Anda di halaman 1dari 27

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Servis Berkala (Periodical Maintenance)

PM atau yang sering disebut dengan servis berkala merupakan suatu

kegiatan untuk memeriksa dan merawat kendaraan yang dilakukan dengan

terjadwal, baik berdasarkan waktu maupun jarak tempuh kendaraan tersebut.

PM ditentukan berdasarkan jarak tempuh dan periode yang dilalui sejak

service sebelumnya. Perawatan yang dilakukan yaitu pemeriksaan, pembersihan,

dan juga penggantian part pada kendaraan yang memang harus dilakukan

penggantian. Setiap item-item perawatan yang ada kemudian dimasukan dalam

jadwal servis berkala sesuai dengan jenis kendaraannya dan jumlah kilometernya.

Di bengkel, servis berkala dikategorikan menjadi service berkala internal (SBI) dan

service berkala eksternal (SBE).

1. Service Berkala Internal

Service Berkala Internal (SBI) adalah kategori service berkala yang

dilakukan hanya satu kali pada kendaraan, yaitu pada 1 bulan pertama setelah

kendaraan diterima oleh customer atau saat jarak tempuh kendaraan sudah

mencapai 1000 km, tergantung mana yang tercapai terlebih dahulu. SBI ini

dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa kendaraan baru yang

diterima oleh customer tidak memiliki cacat. Komponen-komponen yang

diperiksa pada SBI adalah sebagai berikut:

a. Komponen mesin

Dalam komponen mesin ada beberapa bagian yang diperiksa, diantaranya:

8
9

1) Periksa semua tali kipas

2) Periksa oli mesin

3) Periksa slang-slang dan persambungan sistem pendinginan dan heater

4) Periksa cairan pendingin mesin

5) Periksa pipa-pipa gas buang dan dudukannya

6) Periksa baterai.

b. Komponen chasis dan bodi

Dalam komponen chasis dan bodi ada beberapa bagian yang diperiksa,

diantaranya:

1) Periksa pedal kopling

2) Periksa pedal rem dan fungsi rem parkir

3) Periksa minyak rem

4) Periksa minyak kopling

5) Periksa minyak power steering

6) Periksa suspensi depan dan belakang

7) Periksa kondisi ban-ban dan tekanan pemompaanya (termasuk ban

serep)

8) Periksa semua lampu-lampu, Horn, penghapus dan pembasuh kaca

depan

9) Kencangkan mur dan baut-baut pada chassis dan bodi

10) Periksa kecukupan isi cairan air conditioner atau pendingin udara.

2. Service Berkala Eksternal

Service Berkala Eksternal (SBE) adalah kategori service berkala yang

dilakukan rutin setiap 6 bulan atau setiap jarak tempuh kendaraan mencapai
10

kelipatan 10.000 km, tergantung mana yang tercapai terlebih dahulu. SBE

dilakukan untuk merawat dan menjaga agar kondisi kendaraan tetap berada di

kondisi optimal.

Item-item yang dilakukan pemeliharaan pada saat servis berkala

dikelompokan menjadi tiga yaitu servis berkala kelipatan 10.000 km, kelipatan

20.000 km dan kelipatan 40.000 km. Tiap-tiap kelompok memiliki item

pemeriksaan dan penggantian sparepart yang berbeda. Untuk perbedaannya

sebagai berikut:

a. Item pemeriksaan dan penggantian sparepart servis berkala kelipatan

10.000 km sama dengan servis berkala 30.000 km, 50.000km, 70.000 km

dan seterusnya selama itu kelipatan dari 10.000 terkecuali kelipatan

20.000 km dam 40.000 km. Item perawatan yang dilakukan meliputi

seluruh item yang dilakukan pada servis berkala internal dan ditambah

dengan:

Komponen mesin:

1. Penggantian oli mesin

2. Pengantian saringan oli mesin

3. Pemeriksaan busi

4. Pemeriksaan saringan pembersih udara

5. Pemeriksaan kandungan CO/HC, asap gas buang saat idle.

Chassis dan Body:

1. Pemeriksaan pelapis sepatu rem dan tromol rem (khusu rem tromol)

2. Pemeriksaan pads dan piringan rem (khusu rem cakram)


11

3. Pemeriksaan ball joint dan penutup debu

4. Rotasi dan balance roda.

b. Item pemeriksaan dan penggantian sparepart servis berkala eksternal

20.000 km sama dengan servis berkala pada 60.000 km, 100.000 km,

seterusnya selama itu kelipatan 20.000 km kecuali kelipatan 40.000 km

dan 80.000 km dan seterusnya. Item-item pemeliharaan dan pemeriksaan

yang dilakukan meliputi seluruh item yang dilakukan pada servis berkala

eksternal kelipatan 10.000 km ditambah dengan :

Komponen Mesin:

1. Pemeriksaan semua tali kipas

2. Penggantian busi.

Chassis dan body:

1. Pemeriksaan saluran minya rem

2. Pemeriksaan roda kemudi dan persambungan

3. Pemeriksaan oil gear differential

4. Pemeriksaan oli transmisi.

c. Item pemeriksaan dan penggantian sparepart servis berkala eksternal

kelipatan 40.000 km, merupakan servis berkala pada kilometer 40.000

km, 80.000 km, 120.000 km dan seterusnya. Item pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan meliputi seluruh item yang dilakukan pada

servis berkala eksternal kelipata 20.000 km ditambah dengan:

Komponen Mesin:

1. Penggantian saringan pembersih udara


12

2. Pemeriksaan tutup tanki bahan bakar, pipa saluran bahan bakar dan

persambungannya, serta pemeriksaan katup kontrol penguapan

bahan bakar

3. Pemeriksaan charcoal canister.

Chassis dan body:

1. Penggantian minyak rem

2. Penggantia minyak kopling

3. Penggantian oil gear differential dan transmisi.

2.2 Mesin

Mesin merupakan alat yang merubah sumber tenaga panas, listrik, air, angin,

tenaga atom, atau sumber tenaga lainnya menjadi tenaga mekanik (mechanical

energy)[1]. Mesin yang merubah tenaga panas menjadi tenaga mekanik disebut

motor bakar (thermal engine). Motor bakar ada 2 macam yaitu motor pembakaran

luar dan motor pembakaran dalam. Motor bakar yang menghasilkan tenaga panas

dari dalam mesin itu sendiri disebut motor pembakaran dalam (internal combustion

engine). Contohnya mesin bensin, mesin diesel, mesin jet, dll. Sedangkan, motor

bakar yang tenaga panasnya dihasilkan dari luar mesin itu sendiri disebut motor

pembakaran luar (external combustion engine). Contohnya mesin uap, mesin

nuklir, dll. Mesin yang umum digunakan pada mobil yaitu mesin bensin dan mesin

diesel.
13

2.2.1 Mesin Bensin

Mesin bensin atau Motor bensin adalah suatu motor yang memakai

bensin sebagai bahan bakarnya dan memakai busi untuk membantu proses

pembakarannya. Prinsip kerjanya, campuran udara dengan bensin dihisap ke

dalam silinder. Kemudian dikompresikan oleh piston saat bergerak naik. Bila

campuran udara dan bensin terbakar dengan adanya loncatan bunga api dari

busi, maka akan menghasilkan tekanan gas pembakaran yang besar di dalam

silinder. Tekanan gas pembakaran ini mendorong piston ke bawah, yang

menggerakkan piston turun naik dengan bebas di dalam silinder. Dari gerak

lurus (naik turun) piston dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol

melalui batang piston. Gerak putar inilah yang menghasilkan tenaga mobil.

Gambar 2.1 Mekanisme perubahan gerakan piston menjadi gerak putar

Campuran udara dan bensin yang telah terbakar dikeluarkan oleh

dorongan piston yang naik dan proses ini berlangsung terus menerus. Proses

menghisap campuran udara dan bensin ke dalam silinder, mengkompresikan,

membakarnya dan mengeluarkan gas bekas pembakaran dari silinder, disebut

satu siklus. Ada juga mesin yang setiap siklusnya terdiri dari 2 langkah naik

turun piston yang sering disebut 2 langkah (two stroke engine)


14

2.2.2 Mesin Diesel

Mesin diesel menggunakan solar sebagai bahan bakarnya. Prinsip

kerjanya, berbeda dengan mesin bensin yang mengkompresikan campuran

bahan bakar dan udara, kemudian dibakar dengan loncatan bunga api. Pada

mesin diesel, udara yang dihisap di dalam silinder dikompresikan hingga

menjadi panas, kemudian bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder.

Karena tanpa menggunakan bantuan busi seperti pada mesin bensin, untuk

memenuhi kebutuhan pembakaran tersebut maka pada mesin diesel

temperature udara yang dikompresikan didalam ruang bakar harus mencapai

500°C (932°F) atau lebih. Oleh karena itu, mesin diesel perbandingan

kompresinya dibuat lebih (15:1 – 22:1) tinggi daripada mesin bensin (6:1 –

12:1) dan juga mesin diesel dibuat dengan kontruksi yang jauh lebih kuat

daripada mesin bensin

2.2.3 Kontruksi Mesin

Mesin terdiri dari mesin itu sendiri dan berbagai macam alat bantu

lainnya. Sedangkan mesin itu sendiri terdiri dari kepala silinder, blok silinder,

piston, poros engkol dan mekanisme katup

Gambar 2.2 Kontruksi mesin


15

1. Blok Silinder

Blok silinder merupakan inti pada mesin, yang terbuat dari besi tuang.

Blok silinder terdiri dari beberapa lubang tabung silinder, yang didalamnya

terdapat piston yang bergerak naik turun. Silinder-silinder dikelilingi oleh

mantel pendingin (water jacket) untuk membantu pendinginan.

Perlengkapan lainnya seperti motor starter, alternator dipasangkan di

bagian samping blok silinder.

Gambar 2.3 Blok Silinder

2. Kepala Silinder

Kepala silinder ditempatkan dibagian atas blok silinder. Di kepala

silinder terdapat ruang bakar dan mekanisme katup. Kepala silinder harus

tahan terhadap temperature dan tekanan yang tinggi selama mesin bekerja.

Pada kepala silinder juga dilengkapi dengan mantel pendingin untuk

mendinginkan area katup dan busi.


16

Gambar 2.4 Kepala silinder

3. Piston

Piston bergerak naik turun di dalam silinder untuk melakukan langkah

hisap, kompresi, pembakaran, pembuangan. Fungsi utama piston uuntuk

menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutar

poros engkol melalui batang piston.

Gambar 2.5 Piston


17

4. Poros Engkol

Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan roda kendaraan

dihasilkan oleh gerakan batang piston dan dirubah menjadi gerak putaran

pada poros engkol.poros engkol menerima beban yang besar dari piston

dan batang piston serta berputar pada kecepatan tinggi

Gambar 2.6 Poros Engkol

2.2.4 Sistem Pada Mesin

Sistem pada mesin dirancang untuk menolong kerja mesin.

Diantaranya, pendinginan, pelumasan, sistem kelistrikan.

1. Sistem Pendinginan

Bahan bakar dibakar di dalam silinder untuk merubah energi panas

ke dalam tenaga gerak. Energi panas yang dihasilkan tidak semuanya

dirubah ke dalam tenaga. Hanya kira-kira 25% energi yang

dimanfaatkan secara efektif, sisanya terbuang saat pembuangan gas dan

diserap oleh mesin. Panas yang diserap oleh mesin harus dibuang

segera, sebab bila tidak mesin akan terlalu panas dan dapat mengalami

kerusakan. Fungsi sistem pendingin untuk mencegah panas yang


18

berlebihan. Dalam proses sirkulasi, khususnya pendingin air

menggunakan bantuan pompa untuk proses sirkulasinya. Pompa ini

dapat berputar dengan bantuan v-belt sebagai penyalur putaran dari

putaran mesin ke putaran pompa.

2. Sistem Pelumasan

Mesin terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak, beberapa

diantaranya ada yang berhubungan langsung secara tetap satu dengan

lainnya. Saat mesin mulai berputar, gesekan yang terjadi antara bagian-

bagian mesin akan menyebabkan hilangnya tenaga, dan bagian-bagian

mesin tersebut menjadi aus.

