UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sains dan Utilitas Bangunan ini dengan baik
dan selesai tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Sains
dan Utilitas Bangunan yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Dalam
makalah ini saya akan menjelaskan tentang Penghawaan Buatan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon maaf jika dalam makalah ini masih banyak kekurangan. kami
mohon kritik & saran dari dosen ataupun teman-teman demi tercapainya makalah yang
sempurna.
Kelompok 6B
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
dapat diuraikan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui sistem penghawaan buatan yang baik bagi ruangan.
2. Dapat mengetahui seberapa besaran AC yang dibutuhkan setiap ruangan.
3. Mengetahui peletakkan AC yang benar
4. Mengetahui pengaplikasian AC untuk meminimalisir energi sehingga lebih ramah
lingkungan.
1.4 MANFAAT
Mahasiswa ampu memahami prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan dan utilitas khususnya
sistem penghawaan buatan terutama AC untuk mendukung kinerja bangunan dan mampu
menerapkan prinsip-prinsip dasar dalam merancang arsitektur.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort)
untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman ini
manusia dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas
sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu ruangan yang
panas dan pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu akan sangat
terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan ia merasa tidak nyaman.
Maka kenyamanan dalam ruangan yang menyangkut udara harus terpenuhi yaitu
meliputi: temperatur udara, kelembaban udara, pergerakan udara, dan tingkat kebersihan
udara. Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau kondisi
yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan,
tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan buatan
(air conditioning).Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara
dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan
tersebut.Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu
diketahui besarnya beban kalor pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk
menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar
beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran
panas secara transmisi,hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia
dan peralatan elektronik ataumesin).Dengan memperhatikan hal di atas, maka didalam desain
ruang atau bangunan yangmenggunakan penghawaan buatan, harus menyertakan
pertimbangan-pertimbangan berikut:
PENDINGINAN (AC)
Pendinginan tidak sejelas dan sederhana pemanasan. Pendinginan, penghilang panas tersebut,
dapat lebih mudah dimengerti dengan analogi air. Sebuah bangunan pada musim panas
dikelilingi oleh panas yang mencoba masuk sebagaimana air mencoba masuk ke bangunan di
bawah permukaan air. Air dalam analogi tersebut berasal dari kulit bangunan dan sumber
internal. Kecenderungan alami air adalah mengalir ke dalam bangunan. Hanya dengan
memompanya ke atas agar air dapat dikeluarkan lagi.
Demikian pula, merupakan kecenderungan alami bagi panas untuk mengalir ke dalam ketika
suhu luar lebih tinggi dibanding ruang dalam. Satu-satunya cara untuk mengeluarkan panas
adalah dengan mesin yang memopa panas, sebuah mesin pendingin. Sebelum ditemukannya
mesin pendingin sekitar 150 tahun yang lalu, tidak ada cara untuk mendinginkan bangunan
secara aktif. Meskipn balok es yang dikumpulkan pada musim dingin sebenarnya dapat
mendinginkan bangunan, banyaknya jumlah es yang diperlukan membuat hal tersebut tidak
praktis, kecuali untuk skala kecil. Salah satu jenis perdagangan besar pada abad ke-19 adalah
es yang diperoleh dari danau-danau New England selama musim dingin dan dibawa ke
selatan pada musim panas. Karena biayanya besar, es pertama hanya digunakan untuk
mendinginkan minuman.
Sampai abad ke-20, satu-satunya cara untuk mencapai kenyamanan di musim panas adalah
menggunakan penolakan panas dan teknik pendinginan pasif seperti yang disebutkan
sebelumnya. Bayangan, ventilasi alami, pendinginan evaporasi, dan massa termal merupakan
teknik yang paling banyak digunakan.
Pada tahun 1840, Dr. John Gorrie, seorang ali fisika di Apalachicola, Florida, membuat mesin
pendingin pertama dengan tujuan untuk membantu pasiennya melawan malaria. Meskipun
mesinnya berfungsi, mesin tersebut tidak digunakan untuk mendinginkan bangunan hingga
tahun 1920 ketika jenis bangunan baru memiliki kebutuhan pendinginan udara khusus.
