Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM PENDINGINAN DAN PELUMASAN ENGINE OTTO

DOSEN PEMBIMBING
Faris Humami, M.Eng

DISUSUN OLEH
Muhammad Farrel Apriliant Putra (21021025)
D-IV TRO A

POLITEKNIK KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN


PRODI D-IV TEKNOLOGI REKAYASA OTOMOTIF
2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Faris Humami, M.Eng selaku dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Kinerja
Motor Otto yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 20 Maret 2022

Muhammad Farrel Apriliant Putra


21021025

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
A. Pengertian Sistem Pendinginan............................................................................ 3
B. Komponen-Komponen Serta Fungsi Sistem Pendinginan.................................... 3
C. Cara Kerja Sistem Pendinginan............................................................................. 8
D. Jenis Kerusakan dan Cara Memperbaikinya....................................................... 10
E. Pengertian Sistem Pelumasan.............................................................................. 13
F. Komponen-Komponen Serta Fungsi Sistem Pelumasan.................................... 14
G. Cara Kerja Sistem Pelumasan............................................................................ 16
H. Jenis Kerusakan dan Cara Memperbaikinya...................................................... 17

BAB IV PENUTUP................................................................................................................. 20
A. Kesimpulan......................................................................................................... 20
B. Saran................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 22

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut adanya kemajuan didalam segala
bidang terutama dalam bidang teknologi. Keırajuan di dalam bidang teknologi ini
menudahkan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Salah satu bidang teknologi yang
m e n g a l a m i kemajuan adalah otomotif. Kerrajuan didalam bidang ini dapat kita lihat
pada kendaraan-kendaraan sekarang selalu ingin meningkatkan rasa kenyamanan, keamanan, dan
ramah terhadap lingkungan. Usaha di dalam peningkatan rasa kenyamanan, keamanan,dan ramah
terhadap lingkungan salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas sistem pendinginan
dan pel u m a s a n . Kualitas sistem pendinginan dan pelumasan yang baik dapat membuat
mesin menjadi lebih awet dan kinerja mesin juga lebih baik. Sebaliknya, kualitas sistem pendingian
dan pelumasan yang tidak baik dapat menjadikan mesin menjadi lebih cepat mengalaıni
kerusakan dan kinerja mesin tidak optimal. Sebuah motor akan bekerja apabila terdapat mesin
didalanmya. Mesin merupakan sumber penggerak bagi semua motor bensin maupun motor
diesel. Tapi sama halnya dengan manusia, motor pun tidak bisa bekerja terus menerus. Karena
apabila motor bekerja terus meneruss maka akan menyebabkan mesinnya panas, menyebabkan
keausan, motor kehilangan daya dan juga menyebabkan mesin akan cepat rusak bahkan dapat
terbakar. Oleh karena itu, mesin biasanya dilengkapi dengan sistem pendingin, untuk
mengawetkan mesin motor serta melancarkan ataupun menstablikan keıja motor. Se1ain itu mesin juga
terdiri atas alat-alat penyusun lain di dalamya. Alat-alat itu terletak saling berdekatan dan bila
bergerak akan menimbulkan gesekan. Gesekan-gesekan itu dapat menyebabkan mesin panas, aus,
dan dapat kehilangan daya. Oleh karena itu, diperlukan pelumas untuk dapat mengurangi gesekan
dan mesin dapat bekerja dengan lancar pendingin agar suhu mesin stabil.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan yang akan dibahas pada makalah ini adalah :

1. Pengertian sistem pendinginan

2. Komponen-komponen sistem pendinginan serta fungsinya.

3. Cara kerja sistem pendinginan.

1
4. Jenis kerusakan dan cara perbaikannya pada sistem pendinginan.

5. Pengertian sistem pelumasan.

6. Komponen-komponen sistem pelumasan serta fungsinya.

7. Cara kerja sistem pelumasan

8. Jenis kerusakan dan cara perbaikannya pada sistem pelumasan.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian sistem pendinginan.

2. Untuk mengetahui komponen-komponen sistem pendinginan serta fungsinya.

3. Untuk mengetahui cara kerja sistem pendinginan.

4. Untuk mengetahui jenis kerusakan dan cara perbaikannya pada sistem pendinginan

5. Untuk mengetahui pengertian sistem pelumasan

6. Untuk mengetahui komponen-komponen sistem pelumasan serta fungsinya.

7. Untuk mengetahui cara kerja sistem pelumasan.

8. Untuk mengetahui jenis kerusakan dan cara perbaikanny pada sistem pelumasan

2
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Pendinginan

Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam
maupun luar melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan dengan
mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi
sempurna, panas hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian
terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang
bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas hasil
pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan hanya sebagian
kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi,
tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah
lingkungan.
Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin mengakibatkan mesin
dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur sangat tinggi akan mengakibatkan
desain mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang
tidak terlalu jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang
sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem
pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang
ideal.
Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung dilepaskan
ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan fluida sebagai perantara
disebut pendinginan air.

B. Komponen-Komponen serta Fungsinya

1. Radiator
Untuk membuang panas air yang telah bersirkulasi didalam mesin ke udara luar melalui
kisi-kisi yang ada pada radiator.

