PENDAHULUAN
Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari energi
kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekaik pada poros
motor bakar. Jadi daya yang berguna yang langsung dimanfaatkan sebagai
penggerak adalah daya pada poros. Proses perubahan energi dari mulai proses
pembakaran sampai menghasilkan daya pada poros motor bakar melewati
beberapa tahapan dan tidak mungkin perubahan energinya 100%. Selalu ada
kerugian yang dihasilkan selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan
hukum termodinamika kedua yaitu "tidak mungkin membuat sebuah mesin
yang mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". Jadi
selalu ada "keterbatasan" dan "keefektifitasan" dalam proses perubahan,
ukuran inilah yang dinamakan efisiensi.
Kemampuan mesin motor bakar untuk mengubah energi yang masuk yaitu
bahan bakar sehingga menghasilkan daya berguna disebut kemampuan mesin
atau prestasi mesin. Gambar 2.1 menggambarkan proses perubahan energi
bahan bakar.
Motor bensin dapat juga disebut sebagai motor otto. Motor tersebut
dilengkapi dengan busi dan karburator. Busi menghasilkan loncatan bunga
api listrik yang membakar campuran bahan bakar dan udara karena motor
ini cenderung disebut spark ignition engine. Pembakaran bahan bakar
dengan udara ini menghasilkan daya. Di dalam siklus otto (siklus ideal)
pembakaran tersebut dimisalkan sebagai pemasukan panas pada volume
konstan.
Motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin, parafin atau gas
(bahan yang mudah terbakar dan mudah menguap). Campuran udara dan
bahan bakar masuk ke dalam silinder dan dikompresikan oleh torak
kepada tekanan sekitar 8-15 kg/cm2. Bahan bakar dinyalakan oleh sebuah
loncatan bunga api listrik oleh busi dan terbakar cepat sekali di dalam
udara kompresi tersebut. Kecepatan pembakaran melalui campuran bahan
bakar udara biasanya 10 sampai 25 m/s. Suhu udara naik hingga 2000°-
2500° C dan tekanannya mencapai 30-40 kg/m2.
Motor diesel adalah motor bakar torak yang berbeda dengan motor
bensin. Proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api
listrik. Pada waktu torak hampir mencapai titik TMA bahan bakar
disemprotkan ke dalam ruang bakar. Terjadilah pembakaran pada ruang
bakar pada saat udara udara dalam silinder sudah bertemperatur tinggi.
Persyaratan ini dapat terpenuhi apabila perbandingan kompresi yang
digunakan cukup tinggi.
Motor bakar yang menggunakan bahan bakar yang lebih berat yakni
minyak diesel (solar) Proses pembakaran motor diesel berbeda prosesnya
dengan proses pembakaran motor bensin, pada motor diesel diawali
dengan udara bersih masuk melalui lngkah isap, kemudian bahan bakar
dimasukan pada silinder setelah udara dulu dimampatkan oleh piston.
Setelah itu bahan bakar solar yang sudah berbentuk kabut diinjeksikan
oleh injektor pada ruang silinder. Karena kabut bahan bakar mudah
terbakar, maka pada ruang bakar terjadi pembakaran (dan dikompresikan
oleh torak, tekanan naik hingga 30-50 kg/cm2, suhu udara naik hingga
700°-900o C, suhu udara kompresi terletak di atas suhu udara penyala
bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan ke dalam udara kompresi yang
panas kemudian terbakar, tekanan naik sehingga mencapai 70-90 kg/cm2.
Dan perlu diperhatikan bahwa dalam motor bakar diesel tidak
menggunakan busi sebagai penyala bunga api.
1. Spark plug (Busi): untuk meloncatkan bunga api tegangan tinggi ke dalam
silinder, yang akan digunakan untuk membakar campuran udara dan bahan
bakar.
2. Adjusting shim: penyetel celah dengan metode shim.
3. Valve lifter: Sebagai pengangkat katup
4. Exaust valve: untuk membuka dan menutup saluran buang atau exhaust
manifold.
