Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

“AC SPLIT RBA-ABT 5”

Disusun oleh:
Aby Sholeh_33212101032
M Akbar_33212101043
Maulana Al Ayubi_33212101044

TEKNIK MESIN ALAT BERAT


POLITEKNIK NEGERI MADURA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya, sistem pendinginan atau tata udara kompresi uap menggunakan teori
kesetimbangan energi. Dengan demikian, energi yang diserap dari produk di evaporator
akan dibuang ke kondenser melalui media pendingin air atau udara. Salah satu masalah
yang paling umum adalah unit luar ruangan ditempatkan pada split AC yang terlalu dekat
dengan dinding, yang dapat menghambat proses pelepasan kalor ke lingkungan. Ini pasti
akan berdampak besar pada kinerja mesin AC, termasuk mengganggu temperatur yang
diinginkan dan meningkatkan tekanan kerja, menyebabkan mesin AC menjadi panas dan
sering trip. Oleh karena itu, untuk menjaga kinerja mesin AC yang optimal, harus ada jarak
yang minimal antara unit luar AC split dan dinding.
Dengan A/C split yang ideal, Anda dapat mengharapkan untuk menghemat lebih
banyak energi juga. Jika pembuangan kalor di ruang luar tidak terhambat, temperatur
ruangan yang didinginkan akan tercapai lebih cepat, sehingga mesin A/C split berada dalam
posisi cut-off lebih sering. Selain itu, beban pendinginan yang dapat dibuang ke lingkungan
akan lebih ringan, dan kompresor akan bekerja lebih sedikit.
Setelah mengetahui jarak minimum yang diperlukan untuk pemasangan unit di luar
ruangan terhadap dinding yang ideal, diharapkan bahwa nilai jarak tersebut dapat
digunakan sebagai patokan bagi mereka yang membutuhkannya.
Penyediaan sumber energi dan/atau rekayasa produk yang hemat energi pasti harus
mengantisipasi pertumbuhan pasar mesin tata udara dan refrigerasi. Di Indonesia, tingkat
penggunaan energi listrik untuk pengkondisian udara mencapai kurang lebih 50% (Karyono
dan Bahri, 2005). Dibutuhkan upaya atau rekayasa yang tepat untuk menghemat
penggunaan energi karena harganya meningkat. (Susilawati dan Andriyanto pada tahun
2017.)
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang peneliti angkat pada artikel sederhana ini adalah mengenai AC
khususnya Windows Air Condotioner (AC Jendela) dan Split Air Condotioner (AC Split).
Penyusun membahas masalah berikut:
1. Pengertian tata udara (air contioning);
2. Jenis-jenis pendingin;
3. Komponen;
4. Gambar Fungsi;
5. Cara Kerja;
6. sistem kerjanya;
8. Fungsi pendingin
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Air Conditioning (AC)


Air Conditioning (AC), juga dikenal sebagai alat pengkondisi udara, adalah evolusi
dari teknologi mesin pendingin. Tujuan dari alat ini adalah untuk memberikan udara yang
sejuk dan menyediakan uap air yang diperlukan tubuh. Penggunaan AC ini umum di
wilayah tropis yang terkenal dengan musim panas. Pada musim panas yang sangat panas,
suhu udara dapat menyebabkan dehidrasi cairan tubuh, yang dapat menyebabkan kematian.
AC juga digunakan untuk meningkatkan kenyamanan di tempat kerja. karena manusia
membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk bekerja dengan baik dalam beberapa
situasi. Selain itu, suhu, kelembapan, sirkulasi, dan kebersihan udara merupakan faktor
yang menentukan kenyamanan suatu ruang.( Sumarjati, Pri, dkk. 2008)

2.2 Split Air Conditioner


Split AC adalah jenis AC di mana evaporator dan kondensor terletak di dua mesin
yang berbeda. Kondensor berada di luar ruangan, sementara evaporator berada di dalam
ruangan.
Split AC membagi sisi panas dan dingin sistem. Sisi yang dingin terdiri dari
kumparan evaporator dan katup ekspansi, yang biasanya terletak dalam suatu Unit
Pengelola Udara (AHU). AHU menghembuskan udara dan udara melalui kumparan
evaporator setelah udara menjadi dingin melalui kumparan evaporator. Gambar 3
menunjukkan bagaimana udara dingin ini kemudian dialirkan ke area di dalam gedung yang
didinginkan. sementara sisi panas, yang dikenal sebagai unit
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4, unit kondensor, juga dikenal sebagai
kondenser, biasanya ditempatkan di luar bangunan.

Gambar 3 Prinsip unit AC-Split Gambar 4 Unit kondensasi


Unit ini terdiri dari kumparan spiral berbentuk silinder yang panjang. Sebuah kipas angin
di dalam kumparan ini menyemburkan udara melalui pipanya untuk melepaskan kalor dari
kisi-kisi pipanya. Akibatnya, suhu udara yang keluar dari unit ini lebih tinggi daripada
suhu udara di sekitarnya.
Kondensor jenis ini banyak dipakai karena di samping murah, juga tidak menimbulkan
kebisingan di dalam ruangan. Namun, eksesnya adalah kebisingan yang meningkat di luar
keramaian.
Unit kondensasi ini biasanya dipasang di atas atap bangunan di tempat-tempat seperti mal,
supermarket, dan lainnya, membuat pemandangan yang tidak menarik. Untuk kebutuhan
area tertentu, tambahan berukuran kecil dipasang pada atap di dekat AHU kecil.
Memang benar AC split pemakaiannya untuk beban yang lebih besar dibandingkan
AC jendela, namun untuk semakin besar bangunan, dimana daerah yang harus didinginkan
cukup jauh dari AHU, unit ini mengalami kesulitan. Kesulitannya terletak pada pipa saluran
udara dingin antara kondenser dan AHU yang melampaui batas maksimumnya
(permasalahan lubrikasi kompresor), atau permsalahan pada ductingnya (kapasitas dan
panjang). Jika, hal ini terjadi, maka sistem yang cocok adalah yang menggunakan sistem air
yang didinginkan (chilled water sistem).( Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri
Yogyakarta. 2003)

Gambar 5 : contoh AC Split

A. Komponen Air Conditioner


1. Refrigeran
Menurut(Haryono.2021).Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan
suatu bahan yang mudah du\irubah bentuknya dari gas mendadi cair atau sebaliknya
(refrigeran) untuk mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di kondensor.
Karakteristik thermodinamika antara lain meliputi temperatur penguapan, tekanan
penguapan, temperatur pengembunan, dan tekanan pengembunan.
Syarat-syarat refrigeran adalah:

● Tidak beracun dan tidak berbau merangsang


● Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, pelumas dsb.

● Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem

pendingin.

● Bila terjadi kebocoran mudah mencari gantinya

● Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.

● Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan,

diembunkan dan diuapkan.

● Perbedaan antara tekanan penguapan dan takanan pengembunan (kondensasi)

harus sekecil mungkin.

● Mempunyai panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap

evaporator sebesar-besarnya.

● Tidak merusak tubuh manusia.

● Konduktivitas thermal tinggi.

● Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar tahanan aliran

refrigeran dalam pipa sekecil mungkin.

● Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta

tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik.

● Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.

Terdapat macam-macam refrigeran di pasaran, antar lain R11, R12, R13, R21,
R22, R113, R114, dll. Untuk instalasi AC menggunakan R11, karena bahan ini
mempunyai titik didih yang realtif tinggi ±24°C. Rumus kimianya adalah CCL2F.
Bisa dikatakan bahwa, refrigeran yang memiliki titik didih yang rendah biasanya
dipakai untuk ruang yang kecil seperti kulkas dan freezer. Sedangkan, refrigeran
yang memiliki titik didih tinggi digunakan untuk keperluan pendingin udara (AC).

2. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat mekanis dan bertugas untuk mengisap uap refrigeran
dari evaporator. Kemudian menekannya (mengkompres) dan dengan demikian suhu
dan tekanan uap tersebut menjadi lebih tinggi. Tugas kompresor adalah
mempertahankan perbedaan tekanan dalam sistem. Kompresor atau pompa hisap
tekan berfungsi mengalirkan refrigeran ke seluruh sistem pendingin. Sistem kerjanya
adalah dengan mengubah tekanan sehingga berpindah dari sisi bertekanan tinggi ke
sisi berekanan lebih rendah. Semakin tinggi temperatur yang dipompakan semakin
besar tenaga yang dikeluarkan oleh kompresor.

3. Kondensor (pengembun)
Kondensor bertugas untuk menguapkan refrigeran dengan jalan melepaskan kalor
uap refrigeran tersebut disekelilingnya. Kondensor adalah alat untuk membuat
kondensasi bahan pendingin dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi.
Bahan pendingin di dalam kondensor dapat mengeluarkan kalor yang diserap dari
evaporator dan panas yang ditambahkan oleh kompresor. Kondensor berfungsi untuk
membuang kalor dan mengubah wujud bahan pendingin dari gas menjadi cair.
Kondensor diletakkan antara kompresor dan alat pengatur bahan pendingin, yaitu
pada sisi tekanan tinggi dari sistem. Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang
sedang.
didinginkan agar dapat membuang panasnya ke luar kepada zat yang
mendinginkannya.

4. Evaporator
Evaporator atau sering juga disebut boiler, freezer, froster, cooling coil, chilling
unit, dan lain-lain. Fungsi dari evaporator adalah untuk menyerap panas dari udara
atau benda di dalam mesin pendingin dan mendinginkannya. Kemudian
membuangnya kalor tersebut melalui kondensor di ruang yang tidak didinginkan.
Kompresor yang
sedang bekerja menghisap bahan pendingin gas dari evaporator, sehingga tekanan di
dalam evaporator menjadi rendah dan vakum.
Evaporator fungsinya kebalikan dari kondensor, yaitu tidak membuang panas
kepada udara di sekitarnya, tetapi untuk mengambil panas dari udara di dekatnya.
Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang sedang didinginkan, sedangkan
evaporator ditempatkan di dalam ruangan yang sedang didinginkan. Kondensor
terletak pada sisi tekanan tinggi, yaitu diantara kompresor dan alat pengatur bahan
pendingin. Evaporator terletak pada sisi tekanan rendah, yaitu diantara alat pengatur
bahan pendingin dan kompresor.

5. Alat Ekspansi
Alat ini digunakan untuk mengatur jumlah cairan refrigeran yang masuk ke dalam
evaporator. Alat ini terletak diantara evaporator dan kondensor. Refrigeran yang
keluar dari kondensor mempunyai suhu dan bertekanan tinggi. Sedangkan refrigeran
yang masuk ke dalam evaporator harus memiliki suhu dan tekanan rendah. Oleh
karena itu, untuk menurunkan suhu dan tekanan tinggi ini diperlukan suatu alat
ekspansi.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa refrigeran yang dalam evaporator
berbentuk cair dan keluar dalam bentuk panas. Keadaan refrigeran yang keluar dari
evaporator inilah yang dijadikan dasar untuk mengatur jumlah refrigeran cair yang
masuk evaporator. Jenis katup ekspansi yang beredar ada lima yaitu:

● Pelampung sisi atas (high side float)

● Pelampung sisi bawah (low side float)

● Katup ekspansi thermostatis otomatis, dan

● Lubang tetap (fixed bore).

Pada sistem AC, ketiga jenis terakhir inilah yang paling umum digunakan.
Komponen-komponen penting yang terdapat pada katub ekspansi thermostatis antara
lain badan katup, diafragma, jarum dan dudukan pegas, serta bola sensor dan pipa
transmisinya.
Beberapa katup dilengkapi dengan equalizer. Equalizer dibutuhkan bila evaporator
sangat penjang sehingga berakibat turunnya tekanan. Tugas equalizer adalah
membantu beban kerja katup. Jika beban kerja mesin pendingin bertambah besar
evaporeator akan menjadi minus refrigeran dan temperatur di evaporator menjadi
tinggi sehingga kerjanya menjadi tidak efisien. Dengan adanya equalizer refrigeran
yang masuk ke evaporator dapat menjadi lebih banyak.

Gambar 16. Alat Ekspansi


Sistem equalizer yang dipasang pada katup ekspansi thermostatis bisa diluar atau
didalam katup. Equalizer yang diluar berupa saluran yang dipasang dari katup (di
bawah diafragma) ke pipa di sisi luar evaporator. Saliran ini harus dipasang setelah
bola sensor (sensing bulb).

6. Kipas
Fungsi kipas pada AC digunakan untuk mengalirkan udara dalam sistem. Kipas yang
sering digunakan dalam sistem AC yaitu kipas sentrifugal (blower) dan kipas
propelar. Kipas sentrifugal atau blower diletakkan di dalam ruangan. Fungsi blower
adalah meniup udara dingin di dalam ruangan.
Sedangkan kipas propelar diletakkan di luar ruangan tugasnya membuang udara
panas pada sisi belakang atau aplikasi kondensor.

Gambar 17. Kipas Blower dan Kipas Kondensor

7. Motor Listrik
Pada AC, motor listrik dipakai sebagai penggerak kompresor, pompa dan kipas.
Pengubahan energi listrik menjadi energi mekanik dilakukan dengan memanfaatkan
sifat-sifat gaya magnetik.

8. Thermostat
Thermostat adalah sebuah alat untuk mendeteksi temperatur ruangan operasi agar
tetap pada kondisi temperatur yang diinginkan. Alat pendeteksi yang digunakan
biasanya berupa bimetal yang sensitif terhadap perubahan temperatur ruangan. Dan
alat ini tidak menggunakan arus listrik.
9. Udara
Udara yang mengandung uap air dinamakan udara lembab atau udara basah.
Sedangkan udara kering adalah udara yang sama sekali tidak mengandung uap air.
Udara kering mempunyai komposisi N2 dengan volume 78,09 % dan berat 75, 53%;
O2 volume 20,95 % dan berat 23,14 %; Ar, volume 0,93 % dan berat 1,28 %; CO2,
volume 0,03 dan berat 0,05 %.
Siklus Kompressi Uap (SKU), dibagi atas dua kategori:
1. SKUS (Siklus Konversi Uap Standar)
2. SKUM (Siklus Konversi Uap Modifikasi)
BAB III
METODOLOGI

3.1. Alat Dan Bahan


-AC split (Indoor unit)
-Build-up trainer AC Split
-Thermogun
-Panel listrik AC split
3.2. Tahapan proses kerja
-Hidupkan AC split kemudian tunggu selama lima menit
-Cek temperature pada output Evaporator menggunakan thermogun
-Catat suhu yang ada pada thermogun setelah itu
-Cek output dari compresor catat temperature yang di dapat dan tetapkan sebagai
Termometer 2 (T2)
-Cek temperature pada output condensor dan di catat manual sebagai temperature 3
(T3)
- Cek ouput temperature dari katup expansi di catat dan di jadikan sebagai
temperature 4 (T4)
-Lakukan pegujian hingga kurang lebih 60 menit dan ulangi pengambilan data dengan
rentang waktu 5 menit
-Lakukan pengukuran Ampere setiap kali pengecekan temperature
-Setelah data didapatkan lakukan perhitungan COP dan EER
Mulai

Percobaan 5 Ambil data

Percobaan 10 Ambil data

Percobaan 15 Ambil data

Percobaan 20 Ambil data

Percobaan 25 Ambil data

Percobaan 30 Ambil data

Percobaan 35 Ambil data

Percobaan 40 Ambil data

Percobaan 45 Ambil data

Percobaan 50 Ambil data

Percobaan 55 Ambil data

Percobaan 60 Ambil data

Olah Data Simpan data

Analisis data

selesai
Laporan praktikum
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Data Praktikum

4.2 Data grafik temperatur evaporator dan condensor


4.3 Diagram COP dan EER

4.4 Pembahasan
Praktikum Air Conditioning berlangsung di ABT 5 pada Kamis 7 Desember 2023.
Pengoperasian dilakukan dengan mencatat tekanan P1 dan P2 serta pengambilan data dengan
temperatur gun untuk T1, T2, T3 dan T4. , T Evaporador dan T Condenser. Data dapat dilihat
di bagian 4.1. Data dikumpulkan dalam 12 percobaan masing-masing 5 menit, selama 1 jam.
Setelah mendapat data seperti pada 4.1, dapat dilakukan perhitungan COP dan EER seperti
pada 4.3, temperatur evaporator dan kondensor dapat di peroleh setiap 5 menit pengambilan
data seperti pada 4.2.
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dapat ditentukan nilai COP dan EER pada saat pengoperasian, menit
pertama yang didapat adalah 0, dan nilai COP dan EER mulai ditemukan dari angka 5, karena
alat memerlukan waktu untuk bekerja. menit hingga 60 menit. Pada kurun waktu 5 hingga 20
menit nilai COP dan EER tinggi, dan pada kurun waktu 20 hingga 60 menit nilainya sama.
Data nilai suhu evaporasi adalah selama 1 menit karena selama 1 menit peralatan sebenarnya
perlu mengubah waktu dan suhu meningkat, namun dari 5 menjadi 60 menit nilainya berbeda
dan menggunakan temperatur gun. Salah, nilai kapasitornya tinggi, 5 menit pertama nilainya
sama dari 10 hingga 60 menit.
5.2 SARAN
Persiapan kelompok sebelum praktik perlu di optimalkan agar tidak terjadi kehilangan data
pada saat pengambilan data selama di laboratorium, meminta kerjasama kelompok dan
individu dalam kelompok, serta meminta optimalisasi penggunaan peralatan laboratorium
seperti : termogun, dll.

Anda mungkin juga menyukai