3
Bagian-bagian Radiator:

• Upper Tank
• Lower Tank
• Kisi-Kisi
• Radiator Core

Fungsi bagian-bagian Radiator:

• Upper tank berfungsi untuk menampung air pendingin yang sudah bersuhu
tinggi dari water jacket.
• Lower tank berfungsi untuk manampung air yang sudah didinginkan, untuk
kemudian disirkulasikan ke mesin.
• Kisi-kisi berfungsi untuk menerima panas dari core dan melepaskan panas ke
udara. Kisi-kisi ini terbuat dari alumunium, kerena alumunium memiliki konduktivitas
panas yang tinggi sehingga suhu panas pada air radiator diserap dan kemudian mudah
didinginkan.
• Radiator core berfungsi untuk menyalurkan air radiator dari uper tank ke lower
tank. tube ini merupakan saluran yang berbentuk pipih, terhubung ke kisi-kisi sehingga
mekanisme pendinginan radiator dapat berjalan.

Permasalahan yang biasa terjadi pada radiator:

• Pipa dan sirip-sirip yang tersumbat oleh kerak


• Kebocoran pada radiator
• Terbentuknya karat

2. Water Pump

Fungsi:
Memompa air ke seluruh sistem pendingin engine. Water pump diputar oleh belt
melalui puli atau drive gear dari engine.

4
3. Termostat

Fungsi:

• Untuk mempercepat temperatur kerja, saat mesin masih dalam kondisi dingin
(baru hidup)
• Mengatur peredaran/sirkulasi air pendingin

4. Water Jacket

Fungsi:
Sebagai tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin untuk menyerap panas
dari hasil pembakaran secara langsung.

5
5. Tutup Radiator

Tutup Radiator memiliki 2 katup:

1. Katup tekanan
Untuk membuang air pendingin ke resevoir pada saat tekanan di dalam
radiator naik
2. Katup Vacuum ( Vacuum Valve ).
Untuk memasukkan air pendingin ke radiator pada saat tekanan di dalam
radiator turun

Catatan: Jika terjadi kerusakan pada karet tutup radiator maka akan terjadi kebocoran

6. Saluran Radiator

Fungsi:
Sebagai penghubung sirkulasi air pendingin dari radiator ke blok mesin

6
3 selang yang digunakan pada radiator:

• Upper hose (selang bagian atas) : berfungsi untuk menyalurkan air pendingin
dari water jacket ke radiator untuk didinginkan.
• Lower hose (selang bagian bawah) : berfungsi untuk menyalurkan air pendingin
dari radiator ke water jacket.
• Saluran by pass : berfungsi untuk menyalurkan kembali air pendingin ke pompa
kemudian water jacket, ketika termostat masih tertutup (suhu engine masih dingin)

7. Reservoir Tank (Tangki Cadangan)

Fungsi:
Sebagai tempat penyimpanan air pendingin yang mengalami penguapan

Ketika kondisi mesin panas, air pendingin dalam radiator akan mengalami
penguapan. Penguapan ini akan menghasilkan tekanan yang cukup besar sehingga
ketika air pendingin disalurkan dari water jacket dan masuk ke upper tank radiator,
air ini akan menekan pressure valve pada tutup radiator sehingga tutup radiator
terbuka. dan uap air tersebut akan bergerak untuk menstabilkan tekanan dimana
tempat untuk menampung uap air ini telah disediakan dan disebut reservoir tank
(tangki cadangan).

Uap air yang masuk ke reservoir tank akan mengembun kembali dan berubah
bentuk jadi cair. Pada kondisi dingin uap yang mengalir ke reservoir tank ini akan
kembali masuk ke dalam radiator hal ini disebabkan tekanan di dalam sistem lebih
rendah/mengalami kevakuman sehingga cairan di dalam tangki cadangan akan
tertarik kembali ke dalam radiator. Tentu mekanisme ini berguna agar kuantitas air
pendingin di engine tidak berkurang secara signifikan setiap kendaraan digunakan.

7
8. Kipas Radiator

Fungsi :
Untuk mensirkulasikan ( mengalirkan ) udara melalui sirip - sirip yang ada pada
radiator
Pengoprasian dari kipas radiator ini ada yang digerakan dengan mentransmisikan
putaran dari mesin melalui belt dan ada yang menggunakan motor listrik sebagai
penggerak dari kipas.

C. Cara Kerja
1. Saat suhu mesin masih dingin
Saat dipagi hari dimana suhu mesin masih dingin, cooling system tidak akan
bekerja walau mesin menyala. Alasannya, karena mesin memerlukan panas agar
kinerjanya efisien. Sehingga panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran
terlebih dahulu digunakan untuk memanaskan semua komponen mesin dan tidak
disalurkan ke radiator.Dalam tahap ini, alurnya mesin menyala - panas mesin
terbentuk - air pendingin menyerap panas - air bersirkulasi hanya didalam mesin
karena thermostat tertutup.

