Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH DASAR KELISTRIKAN

(SISTEM AIR CONDITIONING)

Makalah Kelompok

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kelistrikan Otomotif

DOSEN PENGAMPU

Drs. Suherman, M.Pd


Janter Simanjuntak, ST.,MT.,Ph.D

Disusun oleh :
APIS PERIANDI, S.Pd (RC 201700246)
BENSON MARPAUNG, S.Pd (RC 201700550)
DEDE PERMANA, S.Pd (RC 201700355)
EKA ASYARULLAH SAEFUDIN, S.Pd (RC 201700382)
GUNGUN GUNAWAN, S.Pd (RC 201700582)
ROY LAMRUN SIANTURI, S.Pd (RC 201700474)

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT,


semesta alam yang merajai segala ilmu langit dan bumi. Karena hanya dengan
izin-Nya lah kami dapat menyusun makalah Makalah Sistem Air
Conditioning. Sungguh tiada daya dan kekuatan kecuali atas kehendak-Nya.
Shalawat serta salam senantiasa kita panjatkan pula kepada utusan terakhir,
Nabiyullah Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, para tabiin, serta
pengikut beliau hingga hari akhir. Tidak lupa kami sampaikan pula ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang yang telah membantu sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber-sumber yang sudah ada
sebelumnya yang kemudian kami kembangkan dengan segenap kemampuan
dan pengetahuan yang kami miliki. Makalah ini berisi pembahasan secara
lengkap mengenai Sistem Air Conditioning.
Kami menyadari adanya keterbatasan dari kemampuan dan pengetahuan
yang kami miliki yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Kerena itu, kami senantasa menerima masukan-masukan berupa kritik dan
saran demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, September 2017


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................i


DAFTAR ISI ...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah ......................................................................2
D. Sistematika Penulisan Makalah...............................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................3
A. Pengertian Air Conditioning ...................................................................3
B. Komponen-komponen Air Conditioning ................................................3
C. Cara kerja sistem Air Conditioning ........................................................9
D. Trouble shooting sistem Air Conditioning........................................... 10
BAB III KESIMPULAN ............................................................................15
A. Kesimpulan .............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................16

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak didesain mobil dengan ruang penumpang tertutup para ahli otomotif
mulai memikirkan bagaimana caranya supaya dalam ruangan mobil tersebut tidak
terasa panas, gerah atau pengap. Beberapa usaha yang telah dilakukan antara lain
dengan memberi ventilasi udara di ruang penumpang dan ruang kemudi. Cara ini
masih belum memuaskan karena udara yang masuk justru sering menimbulkan
masalah baru yakni berupa masuknya debu jalanan ke dalam ruangan mobil,
karena itu cara ini dipandang kurang baik dan kurang efektif orang lalu memasang
kipas angin di dalam mobil, hasilnya cukup lumayan bisa mengurangi kegerahan
sepanjang perjalanan, dengan menggunakan kipas maka keluhan yang terjadi
adalah jika terjadi kemacetan di jalan yang padat masih terasa panas, dan jendela
harus dibuka sehingga keamanan dan keselamatan penumpang tidak terjamin.
Cara mengurangi panas, gerah dan kepengapan yang paling dianggap baik adalah
dengan memasang AC atau singkatan dari Air Conditioning.
Pada dasarnya prinsip kerja Air Conditioning (AC) mobil sama dengan sistem-
sistem AC yang lain. Prinsip kerja tersebut sama dengan heat exchanger yang lain.
Pada setiap prinsip kerja heat exchanger pasti ada perubahan atau perbedaan
tekanan, hal tersebut akan menyebabkan perbedaan temperatur, kondisi seperti itu
sama dengan yang terjadi pada prinsip AC . Agar pengaruh perubahan tekanan
dapat menghasilkan perubahan temperatur yang sesuai maka digunakanlah media
pendingin pada sistem AC, kebanyakan sistem AC menggunakan media pendingi
Refrigerant atau sering dikenal dengan istilah Freon.

B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi Air Conditioning( AC) ?
2. Komponen-komponen apa saja yang ada pada sistem Air Conditioning?
3. Bagaimana cara kerja sistem Air Conditioning?
4. Bagaimana cara trouble shooting pada sistem Air Conditioning?

1
2

C. Tujuan Penulisan Makalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka penulis memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui fungsi Air Conditioning(AC)
2. Mengetahui komponen-komponen apa saja yang ada pada sistem Air
Conditioning
3. Mengetahui bagaimana cara kerja sistem Air Conditioning
4. Mengetahui bagaimana cara trouble shooting pada sistem Air Conditioning
D. Sistematika Penulisan Makalah
Sistematis penulisan yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut
BAB I Pendahuluan: Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan makalah, dan sistematika penulisan makalah
BAB II Pembahasan: Bab ini menampilkan pembahasan tentang fungsi ,
sistem Air Conditioning, komponen sistem Air Conditioning, cara kerja
sistem Air Conditioning, trouble shooting sistem Air Conditioning.
BAB III Simpulan: Bab ini berisi simpulan terhadap hasil penelaahan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Sistem Air Conditioning
Air Conditioner terdiri dari kata "air" yang berarti udara, dan "conditioner"
yang berarti penentu, pengkondisian, penyejuk, bisa dikatakan juga sebagai
pengatur. Air conditioner sering disebut juga sebagai penyejuk udara, karena
memang salah satu fungsinya adalah untuk menyejukkan udara ruangan didalam
kendaraan. Sistem Air Conditioner adalah suatu sistem pada kendaraan yang
berfungsi untuk :
1. Memberikan udara sejuk ke dalam ruangan kendaraan.
2. Menghindari udara kotor masuk ke dalam ruangan kendaraan.
3. Menghilangkan dengan cepat kondensasi pada kaca mobil waktu hujan atau
udara lembab.
B. Komponen Sistem Air Conditioning
Sebelum berbicara tentang cara kerja sistem AC mobil, terlebih dahulu kita
harus mengenal komponen-komponen AC mobil berikut tugas masing-masing
komponen tersebut. Adapun komponen-komponen pembentuk sistem AC mobil
adalah sebagai berikut:
1. Kompressor
Kompresor AC mobil berfungsi untuk mengalirkan media pendingin
dalam hal ini Refrigerant atau Freon untuk bersirkulasi di dalam sistem AC
mobil, sekaligus memberikan tekanan sesuai dengan kebutuhan tekanan yang
ada. Kompresor AC mobil umumnya digerakan oleh motor bakar dari mesin
mobil itu sendiri, agar kompresor dapat dihidupkan dan dimatikan sesuai
keinginan kita pada saat menggunakan AC, maka penghubung putaran ke
mesin menggunakan kopling magnet.

Gambar 2.1 Kompresor AC mobil

3
4

2. Kondensor
Kondensor pada sistem AC mobil berfungsi untuk mengkondensasikan
media pendingin di dalam sistem, yang semula berasal dari kompresor
berbentuk gas dirubah menjadi bentuk cair didalam kondensor. Hal tersebut
dapat terjadi karena ada pelepasan panas ke udara luar melalui sirip-sirip
kondensor

Gambar 2.2 Kondensor AC mobil

3. Filter / Dryer
Filter / Dryer pada sistem AC berfungsi untuk menyarik partikel-partikel
kotoran yang ikut beredar di dalam sistem, serta menyerap uap air yang ikut
beredar di dalam sistem. Kotoran yang ikut beredar di dalam sistem dapat
menyumbat saluran- saluran yang ada sehingga menggangggu kerjanya sistem
AC, sedangkan uap air yang ikut beredar di dalam sistem dapat terjadi
pembekuan karena temperatur media pendingin bisa turun di bawah 0 derajat
celsius, hal tersebut dapat menyumbat yang akhirnya mengganggu kerjanya
sistem AC.

Gambar 2.3 Filter / Dryer


5

4. Katup Expansi
Katup Expansi pada sistem AC berfungsi untuk menurunkan tekanan
media pendingin, dari Refrigran bentuk cair bertekanan tinggi menjadi
tekanan tekanan rendah dalam bentuk kabut. Akibat dari penurunan tekanan
tersebut maka temperatur media pendingin menjadi turun drastis, seperti
halnya tampak pada gambar 1. Diagram Enthalphy di atas.

Gambar 2.4 Katup Expansi

5. Evaporator
Evaporator pada sistem AC berfungsi untuk menyerap panas dari udara
luar yang dialirkan ke dalam ruangan yang didinginkan, hal ini terjadi pada
saat ada aliran udara yang melewati sirip-sirip daripada evaporator maka panas
dari udara tersebut diserap oleh sirip-sirip evaporator, sehingga udara tersebut
menjadi dingin, udara dingin itulah yang digunakan untuk mendinginkan
ruangan. Prinsip kerja Evaporator adalah kebalikan dari kondensor sistem AC.

Gambar 2.5 Evaporator


6

6. Pressure Switch
Presure Switch ini berfungsi untuk mengontrol tekanan yang terjadi pada
sisi tekanan tinggi, bila tekanan siklus Refrigerant terlalu berlebihan, baik
terlalu tinggi (27 kg/cm2) maupun terlalu rendah (2,1 kg/cm2) maka secara
otomatis akan menyetop Switch sehingga Magnetic Clutch menjadi Off.
Kondisi tekanan yang tidak normal ini akan menyebabkan terjadinya
kerusakan pada berbagai komponen yang lain. Letak Pressure Switch ada
diantara Receifer dan Expansion Valve (lihat gambar dibawah)

Gambar 2.6 Letak Pressure switch


7. Alat Pencegah Pembekuan (Anti Frosting Devices)
Untuk menghidari berkurangnya efek pendinginan yang disebabkan
pembekuan air yang ada di fin pada Evaporator yang terlalu dingin < 0oC,
dapat dipasangkan peralatan ini yang terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Tipe Thermistor
Dipasangkan pada fin Evaporator, dan bekerja berdasarkan sinyal
Thermistor yang mengontrol temperatur fin. Bila temperatur fin
menurun < 0oC, maka Magnetic Clutch akan mati dan kompresor akan
berhenti berputar.
b. Tipe EPR (Evaporator Pressure Regulator)
di pasangkan diantara Eva porator dan kompresor, (lihat gambar) Tipe
ini mengatur jumlah Refrigerant yang mengalir dari evaporator ke
kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak kurang dari 1,9
kg/cm2, sehingga akan menjaga temperatur fin eva porator tidak turun
< 0oC.
7

Gambar 2.7 Anti frosting device tipe EPR

8. Peralatan Idle Up
Digunakan untuk meningkatkan RPM mesin pada kondisi Idle dan AC
dalam keadaan hidup. Tanpa alat ini mesin akan menjadi sangat berat karena
harus mengangkat beban kompresor sehingga mesin akan sering mati dan
kenyamanan berkendaraan akan menjadi terganggu. Alat ini penggunaannya
tergantung dari tipe dan jenis bahan bakarnya. Untuk jenis mobil konvensional
(menggunakan karburator) di gunakan Vacuum Switching Valve (VSV) serta
sebuah Actuator untuk membuka Throttle, sehingga putaran mesin akan
meningkat pada putaran idle dan AC dalam keadaan hidup.

Gambar 2.8 Rangkaian Idle Up pada Engine Konvensional


8

Untuk mobil EFI, digunakan VSV yang dilengkapi diapraghma yang


menyebabkan udara akan melalui surge tank, dan ECU akan menginjeksikan
sejumlah tambahan bahan bakar sesuai dengan udara bypass, sehingga idling
mesin akan meningkat.

Gambar 2.9 Rangkaian Idle Up pada Engine EFI

9. Cairan Pendingin (Refrigerant)


Dalam sistem AC mobil zat pendingin yang digunakan saat ini adalah zat
pendingin 12 (diflourdichlormethan), yang diberi kode R-12,namun akibat
dampak negatip yang ditimbulakan R12 yang merusak lapisan ozon dan
menimbulkan pemanasan global diganti dengan R134a (dimana R adalah
singkatan dari refrigerant), sedangkan pada sistem AC yang lain seperti AC
pada gedung-gedung sering dipakai zat pendingin 22 atau R-22.
Refrigerant adalah nama dagang untuk komponen zat pendingin yang
tidak mengandung unsur logam, ada beberapa macam zat pendingin yang
merupakan satu produk Du Pont, yaitu Zat pendingin 11 (R11), Zat
pendingin 12 (R12), Zat pendingin 13 (R13), Zat pendingin 22 (R22), Zat
pendingin 113 (R113) dan sebagainya. Refrigerant cukup baik digunakan
sebagai zat pendingin sebab memiliki sifat sifat :
1. Tidak mengandung unsure yang dapat merusak makanan, tanaman dan
kain.
2. Tidak beracun.
3. Tidak mengganggu kesehatan.
9

4. Tidak dapat meledak.


5. Tidak berbau menyengat.
6. Titik didihnya ideal.
Pada R-22 kenaikan tekanan karena pengaruh temperatur akan lebih
tinggi dibandingkan dengan R134a, dengan demikian pada sistem AC atau
sistem pendingin lainnya yang menggunakan R-22 akan diperlukan
instalasi pipa-pipa yang kuat dan tahan terhadap kenaikan tekanan yang
lebih besar. Kompresor yang terpasang pada mesin mobil serta komponen-
komponen yang lain pada bagian bodi menyebabkan instalasi sistem AC
mobil mengalami getaran-getaran dan mengharuskan pemakaian
pipa/selang karet fleksibel serta pertimbangan panas pada ruangan
kendaraan maka saat ini R134a tetap dipakai pada sistem AC mobil karena
kenaikan tekanan akibat pengaruh temperatur tidak begitu cepat seperti R-
22.
Dalam instalasi sistem AC mobil yang bekerja normal, tekanan saluran
hisap kompresor 1,5 2 bar (21 29 psi). Dalam saluran tekan zat
pendingin bertekanan 14,5-15 bar (200 213 psi) pada putaran mesin 2000
rpm Bila data di atas tidak diperoleh maka sudah dapat ada kesalahan
kerusakan pada sistem.

C. Cara Kerja Sistem Air Conditioner


Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu rangkaian yang
tertutup. Siklus pendinginan yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Kompresor berputar menekan gas Refrigerant dari Evaporator yang
bertemparatur tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka temperaturnya
juga semakin meningkat, hal ini diperlukan untuk mempermudah
pelepasan panas refrigerant
2. Gas Refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk kedalam
kondenser. Di dalam kondenser ini panas Refrigerant dilepaskan dan
terjadilah pengembunan sehingga Refrigerant berubah dari bentuk gas
menjadi cair
3. Cairan Refrigerant diatampung oleh Receifer untuk disaring sampai
Evaporator membutuhkan Refrigerant
10

4. Expansion Valve memancarkan Refrigerant cair ini sehingga berbentuk


kabut dan cairan yang bertemperatur rendah dan bertekanan rendah
5. Gas Refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir kedalam
Evaporator untuk mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela
fin Evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin yang akan ditekan
oleh BLower keruang kendaraan
6. Gas Refrigerant kembali kekompresor untuk dicairkan kembali di
kondenser.

Gambar 2.10 siklus kerja AC

D. Trouble shooting Sistem Air Conditioner


1. Refrigerant kurang
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:
a. Udara yang keluar dari sistem pendingin tidak terlalu dingin
b. Pada kaca pengintai terlihat banyak gelembung
c. Pemeriksaan pada manifold gauge:
1) pengukur tekanan rendah: 0,8 kg/cm2
(11 psi, 78 kPa)
2) Pengukur tekanan tinggi: 8-0 kg/cm2
(114 psi, 882 kPa)
Kemungkinan penyebabnya:
a. Terdapat kebocoran pada siklus Pendinginan.
Pemecahannya:
11

Periksa kebocoran dengan menggunakan detektor kebocoran dan perbaiki.


2. Pengisian Refrigerant Berlebihan
Pada kondisi ini, terlihat gejala sebagai berikut:
a. Pendinginan tidak maksimum
b. Pemeriksaan pada Manifold Gauge :
1) Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2 (36 psi, 245 kPa)
2) Pengukur tekanan tinggi: 20 kg/cm2 (248 psi, 1.961 kPa)
c. Kemungkinan penyebabnya:
1) Dalam pengisian refrigerant terlalu berlebihan
2) Kondenser tidak bekerja dengan baik
3) Kopling fluida kipas radiator slip
4) Tali kipas kompresor kendor
d. Pemecahannya:
1) Kurangi jumlah refrigerant
2) Bersihkan kondenser
3) Periksa kopling fluida kipas radiator, bila rusak ganti
4) Stel tali kipas
3. Terdapat Udara Didalam Siklus
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
a. AC tidak terlalu dingin
b. Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
1) Pengukur tekanan rendah: 2.5 kg/cm2 (36 psi, 245 kPa)
2) Pengukur tekanan tinggi: 23 kg/cm2 (327 psi, 2.256 kPa)
c. Kemungkinan penyebabnya:
1) Ada udara didalam siklus pendingin
d. Pemecahannya:
1) Periksa kotoran oli dan jumlahnya
2) Bila oli berwarna hitam (kotor) bersihkan dengan minyak tanah
dan semprot dengan kompresor angin lakukan penyedotan
kevakuman kembali
3) Ganti receifer
12

4. Terdapat Uap Air Didalam Siklus


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
a. Kadang dingin kadang tidak
b. Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
1) Pengukur tekanan rendah: 50 cmHg (1,5 kg/cm2)
2) Pengukur tekanan tinggi: 7=15 kg/cm2
c. Kemungkinan penyebabnya:
1) Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan oleh gumpalan es
d. Pemecahannya:
1) Ganti Receifer/Dryer
2) Lakukan pemompaan kevakuman, untuk membuang uap air
3) Perhatikan jumlah Refrigerant yang sesuai dalam pengisian

5. Refrigerant Tidak Bersirkulasi


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
a. AC tidak dingin
b. Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
1) Pengukur tekanan rendah: 76 cmHg (sangat rendah)
2) Pengukur tekanan tinggi: 6 kg/cm2 (85 psi/588 kPa)
c. Kemungkinan penyebabnya:
1) Pada Expansion Valve terjadi penyumbatan
d. Pemecahannya:
1) Lepas Expansion Valve, bersihkan dan tes. Bila sudah rusak ganti
2) Ganti Receifer/Dryer
3) perhatikan jumlah refrigerant yang sesuai dalam pengisian

6. Ekspansion Valve Tidak Bekerja Dengan Baik


Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
a. AC kurang dingin
b. Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
1) Pengukur tekanan rendah: 2,5 kg/cm2 (36 psi/245 kPa)
2) Pengukur tekanan tinggi: 19-20 kg/cm2 (70264 psi/1.8631.961
kPa)
13

c. Kemungkinan penyebabnya:
1) Expansion Valve rusak atau pemasangan Heat Sensitizing salah
2) Penyetelan aliran tidak baik
3) Pada Evaporator terlalu banyak Refrigerant dalam bentuk cair
d. Pemecahannya:
1) Periksa pemasangan Heat Sensitizing
2) Periksa Expansion Valve, bila rusak ganti
7. Tidak ada kompresi pada kompresor
Pada kondisi ini terlihat gejala sebagai berikut:
a. AC tidak dingin
b. Pemeriksaan pada Manifold Gauge:
1) Pengukur tekanan rendah : terlalu tinggi
2) Pengukur tekanan tinggi : terlalu rendah
c. Kemungkinan penyebabnya:
1) Kompresor rusak
2) katup kompresor rusak
d. Pemecahannya:
1) Bongkar dan perbaiki kompresor
2) Ganti kompresor dengan type dan kapasitas yang sama
14

Tabel 2.1

Tabel Trouble Shooting Sistem AC

BAB 3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat menarik kesimpulan antara lain :
Sistem Air Conditioner adalah suatu sistem pada kendaraan yang berfungsi
untuk :
1. Memberikan udara sejuk ke dalam ruangan kendaraan.
2. Menghindari udara kotor masuk ke dalam ruangan kendaraan.
3. Menghilangkan dengan cepat kondensasi pada kaca mobil waktu hujan atau
udara lembab.
komponen utama pada sistem AC agar kerja sistem AC ini bisa berfungsi optimal
adalah sebagai berikut: kompresor, kondensor, dryer, expansion valve, evaporator.
Secara sederhana sistem AC mobil dapat bekerja sebagai berikut:
1) Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor
sehingga beredar dalam sistem AC, karena adanya tekanan maka zat
pendingin menjadi panas.
2) Kondensor akan mendinginkan zat pendingin tersebut (kondensasi),
sementara tekanan zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah
bentuk menjadi cair.
3) Saringan atau filter akan menghisap uap air dan menyaring kotoran
dalam zat pendingin agar tidak beredar pada system.
4) Tekanan zat pendingin pada sistem akan diturunkan oleh katup
ekspansi berubah bentuk dari cair menjadi uap.
5) Evaporator akan mengambil panas disekeliling evaporator sehingga
menyebabkan zat pendingin menguap menjadi gas dan kembali ke
kompresor.
6) Proses ini akan berlanjut seperti semula.

15
DAFTAR PUSTAKA

Triyono.W, & Sujatmiko. B. 2004. Pemeliharaan / Sevice Sistem Air


Conditioning. Jakarta: Kemendikbud

Sitanggang.Rinson. 2016. Modul Pelatihan Guru ( Perbaikan Sistem Air


Conditioning). Jakarta: Kemendikbud.

Tim Penyusun Modul PPG. 2017. Modul Pelatihan PPG Dalam Jabatan Otomotif
2017. Medan: Unimed.

16

Anda mungkin juga menyukai