Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SAINS BANGUNAN & UTILITAS 2

AC CENTRAL – AIR CHILLER

DOSEN KOORDINATOR
Dr Ir I Dewa Gede Agung Diasana Putra ST MT.HP.

Oleh: Kelompok 12
1. Ida Ayu Putu Reichita Candra Kusuma 2005521085
2. Ni Putu Yunika Anggreni 2005521086
3. I Wayan Darmika Novanca Putra Ridana 2005521096

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
karuniaNyalah, makalah yang berjudul ”Sistem, Komponen, Struktur, serta Kapasitas
Pengkondisian Udara (AC Central - Air Chiller)” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang
diharapkan. Makalah ini kami susun guna melaksanakan kewajiban yang telah diberikan kepada
mahasiswa semester Genap tahun ajaran 2021/2022 dalam mata kuliah Sains Bangunan dan
Utilitas 2.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas peran serta yang telah mendukung kami
baik saran, bimbingan maupun informasi yang sangat membantu makalah ini. Oleh karena adanya
keterbatasan waktu dalam penyusunan makalah ini serta keterbatasan pengetahuan, kami hanya
dapat menuangkan secara garis besar. Kami sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum
sempurna. Untuk itu, kami harapkan segala kritik & saran yang sifatnya mendukung atau
membangun guna menyempurnakan makalah ini.

Demikianlah, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya mengenai pengetahuan tentang Sistem, Komponen, Struktur, serta Kapasitas
Pengkondisian Udara (AC Central – Air Chiller).

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ….2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………….4

1.1. Latar Belakang.....................................................................................................5

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………5

1.3 .Tujuan………………………………………………………………………………………………………….……………5

1.4. .Manfaat……………………………………………………………………………………………………………………5

1.5. Batasan Masalah………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................6

2.1. Sistem AC Central – Air Chiller………………………………………………………………………..6

2.2. Komponen AC Central…………………………………………………………………………………….8

2.3. Instalansi AC Central – Air Chiller …………………………………………………………………..9

2.4. Kapasitas pada AC Central…………………………………………………….11

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Dari AC Central………………………………….11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………………………………….13

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………….13

3.2. Saran……………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sebuah bangunan dapat digunakan jika sudah dilengkapi dengan sistem utilitas. Utilitas
berasal dari kata utility yang berarti kegunaan, dalam dunia arsitektur bangunan, utilitas bangunan
berarti suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-
unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Dalam perencanaan bangunan, utilitas pada bangunan menjadi salah satu aspek penting
yang harus dituntut kesempurnaanya. Untuk itu perlu diketahui bahwa dalam suatu proses
operasional suatu bangunan, khususnya bangunan bertingkat tidak akan lengkap atau dengan kata
lain tidak akan tidak berfungsi dengan semestinya jika salah satu atau beberapa system utilitas
tidak menunjang atau dengan kata lain system utilitas pada suatu bangunan merupakan rangkaian
item pelengkap yang harus direncanakan sejak awal sebelum gedung beroprasi dengan semestinya
yang merupakan suatu system yang terintegrasi dan menunjang dalam proses operasionalnya
sesuai dengan fungsi utilitas masing-masing. Salah satu system utilitas itu sendiri adalah Sistem
Pengkondisian Udara khususnya AC Central
Sistem pengkondisian udara AC Central adalah salah satu bagian dari system utilitas
bangunan. System pengkondisian udara AC penting karena berguna untuk membantu menjaga
suhu ruangan agar tetap konstan, juga bisa meningkatkan kualitas udara dalam ruangan dan bisa
mengurangi gejala asma dan alergi. AC sekarang telah menjadi sebuah alat rumah yang sangat
diperlukan, terutama untuk mengalahkan hawa panas terik saat dimusim panas. Tidak hanya
merubah hawa panas menjadi sejuk, tetapi AC juga dapat meningkatkan kualitas udara dalam
ruangan. Namun AC bisa menimbulkan beberapa risiko bagi kesehatan, terutama jika tidak dirawat
dan dibersihkan dengan benar.
Jika membahas sistem pengkondisian udara pada suatu bangunan memang perlu
pengkajian secara lebih spesifik terhadap jenis dan fungsi bangunan yang akan direncanakan,
misalnya sistem pengkondisian udara rumah sakit, apartemen, hotel, perkantoran atau rumah
tinggal.

4
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sistem Utilitas Pengkondisian Udara pada AC Central khususnya air chiller?
2. Komponen apa saja yang terdapat pada AC Central?
3. Bagaimana sistem instalasi pada AC Central?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui sistem kerja utilitas Pengkondisian Udara AC Central khususnya air chiller.
2. Mengetahui komponen yang terdapat pada AC Central.
3. Mengetahui sistem instalasi pada AC Central.
1.4 MANFAAT
1. Mahasiswa mampu memahami tentang sistem kerja utilitas pengkondisian udara AC
Central khususnya air chiller.
2. Mahasiswa mampu memahami komponen apa saja yang terdapat pada AC Central.
3. Mahasiswa mampu memahami bagaimana sistem instalasi pada AC Central.
1.5 BATASAN MASALAH
Pada makalah ini penulis membatasi pembahasan agar tidak terlalu luas, dengan memanfaatkan
studi literatur sebagai acuan pembahasan Sistem Utilitas Pengkondisian Udara ini.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SISTEM AC CENTRAL - AIR CHILLER
Pada dasarnya prinsip kerja pendingin air atau air-cooled chiller sama seperti sistem
pendingin yang lain seperti AC dimana terdiri dari beberapa komponen utama yaitu evaporator,
kondensor, kompresor serta alat ekspansi. Pada evaporator dan kondensor terjadi pertukaran
kalor. Pada air-cooled chiller terdapat air sebagai refrigeran sekunder untuk mengambil kalor dari
bahan yang sedang didinginkan ke evaporator. Air ini akan mengalami perubahan suhu bila
menyerap kalor dan membebaskannya di evaporator.

Diperlihatkan skema air-cooled chiller dimana air dingin yang dihasilkan digunakan untuk
mendinginkan ruangan dengan media aliran angin dari sebuah fan. Secara umum prinsip kerjanya
adalah sebagai berikut : Refrigeran didalam kompresor dikompresikan kemudian dialirkan ke
kondensor. Refrigeran yang mengalir ke kondensor mempunyai tekanan dan temperatur yang
tinggi. Di kondensor refrigeran didinginkan oleh udara luar disekitar kondensor sehingga terjadi
perubahan fase dari uap menjadi cair. Kemudian refrigeran mengalir menuju pipa kapiler dan
terjadi penurunan tekanan.
Setelah keluar dari pipa kapiler, refrigeran masuk ke dalam evaporator. Di dalam evaporator
refrigeran mulai menguap, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan tekanan yang
mengakibatkan titik didih refrigeran menjadi lebih rendah sehingga refrigeran menguap. Dalam
evaporator terjadi perubahan fase refrigeran dari cair menjadi uap. Pada evaporator ini terjadi
perpindahan kalor yang bersuhu rendah, dimana air didinginkan oleh refrigeran. Kemudian
refrigeran dalam bentuk uap tersebut dialirkan ke kompresor kembali.

6
Di dalam evaporator, air sebagai bahan pendingin sekunder yang telah didinginkan sampai
temperatur tertentu kemudian dialirkan oleh sebuah pompa menuju koil-koil pendingin dalam
ruangan. Air ini akan bersirkulasi terus menerus selama sistem pendingin bekerja.
Pada unit pendingin atau Chiller yang menganut system kompresi uap, komponennya terdiri dari
kompresor, kondensor, alat ekspansi dan evaporator. Pada Chiller biasanya tipe kondensornya
adalah water-cooled condenser. Air untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang
kemudian outputnya didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.

Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang didinginkan tidak
langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui system pemipaan. Air yang mengalami
pendinginan pada evaporator dialirkan menuju system penanganan udara (AHU) menuju koil
pendingin.

Jika kita perhatikan komponen-komponen apa saja yang ada di dalamnya maka setiap AHU akan
memiliki :

1.Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel lainnya sehingga
diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.

2.Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk mendistribusikan


udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan.

3.Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan temperatur udara.

Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah menyedot udara dari ruangan
(return air) yang kemudian dicampur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan
komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU
melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami
penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara
(ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh sekalipun bisa
terjangkau.

7
2.2 KOMPONEN AC CENTRAL
Secara umum komponen sistem AC sentral terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi dan
evaporator.
1. CHILLER (unit pendingin).
Pada mesin tata udara atau mesin refrigerasi, chiller berfungsi untuk mendinginkan air pada
bagian evaporatornya. Lalu air dingin yang dihasilkan dari pendinginan di evaporator itu
selanjutnya akan didistribusikan ke alat penukar kalor Fan Coil Unit (FCU). Berdasarkan jenis
kompresornya, chiller pada mesin refrigerasi atau tata udara dapat dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu tipe reciprocating, centrifugal dan screw. Adapun berdasarkan cara pendinginan yang terjadi
di kondensornya, chiller di kelompokkan menjadi dua, yaitu air cooler (berpendingin udara) dan
water cooler (berpendingin air).
2. AHU (Air Handling Unit)/Unit Penanganan Udara
AHU adalah singkatan dari Air Handling Unit, yaitu merupakan suatu mesin penukar
kalor, dimana udara panas dari ruangan dihembuskan melewati koil pendingin didalam AHU
sehingga menjadi udara dingin, yang selanjutnya didistribusikan ke ruangan.
Di AHU terdapat 3 komponen utama, yaitu Cooling Coil, Filter dan Blower (fan).
Cooling coil berfungsi untuk mendinginkan udara yang melewatinya. Filter berfungsi untuk
menyaring udara dari kotoran-kotoran yang terbawa oleh udara. Dan blower berfungsi untuk
menghembuskan udara yang telah dingin ke dalam ruangan.
3. COOLING TOWER (untuk chiller jenis Water Cooler).
Cooling tower atau menara pendingin adalah suatu unit yang berfungsi untuk
mendinginkan air yang dipakai untuk pendinginan condenssor chiller. Proses ini dilakukan
dengan cara melewat air panas pada filamen didalam cooling tower yang ditiup oleh udara sekitar
dengan blower yang suhunya lebih rendah. Maka air tersebut akan turun suhunya. Lalu akan
dipompakan kembali ke unit chiller.

8
4. POMPA SIRKULASI.
Pompa sirkulasi pada sistem AC sentral berfungsi untuk memompa air pada sistem AC.
Ada dua jenis pompa sirkulasi yang dipakai pada sistem AC sentral. Pertama yaitu Pompa sirkulasi
air dingin (Chilled Water Pump) berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil
pendingin AHU / FCU. Yang kedua adalah Pompa Sirkulasi air pendingin (Condenser Water
Pump), dimana hanya untuk Chiller jenis Water Cooled. Alat ini berfungsi untuk mensirkulasikan
air pendingin dari kondensor Chiller menuju ke Cooling Tower dan seterusnya.

2.3 TATA CARA INSTALASI AC CENTRAL - AIR CHILLER


A. MEMPELAJARI LOKASI DAN SITUASI TEMPAT INSTALASI

• Tempat aliran udara, baik indoor dan outdoor harus bebas hambatan untuk sirkulasi
udaranya.
• Tempat pemeliharaan dan service yang mudah dijangkau.
• Jarak pemasangan outdoor minimal 20 cm untuk sisi kiri dan belakang, minimal 30 cm
untuk sisi kanan, dan 70 cm untuk sisi depan unit indoor.
• Pembuangan udara indoor tidak boleh berdekatan dengan sumber panas dan pintu keluar
masuk. Sementara pada outdoor tidak boleh menghalangi radiasi panas dari kondensor.
• Getaran dapat dikurangi dengan menggunakan karet mounting.
• Penampilan setelah pemasangan mengikuti estetika interior dan eksterior ruangan.

9
B. JARINGAN KELISTRIKAN

• Kabel menggunakan jenis berukuran 1.5mm, 2.5 mm, 4 mm, dsb.


• Tegangan normal sebesar 220 V dan frekuensi 50 Hz atau 60 Hz untuk daerah tertentu.
• Sistem grounding dan MCB sebagai sarana pengaman untuk membuang kebocoran arus
yang terjadi dan MCB (Miniature Circuit Breaker) untuk memutus arus yang diukur
dengan Ampere.
• Dianjurkan memakai stop kontak kaki tiga berkualitas tinggi.
• Stabilizer untuk menjaga tegangan yang naik turun saat starting.
• Diperlukan jaringan listrik khusus untuk pemasangan unit dan outletnya.

C. PENGERJAAN PEMIPAAN INDOOR DAN OUTDOOR UNIT

• Diameter pipa disesuaikan dengan standar unit AC. Contoh untuk AC ? hingga 1 PK
menggunakan pipa ?”
• Heat insulation menggunakan armaflek atau isolasi pembungkus pipa.
• Penampilan atau estetika.
• Pembuangan freon dicek menggunakan manifold dan pengukur ampere.
• Memeriksa kebocoran gas menggunakan leak detector atau busa sabun.
• Instalasi oil trap dibuat setiap 5-7 meter dengan ketentuan posisi outdoor di atas dan indoor
di bawah atau sebaliknya.
• Memeriksa gangguan jalur pemasangan pipa.

D. PENGERJAAN SISTEM DUCTING ( JIKA DIPERLUKAN)

• Memastikan diameter pipa, pekerjaan sistem isolasi (heat insulation), getaran saat unit
dijalankan, suara dari sistem ducting yang dibuat, dan penampilan.
• Pengerjaan sistem pembuangan air (drainase)
• Memastikan hubungan part/bagian sealing (anti bocor).
• Pekerjaan sistem isolasi (heat insulation).
• Pengaturan jarak ujung saluran drainase dengan tempat pembuangan akhir, terutama pada
musim hujan.
• Memastikan air keluar dengan lancar dari evaporator, dengan menuangkan air ke area
evaporator.
• Pemasangan pipa drainase harus menghadap ke bawah.
• Memeriksa sistem pembuangan jika terkena air hujan atau air lainnya.

E. HAL LAINNYA

• Memastikan akurasi proses air purging dengan menggunakan vacuum air.


• Membuka service valve dan mengecek tekanan freon, suction atau tekanan rendah 60-80
psi dan discharge/tekanan tinggi 250-300 psi, disesuaikan dengan pengukuran ampere.
• Pengukuran Ampere disesuaikan dengan yang tertera pada pamflet unit, dan disesuaikan
dengan tekanan freon.
• Cara pengoperasian AC yang baik dan benar sesuai dengan buku petunjuk pemakaian.

10
• Pengukuran temperatur udara antara intake dan udara yang tersedot unit indoor dan
discharge suhu yang keluar lebih dari 8 derajat Celcius.

2.4 KAPASITAS pada AC CENTRAL


AC jenis Central biasa digunakan di ruangan yang lebih besar seperti mall, kantor, atau
hotel. Jenis AC Central memiliki kompresor besar dan satu unit outdoor yang berfungsi sebagai
condensing unit. Sementara itu, bagian dalam yang bernama internal evaporative unit diletakan di
bagian dalam gedung untuk mengeluarkan udara dingin. AC Central bekerja dengan cara
mendinginkan udara di luar ruangan kemudian dialirkan lagi ke dalam gedung. Jenis AC Central
biasanya memiliki kapasitas pendinginan 10PK hingga 20 PK.
Berikut ini adalah panduan untuk mengetahui ukuran PK atau kemampuan AC
berdasarkan luas ruangan. Untuk mendapatkan hasil dingin yang maksimal sesuaikan
besaran PK dengan luas ruangan Anda. Perhitungan PK AC bisa dihitung dengan cara =
(luas ruangan dalam m2) x 500. Hasil perhitungan tersebut akan menghasilkan satuan
BTU/h (British Thermal Unit Per Jam). Ukuran PK yang dibutuhkan kemudian bisa
ditentukan dengan pedoman berikut:

o 0.5 PK = 5000 BTU/h, cocok untuk luas ruangan 10 m2 ke bawah


o 0.75 PK = 7000 BTU/h, cocok untuk luas ruangan hingga 14 m2
o 1 PK = 9000 BTU/h, cocok untuk luas ruangan hingga 18 m2
o 1.5 PK = 12000 BTU/h, cocok untuk luas ruangan hingga 24 m2
o 2 PK = 18000 BTU/h, cocok untuk luas ruangan hingga 36 m2.

2.5 KELEBIHAN dan KEKURANGAN PENGGUNAAN AC CENTRAL


A. Kelebihan penggunaan AC Central, antara lain:
1. Penggunaannya lebih efisien
AC central yang biasanya digunakan dalam gedung-gedung berukuran besar, biasanya setiap
ruangan juga memiliki AC masing-masing. Namun kemudahan penggunaan AC jenis ini adalah
tombol kontrolnya yang dapat diatur secara bersamaan. Jadi keseluruhan AC dalam ruangan
gedung dapat dinyalakan dan dimatikan hanya dengan satu kendali saja.
2. Tidak menghasilkan suara bising
Kelebihan suara yang dihasilkan oleh AC central sudah terolah dengan baik sehingga tidak sampai
terbuang keluar. Hal ini tentunya menjadikan AC central tidak menimbulkan suara bising saat
digunakan. Untuk ruangan yang digunakan untuk pekerjaan tipe tenang, hal ini tentu akan lebih
menunjang kenyamanan ruangan.

11
3. Menghasilkan udara yang lebih sejuk
Dibandingkan dengan jenis AC yang lainnya, udara yang dikeluarkan AC central biasanya lebih
sejuk. Hal ini adalah pengaruh dari ukuran AC dan juga penggunaan sistem terpusat.
B. Kekurangan penggunaan AC Central, antara lain:
1. Permasalahan pada AC bersifat menyeluruh
Dalam AC central, sistem kelistrikannya diatur bersambung karena pengoperasiannya yang
terpusat. Hal ini akan berimbas pada kerusakan yang bersifat menyeluruh. Jadi misal AC pada
ruangan A bermasalah dan rusak, maka AC di ruangan lain juga akan ikut mengalami kendala eror
meski dalam skala kecil.
2. Harga AC Central lebih mahal
Dibandingkan dengan jenis AC lainnya, AC central harganya terbilang lebih mahal. Namun hal
ini karena AC central memang ukurannya lebih besar jika dibanding dengan jenis AC lain. Dan
jika dihitung dengan biaya secara keseluruhan, tentu jatuhnya lebih hemat dibanding dengan
menggunakan AC split misalnya.
3. Membutuhkan biaya perawatan lebih tinggi
Karena AC central memiliki ukuran yang besar dan bagian yang lebih rumit, maka
pembersihannya tidak bisa dilakukan secara manual. Untuk pembersihan biasanya harus
memanggil tukang khusus karena juga harus membersihkan dan sekaligus melakukan perawatan
pada mesin utama. Yang mana mesin utama ini adalah kontrol dari semua pendingin yang ada jadi
kebersihannya harus diperhatikan.
4. Suhu tidak bisa diatur untuk masing-masing ruangan
Karena memiliki sistem kontrol terpusat, maka dalam sistem AC central tidak bisa melakukan
setting suhu per ruangan. Hal ini karena memang AC central pada rangkaiannya telah dihubungkan
satu sama lain sehingga tidak dapat bekerja sendiri. Hal ini juga selaras dengan fungsi AC central
yang biasanya digunakan untuk gedung dan ruangan besar.

12
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
1. Pada dasarnya prinsip kerja pendingin air atau air-cooled chiller sama seperti sistem
pendingin yang lain seperti AC dimana terdiri dari beberapa komponen utama yaitu
evaporator, kondensor, kompresor serta alat ekspansi.
2. Komponen yang terdapat pada AC Central yaitu : CHILLER, AHU, COOLING TOWER,
POMPA SIRKULASI.
3. Jenis AC Central biasanya memiliki kapasitas pendinginan 10PK hingga 20 PK.
4. Terdapat beberapa kekurangan serta kelebihan dari AC Central.

3.2. SARAN
1. Dalam pemasangan AC pengguna harus memperhatikan faktor teknis yang harus
diperhatikan dalam pemasangan AC agar menimbulkan kenyamanan dan AC dapat
berfungsi sesuai dengan keinginan.
2. Bagi para pengguna AC agar tetap melaksanakan perawatan AC secara berkala agar
sistem AC dapat berfungsi sesuai dengan keinginan.’
3. Mengetahui kapasitas penggunaan AC pada bangunan bertingkat.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://sukamta.staff.umy.ac.id/files/2015/04/04_-sistem-tata-udara-AC-Pada-bangunan-
Gedung-2015.pdf
https://acwahana.com/5-bagian-penting-dari-ac-chiller-system-dan-fungsinya/
https://repository.usd.ac.id/29778/2/045214091_Full%5B1%5D.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai