain.

f. Ulangi poin 1-5 untuk throttle ¾, ½, dan ¼.

3.4 Rumus – Rumus Yang Digunakan 

1. Daya pengereman (braking power) P dalam KW

P = 2π . M . n . 

Dengan, M = Momen Torsi dalam (Nm)

n = Putaran mesin dalam rpm

2. Konsumsi bahan bakar (mf) dalam kg/s

Mf = . 3,6

Dengan ∆m = jumlah bahan bakar yang digunakan dalam g = 

∆v = volume bahan bakar yang diukur = 4,8 cm (ditetapkan) 

∆t = waktu yang dibutuhkan dalam detik 

3. Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dalam g/KW.J

SFC = 
4. Laju aliran udara yang masuk (VL) dalam m3/min

ml = Vl . u . . . 60

dengan:

VL = pembacaan decontrol pane

Ti = temperature udara masuk dalam ºC

PL = tekanan atmosfer dalam m bar

Po = tekanan referensi dalam m bar

To = temperature referensi dalam Kelvin (K)

ml = laju aliran udara dalam kg/j

5. Efisiensi pembakaran dalam mesin (η) dalan %

η = 

catatan:

K = ºC + 273,15

Hu = Nilai kalor bahan bakar kj/kg

6. Efisiensi volumetric λL dalam %

λL = = 

dimana :

Vhub = 1,4 liter untuk mesin diesel

= 1,9 liter untuk motor bensin

n = rpm
0,5 = factor untuk mesin 4 langkah

Mz = massa actual udara masuk

mth = massa teoritis udara masuk

7. Perbandingan udara bahan bakar (AFR)

AFR = = 

Dimana :

L = udara real yang masuk (ml/m)

Lmin = udara minimal yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan bakar

Lmin = 14,8 untuk bensin

= 14,5 untuk diesel

Anda mungkin juga menyukai