Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri otomotif yang ada di Indonesia khususnya akhir – akhir ini
berkembang dengan pesat, apalagi ditambah dengan masuknya mobil – mobil ke Indonesia
akan menambah ramainya persaingan industri otomotif di Indonesia.
Dengan perkembangan jaman ini diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat sehingga kehidupan masyarakat lebih layak. Transportasi juga merupakan bagian
dari perkembangan yang terjadi. Karena transportasi merupakan sarana pendukung berjalannya
perkembangan. Transportasi yang dibutuhkan pada perkembang jaman ini yaitu yang dapat
bekerja tanpa henti, hemat, kuat, dan ramah lingkungan.
Kendaraan keluarga dan niaga yang menjadi alat transportasi yang paling banyak
digunakan di Indonesia juga mendorong tumbuhnya industri jasa perbengkelan di Indonesia,
apalagi kendaraan yang berbahan bakar solar selain hemat dalam pemakaian bahan bakarnya
juga harga perliternya relatif murah. Oleh sebab itu kendaraan bermesin diesel menjadi pilihan
utama.
Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel
disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan
bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar.
Kriteria yang dibutuhkan sangat sesuai dengan mesin diesel. Karena mesin diesel
memiliki karakter kuat, tahan lama, hemat bahan bakar, ramah lingkungan. Maka untuk
sekarang mesin diesel mengalami perkembangan yang sangat pesat, ini dilakukan untuk
mengikuti perkembangan jaman.
Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan pengetahuan serta ketrampilan bagi para
pembaca khususnya pada motor diesel.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Sejarah Mesin Diesel
1.2.2 Prinsip Kerja Mesin Diesel
1.2.3 Komponen Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel
1.2.4 Sistem Aliran Bahan Bakar Mesin Diesel

1
1.2.5 Cara Kerja Pompa Pengalir Pada Mesin Diesel
1.2.6 Menyetel Pompa Injeksi Pada Tesbench
1.2.7 Saringan Bahan Bakar Pada Mesin Diesel
1.2.8 Mengetes Kemampuan Kerja Pompa Pengalir
1.2.9 Sistem Kerja Motor Diesel 4 Takt dan 2 Takt
1.2.10 Sistem Pembakaran Bahan Bakar Pada Mesin Diesel
1.2.11 Konstruksi Mesin Diesel
1.2.12 Sistem Bahan Bakar
1.2.13 Sistem Pelumasan Mesin Diesel
1.2.14 Detonasi Pada Mesin Diesel
1.2.15 Pemeliharaan Mesin Diesel
1.2.16 Perhitungan Dalam Mesin Diesel
1.2.17 Menghitung Daya Motor

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Sejarah Mesin Diesel
1.3.2 Mengetahui Prinsip Kerja Mesin Diesel
1.3.3 Mengetahui Komponen Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Diesel
1.3.4 Mengetahui Sistem Aliran Bahan Bakar Mesin Diesel
1.3.5 Mengetahui Cara Kerja Pompa Pengalir Pada Mesin Diesel
1.3.6 Mengetahui Cara Menyetel Pompa Injeksi Pada Tesbench
1.3.7 Mengetahui Saringan Bahan Bakar Pada Mesin Diesel
1.3.8 Mengetahui Cara Mengetes Kemampuan Kerja Pompa Pengalir
1.3.9 Mengetahui Sistem Kerja Motor Diesel 4 Takt dan 2 Takt
1.3.10 Mengetahui Sistem Pembakaran Bahan Bakar Pada Mesin Diesel
1.3.11 Mengetahui Konstruksi Mesin Diesel
1.3.12 Mengetahui Sistem Bahan Bakar
1.3.13 Mengetahui Sistem Pelumasan Mesin Diesel
1.3.14 Mengetahui Detonasi Pada Mesin Diesel
1.3.15 Mengetahui Pemeliharaan Mesin Dieel
1.3.16 Mengetahui Perhitungan Dalam Mesin Diesel
1.3.17 Mengetahui Cara Menghitung Daya Motor

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Mesin Diesel


Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu
kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi
untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke
dalam ruang bakar. Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin bensin atau mesin
gas. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten
pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat digunakan
dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan
menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Mesin ini kemudian diperbaiki dan
disempurnakan oleh Charles F.
Kettering.

Gambar 1.1 Generator Diesel Pada Sebuah Tanker Minyak

Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin


pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio kompresi
yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat
memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.
Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini
awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai
digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk, pembangkit
listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel mulai digunakan
untuk mobil. Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus meningkat dan menurut
British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50% dari mobil baru yang terjual
di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di Perancis mencapai 70%.

3
Gambar 1.2 Mesin Diesel yang Dibuat Oleh MAN AG Tahun 1906.

Rudolf Diesel lahir di Paris tahun 1858 sebagai keluarga ekspatriat Jerman. Ia
melanjutkan studi di Politeknik Munchen. Setelah lulus dia bekerja sebagai teknisi
kulkas, namun bakatnya terdapat dalam mendesain mesin. Diesel mendesain banyak
mesin panas, termasuk mesin udara bertenaga solar. tahun 1892 ia menerima paten dari
Jerman, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat untuk karyanya "Method of and Apparatus
for Converting Heat into Work" (Metode dan Alat untuk Mengubah Panas menjadi
Kerja). Tahun 1893 ia menemukan sebuah "mesin pembakaran-lambat" yang pertama-
tama mengkompres udara sehingga menaikkan temperaturnya sampai di atas titik nyala,
lalu secara bertahap memasukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Tahun 1894 dan
1895 ia membuat paten di beberapa negara untuk mesin yang ia temukan, pertama di
Spanyol (No. 16.654), Perancis (No. 243.531) dan Belgia (No. 113.139) bulan Desember
1894, Jerman (No. 86.633) tahun 1895, dan Amerika Serikat (No. 608.845) tahun 1898.
Ia mengoperasikan mesin pertamanya tahun 1897.

4
Gambar 1.3 Mesin Asli yang Dibuat Oleh Diesel Tahun 1897.

Di Augsburg, 10 Agustus 1893, Rudolf Diesel menciptakan mesin pertamanya,


sebuah silinder tunggal 10-foot (3.0 m) berbahan besi dengan roda gila pada dasarnya.
Diesel memerlukan waktu 2 tahun untuk menyempurnakan mesinnya dan pada tahun
1896 ia mendemonstrasikan model lainnya dengan efisiensi teoritis 75%, sangat jauh
bila dibandingkan dengan mesin uap yang hanya 10%. Tahun 1898, Diesel telah menjadi
jutawan. Mesin buatannya telah digunakan untuk menggerakkan transportasi jalur pipa,
pembangkit listrik dan air, mobil, truk, dan kapal, kemudian juga menyebar sampai
pertambangan, ladang minyak, pabrik, dan transportasi antar benua.

Gambar 1.4 Rudolf Diesel.

5
2.2 Prinsip Kerja Motor Diesel

Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor diesel
disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena penyalaan
bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar.
Dilain pihak motorbensin disebut motor penyalaan busi (spark ignition engine) karena
penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh percikan bunga api listrik dari busi. Cara pembakaran
dan pengatomisasian (atomizing) bahan bakar pada motor diesel tidak sama dengan motor
bensin. Pada motor bensin campuran bahan bakar dan udara melelui karburator dimasukkan ke
dalam silinder dan dibakar oleh nyala listrik dari busi.
Pada motor diesel yang diisap oleh torak dan dimasukkan ke dalam ruang bakar hanya
udara, yang selanjutnya udara tersebut dikompresikan sampai mencapai suhu dan tekanan yang
tinggi. Beberapa saat sebelum torak mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar solar
diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
Dengan suhu dan tekanan udara dalam silinder yang cukup tinggi maka partikel-partikel
bahan bakar akan menyala dengan sendirinya sehingga membentuk proses pembakaran. Agar
bahan bakar solar dapat terbakar sendiri, maka diperlukan rasio kompresi 15-22 dan suhu udara
kompresi kira-kira 600ºC.
Meskipun untuk motor diesel tidak diperlukan sistem pengapian seperti halnya pada
motor bensin, namun dalam motor diesel diperlukan sistem injeksi bahan bakar yang berupa
pompa injeksi (injection pump) dan pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain. Bahan
bakar yang disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition).

6
 Perbandingan Prinsip Kerja Motor Diesel dengan Motor Bensin
 Motor Diesel.
Udara yang terhisap ke dalam ruang bakar dikompresi sehingga
mencapai tekanan dan tempertur yang tinggi. Bahan bakar (fuel) diinjeksikan
dan dikabutkan ke dalam ruang bakar. Sehingga terjadi pembakaran sesaat
setelah terjadi pencampuran dengan udara.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel

 Motor Bensin.
Udara dan bahan bakar yang tercampur didalam karburator,
terhisap ke dalam ruang bakar dan dikompresikan hingga mencapai tekanan dan
temperatur tertentu. Pada akhir langkah kompresi, busi memercikan api sehingga
terjadi pembakaran.

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Motor Bensin.

