BAB 1
PENDAHULUAN
1
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
2
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
BAB II
DASAR TEORI
3
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
4
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
5
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
3) AC Sentral
Pada AC jenis ini udara dari ruangan didinginkan pada cooling
plant di luar ruangan tersebut, kemudian udara yang telah dingin
dialirkan kembali kedalam ruangan tersebut. Biasanya cocok untuk
dipasang di sebuah gedung bertingkat (berlantai banyak), seperti di
hotel atau mall. Kelebihan AC sentral :
Suara di dalam ruangan tidak berisik sama sekali.
6
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
7
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
8
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
2.4.2 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk membuang kalor yang diserap
dari evaporator dan panas yang diperoleh dari kompresor, serta
mengubah wujud gas menjadi cair. Banyak jenis kondensor yang
dipakai, untuk kulkas rumah tangga digunakan kondensor dengan
pendingin air. Jenis lain kondensor berpendingin air memiliki pipa-
pipa yang dapat dibersihkan.
Kondensor dibedakan menjadi 3 jenis, yakni Air-cooled
Condensor, Water-cooled Condensor dan Evaporative-cooled
Condensor.
a. Air-cooled Condensor
Dalam Air-cooled condensor, kalor dipindahkan dari
refrigeran ke udara dengan menggunakan sirkulasi alamiah atau
paksa.Kondensor dibuat dari pipa baja, tembaga dengan
diberi
9
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
10
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
11
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
12
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah salah satu alat ekspansi. Alat ekspansi ini
mempunyai dua kegunaan yaitu untuk menurunkan tekanan refrigeran
cair dan untuk mengatur aliran refrigeran ke evaporator. Cairan
refrigeran memasuki pipa kapiler tersebut dan mengalir sehingga
tekanannya berkurang akibat dari gesekan dan percepatan
refrigeran. Pipa kapiler hampir melayani semua sistem refrigerasi yang
berukuran kecil, dan penggunaannya meluas hingga pada kapasitas
regrigerasi
10kw. Pipa kapiler mempunyai ukuran panjang 1 hingga 6 meter,
dengan diameter dalam 0,5 sampai 2 mm (Stoecker, 1996).
Diameter dan panjang pipa kapiler ditetapkan berdasarkan kapasitas
pendinginan, kondisi operasi dan jumlah refrigeran dari mesin
refrigerasi yang bersangkutan.
Konstruksi pipa kapiler sangat sederhana, sehingga jarang
terjadi gangguan. Pada waktu kompresor berhenti bekerja, pipa kapiler
menghubungkan bagian tekanan tinggi dengan bagian tekanan rendah,
sehingga menyamakan tekanannya dan memudahkan start
berikutnya.
Pipa kapiler ditunjukkan pada Gambar
2.2.
13
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
14
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
15
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
16
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
3. Proses Ekspansi
Proses ekspansi berlangsung dari titik 3 ke titik 4.
Pada proses ini terjadi proses penurunan tekanan refrigeran
dari tekanan kondensasi (titik 3) menjadi tekanan evaporasi
(titik 4). Pada waktu cairan di ekspansi melalaui katup
ekspansi atau pipa kapiler ke evaporator, temperatur
refrigeran juga turun dari temperatur kondensat ke
temperatur evaporasi. Proses 3-4 merupakan proses ekspansi
adiabatik dimana entalpi fluida tidak berubah disepanjang
proses. Refrigeran pada titik 4 berada pada kondisi
campuran-uap.
4. Proses Evaporasi
Proses 4-1 adalah proses penguapan yang terjadi
pada evaporator dan berlangsung pada tekanan konstan.
Pada titik 1 seluruh refrigeran berada pada kondisi uap
jenuh. Selama proses 4-1 entalpi refrigeran naik akibat
penyerapan kalori dari ruang refrigerasi. Besarnya kalor
yang diserap adalah bedaentalpi titik 1 dan titik 4 biasa
disebut dengan efek pendinginan. Tekanan entalpi
siklus kompresi uap standart ditunjukan pada Gambar 2.4.
17
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
18
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
ATA
DAUR NY
BAWAH DINGIN
PENURUNAN
TEKANAN
3 2 2
3
TEKANAN, kPa
DAUR STANDAR
PENURUNAN
TEKANAN
4
1
ASPAN
LANJUT
4
ENTALPI, kJ/kg
1
Gambar 2.5. Perbandingan siklus aktual dan siklus standar (Sunyoto,2010)
19
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
20
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
4 1
21
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
22
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
23
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
24
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sistem Air Conditioning Dan Pressurization Pada Pesawat Udara
Sistem Air Conditioning pada Pesawat terbang adalah sistem pengondisian
suhu udara yang berada didalam kabin pesawat Cara kerja Air Conditioning pada
pesawat terbang. Sebagaimana kita ketahui bahwa fungsi air conditioning adalah
untuk memberikan kenyamanan penumpang saat penerbangan. Kenyamanan yang
dimaksud adalah suhu udara didalam kabin pesawat terbang yang berupa hot and
cool. Selain itu fungsi dari sistem Air Conditioning pada Pesawat terbang agar
tekanan udara tersebut dapat dijaga sesuai kebutuhan normal manusia atau hewan
pada saat berada di cabin di berbagai ketinggian terbang. Fungsi dan tujuan cabin
pressurization system adalah untuk :
Menciptakan suasana aman dan nyaman kepada penumpang (passengers)
Menjaga tekanan kabin (cabin pressure altitude) pada kondisi maximal 8000ft
diketinggian maximal jelajah pesawatcudara. Pengertiannya, walaupun
pesawat udara terbang diketinggian 40000 ft, kondisi tekanan cabin di
pesawat di seting seperti pada kondisi terbang pada ketinggian 8000 ft.
Sistem Air Conditioning dan pressurization harus dirancang agar dapat
mencegah perubahan cabin altitude yang terlalu cepat yang bisa membuat
kecelakaan terhadap penumpang dan awak pesawat (crew).Selanjutnya sistem
pressurization harus dapat mempermudah dengan cepat pergantian udara dari
dalam keluar cabin. Hal ini diperlukan untuk membuang odors dan untuk
membuang stale air. Dalam pesawat udara jenis pressurization system,cabin ,flight
compartment, dan baggage compartment dikelompokkan ke dalamsealid unit,
atau unit yang diberi seal , yang bisa menahan tekanan udara yang tinggi di bagian
dalam dibandingkan dengan tekanan atmosfir di luar pesawat.
25
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
26
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
adalah perbandingan (ratio) antara tekanan udara di dalam dan tekanan udara di luar
cabin, dan diukur tegangan dalamnya pada bagian kulit (skin) badan pesawat
(fuselage). Jika perbedaan tekanan menjadi besar, kerusakan structural pada
fuselagebisa terjadi. Selanjutnya , pressurization dibatasi oleh kapasitas dari
supercharger dalam menjaga dan mengatur volume aliran udara yang konstan ke
dalam ruang fuselage (cabin). Bila ketinggian (altitude) naik, tekanan udara yang
masuk kesupercharger menjadi kurang, konsekuensinya supercharger harus bekerja
untuk bekerja secara optimal.
Tekanan atmosfir pada ketinggian 8000 ft adalah 10,92 psi, dan pada
ketinggian 40.000 ft adalah 2,72 psi. Jika cabin altitude 8000 ft dijaga keadaannya
pada kondisi ketinggian terbang 40.000 ft, maka perbedaan tekanan yang harus
ditahan oleh struktur cabin pesawat udara adalah 8,20 psi (10,92 2,72 psi). Jika
area pressurization system sebuah pesawat udara 10.000 square in (in), maka
struktur pesawat udara akan menerima tekanan 82.000 lbs atau kurang lebih 41 ton.
Untuk keamanan terhadap rancangan struktur pesawat , maka harus ditambah factor
keamanan 1,33 , sehingga didapat nilai kekuatan menahan beban tekanan 109.060
lbs (82.000 x 1,33 ) atau sekitar 54,5 ton.Dengan melihat contoh perhitungan
perbedaan tekanan di atas , hal ini menjadikan dasar bagi rancangan pembuatan
struktur pesawat udara agar lebih kuat dan kokoh sehingga bisa menahan beban
tekanan udara selama terbang.
