PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
b) Tujuan praktikum
c) Manfaat praktikum
Adapun manfaat pengujian pada praktikum prestasi mesin ini sebagai berikut:
1. Dapat memahami prinsip kerja dan komponen-komponen sistem injeksi bahan bakar pada
motor diesel dan motor bensin.
2. Mahasiswa dapat memberikan informasi kepada masyarakat yang membuka usaha rumahan
servis mesin khusunya(bengkel). Dalam menganalisa dan cara memperbaiki kerusakan yang
teradi pada sistem injeksi bahan bakar motor bensin maupun motor diesel.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dampak emisi gas buang pada mesin atau motor bakar.
d) Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada pengujian ini sebagai berikut: yang diharapkan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Komponen apa saja yanng terdapat dalam motor diesel 4 langkah?
2. Sistem-sistem apa saja yang mendukung dari komponen-komponen motor bakar?
3. Reaksi bahan bakar bagaimanakah yang disertakan pembakaran sempurna?
4. Apa saja yang dimaksud dengan motor bakar (motor bensin dan motor diesel) dan
bagaimana proses dan tahap kerjanya?
5. Senyawa kimia apa saja yang dihasilkan oleh gas buang sisa pembakaran sisa pembakaran
motor bensin dan motor diesel?
6. Bagaimana mengetahui daya, momen putar, konsumsi udara dan perbandingan bahan bakar
dan udara sebagai fungsi pembakaran?
BAB II
TEORI DASAR
Berdasarkan gambar 12.2 terlihat jelas bahwa tidak mungkin mengubah semua
energi bahan bakar menjadi daya berguna. Daya berguna hanya sebesar 25%, yang artinya
mesin hanya mampu
menghasilkan 25% daya berguna yang dapat dipakai sebagai penggerak dari 100%
bahan bakar. Energi yang lainnya dipakai untuk menggerakkan asesoris atau peralatan
bantu, kerugian gesekan dan sebagian terbuang ke lingkungan sebagai panas gas buang dan
melalui air pendingin. Jika digambar dengan hukum termodinamika dua adalah sebagai
berikut :
Gambar 12.2 Diagram proses konversi energi pada motor bakar
2.3. Motor Bakar
Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat
yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi mekanis. Saat ini
motor bakar masih menjadi pilihan utama untuk dijadikan sebagai penggerak mula. Karena
itu, usaha untuk menciptakan motor bakar yang menghasilkan kemampuan tinggi terus
diusahakan oleh manusia. Kemampuan tinggi untuk mesin ditandai dengan adanya daya dan
torsi yang dihasilkan tinggi tetapi kebutuhan bahan bakar rendah. Motor bakar dibagi mnjadi
beberapa bagian yaitu:
Motor Bakar ditinjau dari prinsip perolehan energi kalor dibagi menjadi 2 dua
macam yaitu, :
a. Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)
Di dalam motor bakar terdapat tenaga panas bahan bakar yang diubah
menjadi tenaga mekanik, sehingga dalam hal ini merupakan proses pembakaran
dalam mesin, di mana zat arang dan zat cair bergabung dengan zat asam dalam udara,
jika pembakaran berlangsung maka diperlukan :
-Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam motor
-Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala
Pembakaran ini menimbulkan panas yang mengahasilkan tekanan yang
kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Contoh aplikasi dari pembakaran dalam
ini digunakan pada power rendah, misalnya motor bensin dan motor diesel
Motor Bakar ditinjau dari prinsip kerjanya dibagi menjadi dua macam, yaitu:
Dan yang trakhir pembagian motor bakar berdasarkan jenis bahan bakarnya
Field coil ini terdapat pada sepeda motor yang memakai motor starter tipe
elektromagnet (bukan magnet permanen). Sedangkan pada sepeda motor yang
menggunakan motor starter tipe magnet permanen tidak memakai field coil karena
tipe magnet permanen bentuknya kompak dengan bobot yang lebih ringan sehinnga
untuk tipe magnet permanen banyak dipakai pada sepeda motor tipe kecil.
b) Armature
Komponen sistem starter berikutnya yaitu armature. Armature mempunyai fungsi
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar.