7
2.3 Komponen Sistem Bahan Bakar Mesin Diesel

Keterangan :
1. Tangki bahan bakar
2. pompa pengalir/ priming pump
3. Advans saat pengapian
4. saringan halus
5. pompa injeksi
6. governor
7. nosel/injektor
8. busi pemanas

8
a. Tangki Bahan Bakar

b. pompa pengalir/ priming pump

c. Advans saat pengapian

9
d. saringan halus

e. Pompa Injeksi berfungsi untuk memberikan tekanan pada solar yang akan
disemprotkan nosel/ injektor menuju ruang bakar

10
f. Governor

11
g. Nozel

h. busi pemanas

12
2.4 Sistem Aliran Bahan Bakar Mesin Disel

a. Sistem aliran tanpa pompa pengalir

13
Tangki terletak diatas Pompa injeksi
Keterangan :
 Tangki solar terletak diatas pompa injeksi. Solar masuk ke ruang pompa injeksi karena
pengaruh grafitasi.
 Tekanan solar tergantung tinggi tangki dan besar saluran solar.
 Sistem ini digunakan pada motor Diesel ukuran kecil dengan tangki diatas.
Keuntungan :
• Kontruksi sederhana biaya perawatan lebih murah

b. Sistem aliran solar dengan pompa pengalir

• Pompa injeksi dengan satu lubang saluran


Keterangan :
Kelebihan solar yang mengandung udara keluar melalui katup pengalir pada
saringan menuju ke tangki. Sistem ini pompa injeksi tidak didinginkan. Temperatur
pompa injeksi tidak boleh lebih dari 800C
Karena dapat berakibat :
• Pembentukan gas
• Penyemprotan tidak teratur

14
c. Sistem Aliran dengan Pompa Injeksi dengan Sistem Bilas

Keterangan :
Katup pengalir dipasang pada pompa injeksi dengan tujuan :
• Menghindari pembentukan gas atau gelembung udara
• Sebagai pendingin pompa injeksi
• Sirkulasi solar dapat lebih lancar
• Tekanan solar dapat stabil

d. Sistem Aliran dengan Spuyer pada Saringan Solar

Keterangan :
Pada tutup saringan dipasang sebuah spuyer dengan tujuan :
• Menghindari tekanan uap yang ditimbulkan dari pompa pengalir
• Membuang udara secara otomatis
• Mengalirkan gas atau semprotan uap ketangki
Untuk mengghindari adanya pembentukan gas yang terjadi di dalam pompa injeksi, maka
dipasang katup pengalir.
Pompa selalu mendapat pendinginan karena adanya sirkulasi solar

15
e. Sistem aliran dengan satu saringan

Keterangan :
Sistem ini digunakan pada motor Diesel ukuran kecil dan sedang karena volume
bahan bakar yang disalurkan tidak terlalu banyak. Saringan yang digunakan biasanya
model Filter box. Saringan terbuat dari kertas yang digulung atau dibentuk model bintang
f. Peredam getaran solar

Keterangan :
Peredam getaran solar dipasang pada pompa injeksi jenis P dan pada pompa distributor
CAV.
Alat ini berfungsi untuk :
• Menahan getaran solar yang terjadi didalam ruang pompa injeksi
• Menghindari terjadinya gelembung solar yang dapat menimbulkan gelembung udara.

16
g. Katup pengalir

Keterangan gambar :
1. Rumah
2. Katup
3. Pegas katup
4. Penahan pegas katup
Fungsi dari katup pengalir:
o Membatasi tekanan pengisian solar kedalam ruang pompa injeksi
o Mengatur pengeluaran udara pada sistem aliran solar katup pengalir bekerja atas dasar
tekanan pegas yang melawan tekanan pengisian solar. Tekanan solar didalam ruang
pompa injeksi antara 1 – 1,5 bar.

A. Pompa Penyalur Bahan Bakar (Fuel Feed Pump)


Pompa penyalur bahan bakar (Fuel feed pump) berfungsi untuk menghantarkan
bahan bakar dari tangki ke injection pump. Pompa ini biasanya digunakan pada motor-
motor diesel yang menempatkan tangki bahan bakarnya lebih rendah dari pada kedudukan
injection pump, jadi motor-motor horizontal dengan silinder tunggal seperti motor serba
guna yang tangki bahan bakarnya ditempatkan diatas engine maka pompa penyalur tidak
digunakan, namun demikian pompa penyalur ini merupakan komponen sistem bahan
bakar yang penting pada hampir semua diesel engine, yang berinstalasi jaringan pada
sistem distribusi bahan bakar yang dalam keadaan tertutup apabila terjadi kekosongan
persediaan bahan bakar maka udara akan masuk pada jaringan ini sehingga bahan bakar
tidak mengalir keruang bakar
Pada kondisi yang demikian ini maka pompa penyalur menjadi sangat penting
untuk mendesak udara keluar dari jaringan sistem bahan bakar tersebut, oleh karena itu
pompa penyalur ini disamping bekerja secara mekanik untuk menyalurkan bahan bakar

17
dari tangki juga bekerja secara manual pada bagiannya yang disebut dengan “Priming
pump”. (Lihat gambar dibawah ini).

Gambar Kedudukan Priming Pump pada Pompa Penyalur Sistem Plunger

Gambar. : Priming pump ditempatkan bersama fuel filter dan sedimenter

18
a. Pompa penyalur bahan bakar Diesel dengan Model Plunger
Gerakan-gerakan mekanik dari pompa penyalur (Feed Pump) diperoleh dari poros
eksentrik, yakni bagian dari Cam shaft engine itu sendiri yang berfungsi sebagai penggerak
katup atau poros eksentrik dari bagian cam shaft pada Injection Pump tergantung pada
disain dari motor itu sendiri dimana poros eksentrik ini akan mengerakan batang
penumbuk melalui rol (Tappet Roller) dari batang penumbuk tersebut (Push Rod)
sedangkan untuk membalikan arah gerakan diperoleh dari gaya pegas yang terdapat
dibagian ujung dari piston tersebut sehingga menghasilkan gerakan bolak-balik pada
piston dari pompa tersebut.
Di bagian lain dari ujung pompa ini dilengkapi dengan dua buah saluran yakni inlet
dan outlet yang masing-masing dilengkapi dengan valve yang bekerja oleh tekanan bahan
bakar yang diisap dari tangki bahan bakar tersebut sehingga valve ini disebut sebagai katup
tekan, keadaan posisi Valve yang berbeda mengakibatkan terjadinya pengaliran bahan
bakar sesuai dengan yang dikehendaki.
Priming pump memiliki piston sendiri yang bentuknya menyerupai piston pada
feed pump dan berujung sama dengan feed pump namun pada posisi yang berbeda dimana
gerakkan piston diperoleh dari push rod yang digerakan oleh tangan. Secara lengkap
dibawah ini diperlihatkan komposisi komponen feed Pump berdasarkan specifikasi pabrik
pembuat feed pump tersebut.

19
Gambar Pompa Penyalur (Feed Pump) dengan Spesifikasi Model Bosch

b. Pompa Penyalur Bahan Bakar dengan Model Membran


Pompa penyalur bahan bakar jenis ini umumnya digunakan pada motor
bensinkonstruksi dan bagian-bagian komponennya sama hanya saja untuk pompa penyalur
yang digunakan untuk bahan bakar Diesel dilengkapi dengan priming pump dimana
penyaluran bahan bakar dari tangki ke pompa injeksi pada awal pengisian diperlukan
untuk mengeluarkan udara dari saluran-salurannya (lihat fungsi priming pump). Secara
lengkap akonstruksi dan bagian-bagian komponen pompa penyalur jenis membran ini
dapat dilihat pada gambar berikut.

20
Gambar Pompa Penyalur Bahan Bakar Diesel (Feed Pump) Sistem Membran.
B. Saringan Bahan-Bakar (Fuel Filter) dan Sedimenter
Komponen sistem bahan bakar diesel merupakan komponen yang sangat presisi
sehingga sangat sensitif terhadap kotoran yang mungkin terbawa bersama bahan-bakar.
Oleh karena itu, pembersihan bahan bakar sebelum masuk ke dalam injector dan injection
pump. Karena fuel filter ini memiliki fungsi penting sehingga menjadikannya sebagai
bagian dari sistem bahan bakar diesel yang biasanya terdiri atas hal-hal berikut
1. Fuel filter yang terpasang pada saluran masuk dari tangki ke pompa penyaluir (Feed
Pump) dan
2. Fuel filter yang terpasang pada saluran masuk dari Feed Pump ke Injection Pump,
dimana fuel filter ini memiliki penyaring yang lebih halus sehingga bahan bakar yang
masuk ke injection pump lebih steril dari kotoran-kotoran yang dapat menyumbat saluran-
saluran pada plunger atau system pengabutan pada injector.
3. Sedimenter, sedimenter ini merupakan bagian dari filter bahan bakar yang dapat
mengendapkan uap-uap air yang tercampur dengan bahan bakar sehingga tidak mencemari
bahan bakar yang akan masuk ke dalam system injeksi bahan-bakar tersebut.
Dalam praktiknya fuel filter ini harus dilakukan perawatan secara periodik untuk
menjaga agar sistem bahan bakar ini dapat bertahan lama, dalam beberapa jenis fuel filter
ini dibuat untuk dapat dibersihkan atau diganti elemen pembersihnya, namun pada
beberapa jenis pula dibuat secara permanen dan diganti secara periodik menurut waktu

21
pemakaiannya. Di bawah ini diperlihatkan bagian-bagian dari salah satu jenis fuel filter
yang dapat diganti elemen pembersihnya.

