Anda di halaman 1dari 52

BAB I 

PENDAHULUAN

a) Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan Teknologi, maka kemajuan di bidang


industri terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan
menambah kenyamanan manusia dalam memenuhi kebutuhan. Salah satunya adalah di bidang
otomotif, dimana dalam penggunaanya diperlukan pengetahuan tentang mesin tersebut dengan
baik supaya selama pengoperasian mesin dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin.
Diesel berasal dari nama seorang insinyur dari Jerman yang menemukan mesin ini pada
tahun 1893, yaitu Dr. Rudolf Diesel. Pada waktu itu mesin tersebut tergantung pada panas yang
dihasilkan ketika kompresi untuk menyalakan bahan bakar. Bahan bakar ini diteruskan ke
silinder oleh tekanan udara pada akhir kompresi. Pada tahun 1924, Robert Bosch, seorang
insinyur dari Jerman, mencoba mengembangkan pompa injeksi daripada menggunakan metode
tekanan udara yang akhirnya berhasil menyempurnakan ide dari Rudolf Diesel. Keberhasilan
Robert Bosch dengan mesin dieselnya tersebut sampai saat ini digunakan oleh masyarakat.
Dalam mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar pada akhir langkah
kompresi. Sebelumnya udara yang diisap telah dikompresi dalam ruang bakar sampai tekanan
dan temperatur menjadi naik. Naiknya tekanan dan temperatur mengakibatkan bahan bakar
menyala dan terbakar sendiri. Untuk memperoleh tekanan kompresi yang tinggi saat putaran
mesin rendah, banyaknya udara yang masuk ke dalam silinder harus besar tanpa menggunakan
throttle valve untuk membatasi aliran dari udara yang dihisap.
Dengan demikian dalam sebuah mesin diesel, output mesinnya dikontrol oleh pengontrol
banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan.
Dengan perkembangan pompa rotari yang lebih kecil penampilannya juga bobotnya yang lebih
ringan yang dikembangkan oleh Vernon Rosa pada tahun 1950-an. Motor diesel akhirnya
memasuki perkembangan pemakaian dan pemasaran yang lebih luas. Perkembangan lain dari
motor diesel adalah dengan penambahan sebuah turbocarjer yaitu alat untuk memasukkan
(memompakan) udara ke dalam saluran masuk (intake manifold). Pompa turbocharger ini
digerakkan oleh gas buang yang kedalam turbocarjer tersebut. Dengan adanya turbocarjer ini
maka akan menurunkan asap gas buang. Akhirnya motor diesel seperti ini keadaanya sekarang
menjadi motor yang benar-benar efisien, ringan dan bebas polusi udara.
Banyaknya udara yang masuk ke silinder pada mesin diesel memiliki pengaruh besar
terhadap terjadinya pembakaran sendiri (self-ignition) yang dapat menentukan output. Efisiensi
pengisapan adalah suatu hal yang penting. Untuk bahan bakar mesin diesel menggunakan
minyak diesel (solar). Bahan bakar diinjeksikan ke dalam ruang bakar, dan dapat terbakar
secara spontanitas oleh adanya temperatur udara yang tinggi. Tingginya temperatur udara yang
dikompresikan dapat mempermudah bahan bakar untuk terbakar secara spontanitas. Nilai
kemampuan bahan bakar diesel untuk cepat terbakar adalah angka cetane (cetane number).
Untuk mesin diesel yang berkecepatan tinggi yang digunakan pada kendaraan trukdan mobil-
mobil angka cetane yang umumnya digunakan sekurang-kurangnya 40-45.
Mesin bensin atau mesin Otto dari Nikolaus Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran
dalam yang menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan
bahan bakar bensin atau yang sejenis.
Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel dalam metode pencampuran bahan bakar
dengan udara, dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses
pembakaran.Pada mesin diesel, hanya udara yang dikompresikan dalam ruang bakar dan
dengan sendirinya udara tersebut terpanaskan, bahan bakar disuntikan ke dalam ruang bakar di
akhir langkah kompresi untuk bercampur dengan udara yang sangat panas, pada saat kombinasi
antara jumlah udara, jumlah bahan bakar, dan temperatur dalam kondisi tepat maka campuran
udara dan bakar tersebut akan terbakar dengan sendirinya.
Praktikum motor bakar di Laboratorium Otomotif Jurusan Teknik Mesin Universitas
Haluoleo, terdiri atas pengujian motor bensin dan motor diesel. Untuk pengujian motor bensin
digunakan mesin bensin 4 langkah CT. 100. 20 sedangkan untul motor diesel digunakan mesin
diesel CT. 100. 22. Untuk melakukan pengujian mesin tersebut dipasang pada Engine Test
Stand CT .110 yang ada di Laboratorium tersebut.
Percobaan tersebut akan mempelajari karakteristik mesin dan emisi yang dihasilkan dari
proses pembakaran yang terjadi di dalam silinder dari kedua mesin tersebut. Parameter
karakteristik mesin yang akan dipelajari adalah Daya (power), Momen puntir (torque),
Konsumsi bahar bakar spesifik (SFC), dan perbanding udara dan bahan bakar (AFR).
Sedangkan Emisi gas buang yang dihasilkan dari pembakaran tersebut akan diukur
menggunakan Exhaust Gas Analyser yang dapat mengukur kadar CO, CO2, HC, dan O2.

b) Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum prestasi mesin ini ialah:


Untuk menyelidiki prestasi mesin (motor bakar) motor diesel dan motor bensin yang meliputi
beberapa sarana seperti momen putar sebagai fungsi putaran, konsumsi udara dan
perbandingan bahan bakar dan udara sebagai fungsi pembakaran.
A) Untuk Menyelidiki emisi gas buang yang dihasilkan selama operasi mesin
berlangsung.

c) Manfaat praktikum

Adapun manfaat pengujian pada praktikum prestasi mesin ini sebagai berikut:
1. Dapat memahami prinsip kerja dan komponen-komponen sistem injeksi bahan bakar pada
motor diesel dan motor bensin.
2. Mahasiswa dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang membuka usaha rumahan
servis mesin khusunya(bengkel). Dalam menganalisa dan cara memperbaiki kerusakan yang
teradi pada sistem injeksi bahan bakar motor bensin maupun motor diesel.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dampak emisi gas buang pada mesin atau motor bakar.

d) Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada pengujian ini sebagai berikut: yang diharapkan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Komponen apa saja yanng terdapat dalam motor diesel 4 langkah?
2. Sistem-sistem apa saja yang mendukung dari komponen-komponen motor bakar?
3. Reaksi bahan bakar bagaimanakah yang disertakan pembakaran sempurna?
4. Apa saja yang dimaksud dengan motor bakar (motor bensin dan motor diesel) dan
bagaimana proses dan tahap kerjanya?
5. Senyawa kimia apa saja yang dihasilkan oleh gas buang sisa pembakaran sisa pembakaran
motor bensin dan motor diesel?
6. Bagaimana mengetahui daya, momen putar, konsumsi udara dan perbandingan bahan bakar
dan udara sebagai fungsi pembakaran?
BAB II
TEORI DASAR

2.2. Pengertian Prestasi Mesin


prestasi mesin adalah kemampuan motor bakar untuk mengubah
energi yang masuk yaitu bahan bakar sehingga menghasilkan daya berguna
Motor bakar adalah suatu mesin yang mengkonversi energi dari
energi kimia yang terkandung pada bahan bakar menjadi energi mekaik
pada poros motor bakar. Jadi daya yang berguna yang langsung
dimanfaatkan sebagai penggerak adalah daya pada poros. Proses
perubahan energi dari mulai proses pembakaran sampai menghasilkan
daya pada poros motor bakar melewati beberapa tahapan dan tidak
mungkin perubahan energinya 100%. Selalu ada kerugian yang
dihasilkan selama proses perubahan, hal ini sesuai dengan hukum
termodinamika kedua yaitu "tidak mungkin membuat sebuah mesin yang
mengubah semua panas atau energi yang masuk memjadi kerja". Jadi
selalu ada "keterbatasan" dan "keefektifitasan" dalam proses perubahan,
ukuran inilah yang dinamakan efisiensi.Gambar 12.1 menggambarkan
proses perubahan energi bahan bakar.

