Disusun Oleh :
Kelompok 9
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Kimia Teknik tentang pengembangan energi alternatif. Kemudian shalawat serta salam kita
haturkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Kimia Teknik di program studi
Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Universitas Sebelas
Maret. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Nyenyep
selaku dosen pembimbing mata kuliah Kimia Teknik dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari
para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah kita ketahui bahwa dunia sedang mengalami krisi energi. Cadangan energi fosil kita
semakin hari semakin berkurang, sedangkan kebutuhannya terus meningkat. Kelangkaan bahan
bakar dan semakin meningkatnya pencemaran menambah parah kondisi lingkungan kita sekarang.
Perkiraan yang ekstrem menyebutkan, minyak bumi di Indonesia dengan tingkat konsumsi seperti
saat ini akan habis dalam waktu 10-15 tahun lagi.
Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Di sisi lain, produksi minyak bumi dalam negeri menunjukkan tren menurun. Secara
keseluruhan,konsumsi BBM selama tahun 2004 mencapai 61,7 juta kilo liter, dengan rincian 16,2
juta kilo liter premium, 11,7 juta kilo liter minyak tanah, 26,9 juta kilo liter minyak solar, 1,1 juta
kilo liter minyak diesel, dan 5,7 juta kilo liter minyak bakar. Disisi lain, kemampuan produksi
bahan bakar minyak di dalam negeri hanya sekitar 44,8 juta kilo liter, sehingga sebagian kebutuhan
bahan bakar di dalam negeri harus di impor. Setiap bulan, impor minyak mentah dan BBM
mencapai 1,5 miliar dollar AS atau sekitar 15 triliun rupiah.
Beberapa hasil pertanian di Indonesia mengandung minyak. Salah satunya adalah minyak
jarak pagar (Jatropha curcas) yang dapat dimanfaatkan sebagai biodiesel. Salah satu bentuk
pengonversian biomasssa yang dapat mensubstitusi bahan bakar minyak adalah biodiesel yang di
hasilkan melalui proses transesterifikasi. Biodiesel memiliki keunggulan komparatif dibandingkan
dengan bentuk energi lainnya, yaitu lebih tinggi, memiliki karakter pembakaran yang relatif bersih,
biaya produksinya rendah, dan ramah lingkungan.
Pengolahan minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sebagai bahan bakar mesin telah
digunakan dan menjadi catatan sejarah. Hambatan dan beban utama pengembangan bahan bakar
minyak dari biji-biji tumbuhan (biodiesel) adalah karena mahalnya biodiesel. Minyak jarak pagar
diharapkan menjadi minyak/lemak non-pangan sebagai bahan baku utama pembuatan biodiesel.
Hambatan utama yang dihadapi dalam pengembanagn biodiesel dari minyak jarak pagar
adalah ketersediaan bahan baku yang masih sangat rendah, mengingat jarak pagar adalah
ketersediaan bahan baku yang masih sangat rendah, mengingat perkebunannya baru
dikembangkan.
Pengembangan tanaman jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai bahan biodiesel mempunyai
potensi yang sangat besar karena selain menghasilkan minyak dengan produktivitas tinggi, juga
dapat berfungsi sebagai pengendali erosi serta memperbaiki tanah. Strategi pengembangan industri
biodiesel jarak pagar harus dilakukan secara terintegrasi dengan cara memaksimalkan potensi yang
dimiliki jarak pagar. (Barmawi.1983.Perkembangan IPA dan Teknologi.Solo:UNS Prees )
B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah kandungan yang terdapat pada tanaman jarak?
2. Bagaimana cara pengolahan tanaman jarak menjadi biodiessel?
3. Apakah kelebihan dan kekuarangan tanaman jarak sebagai bahan bakar alternatif?
D. Manfaat
1. Dapat memanfaatkan tanaman jarak sebagai energi alternatif
2. Dapat mengelola dan menjaga lingkungan sebagai dampak dari bahan bakar fosil
BAB ll
PEMBAHASAN
Jarak pagar (Jatropha curcas L) merupakan jenis tanaman semak atau pohon yang tahan
terhadap kekeringan sehingga tahan hidup didaerah dengan curah hujan rendah. Tanaman dari
keluarga Euphorbiaceae ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan
India. Awalnya, tanaman ini kemungkinan didistribusikan oleh pelaut portugis dari Karibia melalui
pulau Cape Verde dan Guinea Bissau ke negara lain di Afrika dan Asia
Jarak pagar dapat diperbanyak dengan stek. Sesuai dengan namanya, tanaman ini secara
luas ditanam sebagai pagar untuk melindungi lahan dari serangan ternak. Seperti jenis jarak
lainnya, jarak pagar merupakan tanaman sekulen yang meranggas pada musim kemarau. Tanaman
yang sering digunakan sebagai pengendali erosi ini beradaptasi dengan baik didaerah gersang dan
agak tandus.