3. Sistem Kelistrikan

Kelistrikan mesin adalah sistem kelistrikan otomatisasi yang

dipergunakan untuk menghidupkan mesin serta mempertahankanya

agar tetap hidup. Bagian-bagianya terdiri atas baterai yang mensuplai

listrik ke komponen kelistrikan lainya, sistem pengisian yang mensuplai

listrik ke baterai, sistem starter yang memutarkan mesin pertama kali,

sistem pengapian yang membakar campuran bahan bakar dan udara

yang dishisap ke dalam silinder, dan perlengkapan kelistrikan lainnya

2.3 V-belt

V-belt merupakan salah satu media transmisi daya pada suatu mesin yang

membentuk sebuah sabuk yang tersusun dari material karet dan memiliki

penampang trapezium maupun persegi sesuai dengan tipe, jenis dan

kegunaannya[2]. Fungsi v-belt yaitu sebagai transmisi daya dari suatu poros ke
19

poros yang lainnya melalui sebuah pulley yang berputar karena adanya sumber daya

tertentu, dengan kecepatan putar yang sama ataupun berbeda tergantunng pada rasio

perbandingan kedua buah pulley.

2.3.1 Komponen dan Material Penyusun V-belt

V-belt tersusun dari tiga bagian yaitu badan sabuk, tensile member, dan

sampul atau tutup.

Sampul

Tensile Member

Badan Sabuk

Gambar 2.7 Komponen penyusun v-belt

1. Badan Sabuk

Badan sabuk terbuat dari bahan campuran karet khusus yang dapat

menghasilkan sifat mekanik yang cukup baik, efisiensi transmisi tinggi serta

dapat menjamin tingkat keausan karet yang meminimum mungkin.

2. Tensile Member

Tensile Member merupakan komponen yang dapat direnggangkan

yang berupa kawat dengan tinggkat kekuatan yang tinggi serta hanya

mengalami sedikit regangan ketika ditarik. Hal tersebut guna menjamin

kestabilan panjang dari sabuk serta lamanya waktu pemakaian sabuk.


20

3. Sampul atau Tutup

Sampul atau Tutup merupakan komponen yang terbuat dari material

berupa serat tenunan, yang berguna untuk melindungi bagian-bagian yang

mampu diregangkan.

2.3.2 Jenis-jenis V-belt

V-belt ada empat jenis yaitu Raw Edge V-belt, Variable Speed Belt,

Timing Belt dan V-Ribbed Belt. Berikut ini penjelasannya:

1. Raw Edge V-belt

Karet v-belt yang digunakan untuk mobil, truk, bus, peralatan

kontruksi dan berbagai aplikasi penggerak aksesori. V-belt jenis ini

memiliki ketahanan panas, abrasi, dan deformasi yang sangat baik, karena

digunakan dibawah fluktuasi beban yang tinggi dan suhu tinggi di dalam

ruang mesin.

Berikut jenis-jenis dari Raw Edge V-belt:

a. Raw edge plain v-belt

Raw edge plain v-belt, karet langsung terkena katrol. Karena

ini, sabuk memiliki daya cengkraman tinggi dan tidak tergelincir,

menciptakan kemampuan transmisi daya tinggi.


21

Gambar 2.8 Raw edge plain v-belt

b. Raw edge wide-angle v-belt

Dibandingkan dengan Raw edge plain v-belt, sudutnya

menjadi lebih besar pada 52°. Fleksibilitas dan daya tahan

ditingkatkan dengan menggunakan bentuk cogged.

Gambar 2.9 Raw edge wide-angle v-belt

c. Raw edge multiply v-belt

Memiliki struktur yang identic seperti raw edge plain v-belt

namun pada dasar sabuk memiliki beberapa lembar kain bias


22

dilaminasi, yang mengendalikan kebisingan dari pengulangan

katrol yang berlebihan.

Gambar 2.10 Raw edge multiply v-belt

d. Raw edge cogged v-belt

Basis sabuk adalah sabuk pengaman, yang memungkinkan

hilangnya energy rendah dengan cara membengkokkan, dan

menyesuaikan dengan katrol berdiameter kecil. Selain itu, juga

menunjukan stabilitas dengan rotasi kecepatan tinggi.

Gambar 2.11 Raw edge cogged v-belt

2. Variable Speed Belt

Variable speed belt adalah tepi mentah cogged v-belt yang

digunakan untuk aplikasi seperti skuter dan mobil salju. Berikut jenis-jenis

dari Variable Speed Belt:


23

a. Raw cogged variable speed (RCVS)

Sabuk yang memiliki kelenturan yang sangat baik dan daya

dukung samping dorong yang digunakan untuk beban yang

ringan dan transmisi kontinyu.

