Anda di halaman 1dari 36

MODUL

PENGARUH VARIASI DERAJAT DAN TINGGI BUKAAN KATUP


i
TERHADAP PERFORMANSI SEPEDA MOTOR EMPAT
LANGKAH BERTEKNOLOGI INJEKSI
.

MODUL

Oleh :

Gede Arya Dwi Parwata

Dosen Pembimbing :

Dr. I Nyoman Pasek Nugraha,S.T.,M.T.

I Gede Wiratmaja, S.T., M.T.

ii
JSPOJPOJO
PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya lah, Saya
dapat menyelesaikan modul ini dengan baik, sebagai salah satu luaran penelitian skripsi yang
berjudul “Pengaruh variasi Derajat dan tinggi bukaan katup terhadap performansi Sepeda Motor
empat lakah berteknologi Injeksi”
Selama penyusunan modul ini , Saya mendapat banyak masukan dan bimbingan dari berbagi
pihak, sehingga akhirnya saya dapat menyelesaikan modul ini dengan sebaik baiknya, serta saya
berharap modul ini dapat bermanfaat ke depannya bagi dunia pendidikan dan otomotif dan
khususnya pada program studi pedidikan teknik mesin.
Saya menyadari modul ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan
masukan, saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagi pihak guna menyempurnakan
modul ini. Akhir kata saya ucapkan Terimakasih.

Singaraja, 4 Desember 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER MODUL.....................................................................................................................i

PRAKATA..............................................................................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................................................vi

PENGERTIAN MOTOR BAKAR.................................................................................1

KOMPONEN MESIN DAN FUNGSI MODIVIKASI..................................................5

PERFORMANSI MOTOR BAKAR..............................................................................9

PENGUJIAN DAN CARA PENGGUNAAN ALAT...................................................11

SKEMA PENELITIAN MOTOR BAKAR..................................................................16

HASIL PENGUJIAN.....................................................................................................19

KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................................30

DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................32

iv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : SIKLUS KERJA MOTOR BAKAR............................................................................4
GAMBAR 2 : TROTHEL BODY........................................................................................................5
GAMBAR 3 : CAMSHAFT..................................................................................................................6
GAMBAR 4 : PROFIL POROS CAMSAFT........................................................................................6
GAMBAR 5 : POROS PROFIL CAMSAFT........................................................................................7
GAMBAR 6 : PROFIL LSA CAMSAFT.............................................................................................8
GAMBAR 7 : STOPWACHT............................................................................................................12
GAMBAR 8 : BURET UKUR...........................................................................................................12
GAMBAR 9 : TOOL SET..................................................................................................................13
GAMBAR 10 : DYNOTEST..............................................................................................................13
GAMBAR 11 : DIAL INDIKATOR.................................................................................................14
GAMBAR 12 : BUSUR DERAJAT..................................................................................................14
GAMBAR 13 : SKEMA PENGUJIAN TORSI DAN DAYA..........................................................16
GAMBAR 14: GRAFIK PERBANDINGAN TORSI DAN DAYA.................................................21
GAMBAR 15 : GRAFIK PERBANDINGAN DAYA DENGAN PUTARAN MESIN..................24
GAMBAR 16 : GRAFIK KONSUMSI BAHAN BAKAR DENGAN MESIN................................28

v
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : SPESIFIKASI MESIN HONDA SCOOPY ESP ...........................................................11
TABEL 2 : DATA PENGUJIAN TORSI PUTARAN MESIN.........................................................13
TABEL 3 : DATA RATA RATA TORSI PUTARAN MESIN........................................................20
TABEL 4 : DATA PENGUJIAN DAYA PUTARAN MESIN.........................................................22
TABEL 5 : DATA RATA RATA DAYA PUTARAN MESIN........................................................24
TABEL 6 : DATA PENGUJIAN KONSUMSI BAHAN BAKAR...................................................26
TABEL 7 : DATA RATA RATA PENGUJIAN KONSUMSI BAHAN BAKAR...........................27

vi
PENGERTIAN MOTOR BAKAR MO

Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. motor

bakar bekerja dengan memanfaatkan energi campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk kabut di

dalam ruangan ruang bakar, sehingga dapat melakukan kerja mekanik pada saat busi memercikan

bunga api. Cara kerja motor bakar menggunakan di indonesia lebih banyak menggunakan satu atau

dua silinder. Di dalam ruang bakar itulah terjadi percikan pada busi yang di sebut dengan

pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen. pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut

mampu menggerakkan torak oleh batang penghubung yang disebut dengan (crankshaft)

dihubungkan dengan poros engkol.

 Siklus Kerja Pada Mesin 4 Langkah

Mesin 4 langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus pembakaran

akan mengalami 4 langkah piston.

a. Langkah Hisap

Prosesnya dapat digunakan sebagai berikut :

1) Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB)

2) Katup inlet terbuka, bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar

3) Crank shaft berputar 180 derajat

4) Camsaft akan berputar 90 derajat

5) Piston menghisap kabut udara-bahan bakar masuk ke dalam ruang bakar

Langkah ini disebut langkah awal kerja mesin 4 langkah.

b. Langkah Kompresi

Prosesnya sebagai berikut :

1) Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA)

2) Katup In akan mulai menutup, Katup Ex tetap tertutup

3) Bahan Bakar akan dimampatkan di ruang bakar

1
4) Busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran

5) Crank shaft mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)

6) Camsaft mencapai 180 derajat

c. Langkah Usaha

Prosesnya sebagai berikut :

1) Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar

2) Piston terlempar dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB)

3) Katup inlet menutup, sebelum akhir langkah usaha, katup buang mulai terbuka

4) Putaran pada Crank shaft mencapai 540 derajat

5) Putaran pada Camsaft 270 derajat

d. Langkah Buang

Langkah buang mendorong gas sisa pada proses pembakaran keluar dari ruang bakar menuju

pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan sempurna agar tidak ada gas sisa hasil dari

pembakaran, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama

pemasukkan gas baru akan mereduksi potensial tenaga yang dihasilkan.

Gambar 1
Siklus Kerja Mesin 4 Langah
(Sumber : Hery, 2021)

2
KOMPONEN MESIN INJEKSI DAN FUNGSI MODIFIKASI

 Injeksi Pada Sepeda Motor

Injeksi adalah suatu teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk

mencampur bahan bakar dan udara yang akan masuk kedalam ruang pembakaran. Penggunaan

teknologi injeksi meningkatkan tenaga mesin dibandingkan dengan teknologi karburator pada

umumnya, karena injektor berfungsi untuk mengkabutkan atau mencampur bahan bakar dengan

udara secara homogen.

 Throttel body

Throttel body adalah komponen sepeda motor yang merupakan bagian dari sistem intake udara.

Agar bisa berjalan dengan lancar, sepeda motor membutuhkan campuran bahan bakar dan udara

agar kebutuhannya yang tepat. Throttel body inilah yang berfungsi untuk mengatur jumlah udara

yang masuk ke mesin. bagian dari system pengatur asupan udara yang mengontrol jumlah udara

yang mengalir ke dalam mesin.

Gambar 2
Throttel body
(Sumber : Dokumen pribadi, 2021)

 Camshaft

Camshaft adalah komponen mesin empat langkah yang berfungsi untuk mengatur buka dan

tutup pada katup (valve) dengan cara mendorongnya yang disebut dengan (life) yang di gerakan

dengan rantai kambrat (timing chain) yang terhubung pada gear crank shaf.

3
Camshaft sangat berperan penting pada mesin empat langkah, karena komponen ini mengatur

buka dan tutup katup (valve) yang mempengaruhi masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar

untuk menghasilkan tenaga. Dimana Camshaft akan berkerja optimal apa bila membuka katup

(valve) pada waktunya dan durasi yang telah di tentukan berakir dengan maksimal.

maksimal.

Gambar 3
Camshaf
(Sumber : Data pribadi, 2021)

a. Cam lift

Cam lift adalah tonjolan dari titik sentuh atas pada camshaf, dimana cam lift ini berfungsi

mengatur tinggi dari bukaan katup pada saat langkah hisap dan buang.

Pada penelitian ini, modifikasi pada cam lift juga di lakukan dengan cara menambah daging bagian

cam lift atau mengelas bagian cam lift. Dimana fungsi ini untuk menambah tinggi bukaan katup

serta menghasilkan bahan bakar yang lebih banyak masuk kedalam ruang bakar.

Cam lift

Gambar 4
Profil Poros
(Sumber : Data pribadi)

4
b. Profil Camshaft

Profil Camshaft adalah titik sentuh utama pada Camshaft dan roker arm yang mengatur drajat

pada bukaan katup tersebut pada saat sebelum lagkah hisap, dimana Camshaft tersentuh di bagian

tengah Camshaft yg di sebut profil.

Pada bagian profil ini lah yang akan mengatur titik sentuh pada derajat bukaan katup yang

berfungsi untuk mengatur durasi titik sentuh pada bukaan katup.

Profil ini lah yang mengatur putaran mesin lambat atau cepat.

Profi

Gambar 5
Poros Profil
(Sumber : Data pribadi )

c. LSA (lobe sparation angle)

LSA merupakan pertemuan titik mati atas pada camshaf (lift) IN dan EX, dimana LSA sangat

berpengaruh pada karakter mesin empat langkah, dimana LSA ini sangat berpengaruh pada siklus

motor bakar yang berfungsi mengatur cepatnya perpindahan langkah hisap, usaha, kompresi dan

buang. Semakin kecil nilai yang di dapat pada LSA makan semakin cepat putaran langkah yang

terjadi pada siklus motor bakar.

5
LSA (lobe sparation angel)

Gambar 6
Profil LSA Camshaft
(Sumber : Data pribadi )

Menghitung LSA camshaft :

Durasi in = In open + 180 + In close

Durasi Ex = Ex open + 180 + Ex close

Total Durasi = durasi In + durasi Ex / 2

LSA = . . . . Derajat

6
PERFORMANSI MOTOR BAKAR

1. Torsi

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi.

gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda motor digerakkan oleh torsi dari

crankshaft. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi

yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam

N.m (Newton meter). Adapun perumusannya adalah sebagai berikut :

T=Fxr

Dimana :

T : torsi (N.m)

F : gaya (N)

r : lengan momen (m)

2. Daya

Daya motor adalah besarnya kerja motor selama waktu tertentu. Daya dihasilkan dari proses

pembakaran didalam silinder dan biasanya disebut dengan daya indiaktor. Daya tersebut dikenakan

pada torak yang bekerja bolak balik didalam silinder mesin. Daya pada sepeda motor dapat diukur

dengan menggunakan alat dynamometer, sehingga untuk menghitung daya poros dapat

diketahui dengan menggunakan rumus :

Dimana :

p : daya (hp)

t : torsi benda putar (N.m)

N : putar mesin (Rpm)

7
Daya pada sepeda motor dapat di perbesar dengan memperbesar diameter pada piston maka daya

yang di hasilkan lebih besar.

3. Konsumsi Bahan Bakar

Konsumsi bahan bakar Vf diartikan sebagai jumlah bahan bakar yang dipergunakan oleh

kendaraan dalam rentan waktu. Konsumsi bahan bakar Vf dapat dihitung menggunakan persamaan

sebagai berikut :

p x Vf x 3600
l= [L/h]
T x 1000
Dimana :

FC = Fuel Consumption (L/h)

Vf = Volume konsumsi (mL)

T = Waktu konsumsi (s)

l = Massa jenis pertamax (kg/m3)

8
PENGUJIAN DAN CARA PENGGUNAAN ALAT

1. Objek Penelitian

Objek utama dalam penelitian ini yaitu Camshaft dengan cara merubah derajat bukaan katup

dan bukaan tinggi katup untuk meningkatkan torsi dan daya.

Tabel 1
Spesifikasi Mesin Sepeda Motor Honda Scoopy esp
(Http://spekmotor.blogspot.com, 2015)

Parameter Keterangan
Mesin 4 Langkah, SOHC dengan pendinginan udara, eSP
Kelas 110
Volume langkah 108,2cc
Diameter X langkah 50 x 55,1 mm
Perbandingan kompresi 9,5 : 1
Daya maksimum 6,4 kw (8,7 PS/8000 rpm)
Torsi maksimum 9,1 N.m (0,93 kgf.m) / 6.000rpm
Tipe kopling Otomatis, sentifugal, tipe kering
Tipe tranmisi Otomisi, v-matic

2. Bahan dan Alat Penelitian

a. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1) Sepeda motor Honda Scoopy injeksi 110cc.

2) 4 jenis Camshaft yaitu Camshaft standar bawaan Honda Scoopy injeksi 110cc dan

Camshaft yang sudah dimodifikasi 12 derajat dengan tinggi 7,5mm, 16 derajat dengan

tinggi 8mm dan 20 derajat dengan tinggi 8,5mm.

b. Alat dan Skema Penelitian

Alat yang akan digunakan untuk mengukur torsi dan daya yaitu dinamo meter (daynotest).

Dengan beberapa peralatan seperti :

9
1) Stopwatch

Gambar 7
Stopwatch
(Sumber : Data Pribadi, 2021)

Stopwatch adalah alat untuk mengukur berapa lama waktu yang akan di butuhkan untuk

menghabiskan bahan bakar pada burret ukur pada saat pengujian konsumsi bahan bakar.

2) Burret ukur

Gambar 8
Burret ukur
(Sumber : Data Pribadi, 2021)

Burret ukur adalah alat untuk mengukur konsumsi bahan bakar dan buret juga dapat

digunakan untuk menguku rasio kompresi.

Cara penggunaan :

 Periksa ujung buret dan pastikan tidak ada gelembung pada ujung tersebut

10
 Tentukan isi cairan yang dibutuhkan pada head atau ruang bakar pada

sepeda motor

 Alirkan cairan buret ke dalam head melalui lubang tutup busi

3) Tool set

Gambar 9
Tool set
(Sumber : Data Pribadi, 2021)

Tool Set adalah alat untuk membongkar dan memasang komponen pada sepeda motor.

4) Daynotest

Gambar 10
Daynotest
(Sumber : Data Pribadi, 2021)

Daynotest adalah alat untuk mengetahui kinerja pada mesin atau menguji torsi dan daya.

5) Dial Indikator

11
Gambar 11

Dial Indikator

(Sumber : Data Pribadi, 2021)

Dial Indikator adalah alat untuk mengukur kerataan pada komponen atau pergerakan pada

titik sentuh.

Cara penggunaan :

 Pasang dial indikator di bagian head mesin

 Sentuhkan ujung jarum dial indikator dengan roker arm

6) Busur Derajat

Gambar 12
Busur Derajat
(Sumber : Data Pribadi, 2021)

12
Busur Derajat adalah alat untuk mengukur ukuran derajat suatu objek.

Cara penggunaan :

 Pasangkan busur derajat pada sisi kiri crankshaft

 Pasangkan jarum untuk menentukan titik 0 derajat pada busur derajat

 Tentukan titik TOP pada busue derajat di angka 0 derajat lurus dengan jarum

 Pastikan langkah piston di titik mati atas

13
SKEMA PENELITIAN MOTOR BAKAR

Gambar 13
Skema Instalasi Pengujian Daya, Torsi dan Konsusmsi bahan bakar
(Sumber : Dokumen pribadi,2021)

Keterangan gambar :

1. Monitor komputer.
2. Roller dynamometer.
3. Kabel tachometer.\

Gambar diatas adalah skema pengujian torsi, daya dan konsumsi bahan bakar, mesin sepeda

motor yang akan diuji akan di naikkan ke dynotest. Data informasi perubahan torsi dan daya pada

setiap putaran mesin akan di tampilkan dilayar monitor komputer.

Sedangkan pengujian pada konsumsi bahan bakar akan di lakukan dengan cara memperhatikan

perubahan jumlah konsumsi bahan bakar pada baret ukur di bagi dengan berapa lama waktu yang di

butuhkan pada bahan bakar tersebut habis. Pencatatan waktu dilakukan dengan stopwatch.

3. Prosedur Penelitian

14
a. Penyusunan Alat Penelitian

Sebelum dilaksanakan penelitian, terlebih dulu melakukan persiapan menyusun dan

perlengkapan penelitian sebagai berikut :

1) Menyiapkan motor Honda Scoopy injeksi 110cc

2) Menyiapkan alat penelitian yaitu dynotest

3) Menyiapkan Camshaft standar dan Camshaft yang sudah dimodifikasi

4) Melakukan pengecekan terhadap kondisi motor agar tidak terjadinya kecelakaan pada saat

penelitian

b. Tahapan Penelitian

Langkah-langkah pengujian torsi dan daya yaitu :

1) Melakukan pengisian bahan bakar pada buret ukur

2) Menghidupkan mesin sepeda motor sekitar 3 menit agar suhu kerja pada mesin dapat ideal

3) Mulai membuka throttel gas sampai putaran RPM yang akan di uji dan data atau grafik

akan terlihat di layar monitor yang terhubung pada dynotest

4) Data torsi dan daya yang di ukur akan terlihat di layar monitor

5) Menyimpan hasil pengujian torsi dan daya, data yang di dapat berupa tabel grafik

perubahan torsi dan daya pada setiap putaran mesin tertentu.

6) Proses yang sama seperti di atas dilakukan untuk setiap pengujian pada Camshaft yang

sudah di modifikasi.

7) Melakukan pengulangan pengambilan data sebanyak 3 kali pada setiap variasi yang di uji.

Langkah-langkah pengujian pada konsumsi bahan bakar :

1) Mengisi bahan bakar di buret ukur

2) Atur putaran mesin di 3.000 Rpm, 4.000 RPM, 5.000 RPM, 6.000 RPM, 7.000 RPM, 8.000

RPM

15
3) Di putaran 3.000-8.000 RPM, throttel gas di tahan bersamaan dengan itu catat berapa

perubahan volume bahan bakar yang di gunakan pada buret ukur dan berapa waktu yang di

hasilkan agar bahan bakar tersebut di hasilkan.

4) Pengambilan data selanjutnya akan di terapkan seperti di atas.

5) Data pada konsumsi bahan bakar tidak dapat langsung di ketahui, maka harus

menghitungnya menggunakan rumus.

c. Pengolahan Data Penelitian

Metode pengolahan data penelitian tersebut menjelaskan hasil yang didapat oleh peneliti, maka

hasil yang di dapat berbentuk grafik dan tabel.

16
HASIL PENGUJIAN

1. Data Hasil Perbandingan Torsi

Pada penelitian ini memperlihatkan perbandingan Torsi dari variasi derajat camshaft 12˚

dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm dan 20˚ dengan bukaan katup

lift 8,5mm, interval putaran mesin 1000 RPM seperti bisa terlihat pada tabel 2 dan 3 sebagai berikut.

Tabel 2
Data Pengujian Torsi Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai Dengan 8.000 RPM
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)

Putaran Pengulangan Camhsaft Modifikasi Modifikasi Modifikasi


Mesin Dalam Standar 8˚ Camshaft Camshaft Camshaft
(RPM) Pengujian dengan lift 12˚ dengan 16 ˚dengan 20˚ dengan
6,3mm lift 7,5mm lift 8mm lift 8,5mm

3.000 1 8.38 9.64 11.35 13.41


2 8.36 9.56 11.37 16.56
3 8.38 9.40 10.11 17.07

Rata-rata 8.38 9.53 10.94 15.68


4.000 1 8.35 9.63 11.91 9.83
2 7.98 8.97 10.18 13.44
3 8.18 8.97 10.37 13.31

Rata-rata 8.17 9.19 10.89 12.19


5.000 1 7.12 8.86 10.93 9.40
2 7.67 8.56 10.73 10.24
3 8.17 8.43 11.02 10.30

Rata-rata 7.65 8.61 10.82 9.98


6.000 1 7.91 8.43 10.83 8.97
2 6.86 8.37 10.22 8.43
3 8.13 8.02 10.32 8.37

Rata-rata 7.63 8.27 10.45 8.59


7.000 1 8.18 6.16 8.19 8.56
2 6.71 6.26 10.74 6.16
3 7.91 6.16 10.74 6.26

Rata-rata 7.60 6.19 9.89 6.99

17
8.000 1 8.17 5.92 6.70 6.98
2 5.77 6.02 10.71 5.92
3 7.52 5.92 10.71 6.02
Rata-rata 7.15 5.95 9.37 6.30

Dari pengambilan data torsi mesin sebanyak 3 kali pengulangan pengambilan data yang

pada akhirnya diperoleh rata-rata perbandingan torsi mesin antara variasi camshaft 12˚ dengan

tinggi katup lift 7,5mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm

pada variasi putaran mesin 3.000 RPM sampai dengan 8.000 RPM dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3
Data Rata-rata Torsi Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai 8.000 RPM
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)

Modifikasi Modifikasi Modifikasi


Camshaft
Camshaft Camshaft Camshaft
Putaran Mesin Standar 8˚
12˚ dengan lift 16 ˚dengan lift 20˚ dengan lift
(RPM) dengan lift
7,5mm 8mm 8,5mm
6,3mm

3.000 8.38 9.53 10.94 15.68

4.000 8.17 9.19 10.89 12.19

5.000 7.65 8.61 10.82 9.98

6.000 7.63 8.27 10.45 8.59

7.000 7.60 6.19 9.89 6.99

8.000 7.15 5.95 9.37 6.30

Berikut adalah penjabaran data tabel rata-rata torsi pada tabel 3 dalam bentuk gambar grafik

yang dapat dilihat pada gambar 18

18
Grafik Torsi Yang Dicapai Pada Setiap Variasi
Derajat Camshaft
20 Camshaft
Standar 8˚
15 dengan lift
Torsi (Nm)

6,3mm
10
Modifikasi
5 Camshaft12˚
dengan lift
0 7,5mm
3000 4000 5000 6000 7000 8000
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 14
Grafik Perbandingan Torsi Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)

Gambar 18 menunjukan hasil pengujian torsi pada kinerja mesin motor berteknologi

injeksi, dalam pengujian ini torsi didapatkan dari variasi bukaan camshaft 20˚ dengan tinggi katup

lift 8,5mm pada putaran mesin 3.000 RPM sebesar 15.68 Nm, pada camshaft 16˚ dengan tinggi katup

lift 8 mm torsi yang hasilkan sebesar 10.94 Nm pada putaran 3.000 RPM, pada hasil pengujian

camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 torsi yang di hasilkan tertinggi sebesar 9.53 Nm dalam

putaran mesin 3.000 RPM, sedangkan hasil dari pengujian standar menghasilkan torsi tertinggi 8.38

Nm pada putaran 3.000 RPM. Dalam hal ini putaran mesin sama-sama mendapatkan nilai tertinggi

pada satu putaran diakibatkan oleh salah satu sebab dari putaran rasio automatic pully primer lebih

rendah dengan pully sekunder yang menyebabkan awalan pada motor mesin empat langkah matic

membutuhkan torsi tinggi.

Torsi tertinggi didapatkan pada variasi camshaft 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm

sebesar 15.68 Nm, dengan ini penjelasan diakibatkan karena bukaan katup lift yang lebih tinggi dari

standar megakibatkan dalam pencampuran bahan bakar pada ruang bakar semakin banyak masuk

18
pada ruang bakar untuk letupan awal dari langkah motor mesin tinggi sehingga torsi yang di

hasilkan lebih tinggi dan dimana pengaruh dari camshaft derajat pada bukaan katup lift akan

memperlambat tutup dari durasi katup pada saat menututup dibandingkan dengan derajat bukaan

standar, dimana durasi dari katup lift pada saat terbuka dan bahan bakar lebih banyak masuk

kedalam ruang bakar. Dari data diatas dapat terlihat terjadinya peningkatan torsi pada penggunaan

variasi camshaft 12˚dengan tinggi katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚

dengan tinggi katup lift 8,5 mm, disebabkan karena semakin tinggi bukaan katup lift dengan

banyaknya bahan bakar yang masuk dalam ruang kompresi yang menjadi meningkat sehingga

proses pembakaran terjadi meningkat serta menghasilkan torsi tinggi yang terjadi, serta karena

adanya peningkatan kompresi dinamis secara langsung. Adapun perbedaan peningkatan dalam

sebuah RPM dikarenakan oleh beberapa faktor dalam penggunaan mesin berteknologi injeksi.

Pernyataan tersebut juga sesuai dengan penelitian yang relevan (Stevansa, 2014)

melakukan penelitian pada sepeda motor Honda Tiger dengan memvariasikan camshaft standar

pada durasi 260˚ dimana katup hisap 30˚ sebelum TMA dan menutup 50˚sesudah TMB, camshaft

racing memiliki 300˚ dimana katup hisap 50˚sebelum TMA dan menutup 70˚. Pada hasilnya

camshaft racing dapat menghasilkan daya dan torsi maksimal.

2. Data Hasil Perbandingan Daya

Pada penelitian ini memperlihatkan perbandingan Daya dari variasi derajat camshaft 12˚

dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm dan 20˚ dengan bukaan katup

lift 8,5mm, interval putaran mesin 1000 RPM seperti bisa terlihat pada tabel 4 dan 5 berikut:

Tabel 4
Data Pengujian Daya Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai Dengan 8.000 RPM
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)

Camshaft Modifikasi Modifikasi Modifikasi


Putaran Pengujian Standar 8˚ Camshaft Camshaft Camshaft
Mesin Pengulangan dengan lift 12˚ dengan 16 ˚dengan lift 20˚ dengan lift
6,3mm lift 7,5mm 8mm 8,5mm

19
1 6.4 7.0 7.5 8.5
3000 2 7.0 7.2 7.7 8.6
3 7.0 7.0 7.7 9.5

Rata-rata 6.8 7.0 7.6 8.8

1 7.0 7.7 7.6 8.1


4000 2 7.4 7.5 7.7 8.4
3 7.4 7.7 7.8 9.6

Rata-rata 7.2 7.6 7.7 8.7

1 6.5 7.2 7.8 8.0


5000 2 6.9 7.3 7.8 7.9
3 6.9 7.8 7.9 9.0

Rata-rata 6.7 7.4 7.8 8.3

1 6.3 7.1 8.1 8.1


6000 2 6.7 7.1 8.3 8.2
3 6.7 7.1 8.3 8.7

Rata-rata 6.5 7.1 8.2 8.3

1 5.8 6.7 7.8 7.5


7000 2 6.2 6.8 6.8 7.4
3 6.2 6.7 6.8 8.2

Rata-rata 6.0 6.7 7.1 7.7

1 5.8 6.1 6.8 6.6


8000 2 5.7 6.2 5.6 6.5
3 5.7 6.1 5.9 7.7

Rata-rata 5.6 6.1 6.1 6.9

Dari pengambilan data daya mesin sebanyak 3 kali pengulangan pengambilan data yang pada

akhirnya diperoleh rata-rata perbandingan daya mesin antara variasi derajat camshaft 12˚ dengan

tinggi katup lift 7,5mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm

pada variasi putaran mesin 3.000 RPM sampai dengan 8.000 RPM dapat dilihat pada tabel 5.

20
Tabel 5
Data Rata-Rata Daya Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai 8.000 RPM
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)

Camshaft Modifikasi Modifikasi Modifikasi


Putaran Mesin Standar 8˚ Camshaft Camshaft Camshaft
(RPM) dengan lift 12˚ dengan lift 16 ˚dengan lift 20˚ dengan lift
6,3mm 7,5mm 8mm 8,5mm
3.000 6.8 7.0 7.6 8.8

4.000 7.2 7.6 7.7 8.7

5.000 6.7 7.4 7.8 8.3

6.000 6.5 7.1 8.2 8.3

7.000 6.0 6.7 7.1 7.7

8.000 5.6 6.1 6.1 6.9

Berikut adalah penjabaran data tabel rata-rata daya pada tabel 5 dalam bentuk gambar grafik

yang dapat dilihat pada gambar 19.

Grafik Daya Yang Dicapai Pada Setiap


Variasi Derajat Camshaft
10 Camshaft
Standar 8˚
8 dengan lift
Daya (Hp)

6 6,3mm
4
Modifikasi
2
Camshaft
0 12˚ dengan lift
3000 4000 5000 6000 7000 8000 7,5mm
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 15
Grafik Perbandingan Daya Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)

21
Berdasarkan grafik rata-rata daya diatas semakin meningkatnya putaran mesin (RPM),

daya yang dihasilkan semakin menurun diakibatkan oleh torsi yang dihasilkan tinggi dari putran

rendah, serta adapun terjadinya peningkatan daya pada RPM tinggi, disebabkan oleh adanya hasil

torsi yang stabil ataupun peningkatan dalam meningkatnya sebuah putaran mesin (RPM). Data hasil

daya dengan perbedaan variasi derajat camshaft dengan tingkat bukaan katup lift berbeda dapat

dibacakan sebagai berikut yang tertera pada grafik diatas : variasi pada camshaft 12˚ dengan tinggi

katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5 mm serta

dengan keadaan standar. Dimana pada variasi 20˚ mendapatkan daya yang tertingg sebesar 8.8 HP

pada putaran mesin 3.000 RPM, dibandingkan dengan daya yang didapatkan pada 16˚ dengan tinggi

katup 8 mm, sebesar 8.2 HP pada putaran mesin 6.000 RPM dan daya yang dihasilkan pada

camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 mm sebesar 7,6 HP pada putaran 4.000 RPM serta dengan

penggunaan standar 7,2 HP pada 4.000 RPM.

Dari penjabaran tersebut penggunaan variasi camshaft 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5

mm mendapatkan daya tertinggi pada putaran rendah dikarenakan banyaknya bahan bakar yang

tertuang pada ruang bakar dalam proses pembakaran awal, sehingga menyebabkan kenaikan

kompresi dinamis yang mengompa terjadinya peningkatan dalam putaran mesin rendah. Disamping

itu dalam variasi camshaft 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm menghasilkan dalam putaran mesin

tinggi, daya meningkat dikarenakan dalam proses teknologi mesin injeksi salah satu sistem

pengapian serta konsumsi bahan bakar di atur oleh sistem ecu yang kemungkinan dalam proses

pengambilan data dynotest, ecu membaca mesin dalam keadaan puncak pada putaran mesin yang

terjadi.

Berdasarkan hasil pengujian torsi dan daya dengan variasi derajat camshaft 12˚ dengan

tinggi katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5 mm

dapat dilihat bahwa, daya mengalami kenaikan dan penurunan disetiap percobaan dapat dilihat

dalam tabel diatas. Terlihat terjadinya sebuah perbedaan nilai pada sebuah pengujian disebabkan

oleh beberapa faktor. Dapat dilihat dari setiap masing-masing pengujian serta putaran mesin (RPM),

21
faktor ini di karenakan oleh perbedaannya bukaan katup lift derajat, masuknya bahan bakar pada

ruang bakar hingga mencapai waktu titik proses pembakaran berbeda, adapun juga dalam mesin

yang berteknologi injeksi dalam proses bukaan terjadinya hisap dan buang dalam kompresi diatur

ole sebuah ecu yang terhubung dengan sensor. Faktor berikutnya yaitu pada humanity error, dalam

waktu pengambilan data tidak luput dengan kesalahan perhitungan dari sebuah pencarian data.

3. Data Hasil Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar

Pada penelitian ini memperlihatkan perbandingan Konsumsi Bahan Bakar dari variasi derajat

camshaft 12˚ dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm dan 20˚ dengan

bukaan katup lift 8,5mm,interval putaran mesin 1000 RPM seperti bisa terlihat pada tabel 6 dan 7

berikut:

Tabel 6
Data Pengujian Waktu Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)

Camhsaft Modifikasi Modifikasi Modifikasi


Pengulangan Standar 8˚ Camshaft Camshaft Camshaft
Putaran Mesin
Dalam Pengujian dengan lift 12˚ dengan lift 16 ˚dengan lift 20˚ dengan lift
6,3mm 7,5mm 8mm 8,5mm
1 634 618 600 577
3.000 2 630 612 597 574
3 637 614 597 574
Rata-rata 633.6 614.6 598 575
1 612 600 580 559
4.000 2 617 602 583 562
3 615 602 583 558
Rata-rata 614.6 601.3 582 559.6
1 600 591 571 551
5.000 2 608 588 571 548
3 607 586 569 550
Rata-rata 605 588.3 570.3 549.6
1 593 578 547 523
6.000 2 594 577 544 521
3 587 575 544 523
Rata-rata 591.3 576.6 545 522.3

22
Tabel 7
Data Pengujian Rata-rata Waktu Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)

Modifikasi Modifikasi Modifikasi


Camhsaft
Camshaft Camshaft Camshaft
Standar 8˚
Putaran Mesin 12˚ dengan lift 16 ˚dengan lift 20˚ dengan lift
dengan lift
7,5mm 8mm 8,5mm
6,3mm

3.000 633.6 614.6 598 575

4.000 614.6 601.3 582 559.6

5.000 605 588.3 570.3 549.6

6.000 591.3 576.6 545 522.3

Berdasarkan pengujian Konsumsi Bahan Bakar dengan variasi camshaft derajat bukaan

katup lift yang berbeda yaitu 12˚dengan tinggi bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi bukaan

katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm, dapat dilihat dari tabel diatas.

Dalam pencarian data dilakukan dengan 3 kali pengujian pada putaran mesin 3.000,4.000 5.000 serta

6.000 RPM. Kemudian dari hasil data yang sudah ditampilkan dalam betuk tabel dapat dilihat dari

data pengujian waktu terbanyak untuk menhabiskan 100 ml bahan bakar dicapai pada putaran mesin

6.000 RPM.

Dalam hasil waktu atau data dalam pengujian dapat diturunkan dalam rumus Konsumsi

Bahan Bakar secara berikut :

Diketahui : Ditanya :

ρ = 0,77 kg/m3 Mf = konsumsi bahan bakar persatuan waktu (kg/jam) ?

Vf = 100 ml

Tf = 633.6 s

Jawab: mf = ρxVfx10¯³ x3600


tf

mf = 0,77x100x10¯³x3600
6.33.6
mf = 0.437 Kg/Jam

23
Dimana :

Mf = Konsumsi Bahan Bakar (kg/jam)


ρ = Massa Jenis Pertalite adalah 0,77 kg/m3
Vf = Volume Bahan Bakar yang diuji (ml)
tf = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar yang diuji (s)

Tabel 8
Data Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin Idle
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)

Konsumsi Bahan Bakar (Kg/Jam)


Modifikasi Modifikasi Modifikasi
Camhsaft
Camshaft Camshaft Camshaft
Putaran Mesin Standar 8˚
12˚ dengan lift 16 ˚dengan lift 20˚ dengan lift
(RPM) dengan lift
7,5mm 8mm 8,5mm
6,3mm

3.000 0.437 0.451 0.464 0.482

4.000 0.451 0.461 0.477 0.496

5.000 0.459 0.472 0.486 0.505

6.000 0.469 0.481 0.509 0.531

Berikut adalah penjabaran data tabel Konsumsi Bahan Bakar pada tabel 8 dalam bentuk

gambar grafik yang dapat dilihat pada gambar 20.

Grafik Konsumsi Bahan Bakar Yang


Dicapai Pada Setiap Variasi Derajat
Modifikasi
Konsumsi Bahan Bakar

Camshaft Camshaft
20˚ dengan
4 lift 8,5mm
(Kg/jam)

2
Modifikasi
0 Camshaft
3000 4000 5000 6000 16 ˚dengan
Putaran Mesin (RPM) lift 8mm

Gambar 16
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)

24
Dari hasil Konsumsi Bahan Bakar yang dilakukan pada kendaraan sepeda motor

berteknologi injeksi dengan variasi camshaft derajat bukaan katup lift. Dimana, Konsumsi Bahan

Bakar pada kendaraan terjadinya peningkatan seiring meningkatkan bukaan tinggi katup lift,

sehingga tinggi bahan bakar yang diperlukan untuk proses pembakaran dalam mesin akan lebih

banyak. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan didapatkan presentase peningkatan dalam proses

konsumsi bahan bakar dengan putaran mesin sebagai berikut, pada variasi 12˚ dengan tinggi bukaan

katup 7,5mm dilihat dari data peningkatan tersebut terjadi 2,5% dalam putaran mesin paling tinggi

6.000 RPM, 16˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8 mm data peningkatan tersebut mendapatkan

peningkatan 8,5% dari putaran mesin 6.000 RPM dan 20˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm

data peningkatan tersebut dalam putara mesin 6.000 RPM mendapatka 13,2% dari konsumsi bahan

bakar dengan keadaan standar. Proses ini terjadi dikarenakan bertambahnya tinggi bukaan katup lift

yang menyebabkan bahan bakar masuk dalam ruang bakar meningkat. Sehingga semakin besar

derajat tinggi katup lift, maka semakin meningkat juga dalam Konsumsi Bahan Bakar yang

diperlukan, serta sehingga torsi dan daya meningkat terhadap aselerasi yang didapatkan dalam

mesin tersebut. Dimana perubahan/variasi pada bukaan derajat tinggi katup lift ini dapat

mempengaruhi kinerja motor bensin yang berteknologi injeksi dengan konsumsi bahan bakar yang

diatur oleh injektor serta ecu.

24
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh variasi derajat dan tinggi

bukaan katup (lift) terhadapt torsi, daya dan konsumsi bahan bakar pada motor bensin 4 langkah

yang berteknologi injeksi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pada derajat bukaan camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadap torsi

mesin motor bensin 4 langkah berteknologi injeksi. Torsi maksimum dicapai pada variasi

camshaft 20° dengan tinggi bukaan katup lift 8,5mm. Dimana terjadi peningkatan torsi sebesar

87% dari torsi yang di hasilkan oleh camshaft 20° pada putaran mesin 3.000 RPM.

2. Terdapat pengaruh derajat pada camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadap daya mesin

motor bensin 4 langkah berteknologi injeksi. Daya maksimum dicapai pada variasi camshaft

20° dengan tinggi bukaan katup lift 8,5mm. Dimana terjadi peningkatan torsi sebesar 22,2%

dari torsi yang dihasilkan oleh 20˚ pada putaran mesin3.000 RPM.

3. Terdapat pengaruh derajat pada camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadap Konsumsi

Bahan Bakar mesin motor bensin 4 langkah berteknologi injeksi. Konsumsi bahan baka

rmaksimum dicapai pada variasi camshaft derajat 20° dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm

yang tinggi dengan putaran mesin 6.000 sebesar 13,2 %.

25
Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk variasi derajat dan tinggi bukaan katup (lift )

terhadap Torsi, Daya, serta Konsumsi Bahan Bakar pada motor bensin 4 langkah yang berteknologi

injeksi yakni:

1. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat baik ditinjau dari pengaruhnya terhadap Torsi, Daya

dan Konsumsi Bahan Bakar, perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang memvariasikan

tentang katup exshaust, diameter dan bahan bakar yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

variasi camshaft terhadap performansi dari motor bensin 4 langkah.

2. Memvariasikan camshaft ini dapat sebelumya diperhitungkan dengan langkah-langkah hal

seharusnya dipertimbangkan dalam variasi sehingga mendapatkan hasil kepuasan yang

diingikan.

26
DAFTAR RUJUKAN

Arrahman, R., Istiqlaliyah, H., & Mufarrih, A. (2017). Pengaruh Perubahan Durasi Noken As Dan
Waktu Pengapian Terhadap Daya Dan Torsi Mesin. Simki-Techsain, 01(02), 0–10.
Hartadi, T. (2015). No Title No Title. In
http://repository.unmuhpnk.ac.id/422/1/SKRIPSI%20TRI%20HARTADI.pdf (Vol.
01). Universita muhamaddiah pontianak.
Hery, D. ; (2021). langkah kerja mesin 4 langkah. http://herydarsito.blogspot.com/2012/07/motor-4-
tak-dan-motor-2-tak.html
spekmotor.blogspot.com/. (2015). spesifikasi honda scoopy esp.
http://spekmotor.blogspot.com/2015/05/ulasan-honda-scoopy-esp-2015-
aksesoris.html
Yoshia, F. (2012). Analisa pengaruh perubahan tinggi bukaan katup terhadap kinerja motor bakar
otto. Universitas indonesia.

27

Anda mungkin juga menyukai