Gambar 12.1 Keseimbangan energi pada motor bakar

Berdasarkan gambar 12.2 terlihat jelas bahwa tidak mungkin mengubah semua
energi bahan bakar menjadi daya berguna. Daya berguna hanya sebesar 25%, yang artinya
mesin hanya mampu
menghasilkan 25% daya berguna yang dapat dipakai sebagai penggerak dari 100%
bahan bakar. Energi yang lainnya dipakai untuk menggerakkan asesoris atau peralatan
bantu, kerugian gesekan dan sebagian terbuang ke lingkungan sebagai panas gas buang dan
melalui air pendingin. Jika digambar dengan hukum termodinamika dua adalah sebagai
berikut :
Gambar 12.2 Diagram proses konversi energi pada motor bakar
2.3. Motor Bakar
Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat
yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi mekanis. Saat ini
motor bakar masih menjadi pilihan utama untuk dijadikan sebagai penggerak mula. Karena
itu, usaha untuk menciptakan motor bakar yang menghasilkan kemampuan tinggi terus
diusahakan oleh manusia. Kemampuan tinggi untuk mesin ditandai dengan adanya daya dan
torsi yang dihasilkan tinggi tetapi kebutuhan bahan bakar rendah. Motor bakar dibagi mnjadi
beberapa bagian yaitu:
Motor Bakar ditinjau dari prinsip perolehan energi kalor dibagi menjadi 2 dua
macam yaitu, :
a. Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)
Di dalam motor bakar terdapat tenaga panas bahan bakar yang diubah
menjadi tenaga mekanik, sehingga dalam hal ini merupakan proses pembakaran
dalam  mesin, di mana zat arang dan zat cair bergabung dengan zat asam dalam udara,
jika pembakaran berlangsung maka diperlukan :
-Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam motor
-Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala
Pembakaran ini menimbulkan panas yang mengahasilkan tekanan yang
kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Contoh aplikasi dari pembakaran dalam
ini digunakan pada power rendah, misalnya motor bensin dan motor diesel

b. Motor pembakaran luar (External Combustion Engine).


Merupakan pembakaran yang terjadi di luar sistem (silinder) dan biasa digunakan
pada power tinggi, yaitu misalnya pada ketel uap, turbin uap, mesin uap, dll. Pada mesin uap
dan turbin uap, bahan bakar dibakar di ruang pembakaran tersendiri dengan ketel untuk
menghasilkan uap. Jadi mesinnya tidak digerakkan oleh gas yang terbakar tetapi oleh uap
air. Untuk membuat uap air maka bahan bakar yang dipergunakan dapat berupa batubara
atau kayu  dan pembakarannya dilakukan secara terus-menerus. Lagi pula uap tidak dipanasi
langsung oleh nyala api, tetapi dengan perantaraan dinding ruang pembakaran, maka dari itu
tidak mungkin memanasi uap sampai suhu yang tinggi dan efisiensi thermisnya agak rendah.
Secara singkat, mesin uap dan turbin uap mempunyai karakter yang hanya dapat
dipergunakan sebagai penggerak mula ukuran besar, misalnya lokomotip, kapal, dan power
plant dan tidak baik dipergunakan sebagai penggerak generator serbaguna, sepeda motor,
kendaraan (mobil),dll. Jadi pembakaran luar mesin (externalcombustion engine),
pembakaran terjadi di luar system yaitu mengubah energi potensial uap menjadi energi
kinetic dan selanjutnya energi kinetic diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran
(pada instalasi uap, tenaga thermis dalam bahan bakar, pertama-tama dipergunakan untuk
membuat uap dalam kawah uap, untuk itu mesin uap disebut juga pesawat kalor dengan
pembakaran luar).

Motor Bakar ditinjau dari prinsip kerjanya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Motor 2 tak (2 Langkah) 


Motor 2 tak (2 langkah) dibedakan menjadi 2 yaitu untuk motor bensin dan diesel.
Prinsip kerjanya hampir sama, yakni melalui 2 langkah yaitu  langkah kompresi dan
langkah usaha. Dalam melakukan usahanya memerlukan satu kali putaran poros
engkol untuk 2 kali langkah torak. Langkah pertama, yaitu merupakan langkah
kompresi , dengan torak bergerak ke atas, campuran minyak bahan bakar dan udara
dikompresikan dan dibakar dengan bunga api listrik bila torak mencapai titik mati
atas (TMA). Kevakuman di dalam lemari engkol akan timbul dan campuran minyak
bakar maka udara masuk. Langkah kedua yaitu merupakan langkah usaha, torak
didorong ke bawah oleh tekanan pembakaran, campuran minyak bakar, udara di
dalam lemari engkol dikompresikan bila torak menutup lubang pemasukan.

b. Motor 4 tak (4 Langkah)


Motor 4 tak (4 langkah) dibedakan menjadi 2 yaitu untuk motor bensin dan diesel.
Prinsip kerjanya hampir sama, yakni melalui 4 langkah yaitu  langkah
pemasukan,kompresi,usaha, dan langkah pembuangan. Dalam melakukan usahanya
memerlukan dua kali putaran poros engkol untuk 4 kali langkah torak. Langkah
pertama yaitu langkah pemasukan, torak bergerak ke bawah, katup masuk membuka,
katup buang tertutup, terjadilah kevacuman pada waktu torak bergerak ke bawah,
campuran bahan bakar udara mengalir  ke dalam silinder melalui lubang katup masuk,
campuran bahan bakar udara datang dari karbuarator. Kemudian, apabila torak berada
di titik mati bawah, katup masuk tertutup dan torak bergerak ke atas, katup buang
tertutup waktu torak bergerak ke atas. Campuran bahan bakar udara dikompresikan
dan bilamana torak telah mencapai titik mati atas campuran dikompresikan sekitar
seperdelapan isinya (langkah kompresi). Bilamana torak telah mencapai titik mati atas
campuran minyak bakar udara dibakar dengan bunga api (dari busi), sehingga
mengakibatkan tekanan naik hingga mencapai 30-40 kg/cm2 dan torak didorong ke
bawah (langkah usaha). Untuk selanjutnya,yaitu langkah pembuangan, dimana, gas
bekas dikeluarkan dari dalam silinder, pembuangan gas berlangsung selama langkah
buang (torak bergerak ke atas dan katup buang terbuka).

Dan yang trakhir pembagian motor bakar berdasarkan jenis bahan bakarnya

2.3.1. Motor bakar bensin

Yaitu motor bakar yang menggunakan bahan bakar bensin, parafin


atau gas (bahan yang mudah terbakar dan mudah menguap). Campuran
udara dan bahan bakar  masuk ke dalam silinder dan dikompresikan oleh
torak kepada tekanan sekitar 8-15 kg/cm2. Bahan bakar dinyalakan oleh
sebuah loncatan bunga api listrik oleh busi dan terbakar cepat sekali di
dalam udara kompresi tersebut. Kecepatan pembakaran melalui campuran
bahan bakar udara biasanya 10 sampai 25 m/s. Suhu udara naik hingga
2000°-2500° C dan tekanannya mencapai 30-40 kg/m2.

2.3.2. Motor bakar solar (diesel)


Yaitu motor bakar yang menggunakan bahan bakar yang lebih berat yakni
minyak diesel (solar) Proses pembakaran motor diesel berbeda prosesnya
dengan proses pembakaran motor bensin, pada motor diesel diawali dengan
udara bersih masuk melalui lngkah isap, kemudian bahan bakar dimasukan
pada silinder setelah udara dulu dimampatkan oleh piston. Setelah itu bahan
bakar solar yang sudah berbentuk kabut diinjeksikan oleh injektor pada ruang
silinder. Karena kabut bahan bakar mudah terbakar, maka pada ruang bakar
terjadi pembakaran (dan dikompresikan oleh torak, tekanan naik hingga 30-50
kg/cm2, suhu udara naik hingga 700°-900o C, suhu udara kompresi terletak  di
atas suhu udara penyala bahan bakar. Bahan bakar disemprotkan ke dalam
udara kompresi yang panas kemudian terbakar, tekanan naik sehingga
mencapai 70-90 kg/cm2. Dan perlu diperhatikan bahwa dalam motor bakar
diesel tidak menggunakan busi sebagai penyala bunga api.

2.4. Komponen Mesin Dan Fungsinya


mesin memiliki berbagai komponene dan masing-masing komponen memiliki fungsi
dan kegunaannya masing-masing, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Blok silinder (Cylinder Block)

fungsi : sebagai tempat untuk menghasilkan


energi panas dari proses pembakaran bahan
bakar.
2. Torak (piston)
fungsi : untuk memindahkan tenaga yang
diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar
ke poros engkol (crank shaft) melalui batang
torak (connecting road).

3. Cincin Torak (Ring piston)

fungsi: - Mencegah kebocoran gas bahan


bakar saat langkah kompresi dan usaha.
- Mencegah masuknya oli pelumas ke ruang
bakar.
- Memindahkan panas dari piston ke dinding
silinder.
4. Batang Torak (Connecting Rod)
fungsi: Menerima tenaga dari piston yang
diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan
meneruskannya keporos engkol.
5. Poros Engkol (crank shaft)

fungsi: Mengubah gerak naik turun torak


menjadi gerak berputar yang akhirnya
menggerakkan roda-roda.
6. Bantalan (Bearing)

fungsi: Mencegah keausan dan mengurangi


gesekan pada poros engkol.
7. Roda Penerus (Fly Wheel)

fungsi: Menyimpan tenaga putar ( inertia )


yang dihasilkan pada langkah usaha, agar
poros engkol tetap berputar terus pada
langkah lainnya.
8. Katup (Valve

fungsi: Membuka dan menutup saluran masuk


dan saluran buang.
9. Pegas Katup (Valve Spring)

fungsi: Mengembalikan katup padakedudukan/posisi semula dan memberi


tekanan pada katup agar dapat menutup
dengan rapat.
10. Tuas Katup ( Rocker arm )

fungsi: Menekan katup - katup sehingga dapat


membuka.
11. Batang pendorong ( push rod )

fungsi: Meneruskan gerakan valve lifter


( pengangkat katup ) ke rocker arm.
12. Pengangkat Katup ( Valve Lifter )

fungsi: Memindahkan gerakan camshaft


( poros nok ) ke rocker arm melalui push rod.