27
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
28
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
terbebas dari kontaminasi, saat kondisi engine baik. Tapi ada beberapa kekurangan
/kelemahan menggunakan bleed air dari kompresor antara lain :
1). Kemungkinan terjadi kontaminasi udara oleh pelumas dan bahan bakar, bila
terjadi kebocoran aliran.
2). Suplai udara tergantung pada engine performance.
3.2.1 Sumber Tekanan Kabin
Pemasukan udara kepada sistem airconditioning di suplai oleh sistem
peuneumatic dari mesin/motor yang disebut bleed air , APU bleed air,
mobil pengisi angin di darat, atau dari suatu sumber tekanan udara di
landasan (goundsupport equipment) selama operasi di landasan.
29
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
30
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
31
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
32
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
33
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
ACM terdiri dari kompresor dan turbin yang memiliki satu poros.
Bleed air dilewatkan menujuH eat Exchanger sehingga temperatur Bleed
Air turun karena berpindahnya energi Bleed Air dalam bentuk panas menuju
Ram Air. Bleed Air lalu masuk kedalam kompresor sehingga tekanan dan
temperaturnya meningkat dan kemudian dilewatkan menuju Heat
Exchanger yang kedua sehingga temperaturnya
turun kembali.
Setelah melewati proses diatas, Bleed Air kemudian melewati
kondensor sehingga sebagian udara berubah fasa menjadi cair. Fasa cair
tersebut dipisahkan dengan menggunakan Water Extractorlalu dialirkan
menuju Ram Air Inlet. Hal ini memungkinkan Ram Air untuk memindahkan
panas dalam jumlah yang lebih besar.
Pengurangan kandungan air untuk meningkatkan kemampuan
memindahkan panas Ram Air juga dilakukan pada Split Duct yang berada
di antara Heat Exchangerkedua dan kondensor.
Bleed air yang sudah melewati kondensor kemudian dilewatkan
kepada turbin sehingga temperatur dan tekanan Bleed Air turun akibat
ekspansi Bleed Air di turbin. Kerja yang diperoleh dari ekspansi Bleed Air
pada turbin lalu digunakan untuk memutar kompresor dan Inlet Fan yang
berfungsi untuk menghisap udara masuk ke dalam ACM. Setelah melewati
turbin, temperaturBleed Air kemudian dinaikkan kembali dengan
menggunakan kondensor untuk proses selanjutnya. Pada proses
selanjutnya, Bleed Air dimasukkan ke dalam Mixer Unit yang
mencampurkan udara resirkulasi dari dalam pesawat, Bleed Air, dan Trim
Air. Setelah keluar dari Air Conditioning Packs, temperatur Bleed Air sangat
rendah. Temperatur udara campuran diatur melalui banyaknya Trim Air
yang dimasukkan ke dalam Mixer Unit dan lansung didistribusikan ke
seluruh bagian pesawat setelah proses pencampuran selesai.
Sebagian dari udara kabin diresirkulasikan oleh Re-circulation Fans
untuk membatasi kebutuhanBleed Air dari mesin pesawat. Jika tekanan
dalam kabin terlalu tinggi, terdapat Outflow Valve yang akan terbuka untuk
34
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi
pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk
memberikan udara yang sejuk dan menyediakan uap air yang dibutuhkan bagi
tubuh. Untuk negara beriklim tropis yang terdiri dari musim hujan dan musim
panas, pada saat musim panas suhu ruangan tinggi sehingga penghuni tidak
nyaman. Di lingkungan tempat kerja, AC juga dimanfaatkan sebagai salah satu
cara dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Karena dalam beberapa hal
manusia membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk dapat bekerja secara
35
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
DAFTAR PUSTAKA
Sumarjati, Pri, dkk. 2008. Teknik Pemanfataan Tenaga Listrik Jilid 2 SMK.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah : Depdiknas.
Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 2003. SMK : Bidang
Keahlian Teknik Telekomunikasi : Teknik Dasar AC. Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah : Depdiknas.
John Ridley, 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Ikhtisar, Penerbit Erlangga
Jakarta
U.S. Department of Transportation FAA General Hand Book. 1972 Charles
36
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
LAMPIRAN
37
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
38
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
39
Disusun Oleh:
Rusdi Febriyanto (K2514058)
40