Jadi saat suhu mesin masih dingin tetap ada sirkulasi air pendingin namun
sirkulasinya hanya sebatas didalam water jacket mesin. Hal ini dikarenkan
thermostat masih tertutup. Tehrmostat adalah katup air pendingin yang
memisahkan saluran air pendingin didalam mesin dengan saluran ke radiator.
Thermostat ini akan terbuka secara otomatis saat suhu mesin mencapai 80 derajat
celcius.

8
2. Saat suhu mesin mencapai 80 derajat celcius

Seperti yang dijelaskan diatas, sirkulasi air pendingin hanya berlangsung didalam
mesin karena thermostat tertutup. Tapi saat suhu air pendingin mulai menyentuh
80 derajat celcius maka katup pada thermostat akan mulai terbuka. Hal ini
menyebabkan sirkulasi air pendingin dari mesin semakin luas hingga ke radiator.

Thermostat ada dua macam, yaitu:


• tipe lilin, tipe ini bekerja secara konvensional. Dimana element seperti lilin ini
akan bereaksi seiring bertambahnya suhu air. Saat likin bereaksi thermostat akan
membuka.
• tipe elektrik, untuk tipe kedua bekerja secara elektronik. Dimana pembukaan
thermostat diatur langsung oleh ECM dengan sensor ECT sebagai indikatornya.
ketika thermostat terbuka, air panas didalam mesin akan bersirkulasi keluar
melalui themostat. Sehingga sirkulasi air pendingin dari mesin mencapai
radiator.

Namun, kipas pendingin masih belum menyala. Hal ini dikarenakan suhu 80
derajat celcius merupakan suhu kerja mesin. Dengan kata lain, sistem pendingin
akan mempertahankan suhu mesin antara 80 hingga 90 derajat celcius.

3. Saat suhu mesin melewati 90 derajat celcius

9
Tapi ketika suhu mesin terus meningkat bahkan melebihi suhu kerja (lebih dari
90 derajat celcius) maka kipas akan beraksi untuk mengalirkan aliran udara
melewati sirip-sirip radiator.
Kipas pendingin sendiri, memiliki tiga tingkat kecepatan :

• Low, kipas berputar dengan kecepan rendah saat suhu mesin mencapai 90
derajat. Suhu ini masih dalam suhu kerja mesin, namun kipas akan menjaga agar
penambahan suhu berlangsung lebih lama.
• medium, kipas akan berputar dengan kecepatan medium ketika terdeteksi suhu
diatas suhu kerja mesin. Putaran berangsur akan mendinginkan mesin.
• high, kipas akan berputar demgan kecepatan penuh saat mesin bekerja dengan
RPM tinggi dan suhu kerja mesin telah terlampaui. Putaran ini akan
mendinginkan suhu mesin yang memiliki penambahan panas cepat karena bekerja
dengan RPM tinggi. Pada tahap ini, bisa dikatakan sistem pendingin sepenuhnya
aktif. Hasil dari pendinginan ini, suhu air pada tanki bawah radiator lebib rendah.
Sehingga bisa digunakan kembali untuk menyerap panas pada mesin. Kipas akan
berhenti berputar saat suhu mesin kembali normal (80 - 90 derajat celcius).
Artinya cooling fan dalam sistem pendingin radiator, berfungsi untuk menjaga
mesin tidak mengalami overheating.

D. Jenis Kerusakan dan Cara Perbaikannya

1. Radiator

Radiator merupakan salah satu komponen utama yang berfungsi untuk menukar
cairan radiator panas berubah menjadi dingin. Jadi saat air radiator keluar dari mesin
bersuhu tinggi akan di dinginkan ketika berada di radiator dengan memanfaatkan
hembusan udara yang melewati sirip-sirip radiator. Dengan demikian, Saat cairan
radiator kembali ke mesin memiliki suhu yang lebih rendah sehingga suhu kerja
mesin tetap selalu stabil.

Radiator dapat mengalami gangguan kebocoran yang membuat kurangnya volume air
radiator, alhasil pertukaran suhu cairan pendingin tidak berjalan dengan baik. Cara
untuk mengatasi gangguan tersebut adalah dengan memperbaiki bagian yang bocor,
jika radiator mengalami korosi maka perlu diganti dengan bagian yang baru. Namun
bila gangguan sudah kategori parah maka Anda harus mengganti dengan unit radiator
baru.

Selain itu gangguan radiator berkerak dapat menghambat pelepasan panas, biasanya
radiator berkerak disebabkan adanya endapan kotoran yang sudah mengeras.
Sebaiknya perlu dilakukan pembersihan sebelum gangguan tersebut menjadi parah.

10
2. Tutup Radiator

Walaupun hanya sebuah tutup, tapi tutup radiator yang satu ini memiliki peranan yang
sangat penting pada sistem pendingin. Tutup radiator berfungsi untuk mengontrol
tekanan dan mengatur volume cairan radiator pada kapasitas yang ideal. Gangguan
pada tutup radiator berupa rusaknya seal karet dan pegas yang telah melemah,
sebaiknya ganti dengan unit yang baru sesuai spesifikasi standar pabrik.