13. Poros Bubungan / Poros Nok ( camshaft

fungsi: Membuka dan menutup katup sesuai


dengan waktu ( Timming ) yang telah
ditentukan.
14. Karter ( Oil Pan )

fungsi: Menampung oli pelumas.


15. Pena Torak ( Piston pin )
fungsi: Menghubungkan torak dengan
connecting rod melalui lubang bushing.

16. Bantalan Luncur Aksial ( Thrust Waser )

fungsi: Menahan poros engkol agar tidak


bergerak/bergeser maju-mundur.
17. Timming Chain : rantai timing / Timing
Belat : sabuk timing
fungsi: Menghubungkan gerak putar poros
engkol keporos nok.
18. Kepala Silinder ( Cylinder Head )

fungsi: Tempat kedudukan mekanisme katup,


ruang bakar, busi dan sebagai tutup blok
silinder.
19. Dudukan Katup ( Valve Seat )

fungsi: Tempat dudukan katup saat menutup.


20. Nozzle (injector) : 

fungsi : untuk menyemprotkan bahan bakar ke area bakar (mesin diesel).


2.5. Sistem Komponen Motor bensin Dan motor Diesel
Komponen motor bensin dan motor diesel memiliki beberapa perbedaan karena
menggunakan sistem yang berbeda, akan tetapi secara umum tidak ada perbedaan yang
besar. Sebagian besar perbedaan pada kedua sistem komponen adalah pada sistem
pengapian, dan sistem bahan bakar.

2.4.1 Sistem Starter Motor Bensin Dan Motor Diesel


Sistem starter menggantikan engkol starter yang digerakkan dengan kaki, fungsinya
untuk memudahkan dalam menghidupkan mesin sepeda motor. Sistem starter prinsip
kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi gerak. Ada beberapa komponen yang
ada pada sistem starter, diantaranya field coil, armature, pole core dan yoke, brush, relay
starter.
a) Field Coil atau Kumparan Medan
Field coil adalah komponen sistem starter yang berfungsi untuk membangkitkan
medan magnet. Field coil terbuat dari lempengan tembaga, komponen field coil ini
disambungkan secara seri dengan armature coil (kumparan jangkar), yang bertujuan
agar arus yang melalui field coil juga mengalir menuju armature coil

Field coil ini terdapat pada sepeda motor yang memakai motor starter tipe
elektromagnet (bukan magnet permanen). Sedangkan pada sepeda motor yang
menggunakan motor starter tipe magnet permanen tidak memakai field coil karena
tipe magnet permanen bentuknya kompak dengan bobot yang lebih ringan sehinnga
untuk tipe magnet permanen banyak dipakai pada sepeda motor tipe kecil.

b) Armature
Komponen sistem starter berikutnya yaitu armature. Armature mempunyai fungsi
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar.
Armature terdiri dari sebatang besi yang bentuknya silindris lalu diberi slot-slot,
armeture shaft atau poros armature, komutator dan armature coil

Jumlah lilitan pada armature coil dibuat banyak supaya semakin banyak lilitan kawat
yang mendapatkan gaya elektromagnet (garis gaya magnet), sehingga tenaga yang
dihasilkan akan cukup besar untuk memutar crankshaft.
c) Yoke dan Pole Pore

Yoke disebut juga stator, yoke berfungsi sebagai tempat untuk mengikat pole core.
Yoke terbuat dari bahan logam yang berbentuk silinder. adapun Pole Core berfungsi
untuk menopang field coil dan memperkuat medan maget yang ditimbulkan oleh field
coil.
d) Brush (Sikat)
Komponen sistem starter berikutnya adalah sikat (brush), fungsi brush adalah untuk
meneruskan arus listrik dari field coil langsung ke massa melalui komutator. Brush ini
terdiri dari tembaga lunak. Untuk motor starter tipe magnet permanen (tanpa field
coil) brush akam meneruskan arus listrik dari baterai langsung menuju ke armature
lalu ke massa melalui komutator. Motor starter pada sepeda motor ada yang memiliki
dua buah sikat (yaitu satu sikat sebagai positif dan satu sikat lainnya sebagai negatif)
dan ada juga yang memakai empat buah sikat (dua sikat sebagai positif dan dua buah
sikat sebagai negatif), hal ini tergantung dari beban mesin yang akan diputar.
Biasanya untuk motor starter dengan empat buah sikat hanya digunakan pada motor-
motor besar.

Pada stator (rumah motor) diikatkan field coil atau kumparan medan dan pole core
(inti kutub) yang fungsinya untuk menghasilkan medan magnet. Dan biasanya ada
empat buah pole core dan field coil yang memiliki jumlah lilitan yang cukup banyak
supaya medan magnet yang dihasilkan lebih besar.
Agar momen putar yang dihasilkan oleh motor dapat diperbesar, maka disamping
adanya perbandingan gigi sproket atau pinion yang ada pada motor starter dengan
gigi sproket pada crankshaft, juga pada salah satu ujung armature ada gigi reduksi.
Gigi reduksi ini mempunyai fungsi agar perbandingan putaran yang keluar menjadi
lebih kecil sehingga momen putarnya semakin besar.
e) Starter relay (saklar magnet starter)
Starter relay pada sepeda motor ada yang berbentuk sederhana dan juga ada yang
mengadopsi starter relay yang digunakan pada mobil jenis pre-engaged starter atau
starter relay langsung dipasangkan pada bagian atas motor starter).
Starter relay sederhana ini terdiri dari sebuah kumparan dan empat buah terminal
yang ditempatkan terpisah dari motor starter. Starter relay ini biasanya dipakai pada
sepeda motor ukuran kecil. Sedangkan starter relay yang tipe pre-engaged biasanya
dipakai pada sepeda motor ukuran besar.

Selenoid pada starter relay berfungsi seperti relay, yaitu untuk menghubungkan arus
besar dari baterai ke starter motor melalui plat kontak yang dapat bergerak ketikaada
kemagnetan), dengan bantuan arus listrik kecil yang dikontrol dari kunci kontak.
Ada dua kumparan pada starter tipe pre-engaged, yaitu pull-in coil dan holding coil.
Poll-in ciol fungsinya untuk menarik plunger melawan pegas sehingga kontak
terhubung. Sedangkan holding coil berfungsi untuk memegang (hold) plunger pada
posisi tertarik agar pengontakan tetap dapat berlangsung. Tuas penggerak fungsinya
untuk menggeser gigi pinion motor starter ke depan sehingga terkait dengan flywheel
gear atau roda gila.
Kopling starter dan gigi pinion berfungsi untuk menyalurkan tenaga putar yang
dihasilkan oleh motor starter ke roda gila dan mencegah terjadinya putaran yang
berlebihan karena terbawa oleh berputarnya poros starter ketika mesin telah hidup dan
perkaitan antara gigi pinion dan roda gila masih terjadi.
2.4.2 Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistim pengapian adalah sistim utama yang mempengaruhi kerja dan
performa mesin yang berfungsi untuk membakar campuran udara dan
bahan bakar di dalam silinder. Agar sistim pengapian bekerja, secara
sempurna maka di perlukan service dan perbaikan yang benar, Melalui
modul pelatihan ini anda akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
tentang cara memperbaiki sistim pengapian

Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang di kompresikan di
dalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadsi sistim pengapian
berfungsi membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada saat
akhir langkah kompres. Sistim pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian
listrik dimana untuk menghasilkan percikan api digunakan busi sebagai pemercik
bunga api. Komponen-komponen sistim pengapian antara lain:

1. Baterei/Aki
Fungsi: Sebagai sumber tenaga arus listrik yang mengalir pada lilitan primer
coil pada waktu mesin hidup atau pada mesin putaran idling apabila kecepatan
mesin sudah mulai tinggi dynamo mengganti tugas dari batere/aki
2.Fuse/sekring
Fungsi: untuk mencegah terjadinya hubungan singkat agar tidak langsung
sampai ke komponen komponen kelistrikan khususnya sekring yang ada di
komponen komponen system pengapian konvensional.

3. Kunci kontak/ignition switch


Fungsi: Untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari batrei ke
koil

4.External Resistor
Fungsi: Mengurangi penurunan tegangan pada kumparan sekunder  pada saat
mesin berputar pada putaran tinggi.