Karena bioskop harus menutup jendela untuk menghindari cahaya luar, mereka juga menjaga
agar udara dingin tidak bias keluar. Maka, kebanyakan orang merasakan pengalaman pertama
menggunakan mesin pendingin di dalam bioskop, di mana tanda-pengumuman pemakaian
“AC”-nya lebih besar disbanding judul filmnya. Meskipun pendingin udara masih dianggap
mewah di Amerika Serikat pada tahun 1950, sekarang hal tersebut menjadi sebuah
kebutuhan.
Siklus Pendingin
Mesin pendingin, mesin yang memompa panas, merupakan elemen paling penting pada
setiap system pendinginan. Pada dasarnya terdapat 3 metode dasar pendinginan, yaitu
kompresi gas/uap, penyerapan dan termoelektrik. Siklus kompresi merupakan yang paling
umum, tetapi siklus penyerapan paling cocok jika hanya tersedia sumber panas biaya rendah.
Siklus termoelektrik, yang mengubah energi listrik langsung ke efek pendinginan dan
pemanasan, tidak digunakan pada bangunan.
1. Sejumlah besar penguapan panas diperlukan untuk mengubah cairan menjadi gas.
Tentu saja panas ini dilepaskan kembali ketika menyublim menjadi cairan.
2. Suhu pendinginan/penyubliman setiap material merupakan fungsi tekanan. Contohnya
212 derajan farenheitadalah titik didih air hanya pada tekanan permukaan laut. Ketika
tekanan dikurangi, maka titik didih juga menurun.
Bayangkan ketika katup hamper terutup dan kompresor memompa sebagian besar
pendingin ke koil kondensor. Karena katup hanya terbuka sedikit pula cairan yang masuk
ke bagian vakum dari koil evaporator.
Pendingin mendidih karena tekanan rendah. Untuk mengubah statusnya, cairan akan
memerlukan sejumlah besar panas. Jadi, koil evaporator akan dingin saat mengeluarkan
panasnya untuk mendidihkan pendingin.
Untuk menjaga proses terus berjalan, kompresor terus memompa gas pendingin
kembali ke koil kondensor. Tekanan tinggi berkumpul pada titik A. karena setiap gas
dibawah tekanan akan memanas, koil kondensor menjadi panas. Saat koil kehilangan
panas, gas pendingin tekanan tinggi akan menyublim dan memberikan panasnya denang
penguapan. Jadi cairan bertekanan tinggi akan berkumpul dititik B. Siklus sekarang akan
berulang dengan cairan pendingin dalam jumlah kecil masuk ke koil penguapan pada titik
C dan menguap mengumpulkan gas bertekanan rendah pada titik D.
Hampir se;uruh pendingin terbuat dari Chloroflourocarbons/CFCs hingga tahun
1987 ketika dunia setuju untuk mengurangi perusakan ozon melalui Perjanjian Montreal.
Siklus penyerapan pendingin tergantung dari dua property sama dengan yang dibahas di
atas untuk siklus kompresi, ditambah property ketiga, yaitu:
3. Beberapa cairan memiliki kecenderungan yang kuat untuk menyerap uap tertentu
(misalnya uap air diserap oleh cairan lithum bromide atau ammonia).
Mesin penyerap pendingin tidak memerlukan pompa atau bagian bergerak lainnya, tetapi
memerlukan sumber panas, seperti gas api atau panas buangan dari proses industry. Mesin
terdiri dari empat ruang yang berinterkoneksi.
Pada ruang “A”, air menguap dan dalam prosesnya menarik panas dari koil air yang
dingin (output). Uap air pindah ke ruang “B” di mana ia diserap oleh lithium bromide.
Akibatnya, tekanan uap berkurang, dan lebih banyak air dapat menguap untuk
meneruskan proses pendinginan. Akhirnya, lithium bromide akan menjadi terlalu encer
untuk menyerap air selanjutnya. Pada ruang ”C”, sebuah sumber panas eksternal
medidihkan air kembali ke lithium bromide. Lithium bromide yang dikembalikan ke
ruang “B”, sementara uap air disublimkan kembali menjadi air pada ruang “D”. Langkah
terakhir adalah mengembalikan lagi air ke ruang “A” sehingga siklus dapat
berkesinambungan.