3. Kipas Pendingin

Komponen ini berfungsi untuk meningkatkan aliran udara yang mengalir melalui
sirip-sirip radiator dan sekaligus menghembuskan udara ke arah mesin untuk
membantu melepaskan panas. Gangguan pada kipas pendingin berupa putaran kipas
yang tidak kencang karena fan belt kurang tegangan sehingga terjadi selip. Selain itu
kipas pendingin yang terlalu lentur akan menghasilkan aliran udara yang tidak begitu
kuat sehingga perlu diganti dengan unit kipas baru.

Usahakan dalam pemasangan kipas pendingin tidak boleh terbalik, pasalnya kondisi
kipas terbalik akan membuat aliran udara tidak sepenuhnya diterima oleh mesin dan
radiator sehingga proses pendinginan tidak optimal.

4. Pompa Air

Pompa air atau water pump adalah komponen pendingin yang bertanggung jawab
untuk mensirkulasikan cairan radiator melalui aliran pendingin. Apabila water pump
mengalami gangguan maka sirkulasi cairan radiator tidak bekerja optimal, alhasil
pertukaran panas pun akan terganggu.

Masalah yang sering kali dialami water pump adalah kebocoran. Gangguan ini terjadi
karena usia pakai komponen yang sudah lama atau tegangan fan belt yang terlalu
keras sehingga kinerja bearing dan seal pada water pump menjadi berat. Apabila
kondisi kebocoran parah sebaiknya ganti dengan unit pompa air yang baru.

5. Thermostat

Thermostat adalah komponen yang mengontrol aliran air radiator dan mengatur suhu
optimal mesin. thermostat bertugas menutup aliran air radiator dari mesin ketika suhu
mesin masih rendah dan akan membuka saat suhu telah mencapai batas tertentu.
Biasanya thermostat membuka pada suhu mesin mencapai 80 – 82 derajat celcius.

Apabila thermostat bermasalah atau rusak harus segera diganti dengan unit yang baru
agar sistem pendingin mobil dapat berjalan normal. Pastikan saat memasang

11
thermostat harus posisi benar karena pemasangan yang terbalik akan menyebabkan
kebocoran.

6. Selang Inlet dan Outlet

Selang ini berfungsi sebagai aliran cairan pendingin dari mesin ke radiator dan dari
radiator ke mesin, masing-masing selang berada di bawah dan atas radiator. Selang ini
dikaitkan dengan cara di klem pada setiap ujungnya. Masalah yang sering dialami
selang inlet dan outlet adalah robek, terlepas dan penggunaan selang yang tidak tepat.

Selang yang robek biasanya karena usia pakai yang sudah lama atau terjadi benturan
dengan benda keras. Untuk selang yang terlepas disebabkan klem yang digunakan
terputus, penguncian klem yang tidak kuat dan panjang selang yang terlalu pendek
sehingga saat mesin hidup getarannya dapat membuat selang lepas dari tempatnya.

Sedangkan penggunaan yang kurang tepat juga bisa membuat selang robek dan
terlepas. Carilah selang radiator yang tidak terlalu kaku, berkualitas dan bentuknya
sesuai dengan bawaan pabrik.

7. Selang By Pass

Selang by pas merupakan selang yang berfungsi sebagai jalur kompensator tekanan
yang dihasilkan oleh water pump saat thermostat berada kondisi tertutup sehingga
mencegah tekanan berlebih dari water pump. Selang ini terletak di bagian bawah
rumah thermostat dengan ukuran panjang sekitar 10 centimeter.

Selang by pass sering mengalami kebocoran dan sobek. Biasanya masalah tersebut
disebabkan masa pakai selang yang sudah lama, kualitas selang dan pemakaian selang
yang tidak sesuai anjuran pabrik. Cara memperbaikinya adalah ganti selang dengan
bahan berkualitas dan sesuai rekomendasi pabrik.

8. Water Jcaket

Water jaket adalah ruang aliran air radiator yang terletak pada blok mesin dan kepala
silinder. Water jaket menyelubungi bagian mesin yang menghasilkan panas ketika
mesin bekerja dan di ruang water jaket terjadi penyerapan panas yang dilakukan oleh
cairan radiator terhadap bagian mesin yang panas. Dengan cara Inilah suhu kerja
mesin selalu stabil.

Gangguan yang sering dialami pada water jaket adalah aliran water jaket yang
tersumbat karena kotoran dan terjadi kebocoran karena kepala silinder retak. Cara
memperbaiki water jaket yang kotor adalah membersihkan dengan memakai radiator
flush sampai benar-benar bersih dan gunakan air radiator yang mengandung bahan
pencegah korosi atau karat.

12
Kepala silinder yang retak biasanya karena mesin mengalami overheating yang sangat
parah. Apabila retaknya tidak terlalu parah sebaiknya ditembel saja, tapi bila tidak
memungkinkan untuk ditembel maka harus diganti dengan unit kepala silinder yang
baru. Akan tetapi, kasus semacam ini jarang sekali terjadi.

E. Pengertian Sistem Pelumasan

Komponen mesin kendaraan akan menimbulkan panas apabila saling bergesekan.