5. Ignition coil/coil pengapian


Fungsi: Untuk merubah arus listrik 12Volt yang di terima oleh baterei
menjadi tegangan tinggi ( 10 kv atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga
api yang kuat pada busi
6. Distributor
Distributor berfungsi untuk membagikan loncatan bunga api ke setiap
kabel kabel busi. Sesuai piring order/urutan pengapian.
7. Busi
Berfungsi untuk meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda
keterangan :

isolator
isolator
cicin perapat
cicin pemanas
penghantar
rongga pemanas
terminal
baut sambungan
rumah busi
10. elektroda pusat (+)
11. celah elektroda (-)
12. elektroda massa (-)

8. PLATINA (bagian kontak pemutus )


Berfungsi untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke kumparan
primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan skunder.
Keterangan :
cam distributor
kontak tetap
kontak lepas
pegas
lengan kontak pemutus
sekerup pengikat
ebonite
kabel
alur penyetel
 
9. CONDENSOR
Berfungsi Mencegah / menghilangkan terjadinya loncatan bunga api listrik
pada permukaan platina

2.4.3 Sistem Bahan Bakar Dan Pembakaran Pada Motor Diesel dan Motor Bensin
Kendaraan membutuhkan sistem bahan bakar yang berfungsi untuk
mencampur antara bahan bakar dan udara dalam perbandingan yang tepat dalam
bentuk partikel-partikel, selanjutnya campuran tersebut disalurkan ke ruang bakar
untuk di bakar. Penyaluran campuran bahan bakar tersebut disalurkan dengan cara
di hisap dan inilah yang dinamakan dengan sistem bahan bakar konvensional.
Sedangkan sistem bahan bakar elektronik tidak memakai hisapan pada intake
manifold tapi penyaluran bahan bakarnya menggunakan injeksi.
Sistem bahan bakar konvensional terdiri dari beberapa komponen, dan
komponen-komponen tersebut diantaranya: tangki bahan bakar, saringan bahan
bakar, saluran bensin, pompa bahan bakar, dan karburator.
Bahan penyusun tangki bahan bakar adalah lembaran baja yang tipis. Tangki
bahan bakar biasanya terletak di bagian belakang kendaraan karena untuk
mencegah kebocoran jika kendaraan mengalami benturan. Dan ada beberapa
kendaraan yang tangki bahan bakarnya diletakkan di tengah bahkan di depan (pada
sepeda motor). Berikut ini gambar dari tangki bahan bakar:

Bagian dalam pada tangki bahan bakar ada penyekeat-penyekat (separator)


yang fungsinya untuk mencegah perubahan permukaan (koyak) bahan bakar di
dalam tangki  ketika kendaraan melaju pada jalan yang bergelombang, sehingga
bahan bakar di dalam tangki tidak koyak. Lubang saluran masuk bahan bakar yang
menuju ke saluran utama diletakkan 2-3 cm dari dasar tangki, hal ini agar endapan
atau air yang masuk dalam tangki tidak terhisap juga ke dalam saluran utama. Pada
bagian bawah tangki ada permukaan yang dibuat lebih rendah yaitu pada strainer,
permukaan dasar tangki bahan bakar yang dibuat lebih rendah tersebut sengaja
dibuat dan berfungsi untuk mengumpulkan kotoran, agar kotoran atau endapan
yang ada di dalam tangki bahan bakar dapat terkumpul di ruang tersebut untuk
selanjutnya dapat dikuras.
Komponen selanjutnya adalah saringan bahan bakar, komponen ini terletak
diantara tangki dan pompa bahan bakar. Sesuai dengan namanya, saringan bahan
bakar berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang mungkin ikut terbawa
dalam aliran bahan bakar. Berikut ini konstruksi dari saringan bahan bakar:

Di dalam saringan bahan bakar ada element yang fungsinya untuk


mengahambat kecepatan aliran bahan bakar karena proses penyaringan untuk
mencegah masuknya kotoran atau air ke karburator. Partikel kotoran yang besar
kemudian akan mengendap pada dasar saringan bahan bakar, sedangkan partikel
yang kecil akan disaring oleh element tersebut.
Ada tiga saluran pada sistem bahan bakar, yaitu saluran utama yang
menyalurkan bensin dari tangki ke pompa, lalu saluran pengembali yang
menyalurkan bensin dari karburator kembali ke tangki, dan terakhir saluran uap
bahan bakar yang menyalurkan gas atau uap bensin dari tangki ke charcoal
canister. Apa itu charcoal canister? Komponen itu akan dibahas di bawah.
Saluran bahan bakar dilengkapi dengan pelindung untuk mencegah kerusakan
karena benturan. Sedangkan pada mesin yang terdapat banyak getaran, maka
saluran bahan bakar yang menghubungkan karburator dngan pompa memakai
selang karet yang anti getar.
Ada dua jenis pompa bahan bakar yang biasa dipakai pada motor bensin,
yaitu pompa bahan bakar mekanik dan pompa bahan bakar listrik. Pompa bahan
bakar mekanik dioperasikan oleh rocker arm yang ditekan oleh nok yang terus
berputar dan menekan pompa sehingga bahan bakar dapat mengalir.
Sedangkan pompa bahan bakar listrik menggunakan kemagnetan pada selenoid
yang menarik diafragma, dan diafragma itulah yang memompa bahan bakar.
Tidak semua sistem bahan bakar kendaraan dilengkapi dengan charcoal
canister, namun bagi kendaraan yang memiliki komponen charcoal canister berikut
ini penjelasannya. Charcoal canister ini berfungsi untuk menampung sementara
uap bensin dari ruang pelampung karburator dan uap bensin dari saluran emission
ketika tekanan di dalam tangkinya naik, hal ini karena bertambahnya suhu di dalam
internal canister agar uap tersebut tidak terbuang. Bentuk dari komponen charcoal
canister adalah sebagai berikut:

Uap bensin yang ditampung oleh charcoal canister akan disalurkan ke intake
manifold dan lalu ke ruang bakar untuk dibakar kembali ketika mesin hidup.
Komponen yang terakhir pada sistem bahan bakar yaitu karburator atau di
bengkel ada yang menyebutnya dengan karburasi. Karburator berfungsi untuk
mengkabutkan bahan bakar dan kemudian mencampurnya dengan udara dengan
perbandingan yang tepat sesuai dengan kondisi kerja mesin. Setelah itu campuran
antara bahan bakar dan udara tersebut disalurkan ke ruang bakar melalui intake
manifold. Ada beberapa macam tipe karburator. Dan selengkapnya tentang
karburator akan Guru Otomotif bahas pada artikel khusus.

Itulah komponen sistem bahan bakar konvensional mesin bensin, komponen-


komponen tersebut saling melengkapi sehingga campuran udara dan bahan bakar
bensin dapat tersalurkan ke ruang bakar dalam takaran perbandingan yang tepat
dan berkualitas.
Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampurkan udara dan bahan bakar
untuk selanjutnya campuran tersebut disalurkan ke ruang bakar dalam bentuk
kabut. Cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut ada dua macam.
Ada yang dengan cara dihisap, cara ini disebut sistem bahan bakar konvensional.
Cara kedua adalah dengan cara diinjeksikan, cara ini disebut sistem bahan bakar
injeksi. Pada sistem bahan bakar injeksi ada yang menggunakan cara mekanik dan
ada yang menggunakan cara elektronik atau yang biasa kita kenal sebagai EFI atau
Electronic Fuel Injection.
Komponen sistem bahan bakar bensin adalah sebagai berikut:
1. Tangki bahan bakar 

Tangki bahan bakar biasanya terbuat dari plat besi, tangki bahan bakar
terdapat dibagian belakang mobil, hal ini bertujuan untuk menghindari bocor pada
saat terjadi tabrakan. Pada bagian dalam dilapisi dengan lapisan anti karat,
Separator yang berada di dalam tangki berfungsi untuk mencegah bahan bakar
kocak atau naik-turun pada saat mobil berjalan. Ujung pipa hisap, diletakkan
dengan jarak 2–3 cm diatas dasar tangki, hal ini bertujuan untuk mencegah
terhisapnya air dan kotoran.

2. Saluran bahan bakar

Ada tiga saluran bahan bakar, yaitu:


a. Saluran utama yaitu untuk mengirimkan bahan bakar menuju pompa bahan
bakar
b. Saluran pengembali yaitu untuk mengembalikan bahan bakar yang
berlebihan menuju tangki
c. Saluran untuk emsisi bahan bakar, yaitu untuk menyalurkan gas hidro karbon
ke charcoal canister.
3. Filter Bahan bakar

Filter bahan bakar berfungsi untuk memisahkan debu ataupu air yang
terkandung didalam bensin. Saringan berfungsi untuk menghalangi laju aliran
sehingga partikel–partikel yang lebih berat massanya dari bensin akan tetap
tertinggal didasar saringan.