Jarak pagar mempunyai beberapa nama, antara lain Purging Nut (Inggris);
Pourghere,Pignon d’Inde (Perancis); Gernoot (Belanda); Habel meluk (Arab); Pinoncillo
(Mexico); Kadam (Nepal); Yu-lu-tzu (Cina); Sabudam (Thailand); Tubang-bakod (Filipina); Jarak
budeg,jarak pagar (Indonesia); Tempate (Costa Rica); Tar Tago (Puerto Rico); dan Pinol
(Peru).Jarak pagar merupakan tanaman semak besar dengan cabang yang tidak teratur. Umur
tanaman jarak pagar bisa mencapai 50 tahun. Cabang pohonnya mengandung getah (lateks).
Daunnya lebar berbentuk jantung dan bertangkai panjang.Tanaman ini juga bisa tumbuh cepat
hingga mencapai ketinggian 3-5 meter.Pada musim kemarau yang panjang tanaman ini
menggugurkan daunnya. Umumnya seluruh bagian tanaman beracun sehingga tanaman ini hampir
tidak memiliki hama. Tanaman ini mulai berbuah mulai umur 5 tahun. Buahnya berbentuk elips,
panjangnya sekitar 1 inchi(sekitar 2,5cm) dan mengandung 2-3 biji. Beberapa varietas jarak pagar
yang dikenal saat ini adalah Cape verde, Nicargua, Ife Nigeria, dan Non toksik Mexico.
Sebutan untuk pohon jarak di Indonesia berbeda-beda di setiap daerah. Di Jawa Barat
disebut 'Kaliki'. Di Sumatera, jarak dikenal dengan nama Dulang ada juga yang menyebutnya
dengan Gloah. Di Madura, jarak disebut dengan Kalek.
Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas
tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan hijau bersemburat merah, sedangkan daunnya tumbuh
berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua
pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian permukaan bawah. Buahnya berbentuk bulat
dan berkumpul pada tandan, namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong - yang dapat
ditemukan pada tumbuhan jarak di daerah Bali.[1]
D. Kandungan Kimia
A. Biji
Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride dari ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic
acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung ricinine, sejumlah kecil cytochrome C,
Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan cara pemurnian bertingkat didapat acidic
ricin dan basic ricin.
B. Daun
Kaemferol-3-rutinoside, nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin, astragalin,
reynoutrin, ricinine, vit.C 275 mg %.
C. Minyak
Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, linolenic acid, dihydroxystearic
acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein 0,9%.
D. Akar
Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-sitosterol.
Cara 2
1. 50 kilogram buah jarak dikukus selama satu jam.
2. Daging jarak dihancurkandengan mesin blender.
3. Daging buah dan biji yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam mesin tempa minyak.
4. Dengan penekanan dongkrak hidrolik, ampas diperas hingga menghasilkan minyak.
C. Pengaruh Metode Pemanasan Biji Jarak Terhadap Rendemen Minyak
Dalam proses ekstraksi minyak, maka tingkat rendemen minyak yang dihasilkanakan
menentukan efisiensi dari proses ekstraksi. Dalam penelitian ini, sebelum esktraksiminyak jarak
dengan pengempa hidraulik, maka dilakukan pemanasan pendahuluan yangbertujuan untuk
mengeluarkan minyak dari sel-sel dan jaringan sehingga proses ekstraksimenjadi lebih
sempurna.Metode pemanasan biji jarak sebelum diektraksi ternyata dapat mempengaruhirendemen
minyak yang dihasilkan dan data hasil pengamat disajikan.
Katalis-katalis dengan komponen Kalsium dan Magnesium kurang baik digunakan sebagai katalis
karena cendrung membentuk sabun (memiliki sifat ganda). Senyawa yang mengikat komponen Si,
Mg dan Al cendrung berfungsi sebagai penyangga katalis.
Katalis Logam seperti Cu dan Sn pada reaksi metanolisis tidak ditemukan hasil berupa metil ester.
Katalis yang bersumber dari limbah seperti janjang sawit dan limbah sekam padi juga dapat
digunakan sebagai katalis. Sekam padi mengandung senyawa dengan komponen K dan Na, janjang
sawit banyak mengandung komponen K yang baik sebagai katalis. Tabel 6 menyajikan bagian
bagian senyawa kimia dari abu sekam padi.