Gambar 2.12 RCVS

b. Double cogged variable speed (DCVS)

Sangat baik untuk meningkatkan ketahanan terhadap

deformasi karena gaya dorong samping, dengan memberikan

bentuk roda gigi di bagian belakang, sabuk transmisi variable

kontinyu untuk tugas berat dengan fleksibilitas yang sangat baik

dan ketahanan terhadap gaya dorong samping.

Gambar 2.13 DCVS


24

3. Timing Belt

Sabuk transmisi yang di sinkronisasi yang mentransmisikan daya

saat sabuk dan katrol membentuk meshing gigi. Tingkat kebisingan lebih

rendah dibandingkan dengan rantai dan roda gigi. Berikut jenis-jenis dari

Timing Belt:

a. Over Head Camshaft (OHC) Timing belt

Sabuk penggerak torsi tinggi dengan efisiensi transmisi yang

digunakan untuk poros roda cam otomotif. Timing belt tipe ini

memiliki daya tahan yang sangat baik, bahkan di lingkungan

dengan suhu tinggi yang khas dari ruang mesin dan ketenangan

yang sangat baik dibandingkan dengan roda gigi.

Gambar 2.14 OHC Timing belt

b. Timing belt in Oil

Timing belt in oil memiliki daya tahan terhadap minyak dan

panas telah meningkat pesat, sabuk yang dapat digunakan sama


25

dengan sistem penggerak rantai dimana belt ini berada didalam

blok mesin.

Gambar 2.15 Timing belt in oil

c. Rear wheel drive timing belt

Sebuah sabuk yang dikembangkan untuk motor penggerak

roda belakang. Cocok digunakan di lingkungan yang berdebu dan

berlumpur. Selain itu perawatan yang dilakukan untuk melumasi

rantai penggerak tidak diperlukan dilakukan.

Gambar 2.16 Rear wheel drive timing belt

4. V-Ribbed Belt

V-ribbed belt menggabungkan karakteristik transmisi tinggi dari v-

belt. V-ribbed belt berkontribusi terhadap efisiensi transmisi yang baik

dengan tata letak sumbu multi dan diameter pulley yang lebih kecil.

Berikut jenis-jenis dari V-ribbed belt:


26

a. Ribstar belt

Sabuk ini, memiliki kelebihan dalam flesibilitas, mampu

menggunakan pulley yang lebih kecil dengan putaran kecepatan

tinggi.

Gambar 2.17 Ribstar belt

b. Low friction loss belt

Low friction loss belt, mengurangi kerugian gesekaan dengan

meminimalkan panas internal dari karet sabuk yang disebabkan

oleh pembengkokan dan mengurangi kehilangan torsi mesin.

Gambar 2.18 Low friction loss belt

c. Low modulus belt

Untuk mengoptimalkan pemasangan sabuk dengan

peregangan, sabuk ini tidak perlu komponen tensioner. Dengan


27

menghilangkan tensioner, bisa menghemat ruang mesin dengan

sistem bobot ringan.

Gambar 2.19 Low modulus belt

2.4 Lead Time

Secara harfiah lead time mengandung makna jarak waktu antara permulaan

dan akhiran dari suatu proses produksi. Istilah lead time biasa digunakan dalam

suatu industry manufaktur yang didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh

perusahaan dalam memenuhi order. Secara singkat lead time dikenal sebagai waktu

tenggang[3].

Lead time di bengkel diartikan sebagai lamanya waktu yang diperlukan untuk

memperbaiki suatu kendaraan. Lead time di bengkel terhitung dari customer

menunggu dilayani oleh Service Advisor (SA) sampai dengan Service Advisor (SA)

menghubungi customer, sehingga lead time di bengkel diformulasikan ke dalam

dua jenis yaitu lead time stagnasi dan lead time proses.
28

Lead time stagnasi disebut juga sebagai waktu tunggu. Waktu tunggu (wait

time) adalah bentuk lain pemborosan dalam proses. Lead time stagnasi didefinisikan

sebagai lamanya waktu yang diperlukan untuk menunggu terjadinya proses

berikutnya dalam satu kesatuan lead time sehingga terjadi pemborosan waktu yang

tidak diperlukan karena tidak ada suatu pengerjaan yang dilakukan untuk membuat

kendaraan selesai. Sedangkan lead time proses adalah lamanya waktu yang

diperlukan untuk melakukan suatu proses dalam suatu kesatuan lead time.

Gambar 2.20 Ilustrasi lead time

Gambar 2.20 merupakan alur perhitungan lead time yang dijelaskan sebagai

berikut:

1. Tunggu penerimaan (waiting reception) adalah waktu yang diperlukan

pelanggan mulai dari datang ke bengkel setelah mendapat nomor antrian

sampai diterima oleh Service Advisor (SA)

2. Proses penerimaan (process reception) adalah waktu yang dibutuhkan

Service Advisor (SA) untuk menerima pelanggan dimulai dari mengecek

identitas kendaraan dan pelanggan, mencatat keluhan kendaraan,

memberikan saran perbaikan kendaraan, mengecek kondisi kendaraan,


29

serta estimasi biaya dan lamanya waktu pengerjaan kendaraan. Setelah

semua tercatat, Service Advisor (SA) akan mencetak Perintah Kerja

Bengkel (PKB).

3. Tunggu perbaikan (waiting service) adalah waktu tunggu suattu

kendaraan yang dihitung dari sejak Service Advisor (SA) mencetak PKB

sampai PKB tersebut dikerjakan oleh teknisi.

4. Proses perbaikan (service) merupakan waktu yang dihitung sejak teknisi

mengerjakan kendaraan sampai kendaraan tersebut selesai dikerjakan

sesuai PKB yang telah dibuat.

5. Tunggu inspeksi terakhir (waiting final check) adalah waktu tunggu yang

dihitung sejak kendaraan selesai service sampai foreman melakukan

inspeksi akhir.

6. Proses inspeksi akhir (final check) merupakan waktu yang diperlukan

foreman untuk melakukan inspeksi akhir kendaraan.

7. Tunggu cuci (waiting washing) adalah waktu tunggu pencucian

kendaraan yang dihitung mulai dari foreman selasai melakukan inspeksi

akhir kendaraan sampai dengan kendaraan dicuci di stall pencucian.

8. Proses cuci (wahing) adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

pencucian kendaraan, meliputi pembersihan bodi dan interior kendaraan.

9. Tunggu konfirmasi PKB (waiting confirmation) adalah waktu tunggu

untuk konfirmasi PKB yang dihitung dari setelah kendaraan selesai

dilakukan inspeksi akhir sampai dengan proses konfirmasi.


30

10. Tunggu technical complete (waiting TECO) adalah waktu yang

diperlukan untuk melakukan pengecekan kelengkapan data secara teknis

berupa saran dan Order Pekerjaan Luar (OPL)

11. Tunggu invoice (waiting invoice) adalah waktu yang dihitung sejak PKB

dilakukan TECO sampai dilakukan proses invoice. Proses invoice

merupakan proses perhitungan biaya service dan cetak kuitansi

12. Tunggu call customer (waiting call customer) adalah waktu tunggu yang

diperlukan oleh Service Advisor (SA) untuk menghubungi customer sejak

proses invoice selesai

13. Close PKB adalah proses akhir yang diperlukan setelah pelanggan datang

dan melakukan pembayaran baik secara tunai atau transfer, maka secara

administrasi, PKB telah selesai dilaksanakan, maka PKB ditutup secara

sistem (close PKB) dan service advisor (SA) melakukan penyerahan

kendaraan ke pelanggan.

2.5 Efisiensi

Efisiensi berasal dari kata efisien yang didefinisikan sebgai tepat atau sesuai

saran, menghasilkan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan

biaya[4]. Efisiensi mengandung makna melakukan pekerjaan dengan benar (doing

things right). Apabila efisiensi berkaitan dengan efektivitas belum tentu efisiensi

meningkat.

Efisiensi adalah suatu azas dasar tentang perbandingan terbaik antara

suatu usaha dengan hasilnya, perbandingan ini dilihat dari dua bidang, yakni:
31

a. Bidang usaha, suatu kegiatan dapat dikatakan efisien jika sesuatu hasil

tertentu tercapai dengan usaha yang sekecil-kecilnya. Pengertian usaha

dapat dikembalikan pada iklim unsur yang dapat juga disebut sumber-

sumber kerja yaitu pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda.

b. Bidang hasil, suatu kegiatan dapat disebut efisien jika dengan sesuatu

usaha tertentu memberikan hasil yang sebanyak-banyaknya baik

mengenai mutu ataupun jumlah suatu hasil tersebut.

Efisiensi juga merupakan perbandingan antara usaha yang dilakukan dengan

hasil yang dapat diperoleh. Semakin besar usaha yang dilakukan, maka hasil yang

diperoleh dapat semakin besar dan efisiensi.

Aktual Efisiensi = Sebelum Perbaikan – Setelah Perbaikan

Aktual Efisiensi
Pencapaian Efisiensi = Sebelum Perbaikan 𝑋 100%

2.5.1 Faktor-faktor Efisiensi

Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah komponen

manufaktur seperti mesin atau peralatan, tenaga kerja, organisasi dan manajemen.

Dalam manajemen Jepang, ada beberapa upaya untuk meningkatkan efisiensi:

1. Muda, adalah usaha yang terus menerus untuk menghilangkan

pemborosan, yaitu menggunakan sumber daya (keuangan, material,

proses, peralatan, tenaga kerja, biaya, dan lain-lain) secara efektif.

2. Mura, adalah usaha terus menerus menghilangkan ketidakteraturan.

Ketidakteraturan aliran produksi mengakibatkan pemakaian sumber


32

daya selalu berubah dan bervariasai, sehingga hasil yang diperoleh pun

selalu berubah dan bervariasi. Mura secara langsung akan

mengakibatkan pemborosan (muda).

3. Muri, adalah usaha terus menerus memanfaatkan sumber daya secara

optimal dan tidak berlebihan. Pemanfaatan mesin atau peralatan secara

berlebihan akan mengakibatkan kerusakan, atau cacat pada produk

yang dihasilkan. Sedangkan pada manusia akan berakibat pada

kesehatan keselamatan kerja manusia yang semakin rendah. Muri akan

mengakibatkan ketidakteraturan (mura) dan pemborosan (muda).

2.6 Spesial Service Tools

SST (Service Special Tools) ialah alat-alat khusus yang dibuat untuk

melakukan pekerjaan reparasi yang sulit atau memerlukan cara pelepasan dan

pemasangan dengan cara khusus, dan apabila pekerjaan tersebut tidak dilakukan

dengan alat khusus dapat mengakibatkan waktu pengerjaan semakin lama, tidak

efisien, dan menimbulkan masalah baru. SST dibagi dalam 3 kelompok besar yaiutu

alat pembuka, pemasang, dan alat ukur. Namun hanya beberapa tipe SST yang

berfungsi sebagai pembuka dan pemasangan, sehingga SST sebagai alat pengukur

tidak mempunyai tugas tunggal. Berikut contoh SST yang digunakan di bengkel:

1. Bearing Puller Attachment

Bearing Puller Attachment merupakan alat khusus yang diciptakan untuk

melepas bantalan pada posisi yang sulit dijangkau oleh puller biasa. Cara

penggunaan cukup keraskan bearing spliter hingga mendesak bearing. Kemudian

tinggal putar batang pemutar hingga bearing terangkat dan terlepas dari tempatnya.
33

Gambar 2.21 Bearing Puller Attachment

2. Bearing Cup Puller

Bearing Cup Puller sama seperti bearing puller. Namun dalam penggunaannya

berbeda yaitu untuk melepas bantalan atau bearing yang terpasang pada area

silindris sehingga harus di dorong dari dalam. Cara penggunaannya yaitu dengan

memasukkan kaki-kaki ke silindris tempat bantalan kemudian tarik tuasnya hingga

bantalan terlepas.

Gambar 2.22 Bearing Cup Puller


34

3. Ring Compressor

Ring Compressor merupakan alat khusus yang berfungsi untuk menekan ring

piston pada saat pemasangan agar mudah masuk kedalam silinder. Piston ring

compressor terbuat dari plat yang dibentuk silindris dan dapat disetel ukurannya

disesuaikan dengan ukuran piston.

Gambar 2.23 Ring Compressor

Anda mungkin juga menyukai