Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motor Bakar adalah suatu perangkat/mesin yang mengubah energi

termal/panas menjadi energi mekanik. Energi ini dapat diperoleh dari proses

pembakaran yang terbagi menjadi 2 (dua) golongan, yaitu: motor pembakaran

luar dan motor pembakaran dalam.

Makalah ini akan membahas mengenai beberapa proses yang terjadi pada

motor pembakaran dalam, diantaranya adalah cara pencampuran bahan bakar

dan proses penyalaan apinya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pencampuran bahan bakar pada motor bakar ?

2. Bagaimana proses penyalaan api pada motor bakar ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sistem pencampuran bahan bakar pada motor bakar

2. Mengetahui proses dan sistem penyalaan api pada motor bakar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pencampuran Bahan Bakar

2.1.1 Proses Pencampuran Bahan Bakar Karburator

A. Pengertian Karburator

Karburator merupakan salah satu peralatan yang fungsinya untuk

mencampur bahan bakar dan udara pada mesin pembakaran bagian dalam.

Karburator sendiri masih dipakai pada mesin kecil serta pada mobil khusus atau

mobil tua yang dirancang sebagai mobil balap. Kebanyakan kendaraan roda

empat yang diproduksi di awal tahun 1980-an sudah memakai sistem injeksi untuk

bahan bakar secara elektronik dan terkomputerisasi. Selain itu, mayoritas dari

sepeda motor masih memakai karburator sebab lebih murah dan lebih ringan.

Akan tetapi di tahun 2005 sendiri telah banyak mobil yang baru diperkenalkan

memakai sistem injeksi pada bahan bakarnya.

B. Prinsip Kerja Karburator

Saat langkah hisap, torak bergerak dari TMA menuju TMB, ruang di dalam

silinder membesar, tekanan turun sehingga udara mengalir ke dalam silinder.

Aliran udara melewati venturi sehingga kecepatan naik dan tekanan turun.

Turunnya tekanan di venturi menyebabkan bensin diruang pelampung terhisap

keluar bertemu dengan udara dan terurai atau pecah menjadi butiran-butitan kecil.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Karburator

(Sumber : kitapunya.net)

2
Prinsip kerja karburator sama halnya dengan prinsip kerja spray gun

pengecatan dan penyemprot cairan obat anti nyamuk. Bila udara ditiupkan dengan

kecepatan tinggi pada pipa datar, maka tekanan pada pipa yang tegak lurus akan

turun sehingga cairan akan terisap ke atas bahkan bisa bercampur dengan udara

(cairan akan terkabutkan). Makin besar kecepatan udara yang mengalir maka

tekanan pada pipa yang tegak lurus akan semakin turun dan cairan yang

dikabutkan juga akan semakin banyak.

2.1.2 Proses Pencampuran Bahan Bakar Motor Injeksi

A. Pengertian Motor Injeksi

Teknologi kendaraan bermotor saat ini memang telah berkembang begitu

pesat. Ada banyak sekali pelengkap inovasi teknologi terbaru disematkan ke

dalam sepeda motor kini. Adapun teknologi terbaru sepeda motor tersebut salah

satunya yaitu teknologi injeksi. Injeksi merupakan teknologi baru yang disematkan

pada motor-motor di zaman sekarang. Injeksi adalah sebuah metode

pencampuran udara dengan bahan bakar dalam kendaraan bermotor supaya

menghasilkan pembakaran sempurna. Sistem injeksi memerlukan perangkat yang

bernama injektor. Injektor inilah yang bertugas untuk menyuplai campuran udara

dengan bahan bakar. Teknologi motor injeksi adalah teknologi penerus dari sistem

karburator kendaraan bermotor.

Gambar 2.2 Motor Injeksi

(Sumber : motosatria.com)

3
B. Prinsip Kerja Motor Injeksi

Apabila pada sistem karburator, kendaraan membutuhkan penyetelan

yang tepat agar bisa mendapatkan campuran bahan bakar dan udara atau AFR

(Airfuel ratio)yang optimal, sistem injeksi sudah terprogram secara komputer

untuk mendapatkan rasio AFR yang optimal.

