MODUL
Oleh :
Dosen Pembimbing :
ii
JSPOJPOJO
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya lah, Saya
dapat menyelesaikan modul ini dengan baik, sebagai salah satu luaran penelitian skripsi yang
berjudul “Pengaruh variasi Derajat dan tinggi bukaan katup terhadap performansi Sepeda Motor
empat lakah berteknologi Injeksi”
Selama penyusunan modul ini , Saya mendapat banyak masukan dan bimbingan dari berbagi
pihak, sehingga akhirnya saya dapat menyelesaikan modul ini dengan sebaik baiknya, serta saya
berharap modul ini dapat bermanfaat ke depannya bagi dunia pendidikan dan otomotif dan
khususnya pada program studi pedidikan teknik mesin.
Saya menyadari modul ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya mengharapkan
masukan, saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagi pihak guna menyempurnakan
modul ini. Akhir kata saya ucapkan Terimakasih.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER MODUL.....................................................................................................................i
PRAKATA..............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................................vi
HASIL PENGUJIAN.....................................................................................................19
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................32
iv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 : SIKLUS KERJA MOTOR BAKAR............................................................................4
GAMBAR 2 : TROTHEL BODY........................................................................................................5
GAMBAR 3 : CAMSHAFT..................................................................................................................6
GAMBAR 4 : PROFIL POROS CAMSAFT........................................................................................6
GAMBAR 5 : POROS PROFIL CAMSAFT........................................................................................7
GAMBAR 6 : PROFIL LSA CAMSAFT.............................................................................................8
GAMBAR 7 : STOPWACHT............................................................................................................12
GAMBAR 8 : BURET UKUR...........................................................................................................12
GAMBAR 9 : TOOL SET..................................................................................................................13
GAMBAR 10 : DYNOTEST..............................................................................................................13
GAMBAR 11 : DIAL INDIKATOR.................................................................................................14
GAMBAR 12 : BUSUR DERAJAT..................................................................................................14
GAMBAR 13 : SKEMA PENGUJIAN TORSI DAN DAYA..........................................................16
GAMBAR 14: GRAFIK PERBANDINGAN TORSI DAN DAYA.................................................21
GAMBAR 15 : GRAFIK PERBANDINGAN DAYA DENGAN PUTARAN MESIN..................24
GAMBAR 16 : GRAFIK KONSUMSI BAHAN BAKAR DENGAN MESIN................................28
v
DAFTAR TABEL
TABEL 1 : SPESIFIKASI MESIN HONDA SCOOPY ESP ...........................................................11
TABEL 2 : DATA PENGUJIAN TORSI PUTARAN MESIN.........................................................13
TABEL 3 : DATA RATA RATA TORSI PUTARAN MESIN........................................................20
TABEL 4 : DATA PENGUJIAN DAYA PUTARAN MESIN.........................................................22
TABEL 5 : DATA RATA RATA DAYA PUTARAN MESIN........................................................24
TABEL 6 : DATA PENGUJIAN KONSUMSI BAHAN BAKAR...................................................26
TABEL 7 : DATA RATA RATA PENGUJIAN KONSUMSI BAHAN BAKAR...........................27
vi
PENGERTIAN MOTOR BAKAR MO
Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. motor
bakar bekerja dengan memanfaatkan energi campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk kabut di
dalam ruangan ruang bakar, sehingga dapat melakukan kerja mekanik pada saat busi memercikan
bunga api. Cara kerja motor bakar menggunakan di indonesia lebih banyak menggunakan satu atau
dua silinder. Di dalam ruang bakar itulah terjadi percikan pada busi yang di sebut dengan
pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen. pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut
mampu menggerakkan torak oleh batang penghubung yang disebut dengan (crankshaft)
Mesin 4 langkah adalah mesin pembakaran dalam, yang dalam satu kali siklus pembakaran
a. Langkah Hisap
1) Piston bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) menuju Titik Mati Bawah (TMB)
b. Langkah Kompresi
1) Piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati atas (TMA)
1
4) Busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
c. Langkah Usaha
2) Piston terlempar dari titik mati atas (TMA) menuju ke titik mati bawah (TMB)
3) Katup inlet menutup, sebelum akhir langkah usaha, katup buang mulai terbuka
d. Langkah Buang
Langkah buang mendorong gas sisa pada proses pembakaran keluar dari ruang bakar menuju
pipa knalpot. Proses ini harus dilakukan dengan sempurna agar tidak ada gas sisa hasil dari
pembakaran, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa pembakaran yang tercampur bersama
Gambar 1
Siklus Kerja Mesin 4 Langah
(Sumber : Hery, 2021)
2
KOMPONEN MESIN INJEKSI DAN FUNGSI MODIFIKASI
Injeksi adalah suatu teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk
mencampur bahan bakar dan udara yang akan masuk kedalam ruang pembakaran. Penggunaan
teknologi injeksi meningkatkan tenaga mesin dibandingkan dengan teknologi karburator pada
umumnya, karena injektor berfungsi untuk mengkabutkan atau mencampur bahan bakar dengan
Throttel body
Throttel body adalah komponen sepeda motor yang merupakan bagian dari sistem intake udara.
Agar bisa berjalan dengan lancar, sepeda motor membutuhkan campuran bahan bakar dan udara
agar kebutuhannya yang tepat. Throttel body inilah yang berfungsi untuk mengatur jumlah udara
yang masuk ke mesin. bagian dari system pengatur asupan udara yang mengontrol jumlah udara
Gambar 2
Throttel body
(Sumber : Dokumen pribadi, 2021)
Camshaft
Camshaft adalah komponen mesin empat langkah yang berfungsi untuk mengatur buka dan
tutup pada katup (valve) dengan cara mendorongnya yang disebut dengan (life) yang di gerakan
dengan rantai kambrat (timing chain) yang terhubung pada gear crank shaf.
3
Camshaft sangat berperan penting pada mesin empat langkah, karena komponen ini mengatur
buka dan tutup katup (valve) yang mempengaruhi masuknya bahan bakar ke dalam ruang bakar
untuk menghasilkan tenaga. Dimana Camshaft akan berkerja optimal apa bila membuka katup
(valve) pada waktunya dan durasi yang telah di tentukan berakir dengan maksimal.
maksimal.
Gambar 3
Camshaf
(Sumber : Data pribadi, 2021)
a. Cam lift
Cam lift adalah tonjolan dari titik sentuh atas pada camshaf, dimana cam lift ini berfungsi
mengatur tinggi dari bukaan katup pada saat langkah hisap dan buang.
Pada penelitian ini, modifikasi pada cam lift juga di lakukan dengan cara menambah daging bagian
cam lift atau mengelas bagian cam lift. Dimana fungsi ini untuk menambah tinggi bukaan katup
serta menghasilkan bahan bakar yang lebih banyak masuk kedalam ruang bakar.
Cam lift
Gambar 4
Profil Poros
(Sumber : Data pribadi)
4
b. Profil Camshaft
Profil Camshaft adalah titik sentuh utama pada Camshaft dan roker arm yang mengatur drajat
pada bukaan katup tersebut pada saat sebelum lagkah hisap, dimana Camshaft tersentuh di bagian
Pada bagian profil ini lah yang akan mengatur titik sentuh pada derajat bukaan katup yang
Profil ini lah yang mengatur putaran mesin lambat atau cepat.
Profi
Gambar 5
Poros Profil
(Sumber : Data pribadi )
LSA merupakan pertemuan titik mati atas pada camshaf (lift) IN dan EX, dimana LSA sangat
berpengaruh pada karakter mesin empat langkah, dimana LSA ini sangat berpengaruh pada siklus
motor bakar yang berfungsi mengatur cepatnya perpindahan langkah hisap, usaha, kompresi dan
buang. Semakin kecil nilai yang di dapat pada LSA makan semakin cepat putaran langkah yang
5
LSA (lobe sparation angel)
Gambar 6
Profil LSA Camshaft
(Sumber : Data pribadi )
LSA = . . . . Derajat
6
PERFORMANSI MOTOR BAKAR
1. Torsi
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi.
gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda motor digerakkan oleh torsi dari
crankshaft. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi
yang dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam
T=Fxr
Dimana :
T : torsi (N.m)
F : gaya (N)
2. Daya
Daya motor adalah besarnya kerja motor selama waktu tertentu. Daya dihasilkan dari proses
pembakaran didalam silinder dan biasanya disebut dengan daya indiaktor. Daya tersebut dikenakan
pada torak yang bekerja bolak balik didalam silinder mesin. Daya pada sepeda motor dapat diukur
dengan menggunakan alat dynamometer, sehingga untuk menghitung daya poros dapat
Dimana :
p : daya (hp)
7
Daya pada sepeda motor dapat di perbesar dengan memperbesar diameter pada piston maka daya
Konsumsi bahan bakar Vf diartikan sebagai jumlah bahan bakar yang dipergunakan oleh
kendaraan dalam rentan waktu. Konsumsi bahan bakar Vf dapat dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut :
p x Vf x 3600
l= [L/h]
T x 1000
Dimana :
8
PENGUJIAN DAN CARA PENGGUNAAN ALAT
1. Objek Penelitian
Objek utama dalam penelitian ini yaitu Camshaft dengan cara merubah derajat bukaan katup
Tabel 1
Spesifikasi Mesin Sepeda Motor Honda Scoopy esp
(Http://spekmotor.blogspot.com, 2015)
Parameter Keterangan
Mesin 4 Langkah, SOHC dengan pendinginan udara, eSP
Kelas 110
Volume langkah 108,2cc
Diameter X langkah 50 x 55,1 mm
Perbandingan kompresi 9,5 : 1
Daya maksimum 6,4 kw (8,7 PS/8000 rpm)
Torsi maksimum 9,1 N.m (0,93 kgf.m) / 6.000rpm
Tipe kopling Otomatis, sentifugal, tipe kering
Tipe tranmisi Otomisi, v-matic
a. Bahan Penelitian
2) 4 jenis Camshaft yaitu Camshaft standar bawaan Honda Scoopy injeksi 110cc dan
Camshaft yang sudah dimodifikasi 12 derajat dengan tinggi 7,5mm, 16 derajat dengan
Alat yang akan digunakan untuk mengukur torsi dan daya yaitu dinamo meter (daynotest).
9
1) Stopwatch
Gambar 7
Stopwatch
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Stopwatch adalah alat untuk mengukur berapa lama waktu yang akan di butuhkan untuk
menghabiskan bahan bakar pada burret ukur pada saat pengujian konsumsi bahan bakar.
2) Burret ukur
Gambar 8
Burret ukur
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Burret ukur adalah alat untuk mengukur konsumsi bahan bakar dan buret juga dapat
Cara penggunaan :
Periksa ujung buret dan pastikan tidak ada gelembung pada ujung tersebut
10
Tentukan isi cairan yang dibutuhkan pada head atau ruang bakar pada
sepeda motor
3) Tool set
Gambar 9
Tool set
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Tool Set adalah alat untuk membongkar dan memasang komponen pada sepeda motor.
4) Daynotest
Gambar 10
Daynotest
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
Daynotest adalah alat untuk mengetahui kinerja pada mesin atau menguji torsi dan daya.
5) Dial Indikator
11
Gambar 11
Dial Indikator
Dial Indikator adalah alat untuk mengukur kerataan pada komponen atau pergerakan pada
titik sentuh.
Cara penggunaan :
6) Busur Derajat
Gambar 12
Busur Derajat
(Sumber : Data Pribadi, 2021)
12
Busur Derajat adalah alat untuk mengukur ukuran derajat suatu objek.
Cara penggunaan :
Tentukan titik TOP pada busue derajat di angka 0 derajat lurus dengan jarum
13
SKEMA PENELITIAN MOTOR BAKAR
Gambar 13
Skema Instalasi Pengujian Daya, Torsi dan Konsusmsi bahan bakar
(Sumber : Dokumen pribadi,2021)
Keterangan gambar :
1. Monitor komputer.
2. Roller dynamometer.
3. Kabel tachometer.\
Gambar diatas adalah skema pengujian torsi, daya dan konsumsi bahan bakar, mesin sepeda
motor yang akan diuji akan di naikkan ke dynotest. Data informasi perubahan torsi dan daya pada
Sedangkan pengujian pada konsumsi bahan bakar akan di lakukan dengan cara memperhatikan
perubahan jumlah konsumsi bahan bakar pada baret ukur di bagi dengan berapa lama waktu yang di
butuhkan pada bahan bakar tersebut habis. Pencatatan waktu dilakukan dengan stopwatch.
