Anda di halaman 1dari 11

SISTEM DAN INSTALASI TATA UDARA

Dosen Pengampu :
Dr. I Putu Suka Arsa, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
I Made Dwi Suta Negara
(2015061004)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
SINGARAJA
2023
Ruang Lingkup Sistem Dan Instalasi Tata Udara

A. PENGERTIAN SISTEM TATA UDARA


Sistem tata udara atau penyegaran udara adalah suatu proses untuk mendinginkan
udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
ketentuan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan tertentu (A. Wiranto, 1995).
Sedangkan menurut pendapat saya pribadi, Sistem tata udara merupakan suatu proses
pendinginan udara yang menghasilkan temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
kondisi udara di suatu ruangan sesuai yang diinginkan oleh seseorang. Adapun 4 elemen
udara diantaranya suhu, kelembaban, kebersihan, dan pendistribusiannya yang dilakukan
secara serentak guna menghasilkan kondisi nyaman sesuai keadaan yang diinginkan.
Sistem tata udara pada umumnya dibagi menjadi dua, di antaranya:
1. Sistem tata udara berorientasi kesehatan manusia mengkondisikan udara di
ruangan untuk memberikan kenyamanan bagi orang dengan menggunakan AC yang
berorientasi kesehatan.
2. Sistem tata udara untuk industri mengkondisikan udara di ruangan dibutuhkan
untuk bahan, peralatan dan barang yang ada di dalamnya. suhu dan kelembapan
berbeda di AC Industri sesuai dengan jenis bisnis dan objek sasaran.
Fungsi sistem tata udara secara umum yaitu:
a. Mengatur suhu udara
b. Mengatur sirkulasi udara
c. Mengatur Kelembaban udara
d. Mengatur Kebersihan Udara
Adapun sistem kelistrikan yang digunakan pada saat akan memulai suatu instalasi
tata udara dimulai dari komponen listrik yang digunakan pada sistem refrigerasi dan tata
udara yang mana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu beban listrik, dan sensor yang
terdiri dari piranti kontrol, dan piranti pengaman atau proteksi. Beban listrik yang
digunakan pada peralatan refrigerasi dan tata udara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
beban listrik yang digunakan untuk keperluan lainnya. Beban listrik yang digunakan
sebagai penggerak dibedakan menjadi dua, yaitu yang menghasilkan gerakan rotari dan
yang menghasilkan gerakan translasi. Beban listrik yang menghasilkan gerakan rotari
lazim disebut sebagai motor. Bila tenaga penggeraknya energi listrik disebut motor
listrik. Beban listrik yang menghasilkan gerakan translasi adalah koil selenoid. Dan beban
listrik untuk keperluan lainnya adalah elemen pemanas dan lampu.
Sedangkan untuk pengertian Air Conditioner (AC) itu sendiri yaitu sebuah
modifikasi pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Yang mana alat ini bertujuan
untuk memberikan udara yang sejuk dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi
tubuh. Untuk dapat menghasilkan udara dengan kondisi yang diinginkan, maka peralatan
yang dipasang harus mempunyai kapasitas yang sesuai dengan beban pendinginan yang
dimiliki ruangan tersebut.
Adapun jenis AC dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya yaitu:
1. AC Split
Mesin tata udara jenis ini, terbagi atas dua unit, satu di bagian luar ruangan
(Outdoor Unit) yang berisi kondensor dan kompresor, dan satu di dalam ruangan
(Indoor Unit) berisi evaporator dan kipas udara.
2. AC Window
AC jenis ini merupakan pendingin yang relatif murah untuk kapasitas kecil mudah
digunakan dan mudah pemasangannya. Kelemahan dari AC ini adalah
penggunaannya yang cenderung menimbulkan kebisingan di dalam ruangan,
karena letak kompresor AC dari ruangan berdekatan.
3. AC Sentral
Pada AC jenis ini udara dari ruangan didinginkan pada cooling plant di luar
ruangan tersebut, kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam
ruangan tersebut. AC central ini biasa digunakan di hotel, mall atau gedung
dengan ruangan yang banyak.
4. Standing AC
Jenis AC ini cocok dipergunakan untuk kegiatan- kegiatan situasional dan mobil
karena fungsinya yang mudah dipindahkan, seperti seminar, pengajian outdoor
dsb.
B. KOMPONEN UTAMA SISTEM PENDINGIN
Komponen utama dalam sebuah AC adalah komponen yang berfungsi untuk
mengatur suhu udara, terdiri dari kondensator, kompresor, evaporator, dan pipa kapiler.
Berikut ini penjelasan mengenai pengertian dan fungsi keempat komponen utama sebagai
berikut:
a. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mengedarkan dan memompakan refrigeran ke seluruh
bagian AC yang cara kerjanya mirip dengan jantung pada manusia. Kompresor
dilengkapi dua buah pipa, yaitu pipa hisap dan pipa tekan serta memiliki dua
tekanan, yaitu tekanan rendah dan tinggi.
b. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menukar kalor, mengubah wujud refrigeran dari gas
menjadi cair, dan menurunkan suhu refrigeran. Pipa kondensator dibuat berliku liku
dan dilengkapi sirip. Kondensator diletakkan di luar ruangan agar dapat melepaskan
panas pada refrigeran ke udara bebas.
C. Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran
sehingga refrigeran berubah dari cair menjadi gas setelah melalui pipa kapiler.
Evaporator mengambil udara panas dari ruangan yang kemudian melewati sirip-sirip
pipa sehingga suhunya turun.
D. Pipa kapiler
Pipa kapiler juga merupakan komponen yang sangat penting di dalam AC karena
berfungsi menurunkan tekanan dan mengatur aliran refrigeran keevaporator.
Penurunan tekanan refrigeran menyebabkan suhunya juga ikut turun dan inilah yang
menyebabkan udara yang keluar dari AC bersuhu rendah.

E. PRINSIP KERJA TATA UDARA


Tata udara atau yang sering disebut Air Conditioner (AC) dirancang
menggunakan bahan atau unsur pendingin (Refrigeran) yang memiliki sifat mekanis yang
dimasukkan ke dalam suatu sistem peredaran udara untuk diedarkan melalui komponen
utama tata udara yang telah di buat sedemikian rupa sehingga mampu menghisap atau
menyerap suhu panas udara di dalam suatu ruangan dan memindahkan suhu panas udara
tersebut keluar ruangan, sehingga terciptalah suatu tata udara yang ideal.
Secara spesifisiknya kompresor AC yang ada pada sistem pendingin
dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigerant), jadi refrigerant
yang masuk ke dalam kompresor AC dialirkan ke kondensor yang kemudian
dimampatkan di kondensor. Di bagian kondensor ini refrigerant yang dimampatkan akan
berubah fase dari refrigeran fase uap menjadi refrigeran fase cair, maka refrigerant
mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigeran. Adapun
besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondensor adalah jumlah dari energi kompresor
yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaporator dari substansi yang akan
didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigerant yang berada dalam pipa-pipa kondensor
relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigeran yang berada pada pipa-
pipa evaporator. Prinsip pendinginan udara pada AC melibatkan siklus refrigerasi, yakni
udara didinginkan oleh refrigerant / pendingin (freon), lalu freon ditekan menggunakan
kompresor sampai tekanan tertentu dan suhunya naik, kemudian didinginkan oleh udara
lingkungan sehingga mencair. Proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga
menjadi suatu siklus yang disebut siklus pendinginan pada udara yang berfungsi
mengambil kalor dari udara dan membebaskan kalor ini ke luar ruangan.
Sistem tata udara yang baik harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
1. Dapat mengatur dan menyesuaikan suhu didalam ruangan.
2. Dapat menjaga dan mengatur kelembaban udara.
3. Dapat menyaring dan membersihkan udara.
4. Mampu mengedarkan ulang udara yang ada dalam ruang yang telah diberikan
pengaturan udara.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERNGARUHI SISTEM TATA UDARA


Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu mempertimbangkan
beberapa hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi maksimal dan efisien :
a. Penggunaan atau Fungsi Ruang Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu
ruangan karena pada dasarnya manusia yang mengisi suatu ruangan
mengeluarkan kalori yang cukup tinggi. Kamar tidur yang hanya diisi dua orang
berbeda dengan ruang keluarga yang frekuensi keluar masuk penghuninya cukup
tinggi. Semakin banyak pengguna maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan.
b. Ukuran Ruangan Ukuran ruangan menentukan berapa banyak Btu/h (british
thermal unit per hour) atau kecepatan pendinginan. Btu/h adalah kecepatan
pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar (umumnya
tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya akan semakin besar pula Btu/h
yang dibutuhkan.
c. Beban Pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain). Misalnya dari
jumlah penghuni, dan penggunaan penerangan, seperti lampu. Beberapa jenis
lampu mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus memilih AC
dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan juga berasal
dari luar. Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui
dinding, atap atau jendela.
d. Banyaknya Jendela Kaca Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca
atau menggunakan blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang menggunakan
kaca sebanyak 70% 14 atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat
menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.
G. LINGKARAN PENDINGIN (REFRIGERANT CYCLE)
Semua bagian dari sistem pendinginan sama, yang membedakan adalah ukuran
ukurannya, tergantung dari kerangka pendinginan tersebut. Lingkaran pendingin
merupakan serangkaian pertukaran dari bagian-bagian bahan pendingin, saat proses
pendinginan bahan pendingin diubah dari bentuk cairan menjadi uap lalu di olah kembali
menjadi bentuk cairan. Tenaga yang berbentuk panas yang merubah cairan menjadi uap,
bentuk panas yang merupakan hawa panas yang ditarik dari udara di dalam ruangan yang
diinginkan

Lingkaran pendinginan terdiri dari 4 proses, yaitu :


1. Kenaikkan tekanan didapat dari dalam kompresor
2. Menghilangkan panas didalam Kondensor
3. Mendapatkan hawa panas di dalam Evaporator.
4. Menghilangkan tekanan didalam katup ekspansi
Pada dasarnya lingkaran pendingin dibagi menjadi dua proses pemindahan hawa
panas dan dua proses pertukaran tekanan, yaitu:
1. Kompresor
Kompresor merupakan suatu alat mekanis yang mampu menarik gas pendinginan lalu
menyalurkan dengan suatu tekanan yang lebih tinggi ke Kondensor. Saat ini umumnya
kompresor digerakkan oleh motor listrik
2. Kondensor
Kondensor merupakan suatu alat yang dapat menarik hawa panas baik itu yang kentara
maupun yang tidak kentara dari gas yang telah ditekan, dan memindahkannya ke suatu
medium pendinginan udara atau air, jadi dengan kata lain, gas tersebut dicairkan oleh
kondensor
3. Evaporator
Evaporator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menghisap panas dari
sekelilingnya oleh penguapan bahan pendingin cair yang sudah ditakar didalamnya,
jadi cairan tersebut dipindahkan dalam bentuk gas.
4. Katup Ekspansi
Katup ekspansi merupakan suatu pengisi yang diletakkan rapat dibawah Kondensor,
yang fungsinya untuk mengumpulkan cairan pendingin.

H. REFRIGERAN
Refrigeran sangat penting peranannya untuk mesin tata udara, dalam memilih
jenis refrigeran haruslah yang paling sesuai dengan jenis kompresor yang digunakan, dan
karakteristik termodinamikanya yang antara lain terdiri dari suhu penguapan, tekanan
penguapan, suhu pengembunan dan tekanan pengembunan.
Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran untuk unit refrigerasi adalah
sebagai berikut :
 Tekanan penguapannya harus tinggi.
 Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi.
 Kalor laten penguapannnya harus tinggi.
 Volume spesifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil.
 Koefisien prestasinya harus tinggi.
 Konduktivitas termal yang tinggi.
 Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas.
 Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta
tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
 Refrigeran hendaknya stsbil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi
juga tidak menyebabkan korosi.
 Refrigeran tidak boleh beracun dan tidak berbau merangsang.
 Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak.
 Refrigeran harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran.
 Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
 Ramah lingkungan

I. BEBAN PENDINGIN
Udara di dalam suatu ruangan menerima panas dari berbagai sumber. Oleh karena
itu untuk mempertahankan suhu dan kelembaban udara pada tingkat kenyamanan, panas
dari dalam ruangan harus dibuang ke luar untuk memperoleh temperatur nyaman di
dalam ruangan. Beban-beban pendingin yang ada di dalam ruangan adalah beban kalor.
Beban kalor terdiri dari alat pendingin udara dan beban kalor yang ada di dalam ruangan.
Untuk beban kalor alat pendingin udara agar menghasilkan udara dingin yang masuk ke
dalam ruangan dari alat pendingin udara pada temperatur dan kelembaban tertentu maka
jumlah kalor yang harus dilayani oleh alat pendingin udara tersebut adalah beban kalor
ruangan, beban kalor dari udara luar yang masuk ke dalam alat penyegar, beban blower
dan motor, dan kebocoran dari saluran.
Beban kalor ruangan dan beban kalor alat pendingin udara pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi beban kalor sensibel dan beban kalor laten. Beban kalor
sensibel, adalah kalor yang mengakibatkan terjadinya perubahan suhu. Sedangkan beban
kalor laten, yaitu kalor yang mengakibatkan terjadinya perubahan fase. Beban ini
biasanya terbawa oleh uap air yang mengakibatkan naiknya kelembaban udara. Dan pada
umumnya beban pendinginan dibagi dalam empat kelompok berdasarkan sumbernya
adalah :
1. Transmisi merupakan kehilangan kalor atau perolehan kalor yang disebabkan antara
kedua sisi elemen bangunan.
2. Panas matahari merupakan perolehan kalor yang disebabkan oleh penjalaran energi
matahari melalui komponen bangunan yang tembus pandang atau penyerapan oleh
komponen bangunan yang tidak tembus cahaya (opaque building component).
3. Perembesan udara (infiltrasi) merupakan kehilangan atau perolehan kalor yang
disebabkan oleh perembesan udara kedalam ruangan yang dikondisikan.
4. Sumber dalam (internal) merupakan perolehan kalor yang disebabkan oleh pelepasan
energi di dalam ruang (oleh lampu-lampu, orang, peralatan, dan sebagainya). Akibat
dari beban-beban ini adalah berubahnya suhu di dalam ruangan jika peralatan
penghangat atau peralatan pendinginan tidak bekerja.

J. MENENTUKAN BEBAN PENDINGIN


Tujuan utama sistem pengkondisian udara adalah mempertahankan keadaan udara
didalam ruangan dan meliputi pengaturan temperatur, kelembaban relatif, kecepatan
sirkulasi udara maupun kualitas udara. Sistem pengkondisian udara yang dipasang harus
mempunyai kapasitas pendinginan yang tepat dan dapat dikendalikan sepanjang tahun.
Kapasitas peralatan yang dapat diperhitungkan berdasarkan beban pendinginan setiap
saat yang sebenarnya. Alat pengatur ditentukan berdasarkan kondisi yang diinginkan
untuk mempertahankan selama beban puncak maupun sebagian. Beban puncak maupun
sebagian tidak mungkin dapat diukur sehingga diperlukan prediksi melalui perhitungan
yang mendekati keadaan yang sebenarnya.
Beban pendinginan sebenarnya adalah jumlah panas yang dipindahkan oleh
sistem pengkondisian udara setiap hari. Beban pendinginan terdiri atas panas yang
berasal dari ruang dan tambahan panas. Tambahan panas adalah jumlah panas setiap saat
yang masuk kedalam ruang melalui kaca secara radiasi maupun melalui dinding akibat
perbedaan temperatur. Pengaruh penyimpanan energi pada struktur bangunan perlu
dipertimbangkan dalam perhitungan tambahan panas (Nasution, 2010).
Aspek-aspek fisik yang harus diperhatikan dalam perhitungan beban pendingin
antara lain :
a. Orientasi gedung dengan mempertimbangkan pencahayaan dan pengaruh angin
b. Pengaruh emperan atau tirai jendela dan pantulan oleh tanah
c. Penggunaan ruang
d. Jumlah dan ukuran ruang
e. Beban dan ukuran semua bagian pembatas dinding
f. Jumlah dan aktivitas penghuni
g. Jumlah dan jenis lampu
h. Jumlah dan spesifikasi peralatan kerja
i. Udara infiltrasi dan ventilasi
Beban pendinginan suatu ruang berasal dari dua sumber, yaitu melalui sumber
eksternal dan sumber internal.
1. Sumber panas eksternal antara lain :
a. Radiasi surya yang ditransmisikan melaui kaca
b. Radiasi surya yang mengenai dinding dan atap, dikonduksikan kedalam ruang
dengan memperhitungkan efek penyimpangan melalui dinding.
c. Panas Konduksi dan konveksi melalui pintu dan kaca jendela akibat perbedaan
temperatur.
d. Panas karena infiltrasi oleh udara akibat pembukaan pintu dan melalui celah-celah
jendela.
e. Panas karena ventilasi.
2. Sumber panas internal antara lain :
a. Panas karena penghuni
b. Panas karena lampu dan peralatan listrik
c. Panas yang ditimbulkan oleh peralatan lain

Anda mungkin juga menyukai