Gambar 2.3 Sistem Motor Injeksi

(Sumber : hargamotor.co.id)

Supaya bisa mendapatkan AFR yang optimal, injektor mengandalkan

program komputer untuk mengontrol AFR nya. Perangkat elektronik yang bertugas

untuk mengontrol kerja injektor ini bernama ECM atau Electronic Control Module.

Electronic Control Module memiliki settingan dan kontrol yang sudah

terstandar dari pabriknya. ECM ini dapat secara otomatis mengontrol besaran

bahan bakar dan udara yang pas pada kondisi kondisi cuaca tertentu. Pada

motor injeksi terdapat sensor udara, sensor inilah yang nantinya membantu ECM

dalam mengkalkulasi AFR yang tepat sesuai dengan kebutuhan mesin dan udara

sekitar mesin. Kurang lebih seperti inilah gambaran mengenai sistem injeksi pada

motor. Konsepnya sama seperti sistem karburator, karena injeksi merupakan

penyempurnaan dari sistem karburator.

4
2.2 Proses Pembakaran Pada Motor Bakar

Mesin pembakaran dalam dapat dibagi menjadi 2 yaitu, mesin dengan

percikan yakni yang memerlukan busi untuk membakar campuran bahan bakar

pada ruang bakar dan mesin kompresi yang membakar campuran bahan bakar

pada ruang bakar dengan memanfaatkan kompresi yang besar tanpa adanya busi.

2.2.1 Penyalaan dengan Bunga Api (Motor Bensin)

A. Pengertian Busi

Busi adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran

dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. Busi dipasang untuk membakar

bensin yang telah dikompresi oleh piston.

Gambar 2.4 Busi

(Sumber : ekodiaz.blogspot.co.id)

B. Jenis Jenis Busi

1. Busi Standar

Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center elektroda rata-rata

2,5 mm. Jarak tempuh busi standar sampai sekitar 20 ribu Km, ketika kondisi

5
pembakaran normal dan tidak dipengaruhi oleh faktor lain macam oli mesin dan

konsumsi BBM yang berlebihan efek peningkatan spek karburator. Busi ini bawaan

motor setiap diluncurkan dari pabrikan.

2. Busi Platinum

Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center elektroda dari platinum, jadi

pengaruh panas ke metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm

0,8 mm, jarak tempuh busi sekitar 30 ribu km.

3. Busi Iridium

Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan center elektroda dari

iridium alloy. Diameter center elektroda 0,6 mm 0,8 mm mm. Jarak tempuh busi

sekitar 50 ribu sampai 70 ribu km.

4. Busi Racing

Busi yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta temperatur mesin yang

tinggi. Dipersiapkan untuk mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan

deceleration.

Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center elektroda pun

relatif kecil meruncing seperti jarum. Jarak tempuh busi juga relatif pendek di 20

ribu 30 ribu Km, untuk rpm tinggi diatas 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.

5. Busi Resistor

Logo R dengan font miring banyak yang mengira artinya racing.

sebenarnya R itu artinya resistor. Busi ini dipakai untuk melindungi perangkat

elektronik digital, berupa speedometer, indikator pada kendaraan yang

memakainya, terhadap pengaruh gelombang radio dan sejenisnya.

C. Prinsip Kerja Busi Pada Motor Pembakaran Dalam

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan volt yang dihasilkan

oleh ignition coil. Tegangan listrik dari coil pengapian menghasilkan beda

tegangan antara elektroda dibagian tengah busi dengan yang dibagian samping.

6
Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan

isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas diantara kedua

elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik

daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami ionisasi dan yang tadinya

bersifat insulator berubh menjadi konduktor. Setelah itu, arus elektron dapat

mengalir dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik

drastis sampai 60.000o K. suhu yang sangat ringgi ini membuat gas yang telah

terionisasi memuai dengan cepat seperti ledakan kecil, inilah percikan busi yang

pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir.

2.2.2 Penyalaan dengan Kompresi (Motor Diesel)

Proses pembakaran pada motor diesel dibagi menjadi 4 tahap, dari ke-

empat tahap tersebut dapat kita ketahui bahwa disetiap tahapnya terjadi

perubahan suhu dan juga tekanan. Dan berikut adalah penjelasan dari ke-empat

periode :

Diagram Pembakaran Motor Diesel

(Sumber : bisaotomotif.com)

7
1. Pembakaran tertunda (A-B)

Bahan bakar yang telah diinjeksikan oleh injektor tidak langsung terbakar,

titik A adalah saat dimana bahan bakar mulai disemprotkan oleh injektor, bahan

bakar yang bertekanan dan berbentuk kabut tersebut akan bercampur dengan

udara yang bersuhu dan bertekanan tinggi. A-B adalah pembakaran tertunda,

sehingga pembakaran baru akan dimulai di titik B.

2. Perambatan api (B-C)

Dari titik B, tekanan akan meningkat tajam hal ini dikarenakan piston terus

bergerak ke TMA. Mulai di titik ini juga campuran udara dan bahan bakar yang

telah merata di semua bagian dalam silinder akan terbakar, namun hanya di

beberapa bagian saja. Setelah itu api akan merambat sangat cepat, dan

membakar hampir semua campuran udara dan bahan bakar, terjadilah letupan

(explosive). Letupan atau ledakan ini akan membuat tekanan dalam silinder

meningkat drastis. Di titik C adalah awal pembakaran langsung.

3. Pembakaran langsung (C-D)

Periode yang ketiga adalah pembakarang langsung. Periode ini dimulai

dari titik C. Nozzle injektor masih menyemprotkan bahan bakar, sampai di titik D

barulah nozzle injector tidak menginjeksikan bahan bakar lagi. Karena injeksi

bahan bakar ini masih berlangsung, dan di periode 2 sudah terjadi perambatan api

maka bahan bakar yang disemprotkan oleh injector akan langsung terbakar. Inilah

alasan mengapa disebut dengan pembakaran langsung.

Pada titik D adalah titik dimana tekanan maksimum pembakaran terjadi.

Pembakaran diatur oleh jumlah bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor,

sehingga tahap ini dapat juga disebut dengan tahap pengontrolan pembakaran.

4. Pembakaran lanjutan (D-E)

Titik D adalah titik tekanan maksimum pembakaran, dari titik D ini masih

terjadi proses pembakaran karena bahan bakar belum seluruhnya habis terbakar.

8
Dari D-E ini diharapkan bahan bakar dan udara yang belum terbakar, dapat

terbakar semua.

2.3 Perbandingan Sistem Pembakaran Motor Penyalaan Kompresi dan Bunga Api

Beberapa perbandingannya antara lain sebagai berikut :

1. Perbandingan kompresinya pada mesin penyalaan kompresi tekanannya lebih

besar yaitu pada 15-30 Kg/Cm2 sedangkan pada motor Bunga Api yaitu 6-12

Kg/Cm2. Motor penyalaan kompresi lebih tinggi karena untuk proses

pembakarannya memanfaatkan tekanan dan suhu tinggi hasil kompresi yang

kemudian disemprotkan bahan bakar. sedangkan motor penyalaan bunga api

meggunakan busi untuk melakukan proses pembakaran sehingga tidak

memerlukan tekanan sebesar motor penyalaan kompresi.

2. Pembakaran pada motor penyalaan bunga api lebih baik sehingga emisi gas

buang hasil pembakaran lebih kecil dibanding motor penyalaan kompresi.

3. Penyalaan motor kompresi memanfaatkan tekanan dan suhu tinggi pada ruang

bakar yang kemudian disemprotkan bahan bakar oleh nozle. Sedangkan pada

motor penyalaan bunga api menggunakan busi yang memercikkan bunga api

pada campuran bahan bakar untuk melakukan proses pembakaran

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalh ini adalah sebagai berikut :

1. Proses pencampuran bahan bakar terbagi menjadi dua yaitu dengan

menggunakan sistem karburator dan sistem injeksi

2. Proses penyalaan bunga api terbagi menjadi dua yaitu penyalaan bunga

api kompresi yang menggunakan suhu dan tekanan yang besar pada

ruang bakar dan menggunakan busi yang memercikkan bunga api untuk

melakukan proses pembakaran.

10

Anda mungkin juga menyukai