Karena siklus penyerapan pada mesin pendingin tidak efeksien, siklus tersebut hanya
akan menjadi ekonomis jika tersedia sumber panas yang murah. Meskipun siklus
kompresi lebih efisen, siklus tersebut memerlukan sumber tenaga mekanis yang
kebanyakan disuplai oleh mesin elektrik yang mengandalkan listrik mahal.
Pada siklus kompresif, tenaga dibutuhkan untuk menjalankan pompa pendingin, bbaik
jenis reciprocating maupun sentrifugal. Kompresor jenis reciprocating paling cocok untuk
bangunan berukuran kecil sampai sedang, sedangkan kompresor sentrifugal cocok untuk
bangunan menegah sampai besar. Ketika mesin pendingin digunakan untuk mendinginkan
air, mesin tersebut dikenal sebagai chiller (alat pendingin).
Sistem Pendinginan
Untuk mendinginkan bangunan, mesin pendingin harus memompa panas dari berbagai
ruang ke tempat pembuangan panas. Tempat membuang panas biasanya udara luar, tetapi
bisa juga berupa badan air atau permukaan tanah. System pendingan biasanya
diklasifikasikan dari cairan yang digunakan untuk memindahkan panas dari ruang habitat
ke mesin pendingin. Empat kategori utama tersebut adalah :
Pada system udara menyeluruh, idara ditiup melalui koil evaporator dingin kemudian
dibawa melalui saluran udara ke ruang-ruang yang memerlukan.
Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada dasarnya manusia yang
mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup tinggi. Kamar tidur yang hanya diisi
dua orang berbeda dengan ruang keluarga yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup
tinggi. Semakin banyak pengguna maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan.
2. Ukuran Ruangan
Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit) atau kecepatan
pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan
tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya akan semakin
besar pula BTU yang dibutuhkan.
3. Beban pendinginan
Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain). Misalnya dari jumlah
penghuni, dan penggunaan penerangan, seperti lampu. Beberapa jenis lampu mengeluarkan
panas yang tinggi, yang berarti juga harus memilih AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain
dari dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar. Seperti cahaya matahari yang
mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela
Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan blok kaca (glass
block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan
kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.
5. Penempatan AC
Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari blower AC.
Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat udara yang dikeluarkan lebih
merata dan tidak hanya berkumpul di satu titik. Selain itu, agar arus angin tidak mengenai
pengguna secara langsung. Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat buruk
bagi kesehatan. Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara yang
dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara. Penempatan kompresor
harus diletakkan di tempat dengan sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara masuk
dan udara keluar, dan terlindung dari hujan. Untuk AC ukuran 1 PK, jarak yang aman antara
unit indoor dengan kompresor berkisar antara 5-7 meter. Jika memasang AC lebih dari satu,
hindari peletakkan kompresor secara berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya letakkan
sejajar sehingga sirkulasi udara tidak terganggu.
b. Sekunder
• Kondisi ruangan
• Fungsi dan kapasitas ruangan
• Jenis dan macam material yang dipakai
Prinsip dasar AC sebagai pemindah kalor menggunakan media pembawa kator yang berupa
larutan pendingin / refrigerant yang tidak berbahaya terhadap lingkungan.
Sistem Kerja AC
Bagaimana cara kerja sistem AC sehingga mampu memberikan efek pendingin dalam
ruangan Anda? AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara merupa2kan seperangkat
alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan
ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat
alat tersebut diantaranya kompresor, kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan
evaporator dengan penjelasan sebagai berikut :
Kompresor :
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor
mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang
bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor :
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang
bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke
orifice tube.
Orifice Tube :
di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin
bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang
juga katup ekspansi.
Katup ekspansi :
Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk
mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi
uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin :
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator
meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah
kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran
refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti
mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni,
sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi.
Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari
refrigent.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase
uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan
yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser
adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil
evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair
maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent
tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang
kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya
dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat
sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya
menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator
relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk
merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu
energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di
dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan
maka enthalpi[*] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya
enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses
ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan
temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Jenis-jenis AC
1. AC Split
2. AC Window
Pada AC Window ini memiliki bentuk yang berbeda dengan bentuk lainnya, yaitu
antara indoor dan outdoornya memiliki
tempat yang sama (menyatu), sehingga tidak
memerlukan tambahan pipa antara indoor
dan outdoor AC tersebut.
Didalam pemasangan AC Window ini, kita harus
melubangi tembok ruangan yang akan di pasang
tersebut. Letak indoornya berada di dalam ruangan
dan letak outdoornya berada di luar ruangan, tembok
pembatas ini sangat di perlukan agar udara panas
yang berada di luar ruangan tidak masuk ke dalam ruangan yang bersuhu rendah, yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada compressor AC Window tersebut.
-Kelebihan: pemasangan pertama/pembongkaran serta pemeliharaan mudah dilaksanakan
dan harganya murah.
-Kekurangan: karena komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat dengan
ruangan yang didinginkan, cenderung berisik terutama dari kompresor, tidak semua ruangan
dapat dipasang AC ini karena dipasang dengan bagian kondenser menghadap ke tempat
terbuka supaya udara panas dapat dibuang ke alam bebas.
3. AC Floor Standing
4. AC Sentral
Ukuran pada AC ini hampir sama dengan AC Floor standing yang memiliki bentuk dan
ukuran cukup besar. Perbedaannya ialah ukurannya dan tempatnya peletakkan pada bagian
indoornya. AC Central ini di pasang (di letakkan) pada bagian atas dekat ceilings (plafon),
dan AC ini lebih banyak di pasang dalam keadan tergantung.
AC Central ini memiliki dua buah blower yang di gunakan untuk menghisap suhu dingin
pada bagian evaporatornya dan mengeluarkannya keruangan yang telah di tentukan. AC ini
biasanya diberi corong udara/dakting pada depan blowernya, sebagai tempat penyalur udara
dari blower menuju ruangan. AC ini memiliki filter, yang dipasang pada bagian belakang
blower.
Penempatan AC
Untuk memberikan efek nyaman dan tentunya Keindahan Rumah dan Kantor anda, maka AC
(Air Conditioner ) perlu mendapatkan Penempatan khusus. Berkut kami berikan Tips
memasang Indoor Untuk Ac Split Wall :
Pasang Indoor AC membelakani Pintu masuk, dengan tujuan agar Udara dingin yang
dihasilkan tidak cepat terbuang ketika pintu dibuka.
Hindari pemasangan Indoor diatas Peralatan Elektronik lain seperti Perangkat
Komputer, TV, Telepon dan lainnya dengan tujuan untuk menghindari kesulitan dalam
Maintenance dan menghindari pula kerusakan Barang-barang elektronik anda ketika
ac anda mengalami bocor Air.
Hindari Pemasangan AC diatas Tempat Tidur, dengan tujuan sama seperti No.2
Hindarkan Pemasangan Indoor dengan Mulut Indoor menghadap pada kita, agar kita
hanya mendapatkan efek dinginnya saja.
Usahakan drainase tertata dengan baik, jika tempatnya ditengah-tengah ruangan maka
siapkanlah jaringannya terlebih dahulu sehingga mempermudah dalam instalasi dan
tidak merusak ruangan.
Perawatan AC
Perawatan Outdoor
Perawatan Indoor
Untuk perawatan ringan Indoor AC tidak dibutuhkan perkakas apapun. Waktu untuk
perawatan ringan Indoor AC adalah jika dirasakan semburan angin dari inddor ac lemah.
Matikan AC lalu buka cover filter udara bagian depan dari indoor AC. Buka cover dengan
cara menarik cover pada bagian kiri dan kanan. Ambil dua buah filter udaranya lalu bersihkan
dengan menymprotkan air ke filter tersebut. Tunggu hingga kering, pasang lagi filter tersebut,
lalu tutup covernya dan hidupkan kembali AC.
Banyak dari kita sering mengabaikan luas ruangan dengan tingkat kebutuhan AC. Karena kita
pikir tempatnya kecil, maka cukup hanya 1/2 PK, atau sebaliknya, karena tempatnya besar,
maka kita pasang 2 PK. Kita pikir sudah lebih berhemat membeli 1 AC dari pada 2 AC
Jangan sampai AC yang Anda beli terlalu besar alias pemborosan atau terlalu kecil alias
kurang dingin. Ada rumus sederhana yang bisa kita manfaatkan. Cara membersihkan AC
outdoor tidaklah sulit. Tahap pertama adalah matikan atau cabut sumber daya dari AC, lalu
bersihkan debu yang menempel pada kisi-kisi pendingin Outdoor AC tersebut baik pada
bagian belakang ataupun samping. Untuk membersihkannya dapat menggunakan air kran
yang dihubungkan dengan selang, lalu semprot dari bagian belakang, samping ataupun depan
sehingga semua debu rontok. Untuk debu yang bandel tidak mau rontok bisa digunakan sikat
gigi bekas untuk membersihkannya. Sikat kisi-kisi mengikuti alur dengan perlahan hingga
kisi-kisi tidak bengkok. Pembersih air bertekanan tinggi juga bisa digunakan. Namun tekanan
terlalu tinggi bisa menyebabkan kisi-kisi bengkok dan hal ini dapat menghalangi sirkulasi
udara Outdoor AC. Atur mata pembersih air bertekanan tinggi hingga bentuk semprotan
airnya melebar dan tekanan semprotan air tidak terlalu tinggi.
(L x W x H x I x E) / 60 = Kebutuhan BTU
Ket :
AC ½ PK = ± 5.000 BTU/h
AC ¾ PK = ± 7.000 BTU/h
AC 1 PK = ± 9.000 BTU/h
AC 1½ PK = ±12.000 BTU/h
AC 2 PK = ±18.000 BTU/h
Contoh Perhitungan:
OBYEK OBSERVASI
Pada objek observasi kami, peletakkan AC berada pada kamar tidur lantai 1 dan kamar tidur
lantai 2. AC yang digunakan memiliki merk Panasonic dengan kapasitas yang sama, yaitu ¾
pk. Berikut fotonya :
Pembuangan udara
panas pada objek lantai
1 berada didepan
rumah, dibagian atas.
Posisi letak AC
Kamar tidur lantai 2
Rumus : (L x W x H x I x E) / 60
= 3527 BTU
Rumus : (L x W x H x I x E) / 60
= 6760 BTU
Situasi yang membutuhkan penggunaan AC di dalam ruangan adalah pada saat penghuni
rumah berada di dalam ruangan yang memiliki AC degan kata lain jika penghuni tidak berada
di dalam ruangan dan melakuan aktivitas di luar rumah seperti bekerja atau sekolah maka
penggunaan AC tidak diperlukan.
Kondisi yang membutuhkan penggunaan AC di dalam ruangan adalah ketika suhu udara di
dalam ruangan terasa tidak nyaman oleh penghuni, seperti suhu udara yang terlalu tinggi pada
siang hari begitu pula pada saat malam hari ketika panas ruangan dari siang hari belum
meninggal kan ruangan atau penghuni merasa gerah setelah beraktivitas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa kita perlu
pengertian khusus dalam merancang pengaplikasian penghawaan buatan seperti AC
dalam suatu ruangan untuk mengoptimalkan kenyamanan, kesehatan penghuni dan
dapat menghemat energi.
4.2 KRITIK dan SARAN
Berdasarkan analisis yang kami lakukan, saran yang dapat kami berikan pada sistem
penghawaan buatan pada objek ini adalah :
1. Posisi letak AC pada kamar tidur lantai 1 yang terletak diatas lemari itu salah,
karena udara dari AC akan langsung mengenai lemari sehingga lemari cepat
lapuk dan rusak.
2. Perhitugan akan kebutuhan AC setiap ruangan sudah tepat, namun untuk ac
yang berada di lantai 2 mungkin bisa dinaikkan menjadi 1 pk atau 1 ½ pk
dikarenakan ruangan yang luas dan untuk mengantisipasi jika ruangan ramai.
DAFTAR PUSTAKA
Lechner, Norbert. 2000. HEATING, COOLING, LIGHTNING Metode Desain untuk Arsitekur.
JAKARTA : PT Raja Grafindo Persada
http://indonagano.com/index.php/2016/07/14/pengertian-ac-central-dan-sistem-kerjanya/
http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/02/jenis-sistem-pengkondisian-udara.html