Gambar. : Saringan Bahan Bakar Diesel

Gambar Bagian Fuel Filter

22
2.5 Cara Kerja Pompa Pengalir Pada Mesin Diesel

1.Pompa pengalir kerja tunggal


a). Langkah antara Cara kerja:
Penumbuk rol ditekan kebawah oleh
eksentrik, volume dibawah torak menjadi
kecil, katup tekan membuka
Solar mengalir keruang diatas torak
karena, volume diatas torak menjadi lebih
besar
Pada langkah ini tidak terjadi pengisapan
dan penekanan solar

b). Langkah isap dan tekan


Cara kerja:
Eksentrik tidak menekan penumbuk rol,
torak ditekan keatas oleh pegas, Volume
dibawah torak menjadi besar katup hisap
membuka

Solar dihisap dari tangki lewat saringan


kasa, volume diatas torak menjadi lebih
kecil, katup tekan menutup, solar ditekan
kesaringan halus

23
2. Pompa pengalir kerja ganda
a). Langkah melawan pegas
Cara kerja:
Penumbuk rol ditekan oleh eksentrik
volume dibawah orak menjadi lebih kecil,
solar mengalir keluar melalui KT1 volume
diatas torak menjadi lebih besar
Solar mengalir melalui KI2 kedalam ruang
atas torak

KT = katup tekan
KI = katup hisap

b). Langkah pengembali


Cara kerja:
Torak bergerak keatas karena tekanan
pegas, volume diatas torak menjadi lebih
kecil, solar mengalir keluar melalui KT2
volume dibawah torak menjadi lebih
besar, solar mengalir dari tangki melalui
KI1 keruang dibawah torak

Pompa ini digunakan untuk motor diesel


besar

24
3. Pompa pengalir sistem membran

1. Tuas
2. Pegas
3. Katup masuk / hisap
4. Katup buang / tekan
5. Membran

Langkah hisap Cara kerja:


Tuas ditekan oleh eksentrik, membran
turun ke bawah, volume diatas membran
menjadi besar, katup hisap membuka,
solar masuk
keruang diatas membran

Langkah tekan Cara kerja:


Membran bergerak keatas karena tekanan
pegas, volume diatas membran menjadi
kecil, katup tekan akan membuka, solar
ditekan keluar melalui katup tekan

25
2.6 Menyetel Pompa Injeksi Pada Tesbench

ALAT BAHAN WAKTU


 Tes bench dan  Pompa injeksi sebaris  Instruksi : 2 jam
peralatannya  Latihan : 2 jam
 Kotak alat
 Kereta alat khusus

KESELAMATAN KERJA
 Gunakan tutup telinga pada waktu
mengetes pompa injeksi besar
 Hindarkan lengan baju yang terlalu
longgar
 Hindarkan tumpahan solar ke lantai
 Jangan mengerem flywheel tesbench
dengan tangan pada saat putaran
dihentikan
 Jangan lupa melepas alat pemutar
flywheel

26
LANGKAH KERJA
Nama-nama bagian dari test bench pompa injeksi

1. Dudukan pengukur jumlah penyemprotan 9. Tutup panel listrik


2. Rak ayun dengan pemegang pompa 10. Penunjuk Rpm dan langkah penyemprotan
3. Landasan untuk pompa injeksi 11. Penunjuk temperatur untuk minyak
4. Katup pengatur tekanan minyak tes 12. Penunjuk tekanan untuk minyak tes
5. Katup pengontrol untuk vakum dan 13. Tuas pemindah gigi transmisi
pemanas 14. Flywheel dengan penggerak kopiling
6. Stop kontak untuk lampu 15. Tuas transmisi hidrostatik
7. Tombol ON - OFF 16. Tempat minyak tes
8. Sakelar utama

27
 Pasang pompa injeksi pada test
bench
 Pasang slang bahan bakar dan
tekanan tinggi
Tutup lubang saluran pengembali pada
pompa yang menggunakan saluran balik

 Beri minyak pelumas pada pompa


injeksi  50 cc apabila pompa baru
dibongkar
 Hidupkan test bench dan lakukan
pembuangan udara

Lakukan penyetelan langkah pendahuluan


(prestroke) dengan jalan :
 Buka kran kran-kran pada semua injektor tes
 Naikkan tekanan minyak tes dengan katup pengontrol
no. 4
 Putar poros nok sampai elemen injeksi no. 1 pada
posisi TMB
 Pasang dial indikator dan pemegangnya dan stel dial
indikator pada posisi nol
 Putar poros nok searah putaran pompa sampai aliran
bahan bakar pada injektor tes mulai berhenti
 Baca skala pada dial indikator.
 Data yang tepat lihat buku manual

28
 Apabila hasil pengetesan tidak sesuai dengan
spesifikasi, kendorkan mur kontra dan baut
penyetel pada penumbuk rol kekiri atau ke kanan
 Kencangkan kembali mur kontra
 Lakukan pengetesan sekali lagi

Pemeriksaan/penyetelan sinkronisasi saat penyemprotan masing-masing silinder

 Gunakan silinder no. 1 sebagai basis


 Sesuaikan penunjuk dengan skala
derajat flywheel pada posisi nol

Periksa sinkronisasi dimulainya saat


penyemprotan untuk semua silinder sesuai
dengan penyemprotan.
Contoh urutan penyemprotan :
4 silinder : 1 – 3 – 4 – 2 interval
90o  30’
6 silinder : 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4
interval 60o  30’

Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai, lakukan penyetelan seperti langkah


pendahuluan.

29
Penyetelan volume bahan bakar yang disemprotkan

Pasang saluran pengembali dengan


katup pengalir pada pompa sistem
bilas
 Lepas tutup batang pengatur dan
pasang indikator
 Tarik batang pengatur pada posisi
stop dan stel dial indikator pada skala
nol
Lakukan pengetesan jumlah
penyemprotan bahan bakar
Pada bermacam-macam posisi
batang pengatur dan putaran
pompa

Jumlah penyemprotan, yang dihasilkan harus disesuaikan tabel data.

Contoh tabel data hasil penyemprotan

Volume
Posisi batang pengatur Rpm pompa Langkah Toleransi
penyemprotan

12 mm 1000 200 15 - 16 cc 0,8 cc

12 mm 6000 200 14 - 15 cc 0,8 cc

9 mm 1000 200 10 – 11 cc 0,8 cc

9 mm 6000 200 8 – 9 cc 0,8 cc

6 mm 2000 500 8 – 9 cc 1,5 cc

30
Apabila volume penyemprotan tidak sesuai dengan spesifikasi, lakukan penyetelan
sebagai berikut :

Kendorkan sekrup klem plunyer

Putar plunyer kontrol sleve ke kiri atau


ke kanan
Catatan :
 Plunyer kontrol sleve diputar kekiri,
jumlah penyemprotan bertambah
banyak dan apabila diputar kekanan
jumlah penyemprotan berkurang
Keraskan kembali sekrup klem plunyer
kemudian lakukan pengetesan sekali lagi

Menyetel batas putaran maksimum

 Longgarkan mur kontra penahan


putaran maksimum

Putar sekrup penahan putaran


maksimum kekiri

31
Keterangan
Angka 250 ……. 1400 berarti putaran pompa yang dijinkan untuk putaran idel 250 Rpm dan
putaran maksimum 1400 Rpm

Cara penyetelan
 Putar pompa pada putaran maksimum ( contoh : 1400 rpm )
 Tekan tuas penyetel sampai batang pengatur pada posisi batas maksimum yang di ijinkan (
cotoh : 12 mm, dapat dibaca pada dial indicator )
 Stel sekrup penahan putaran maksimum sampai menahan tuas penyetel
 Kencangkan kembali mur kontra

Penyetelan batas asap hitam


Apabila jumlah penyemprotan pada beban penuh

tidak sesuai dengan tabel data. Dapat

mengakibatkan asap tebal :

 Kendorkan mur kontra


 Putar sekrup penyetel pembatas asap ke kiri
apabila jumlah penyemprotan terlalu banyak dan
ke kanan apabila terlalu sedikit
 Kencangkan kembali mur kontra
 Lakukan penyetelan sekali lagi
 Kontrol kondisi gas buang .

32
2.7 Saringan Bahan Bakar Pada Mesin Diesel

Saringan
Fungsi:
 Membersihkan solar dari kotoran
 Memisahkan air yang terbawa
dalam aliran solar

a). Saringan kasa dalam tangki


Saringan kasa langsung dipasang pada
pipa isap

Saringan ini perlu dibersihkan setiap


tahun bersama-sama mengeluarkan
kotoran dan air yang terdapat didalam
tangki solar

b. Saringan kasa dalam pompa pengalir


Saringan ini menyaring kotoran dan air
yang mempengaruhi fungsi dari pompa
injeksi dan pompa pengalir

Saringan ini dibersihkan pada setiap


servis mobil

33
c). Saringan halus

Saringan ini adalah saringan yang dipasang antara pompa pengalir dan pompa injeksi,
pada pompa injeksi model distributor digunakan saringan yang mempunyai pori – pori
sebesar 0,004 – 0,005 mm. Untuk pompa jenis lain sebesar 0,008 – 0.010 mm. Saringan
halus ini harus diganti apabila kendaraan sudah berjalan 30.000 km, atau sekitar 300 – 00
jam kerja. Interval penggantian tergantung besar filter, kwalitas solar dan jumlah solar yang
disaring.

1. Rumah saringan
2. Saringan halus
3. Tutup saringan
4. Katup pengalir
5. Nipel keluar
6. Nipel masuk
7. Sekrup pembuang udara

34
d). Macam – macam saringan halus

a). Saringan kertas model bintang


Solar kotor masuk dari bagian luar, karena
bentuk sudut saringan model V (model
bintang) sehingga bagian luar lebih besar
dan mampu menampung banyak kotoran.
Untuk stabilitas diberi pembungkus
berlubang-lubang yang ada diluar dan
didalam yang terbuat dari besi plat.

b). Saringan kertas model gulung

Solar yang kotor masuk dari atas, kertas


digulung dan dilem pada akhirnya

35
c. Saringan kain
Saringan ini diisi dengan benang-benang
yang dipres

Kalau ada dua saringan halus, saringan


kain berfungsi sebagai saringan kasar

Pemisah air
Air mempunyai berat jenis yang lebih
besar dari solar

Setelah solar disaring, solar bersih naik


lagi. Air yang lebih berat turun ke lantai
saringan. Bagian bawah dari rumah
saringan terbuat dari bahan gelas

Untuk membuang air, bagian bawah


dilengkapi dengan sekrup pembuang
air

36
e). Sistem dengan dua saringan
a). Sistem seri
Sistem ini digunakan pada motor diesel
ukuran besar
Bahan kedua saringan ini biasanya
berbeda yang satu dari kain sebagai
saringan pertama dan yang lain dari bahan
kertas sebagai saringan kedua

b). Sistem paralel


Pada sistem paralel kedua saringan terbuat
dari bahan yang sama

Keuntungan:
Interval penggantian saringan lebih
panjang karena menggunakan dua
saringan

37
2.8 Mengetes kemampuan kerja pompa pengalir
1. Memeriksa dan mengetes pompa tangan
Tes kemampuan pompa tangan
seperti pada gambar.
Perhatikan : pompa, slang harus
kosong. Lakukan pemompaan pada
pompa tangan dengan penuh 80
langkah per menit.