4. pompa bahan bakar

Pompa bahan bakar ada dua jenis, yaitu


a. pompa bahan bakar mekanik

Cara kerja pompa bahan bakar mekanik adalah ketika roker arm ditekan,
maka arm akan menarik diafragma ke bawah, sehingga katup inlet akan terbuka
dan bensin terhisap. Pada saat arm bebeas atau tidak ditekan pegas maka akan
mengembalikan arm ke posisi semula, sehingga diafragma akan kembali
keposisi semula karena dorongan pegas. Bensin yang ada diatas diafragma akan
mendorong katup outlet agar terbuka dan katup inlet agar menutup. Pada saat
bensin dikarburator penuh pegas tidak dapat mengembalikan diafragma ke
posisi semula sehingga pemompaan bahan bakar terhenti .

b. pompa bahan bakar elektrik


Cara kerja pompa bahan bakar elektrik yaitu jika arus listrik mengalir ke koil,
maka akan terjadi kemagnetan sehingga plunger akan tertarik, dengan begitu
maka plunger menekan pegas, inlet valve akan terbuka dan bensin masuk ke
dalam ruang A, kemudian jika arus listrik yang mengalir ke koil terputus, maka
plunger akan kembali ke posisi semula karena ada dorongan dari pegas
pembalik. Katup Outlet akan terbuka akibat tekanan bahan bakar, sehingga
bahan bakar akan mengalir keluar. Pada saat yang sama katup inlet akan terbuka
sehingga bahan bakar akan terhisap masuk kedalam plunger melalui saluran
inlet.

Jika tekanan pada sisi outlet melebihi 0,25 kg/cm 2 maka plunger tidak dapat
bekerja.

5. karburator

Karburator berfungsi untuk membentuk atau menyediakan campuran bahan


bakar yang sesuai dengan kondisi kerja mesin. Karburator hanya terdapat pada
sistem bahan bakar manual, sedangkan pada sistem bahan bakar elektronik EFI
sudah tidak menggunakan karburator.

2.4.4 Sistem Pelumasan Motor Bensin Dan Motor Diesel


A.Pengertian
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin
otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada
perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan
bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin  lainnya, karena di sini terdapat
panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam
ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis
adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain
dari pelumasan pada motor bakar adalah:
Menyerap dan memindahkan panas.
Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor
dari ruang pembakaran.
Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang
bergerak.

Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling


melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
Mesin terdiri dari banyak komponen yang bergerak dan bersentuhan satu sama
lainnya seperti  Crankshaft, connecting rod, dan komponen mekanisme katup.
Pada saat mesin bekerja, gesekan antar komponen yang saling bersinggungan
membuat mesin kehilangan tenaga, dan keausan dari komponen, bahkan mesin
dapat berhenti beroperasi.  Oleh karena itu, fungsi minyak pelumas adalah
mencegah kontak langsung antara dua logam yang bergesekan.

B. Prinsip Kerja

Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang
digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran
poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa
pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa
penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip
untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar
dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem
pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup
pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar
maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm
dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung
menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian
menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod
dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter.
Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli
disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank
case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)

C. Fungsi
1. Fungsi Pelumasan

a. Mengurangi gesekan

Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen


yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan omponen satu dengan yang
lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga,
menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna
mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli
pelumas (oil film).

b. Sebagai peredam

Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan bagian mesin


menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan
yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan
menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara
bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin
lebih halus.

c. Sebagai anti karat

Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga


mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air
dan terbentuknya karat dapat dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan


adalah

Dinding silinder dan torak


Bantalan poros engkol dan batang penggerak
Bantalan poros kam
Mekanisme katup
Pena poros
Kipas pendingin
Pompa
Mekanisme pengapian

2. Fungsi Oli

Fungsi dari oli pelumas adalah :

Mengurangi keausan engine agar minimum.


Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
Memindahkan panas.
Mengurangi suara engine
Sebagai perapat.
Membersihkan kompone-komponen engine
Komponen Sistem Pelumasan
a. Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu
peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil
dinyalakan.

b. Oil Pump

Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil
Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil. Jenis -
jenis oil pump :

1. Pompa oli Tipe Internal Gear

Roda gigi yang digerakkan (driven gear) pada pompa oli digerakkan
oleh gigi penggerak (drive gear) yang dihubungkan langsung ke
chamsaft. Ruang volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada
saat  berputar. Oli dihisap dalam pompa oli bila volume bertambah, dan
oli akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe internal (internal
gear type) kontruksinya sederhana dan kemampuannya dapat
diandalkan.
Gambar Cara Kerja Pompa Tipe Internal
2. Pompa eksternal gear

Pompa oli tipe external gear terdiri dari dua roda gigi seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Roda gigi penggerak (drive
gear) digerakkan oleh chamshaft. Karena tidak adanya ruangan didalam
housing seperti halnya dengan inlet dan saluran keluar (discharge
opening) serta kecilnya ruangan antara gigi dan housing, saat gigi
berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar. Pompa oli
tipe external gear sudah lama digunakan, sebab kontruksinya lebih
sederhana serta lebih akurat.

3. Pompa Trochoid

Pompa oli model trochoid dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan


rotor yang digerakkan) didalam rumah pompa. Bila rotor penggerak
berputar seperti pada gambar, rotor yang digerakkan langsung ikut
sama-sama berputar. Poros rotor penggerak tidak satu titik pusat
(offset) dengan rotor yang digerakkan.

Oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh kedua rotor berputar,
oli terhisap ke pompa ketika ruangan membesar dan oli tertekan keluar
ketika ruangannya mengecil. Tipe ini lebih sederhana dibandingkan
dengan model gigi dan lebih dapat diandalkan. Selain itu juga, volume
oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali berputar. Ini berarti ukuran
atau bentuk pompa dapat diperkecil.
Gambar Cara Kerja Tipe Trochoid
c. Relief Valve

Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil


Pump mempunyai tekanan yang berlebihan.

d. Oil Strainer

Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk


oli untuk memisahkan partikel yang besar dari oli.

e. Oil Filter

Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan


dari oli mesin yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran
besi dan lainnya.
2.4.5 Sistem Pemndinginan Motor Bensin Dan Motor Diesel
Panas hasil pembakaran di dalam mesin, sebagian diubah menjadi tenaga
penggerak, sebagian dibuang keluar sebagian gas buang,dan sebagian lagi diserap
oleh bagian-bagian mesin.
Panas yang diserap ini harus dibuang juga keluar agar panas mesin tidak
berlebilan (over heating), sebab panas yang berlebihan dapat menyebabkan
gangguan pada kerja mesin dan menyebabkan kerusakan yang fatal.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka mesin dilengkapi dengan sistem pendinginan.
Ada dua cara sistem pendinginan pada mesin, yaitu sistem pendinginan udara
dan sistem pendinginan air: Tetapi yang lebih umum digunakan pada mobil adalah
sistem pendinginan air sistem pendinginan air di lengkapi dengan radiator, pompa
air, termostat, kipas angin, mantel dan komponen palengkap lainnya.

bersirip, yang dapat dilalui air pendingin dari tangki atas ke tangki bawah.
Komponen lain yang bersatu dengan radiator adaiah tutup radiator, tangki
cadangan, selang atas, selang bawah, dan katup pembuang.
Tutup radiator selaiu berfungsi menutup Iubang pemasukan air radiator, juga
mempertahankan keadaan air agar tidak mendidih meskipun suhunya mencapai
l00"C atau lebih. Suhu yang tinggi menyebabkan volume dan tekanan air
bertambah. Bila tekanan air dan uapnya naik, maka katup pengaman pada tutup
radiator akan menjadikan membebaskannya melalui pipa pembuangan dan tangki
cadangan bila volume air dari radiator memuai karena naiknya suhu, maka air
pendingin yang berlebihan dikirim ke tangki cadangan. Sebaliknya bils suhu turun,
air yang ada dalam tangki akan kembali ke radiator.
ini diatur oleh katup pengaman pada tutup radiator
Pompa air berfungsi mensirkulasikan air pendingin. Umumnya yang banyak
digunakan adalah jenis sentrifugal. Pompa air ini ditempatkan di bagian depan blok
silinder dan digerakkan oleh puli poros engkol melalui tali kipas (V belt).

Termostat berfungsi mempercepat tercapainya temperatur kerja mesin kemudian


mempertahankan temperatur kerja tersebut pada saat mesin bekerja.
Jika air masih dingin katup termostat tertutup, sirkulasi air tidak melalui radiator
tetapi langsung melalui pipa bypass. Jika air sudah terlalu panas, katup temostat
terbuka dan sirkulasi air melalui radiator,
kipas pendingin bila kendaraan tidak bergerak, udara luar tidak akan cukup
mendinginkan radiator, oleh karena itu diperlukan kipas pendingin untuk
membantu mendinginkan radiator. Kipas pendingin umunmya digerakkan oleh
poros engkol meialui tali kipas

Tetapi ada juga kipas pendingin


yang digerakkan oleh motor
listrik
(Kipas pendingin elektrik ini
hanya bekerja bila diperlukan,
sehingga dapatmenghemat tenaga
mesin dan mengurangi
kebisingan bunyi kipas.

2.6. Emisi Gas Buang


Pemasyarakatan akan kepedulian terhadap lingkungan khususnya pencemaran udara
sudah menjadi keharusan bagi semua lapisan masyarakat, untuk itu kita tidak harus
menunggu hingga kondisi udara yang kita hirup setiap hari menjadi lebih buruk lagi,
khususnya kota-kota besar di Indonesia yang kita cintai ini, tentunya kita sudah
mengetahui bahwa Jakarta sudah menjadi kota tercemar nomer tiga setelah Meksiko
dan Bangkok, tidak mustahil akan naik peringkat menjadi nomer satu bila kita tidak
peduli dan tidak melakukan aksi dari peran kita masing-masing.
Bengkel adalah tempat yang memungkinkan pencemaran akibat gas buang dari
kendaraan lebih tinggi dari area lain seperti jalanan , hal ini dikarenakan sumber
pencemaran yang bergerak terkondisi menjadi sumber pencemar tidak bergerak,
sementara banyak sekali bengkel tidak melengkapi sistem yang memadai mengatasi
hal tersebut.
Konsentrasi emisi akan cepat bergerak naik bila terakumulasi pada tempat yang
tertutup dan tidak memiliki sistem ventilasi atau sistem pembuangan yang
memungkinkan pertukaran udara di dalam ruang dengan udara segar dari luar ruangan.
Hal ini sangat berbahaya terhadap pekerja dalam ruangan tersebut khususnya bengkel
kendaraan bermotor, pool, terminal, garasi dan sejenisnya.

A. PROSES TERJADINYA GAS BUANG


Alat transportasi kendaraan bermotor yang digunakan sehari-hari guna
mendukung mobilitas masyarakat dalam segala bentuk aktifitas ternyata tidak
sepenuhnya menjanji-kan harapan yang positif.
Dibalik penggunaan alat transportasi tersebut tersimpan berbagai masalah
atau kalau boleh dikatakan sebagai ancaman bagi pengguna dan lebih konyol lagi
terhadap masyarakat lingkungannya. Ancaman yang ditimbulkan alat transportasi
tersebut cukup beragam dan yang paling menakutkan dan berkepanjangan adalah
emisi gas buang dari knalpot tiap kendaraan. Hal yang sama terjadi juga di bengkel-
bengkel mobil, terminal, pool bus/truk dan pada kondisi macet total, kendaraan
menjadi sumber pencemar tidak bergerak layaknya pabrik.
Tentunya kita sudah mendengar dan membaca artikel-artikel tentang kondisi
kota-kota besar di Indonesia yang sudah tercemar dan akan terus semakin parah bila
kita tidak mau peduli dari ancaman tersebut. Mungkin banyak orang berpikir bahwa
hal tersebut tidak seburuk yang diperkirakan, bahkan ancaman gas beracun tersebut
telah menelan banyak korban meninggal dunia dan beberapa diantaranya dimuat di
media cetak, hal tersebut belum cukup menyadarkan manusia bahwa lingkungannya
tidak seramah dulu lagi dan Jakarta adalah urutan ketiga kota tercemar di dunia,
bisa jadi akan menyusul menjadi peringkat dua. Penyuplai pencemaran udara
tersebut terbesar (±70-80%) adalah kendaraan bermotor dari segala jenis dan model
yang digunakan masyarakat.
Sudah saatnya kita sama-sama peduli kondisi ini dan hal tersebut dapat
diatasi bila kita mau peduli kondisi tersebut dan saya percaya di tengah kondisi
ekonomi yang diawali krisis moneter tahun lalu hingga krisis di berbagai bidang
saat ini yang melanda bangsa Indonesia.
Emisi gas buang kendaraan bermotor dari segala model mesin pembakaran di
dalam (Internal combustion engine), dengan penyempurnaan konstruksi dan
teknologi yang diterapkan, tetap menghasilkan emisi gas buang, hal ini terjadi
karena perubahan wujud bahan bakar dan udara pada saat terjadi proses
pembakaran.
B. JENIS N]BAHAN BAKAR
Bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermotor dan didapatkan dari
Pom bensin (SPBU) dan eceran melalui truk tangki terbagi menjadi 3 kelompok
1. Bensin 2. Solar 3. Gas
a.Bensin
Bahan bakar bensin dibagi menjadi beberapa jenis dengan perbedaan nilai octan
(RON=Research Octane Number) dan kandungan timah hitam. Bahan timah
hitam (Pb) pada bensin berfungsi menaikkan nilai octan dengan senyawa organik
TEL(Tetra ethyl lead) yang tentunya menghasilkan partikel debu timah hitam.
1.Bensin premium
Bahan bakar ini yang banyak dikonsumsi kendaraan yang menggunakan
mesin/motor bensin 4 langkah , 2 langkah dan rotari dengan nilai oktan min 88.
Bahan bakar ini dijumpai di semua pom bensin (SPBU) di seluruh Indonesia
2.Bensin premix
Bahan bakar ini dikonsumsi kendaraan dengan mesin/motor bensin 4
langkah dan rotari yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar dengan
nilai octan min.92, hal ini disebabkan tuntutan teknologi mekanisme engine
dan sistem pendukung lainnya, sehingga engine dapat beroperasi dengan
baik menghasilkan tenaga sesuai spesifikasi engine tersebut.
3.Bensin super TT
Bensin super tanpa timbal (TT) mempunyai nilai octan min.98 bahan
bakar ini dikonsumsi kendaraan dengan menggunakan mesin/motor bensin
yang menggunakan sistem engine management yang mengintegrasikan kerja
sistem pendukung dan menggunakan katalisator yang menekan emisi gas
buang sekecil mungkin.
4.Bensin petro 2T/Bensin BB2L
Bahan bakar bensin jenis ini pada umumnya digunakan pada
kendaraan dengan mesin/ motor 2 langkah. Nilai octan min.74 sehingga
bahan bakar ini cocok untuk mesin/engine dengan tekanan kompresi rendah.
Catatan :
Katalisator menuntut penggunaan bahan bakar yang bebas timbal agar
kinerja alat tersebut tidak terganggu mengkatalisasi emisi gas buang
tersebut. Pengganti timah hitam untuk menaikkan nilai octan digunakan
bahan lain yang bukan logam seperti MTBE (Methyl tertiary buthyl ether)
juga sebagai bahan Additive anti knocking.
b.Solar
Bahan bakar solar yang digunakan pada kendaraan dengan
mesin/motor diesel baik 2 langkah dan 4 langkah membutuhkan nilai cetana
yang tinggi, nilai cetana yang dipersyaratkan untuk motor-motor diesel
min.45. Untuk motor diesel dengan high performance atau dengan diesel
engine management menuntut nilai cetane mencapai 50.
c.Gas
Bahan bakar gas yang tersedia di beberapa pom bensin di kota-kota
besar yang dapat dikonsumsi motor/mesin bensin dan diesel (masih uji coba)
terdiri dari :
d.CNG
Bahan bakar gas CNG (Compressed Natural Gas) yang dikonsumsi
kendaraan dengan menggunakan engine/mesin bensin 4 langkah dan diesel
yang sedang diuji coba, gas ini disuplai ke tangki-tangki gas pada kendaraan
dengan menggunakan tekanan yang tinggi . Pada umumnya kendaraan yang
menggunakan gas juga memiliki sistem bahan bakar lainnya (Dual sistem).

e.LPG
Bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum Gas), gas ini pada umumnya
mempunyai bahan dasar butane dan propane dan dikonsumsi kendaraan dengan
mesin/engine bensin dengan instalasi sistem bahan bakar gas di samping sistem
bahan bakar bensin, nilai octan bisa mencapai 100, saat ini masih digunakan
terbatas pada taxi-taxi, sedangkan di negara lain seperti Australia sudah
memasyarakat penggunaannya

C.PEMBAKARAN DALAM MESIN

1.PROSES PEMBAKARAN
Tenaga yang dihasilkan kendaraan bermotor dihasilkan dari perubahan energi
bahan bakar menjadi tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari hasil
pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran pada laboratorium antara bahan
bakar bensin dengan persenyawaan oksigen yang terdapat di udara ± 21 %
dengan perbandingan 1 : 14.7 (stoichiometri) akan terjadi pembakaran yang
sempurna menghasilkan CO2 (Carbon dioksid) dan H2O (Uap air).

2.REAKSI PEMBAKARAN
Reaksi kimia pembakaran sempurna, 2C8H18 + 25O2  16CO2 + 18H2O
Reaksi kimia pembakaran tidak sempurna di ruang bakar engine C8H18 + 02
+ N2  CO + CO2 + HC + Nox + SO2 + Pb + O2 + Partikel lainnya
3.ASPEK PENDUKUNG PROSES PEMBAKARAN
1.Ratio perbandingan antara volume bahan bakar dan debit udara
2.Kwalitas bahan bakar dan Kwalitas udara
3.Pengatomisasian bahan bakar (Carburation)
4.Homogenisasi campuran bahan bakar dan udara
5.Hambatan proses pembakaran (Tidak tepatnya waktu penyulutan (ignited)
6.Mekanisme engine/mesin
7.Teknologi sistem bahan bakar dan pengapian
8.Waktu (Timing) injeksi
4.PROSES PEMBAKARAN MOTOR BENSIN
Proses pembakaran pada motor bensin terjadi setelah bahan bakar dan udara
yang bercampur oleh sistem aliran udara akibat langkah hisap (pengisian)
pada sistem bahan bakar menggunakan karburator, sedangkan pada sistem
injeksi bensin menyuplai dengan informasi yang diterima sebelumnya dari
beberapa sensor sehingga jumlah bahan bakar yang diperlukan lebih
proporsional
Bahan bakar dan udara yang tercampur secara homogen akibat turbulensi dan
gesekan udara pada ruang silinder saat langkah kompresi dan berubah ujud
menjadi gas yang siap untuk dibakar.
Pembakaran terjadi karena penyulutan (spark) oleh busi dari kerja sistem
pengapian dan diatur sedemikian rupa waktu penyalaannya.dan pembakaran
ini menghasilkan explorasi yang besar menekan piston ke bawah .
Gaya tersebut akan tersimpan pada roda gaya untuk melakukan langkah
berikutnya dan tenaga yang dihasilkan untuk memikul beban kendaraan

5.PROSES PEMBAKARAN MOTOR DIESEL


Proses pembakaran motor diesel terjadi setelah udara yang terhisap ke dalam
silinder pada saat langkah hisap (pengisian ) menjadi panas akibat langkah
kompresi. Beberapa derajat engkol piston akan mencapai titik mati atas,
injektor oleh sistem bahan bakar diesel menginjeksikan bahan bakar ke ruang
bakar (combustion chamber ) atau ruang muka, dengan cepat bahan bakar
solar yang diinjeksi dengan pengatomisasian yang tinggi menyerap panas dan
terbakar dengan sendirinya.
Pembakaran ini menimbulkan explorasi yang besar dan menghasilkan tenaga
yang digunakan untuk melanjutkan langkah berikutnya dari siklus kerja
engine dan tenaga untuk menggerakkan serta memikul beban/muatan
kendaraan
Perbandingan campuran pada bahan bakar dan udara pada motor diesel
cenderung lebih kurus dengan lambda 1,1 s/d 1,2. Hal ini menyebabkan
kecenderungan menghasilkan Nox lebih tinggi, disamping saat injeksi yang
harus tepat. Perubahan saat injeksi 1 derajat engkol akan mempengaruhi Nox
5% dan HC 15%
D.GAS BUANG (EXHAUST GAS)
Gas buang motor bensin dan diesel terdapat banyak persamaan, dan jika
dibandingkan terdapat yang dominan karena perbedaan bahan bakar dan proses
pembakarannya.
Jenis motor bensin lebih dominan terhadap CO, HC, dan Pb sedangkan motor
diesel lebih dominan terhadap SO2 dan unsur C yang menimbulkan kepekatan
asap knalpot.
Wujud gas pencemar dari knalpot kendaraan bermotor, hanya sebagian kecil
yang dapat diinterpretasikan dengan kemampuan indra manusia selebihnya
harus mengggunakan peralatan pengukur sehingga diketahui jenis dan
jumlahnya.
E.EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR
Gas buang motor bensin jauh lebih berbahaya dibanding dengan mesin
diesel, emisi gas buang mesin bensin pada umumnya tidak terlihat oleh mata
namun sangat membahaya-kan untuk kelangsungan hidup manusia
CO (Corbon monoksida) tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi
bila bahan bakar atau unsur C tidak mendapat ikatan yang cukup dengan O2
artinya udara yang masuk ke ruang silinder kurang atau suplai bahan bakar
berlebihan
HC (Hidro carbon) Warna kehitam-hitaman dan beraroma cukup tajam , gas
ini terjadi apabila proses pembakaran pada ruang bakar tidak berlangsung dengan
baik atau suplai bahan bakar berlebihan
Pb (timah hitam) tidak berwarna dan tidak beraroma memiliki berat jenis
lebih berat dari udara , partikel ini terjadi pada semua bahan bakar yang
menggunakan timbal seperti bensin dan premix
CO2 (Carbon dioksida), tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi
akibat pembakaran yang sempurna antara bahan bakar dan udara dalam hal ini
oksigen
Nox (Nitrogen oksida), tidak berwarna dan tidak beraroma, gas ini terjadi
akibat panas yang tinggi pada ruang bakar akibat proses pembakaran sehingga
kandungan nitrogen pada udara berubah menjadi Nox
Partikel asap (Smoke) berwarna hitam keabu-abuan dari hasil pembakaran
engine/mesin diesel, hal ini terjadi karena kurangnya suplai udara yang akan
bersenyawa dengan bahan bakar, tekanan pembukaan injector rendah, saat
penginjeksian tidak tepat dan beban yang berlebihan Bila kandungannya pada
suatu ruangan men-capai 3000 ppm (Part per million) dapat membunuh manusia
dalam waktu ±30 menit, karena sifat carbon monoksida mudah beradap-tasi
dengan darah dan kandungan CO pada darah akan menolak oksigen yang
dibutuhkan oleh darah sehingga tubuh kekurangan oksigen dan tamatlah
riwayatnya.
Gas ini dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan dan
pada akhirnya menjadi penyakit yang serius
Partikel ini sangat berbahaya bagi kelangsung-an hidup generasi penerus
karena partikel melayang pada ketinggian kurang dari 1 meter dari permukaan
tanah dan konsumennya adalah anak-anak, partikel ini akan merusak jaringan
otak anak dan menurunkan tingkat kecerdasan.
Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari udara, sehingga cepat
sekali bergerak ke atas dan mengakibatkan efek rumah kaca dan pemanasan
global.
Gas ini mempunyai berat jenis yang lebih kecil dari udara dan mengambil
tempat di awan dan menimbulkan hujan asam yang mempengaruhi tumbuh-
tumbuhan
Partikel asap ini dapat menimbulkan iritasi mata, saluran pernafasan,
tenggorokan dan gejala kanker
F.PENYEBAB CARBON MONOKSIDA (CO) TERLALU TINGGI
a.Engine menggunakan karburator
1.Penyetelan campuran terlalu tinggi
2.Tinggi (volume) bensin terlalu tinggi pada ruang plampung
3.Jet bahan bakar (Spuyer) terlalu besar
4.Katup Choke tidak kembali pada posisi semula
5.Jet udara (spuyer) pada karburator tersumbat
6.Filter udara tersumbat (kotor)
b.Engine dengan sistem injeksi bensin
1.Penyetelan campuran terlalu gemuk atau regulasi pembukaan injektor terlalu lama
2.Tekanan bahan bakar pada sistem terlalu besar (Regulator rusak)
3.Terdapat kebocoran/tetesan pada saat injektor posisi tertutup
4.Sensor temperatur tidak bekerja (Informasi ke ECU engine dingin)
5.Filter udara tersumbat
6.Throtle sensor rusak (Tidak mengirim sinyal dengan baik)
7.Tahanan kabel tegangan tinggi tidak merata
8.Penyetelan saat pengapian tidak tepat
9.Pemakaian busi tidak sesuai dengan kondisi engine atau kondisi busi yang sudah
jelek
c.Dampak CO yang terlalu tinggi
1.Menurunkan kemampuan berfikir
2.Melemahkan refleksi tubuh
3.Radang tenggorokan
4.Menurunkan aktifitas
5.Jika menghirup udara dengan kadar CO ± 0,3 %, dapat mengakibatkan kematian
G.PENYEBAB HIDRO CARBON TERLALU TINGGI
a.Engine menggunakan karburator
1.Bensin terlalu tinggi diruang pelampung
2.Main jet dan Idle jet terlalu besar
3.Jet udara untuk main dan idle jet tersumbat
4.Filter udara tersumbat
5.Terdapat silinder yang tidak bekerja (tidak terjadi pembakaran)
6.Penyetelan katup-katup terlalu rapat
7.Penyetelan saat pengapian tidak tepat
8.Tekanan kompresi rendah atau tidak merata pada masing-masing silinder
9.Choke tidak kembali pada posisi semula
10.Ventilasi karter rusak atau terganggu
11.Pompa akselerasi bocor
b.Engine dengan sistem electronic injection
1.Injektor kotor pada bibir penyemprot
2.Filter udara tersumbat
3.Air flow meter rusak
4.Sensor temperatur rusak
5.Throtle sensor tidak berfungsi (rusak)
6.Penyetelan saat pengapiaan tidak tepat
7.Terdapat silinder tidak bekerja (tidak terjadi pembakaran)
8.Sistem start dingin rusak
9.Penyetelan katup terlalu rapat
10.Throtle sensor rusak
11.ECU tidak berfungsi dengan baik sehingga pembukaan inkjektor tidak dapat
diregulasi dengan baik
c.Dampak HC terhadap kesehatan kita
1.Terjadi iritasi mata
2.Batuk-batuk
3.Ngantuk
4.Bercak-bercak dikulit
5.Perubahan kode genetik
6.Dan dampak lainnya
H.KEPEKATAN ASAP MOTOR DIESEL TERLALU TINGGI
Kepekatan dinyatakan terlalu tinggi bila melampaui ambang
batas yang ditentukan oleh pemerintah sebesar 50 % atau nilai koeficient (K
faktor) ± 1.9, kepekatan tersebut disebabkan,
1.Filter udara tersumbat
2.Tekanan pembukaan injektor terlalu rendah
3.Terdapat kebocoran pada Injektor (Injektor Menetes)
4.Terdapat kotoran pada lubang penyemprot Injektor
5.Tekanan kompresi rendah
6.Saat penyemprotan/injeksi terlambat
7.Tekanan pembukaan injektor tidak sama satu dengan lainnya
8.Volume penyemprotan tidak merata antara injektor satu dengan lainnya
(kalibrasi pompa tidak tepat)
9.Terdapat kotoran pada katup dan dudukannya
10. Dan penyebab lainnya
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat


Waktu : 09.00 WITA s/d selesai
Hari/tanggal : jumat, 26 oktober 2016
Tempat pelaksanaan : Laboratorium Automotif Teknik Mesin Unhalu
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
Mesin yang dipakai
1. Merk/type : 1 cylinder 4 langkah, pendingin udara
2. Bore : 89 mm
3. Stroke : 63 mm
4. Max speed : 3600 rpm
5. Max power : 8,2 kw
6. perbandingan kompresi : 3,5 : 1

Instrumen yang dipakai


1. Stopwatch
2. Pengukur temperature
3. Tekanan bahan bakar
4. Ignicion switch
5. Emergency stop
6. Rpm switch
7. Torque switch

3.2.2 Bahan

bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah bahan bakar bensin sebanyak
kurang lebih 5 liter atau lebih (dapat disesuaikan dengan kebutuhan praktikum)

3.3 Langkah – Langkah Pengujian


Adapun Langkah-langkah percobaan sebagai berikut :
1. Sebelum mesin dihidupkan harus dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan sebagai berikut :
1. Periksa bahan bakar dalam penampungan bahan bakar solar dan pastikan
cukup untuk pengujian.
2. Buka keran bahan bakar untuk mengisi tabung bahan bakar yang tertera pada
panel bahan bakar.
3. Periksa oli pelumas mesin, harus sampai batas yang di izinkan.

2. Cara star/menghidupkan mesin:


1. Dial putaran throttle mesin ke wide open posision untuk memudahkan menghidupkan
mesin.
2. Dial rpm Nob ke posisi medium.
3. Switch ignition ke posisi on untuk menghidupkan mesin.
4. Apabila mesin mulai bunyi/hidup, maka posisi throttle diatur ke posisi normal
(medium).
5. Biarkan mesin hidup selama kurang lebih 15 menit sebelum dilakukan pengambilan
data.

3. Pada pengujian prestasi mesin ini digunakan metode throttle penuh :

1. Aturlah throttle pada posisi terbuka penuh (selanjutnya ¾, ½, ¼ penuh).


2. Atur putaran mesin sehingga mencapai putaran 2300 rpm.
3. Beban dinaikkan dengan mengatur pada switch beban sesuai kebutuhan.
4. Aturlah putaran mesin untuk beban yang sama sampai mencapai putaran 2000 rpm
dan lakukan pengukuran untuk setiap penurunan putaran 100 rpm.
5. Ulangi poin 3-4 untuk beban yang lain.
6. Ulangi poin 1-5 untuk throttle ¾, ½, dan ¼.

3.4 Rumus – Rumus Yang Digunakan 

1. Daya pengereman ( breakiang power) p dalam kw

1 1
p=2⋅ π ⋅ M ⋅ n ⋅ ⋅
60 1000
Dengan :
M = momen torsi (n.m)
n= putaran mesin(rpm)

2. Konsumsi bahan bakar (mf) dalam kg/hours

Δm
mf= ⋅ 3,6
Δt
Dengan :
Δm = jumlah bahan bakar yang digunakan dalam hours
= Δv ⋅ ρf
Δv = jumlah bahan bakar yang diukur ( 4,8 cm 3 ketetapan )
ρf = massa jenis bahan bakar ( bedakan bensin dan solar )
Δt = Waktu dalam detik ( s )

3. Konsumsi bahan bakar spsifik ( SFC ) dalam g/kW.hours

mf . 1000
sfc=
p

4. Laju aliran udara yang masuk ( V1 ) dalam m3/min

T0 pl
ml=v l . ρu 60
273 ,15+T i p0

Dengan :
vl = Pembacaan di kontrol panel
pl = tekanan atmosfer dalam mbar
p0 = tekanan referensi dalam mbar
T0 = temperature referensi dalam Kelvin (k)
M f = laju aliran massa udara dalam kg/hours
ρu = massa jenis udara 1,275 kg/m3
TI = Temperatur Udara Masuk Dalam Cm 3/Hours

5. Efisiensi Pembakaran Dalam Mesin ( η ) Dalam m3


P ⋅3600
η=
M F ⋅ HU
Dengan:
H U = nilai kalor solar 43000 kj/kg

6. Efisiensi volumetric ( λ l) dalam

v l ⋅1000 m z
λ l=
v hub ⋅ n⋅ 0,5 mth

Dengan :
v hub = 1,4 liter untuk mesin diesel
= 1,9 untuk mesin bensin
n = rpm
0,5 = faktor untuk mesin 4 langkah
mz = massa aktual udara masuk
mth = massa teoritis udara masuk

7. Perbandingan udara bahan bakar (ARF)

ml L
AFR=
mf ⋅ Lmin Lmin
Dengan:
L = udara real yang masuk

Lmin = udara minimal yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan bakar

= 14,8 untuk bensin


= 14,5 untuk diesel
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN

4.1. TABEL 1.1 DATA PENGAMATAN FULL THROTTLE


4.1.1 Beban 1 Full Throttle
1. Daya pengereman (breaking power)
1 1
P=2 π . M . n . .
60 1000

Dimana:
л = 3,14
M = 1,03 Nm
n = 3124 rpm

Maka:
1 1
P=2.3,14 .1,03.3124 . .
60 1000

= 0,336788027 kW
2. Konsumsi bahan bakar (mf) dengan kg/h

ΔM
mf = .3,6
ΔT

3,6
mf =fuel consums . ps .
1000
Dimana:
fuel consums = 0,095
ps = 830 kg/m3 (ketetapan)

Maka:

3,6
mf =0,095.830 .
1000
= 0,28386 kg/h
3. Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dalam g/kW

mf .1000
SFC=
P

Dimana:
mf = 0,28386 kg/h
P = 0,336788027 kW
Maka:

0,28386.1000
SFC=
0,336788027
=842,8446902 g/kW

4. Laju aliran udara yang masuk (VL) dalam m3/min

To PL
ml=VL. pu . . .60
273,15+Ti Po

Dimana:
VL =24 m3/s=1440 m3/min
Ti =28 0C =93 K
PL =20 mbar

Dari table Appendiks A physical properties


Table A.1 properties of the u.s standar atmosphere (Si units)
To = 239,5 K
Po = 7 mbar
pu = 1,275 kg/m3 (ketetapan)

Maka:
239,5 20
ml=1440.1,275 . . .60
273,15+28 7
= 133146,5412 kg/h
5. Efisiensi pembakaran dalam mesin (η)dalam %

P .3600
η= .100 %
mf . Hu

Dimana:
P = 0,336788027 kW
mf = 0,28386 kg/h
Hu = 43000 kj/kg

Maka:
0,336788027.3600
η= .100%
0,28386.43000
=9,933138478%

6. Efisiensi volumetrik (λL) dalam %

VL.1000
λ L=
Vhub . n.0,5

Dimana:
VL = 24 m3/s
Vhub = 1,4 liter
n = 3124 rpm
Mesin = 0,5
Maka:
24.1000
λ L=
1,4.3124 .0,5
= 0,43442473%

7. Perbandingan udara bahan bakar (AFR)

ml
AFR=
mf . Lmin
Dimana:
ml = 133146,5412 kg/h
mf = 0,28386 kg/h
Lmin = 14,8

Maka:
133146,5412
AFR=
0,28386.14,8
=32348,76376

Anda mungkin juga menyukai