3. Prosedur Penelitian
14
a. Penyusunan Alat Penelitian
4) Melakukan pengecekan terhadap kondisi motor agar tidak terjadinya kecelakaan pada saat
penelitian
b. Tahapan Penelitian
2) Menghidupkan mesin sepeda motor sekitar 3 menit agar suhu kerja pada mesin dapat ideal
3) Mulai membuka throttel gas sampai putaran RPM yang akan di uji dan data atau grafik
4) Data torsi dan daya yang di ukur akan terlihat di layar monitor
5) Menyimpan hasil pengujian torsi dan daya, data yang di dapat berupa tabel grafik
6) Proses yang sama seperti di atas dilakukan untuk setiap pengujian pada Camshaft yang
sudah di modifikasi.
7) Melakukan pengulangan pengambilan data sebanyak 3 kali pada setiap variasi yang di uji.
2) Atur putaran mesin di 3.000 Rpm, 4.000 RPM, 5.000 RPM, 6.000 RPM, 7.000 RPM, 8.000
RPM
15
3) Di putaran 3.000-8.000 RPM, throttel gas di tahan bersamaan dengan itu catat berapa
perubahan volume bahan bakar yang di gunakan pada buret ukur dan berapa waktu yang di
5) Data pada konsumsi bahan bakar tidak dapat langsung di ketahui, maka harus
Metode pengolahan data penelitian tersebut menjelaskan hasil yang didapat oleh peneliti, maka
16
HASIL PENGUJIAN
Pada penelitian ini memperlihatkan perbandingan Torsi dari variasi derajat camshaft 12˚
dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm dan 20˚ dengan bukaan katup
lift 8,5mm, interval putaran mesin 1000 RPM seperti bisa terlihat pada tabel 2 dan 3 sebagai berikut.
Tabel 2
Data Pengujian Torsi Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai Dengan 8.000 RPM
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
17
8.000 1 8.17 5.92 6.70 6.98
2 5.77 6.02 10.71 5.92
3 7.52 5.92 10.71 6.02
Rata-rata 7.15 5.95 9.37 6.30
Dari pengambilan data torsi mesin sebanyak 3 kali pengulangan pengambilan data yang
pada akhirnya diperoleh rata-rata perbandingan torsi mesin antara variasi camshaft 12˚ dengan
tinggi katup lift 7,5mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm
pada variasi putaran mesin 3.000 RPM sampai dengan 8.000 RPM dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3
Data Rata-rata Torsi Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai 8.000 RPM
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
Berikut adalah penjabaran data tabel rata-rata torsi pada tabel 3 dalam bentuk gambar grafik
18
Grafik Torsi Yang Dicapai Pada Setiap Variasi
Derajat Camshaft
20 Camshaft
Standar 8˚
15 dengan lift
Torsi (Nm)
6,3mm
10
Modifikasi
5 Camshaft12˚
dengan lift
0 7,5mm
3000 4000 5000 6000 7000 8000
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 14
Grafik Perbandingan Torsi Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
Gambar 18 menunjukan hasil pengujian torsi pada kinerja mesin motor berteknologi
injeksi, dalam pengujian ini torsi didapatkan dari variasi bukaan camshaft 20˚ dengan tinggi katup
lift 8,5mm pada putaran mesin 3.000 RPM sebesar 15.68 Nm, pada camshaft 16˚ dengan tinggi katup
lift 8 mm torsi yang hasilkan sebesar 10.94 Nm pada putaran 3.000 RPM, pada hasil pengujian
camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 torsi yang di hasilkan tertinggi sebesar 9.53 Nm dalam
putaran mesin 3.000 RPM, sedangkan hasil dari pengujian standar menghasilkan torsi tertinggi 8.38
Nm pada putaran 3.000 RPM. Dalam hal ini putaran mesin sama-sama mendapatkan nilai tertinggi
pada satu putaran diakibatkan oleh salah satu sebab dari putaran rasio automatic pully primer lebih
rendah dengan pully sekunder yang menyebabkan awalan pada motor mesin empat langkah matic
Torsi tertinggi didapatkan pada variasi camshaft 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm
sebesar 15.68 Nm, dengan ini penjelasan diakibatkan karena bukaan katup lift yang lebih tinggi dari
standar megakibatkan dalam pencampuran bahan bakar pada ruang bakar semakin banyak masuk
18
pada ruang bakar untuk letupan awal dari langkah motor mesin tinggi sehingga torsi yang di
hasilkan lebih tinggi dan dimana pengaruh dari camshaft derajat pada bukaan katup lift akan
memperlambat tutup dari durasi katup pada saat menututup dibandingkan dengan derajat bukaan
standar, dimana durasi dari katup lift pada saat terbuka dan bahan bakar lebih banyak masuk
kedalam ruang bakar. Dari data diatas dapat terlihat terjadinya peningkatan torsi pada penggunaan
variasi camshaft 12˚dengan tinggi katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚
dengan tinggi katup lift 8,5 mm, disebabkan karena semakin tinggi bukaan katup lift dengan
banyaknya bahan bakar yang masuk dalam ruang kompresi yang menjadi meningkat sehingga
proses pembakaran terjadi meningkat serta menghasilkan torsi tinggi yang terjadi, serta karena
adanya peningkatan kompresi dinamis secara langsung. Adapun perbedaan peningkatan dalam
sebuah RPM dikarenakan oleh beberapa faktor dalam penggunaan mesin berteknologi injeksi.
Pernyataan tersebut juga sesuai dengan penelitian yang relevan (Stevansa, 2014)
melakukan penelitian pada sepeda motor Honda Tiger dengan memvariasikan camshaft standar
pada durasi 260˚ dimana katup hisap 30˚ sebelum TMA dan menutup 50˚sesudah TMB, camshaft
racing memiliki 300˚ dimana katup hisap 50˚sebelum TMA dan menutup 70˚. Pada hasilnya
Pada penelitian ini memperlihatkan perbandingan Daya dari variasi derajat camshaft 12˚
dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm dan 20˚ dengan bukaan katup
lift 8,5mm, interval putaran mesin 1000 RPM seperti bisa terlihat pada tabel 4 dan 5 berikut:
Tabel 4
Data Pengujian Daya Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai Dengan 8.000 RPM
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
19
1 6.4 7.0 7.5 8.5
3000 2 7.0 7.2 7.7 8.6
3 7.0 7.0 7.7 9.5
Dari pengambilan data daya mesin sebanyak 3 kali pengulangan pengambilan data yang pada
akhirnya diperoleh rata-rata perbandingan daya mesin antara variasi derajat camshaft 12˚ dengan
tinggi katup lift 7,5mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5mm
pada variasi putaran mesin 3.000 RPM sampai dengan 8.000 RPM dapat dilihat pada tabel 5.
20
Tabel 5
Data Rata-Rata Daya Dari Putaran Mesin 3.000 RPM Sampai 8.000 RPM
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
Berikut adalah penjabaran data tabel rata-rata daya pada tabel 5 dalam bentuk gambar grafik
6 6,3mm
4
Modifikasi
2
Camshaft
0 12˚ dengan lift
3000 4000 5000 6000 7000 8000 7,5mm
Putaran Mesin (RPM)
Gambar 15
Grafik Perbandingan Daya Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
21
Berdasarkan grafik rata-rata daya diatas semakin meningkatnya putaran mesin (RPM),
daya yang dihasilkan semakin menurun diakibatkan oleh torsi yang dihasilkan tinggi dari putran
rendah, serta adapun terjadinya peningkatan daya pada RPM tinggi, disebabkan oleh adanya hasil
torsi yang stabil ataupun peningkatan dalam meningkatnya sebuah putaran mesin (RPM). Data hasil
daya dengan perbedaan variasi derajat camshaft dengan tingkat bukaan katup lift berbeda dapat
dibacakan sebagai berikut yang tertera pada grafik diatas : variasi pada camshaft 12˚ dengan tinggi
katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5 mm serta
dengan keadaan standar. Dimana pada variasi 20˚ mendapatkan daya yang tertingg sebesar 8.8 HP
pada putaran mesin 3.000 RPM, dibandingkan dengan daya yang didapatkan pada 16˚ dengan tinggi
katup 8 mm, sebesar 8.2 HP pada putaran mesin 6.000 RPM dan daya yang dihasilkan pada
camshaft 12˚ dengan tinggi katup lift 7,5 mm sebesar 7,6 HP pada putaran 4.000 RPM serta dengan
Dari penjabaran tersebut penggunaan variasi camshaft 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5
mm mendapatkan daya tertinggi pada putaran rendah dikarenakan banyaknya bahan bakar yang
tertuang pada ruang bakar dalam proses pembakaran awal, sehingga menyebabkan kenaikan
kompresi dinamis yang mengompa terjadinya peningkatan dalam putaran mesin rendah. Disamping
itu dalam variasi camshaft 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm menghasilkan dalam putaran mesin
tinggi, daya meningkat dikarenakan dalam proses teknologi mesin injeksi salah satu sistem
pengapian serta konsumsi bahan bakar di atur oleh sistem ecu yang kemungkinan dalam proses
pengambilan data dynotest, ecu membaca mesin dalam keadaan puncak pada putaran mesin yang
terjadi.
Berdasarkan hasil pengujian torsi dan daya dengan variasi derajat camshaft 12˚ dengan
tinggi katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi katup lift 8,5 mm
dapat dilihat bahwa, daya mengalami kenaikan dan penurunan disetiap percobaan dapat dilihat
dalam tabel diatas. Terlihat terjadinya sebuah perbedaan nilai pada sebuah pengujian disebabkan
oleh beberapa faktor. Dapat dilihat dari setiap masing-masing pengujian serta putaran mesin (RPM),
21
faktor ini di karenakan oleh perbedaannya bukaan katup lift derajat, masuknya bahan bakar pada
ruang bakar hingga mencapai waktu titik proses pembakaran berbeda, adapun juga dalam mesin
yang berteknologi injeksi dalam proses bukaan terjadinya hisap dan buang dalam kompresi diatur
ole sebuah ecu yang terhubung dengan sensor. Faktor berikutnya yaitu pada humanity error, dalam
waktu pengambilan data tidak luput dengan kesalahan perhitungan dari sebuah pencarian data.
Pada penelitian ini memperlihatkan perbandingan Konsumsi Bahan Bakar dari variasi derajat
camshaft 12˚ dengan bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan bukaan katup lift 8mm dan 20˚ dengan
bukaan katup lift 8,5mm,interval putaran mesin 1000 RPM seperti bisa terlihat pada tabel 6 dan 7
berikut:
Tabel 6
Data Pengujian Waktu Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
22
Tabel 7
Data Pengujian Rata-rata Waktu Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
Berdasarkan pengujian Konsumsi Bahan Bakar dengan variasi camshaft derajat bukaan
katup lift yang berbeda yaitu 12˚dengan tinggi bukaan katup lift 7,5 mm, 16˚ dengan tinggi bukaan
katup lift 8 mm dan 20˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm, dapat dilihat dari tabel diatas.
Dalam pencarian data dilakukan dengan 3 kali pengujian pada putaran mesin 3.000,4.000 5.000 serta
6.000 RPM. Kemudian dari hasil data yang sudah ditampilkan dalam betuk tabel dapat dilihat dari
data pengujian waktu terbanyak untuk menhabiskan 100 ml bahan bakar dicapai pada putaran mesin
6.000 RPM.
Dalam hasil waktu atau data dalam pengujian dapat diturunkan dalam rumus Konsumsi
Diketahui : Ditanya :
Vf = 100 ml
Tf = 633.6 s
mf = 0,77x100x10¯³x3600
6.33.6
mf = 0.437 Kg/Jam
23
Dimana :
Tabel 8
Data Pengujian Konsumsi Bahan Bakar (s) Dari Putaran Mesin Idle
( Sumber : Pengamatan dan perhitungan pribadi, 2021)
Berikut adalah penjabaran data tabel Konsumsi Bahan Bakar pada tabel 8 dalam bentuk
Camshaft Camshaft
20˚ dengan
4 lift 8,5mm
(Kg/jam)
2
Modifikasi
0 Camshaft
3000 4000 5000 6000 16 ˚dengan
Putaran Mesin (RPM) lift 8mm
Gambar 16
Grafik Konsumsi Bahan Bakar Dengan Putaran Mesin
(Sumber : Pengamatan dan Perhitungan Pribadi, 2021)
24
Dari hasil Konsumsi Bahan Bakar yang dilakukan pada kendaraan sepeda motor
berteknologi injeksi dengan variasi camshaft derajat bukaan katup lift. Dimana, Konsumsi Bahan
Bakar pada kendaraan terjadinya peningkatan seiring meningkatkan bukaan tinggi katup lift,
sehingga tinggi bahan bakar yang diperlukan untuk proses pembakaran dalam mesin akan lebih
banyak. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan didapatkan presentase peningkatan dalam proses
konsumsi bahan bakar dengan putaran mesin sebagai berikut, pada variasi 12˚ dengan tinggi bukaan
katup 7,5mm dilihat dari data peningkatan tersebut terjadi 2,5% dalam putaran mesin paling tinggi