2002 digitized by USU digital library 11
Kandungan Senyawa Kimia Kadar (%)
dalam Abu Sekam Padi
Senyawa Kimia
SiO2 91,16
K2O dan Na2O 4,75
CaO 0,65
0,99
MgO
Fe2O3 0,21
SO3 0,10
F. Biodiessel
Biodiesel secara kimia didefenisikan sebagai metil ester yang diturunkan dari
minyak/lemak alami, seperti minyak nabati, lemak hewan atau minyak goreng bekas. Biodiesel
merupakan bahan bakar yang bersih dalam proses pembakaran, bebas dari sulfur dan benzien
karsinogenik. Dapat didaur ulang dan tidak menyebabkan akumulasi gas rumah kaca, tidak toksik
(toksisitasnya 10% lebih rendah dari toksisitas
garam dapur), dapat didegradasi (waktu degradasi hampir sama dengan gula). Biodiesel dapat
digunakan langsung atau dicampur dengan minyak diesel (Peeples, 1998).
Sifat fisikokimia biodiesel mirip dengan bahan bakar diesel. Bahan bakar fosil mempunyai
kandungan sulfur, nitrogen dan metal yang tinggi dan dapat menyebabkan hujan asam serta efek
rumah kaca. Biodiesel tidak mengandung sulfur dan senyawa benzene sehingga lebih ramah
lingkungan dan mudah terurai di alam. Kandungan energi, viskositas dan perubahan fase relatif
sama dengan bahan bakar diesel yang berasal dari petroleum. Mesin dengan bahan bakar biodiesel
menghasilkan partikulat, hidrokarbon dan karbon monookasida yang lebih rendah daripada bahan
bakar diesel biasa. Emisi NOx juga lebih tinggi daripada mesin diessel dengan bahan bakar diessel.
(Tat et al, 2000)
Kandungan panas dari berbagai minyak nabati kira-kira 90% dibandingkan dengan
minyak diesel No. 2 (bahan bakar diesel untuk transportasi yang biasanya digunakan sebagai
referensi untuk bahan bakar diesel dari minyak nabati). Umumnya panas pembakaran akan
meningkat dengan meningkatnya panjang rantai . Daya mesin biodiesel (118.000 BTUs) hampir
sama dengan daya mesin diesel (130.500 BTUs) sehingga engine tarque dan horsepower yang
diperoleh relatif sama dengan konsumsi bahan bakar yang sama.
Perbedaan Cetane number biodiesel dari minyak nabati segar biasanya lebih tinggi dari
minyak diesel yang dapat mempercepat waktu pembakaran setelah diinjeksikan ke dalam silinder
(Tat et al., 2000). Cetane number dapat diduga dengan perhitungan cetane index dengan empat
variabel persamaan dari densitas dan pengukuran suhu. Cetane index digunakan karena
keterbatasan sampel yang digunakan dan keterbatasan dalam pengujian bahan bakar terhadap
mesin diesel (ASTM D 4737-96).
Flash point tergantung pada kandungan metanol. Flash point biodiesel lebih tinggi dan
tidak memproduksi asap, dapat didegradasi, dan toksisitas rendah, karena biodiesel tidak
mengandung hidrokarbon aromatik jika dibandingkan dengan minyak diesel (Mittelbach, 1996).
Minyak nabati dapat disuling hanya di bawah tekanan yang rendah. Pada tekanan atmosfir lebih
terurai melalui penguapan yang akan mulai terjadi pada suhu 300oC. Karena itu flash point
minyak nabati lebih tinggi daripada minyak diesel. Kehadiran pelarut dengan titik didih rendah
atau aditif akan lebih merendahkan flash point, menyebabkan penguapan yang lebih besar dari
asam lemak bebas dibandingkan dengan minyak.
G. Transesterifikasi
Tingginya viskositas minyak jarak berhubungan dengan densitas minyak jarak yang juga
cukup tinggi. Untuk mengatasi hal ini maka dilakukan pengubahan komposisi trigliserida pada
minyak jarak menjadi ester melalui proses transesterifikasi. Pada dasarnya proses pembuatan
biodiesel adalah merobah minyak nabati ke dalam bentuk ester. Untuk memperoleh ester, minyak
nabati direaksikan dengan alkohol (methanol atau etanol). Untuk mempercepat reaksi maka
digunakan KOH atau NaOH sebagai katalisator.
Reaksi transesterifikasi dapat ditulis sebagai beriukut :
CH2OCOR1 CH2OH R1COOCH2CH3 + NaOH
CHOCOR2 + 3 CH3CH2OH CHOH + R2COOCH2CH3
Catalyst +
CH2OH CH2OCOR3
R3COOCH2CH3
Minyak (Trigliserida) + Etanol + katalis Gliserin + Campuran Etil Ester
a. Proses Transesterifikasi
Pemrosesan ini secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Pencampuran methanol dengan katalis:
Katalis yang digunakan adalah sodium hidroksida, campuran ini lalu ditambahkan pada minyak
dan dimasukkan ke dalam reaktor untuk dipanaskan sampai suhu 150oF selama 1 sampai 8 jam.