Untuk mengurangi efek dari gesekan tersebut sistem pelumasan dibutuhkan.
Adanya gesekan pada mesin kendaraan merupakan suatu alasan utama perlunya
pelumasan. Komponen mesin kendaraan yang mayoritas terbuat dari logam akan
menimbulkan panas apabila saling bergesekan. Untuk mengurangi efek dari gesekan
tersebut, sistem pelumasan dibutuhkan

Pelumasan adalah suatu sistem atau rangkaian pada kendaraan di mana pelumas
ditampung, disedot, disaring, kemudian didistribusikan secara menyeluruh ke setiap
bagian mesin. Media pelumas yang digunakan pada sistem ini adalah oli yang mampu
masuk hingga ke celah mesin.

Oli yang melapisi celah-celah mesin dinamakan oil film. Lapisan ini menempel sangat
kuat pada komponen mesin dan sulit dilepaskan. Hal ini membuat setiap kali komponen
mesin yang mayoritas terbuat dari logam bergesekan, lapisan tersebut dapat menjadi
penghalang terjadinya gesekan langsung.

Sistem ini dibuat dengan memperhitungkan beberapa fungsi. Sistem ini bekerja secara
langsung sebagai pendingin komponen mesin dan membilas kotoran yang menempel
pada komponen mesin sehingga mesin dapat bekerja lebih baik.

Pelumasan juga dilakukan untuk memberi sekat pada lubang antara silinder dan torak.
Sekat ini berfungsi sebagai pencegah kebocoran tekanan dari ruang pembakaran. Selain
itu, pelumasan juga berfungsi untuk melumasi seluruh permukaan komponen mesin
agar tidak bergesekan secara langsung.

Hal tersebut dilakukan untuk meredam suara yang ditimbulkan dari komponen mesin
yang bergerak. Serta agar tidak terjadi keausan pada komponen mesin, sehingga mesin
menjadi lebih awet dan kendaraan Anda menjadi nyaman untuk dikendarai.

13
F. Komponen-Komponen Sistem Pelumasan serta Fungsinya

1. Oil Pan (Karter oli, bak penampungan oli)

Komponen sistem pelumasan yang pertama adalah oil pan atau juga kerap disebut
karter oli atau bak penampungan oli. Fungsi oil pan adalah sebagai bak tempat
menampung oli mesin. Oli mesin yang digunakan untuk melumasi seluruh mesin akan
di tampung di oil pan ini dan kemudian akan dihisap kembali oleh pompa oli untuk
disirkulasikan ke dalam mesin.
Selain untuk menampung oli mesin, oil pan juga memiliki dua fungsi lainya yaitu
sebagai tempat saluran pembuangan oli mesin dan sebagai tempat untuk menjaga
kelancaran sirkulasi oli mesin di berbagai kondisi permukaan jalan. Untuk lebih
lengkapnya tentang fungsi oil pan ini silahkan baca pada artikel Fungsi oil pan yang
sudah pernah ombro posting sebelumnya

2. Oil Strainer (Saringan oli kasar)

Komponen sistem pelumasan yang kedua adalah oil strainer (saringan oli kasar). Fungsi
oil strainer pada sistem pelumasan adalah untuk menyaring oli mesin pertama kalinya
dari benda-benda yang berukuran cukup besar (kasar) yang ada di dalam oli mesin pada
bak penampungan oli. Penyaringan ini bertujuan agar kotoran-kotoran tersebut tidak
masuk dan terhisap oleh pompa oli yang dapat menyebabkan kerusakan pada pompa oli
tersebut.

3. Oil Pump (Pompa oli)

Komponen sistem pelumasan yang ketiga adalah Oil pump (Pompa oli). Fungsi oil
pump adalah untuk menciptakan tekanan pada oli mesin dengan cara menghisap oli
mesin dari oil pan untuk kemudian dipompa oleh oil pump ke seluruh bagian mesin.
Oli mesin yang dipompa oleh oil pump ini akan memiliki tekanan sehingga dapat
mengalir keseluruh jalur sistem pelumasan mesin. Dengan adanya oil pump, maka oli
mesin dapat dengan mudah bersirkulasi ke seluruh bagian mesin yang membutuhkan
pelumasan.

4. Oil Pressure Regulator (Relieve valve)

Komponen sistem pelumasan yang ke empat adalah oil pressure regulator (relieve
valve). Fungsi oil pressure regulator adalah untuk mengatur tekanan oli mesin agar tetap
konstan dan stabil meskipun putaran mesin berubah-ubah.
Saat mesin berputar pada rpm tinggi, pompa oli juga akan ikut berputar lebih cepat. Hal
ini akan meningkatkan tekanan oli di dalam saluran oli. Dengan adanya oil pressure
regulator, tekanan oli yang berlebihan akibat putaran pompa yang cepat karena
mengikuti putaran mesin, dapat dikurangi dengan cara membuka saluran pada relieve

14
valve.
Oli yang keluar dari relieve valve ini kemudian akan kembali ditampung oleh oil pan
(bak penampungan oli). Oil pressure regulator kerap di temukan menyatu dengan bodi
oil pump.

5. Oil Cooler (Pendingin suhu oli mesin)

Komponen sistem pelumasan yang ke lima adalah oil cooler (pendingin suhu oli mesin).
Fungsi oil cooler adalah untuk mendinginkan suhu oil mesin sebelum dialirkan ke
dalam blok mesin. Dengan adanya penurunan suhu pada oli mesin, hal ini akan
membuat fungsi pendinginan pada oli mesin menjadi lebih maksimal.
Saat ini ada dua model oil cooler yang umum digunakan. Oil cooler dengan pendinginan
udara dan oil cooler dengan pendinginan air pendingin mesin. Untuk oil cooler
berpendingin udara, anda dapat melihat contohnya pada mobil L300 dan untuk
pendingin air pada truk Canter.

6. Filter Oli (Saringan oli halus)

Komponen sistem pelumasan yang ke enam adalah filter oli (saringan oli halus). Fungsi
filter oli adalah untuk menyaring oli mesin dari kotoran yang lebih halus sebelum oli
tersebut di sirkulasikan ke seluruh sistem pelumasan mesin. Umumnya, posisi filter oli
ini diletakkan tepat dibagian silinder blok, yaitu pada saluran masuk main gallery atau
jika menggunakan oil cooler, maka filter oli diletakkan sebelum oil cooler berada. Filter
oli untuk mesin mobil ini ada beberapa model, silahkan baca lebih lanjut tentang filter
oli ini pada artikel mengenal manfaat dan fungsi filter oli yang sudah pernah di terbitkan
sebelumnya.

7. Oil Main Gallery

Komponen sistem pelumasan yang ke tujuh adalah oil main gallery. Oil main gallery
merupakan saluran-saluran yang terdapat di dalam blok mesin. Fungsi oil main gallery
adalah sebagai tempat saluran oli mesin yang akan dialirkan. Saluran-saluran oli ini
akan mengarah ke masing-masing komponen mesin yang perlu dilumasi, seperti
contohnya untuk main bearing, con rod bearing, dinding silinder, dan lain-lain. Selain
itu, oil main gallery ini juga terhubung dengan cylinder head yang akan mengalirkan
oli ke camshaft dan rocker arm.

8. Oil Jet

Komponen sistem pelumasan yang ke delapan adalah oil jet. Fungsi oil jet adalah untuk
menyemburkan oli bertekanan ke piston pin dan dinding silinder. Posisi oil jet
umumnya diletakkan pada bagian bawah blok mesin dekat dengan poros engkol.

15
9. Oil Pressure Switch

Komponen sistem pelumasan yang ke sembilan adalah oil pressure switch. Fungsi oil
pressure switch adalah sebagai saklar untuk mematikan atau menghidupkan lampu
indikator oli mesin yang ada di dashboard mobil. Dengan begitu, pengemudi bisa
mengetahui apakah oli mesin mengalir dengan baik atau tidak di dalam mesin. Oil
pressure switch akan memantau aliran dan tekanan oli dalam saluran oil main gallery.
Jika tekanan oli berkurang atau tidak ada (oli tidak mengalir), maka oil pressure switch
ini akan membuat lampu indikator oli di dashboard pengemudi menyala.

10. Engine Oil (Oli mesin).

Komponen sistem pelumasan yang ke sepuluh, atau yang paling akhir adalah oli mesin.
Tanpa adaya oli mesin, seluruh komponen pada sistem pelumasan diatas tidak akan bisa
berfungsi dengan baik. Oli mesin menjadi komponen utama bagi mesin agar seluruh
sistem pelumasan bisa berfungsi dengan baik dan sempurna

G. Cara Kerja

Cara kerja sistem pelumasan umumnya sama dan berulang, yaitu memanfaatkan oli
mesin yang disirkulasikan ke seluruh saluran pada sistem pelumasan. Setelah oli mesin
melumasi komponen mesin, maka oli akan kembali ke dalam bak penampungan oli
untuk kemudian disaring dan disirkulasikan kembali. Berikut adalah cara kerja sistem
pelumasan mesin mobil :
1. Saat mesin mati, semua oli mesin yang ada akan ditampung di dalam oil pan. Sebagian
kecil lainnya ada yang tertahan di dalam main gallery , oil cooler, filter oli dan oil pump.
2. Setelah mesin distarter dan hidup, maka mesin akan memutar pompa oli. Akibatnya,
oli mesin mulai dihisap masuk ke dalam pompa oli melalui oil strainer. Oil strainer akan
menyaring oli yang masuk pertama kali dari kotoran-kotoran kasar dalam bak
penampungan oli sehingga pompa oli terhindar dari kerusakan.
3. Selanjutnya, Pompa oli akan memompa oli mesin dan mendorongnya menuju keseluruh
saluran sistem pelumasan. Akibatnya tekanan oli akan meningkat. Semakin kencang
putaran mesin, maka tekanan oli akan semakin besar.
4. Untuk mencegah kelebihan tekanan oli akibat putaran mesin yang tinggi, maka oil
pressure regulator akan membatasi tekanan yang dihasilkan pompa oli. Ketika tekanan
berlebih, relieve valve akan terbuka untuk menurunkan tekanan oli dan mengembalikan
oli yang berlebih kembali ke dalam oil pan.
5. Oli mesin akan masuk ke dalam filter oli (saringan halus) untuk menyaring oli mesin
dari kotoran-kotoran yang lebih halus (kecil). Dengan begitu, maka oli mesin yang
bersih bisa dialirkan menuju ke oil cooler.
6. Di dalam oil cooler, oli mesin akan didinginkan suhunya terlebih dahulu. Prosesnya ada
yang menggunakan air radiator ataupun langsung dengan udara. Setelah suhu oli di