6.000 RPM, 16˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8 mm data peningkatan tersebut mendapatkan
peningkatan 8,5% dari putaran mesin 6.000 RPM dan 20˚ dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm
data peningkatan tersebut dalam putara mesin 6.000 RPM mendapatka 13,2% dari konsumsi bahan
bakar dengan keadaan standar. Proses ini terjadi dikarenakan bertambahnya tinggi bukaan katup lift
yang menyebabkan bahan bakar masuk dalam ruang bakar meningkat. Sehingga semakin besar
derajat tinggi katup lift, maka semakin meningkat juga dalam Konsumsi Bahan Bakar yang
diperlukan, serta sehingga torsi dan daya meningkat terhadap aselerasi yang didapatkan dalam
mesin tersebut. Dimana perubahan/variasi pada bukaan derajat tinggi katup lift ini dapat
mempengaruhi kinerja motor bensin yang berteknologi injeksi dengan konsumsi bahan bakar yang
24
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh variasi derajat dan tinggi
bukaan katup (lift) terhadapt torsi, daya dan konsumsi bahan bakar pada motor bensin 4 langkah
1. Terdapat pengaruh pada derajat bukaan camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadap torsi
mesin motor bensin 4 langkah berteknologi injeksi. Torsi maksimum dicapai pada variasi
camshaft 20° dengan tinggi bukaan katup lift 8,5mm. Dimana terjadi peningkatan torsi sebesar
87% dari torsi yang di hasilkan oleh camshaft 20° pada putaran mesin 3.000 RPM.
2. Terdapat pengaruh derajat pada camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadap daya mesin
motor bensin 4 langkah berteknologi injeksi. Daya maksimum dicapai pada variasi camshaft
20° dengan tinggi bukaan katup lift 8,5mm. Dimana terjadi peningkatan torsi sebesar 22,2%
dari torsi yang dihasilkan oleh 20˚ pada putaran mesin3.000 RPM.
3. Terdapat pengaruh derajat pada camshaft dengan tinggi bukaan katup lift terhadap Konsumsi
Bahan Bakar mesin motor bensin 4 langkah berteknologi injeksi. Konsumsi bahan baka
rmaksimum dicapai pada variasi camshaft derajat 20° dengan tinggi bukaan katup lift 8,5 mm
25
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan untuk variasi derajat dan tinggi bukaan katup (lift )
terhadap Torsi, Daya, serta Konsumsi Bahan Bakar pada motor bensin 4 langkah yang berteknologi
injeksi yakni:
1. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat baik ditinjau dari pengaruhnya terhadap Torsi, Daya
dan Konsumsi Bahan Bakar, perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang memvariasikan
tentang katup exshaust, diameter dan bahan bakar yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
diingikan.
26
DAFTAR RUJUKAN
Arrahman, R., Istiqlaliyah, H., & Mufarrih, A. (2017). Pengaruh Perubahan Durasi Noken As Dan
Waktu Pengapian Terhadap Daya Dan Torsi Mesin. Simki-Techsain, 01(02), 0–10.
Hartadi, T. (2015). No Title No Title. In
http://repository.unmuhpnk.ac.id/422/1/SKRIPSI%20TRI%20HARTADI.pdf (Vol.
01). Universita muhamaddiah pontianak.
Hery, D. ; (2021). langkah kerja mesin 4 langkah. http://herydarsito.blogspot.com/2012/07/motor-4-
tak-dan-motor-2-tak.html
spekmotor.blogspot.com/. (2015). spesifikasi honda scoopy esp.
http://spekmotor.blogspot.com/2015/05/ulasan-honda-scoopy-esp-2015-
aksesoris.html
Yoshia, F. (2012). Analisa pengaruh perubahan tinggi bukaan katup terhadap kinerja motor bakar
otto. Universitas indonesia.
27