Perhatikan pada saluran, bahan bakar


harus mengalir dalam  30 langkah

Apabila hasil tidak sesuai, periksa katup masuk dan katup buang.
2. Mengetes kemampuan pompa dengan manometer
Pasang manometer tekanan dan kran pada
saluran tekan pompa pengalir. Hidupkan
Manometer
motor dengan putaran  1.200 rpm, buka
kran !
Perhatikan tekanan pengaliran solar pada
manometer. Tekanan harus pada 1,8 - 2,2 bar
Apabila tekanan tidak sesuai ganti katup
pengalir.
Perhatikan tekanan sekali lagi, pada saat
Kran kran ditutup. Tekanan harus 6 bar matikan
motor.
Apabila tekanan sesuai dengan data, periksa kondisi torak, pegas torak, oli sil dan katup-
katup

38
3. Mengetes kebocoran pompa pengalir
Ditutup Udara Tutup nipel keluar dari pompa pengalir Beri
tekan
tekanan dengan udara tekan 2 bar pada nipel
masuk
Masukkan pompa pengalir ke dalam yang
berisi minyak Diesel./ solar
Perhatikan pada sambungan-sambungan
slang dari kebocoran.

Solar

Apabila udara keluar melalui rumah pompa atau hubungan tuas penekan, maka kesalahan
terjadi pada oli sil ( 0 - ring )

39
2.9 Sistem Kerja Motor Diesel 4 Takt Dan 2 Takt

1. Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah

Prinsip Kerja Motor Diesel 4 Langkah.

a. Langkah hisap (intake stroke).


Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB). Intake valve
terbuka dan exhaust valve tertutup, udara murni masuk ke dalam silinder melalui intake valve,
piston membentuk kevakuman di dalam silinder sperti pada mesin bensin, piston bergerak ke
bawah dari TMA ke TMB. Terjadinya vakum ini menyebabkan intake valve terbuka dan
memungkinkan udara segar masuk ke dalam silinder. Ekhaust valve tertutup selama langkah
hisap.
b. Langkah kompresi (Compression stroke).
Udara yang berada di dalam silinder dimampatkan oleh piston yang bergerak dari Titik
Mati Bawah (TMB) ke Titik Mati Atas (TMA), dimana kedua valve intake dan exhaust
tertutup. Selama langkah ini tekanan naik 30 - 40 kg/cm2 dan temperatur udara naik 400 - 500
derajat celcius. Lebih detailnya adalah piston bergerak dari TMB ke TMA. Pada saat ini kedua
katup tertutup. Udara yang dihisap selama langkah hisap ditekan sampai tekanannya naik.
c. Langkah Kerja (power stroke).
Pada langkah ini, udara yang terdapat di dalam silinder didorong ke ruang bakar
pendahuluan (precombution chamber) yang terdapat pada bagian atas masing-masing ruang
bakar. Pada akhir langkah pembakaran, ignition nozzle 8 terbuka dan menyemprotkan kabut
bahan bakar ke dalam ruang bakar pendahuluan dan campuran udara-bahan bakar selanjutnya
oleh panas yang dibangkitkan oleh tekanan. Panas dan tekanan keduanya naik secara mendadak

40
dan bahan bakar yang tersisa dalam ruang bakar pendahuluan ditekan ke ruang bakar utama di
atas piston, kejadian ini menyebabkan bahan bakar terurai menjadi partikel-partikel kecil dan
bercampur dengan udara pada ruang bakar utama(main combustion) dan terbkar dengan cepat.
Energy pembakaran mengekspansi gas dengan sangat cepat dan piston terdorong ke bawah.
Gaya yang mendorong piston ke bawah diteruskan ke connecting rod dan crankshaft lalu
dirubah menjadi gerak putar untuk memberi tenaga pada mesin.
d. Langkah buang (exhaust stroke).
Exhaust valve terbuka sesaat sebelum piston mencapai titik mati bawah sehingga gas
pembakaran mulai keluar. Piston bergerak dari TMB - TMA mendorong gas buang keluar
seluruhnya. Detailnya adalah pada saat piston menuju ke titik mati bawah. Exhaust valve
terbuka dan gas pembakaran dikeluarkan melalui exhaust valve pada saat piston bergerak ke
atas lagi. Gas akan terbuang habis pada saat piston mencapai TMA, dan setelah itu proses
dimulai lagi dengan langka hisap. Selama mesin melakukan langkah hisap, kompresi, usaha
dan buang crankshaft berputar 2x dan menghasilkan 1 tenaga, siklus ini disebut siklus diesel.

2. Prinsip Kerja Motor Diesel 2 Langkah.

a. Langkah psiton ke atas (Upward stroke).


Piston bergerak ke atas dari TMB menuju TMA, campuran udara dan bahan bakar masih
mengalir ke dalam silinder melalui saluran (scavenging passage). Sebaliknya gas hasil
pembakaran secara terus menerus dikeluarkan sampi lubang exhaust tertutup. Saat lubang
exhaust ditutup oelh gerakan piston yang menuju TMA, campuran udara dan bahan bakar
ditekan, sehingga tekanan dan temperaturnya naik. Pada saat itu, lubang intake terbuka pada
akhir langkah kompresi sehingga udara segar terhisap masuk ke dalam crank case.

41
b. Langkah Piston ke bawah (Downward stroke).
Campuran udara dan bahan bakar yang termampatkan diberi percikan bunga api dari busi
yang menyebakan terjadinya pembakaran sehingga tekanan 10 dan temperatur diruang bakar
naik. Dan piston terdorong kearah titik mati bawah. Pada akhir langkah piston, lubang exhaust
terbuka dan gas hasil pembakaran mulai keluar, yang diikuti oleh pembakaran scavenging
passage, sehingga campuran bahan bakar dan udara yang berada di crank case masuk ke dalam
silinder.Kesimpulannya adalah dua kali langkah piston atau satu kali putaran crank shaft
menghasilkan satu kali tenaga.

2.10 Sistem Pembakaran Bahan Bakar Pada Motor Diesel


Dalam motor Diesel, hanya udara yang dikompresi sehingga tekanan dan temperatur naik
tinggi. Perbandingan kompresi 12:1+22:1. Temperatur udara dapat mencapai 450-550 C dan
tekanannya 30-40 kgf/cm2 Bagan bakar diinjeksikan dengan tekanan tinggi (110-200 kgf/cm2)
dengan menggunakan pompa bahan bakar.
Dalam motor diesel, bahan bakar tidak diinjeksikan sekali, tetapi menyebar pada periode
tertentu sekitar 20-40 derajat poros engkol. Adalah tidak mungkin menginjeksikan droplet
bahan bakar udara yang terbentuk di dalam silinder secara esensisal adalah heterogen.
Dalam kondisi yang demikian, bila udara dalam silinder tidak bergerak, hanya sedikit
bagian bahan bakar yang akan bertemu oksigen dalam jumlah yang cukup. Bahkan pembakaran
bahan bakar akan berjalan pelan atau bahkan terhambat karena karena droplet tersebut
terselubungi produk pembakarannya. Dengan demikian perlu dilakukan pengendalian gerakan
udara dan bahan bakar sehingga suplai yang kontinu udara segar akan terbawa ke tiap droplet
yang terbakar dan menyapu produk pembakaran. Pengaruh gerakan ini disebut air swirl.

42
a. Tahap Pembakaran

Pembakaran pada mesin diesel dibagi menjadi tiga tahap yaitu :


1. Periode persiapan pembakaran (Delay Periode)
Pada tahap ini sebagian bahan bakar telah diinjeksikan tetapi belum terbakar. Persiapan
pembakaran dihitung dari mulai injeksi di mana kurva P terpisah dari pengompresian udara
murni. Persiapan pembakaran adalah fasa persiapan yang pendek.
2. Periode pembakaran cepat (Rapid Combution Periode)
Pada tahap kedua ini tekanan dengan cepat karena selama periode persiapan pembakaran
droplet bahan bakar telah mempunyai waktu untuk menyebar dan mendapatkan udara di
sekitarnya. Tahap ini dihitung dari titik akhir tahap persiapan sampai titik tekanan maksimum
dalam diagram indikator. Sekitar sepertiga panas dibebaskan selama periode ini.
3. Pembakaran terkendali (Combution periode)
Pada akhir tahap kedua tekanan dan temperatur sudah sangat sangat tinggi sehingga droplet
bahan bakar yang diinjeksikan langsung terbakar ketika memasuki ruang bakar dan kenaikan
tekanan selanjutnya dapat dikendalikan dengan cara mekanis murni, yaitu dengan laju
penginjeksian. Periode ini 12 diasumsikan berakhir pada temperatur maksimum. Panas yang
dibebaskan sampai akhir periode ini sekitar 70 sampai 80 persen dari panas total bahan bakar
yang disuplay selama siklus.
4. Periode setelah pembakaran
Secara teoritis diharapkan pembakaran berakhir di akhir tahap ketiga. Namun karena
miskinnya distribusi partikel bahan bakar, pembakaran berlanjut selama sisa langkah ekspansi.
Lama tahap keempat ini sekitar 70 sampai 80 derajat poros engkol dari TMA dan panas yang
dibebaskan sampai akhir semua proses pembakaran adalah 95 sampai 97 persen dan 3 sampai
5 persen dari panas terbuang menjadi bahan bakar yang tak terbakar bersama gas buang.

43
a. Pembakaran Langsung Dan Tidak Langsung.
Bentuk ruang bakar pada motor diesel sangat menetukan terhadap kemampuan mesin,
sebab itu ruang bakar direncanakan sedemikian rupa agar secepatnya campuran dara dan bahan
bakar menjadi homogen dan mudah terbakar sekaligus.
Berikut ini diterangkan tipe ruang bakar yang digunakan pada mesin diesel.

1. Tipe ruang bakar langsung (Direct combustion chamber)


Seperti yang ditunjukkan pada gambar, ruang bakar ditempatkan diantara silinder head dan
bahan bakar langsung diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Pada sistem ini, untuk mendapatkan
campuran yang baik, bentuk nozzle dan arah injeksi merupakan faktor yang sangat
menentukan.

44
Tipe Ruang Bakar Langsung.
Keuntungan:
a) Efisiensi panas lebih tinggi dan pemakaian bahan bakar lebih hemat karena bentuk ruang
bakar yang sederhana.
b) Start dapat dilakukan dengan mudah pada waktu mesin dingin tanpa menggunakan alat
pemanas.
c) Cocok untuk mesin - mesin besar (high power) karena konstruksi dari kepala silinder
sederhana dan kerugian kecil.
d) Temperatur gas buang relatif lebih rendah.

Kerugian:
a) Sangat peka terhadap mutu bahan bakar dan membutuhkan mutu bahan bakar yang baik.
b) Membutuhkan tekanan injeksi yang lebih tinggi.
c) Sering terjadi gangguan pada nozzle dan umur nozzle lebih pendek karena menggunakan
multiple hole nozzle (nozzle lubang banyak). Dibandingkan dengan jenis ruang bakar
tambahan, turbulensi lebih lemah, jadi sukar untuk kecepatan tinggi.

2. Tipe Ruang Bakar Tambahan (Auxiliary Combustion Chamber).


 Ruang Bakar Muka ( Pre Combustion Chamber )
Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah, bahan bakar
disemprotkan ke dalam ruang bakar muka oleh injection nozzle. Sebagian bahan
bakar yang tidak terbakar dalam ruang bakar muka didorong melalui saluran
kecil antara ruang bakar muka dan ruang bakar utama. Maka terjadilah
percampuran yang baik dan terbakar seluruhnya di ruang bakar utama.

45
Ruang Bakar Muka ( Pre Combustion Chamber )

Keuntungan:
a) Jenis bahan bakar yang dapar digunakan lebih luas, dikarenakan turbulensi
sangat baik untuk mengabutkan bahan bakar.
b) Perawatan pada pompa injeksi lebih gampang karena tekanan penyemprotan lebih rendah
dan tidak terlalu peka terhadap perubahan saat injeksi.
c) Detonasi berkurang dan bekerjanya mesin lebih baik sebab menggunakan
throttle nozzle.
Kerugian :
a) Biaya pembuatan lebih mahal sebab perencanaan silinder head lebih rumit.
b) Membutuhkan motor starter yang besar. Kemampuan start lebih buruk,
karena itu harus menggunakan alat pemanas.
c) Pemakaian bahan bakar boros.
 Ruang Bakar Pusar ( Swirl Chamber )

Ruang Bakar Pusar ( Swirl Chamber )

Seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah, ruang bakar model pusar (swirl
chamber) berbentuk bundar. Piston memempatkan udara, sehingga udara tersebut masuk ke
dalam ruang bakar pusar dan membuat aliran turbulensi. Bahan bakar diinjeksikan ke dalam

46
udara turbulensi dan terbakar didalam ruang bakar pusar. Tetapi sebagian bahan bakar yang
belum terbakar masuk ke dalam ruang bakar utama melaluii saluran untuk selanjutnya terbakar
seluruhnya bakar utama.
Keuntungan:
a) Dapat menghasilkan putaran tinggi karena turbulensinya yang sangat baik
pada saat kompresi.
b) Gangguan pada nozzle berkurang karena menggunakan nozzle tipe pin.
c) Putaran mesin lebih tingggi dan operasinya lambat, menyebabkan jenis ini
cocok untuk automobil.
Kerugian:
a) Konstruksi silinder head rumit.
b) Efisiensi panas dan pemakaian bahan bakar lebih boros dibandingkan
dengan tipe ruang bakar langsung dan detonasi lebih besar pada kecepatan
rendah

2.11Konstruksi Mesin Diesel


Berbicara tentang komponen mesin diesel (bagian-bagian mesin diesel) merupakan
Suatu pemahaman dari operasi atau kegunaan berbagai bagian bergunauntuk pemahamam
sepenuhnya dari seluruh mesin diesel. Setiap bagian atau unit mempunyai fungsi khusus
masing-masing yang harus dilakukan dan bekerja sama dengan bagian yang lain membentuk
mesin diesel.

Konstruksi Mesin Diesel.

47
Orang yang ingin mengoperasikan, memperbaiki atau menservis mesin disel, harus
mampu mengenal bagian yang berbeda dengan pandangan dan mengetahui apa fungsi kusus
masing-masing. Pengetahuan tentang bagian-bagian mesin diesel akan diperoleh sedikit demi
sedikit, pertama kali dengan membaca secara penuh perhatian yang berikut, dan kemudian
dengan melihat daftar istilah pada akhir buku ini setiap istilah yang belum dapat anda mengerti.
Berikut ini adalah komponen-komponen mesin diesel
1. Cylinder Head
a) Camshaft
Untuk memutar (mendorong rocker arm)
b) Rocker arm
Menggerakkan katup
c) Katup
Untuk menghisap dan membuang udara
d) Busi pijar
Sebagai busi pemanas
e) Injector
Untuk menyemprotkan bahan bakar
2. Cylinder Block
a) Piston
Mengubah gerakan putar crankshaft menjadi gerakkan naik turun
b) Intake dan exhaust manifold
Sebagi lubang pemsukan dan pembuangan udara
c) Connecting rods
Untuk menghubungkan piston dengan crankshaft
d) Timing gear atau timing belt
Untuk mnggerakkan injector pump dan camshaft
e) Crankshaft
Memutar flywheel atau meneruskan tenaga dari piston

48
2.12 Sistem Bahan Bakar

Pada sistem bahan bakar diesel feed pump menghisap bahan bakar dari tangki
bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang terdapat pada
bahan bakar terpisahkan oleh fuel sedimenter sebelum dialirkan ke injection pump bahan
bakar.
Injection pump assembly terdiri dari injection pump, governuor, timer dan feed
pump. Ada dua tipe injection pump: tipe mesin, injection pump menekan bahan bkar dan
mengalirkannya melalui delivery line ke injection nozzle, selanjutnya diinjeksikan ke
dalam silinder menurut urutan pengapian.

Gambar 4.1 Aliran Bahan Bakar Pompa Injeksi Tipe In-Line.

Gambar 4.2 Aliran Bahan Bakar Pompa Injeksi Tipe Distribuor.

49
A. Filter Bahan Bakar dan Water Sedimenter
 Untuk injection pump tipe distributor
Filter bahan bakar untuk injection pump tipe distributor kebanyakan
digabung dengan priming pump dan water sedimenter.

Gambar 4.3 Injection Pump Tipe Distributor.

 Untuk injection pump tipe in-line


Elemen filternya menggunakan kertas. Pada atas body filter terdapat
sumbat ventilasi udara. Priming pump pada tipe in-line merupakan satu unit
bersama feed pump yang dipasangkan pada body injection pump.

Gambar 4.4 Saringan Bahan Bakar.

50
Gambar 4.5 Saringan Bahan Bakar Sedimenter
B. Feed Pump
Feed pump adalah single-acting pump yang dipasang pada bagian sisi injection
pump dan digerakkan oleh camshaft injection pump. Manual pump juga dipasang di sini
untuk mengeluarkan udara dari saluran bahan bakar bila diperlukan sebelum dihidupkan.

Gambar 4.6 Konstruksi Feed Pump.

Cara kerja feed pump adalah digerakkan oleh camshaft injection pump yang
menyebabkan piston bergerak bolak-balik sehingga menghisap dan mengeluarkan bahan
bakar dengan tekanan. Lebih detailnya adalah sebagi berikut:

Gambar 4.7 Feed Pump Saat Bekerja.

51
Keterangan :
1) Camshaft
2) Tappet roller
3) Push rod
4) Piston
5) Inlet valve
6) Piston spring
7) Pressure chamber
8) Outlet valve
9) Presssure chamber.

C. Pompa Injeksi
a. Injection pump tipe distributor
Bahan bakar diesel dibersihkan oleh water sedimenter dan filter bahan
bakar dan ditekan ke rumah injection pump oleh vane type feed pump yang
mempunyai empat buah vane. Bahan bakar melumasi komponen pompa pada saat
mengalir ke pump plenger. Sebagian bahan bakar kembali ke tangki melalui
overflow screw sambil mendinginkan bagian-bagian pompa yang dilewatinya.
Pompa plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena
bergeraknya drive shaft, cam plate, tappet roller, plunger spring, dan
bagianbagian lain.
Gerakan bolak-balik plunger menaikan tekanan bahan bakar dan menekan
bahan bakar melalui delivery valve ke injection nozzle. Mechanical governor
mengatur banyaknya bahan bkar yang disemprotkan dari nozzle dengan
menggerakkan spill ring sehingga merubah saat langkah efektif plunger.
Fuel injection timing diatur oleh pressure timer. Timer itu sendiri diatur
oleh tekanan pengiriman dari feed pump. Posisi tapped roller diubah-ubah oleh
timer untuk mengatur injection timing. Mesin mati bila injection bahan bakar
berakhir.

52
Gambar 4.8 Injection Pump Tipe Distributor.

b. Injection pump tipe in-line


Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan menekan
bahan bakar yang telah disaring oleh filter ke injection pump. Pompa injeksi tipe
in-line mempunyai cam dan plunger yang jumlajnya sama dengan jumlah silinder
pada mesin. Cam cam menggerakkan plunger sesuai dengan firing order mesin,
gerak lurus bolak-balik dari plunger. Ini menekankan bahan bakar
mengalirkannya ke injeksi nozzle melalui delivery valve.
Plunger dilumasi oleh bahan bakar disel dan camshaft oleh pelumas
mesin. Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh
injeksi nozzle dengan menggeser control rack.

Gambar 4.9 Injection Pump Tipe In-Line

53
D. Injection Nozzle

Gambar 4.10 Injection Nozle.

Cara Kerja :
a. Sebelum penginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui
saluran oli pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.

Gambar 4.11 Nozle Sebelum Penginjeksian.

b. Penginjeksian bahan bakar


Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, maka permukaan ujung
needle akan tertekan. Jika tekanan ini melebihi kekuatan pegas, maka nozzle

54
needle akan terdorong ke atas oleh tekanan baha bakar dan nozzle needle terlepas
dari nozzle body seat. Kejadian ini menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan
bakar ke ruagn bakar.

Gambar 4.12 Nozle Saat Penginjeksian Bahan Bakar.

c. Akhir penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan
bakar turun, dan tekanan pegas mengembalikan nozzle needle ke posisi semula.
Sebagaian bahan bakar tersisa di anatara nozzle needle dan nozzle body, antara
pressure pin dan nozzle holder dan lain-lain, melumasi semua komponen dan
kembali ke over flow pipe.

Gambar 4.13 Nozle Saat Akhir Penginjeksian.

E. Sistem Pemanasan
Pada mesin disel tipe ruang bakar tambahan terdapat busi pijar. Aliran listrik
dialirkan ke busi pijar sebelum dan selama mesin diputar untuk memanaskan ruang

55
bakar, dengan demikian dapat diatur temperatur udara yang dikompresikan pada
tingkat yang cukup tinggi. sebagian besar sistem injeksi langsung tidak mempunyai
busi pijar karena memiliki luas permukaan yang kecil dan sedikit sekali panas yang
hilang.

Gambar 4.14 Intake Heater.

Gambar 4.15 Busi Pijar.

F. Pengapliasian Motor Diesel


Mesin diesel menggunakan prinsip kerja Hukum Charles. Yaitu ketika udara
dikompresi maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke dalam ruang bakar
mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi antara
15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan tekanan 40-bar (4.0 MPa; 580 psi).
Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara sampai 550 °C (1,022 °F).
Beberapa saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar diesel

56
disuntikkan ke ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor
supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi.
Injektor memastikan bahwa bahan bakar terpecah menjadi butiran-butiran
kecil dan tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian menyala akibat udara yang
terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar ini
menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara detonasi yang muncul
pada mesin diesel adalah ketika uap mencapai suhu nyala dan menyebabkan naiknya
tekanan diatas piston secara mendadak. Oleh karena itu, penyemprotan bahan bakar
ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di
atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan
bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar
utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).
Pada dasarnya dalam prinsip kerja motor diesel terjadi perubahan energy,
perubahan energy tersebut adalah merubah energy kimia menjadi energy mekanis.
Energy kimia didapatkan melalui proses kimia (pembakaran) dari bahan bakar dan
udara di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran pada mesin diesel terjadi karena
kenaikan tempertaur campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga
mencapai temperature nyala.
Contoh pengapliasian motor diesel:
a) Sebuah motor diesel yang dikembangkan dibawah 10 hp
b) Motor diesel 6 silinder 504 in3 untuk traktor.
c) Traktor-traktor yang sedang digunakan untuk pembangunan
d) Motor diesel 2 tak bentuk V dengan diameter silinder 9 1/16 in dan
langkah 10 in, untuk kereta api, kapal, dan pembangkit tenaga listrik.
e) Belahan motor Diesel 2 tak opposed piston 12 silinder, turbochaeger,
untuk industri, kapal, dan pembangkit.
f) Motor Diesel 12 silinder jenis bintang, bahan bakar double, 2125 hp.

57
2.13 Sistem Pelumasan Mesin Diesel

Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang begerak
secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua
benda padat tadi yang :

a. Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat memisahkan kedua
benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
b. Tetap membasahi permukaan kedua benda.
c. Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
d. Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.

Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.Suatu
benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai permukaan
yang licin secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat
dengan mikroskop akan terlihat bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-
tonjolan dan lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut
bersinggunan satu dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan lekukan pada
kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila kedua permukaan tadi bergerak satu
dengan yang lain maka terjadi suatu tahanan yang besar karena tonjolan dan lekukan yang
saling mengait harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan
menimbulkan panas, dan tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan yang tadi di
sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau
diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan
akan berjalan terus
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan
masih tetap ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil
dibandingkan gesekan kering.
A. Fungsi Pelumasan
1. Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.
2. Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan
3. Sebagai media pendingin
4. menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang bergesekan
5. Sebagai zat perapat kebocoran

58
6. menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder
7. Sebagai zat pembersih.
8. menghilangkan karbon didalam sylinder dan debu dan menyaringnya.
9. Sebagai peredam suara dari getaran

B. Sifat-sifat Minyak Pelumas


Umum
Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak pelumas
yang dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. Beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan minyak pelumas adalah :
1) Tekanan bantalan
2) Kecepatan pergesekan
3) Bahan yang bergesekan
4) Ruang antara bahan yang bergesekan
5) Aksesabilitas
6) Suhu dan tekanan kerja

 Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang
menyebabkan fluida tersebut melawan untuk mengalir.
 Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak
terhadap suhu dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai
viskositas yang sama pada suhu tertentu.
 Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak
dapat mengalir.
 Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan
didalam alat percobaan, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu
nyala api kecil didekatkan pada uap tadi.Titik nyala minyak pelumas yang digunakan

59
pada motor berkisar antara 175º C sampai 260º C tergantung pada penggunaan motor
dan jenis minyak pelumasnya.

 Carbon Residu

Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.

 Acidity atau Neutralization Number


Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari
potassium hydroxide, yang diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
 Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan
menunjukan kualitas suatu minyak.

C. Bagian-bagian yang dilumasi


Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-
bagian yang saling bergesekan misalnya :
• Antara torak dan tabung silinder
• Antara poros dengan bantalan poros
• Antara roda-roda gigi dan sebagainya.

D. Perawatan Sistem Pelumasan


 Bak minyak pelumas.
Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak minyak
tersebut. Dan saringan hisap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak
ringan atau minyak cuci.
 Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau
minyak cuci, sementara itu periksalah kertas saringan, apabila terlihat adanya kotoran,
serbuk logam berwarna putih atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan
adanya keausan pada bantalan-bantalannya, segera lakukan perbaikan

60
 Tekanan minyak pelumas
Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang disyaratkan
oleh pabrik pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah pemerikasaan :

a. Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?

b. Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak
pelumasnya?

c. Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?

d. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk
kedalam saluran minyak pelumas ?

e. Apakah ada bantalan yang rusak ?

f. Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ? biasanya
kotoran didalam saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem
pelumasannya.

E. Macam-Macam Sistem Pelumasan

 Sistem pelumasan sump kering

Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai


penampung minyak pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor.
Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa,
melalui sebuah filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar
dari pada motor tersebut. Pompa ini mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat
mengosongkan sama sekali sumpnya

Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik
yang menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan
pendinginan dari pada minyak pelumasnya.

61
Sistem pelumasan sump kering

Keterangan :

1. Tangki penampungan
2. FilterPompa minyak pelumas
3. Pendingin minyak
4. Tangki ekspansi (penampung
5. Filter
6. Bagian mesin yang dilumasi
7. Pengatur tekanan minyak pelumas
 Sistem pelumasan sump basah
Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang
memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas. Dalam sistem ini,
dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan
tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya,
minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke
tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam
sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum diguunakan ialah:

a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa

b. Sistem percikan dan tekanan

c. Sistem tekanan

62
Gambar 3 sistem pelumasan sump basah

Keterangan :

1. Tangki penampungan
2. Saringan hisap (strainer)
3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)
4. Saringan (filter)
5.Pendingin minyak pelumas
6. Bagian mesin yang dilumasi.
7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas

2.14 Detonasi Pada Mesin Diesel

Jika ignition delay (waktu pembakaran tertunda) terlalu panjang atau jika jumlah
penguapan pada saat ini terlalu banyak, maka jumlah campuran yang dapat terbakar padasaat
perambatan api terlalu banyak, sehingga menyebabkan kenaikan tekanan di dalam silinder
sangat tinggi, hal ini akan mengakibatkan timbulnya bunyi dan getaran. Peristiwa diatas sering
disebut dengan Diesel knock (detonasi).

Untuk kmencegah terjadinya diesel knock, perlu dicegah kenaikan tekanan yarlg
tiba-tiba, yaitu dengan membuat campuran yangmudah terbakar pada temperatur yang
rendah, memperpendekwaktu pembakaran tertunda, atau mengurangi jumlah bahan bakar
yang disemprotkan selama waktu pembakaran tertunda. Untuk mengurangi detonasi

63
padamotor diesel diusahakanagar ca]npulan dapat terbalar dengan sendirinya. Tetapi
padamotorbensin campuan yang dapal terbakar dengan sendirinyaharus dicegah.
Berikut ini cara-cara untuk mengatasi detonasi.
1. Menggunakan bahan bakar dengan angka octan yang tinggi.
2. Menaikkan temperatur udara dan tekanan pada saat awal injeksi.
3. Mengurangi jumlah injeksi pada saat awal injeksi.
4. Menaikkan temperatur pada ruang bakar (khusus pada daerah injeksi)
Untuk mengurangi detonasi pada motor diesel diusahakan agar campuran dapat terbakar
dengan sendirinya. Tetapi pada motor bensin campuran yang dapat terbakar dengan
sendirinya harus dicegah.

ITEM MOTOR DIESEL MOTOR BENSIN

Perbandingan kompresi Ditinggikan Direndahkan

Putaran mesin Ditinggikan Direndahkan

Temperatur udara masuk Ditinggikan Direndahkan

Tekanan udara masuk Ditinggikan Direndahkan

Titik nyala bahan bakar Rendah Tinggi

Waktu pembakaran tertunda Diperpendek Diperpanjang

64
2.15 Pemeliharaan Mesin Diesel
Dalam memelihara mesin diesel kita memerlukan beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan. Prinsip tersebut adalah pengecekan (checking), kebersihan (cleaning), setel
ulang (adjusting), pengikatan ulang (retightening), penggantian atau penambahan oli,
penambahan air pendingin, kalibrasi alat ukur dan sensor dan yang tidak kalah penting adalah
pengoperasian yang baik.

Mesin diesel memerlukan pengecekan dalam operasionalnya. Pengecekan bisa


dilakukan secara visual atau, pengukuran melalui pressure gauge, thermometer, speedometer ,
pengecekan melaui pendengaran dan lain-lain. Pengecekan yang dapat dilakukan secara visual
meliputi pengecekan kebocoran baik air, oli maupun bahan bakar. Tetapi Lepasnya atau
kendornya baut bagian luar mesin diesel juga dapat dilakukan secara visual. Pressure gauge
digunakan untuk mengetahui tekanan yang ada dari suatu saluran fluida baik air, oli, maupun
bahan bakar. Untuk mengetahui apakah terjadi aliran fluida yang baik atau tidak. Thermometer
digunakan untuk memonitor temperatur. Untuk mencegah terjadinya overheating pada mesin
diesel. Speedometer digunakan untuk mengukur kecepatan dari putaran mesin diesel.
Sedangkan melalui pengdengaran kita dapat mengetahui gesekan atau getaran yang berlebih
pada suatu komponen tertentu atau juga mengetahui letak kebocoran gas pada mesin diesel.

a. Kebersihan (cleaning)

Kebersihan merupakan faktor penting dalam pemeliharaan mesin diesel. Karena


dengan kebersihan akan mempengaruhi lifetime dari komponen-komponen mesin diesel,
terutama pada komponen-komponen mesin diesel yang bergesekan seperti bearing, shaft, stem
valve, bushing, piston dan silinder liner. Dan kebersihan bisa dikatakan sebagai prinsip utama
dari pemeliharaan rutin. Semua filter oli maupun bbm (bahan bakar minyak) juga harus
dibersihkan secara rutin untuk menjamin suplai oli maupun bbm mempunyai kualitas yang
baik.

b. Setel ulang (adjusting)

Ada beberapa komponen dari mesin diesel harus disetel ulang karena terjadi sedikit
keausan atau terjadi sedikit kendor akibat getaran. Komponen tersebut antara lain clearance
antara intake or exhaust valve dengan pelatuk pada rocker arm, posisi rek bbm pada masing-
masing injection pump, dan setel tekanan pada injektor.

65
c. Pengikatan ulang (retightening)

Hal ini dilakukan setelah melaksanakan pengecekan atau setelah pembongkaran. Setiap
baut mempunyai standar dalam pengikatannya tergantung dari besar baut, material baut dan
juga kegunaannya. Biasanya produsen mesin diesel memberikan standar dalam pengikatan.
Standar pengikatan dapat berupa satuan kgf, kg.meter, Nm dengan menggunakan kunci
momen, dapat berupa besaran derajat, atau juga dengan satuan tekanan : bar, psi dengan
menggunakan hydraulic pump.

d. Penggantian atau penambahan oli

Masing-masing oli mempunyai karakteristik yang berbeda tergantung kegunaanya.


Fungsi utama dari oli adalah pelumasan untuk komponen-komponen yang saling bergesekan.
Karena masing-masing oli mempunyai lifetime maka diperlukan penggantian atau
penambahan oli secara berkala.

e. Penambahan air pendingin

Air yang digunakan untuk pendinginan umumnya adalah air demin. Biasanya
diperlukan sedikit penambahan air karena sistem pendinginan mesin diesel dilakukan secara
close loop, sehingga hanya sedikit air yang hilang. Kerugian atau kehilangan sedikit air tersebut
biasanya terjadi karena sedikit kebocoran pada pompa, atau sebagian menguap karena
panasnya mesin.

f. Kalibrasi alat ukur dan sensor

Mesin diesel biasanya dilengkapi dengan alat ukur dan sensor. Sensor yang ada dapat
berupa sensor alarm maupun sensor pengetrip. Sehingga demi keamanan mesin dan pengguna
diperlukan kalibrasi secara berkala tergantung dari jenis alat ukur dan sensornya.

66
2.16 Perhitungan Dalam Mesin Diesel
A. Data – Data Utama Pada Motor
 Volume Silinder (Volume Langkah).
Volume silinder adalah volume sepanjang langkah torak dari TMB
menuju TMA. Pada umumnya volume silinder dari suatu motor dinyatakan
dalam cm3 (cc) atau liter (l).

Gambar 1 Volume Silinder (Volume Langkah).

Rumus :

Dimana :
D = diameter silinder
S = langkah torak
Vs = volume silinder

Contoh Soal:
Diketahui : Vol motor = 1800 cm3
Jumlah silinder (I) = 4
Diameter silinder = 82 mm = 8,2 cm
Ditanyaa : Langkah torak = ...... ?

Dijawab :

 Kapasitas dan Performa Mesin


Kapasitas suatu mesin ditentukan oleh Perpindahan Piston (Piston
Displacement) atau volume pelepasan saat piston bergerak dari paling bawah
sampai ke paling atas. Total perpindahan piston dinyatakan dalam centimeter
kubik (cm3) adalah dengan mengalikan volume dan jumlah silinder.

67
Gambar 2 Menganalisa Cara Menghitung Kapasitas dan Performa Mesin (1).

Gambar 3 Menganalisa Cara Menghitung Kapasitas dan Performa Mesin (2).

Contoh sebuah mobil Nissan dengan


Kapasitas Mesin : 3,14 x (802)2 mm x 88 mm x 4 cylinder
: 1.768.448 mm3
: 1.769 cm3 ( 1.769 cc = 1.800 cc)

Kapasitas Mesin (Displacement) = Isi Cylinder x Banyak Cylinder

68
B. Perbandingan Kompresi

Besarnya perbandingan kompresi secara umum


Motor diesel = 14 : 1 s/d 25 : 1

C. Momen Putar

Gambar 8.4 Pandangan Rumus Torsi / Momen Putar.

69
Pengertian istilah :
Momen putar ( momen puntir ) suatu motor adalah kekuatan putar poros engkol yang
akhirnya menggerakkan kendaraan. Rumus momen putar yang bisa dipakai adalah : T
= N x m [ Nm ] Keterangan :
N = Gaya keliling, diukur dalam satuan Newton ( N ). m = Jari-jari ( jarak antara
sumbu poros engkol sampai tempat mengukur gaya keliling diukur dalam
satuan meter ( m ).
T = Momen putar, adalah perkalian antara Gaya keliling dan jari-jari.

D. Efisiensi

Gambar 8.5 Skema Efisiensi Pada Motor Diesel.

Efisiensi adalah angka perbandingan dari daya mekanis yang dihasikan oleh
motor dengan daya kalor bahan bakar yang telah digunakan. Besar efisiensi secara
umum.
Motor Diesel ( ) = 35% ÷ 55%

70
E. Daya

Gambar 8.5 Pandangan Mengenai Daya.

Pengertian Istilah :
• Daya adalah hasil kerja yang dilakukan dalam batas waktu tertentu (F.s/t).
• Pada motor daya merupakan perkalian antara momen putar (Mp) dengan putaran
mesin (n).

Pengertian satuan dan rumus : Mp


= Momen putar (Nm) n = Putaran
mesin (Rpm)
= Daya motor, dihitung dalam satuan kilo watt (Kw) Angka 9550
merupakan faktor penyesuaian satuan.

2.17 Menghitung Daya Motor

a. Volume Silinder (Volume Langkah).


Volume silinder adalah volume sepanjang langkah torak dari TMB menuju
TMA. Pada umumnya volume silinder dari suatu motor dinyatakan dalam cm3(cc)
atau liter (l).

71
Contoh Soal
Sebuah motor disel 4takt 4 silinder memiliki daya 100 pk pada 2000 rpm. Tekanan indikator
5 kg/cm2. Tentukan volume motor tersebut!
Penyelesaian:
Vs.Pi.n.Z
Ni 
2.60.100.75
Vs.5.2000.4
100 
2.60.100.75

100.2.60.100.75 VS = 2250 cc
Vs 
5.2000.4

b. Kapasitas dan Performa Mesin

Kapasitas Mesin (Displacement) = Isi Cylinder x Banyak Cylinder


Rumus:

Contoh sebuah mobil Nissan dengan


Kapasitas Mesin : 3,14 x (802)2mm x 88 mm x 4 cylinder
: 1.768.448 mm3
: 1.769 cm3
( 1.769 cc = 1.800 cc)

c. Perbandingan Kompresi

72
Besarnya perbandingan kompresi secara umum
Motor diesel = 14 : 1 s/d 25 : 1
d. Momen Putar
Pengertian istilah :
Momen putar ( momen puntir ) suatu motor adalah kekuatan putar
poros engkol yang akhirnya menggerakkan kendaraan

F = Gaya Tangansial (kg)


R = Jari-jari (m)
A = Kerja (kg.m)
P = Daya (pk)
F
M = Momen Putar (kg.m)
Bila gaya berputar disekeliling lingkaransatu kali
maka besarnya kerja yang
Dilakukan:

A = F . 2 . ∏ . R kg.m/putaran
Jika Mempunyai Putaran n Tiap Menit
Maka

P = F . 2 . ∏ . R . N/60 kg.m/det
P = F.2.∏.R.n/60 kg.m/det  1 pk = 75 kg.m/det
P = F . 2 . ∏ . R . n/(60.75) pk
Momen Putar = F . R
Maka : P = M . 2 . ∏ . n/(60.75) pk
73
P.60.75
Sehingga : M = ----------- kg.m
2.∏.n

Contoh Soal:
Gunakan contoh soal di atas jika diketahui rendemen mekanik 80 %
Tentukan momen torsi motor tersebut!
Jawab:
Ne = Ni . Ηm = 100 . 0,8 = 80 pk
P.60.75
SEHINGGA : M = ----------- kg.m
2.∏.n

80.60.75
M = ----------- kg.m
2 . ∏ . 2000

M = 28,66 kgm

e. Efisiensi
Efisiensi adalah angka perbandingan dari daya mekanis yang dihasikan
oleh motor dengan daya kalor bahan bakar yang telah digunakan. Besar
efisiensi secara umum.Motor Diesel (ƞ) = 35% ÷ 55%

Skema Efisiensi Pada Motor Diesel

f. Daya
Pengertian Istilah :
- Daya adalah hasil kerja yang dilakukan dalam batas waktu tertentu
(F.s/t).

74
- Pada motor daya merupakan perkalian antara momen putar (Mp)
dengan
putaran mesin (n).
Pengertian satuan dan rumus :

𝑀𝑝 𝑥 𝑛
P= Kw
9550
Mp = Momen putar (Nm)
n = Putaran mesin (Rpm)= Daya motor, dihitung dalam satuan kilo watt
(Kw)
Angka 9550 merupakan faktor penyesuaian satuan.

Contoh Soal :
Data Teknis Mitsubishi Model 6 DS 70
Digunakan Untuk Mobil Truck Fuso

1. Ruang Bakar : Pre-combustion Chamber


2. Bore X Stroke (mm) : 98 X 120
3. Total Isi (liter) : 5,430
4. Kompresi : 19 : 1
5. Firing Order :1–5–3–6–2–4
6. Maks Out Put Ps/Rpm : 130/3000
7. Maks Torque Kgm/Rpm : 35/2000
8. Kompresi kg/cm2 (rpm) : 26 (2000)
9. Valve timing : In  30o BTDC – 66o ABDC
Out  66o BBDC- 30o ATDC
Buktikan besar momen torsi pada putaran 2000/menit

Vs.Pe.n.Z Vs . Z = 5,430 liter = 5430 cc


DAYA  Daya = Ne = 130 pk
2.60.100.75
n = 3000 tiap menit

75
Mencari Daya Pada Rpm 2000

Vs.Pe.n.Z
DAYA 
2.60.100.75

Momen Torsi Pada n = 2000/menit

Berdasar data “ Maka Torsi Kgm/Rpm : 35/2000 “ SEDANG DARI


Perhitungan diperoleh hasil Torsi pada n = 2000 Adalah = 31,04 Kgm lebih kecil dari data .
coba saudara analisis

SOAL Pilihan Ganda


1.Penemu motor diesel adalah sebagai berikut (A)
A. Rudolf Diesel
B. Rudolf Solar
C. Rudolfo Diesel
D. Rudolvo Diesel
E. Semua Jawaban Benar

76
2. Salah satu di bawah ini merupakan Perbedaan antara Motor Diesel dengan Motor bensin
adalah:
A. Motor Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar
B. Motor Bensin Menggunakan Bahan Bakar Bensin
C. Motor bensin lebih banyak di bandingkan dengan motor Diesel
D. Pada ukuran CC yang sama Tenaga yang di hasilkan Motor Diesel lebih besar di
bandingkan dengan Tenaga Mootor Bensin.
E. Motor Diesel Menggunakan Injeksi sedangkan Motor bansin Tidak

3. Dibawah ini adalah kelebihan / kekurangan dari motor diesel kecuali : (E)
A. Mesin Diesel Memiliki efesiensi panas yang lebih tinggi
B. Mesin Diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan electric igniter
C. Momen pada mesin Diesel tidak berubah pada jenjang tingkat yang luas
D. Perbandingan kompresi mesin diesel lebih tinggi dibandingkan mesin bensin
E. Kadar racun gas buang motor diesel lebih tinggi dibandingkan motor bensin

4. Prinsip kerja motor diesel dibawah ini adalah benar kecuali (B)
A. Hanya udara saja yang diisap pada langkah isap
B. Hanya kabut solar saja yang diisap pada langkah isap
C. Hanya udara saja yang dikompres pada langkah kompresi
D. Pada akhir langkah kompresi disemprotkan kabut solar
E. Tidak memerlukan percikan bunga api dari busi

5. Katup delivery pada sistim bahan bakar diesel berfungsi untuk (E)
A. Mencegah tekanan balik bahan bakar setelah injeksi
B. Mencegah tekanan balik pompa penyalur
C. Mencegah tekanan balik udara ketengah
D. Menyalurkan tekanan kembali ketengah
E. Menyalurkan tekanan balik pompa penyalur

Soal Esay
1. Apakah fungsi Sedimenter pada sistem bahan bakar Diesel?
2. Unsur-unsur apakah yang menyebabkan tercemarnya bahan-bakar

77
Diesel?
3. Apakah yang anda ketahui tentang Injector? Sebutkan macam-macam injectordan
sistem kerjanya !
4. Apakah fungsi “pipa angsa” dalam proses perbaikan komponen sistem
bahan bakar Diesel?
5. Bagaimanakah cara pemeriksaan kebocoran pada Sistem injector?
6. Apakah fungsi Primimg Pump Pada Feed Pump dari Sistem bahan-bakar Diesel?
7. Kapankah kita harus membuang udara dari sistem bahan-bakar Diesel ?
9. Apakah yang menentukan waktu penyemprotan bahan bakar Diesel untuk motor
Dieseldengan silinder tunggal ?
10. Apakah yang menentukan waktu dan distribusi penyemprotan bahan bakar Disel
kedalam silinder Motor Diesel dengan silinder tunggal atau 4 silinder ?
Jawaban:
1. Sedimenter ialah untuk menjebak kotoran-kotoran yang terbawa bersama bahan
bakar seperti debu, karat logam air dan bahan-bahan lainnya.
2. Debu dan kotoran yang masuk pada saat pengisian bahan-bakar, air yang masuk
secara tidak sengaja, penguapan dan menimbulkan terjadinya proses kondensasi serta
ganggang biologis yang tumbu diantara endapan air dan bahan bakar.
3. .Injektor ialah alat penghantar bahan bakar Dieselkedalam silinder Motor
Dieseldalam bentuk kabut.
5. Pipa angsa ialah alat bantu untuk pewmeriksaan sudut pashing yang dapat
menunjukkan keadaan terhentinya aliran bahan bakar.
6. Pemeriksaan kebocoran pada sistem injectorialah dengan cara memberikan tekanan
bahan bakar sebesar 150 –400 kg/cm² dan Injector yang baik tidak akan terjadi
kebocoran dalam waktu kurang dari 5 detik, proses ini dilakukan pada Nozzle tester.
7. Priming pumpberfungsi untuk pompa pengisi yang diopersaikan secara manual pada
saat membuang udara dari sistem bahan bakar diesel
8. Udara dari sistem bahan bakar Dieselharus dibuang yakni apabila
 Baru pertama kali bekerja
 Setelahpompa injeksi dalam keadaan idling dalam waktu yang lama.
 Apabila telah dilakukan pergantian part dari sistem bahan bakar tersebut dan
 Apabila diduga terdapat udara yang masuk ke dalam bahan bakar atau ruang
isap (suction chamber).

78
8. Yang menentukan waktu penyemprotan bahan bakar kedalam silinder pada Motor
Dieseldengan silinder tunggal ialah pada saat torak melakukan langkah akhir
compressi.
9. Yang menentukan waktu poenyemprotan bahan bakar kedalam silinder motor
Dieseldengan 4 silinder ialah bahwa penyemprotan harus diberikan pada setiap akhir
langkah compressi pada setiap silindernya dan bergantian sesuai dengan firing order-
nya.
10. Yang menentukan waktu poenyemprotan bahan bakar kedalam silinder motor
Dieseldengan 4 silinder ialah bahwa penyemprotan harus diberikan pada setiap akhir
langkah compressi pada setiap silindernya dan bergantian sesuai dengan firing order-
nya.

79
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Mesin/motor diesel (diesel engine) merupakan salah satu bentuk motor pembakaran
dalam (internal combustion engine) di samping motor bensin dan turbin gas. Motor
diesel disebut dengan motor penyalaan kompresi (compression ignition engine) karena
penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar
 Pengertian siklus pada motor Disel.
 Input  proses  out put. Input terdiri dari : 1) bahan bakar , 2) udara yang
mengandung oksigen. Proses terdiri dari: kompresi  pembakaran  ekspansi.
 Output terdiri dari : 1) daya (tenaga) , 2) gas bekas.. Siklus pada motor Disel adalah
proses yang terdiri dari pentahapan antara lain input, kompresi, pembakaran, ekspansi,
dan output yang terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang.
3.2 Saran
Mahasiswa harus mengerti dan memahami mesin konversi energi agar dapat
mengembangkan ilmu konversi yang endingnya mahasiswa dapat mengaplikasikan untuk
menumbuhkan teknologi khusus bidang otomotif mesin diesel

80
DAFTAR RUJUKAN

http://danialmandala.blogspot.com/2013/12/mesin-diesel-2-tak-mesin-diesel-2-tak.html

http://kholilibaihaki.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-cara-kerja-mesin-4-tak-2.html

http://kholilibaihaki.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-cara-kerja-mesin-4-tak-2.html

http://knowledgemention.blogspot.com/2012/09/cara-kerja-mesin-diesel.html

http://infotambang.com/cara-kerja-mesin-diesel-bagian-i-p232-148.html

http://informesin.blogspot.com/2013/08/cara-kerja-motor-diesel-4-tak.html

http://www.maritimeworld.web.id/2013/10/Jelaskan-Siklus-Motor-Diesel-4-Langkah-Four-
Stroke-Main-Engine-Diesel.html

Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi, Paramudya
Paramita, Jakarta.

Karyanto E, 1986, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor


Diesel, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.

Suharto, 1991, Manajemen Perawatan Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta.

Sujanto, 1982, Pesawat kapal 1, Jakarta.

V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel,
Erlangga, Jakarta.

Yanmar Diesel, 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar, PT. Yanmar Indonesia, Jakarta.

81

Anda mungkin juga menyukai