Armature terdiri dari sebatang besi yang bentuknya silindris lalu diberi slot-slot,
armeture shaft atau poros armature, komutator dan armature coil
Jumlah lilitan pada armature coil dibuat banyak supaya semakin banyak lilitan kawat
yang mendapatkan gaya elektromagnet (garis gaya magnet), sehingga tenaga yang
dihasilkan akan cukup besar untuk memutar crankshaft.
c) Yoke dan Pole Pore
Yoke disebut juga stator, yoke berfungsi sebagai tempat untuk mengikat pole core.
Yoke terbuat dari bahan logam yang berbentuk silinder. adapun Pole Core berfungsi
untuk menopang field coil dan memperkuat medan maget yang ditimbulkan oleh field
coil.
d) Brush (Sikat)
Komponen sistem starter berikutnya adalah sikat (brush), fungsi brush adalah untuk
meneruskan arus listrik dari field coil langsung ke massa melalui komutator. Brush ini
terdiri dari tembaga lunak. Untuk motor starter tipe magnet permanen (tanpa field
coil) brush akam meneruskan arus listrik dari baterai langsung menuju ke armature
lalu ke massa melalui komutator. Motor starter pada sepeda motor ada yang memiliki
dua buah sikat (yaitu satu sikat sebagai positif dan satu sikat lainnya sebagai negatif)
dan ada juga yang memakai empat buah sikat (dua sikat sebagai positif dan dua buah
sikat sebagai negatif), hal ini tergantung dari beban mesin yang akan diputar.
Biasanya untuk motor starter dengan empat buah sikat hanya digunakan pada motor-
motor besar.
Pada stator (rumah motor) diikatkan field coil atau kumparan medan dan pole core
(inti kutub) yang fungsinya untuk menghasilkan medan magnet. Dan biasanya ada
empat buah pole core dan field coil yang memiliki jumlah lilitan yang cukup banyak
supaya medan magnet yang dihasilkan lebih besar.
Agar momen putar yang dihasilkan oleh motor dapat diperbesar, maka disamping
adanya perbandingan gigi sproket atau pinion yang ada pada motor starter dengan
gigi sproket pada crankshaft, juga pada salah satu ujung armature ada gigi reduksi.
Gigi reduksi ini mempunyai fungsi agar perbandingan putaran yang keluar menjadi
lebih kecil sehingga momen putarnya semakin besar.
e) Starter relay (saklar magnet starter)
Starter relay pada sepeda motor ada yang berbentuk sederhana dan juga ada yang
mengadopsi starter relay yang digunakan pada mobil jenis pre-engaged starter atau
starter relay langsung dipasangkan pada bagian atas motor starter).
Starter relay sederhana ini terdiri dari sebuah kumparan dan empat buah terminal
yang ditempatkan terpisah dari motor starter. Starter relay ini biasanya dipakai pada
sepeda motor ukuran kecil. Sedangkan starter relay yang tipe pre-engaged biasanya
dipakai pada sepeda motor ukuran besar.
Selenoid pada starter relay berfungsi seperti relay, yaitu untuk menghubungkan arus
besar dari baterai ke starter motor melalui plat kontak yang dapat bergerak ketikaada
kemagnetan), dengan bantuan arus listrik kecil yang dikontrol dari kunci kontak.
Ada dua kumparan pada starter tipe pre-engaged, yaitu pull-in coil dan holding coil.
Poll-in ciol fungsinya untuk menarik plunger melawan pegas sehingga kontak
terhubung. Sedangkan holding coil berfungsi untuk memegang (hold) plunger pada
posisi tertarik agar pengontakan tetap dapat berlangsung. Tuas penggerak fungsinya
untuk menggeser gigi pinion motor starter ke depan sehingga terkait dengan flywheel
gear atau roda gila.
