Disusun Oleh :
1. Mei Yoga Bangkit E. P. (17510134015)
2. M. Nizamuddin Alwi (17510134021)
3. Dani Trihartono (17510134022)
1. Ikhwanudin, S. T., M. T., selaku dosen mata kuliah utilitas, yang telah
membimbing dan mendampingi dari awal hingga akhir.
2. Staff teknisi Digital Library Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
membantu dan memandu proses pengambilan data laporan.
3. Teman – teman kelas struktur D-III Teknik Sipil angkatan 2017 yang
telah memotivasi, menasehati, dan memberi arahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Akhir kata penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan penyusunan
untuk masa yang akan datang. Dengan penuh kerendahan hati, penulis
berharap semoga buku laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB 1.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air Conditioner (AC) adalah sebuah alat yang berfungsi untuk
mengondisikan udara. Bisa dikatakan bahwa AC adalah alat yang berfungsi
sebagai penyejuk udara. Penggunaan AC dimaksudkan utuk memperoleh
temperatur udara yang diinginkan (sejuk atau dingin) dan nyaman bagi
tubuh. Tidak hanya membuat udara menjadi lebih sejuk, tetapi AC juga
dapat menigkatkan kualitas udara dan dapat mengurangi gejala asma dan
alergi. AC sangat banyak digunakan pada wilayah yang beriklim tropis
dengan kondisi temperatur udara yang relative tinggi (panas), seperti di
Indonesia. AC bisa digolongkan pada barang mewah karena harganya yang
cukup mahal dan daya listrik yang dibutuhkan cukup besar. Namun,
sebagian orang hal ini sudah tidak lagi termasuk barang mewah karena
manfaatnya yang untuk mengatur siklus dan temperature udara yang
memberi efek pada kenyamanan tubuh.
Pada setiap unit AC, biasannya dilengkapi dengan filter udara yang
terpasang pada bagian evaporator (Indoor). Filter tersebut berguna untuk
menyaring udara kotor di dalam ruangan. Untuk itu, unit AC memerlukan
pembersihan yang benar dan secara berkalan baik pada komponen filter
maupun evaporatornya. Ini diperlukan agar kesejukan dan kebersihan udara
di dalam ruangan tetap terjaga dan agar tidak menimbulkan resiko buruk
bagi kesehatan.
Prinsip kerja AC adalah bekerja menyerap panas adri udara di dalam
ruangan, kemudian melepaskan panas tersebut di luar ruangan. Dengan
demikian, temperatur udara di dalam ruangan akan akan berangsur – angsur
turun sehingga dapat menghasilkan temperature udara yang diinginkan.
Dengan kata lain, AC adalah sebuah perabotan elektronik yang berfungsi
untuk mengondisikan udara yang berada dalam ruangan. Udara dalam
ruangan yang terisap di sirkulasikan secara terus menerus oleh blower
indoor melewati sirip elevator. Saat melewati evaporator, udara yang
bertemperatur lebih tinggi dari evaporator diserap panasnya oleh bahan
pendingin (refrigerant), kemudian dilepaskan di luar ruangan ketika aliran
refrigerant melewati kondensor.
2. Rumusan Masalah
Dari laporan ini didapatkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan Air Conditioner (AC)?
b. Bagaimana cara mengetahui kebutuhan AC dalam suatu ruangan?
c. Berapakah nilai kebutuhan AC yang ada suatu ruangan?
3. Tujuan Survey
Tujuan yang akan didapatkan dengan melakukan survey ini adalah sebagia
berikut :
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Air Conditioner (AC)
b. Untuk mengetahui kebutuhan AC dalam suatu ruangan
c. Untuk menentukan seberapa banyak kebutuhan AC (PK) yang
dibutuhkan dalam suatu ruangan
4. Manfaat Survey
Dari hasil survey ini dapat diambil beberapa manfaat sebagai berikut :
a. Dapat mengetahui apa yang dimaksud Air Conditioner (AC)
b. Dapat mengetahui kebutuhan AC pada suatu ruangan
c. Dapat menentukan seberapa banyak kebutuhan AC (PK) yang
dibutuhkan pada suatu ruangan
BAB 2.
LANDASAN TEORI
a. AC Splitt (Ductless)
Asak usul kata split dalam padanan AC adalah karena ada
bagian dari air conditioner yang terpisah yaitu satu unit indoor dan
satu unit outdoor yang berfungsi sebagai compressor, expansion
valve dan condenser. Tidak seperti yang dulu,
hanya evaporator dan cooling fan. AC split tidak memerlukan slot
khusus seperti AC window, AC Split hanya memerlukan
slot permukaan dinding. AC Split mempunyai kapasitas ½ PK
hinga 2,5 PK.
b. AC Central (Ducted)
AC central kerap digunakan untuk tempat tempat yang lebih
besar dengan area yang lebih besar seperti mall atau hotel. AC jenis
ini menggunakan kompresor besar dan satu bagian yang berfungsi
sebagai condensing unit diletakkan di luar gedung dan satu satu
bagian yang berfungsi sebagai internal evaporative unit diletakkan
di dalam gedung.Di dalam condensing unit terdapat condensing
fan, compressor, dan condensor coil sedangkan internal
evaporative unit terdapat evaporator coil dan expansion valve.
Kedua bagian ini bekerja sama untuk mendinginkan suhu udara
dalam ruangan. Kapasitas AC Central mulai dari 10 PK hingga 20
PK.
c. AC Casette
AC Cassette menempel pada plafon langit-langit.
Pemasangan AC Cassette memerlukan keahlian khusus dan tenaga
lebih yang berbeda dengan memasang ac lainnya. Jenis AC
Cassette mempunyai berbagai ukuran mulai dari 1,5 PK hingga 6
PK.
d. AC Standing Floor/Portable
AC standing floor mempunyai unit indoor yang berdiri dan
bisa dipindahkan. AC ini kerap digunakan dalam acara-acara besar.
Tipe AC ini mempunyai sistem pendingin yang terletak pada dasar
bawah mesin yang mengeluarkan panas melalui ventilasi yang
terdapat di dinding terluar. AC ini mempunyai kapasitas 1 PK
hingga 5 PK.
Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah
menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur
dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang
bisa diubah-ubah sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk
menuju AHU melewati filter, fan sentrifugal dan koil pendingin.
Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan temperature
didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara
(ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang
jauh sekalipun bisa terjangkau. Beberapa kelemahan dari sistem ini
adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC sentral
tidak hidup maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk.
Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka
pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen
AHU.
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk system
AC sentral dengan system kompresi uap terdiri dari proses kompresi,
kondensasi, ekspansi dan evaporasi. Proses ini terjadi dalam satu siklus
tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa refrigerant yang
mengalir dalam system pemipaan yang terhubung dari satu komponen
ke komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk
water-cooled condenser yang menggunakan air untuk proses
pendinginan refrigeran. Secara umum bentuk konstruksinya berupa
shell & tube dimana air mengalir memasuki shell/ tabung dan uap
refrigeran superheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung
sehingga terjadi proses pertukaran kalor. Uap refrigeran superheat
berubah fasa menjadi cair yang memiliki tekanan tinggi mengalir
menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki temperatur
yang lebih tinggi. Karena air ini akan digunakan lagi untuk proses
pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus
diturunkan kembali atau didinginkan pada cooling tower. Langkah
pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling tower
melewati system pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak
nozzle untuk tahap spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari
nozzle secara langsung sementara itu udara atmosfer dialirkan melalui
atau berlawanan dengan arah jatuhnya air panas
karena pengaruh.fan/blower yang terpasang pada cooling tower. Untuk
mengungkapkan 1 kg air diperlukan kira-kira 600 kcl dengan
mengeluarkan kalor laten, dengan mengungkapkan sebagian dari air
maka bagian besar dari air pendingin dapat didinginkan, jdi misalnya 1
% dari air dapat di uapkan , air dapat diturunkan temperaturnya
sebanyak 6o Cdengan menara pendingin. Sistem ini sangat efektif
dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat rendah
mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan
temperature ditampung dalam bak/basin untuk kemudian dipompa
kembali menuju kondensor yang berada di dalam chiller. Pada cooling
tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke sumber
air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi
kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut.
(Sumber. Google)
Patokan Konversi :