Kemudian kelebihan metanol dikeluarkan. Dari campuran ini akan diperoleh dua zat dengan berat
jenis yang berbeda, yaitu gliserin dan metal ester sehingga dapat dipisahkan dengan cara
pengendapan atau memakai sentrifugal.
- Pemisahan Gliserin dan Metil Ester
Gliserin yang dihasilkan biasanya sudah berupa gliserin dengan tingkat kemurnian 80-88%.
Namun ada kalanya masih mengandung sisa katalis dan sabun. Untuk itu perlu dipisahkan
dengan asam (misalnya hidroklorik). Metil ester lalu dicuci dengan air hangat untuk
membersihkannya dari sisa katalis atau sabun. Dari sini terlihat bahwa tidak ada bahan yang
terbuang pada pengolahan biodiesel (Hariyadi et al., 2005).
b. Perhitungan Kelayakan Briket Bungkil Biji Jarak sebagai Pengganti Bahan Bakar
Minyak Tanah.
Ditentukan dengan menghitung jumlah briket (A) yang nilai kalornya setara dengan nilai kalor
satu liter minyak tanah, sbb.:
H. Nilai Kalor
Nilai kalor menjadi parameter mutu paling penting bagi briket sebagai bahan bakar karena
menentukan kualitas briket. Semakin tinggi nilai kalor bahan bakar briket, semakin baik pula
kualitasnya. Briket bungkil biji jarak dengan perekat tapioka menghasilkan nilai kalor antara
3849-4538 kal/g, sedangkan briket dengan perekat gaplek menghasilkan nilai kalor 3821-4658
kal/g. Jika dibandingkan dengan briket arang komersial (6819 kal/g) maka nilai ini jauh lebih
rendah. Namun hampir sama jika dibandingkan dengan briket kayu dan briket daun kayu putih.
Hal ini disebabkan kadar karbon terikat pada briket arang jauh lebih besar dan kadar zat
menguapnya jauh lebih kecil, sehingga nilai kalor yang dihasilkan briket arang pun jauh lebih
tinggi. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa semua briket hasil penelitian ini mempunyai nilai kalor
lebih rendah jika dibandingkan nilai kalor biji jarak. Pada konsentrasi perekat yang sama nilai
kalor briket dengan perekat tapioka tidak jauh berbeda dengan nilai kalor briket dengan gaplek
sebagai bahan perekatnya. Nilai kalor briket dengan konsentrasi perekat 1%, 2%, 4% dan 5%
lebih tinggi dibandingkan bungkil biji jarak, sedangkan briket dengan konsentrasi perekat 3%
nilai kalornya lebih rendah.
Bab lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di tengah isu menipisnya cadangan minyak bumi dunia dan melambungnya harga BBM di
tanah Air,kehadiran bahan bakar alternatif,seperti biodiesel sangat diharapkan.Adalah jarak pagar
(Jatropha curcas),tanaman yang dulunya dikenal luas sebagai tanaman pagar dipekarangan ini
ternyata menyimpan potensi menjanjikan sebagai pengganti bahan bakar diesel.Tak heran jika
upaya untuk membudidayakan tanaman ini mulai gencar dilakukan.Selain upaya budi
daya,peluang yang tak kalah menariknya adalah membuat sendiri minyak biodiesel jarak pagar.
Biodiesel mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar diesel dari minyak
bumi.Bahan bakar biodiesel dapat diperbaharui.Selain itu,juga dapat memperkuat perekonomian
negara dan menciptakan lapangan kerja. Biodiesel merupakan bahan bakar ideal untuk industri
transportasi karena dapat digunakan pada berbagai mesin diesel,termasuk mesin-mesin pertanian.
B. Saran
1. Sebagai mahasiswa-mahasiswi kita harus dapat berperan sebagai perantara pembaharuan
(egent of modernization) dalam upaya membangun generasi muda yang lebih kreatif.
2. Sebagai mahasiswa-mahasiswi yang mempunyai intelektualitas yang tinggi harus dapat
menjadi pemikir dan memberikan gagasan dalam menghadapi masalah dunia yang
mengglobal.
3. Sebagai mahasiswa-mahasiswi dengan adanya iptek, teknologi pemanfaatan beraneka
ragam sumber daya tersebut harus dikembangkan guna mencapai tujuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA