Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

DASAR TEORI
2.1 Mesin Otto
2.1.1 Penjelasan Umum

Gambar 2.1 Mesin Otto Pertama Gambar 2.2 Mesin Otto Modern

Mesin otto atau mesin bensin merupakan salah satu mesin penggerak yang paling umum
digunakan pada kendaraan beroda. Mesin ini pertama kali dikembangkan oleh Nikolaus Otto
pada tahun 1876. Mesin ini pada dasarnya adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang
menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan bahan
bakar bensin atau yang sejenis. Pada era teknologi, kebutuhan akan transportasi sangan tinggi
untuk membantu orang- orang dengan padatnya aktifitas. Berbagai macam transportasi telah
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan baik transportasi pribadi maupun umum. Salah
satu jenis transportasi yang sering digunakan adalah kendaraan beroda. Kendaraan ini biasanya
digerakkan oleh sebuah motor pembakaran dalam, salah satunya adalah motor bakar otto.
Contoh aplikasi mesin otto dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut:

1. Sepeda motor.

2. Mobil.

3. Pesawat.

4. Mesin untuk pemotong rumput

5. Mesin untuk speedboat


Tujuan dilakukannya pengujian motor otto adalah agar karakteristik dari motor otto
tersebut dapat diketahui, lalu hasil dari pengujian tersebut digambarkan dalam bentuk grafik
karakteristik. Berikut ini adalah beberapa grafik karakteristik yang dapat digunakan untuk
menilai performa dari suatu motor otto antara lain:
1. Karakteristik motor otto pada kecepatan putaran.
 Grafiknya: IHP ; BHP ; efisiensi ; HMEP ; braketorque terhadap kecepatan putaran.
2. Karakteristik motor otto pada putaran konstan, untuk berbagai pembebanan.
 Grafiknya: BFC ; BSFC ; heat – balance terhadap BHP atau BMEP.

Kebutuhan peforma yang dibutuhkan oleh stiap kendaraan berbeda-beda tergantung dari
fungsi pada masing-masing kendaraan itu sendiri. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian
performa serta karakteristik pada suatu motor otto sehingga motor otto tersebut dapat
digunakan secara efisien.

2.1.2 Cara Kerja


Tahap kerja mesin otto yang ideal terdiri dari 4 tahap, yaitu intake, compression,
combustion, dan exhaust. Pada tahap intake, katup masuk udara dibuka dan katup keluar udara
ditutup sehingga putaran piston membuat udara tertarik masuk ke dalam ruang silinder. Pada
tahap compression, semua katup ditutup lalu piston akan menekan campuran bahan bakar,
melakukan proses kompresi secara isentropik. Kemudian pada tahap combustion, campuran
yang telah terkompresi kemudian dibakar dengan menggunakan pemantik/busi sehingga
menghasilkan pembakaran isokhorik, kemudian energi pembakaran tersebut digunakan
untuk mendorong piston atau ekspansi isentropik. Pada tahap exhaust, katup keluar udara
dibuka dan katup masuk udara ditutup sehingga hasil pembakaran dapat dikeluarkan oleh
gerakan piston.

Untuk mempermudah analisa pada mesin otto, diperlukan simplifikasi dan idealisasi
dari proses-proses yang terjadi saat mesin otto bekerja sehingga dihasilkan siklus otto ideal.
Simplifikasi dan idealisasi yang digunakan pada siklus otto ideal adalah seperti berikut:

 Tidak ada gesekan pada siklus sehingga fluida kerja pada mesin otto tidak mengalami
penurunan tekanan saat mengalir pada pipa atau alat lainnya seperti heat exchanger.
 Seluruh proses ekspansi dan kompresi terjadi pada kondisi quasi-equilibrium.

 Mesin otto terinsulasi dengan sempuran sehingga tidak ada perpindahan kalor keluar dari
atau ke dalam sistem.
Siklus Otto ideal terdiri dari empat proses reversibel internal, yaitu proses 1-2
kompresi isentropik, proses 2-3 penambahan kalor pada volume tetap, proses 3-4 ekspansi
isentropik, dan proses 4-1 pelepasan kalor pada volume tetap. Karena siklus Otto ideal ini
merupakan sistem tertutup, maka ada beberapa asumsi yang digunakan yaitu (1) mengabaikan
perubahan energi kinetik dan potensial, dan (2) tidak ada kerja yang timbul selama proses
perpindahan kalor.

Bahan Bakar ( Bensin) yang hendak dimasukan kedalam ruang bakar haruslah dalam
keadaan yang mudah terbakar, hal tersebut agar bisa didapatkan efisiensi tenaga motor yang
maksimal. Campuran bahana bakar yang belum sempurna akan sulit dibakar oleh percikan
bunga api dari busi. Bahan bakar tidak dapat terbakar tanpa adanya udara (O2), tentunya dalam
keadaan yang homogen. Bahan bakar atau bensin yang dipakai dalam pembakaran sesuai
dengan ketentuan atau aturan, sebab bahan bakar yang melimpah pada ruang bakar justru tidak
meningkatkan tenaga dari motor tersebut namun akan merugikan motor sendiri. Semakin
banyak bahan bakar yang tidak terbakar akan meningkatkan filamen pada dinding silinder
( tempat gesekan antara dinding silinder dengan ring piston). Perbandingan campuran udara
dan bahan bakar sangat dipengaruhi oleh pemakaian bahan bakar. Perbandingan udara dan
bahan bakar dinyatakan dalam bentuk volume atau berat dari bagian udara dan bensin. Bensin
harus dapat terbakar seluruhnya agar menghasilkan tenaga yang besar dan meminimalkan
tingkat emisi gas buang. Air Fuel Ratio adalah faktor yang mempengaruhi kesempurnaan
proses pembakaran didalam ruang bakar. Merupakan komposisi campuran bensin dan udara.
Idelanya AFR bernilai 14,7 artinya campuran terdiri dari 1 bensin dan 14,7 udara biasa disebut
Stoichiometry.

Gambar 2.3 Siklus Mesin Otto Ideal


Selain siklus ideal terdapat juga siklus nyata dari mesin otto, terdapat beberapa
perbedaan yang signifikan. Pada kasus motor otto yang aktual, siklusnya dapat dilihat pada
diagram di bawah ini.

Gambar 2.4 Siklus Otto Nyata

2.1.3 Efisiensi Mesin Otto

Efisiensi termal siklus Otto ideal ini tergantung dari besarnya rasio kompresi mesin dan
rasio kalor spesifik dari fluida kerjanya. Rasio kompresi pada mesin pembakaran dalam atau mesin
pembakaran luar adalah nilai yang mewakili rasio volume ruang pembakaran dari kapasitas
terbesar ke kapasitas terkecil. Ini adalah spesifikasi mendasar bagi hampir semua mesin
pembakaran umum. Dalam mesin piston, rasio yang dimaksud adalah rasio antara volume silinder
dan ruang bakar ketika piston berada di titik mati bawah dan volume ruang bakar saat piston berada
di titik mati atas. Efisiensi siklus akan naik bila rasio kompresi dan rasio kalor spesifik semakin
besar seperti pada diagram di bawah ini.

Gambar 2.5 Efisiensi terhadap Specific Heat


2.2 Mesin Diesel

2.2.1 Penjelasan Umum

Gambar 2.6 Mesin Diesel Pertama

Mesin diesel (atau mesin pemicu kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang
menggunakan panas kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang
telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak menggunakan busi atau spark
plug seperti pada mesin otto. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat
digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan
menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Mesin ini kemudian diperbaiki dan disempurnakan
oleh Charles F. Kettering. Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan
dengan mesin pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio
kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal) dapat
memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.

Mesin diesel menggunakan prinsip kerja hukum Charles, yaitu ketika udara dikompresi
maka suhunya akan meningkat. Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi
oleh piston yang merapat dengan rasio kompresi antara 15:1 dan 22:1 sehingga menghasilkan
tekanan 40-bar (4,0 MPa; 580 psi), dibandingkan dengan mesin bensin yang hanya 8 hingga 14
bar (0,80 hingga 1,40 MPa; 120 hingga 200 psi). Tekanan tinggi ini akan menaikkan suhu udara
sampai 550 °C (1022 °F). Beberapa saat sebelum piston memasuki proses kompresi, bahan bakar
diesel disuntikkan ke ruang bakar langsung dalam tekanan tinggi melalui nozzle dan injektor
supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Injektor memastikan bahwa bahan
bakar terpecah menjadi butiran-butiran kecil dan tersebar merata. Uap bahan bakar kemudian
menyala akibat udara yang terkompresi tinggi di dalam ruang bakar. Awal penguapan bahan bakar
ini menyebabkan sebuah waktu tunggu selagi penyalaan, suara detonasi yang muncul pada mesin
diesel adalah ketika uap mencapai suhu nyala dan menyebabkan naiknya tekanan diatas piston
secara mendadak. Oleh karena itu, penyemprotan bahan bakar ke ruang bakar mulai dilakukan
saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk menghindari detonasi. Penyemprotan bahan
bakar yang langsung ke ruang bakar di atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection)
sedangkan penyemprotan bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan
ruang bakar utama di mana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect injection).

2.2.2 Prinsip Kerja

Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan
cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear. Batang
penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft dan oleh crankshaft tenaga
linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tingginya kompresi menyebabkan pembakaran dapat
terjadi tanpa dibutuhkan sistem penyala terpisah (pada mesin bensin digunakan busi),
sehingga rasio kompresi yang tinggi meningkatkan efisiensi mesin. Meninggikan rasio kompresi
pada mesin bensin hanya terbatas untuk mencegah kerusakan pra-penyalaan.
Dari gambar diatas, proses kerja mesin diesel terbagi menjadi 4 yaitu :

a. Proses Hisap
Proses saat piston bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah dan udara dihisap dari
katup isap dan katup buang tertutup.
b. Proses Kompresi
Proses ketika piston bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas dengan memampatkan
udara yang tadi dihisap. Dikarenakan kedua katup tertutup, maka tekanan dan suhu udara
dalam piston naik.
c. Proses Usaha
Proses penyemprotan partikel bahan bakar yang disemprotkan ke bagian yang tekanan dan
suhu udara tinggi sehingga terjadi pembakaran. Lalu piston bergerak dari titik mati atas ke
titik mati bawah karena pembakaran berlangsung secara bertahap.
d. Proses Buang
Setelah proses pembakaran, udara sisa pembakaran dibuang dari katup buang.
Mesin diesel memiliki beberapa keuntungan dibandingkan mesin pembakaran lain:

 Mesin diesel membakar lebih sedikit bahan bakar daripada mesin bensin untuk menghasilkan
kerja yang sama karena suhu pembakaran dan rasio kompresi yang lebih tinggi. Mesin bensin
umumnya hanya memiliki tingkat efisiensi 30%, sedangkan mesin diesel bisa mencapai 45%
 Tidak ada tegangan listrik tinggi pada sistem penyalaan, sehingga tahan lama dan mudah
digunakan pada lingkungan yang keras. Tidak adanya koil, kawat spark plug, dsb juga
menghilangkan sumber gangguan frekuensi radio yang dapat mengganggu peralatan navigasi
dan komunikasi, sehingga penting pada pesawat terbang dan kapal.
 Daya tahan mesin diesel umumnya 2 kali lebih lama daripada mesin bensin suku cadang yang
digunakan telah diperkuat..
 Bahan bakar diesel dapat dihasilkan langsung dari minyak bumi. Distilasi memang
menghasilkan bensin, namun hasilnya tak akan cukup tanpa adanya catalytic reforming, yang
berarti memerlukan ongkos tambahan.
 Bahan bakar diesel umumnya dianggap lebih aman daripada bensin. Meskipun bahan bakar
diesel dapat terbakar pada udara bebas jika disulut dengan sumbu, namun tidak akan meledak
dan tidak menghasilkan uap yang mudah terbakar dalam jumlah besar. Tekanan uap yang
rendah sangat menguntungkan untuk aplikasi kapal laut, di mana campuran bahan bakar
dengan udara yang dapat meledak sangatlah berbahaya. Dengan alasan yang sama, mesin
diesel tahan terhadap vapor lock.
 Untuk beban parsial berapapun, efisiensi bahan bakar (massa yang dibakar per energi yang
dihasilkan) hampir konstan untuk mesin diesel, sedangkan pada mesin bensin akan
proporsional.
 Mesin diesel menghasilkan panas yang terbuang lebih sedikit.
 Mesin diesel dapat menerima tekanan dari supercharger atau turbocharger tanpa batasan
(tergantung dari kekuatan komponen mesinnya saja). Tidak seperti mesin bensin yang dapat
menimbulkan detonasi/ketukan pada tekanan tinggi.
 Kandungan karbon monoksida pada gas buangnya minimal, oleh karena itu mesin diesel
digunakan pada tambang bawah tanah.
 Biodiesel mudah disintesis, bahan bakar berbasis non-minyak bumi (melalui
proses transesterifikasi) dan dapat langsung digunakan di banyak mesin diesel, sedangkan
mesin bensin membutuhkan banyak ubahan untuk dapat menggunakan bahan bakar
sintetis untuk dapat digunakan (misalnya etanol ditambahkan ke gasohol).

2.3 Perbedaan Mesin Otto dan Diesel

No Item Mesin Diesel Mesin Bensin

1 Siklus Pembakaran Siklus Sabathe Siklus Otto

2 Rasio Kompresi 15-22 6-12

3 Ruang Bakar Rumit Sederhana

4 Pencampuran bahan Diinjeksikan pada akhir Dicampur dalam karburator


bakar langkah

5 Bahan Bakar Solar Bensin

6 Metode Penyalaan Terbakar sendiri Percikan Busi


7 Getaran Suara Besar Kecil

8 Efisiensi Panas (%) 30 – 40 22-30

Anda mungkin juga menyukai