Kopling starter dan gigi pinion berfungsi untuk menyalurkan tenaga putar yang
dihasilkan oleh motor starter ke roda gila dan mencegah terjadinya putaran yang
berlebihan karena terbawa oleh berputarnya poros starter ketika mesin telah hidup dan
perkaitan antara gigi pinion dan roda gila masih terjadi.
2.4.2 Sistem Pengapian Motor Bensin
Sistim pengapian adalah sistim utama yang mempengaruhi kerja dan
performa mesin yang berfungsi untuk membakar campuran udara dan
bahan bakar di dalam silinder. Agar sistim pengapian bekerja, secara
sempurna maka di perlukan service dan perbaikan yang benar, Melalui
modul pelatihan ini anda akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
tentang cara memperbaiki sistim pengapian
Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang di kompresikan di
dalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadsi sistim pengapian
berfungsi membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada saat
akhir langkah kompres. Sistim pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian
listrik dimana untuk menghasilkan percikan api digunakan busi sebagai pemercik
bunga api. Komponen-komponen sistim pengapian antara lain:
1. Baterei/Aki
Fungsi: Sebagai sumber tenaga arus listrik yang mengalir pada lilitan primer
coil pada waktu mesin hidup atau pada mesin putaran idling apabila kecepatan
mesin sudah mulai tinggi dynamo mengganti tugas dari batere/aki
2.Fuse/sekring
Fungsi: untuk mencegah terjadinya hubungan singkat agar tidak langsung
sampai ke komponen komponen kelistrikan khususnya sekring yang ada di
komponen komponen system pengapian konvensional.
4.External Resistor
Fungsi: Mengurangi penurunan tegangan pada kumparan sekunder pada saat
mesin berputar pada putaran tinggi.
isolator
isolator
cicin perapat
cicin pemanas
penghantar
rongga pemanas
terminal
baut sambungan
rumah busi
10. elektroda pusat (+)
11. celah elektroda (-)
12. elektroda massa (-)
2.4.3 Sistem Bahan Bakar Dan Pembakaran Pada Motor Diesel dan Motor Bensin
Kendaraan membutuhkan sistem bahan bakar yang berfungsi untuk
mencampur antara bahan bakar dan udara dalam perbandingan yang tepat dalam
bentuk partikel-partikel, selanjutnya campuran tersebut disalurkan ke ruang bakar
untuk di bakar. Penyaluran campuran bahan bakar tersebut disalurkan dengan cara
di hisap dan inilah yang dinamakan dengan sistem bahan bakar konvensional.
Sedangkan sistem bahan bakar elektronik tidak memakai hisapan pada intake
manifold tapi penyaluran bahan bakarnya menggunakan injeksi.
Sistem bahan bakar konvensional terdiri dari beberapa komponen, dan
komponen-komponen tersebut diantaranya: tangki bahan bakar, saringan bahan
bakar, saluran bensin, pompa bahan bakar, dan karburator.
Bahan penyusun tangki bahan bakar adalah lembaran baja yang tipis. Tangki
bahan bakar biasanya terletak di bagian belakang kendaraan karena untuk
mencegah kebocoran jika kendaraan mengalami benturan. Dan ada beberapa
kendaraan yang tangki bahan bakarnya diletakkan di tengah bahkan di depan (pada
sepeda motor). Berikut ini gambar dari tangki bahan bakar:
Uap bensin yang ditampung oleh charcoal canister akan disalurkan ke intake
manifold dan lalu ke ruang bakar untuk dibakar kembali ketika mesin hidup.
Komponen yang terakhir pada sistem bahan bakar yaitu karburator atau di
bengkel ada yang menyebutnya dengan karburasi. Karburator berfungsi untuk
mengkabutkan bahan bakar dan kemudian mencampurnya dengan udara dengan
perbandingan yang tepat sesuai dengan kondisi kerja mesin. Setelah itu campuran
antara bahan bakar dan udara tersebut disalurkan ke ruang bakar melalui intake
manifold. Ada beberapa macam tipe karburator. Dan selengkapnya tentang
karburator akan Guru Otomotif bahas pada artikel khusus.
Tangki bahan bakar biasanya terbuat dari plat besi, tangki bahan bakar
terdapat dibagian belakang mobil, hal ini bertujuan untuk menghindari bocor pada
saat terjadi tabrakan. Pada bagian dalam dilapisi dengan lapisan anti karat,
Separator yang berada di dalam tangki berfungsi untuk mencegah bahan bakar
kocak atau naik-turun pada saat mobil berjalan. Ujung pipa hisap, diletakkan
dengan jarak 2–3 cm diatas dasar tangki, hal ini bertujuan untuk mencegah
terhisapnya air dan kotoran.
Filter bahan bakar berfungsi untuk memisahkan debu ataupu air yang
terkandung didalam bensin. Saringan berfungsi untuk menghalangi laju aliran
sehingga partikel–partikel yang lebih berat massanya dari bensin akan tetap
tertinggal didasar saringan.
Cara kerja pompa bahan bakar mekanik adalah ketika roker arm ditekan,
maka arm akan menarik diafragma ke bawah, sehingga katup inlet akan terbuka
dan bensin terhisap. Pada saat arm bebeas atau tidak ditekan pegas maka akan
mengembalikan arm ke posisi semula, sehingga diafragma akan kembali
keposisi semula karena dorongan pegas. Bensin yang ada diatas diafragma akan
mendorong katup outlet agar terbuka dan katup inlet agar menutup. Pada saat
bensin dikarburator penuh pegas tidak dapat mengembalikan diafragma ke
posisi semula sehingga pemompaan bahan bakar terhenti .
Jika tekanan pada sisi outlet melebihi 0,25 kg/cm 2 maka plunger tidak dapat
bekerja.
5. karburator
B. Prinsip Kerja
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang
digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran
poros engkol, melalui pipa hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa
pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa
penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip
untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar
dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem
pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup
pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar
maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm
dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung
menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian
menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod
dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter.
Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli
disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank
case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)
C. Fungsi
1. Fungsi Pelumasan
a. Mengurangi gesekan
b. Sebagai peredam
2. Fungsi Oli
b. Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil
Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil. Jenis -
jenis oil pump :
Roda gigi yang digerakkan (driven gear) pada pompa oli digerakkan
oleh gigi penggerak (drive gear) yang dihubungkan langsung ke
chamsaft. Ruang volume dibentuk oleh dua gigi yang berubah-ubah pada
saat berputar. Oli dihisap dalam pompa oli bila volume bertambah, dan
oli akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe internal (internal
gear type) kontruksinya sederhana dan kemampuannya dapat
diandalkan.
Gambar Cara Kerja Pompa Tipe Internal
2. Pompa eksternal gear
Pompa oli tipe external gear terdiri dari dua roda gigi seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Roda gigi penggerak (drive
gear) digerakkan oleh chamshaft. Karena tidak adanya ruangan didalam
housing seperti halnya dengan inlet dan saluran keluar (discharge
opening) serta kecilnya ruangan antara gigi dan housing, saat gigi
berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar. Pompa oli
tipe external gear sudah lama digunakan, sebab kontruksinya lebih
sederhana serta lebih akurat.
3. Pompa Trochoid
Oleh karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh kedua rotor berputar,
oli terhisap ke pompa ketika ruangan membesar dan oli tertekan keluar
ketika ruangannya mengecil. Tipe ini lebih sederhana dibandingkan
dengan model gigi dan lebih dapat diandalkan. Selain itu juga, volume
oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali berputar. Ini berarti ukuran
atau bentuk pompa dapat diperkecil.
Gambar Cara Kerja Tipe Trochoid
c. Relief Valve
d. Oil Strainer
e. Oil Filter
bersirip, yang dapat dilalui air pendingin dari tangki atas ke tangki bawah.
Komponen lain yang bersatu dengan radiator adaiah tutup radiator, tangki
cadangan, selang atas, selang bawah, dan katup pembuang.
Tutup radiator selaiu berfungsi menutup Iubang pemasukan air radiator, juga
mempertahankan keadaan air agar tidak mendidih meskipun suhunya mencapai
l00"C atau lebih. Suhu yang tinggi menyebabkan volume dan tekanan air
bertambah. Bila tekanan air dan uapnya naik, maka katup pengaman pada tutup
radiator akan menjadikan membebaskannya melalui pipa pembuangan dan tangki
cadangan bila volume air dari radiator memuai karena naiknya suhu, maka air
pendingin yang berlebihan dikirim ke tangki cadangan. Sebaliknya bils suhu turun,
air yang ada dalam tangki akan kembali ke radiator.
ini diatur oleh katup pengaman pada tutup radiator
Pompa air berfungsi mensirkulasikan air pendingin. Umumnya yang banyak
digunakan adalah jenis sentrifugal. Pompa air ini ditempatkan di bagian depan blok
silinder dan digerakkan oleh puli poros engkol melalui tali kipas (V belt).
e.LPG
Bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum Gas), gas ini pada umumnya
mempunyai bahan dasar butane dan propane dan dikonsumsi kendaraan dengan
mesin/engine bensin dengan instalasi sistem bahan bakar gas di samping sistem
bahan bakar bensin, nilai octan bisa mencapai 100, saat ini masih digunakan
terbatas pada taxi-taxi, sedangkan di negara lain seperti Australia sudah
memasyarakat penggunaannya
1.PROSES PEMBAKARAN
Tenaga yang dihasilkan kendaraan bermotor dihasilkan dari perubahan energi
bahan bakar menjadi tenaga gerak, perubahan energi bersumber dari hasil
pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran pada laboratorium antara bahan
bakar bensin dengan persenyawaan oksigen yang terdapat di udara ± 21 %
dengan perbandingan 1 : 14.7 (stoichiometri) akan terjadi pembakaran yang
sempurna menghasilkan CO2 (Carbon dioksid) dan H2O (Uap air).
2.REAKSI PEMBAKARAN
Reaksi kimia pembakaran sempurna, 2C8H18 + 25O2 16CO2 + 18H2O
Reaksi kimia pembakaran tidak sempurna di ruang bakar engine C8H18 + 02
+ N2 CO + CO2 + HC + Nox + SO2 + Pb + O2 + Partikel lainnya
3.ASPEK PENDUKUNG PROSES PEMBAKARAN
1.Ratio perbandingan antara volume bahan bakar dan debit udara
2.Kwalitas bahan bakar dan Kwalitas udara
3.Pengatomisasian bahan bakar (Carburation)
4.Homogenisasi campuran bahan bakar dan udara
5.Hambatan proses pembakaran (Tidak tepatnya waktu penyulutan (ignited)
6.Mekanisme engine/mesin
7.Teknologi sistem bahan bakar dan pengapian
8.Waktu (Timing) injeksi
4.PROSES PEMBAKARAN MOTOR BENSIN
Proses pembakaran pada motor bensin terjadi setelah bahan bakar dan udara
yang bercampur oleh sistem aliran udara akibat langkah hisap (pengisian)
pada sistem bahan bakar menggunakan karburator, sedangkan pada sistem
injeksi bensin menyuplai dengan informasi yang diterima sebelumnya dari
beberapa sensor sehingga jumlah bahan bakar yang diperlukan lebih
proporsional
Bahan bakar dan udara yang tercampur secara homogen akibat turbulensi dan
gesekan udara pada ruang silinder saat langkah kompresi dan berubah ujud
menjadi gas yang siap untuk dibakar.
Pembakaran terjadi karena penyulutan (spark) oleh busi dari kerja sistem
pengapian dan diatur sedemikian rupa waktu penyalaannya.dan pembakaran
ini menghasilkan explorasi yang besar menekan piston ke bawah .
Gaya tersebut akan tersimpan pada roda gaya untuk melakukan langkah
berikutnya dan tenaga yang dihasilkan untuk memikul beban kendaraan
3.2.2 Bahan
bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah bahan bakar bensin sebanyak
kurang lebih 5 liter atau lebih (dapat disesuaikan dengan kebutuhan praktikum)
1 1
p=2⋅ π ⋅ M ⋅ n ⋅ ⋅
60 1000
Dengan :
M = momen torsi (n.m)
n= putaran mesin(rpm)
Δm
mf= ⋅ 3,6
Δt
Dengan :
Δm = jumlah bahan bakar yang digunakan dalam hours
= Δv ⋅ ρf
Δv = jumlah bahan bakar yang diukur ( 4,8 cm 3 ketetapan )
ρf = massa jenis bahan bakar ( bedakan bensin dan solar )
Δt = Waktu dalam detik ( s )
mf . 1000
sfc=
p
T0 pl
ml=v l . ρu 60
273 ,15+T i p0
Dengan :
vl = Pembacaan di kontrol panel
pl = tekanan atmosfer dalam mbar
p0 = tekanan referensi dalam mbar
T0 = temperature referensi dalam Kelvin (k)
M f = laju aliran massa udara dalam kg/hours
ρu = massa jenis udara 1,275 kg/m3
TI = Temperatur Udara Masuk Dalam Cm 3/Hours
v l ⋅1000 m z
λ l=
v hub ⋅ n⋅ 0,5 mth
Dengan :
v hub = 1,4 liter untuk mesin diesel
= 1,9 untuk mesin bensin
n = rpm
0,5 = faktor untuk mesin 4 langkah
mz = massa aktual udara masuk
mth = massa teoritis udara masuk
ml L
AFR=
mf ⋅ Lmin Lmin
Dengan:
L = udara real yang masuk
Dimana:
л = 3,14
M = 1,03 Nm
n = 3124 rpm
Maka:
1 1
P=2.3,14 .1,03.3124 . .
60 1000
= 0,336788027 kW
2. Konsumsi bahan bakar (mf) dengan kg/h
ΔM
mf = .3,6
ΔT
3,6
mf =fuel consums . ps .
1000
Dimana:
fuel consums = 0,095
ps = 830 kg/m3 (ketetapan)
Maka:
3,6
mf =0,095.830 .
1000
= 0,28386 kg/h
3. Konsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dalam g/kW
mf .1000
SFC=
P
Dimana:
mf = 0,28386 kg/h
P = 0,336788027 kW
Maka:
0,28386.1000
SFC=
0,336788027
=842,8446902 g/kW
To PL
ml=VL. pu . . .60
273,15+Ti Po
Dimana:
VL =24 m3/s=1440 m3/min
Ti =28 0C =93 K
PL =20 mbar
Maka:
239,5 20
ml=1440.1,275 . . .60
273,15+28 7
= 133146,5412 kg/h
5. Efisiensi pembakaran dalam mesin (η)dalam %
P .3600
η= .100 %
mf . Hu
Dimana:
P = 0,336788027 kW
mf = 0,28386 kg/h
Hu = 43000 kj/kg
Maka:
0,336788027.3600
η= .100%
0,28386.43000
=9,933138478%
VL.1000
λ L=
Vhub . n.0,5
Dimana:
VL = 24 m3/s
Vhub = 1,4 liter
n = 3124 rpm
Mesin = 0,5
Maka:
24.1000
λ L=
1,4.3124 .0,5
= 0,43442473%
ml
AFR=
mf . Lmin
Dimana:
ml = 133146,5412 kg/h
mf = 0,28386 kg/h
Lmin = 14,8
Maka:
133146,5412
AFR=
0,28386.14,8
=32348,76376