16
dinginkan, selanjutnya oli mesin akan dialirkan kembali menuju main gallery silinder
blok.
7. Di dalam main gallery silinder blok, oli akan disalurkan menuju crankshaft pin dan
crankshaft jurnal, selain itu oli mesin ada juga yang disemprotkan ke pin piston melalui
oil jet. Selanjutnya, sebagian oli mesin ada yang dialirkan ke silinder head untuk
melumasi bagian camshaft dan rocker arm.
8. Setelah semua bagian dalam mesin sudah mendapatkan pelumasan, oli mesin akan
mengalir kembali ke dalam oil pan untuk kemudian kembali disirkulasikan keseluruh
komponen sistem pelumasan mesin.
9. Untuk mengetahui kondisi aliran oli mesin di dalam mesin, pengemudi bisa
mengetahuinya melalui lampu indikator oli mesin yang sinyalnya didapat dari oil
pressure switch. Ketika mesin mati, lampu indikator oli mesin akan menyala, kemudian
setelah mesin hidup dan oli sudah mengalir, maka lampu indikator oli mesin akan
padam

H. Jenis Kerusakan dan Cara Mengatasinya

1. Minyak Pelumas Kotor/Hitam Pekat

Pengecekan minyak pelumas/oli secara rutin sangat diperlukan untuk mendapatkan


kinerja sistem pelumas yang baik. Pengecekan dilakukan terhadap jumlah dan warna
dari minyak pelumas/ oli. Minyak pelumas/ oli yang telah lama digunakan umumnya
akan menunjukkan warna hitam. Ada dua penyebab minyak pelumas oli mesin sepeda
motor berubah kotor hitam pekat. yaitu sebagai berikut.

a. Miyak pelumas oli mesin jarang diganti. Hal ini ditandai dengan minyak pelumas oli
mesin yang hitam pekat banyak mgandung endapat kotoran. Cara mengatasi
gangguan ini adalah dengan mengganti minyak pelumas secara rutin dan berkala.

b. Kualitas minyak pelumas oli yang jelek. Keadaan ini ditandai dengan baru beberapa
hari ganti minyak pelumas oli mesin warna oli sudah berubah hitam pekat. Cara
mengatasinya adalah dengan mengganti minyak pelumas sesuai standar atau
spesifikasi produk yag dianjurkan oleh pabrikan sepeda motor.

2. Tekanan Oli Mesin/ Minyak Pelumas Rendah

Sistem pelumas pada mesin juga dapat menunjukkan gangguan berupa tekanan
minyak pelumas/ oli mesin rendah. Keadaan ini bisa disebabkan oleh hal-hal sebagai
berikut. Pompa minyak pelumas/ oli tidak bekerja dengan baik. Hal ini ditandai
dengan suara mesin yang kasar, cepat panas, sirkulasi minyak pelumas oli mesin
tidak lancar. Cara mengatasi keadaan ini adalah dengan memperbaiki pompa minyak
pelumas/ oli mesin tersebut, dan bila perlu diganti dengan yang baru. Kemungkinan
penyebanya sebagai berikut :

17
a. Komponen gigi-gigi penggerak minyak pelumas/ oli mesin mengalami
kerusakan/aus. Cara mengatasinya adalah dengan mengganti gigi-gigi penggerak
yang rusak dengan yang baru.

b. Oli tidak mengalir dengan baik. Biasanya disebabkan oleh adanya kotoran/
endapan yang tertinggal pada saluran/ saringan filter oli. Cara mengatasinya dengan
membersihkan saringan oli dari kotoran yang menempel pada saringan/filter oli, atau
ganti dengan saluran/ saringan filter oli yang baru.

3. Tidak ada Tekanan Minyak Pelumas

Keadaan tidak teratur mengindikasi ada gangguan pada sistem pelumasan, hal ini
ditunjukkan tekanan oli yang tidak ada sama sekali. Beberapa kemungkinan dari
penyebab gangguan ini yaitu sebagai berikut.

a. Di dalam karter mulai kekurangan minyak pelumas.

b. Saringan minyak pelumas disekitar pompa minyak banyak melekat kotoran.

4. Tekanan Minyak Pelumas di Dalam Motor Terlampau Tinggi

Gangguan ini bisa dilihat pada meter tekanan mụnyak pelumas yang menunjukkan
angka atau nilai sangat tinggi. Adapun kemungkinan penyebab dari gangguan ini yaitu
sebagai berikut.

a. Pengatur tekanan minyak pelumas berupa katup dan pegas terjepit atau tersumbat,

b. Pegas pengatur tekanan minyak pelumas terlalu keras.