5. Valve guide: Untuk penghantar gerakan katup
6. Gasket: sebagai perapat yang biasanya digunakan untuk mencegah adanya
kebocoran.
7. Water jacket: untuk saluran air pendingin di dalam mesin.
8. Cylinder block (Blok Silinder) : untuk tempat silinder yang berfungsi
sebagai tempat bergeraknya piston
9. Piston (torak) : untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan
tekanan untuk memutar poros engkol melalui connecting rod.
10. Batang piston (connecting rod) berfungsi untuk meneruskan tenaga/gerak
dari piston ke poros engkol.
11. Small end : untuk menempatkan pena piston
12. Big end : untuk pemegang pin journal pada poros engkol
13. Conecting rod bearings : sebagai bantalan
14. Oil hole : untuk menyalurkan oli pendingin menuju piston
15. Conecting rod cap : sebagai penahan connecting rod dengan pin
16. Combustion chamber/ ruang bakar : untuk tempat pembakaran campuran
udara dan bahan bakar
17. Valve seat/skep : sebagai tempat dudukan kepala katup
18. Oil seal : Sebagai perapat oli agar tidak masuk ke ruang bakar
19. Intake valve: untuk membuka dan menutup saluran pemasukan bahan
bakar dan udara
20. Valve keepers/pin katup: sebagai pengunci antara katup dengan pegas
21. To exhaust manifold : disambung dengan manifold buang
22. To intake manifold : disambung dengan manifold masuk
23. Poros engkol : sebagai pengubah gerak bolak-balik piston menjadi gerak
putaran yang diteruskan putaran ke system kopling system transmisi, putaran
diteruskan ke garden/ propeller dan ke roda.
Gambar 2.3 Engine/Mesin
24. Bak oli (carter) berfungsi untuk menampung oli ketika mesin berhenti
25. Crank pin: untuk tempat tumpuan big end batang piston
26. Crank journal: sebagai titik tumpu pada blok motor
27. Counter balance weight: sebagai bobot penyeimbang putaran
28. Fly wheel / roda gila : sebagai peringan putaran pada poros engkol dan
sebagai starter mesin.
29. Poros nok (Cam shaft) : berfungsi untuk membuka dan menutup katup
sesuai timing (saat) yang ditentukan, menggerakkan pompa bensin dan
sebagai gigi penggerak distributor.
30. Journal: sebagai titik tumpu putaran poros
31. Cam shaft drive gear: sebagai gigi pemutar
32. Cam shaft driven gear: sebagai gigi yang diputarkan
33. Intake cam shaft: penggerak mekanik katup masuk
34. Exhaust cam shaft: penggerak mekanik katup buang
35. Cam shaft timing pulley: untuk menepatkan posisi katup dengan piston
36. Cut-out groove: untuk menggerakkan didtributor
37. Karburator : sebagai pencampur udara dengan bensin, dan menyediakan
campuran udara dan bahan bakar secara tepat
38. Nozzle (injector): untuk menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar
(mesin diesel)
39. Pengendap air (Water cendimeter): Untuk mengendapkan air yang ada
pada bahan bakar mesin diesel.
40. Timing gear, timing belt, timing chain/ kamrat : untuk penghubung
putaran poros engkol dengan poros nok, sekaligus menepatkan posisi katup
dengan piston.
41. Bak engkol : sebagai tempat penampung oli mesin.
42. Radiator: menampung air pendingin untuk didinginkan oleh kipas.
43. Slang bawah radiator: Untuk mengalirkan air ke engine
44. Slang atas radiator: Untuk mengalirkan air panas dari engine
45. Thermostaat: Sebagai pengontrol suhu kerja engine
46. Pompa air/Water pump: untuk mensirkulasikan air
47. Tali kipas/Fan belt: Untuk menggerakkan kipas pendingin
48. Tangki (Fuel tank): sebagai penampung bahan bakar
49. Pompa (Fuel pump): Menyuplai bahan bakar dari tangki ke karburator
50. Baterai: sebagai penyimpan arus listrik.
51. Kontak (Switch): Untuk memutus dan menghubungkan
52. Koil: Merubah arus masuk primer menjadi arus keluar sekunder
bertegangan tinggi
53. Distributor: Mendistribusikan/membagi arus tegangan tinggi ke tiap busi
54. Pena torak (piston pin) berfungsi untuk menghubungkan torak dengan
bagian ujung yang kecil small end pada batang torak,
55. Pompa oli : Menghisap oli dari bak oli dan kemudian menekan dan
menyalurkan ke bagian bagian mesin yang bergerak,
56. Filter oli berfungsi menyari oli mesin dari kotoran, logam logam, carbon,
endapan lumpur dan lain lain.
Field coil ini terdapat pada sepeda motor yang memakai motor starter tipe
elektromagnet (bukan magnet permanen). Sedangkan pada sepeda motor yang
menggunakan motor starter tipe magnet permanen tidak memakai field coil
karena tipe magnet permanen bentuknya kompak dengan bobot yang lebih
ringan sehinnga untuk tipe magnet permanen banyak dipakai pada sepeda
motor tipe kecil.
B) Armature
Komponen sistem starter berikutnya yaitu armature. Armature mempunyai
fungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk
gerak putar. Armature terdiri dari sebatang besi yang bentuknya silindris lalu
diberi slot-slot, armeture shaft atau poros armature, komutator dan armature
coil.
Yoke disebut juga stator, yoke berfungsi sebagai tempat untuk mengikat
pole core. Yoke terbuat dari bahan logam yang berbentuk silinder. adapun
Pole Core berfungsi untuk menopang field coil dan memperkuat medan maget
yang ditimbulkan oleh field coil.
D) Brush (Sikat)
Komponen sistem starter berikutnya adalah sikat (brush), fungsi brush
adalah untuk meneruskan arus listrik dari field coil langsung ke massa melalui
komutator. Brush ini terdiri dari tembaga lunak. Untuk motor starter tipe
magnet permanen (tanpa field coil) brush akam meneruskan arus listrik dari
baterai langsung menuju ke armature lalu ke massa melalui komutator. Motor
starter pada sepeda motor ada yang memiliki dua buah sikat (yaitu satu sikat
sebagai positif dan satu sikat lainnya sebagai negatif) dan ada juga yang
memakai empat buah sikat (dua sikat sebagai positif dan dua buah sikat
sebagai negatif), hal ini tergantung dari beban mesin yang akan diputar.
Biasanya untuk motor starter dengan empat buah sikat hanya digunakan pada
motor-motor besar.
Agar momen putar yang dihasilkan oleh motor dapat diperbesar, maka
disamping adanya perbandingan gigi sproket atau pinion yang ada pada motor
starter dengan gigi sproket pada crankshaft, juga pada salah satu ujung
armature ada gigi reduksi. Gigi reduksi ini mempunyai fungsi agar
perbandingan putaran yang keluar menjadi lebih kecil sehingga momen
putarnya semakin besar.
A. Baterei/Aki
Fungsi: Sebagai sumber tenaga arus listrik yang mengalir pada lilitan
primer coil pada waktu mesin hidup atau pada mesin putaran idling apabila
kecepatan mesin sudah mulai tinggi dynamo mengganti tugas dari batere/aki
D. External Resistor
Fungsi: Mengurangi penurunan tegangan pada kumparan sekunder pada
saat mesin berputar pada putaran tinggi.
F. Distributor
Distributor berfungsi untuk membagikan loncatan bunga api ke setiap
kabel kabel busi. Sesuai piring order/urutan pengapian.
G. Busi
Berfungsi untuk meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda
keterangan :
2. isolator
3. isolator
4. cicin perapat
5. cicin pemanas
6. penghantar
7. rongga pemanas
8. terminal
9. baut sambungan
10. rumah busi
10. elektroda pusat (+)
11. celah elektroda (-)
12. elektroda massa (-)
H. PLATINA (bagian kontak pemutus )
Filter bahan bakar berfungsi untuk memisahkan debu ataupu air yang
terkandung didalam bensin. Saringan berfungsi untuk menghalangi laju
aliran sehingga partikel–partikel yang lebih berat massanya dari bensin akan
tetap tertinggal didasar saringan.
4. pompa bahan bakar
Cara kerja pompa bahan bakar mekanik adalah ketika roker arm
ditekan, maka arm akan menarik diafragma ke bawah, sehingga katup inlet
akan terbuka dan bensin terhisap. Pada saat arm bebeas atau tidak ditekan
pegas maka akan mengembalikan arm ke posisi semula, sehingga diafragma
akan kembali keposisi semula karena dorongan pegas. Bensin yang ada
diatas diafragma akan mendorong katup outlet agar terbuka dan katup inlet
agar menutup. Pada saat bensin dikarburator penuh pegas tidak dapat
mengembalikan diafragma ke posisi semula sehingga pemompaan bahan
bakar terhenti .
Jika tekanan pada sisi outlet melebihi 0,25 kg/cm 2 maka plunger tidak dapat
bekerja.
5. karburator
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli
yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan
perputaran poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan
melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan
yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan
dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses
pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau
tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang
cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin
terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri.
Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui
camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur
jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar
sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan
pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter.
Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder,
oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding
charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan
crank case)
1. Fungsi Pelumasan
a. Mengurangi gesekan
b. Sebagai peredam
b. Oil Pump
3. Pompa Trochoid
c. Relief Valve
d. Oil Strainer
e. Oil Filter
Kipas pendingin bila kendaraan tidak bergerak, udara luar tidak akan
cukup mendinginkan radiator, oleh karena itu diperlukan kipas pendingin
untuk membantu mendinginkan radiator. Kipas pendingin umunmya
digerakkan oleh poros engkol meialui tali kipas
Tetapi ada juga kipas pendingin yang digerakkan oleh motor listrik
(Kipas pendingin elektrik ini hanya bekerja bila diperlukan, sehingga
dapatmenghemat tenaga mesin dan mengurangi kebisingan bunyi kipas.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat
yang tertutup dan tidak memiliki sistem ventilasi atau sistem pembuangan
yang memungkinkan pertukaran udara di dalam ruang dengan udara segar dari
luar ruangan. Hal ini sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan
tersebut khususnya bengkel kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi dan
sejenisnya.
b.Solar
Bahan bakar solar yang digunakan pada kendaraan dengan mesin/motor
diesel baik 2 langkah dan 4 langkah membutuhkan nilai cetana yang tinggi,
nilai cetana yang dipersyaratkan untuk motor-motor diesel min.45. Untuk
motor diesel dengan high performance atau dengan diesel engine
management menuntut nilai cetane mencapai 50.
c.Gas
Bahan bakar gas yang tersedia di beberapa pom bensin di kota-kota besar
yang dapat dikonsumsi motor/mesin bensin dan diesel (masih uji coba)
terdiri dari :
d.CNG
Bahan bakar gas CNG (Compressed Natural Gas) yang dikonsumsi
kendaraan dengan menggunakan engine/mesin bensin 4 langkah dan diesel
yang sedang diuji coba, gas ini disuplai ke tangki-tangki gas pada
kendaraan dengan menggunakan tekanan yang tinggi . Pada umumnya
kendaraan yang menggunakan gas juga memiliki sistem bahan bakar
lainnya (Dual sistem).
e.LPG
Bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum Gas), gas ini pada umumnya
mempunyai bahan dasar butane dan propane dan dikonsumsi kendaraan
dengan mesin/engine bensin dengan instalasi sistem bahan bakar gas di
samping sistem bahan bakar bensin, nilai octan bisa mencapai 100, saat ini
masih digunakan terbatas pada taxi-taxi, sedangkan di negara lain seperti
Australia sudah memasyarakat penggunaannya
1.PROSES PEMBAKARAN
Tenaga yang dihasilkan kendaraan bermotor dihasilkan dari perubahan
energi bahan bakar menjadi tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari
hasil pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran pada laboratorium antara
bahan bakar bensin dengan persenyawaan oksigen yang terdapat di udara ± 21
% dengan perbandingan 1 : 14.7 (stoichiometri) akan terjadi pembakaran yang
sempurna menghasilkan CO2 (Carbon dioksid) dan H2O (Uap air).
2.REAKSI PEMBAKARAN
Reaksi kimia pembakaran sempurna, 2C8H18 + 25O2 16CO2 + 18H2O
Reaksi kimia pembakaran tidak sempurna di ruang bakar engine C8H18 + 02 +
N2 CO + CO2 + HC + Nox + SO2 + Pb + O2 + Partikel lainnya
3.2.2 Bahan
11. Pada pengujian prestasi mesin ini digunakan metode throttle penuh :
1 1
p=2⋅ π ⋅ M ⋅ n ⋅ ⋅
60 1000
Dengan :
M = momen torsi (n.m)
n= putaran mesin(rpm)
Δm
mf= ⋅ 3,6
Δt
Dengan :
Δm= jumlah bahan bakar yang digunakan dalam hours
= Δv ⋅ ρf
Δv= jumlah bahan bakar yang diukur ( 4,8 cm 3ketetapan )
ρf = massa jenis bahan bakar ( bedakan bensin dan solar )
Δt= Waktu dalam detik ( s )
mf . 1000
sfc=
p
T0 pl
ml=v l . ρu 60
273 ,15+T i p0
Dengan :
vl = Pembacaan di kontrol panel
pl = tekanan atmosfer dalam mbar
p0 = tekanan referensi dalam mbar
T 0 = temperature referensi dalam Kelvin (k)
M f = laju aliran massa udara dalam kg/hours
ρu = massa jenis udara 1,275 kg/m3
TI = Temperatur Udara Masuk Dalam Cm 3/Hours
P ⋅3600
η=
M F ⋅ HU
Dengan:
H U = nilai kalor solar 43000 kj/kg
vl ⋅ 1000 m z
λ l=
v hub ⋅ n⋅ 0,5 m th
Dengan :
v hub = 1,4 liter untuk mesin diesel
= 1,9 untuk mesin bensin
n = rpm
0,5 = faktor untuk mesin 4 langkah
mz = massa aktual udara masuk
m th = massa teoritis udara masuk
Dimana:
л = 3,14
M = 1,03 Nm
n = 3124 rpm
Maka:
1 1
P=2.3,14 .1,03.3124 . .
60 1000
= 0,336788027 kW
2. Konsumsi bahan bakar (mf) dengan kg/h
ΔM
mf = .3,6
ΔT
3,6
mf =fuel consums . ps .
1000
Dimana:
fuel consums = 0,095
ps = 830 kg/m3 (ketetapan)
Maka:
3,6
mf =0,095.830 .
1000
= 0,28386 kg/h
3. Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dalam g/kW
mf .1000
SFC=
P
Dimana:
mf = 0,28386 kg/h
P = 0,336788027 kW
Maka:
0,28386.1000
SFC=
0,336788027
=842,8446902 g/kW
To PL
ml=VL. pu . . .60
273,15+Ti Po
Dimana:
VL =24 m3/s=1440 m3/min
Ti =28 0C =93 K
PL =20 mbar
Maka:
239,5 20
ml=1440.1,275 . . .60
273,15+28 7
= 133146,5412 kg/h
P .3600
η= .100 %
mf . Hu
Dimana:
P = 0,336788027 kW
mf = 0,28386 kg/h
Hu = 43000 kj/kg
Maka:
0,336788027.3600
η= .100%
0,28386.43000
=9,933138478%
6. Efisiensi volumetrik (λL) dalam %
VL.1000
λ L=
Vhub . n.0,5
Dimana:
VL = 24 m3/s
Vhub = 1,4 liter
n = 3124 rpm
Mesin = 0,5
Maka:
24.1000
λ L=
1,4.3124 .0,5
= 0,43442473%
ml
AFR=
mf . Lmin
Dimana:
ml = 133146,5412 kg/h
mf = 0,28386 kg/h
Lmin = 14,8
Maka:
133146,5412
AFR=
0,28386.14,8
=32348,76376