5. Mesin Tidak Dapat Distarter, tetapi Tekanan Minyak Pelumas Tetap/ Tidak Ada
Tekanan

Ada beberapa kemungkinan yang bisa menyebabkan timbulnya gangguan berupa


mesin tidak dapat distarter, tetapi tekanan oli tetap, yaitu sebagai berikut.

a. Minyak pelumas terlalu rendah, Cara mengatasinya adalah ganti minyak pelumas
dengan minyak pelumas yang sesuai.

b. Komponen-Komponen pompa, Cara mengatasinya adalah bongkar dan periksa


komponen- komponen pompa, ganti Jika aus.

6. Saringan Oli Tersumbat

a. Saringan oli tersumbat, Cara mengatasinya adalah ganti saringan oli.

18
b. Katup pengatur tekanan oli rusak, Cara mengatasinya adalah bongkar katup
pengatur tekanan oli dan ganti jika rusak.

c. Alat pengukur tekanan oli rusak

Ada dua cara untuk mengatasi penyebab ini, yaitu sebagai berikut.

1) Buka sending unit dan hidupkan mesin. Apabila oli memancar berarti alat
pengontrol rusak.

2) Periksa sistem pengontrol tekana oli. Perbaiki/ganti jika rusak.

7. Pada Waktu Mesin Beroperasi Tekanan Oli Berkurang

kemungkinan yang dapat menyebabkan gangguan ini yaitu sebagai berikut.

a. Kekentalan minyak pelumas berkurang, karena mesin terlalu panas. Cara


mengatasinya adalah periksa mesin, setel sistem pengapian dan perbaiki sistem bahan
baker

b. Kerusakan pada bantalan, Cara mengatasinya adalah bongkar mesin dan perbaiki.

c. Tutup pembuangan oli bocor, Cara mengatasinya adalah perbaiki tutup


pembuangan oli.

19
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapat dari pembahasan mengenai “Sistem Pendînginan
dan Pelumasan Mesin Otto” di atas adalah :
1. Sistem pendinginan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga supaya
temperatur mesin tetap dalam kondisi yang ideal.
2. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem pendingin diantaranya water jacket,
selang karet, radiator, thermostat, pompa air, tutup radiator, dan reservoir. Dari
komponen tersebut diatas mempunyai fungsi dan tugas masing-masing.
3. Sistem pendinginan bekerja saat mesin dalam keadaan dingin maupun mesin dalam
keadaan panas.
4. Kerusakan yang biasanya terjadi pada sistem pendinginan adalah termostat rusak,
sistem pendinginan bocor, radiator tersumbat, inti radiator kotor, pompa air rusak, dan
tutup radiator bocor.
5. Sistem pelumasan adalah sistem pendukung yang sangat penting bagi suatu mesin agar
bisa bekerja optimal dan memiliki daya tahan yang bagus, didalm komponen mesjn
banyak sekali persinggungan dua logam yang saling bergesekan oleh karena itu
dibutuhkan pelumasan yang bagus untuk mendukung kinerjanya.
6. Komponen-komponen yang terdapat pada sistem pelumasan diantaranya saringan
kasar, karter, pompa oli, katup pelepas, saring, katup bypass, dan sakelar tekanan. Dari
komponen tersebut diatas mempunyai fungsi dan tugas masing-masing.
7. Sistem pelumasan bekerja secara terus menerus selama sistem pelumasan dapat bekerja
dengan baik. Pompa oli melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak
oli. Oli yang terhisap kemudiam ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan melalui
filter oli kemudian oli melumasi komponen-komponen mesin dan kembali ke bak oli
oleh gaya gravitasinya sendiri dan begitu seterusnya.
8. Kerusakan yang biasanya terjadi pada sistem pelumasan adalah mesin tidak dapat
distarter, tetapi tekanan oli tetap atau tidak ada tekanan dan pada waktu mesin
beroperasi, tekanan oli berkurang.

20
B. Saran
Diharapkan untuk para pembaca supaya lebih mendalami mengenai sistem
pendinginan dan pelumasan pada mesin otto dan agar mencari reverensi lain karena
otomotif itu sendiri sangat luas dan tidak bisa berpatokan pada satu sumber saja. Oleh
karena itu, saya berharap para pembaca mampu memahami dan mengaplikasinkannya
untuk berbagi ilmu dengan orang lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://www.johanmekanik.com/2020/12/7-jenis-gangguan-pada-sistem-pelumas.html

https://www.suzuki.co.id/tips-trik/sistem-pelumasan-pengertian-komponen-dan-cara-

kerjanya

https://bacabrosur.blogspot.com/2018/08/cara-kerja-sistem-pelumasan.html

https://kumparan.com/info-otomotif/mengenal-komponen-sistem-pelumasan-pada-

mobil-1vxxaTKOttw

https://www.autoexpose.org/2017/08/komponen-sistem-pelumas-pada-mesin.html

https://www.nuroehi.com/2020/02/kerusakan-sistem-pendingin-mobil-dan.html

https://www.autoexpose.org/2017/05/cara-kerja-sistem-pendingin-radiator.html

https://www.belajarsesuatu.id/2021/07/komponen-sistem-pendingin-dan-fungsinya.html

https://repository.upnvj.ac.id/2494/3/BAB%20I.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai