Anda di halaman 1dari 71

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

MATA KULIAH : SAINS BANGUNAN DAN UTILITAS 1


JUDUL TUGAS : SISTEM PENGHAWAAN ALAMI

DOSEN:
1. I NYOMAN SUSANTA, ST., MErg.
2. NI MADE MITHA MAHASTUTI, ST., MT.
3. I WAYAN YUDA MANIK, ST., MT.
4. IR. IDA BAGUS GDE PRIMAYATNA, MErg.
5. MADE WINA SATRIA, ST., MT.

ANGGOTA KELOMPOK 2 :
I GST. LANANG AGUNG ANANTA AGRA WICAKSANA (1805521076)
I KADEK ADI PRANADITYA (1805521084)
IDA BAGUS ANANTA WISNU PUTRA (1805521082)
I MADE SUASTAMA YUDA (1805521107)
IDA BAGUS DWIANGGARA PUTRA MANUABA (1805521113)

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat karuniaNyalah, makalah yang berjudul ”Sistem Penghawaan Alami” dapat
terselesaikan tepat pada waktu yang diharapkan.

Makalah ini kami susun guna melaksanakan kewajiban yang telah diberikan
kepada mahasiswa semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 dalam mata kuliah Sains
Bangunan dan Utilitas 1. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih atas peran
serta yang telah mendukung kami baik saran, bimbingan maupun informasi yang
sangat membantu makalah ini.

Oleh karena adanya keterbatasan waktu dalam penyusunan makalah ini serta
keterbatasan pengetahuan, kami hanya dapat menuangkan secara garis besar. Kami
sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, kami
harapkan segala kritik & saran yang sifatnya mendukung atau membangun guna
menyempurnakan makalah ini.

Demikianlah, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya mengenai pengetahuan tentang penghawaan alami.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om.

Denpasar, 4 September 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………………………………....... i
KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... iii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….. 3
1.3 Tujuan………………………………………………………………. 3
1.4 Manfaat……………………………………………………………... 4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… 5
2.1 Pengertian Penghawaan Alami……………………………………… 5
2.1.1 Sifat Angin……………………………………………………. 5
2.1.2 Terjadinya Angin……………………………………………... 5
2.1.3 Penghawaan Alami Untuk Daerah Iklim Tropis…………….... 7
2.1.4 Manfaat penghawaan alami…………………………………… 7
2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Penghawaan Alami……………… 8
2.1.6 Temperatur dan Kecepatan Angin……………………………. 8
2.1.7 Sumber Penghawaan Alami………………………………….. 8
2.1.8 Penghawaan alami dan iklim…………………………………. 9
2.2 Peran Penghawaan dalam Kehidupan………………………………. 11
2.3 Hal-Hal yang Sangat Berkaitan dengan Penghawaan Alami……….. 12
2.4 Hal yang Biasa Diperhatikan Mengoptimalkan Pengkondisian
Penghawaan…………………………………………………............. 12
2.5 Penerapan Penghawaan Alami Pada Bangunan……………………… 15
2.5.1 Tata Massa Bangunan………………………………………….. 16
2.5.2 Pola Tatanan Massa Bangunan………………………………… 16
2.5.3 Bentuk Massa Bangunan………………………………………. 18
2.6 Faktor Desain Penghawaan………………………………………….. 18
2.7 Jenis Penghawaan Alami…………………………………………….. 21
2.7.1. Jenis Ventilasi…………………………………………………. 26

iii
2.7.2 Faktor Sistem Ventilasi……………………………………….. 30
2.8 Jenis Bukaan………………………………………………………… 40
2.9 Strategi Desain Memaksimalkan Penghawaan Alami……………….. 46
2.10 Layout Pengendalian Aliran Angin dan Optimalisasi Pemanfaatannya
Terhadap Bangunan…………………………………………………... 63

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan sistem operasional suatu bangunan tidak cukup hanya


mengandalkan elemen-elemen pembentuk ruang serta perabotan akibat aktifitas
manusia, namun juga diperlukan sistem lingkungan dan utilitas untuk mendukung
kinerja bangunan. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami sistem sains dan
utilitas bangunan sehingga sebuah bangunan dapat beroperasi sesuai dengan
fungsinya. Sistem sains dan utilitas bangunan terdiri dari berbagai macam cakupan
materi, salah satunya adalah penghawaan alami.

Indonesia merupakan daerah tropis yang mana juga terdapat musim panas,
terutama Bali. Oleh karena itu setiap bangunan gedung yang ada di daerah yang
terdapat musim panas harus mempunyai system penghawaan yang baik. Jika tidak
memiliki sirkulasi penghawaan yang baik, maka bangunan tersebut tidak akan bisa
digunakan sepenuhnya karena usernya akan terganggu. System penghawaan terdiri
dari system penghawaan buatan, dan system penghawaan alami. Pada saat ini,
orang-orang sedang gencar untuk mengetahui maupun mengembangkan system
penghawaan alami karena adanya atau untuk mengatasi masalah global warming.
Penghawaan alami sangat dibutuhkan agar terjadi pertukaran udara yang ada di
dalam bangunan dengan yang ada diluar bangunan dengan sendirinya tanpa bantuan
mesin.

Udara adalah komponen penting dalam kehidupan. Tanpa udara mahluk hidup
tidak dapat bernafas. Apabila kekukarangan udara, manusia tidak dapat melakukan
kegiatan sebagaimana mestinya karena organ-organ di dalam tubuh tidak dapat
berfungsi dengan baik. Didalam merancang sebuah bangunan, masalah
penghawaan yang terkait suhu udara dalam ruangan merupakan hal yang penting
untuk dicermati, karena hal ini berhubungan langsung dengan kenyamanan manusia
dalam melakukan aktivitas di dalam ruangan tersebut. Banyak hal dan faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam merancang sistem penghawaan dalam sebuah

1
bangunan. Mulai dari faktor internal hingga faktor eksternal. Yang termasuk faktor
internal contohnya, jumlah manusia yang melakukan aktivitas di dalam ruangan
tersebut. Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan.

Dalam menciptakan sistem penghawaan, salah satu yang diinginkan adalah


terciptanya kenyamanan termal. Kenyamanan termal adalah suatu kondisi yang
dialami oleh manusia akibat pengaruh dari lingkungannya. Kondisi tersebut antara
lain dipengaruhi oleh suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara. Ada dua
jenis sistem penghawaan untuk menciptakan kenyamanan termal, yaitu
penghawaan alami dan penghawaan buatan. Angin yaitu udara yang bergerak yang
diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan
udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara
yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang
rendah ke suhu udara yang tinggi.

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara
menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi
Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi
panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah
yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang
lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan
tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar
dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan
terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di
dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka.

2
Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan.
Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga
dapat memnerikan kesejukan bagi penghuni bangunan.
Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di
dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti
memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam
ruangan. Aneka zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau
furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di dalam benda-
benda tersebut dengan uap air. Jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang
baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh
manusia.
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari tempat bertekanan
tinggi ke tempat bertekanan rendah. Karena itu perletakan bukaan dinding/lubang
angin juga harus diperhatikan fungsinya

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai


berikut.

1. Apa Pengertian Penghawaan Alami?


2. Hal apa saja yang berkaitan dengan Penghawaan Alami?
3. Bagaimana cara mengoptimalkan pengkondisian penghawaan?
4. Bagaimana sistem dan jenis penghawaan alami?
5. Bagaimana komponen yang melekat pada penghawaan alami?
6. Bagaimana lay out yang akan berpengaruh pada sistem penghawaan alami?
7. Bagaimana kapasitas yang akan berpegaruh terhadap penghawaan alami?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini antara lain :

1. Mengetahui tentang penghawaan alami


2. Mengetahui hal yang berkaitan dengan penghawaan alami
3. Mengetahui cara mengoptimalkan pengkondisian penghawaan yang baik

3
4. Mengetahui sistem dan jenis dari penghawaan alami
5. Mengetahui komponen yang melekat pada penghawaan alami
6. Mengetahui penggambaran layout yang berpengaruh pada penghawaan
alami
7. Mengetahui kapasotas yang berpengaruh pada penghawaan alami

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan ini, antara lain

1. Mahasiswa arsitektur dan arsitek, yaitu dapat mempelajari dan memahami


prinsip- prinsip dasar mengenai penghawaan alami dan dapat
menerapkannya pada desainnya.
2. Masyarakat umum/ klien, yaitu dapat memberikan pengetahuan tambahan
tentang penggunaan pengkondisian penghawaan alami dan juga diharapkan
adanya komunikasi yang baik antara arsitek dengan klien (masyarakat
umum) sehingga penyampaian informasi tentang bangunan yang akan
dibangun tidak merugikan salah satu pihak.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penghawaan Alami

Angin yaitu udara yang bergerak karena adanya perbedaan tekanan udara
(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang
bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah
ke suhu udara yang tinggi.

2.1.1 Sifat Angin

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara
menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi

2.1.2 Terjadinya Angin

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi
panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah
yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara
yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu
dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih
besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang
berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.

Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di


dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka.

Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan


kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan
kulit sehingga dapat memnerikan kesejukan bagi penghuni bangunan.

5
Pada dasarnya penghawaan alami di dalam bangunan merupakan jaminan
akan adanya aliran udara yang baik dan sehat dengan kesejukan yang sewajarnya.
Untuk mendapatkan penghawaan yang baik perlu dirancang bentuk, elemen dan
detail arsitektur yang bertujuan mengoptimalkan aliran udara sejuk. Pertimbangan
utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah dengan
menganalisis datangnya arah angin.
Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di
dalam bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti
memasak, mandi, dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam
ruangan. Aneka zat berbahaya juga banyak terkandung pada cat, karpet, atau
furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia yang terkandung di dalam benda-
benda tersebut dengan uap air. Jika bangunan tidak memiliki sirkulasi udara yang
baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan dan dapat terhirup oleh
manusia.
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari tempat bertekanan
tinggi ke tempat bertekanan rendah. Karena itu perletakan bukaan dinding / lubang
angin juga harus diperhatikan fungsinya
Jika fungsinya untuk mengalirkan udara panas dari dalam ruangan keluar,
maka lubang angin diletakkan di bagian tertinggi. Misalnya lubang berkipas angin
di plafon kamar mandi (exhaust fan). Lubang angin demikian, efektif
untuk mengalirkan udara panas akibat penggunaan air panas untuk mandi. Selain
bukaan pada dinding, perlu diperhatikan adanya angin yang mengalir di bawah atap.
Dengan demikian suhu udara di dalam ruangan menjadi lebih rendah.
“Jendela nako dapat menghasilkan sirkulasi udara yang optimal. Bilah-bilah
pada jendela dapat diubah posisinya sehingga aliran udara dapat diarahkan sesuai
keinginan. Pada saat kecepatan angin tinggi jendela nako dapat menjadi
penahan angin sehingga kecepatan angin yang masuk dapat berkurang”
Selain bukaan pada dinding, penghawaan alami dapat ditambah dengan cara
membuat daun pintu yang tidak massif. Daun pintu dibuat dengan desain semi
terbuka, bagian atasnya berbentuk jeruji yang ditutup dengan kawat nyamuk.
Dengan demikian, dalam keadaan pintu tertutup dan terkunci pun aliran angin tetap

6
masuk ke dalam ruangan. Apabila diperlukan lebih banyak privasi, cukup
ditambahkan gorden, dan aliran udara tetap masuk.

2.1.3 Penghawaan Alami Untuk Daerah Iklim Tropis


Suhu antara 28º-38º C musim kemarau, 25º-29º C musim hujan. Bukaan lebar
diperlukan untuk sirkulasi udara (panas, kotor, lembab ke luar) dalam ruang. Jika
kanan kiri belakang bangunan terhalang bangunan tetangga, bisa digunakan menara
angin, tekanan udara panas akan tertarik keluar dari menara ini digantikan udara
segar. Sebaiknya bhangunan memiliki beranda beratap yang cukup lebar sebagai
penahan, penyaring udara panas antara ruang luar dan ruang dalam, selain sebagai
penegas pintu masuk dan tempat penerima tamu. Sebaiknya di sekeliling bangunan
ditanami pepohonan, perdu dan semak untuk menyaring udara, debu dan polusi.
Kelembaban udara 40-70 % di musim hujan, 80-100 % di musim hujan.
Curah hujan mencapai 3000 mm/ tahun (tinggi). Atap bersudut besar (35º atau lebih
/ kemiringan curam adalah solusinya, agar air hujan cepat mengalir ke bawah.
Kecepatan angin 5 m/detik (lemah). Makin lembab makin lemah anginnya.
Di iklim tropis lembab mampu beradaptasi pada suhu antara 24º-30º C,
merasa kurang nyaman di ruangan bersuhu di atas 28º C. Sinar matahari menyinari
alam tropis/ khatulistiwa sekitar 12 jam perharinya
2.1.4 Manfaat penghawaan alami
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah menjaga
agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan
oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah yang berarti kadar
karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.
Fungsi kedua adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama
bakteri pathogen yang cenderung hidup dan berkembang dalam ruangan dengan
dengan tingkat kelembapan tinggi. Dengan sirkulasi yang baik, bakteri akan
terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

7
2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Penghawaan Alami
Suplai udara segar menggantikan udara kotor di dalam ruang secara alami
tanpa menggunakan peralatan mekanis
Kelebihan :
1. Ramah Lingkungan
2. Lebih hemat
Kekurangan :
1. Suhu, kecepatan angin, kelembaban, kualitas udara tidak mudah diatur
2. Gangguan serangga
3. Gangguan lingkungan

2.1.6 Temperatur dan Kecepatan Angin


Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di
sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima
oleh permukaan bumi. Untuk mengatasi temperatur yang tinggi seperti di kota besar
memperbanyak dan memberdayakan area taman baik taman depan, samping,
dalam, atau belakang untuk mendapatkan penghawaan yang sesuai untuk rumah
tinggal atau bangunan.

2.1.7 Sumber Penghawaan Alami


Sumber penghawaan alami sangat bergantung pada kondisi angin di sekitar
bangunan. Untuk mendapatkan penghawaan alami ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan
1. Tersedianya udara luar yang sehat (bebas bau, debu dan polutan)
2. Suhu udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 28 C)
3. Tidak banyak bangunan disekitar yang akan menghalangi aliran udara horizontal
4. Lingkungan tidak bising

8
2.1.8 Penghawaan alami dan iklim
Penghawaan alami termasuk dalam kategori pendingin pasif, yang
dimaksud pendingin pasif adalah kondisi di dalam berubah-ubah tergantung arah
angina yang datang, karena itulah penghawaan alami juga sangat tergantung pada
iklim di sekitar bangunan.

Karena Indonesia terletak di sepanjang garis katulistiwa, Indonesia


memiliki iklim tropis lembab, pada umumnya bangunan-bangunan didesain dengan
memaksimalkan kecepatan angin untuk dapat mendinginkan struktur bangunan
ataupun pencapaian kenyamanan psikologis.

Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi iklim makro. Sebagai
contoh di wilayah Indonesia angin dalam iklim makro megalir dari arah Tenggara
ke Barat Daya. Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-
bentuk di sekitar bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada
teori penataan masa bangunan yang di buat berselang-seling hingga aliran angin
dapat lebih lancar tanpa tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari pengelolaan
lingkungan sekitar bangunan adalah rancangan tangkapan angin dengan masa
bangunan yang menyudut hingga mengarahkan angin lebih keras.

Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada aliran
angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas.
Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa udara akan
mengalir dari tempat bertekanan rendah pada suhu yang dingin menuju tempat
bertekanan tinggi pada suhu yang panas. Jika dalam satu bangunan terdapat ruang
panas dibagian atap, sedang ruang dingin di bagian bawah yang terteduhi pohon
atau terdinginkan dengan kolam, maka perlu diatur ruang-ruang diantaranya
sehingga menjadi penghubung dua lokasi ruang yang berbeda tekanan dan suhu
tersebut. Ruang-ruang antara ini seayaknya memiliki bukaan atau dibuat dengan
partisi yang tidak memenuhi dinding sehingga dapat mengalirkan angin.

9
Dalam kasus tertentu arah angin dapat sejajar dengan dinding, oleh
karenanya perlu rancangan detail arsitektur agar membentuk bukaan yang mampu
menangkap arah angin tersebut. Sirip-sirip yang diletakkan vertikal di samping
jendela akan dengan mudah menangkap angin dan mengalirkannya ke dalam ruang
hingga tercapai kesejukan. Dalam satu ruang minimal perlu diletakkan dua jendela
dalam posisi yang berjauhan agar terjadi ventilasi silang (cross ventilation).

Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu.


Lingkungan luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup
tanah/pasir berpotensi menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam
bangunan. Untuk mengantisipasi selayaknya di sekeliling bangunan banyak
ditanam pepohonan dan rumput sebagai filter debu sekaligus pendingin suhu.
Rumput dan tanaman perdu yang terkena debu akan bersih ketika terjadi
penyiraman pada dedaunan dan membawa kotoran jatuh ke dalam tanah

Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga
karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di
sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi.

Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih
ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya
berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara
menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamanakan konveksi

Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu
udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan
besarnya energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu
wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan mempunyai
suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung lebih rendah.

10
Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi
panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas,
yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.

2.2 Peran Penghawaan dalam Kehidupan


Perencanaan penghawaan yang baik didalam rumah lebih optimal dengan
menggunakan penghawaan alami. Penghawaan yang baik akan membawa dampak
positif baik bagi fisik bangunan maupun pengguna, diantaranya :

Menjaga kelembaban dalam rumah,

Dengan adanya aliran udara didalam rumah, akan mengurangi tingkat


kelembaban. Kelembaban yang berlebih dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur
didalam rumah. Selain itu, dengan kelembaban yang tinggi, asupan udara dalam
pernafasan penghuni rumah juga menjadi kurang baik sehingga dapat mengganggu
kesehatan.

Mendapatkan suhu udara rumah yang nyaman,

Suhu udara ideal yang nyaman bagi manusia adalah 24-26’C. Sedangkan
kelembaban ideal yang sehat adalah 50-60%. Suhu udara dalam rumah dapat naik
akibat dari kondisi fisik bangunan maupun aktivitas dari penghuni. Paparan sinar
matahari pada siang hari, aktivitas memasak, computer, merokok, dan lain-lain
merupakan penyebab dari naiknya suhu udara di dalam rumah. Tanpa adanya
perencanaan penghawaan yang tepat, kenaikan suhu udara tersebut dapat
mengakibatkan kenyamanan menjadi terganggu.

Menghemat energi,

Dengan penghawaan alami, penghuni lebih hemat energy karena tidak perlu
memakai sistem penghawaan buatan. Penghawaan buatan seperti air conditioner,
exhaust fan, kipas angin, dan sistem penghawaan buatan lainnya saat ini masih
dominan menggunakan energy listrik yang cukup besar.

11
Mendapatkan udara segar dari luar.

Dengan sistem penghawaan yang benar, udara segar dari luar rumah dapat
masuk dan menggantikan polusi udara dalam rumah. Polusi udara dalam rumah
dapat berupa asap rokok, asap kompor, udara dengan bakteri/virus ketika salah satu
penghuni sakit, aroma wewangian, karbondioksida, dll. Sedangkan udara segar dari
luar berupa oksigen dapat berasal dari vegetasi yang berada di sekitar rumah.

Keamanan dalam rumah,

Beberapa kasus terjadinya kebakaran akibat tabung gas bocor merupakan


salah satu contoh perencanaan penghawaan yang tidak baik. Gas yang bocor akan
terperangkap dalam ruangan tanpa bisa keluar sehingga terakumulasi dan
menyebabkan kebakaran.

2.3 Hal-Hal yang Sangat Berkaitan dengan Penghawaan Alami

1. Pencahayaan
Yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita buat, terutama untuk
pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena berhubungan dengan
pembukaan.

2. Kelembaban
Yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.
3. Luas bukaan
Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian udara, dan
masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang angin atau
lostos atau lupangan, dan lubang-lubang lain yang mungkin ada pada suatu
ruangan.

2.4. Hal yang Biasa Diperhatikan Mengoptimalkan Pengkondisian


Penghawaan

a. Orientasi Bangunan.
Radiasi matahari adalah penyebab utama tingginya suhu di dalam rumah.
Sebisa mungkin hindari banyak bukaan di arah timur dan barat. Apabila tidak bisa

12
dihindari, bisa diupayakan adanya barrier terhadap radiasi panas matahari,
terutama matahari sore di arah barat. Barrier bisa berupa tanaman atau vegetasi,
atau elemen bangunan berupa sun shading. Sun shading berupa elemen vertikal
(sirip) atau elemen horizontal (topi-topi/over hang).

Indonesia secara geografis memiliki iklim tropis. Arah lintasan matahari dari
timur ke barat dapat menyebabkan suhu didalam rumah meningkat apabila kita
salah dalam menempatkan bukaan. Arah hadap bukaan yang paling ideal adalah
menghadap utara atau selatan agar tidak terpapar langsung sinar matahari.

Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin. Letak


gedung yang paling menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke barat.
Bukaan-bukaan menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar langsung sinar
matahari.

b. Menata bentuk dan konfigurasi ruang didalam rumah.

Bentuk bangunan yang terlalu massif dan melebar tegak lurus dengan arah
angin luar akan menghambat aliran udara yang masuk ke dalam rumah. Maka
diperlukan bentuk massa bangunan rumah yang dinamis sesuai dengan pergerakan
angin luar. Penataan ruang dalam rumah yang terlalu bersekat-sekat juga akan
menghambat aliran udara yang masuk dan melewati ruang dalam rumah. Sehingga
diperlukan penataan ruang yang meminimalisir sekat pembatas.

Letakkan ruangan yang berpotensi sebagai penghasil polusi, panas dan lembab
jauh dari area lain. Berikan ventilasi yang cukup besar pada ruang tersebut sehingga
udara dapat keluar masuk dengan lancar. Tambahkan teras yang mempunyai fungsi
sebagai ruang perantara udara luar dan dalam, sehingga terjadi penyesuaian.

c. Perbanyak bukaan.
Bukaan atau ventilasi udara yang dianjurkan adalah paling tidak sebesar 15%
dari luas lantai bangunan.

d. Atur letak bukaan.


Ventilasi udara haruslah berada di kedua sisi bangunan atau ruangan. Tidak
akan banyak manfaatnya apabila bukaan hanya berada di salah satu sisi

13
bangunan. Udara luar tidak akan bisa masuk ke dalam rumah bila tidak ada lubang
yang lain untuk jalan keluar udara. Jadi, harus dihindari memanfaatkan seluruh
kavling hingga ke belakang. Sisakan sedikit bagian kavling di belakang rumah yang
terbuka hingga ke atas, supaya terjadi ventilasi silang. Dalam satu ruangan pun,
sebaiknya, jendela/bukaan tidak berada pada sisi yang sama. Misalkan suatu bidang
dinding mempunyai jendela di sisi sebelah kiri, sebaiknya bidang dinding yang
berseberangan mempunyai jendela di sisi kanan. Dengan konfigurasi seperti ini,
diharapkan seluruh bagian rumah/ ruangan akan tersentuh oleh aliran udara.

Inti dari penghawaan alami yang baik adalah pergerakan udara. Pergerakan
udara bisa terjadi ketika ada bukaan yang memungkinkan udara masuk dan keluar
rumah. Bukaan ini bisa berupa jendela, boven, roster, atau lubang pada dinding.
Sifat udara panas yang mengalir ke atas, memerlukan bukaan pada bagian atas
dinding.

e. Menggunakan sistem cross ventilation.

Penempatan bukaan pada rumah yang berseberangan sebaiknya tidak


diletakkan berdekatan atau sejajar, agar angina yang lewat tidak segera keluar,
namun dapat menjangkau melewati seisi ruangan terlebih dahulu. Penempatan
dengan cara menyilang dapat lebih optimal untuk pergerakan udara di dalam ruang.

f. Menanam vegetasi di sekitar rumah

Fungsi vegetasi dalam kaitannya dengan penghawaan diantaranya adalah


sebagai penghasil O2, penahan radiasi matahari, dan perindang. O2 merupakan
kebutuhan pokok manusia untuk bernafas, sehingga lebih banyak vegetasi, suplai
O2 ke dalam rumah semakin banyak. Radiasi matahari yang dapat berbahaya bagi
manusia, dapat tereliminasi dengan hadangan dari rimbunnya daun vegetasi. Udara
panas akibat terpapar sinar matahari juga dapat berkurang oleh halangan tajuk
vegetasi. Vegetasi juga dapat ditempatkan didalam rumah untuk penyejuk ruangan.
Sifat dasar material vegetasi yang menyerap panas akan mengurangi tingkat suhu
didalam rumah.

g. Menggunakan Plafond Sebagai Perangkap Panas dan Insulator dibawah


Atap.

14
Udara panas akibat terpaparnya atap oleh sinar matahari, dapat terperangkap
dan tidak menyebar ke area bawah ruangan dengan adanya plafond. Lebih baik lagi
ketika udara panas tersebut diberikan jalan berupa bukaan pada gunung-gunung
sehingga dapat keluar. Udara panas dari atap juga dapat dihalangi dengan bahan
material insulator yang sudah banyak dijual di pasaran.

h. Menggunakan Material Alami Bangunan yang Banyak Menyerap Panas.

Material alami seperti kayu pada rumah baik untuk dinding, pelapis dinding,
maupun interior dapat mengurangi panas yang ada pada ruangan. Bisa juga
menggunakan tanaman sebagai pagar pembatas, atau menggunakan kolam air
sebagai penyejuk. Penggunaan genteng tanah liat lebih meminimalisir panas
daripada penggunaan atap berbahan logam.

i. Menggunakan Secondary Skin Pada Dinding Rumah

Secondary skin atau dinding pelapis dapat mereduksi panas dalam rumah
karena udara panas terperangkap pada ruang antara dinding rumah dengan
secondary skin. Ini sangat bagus diterapkan pada dinding rumah yang terkena
paparan sinar matahari secara langsung terus menerus.

2.5 Penerapan Penghawaan Alami Pada Bangunan

Penghawaan alami yang paling penting ialah angin/udara alami. Oleh karena
itu dalam merencanakan sebuah bangunan kita diharuskan bagaimana memberi
bukaan-bukaan atau meletakkan bukaan yang tepat pada setiap bangunan agar
penghawaan yang masuk dalam bangunan dapat masuk secara optimal dan dapat
memberikan kenyamanan di dalamnya.

Dampak bangunan terhadap alam disekitarnya yaitu :

1. Bentuk pola massa

2. Geometri bangunan

3. Kondisi topografi

4. Kekasaran permukiman

5. Orientasi massa bangunan

15
Faktor faktor penghawaan alami yang masuk pada bangunan

1. Tingkat kekuatan angin

2. Pergerakan udara

3. Adanya perbedaan tekanan

4. Adanya perbedaan suhu

2.5.1 Tata Massa Bangunan ‘

Tata massa dalam perancangan sangat mempengaruhi pergerakan udara.


Melalui pengolahan tata massa dapat memecah, menghalangi, dan mengarahkan
angin pada bangunan

Pola tata massa bangunan dapat mempengaruhi pergerakan angin yang dapat
menghasilkan sistem penghawaan alami dalam suatu bangunan melalui bukaan,
yang dapat menimbulkan kenyamanan thermal pengguna bangunan

2.5.2 Pola Tatanan Massa Bangunan

Kecepatan aliran udara tidak dapat merata masuk dalam bangunan. Udara
akan masuk dari sisi depan dan belakang bangunan saja. Karena tidak ada jarak
antar bangunan yang dapat membantu aliran udara menyebar ke berbagai sisi
bangunan

Pola tata massa berderet diatas sudah terdapat jarak antar massa untuk
mempermudah aliran udara masuk ke seluruh ruang dalam bangunan. Namun

16
karena jarak terlalu sempit, maka kemerataan aliran udara pada tiap-tiap bangunan
kurang terpenuhi

Penataan pola massa berderet seperti ini, dengan diberikan jarak yang cukup.
Maka aliran udara dapat menyebar masuk dalam tiap sisi hunian. Sehingga
kecepatan angin yang ditangkap oleh hunian dapat lebih merata.

Pada penataan massa majemuk seperti gambar diatas, aliran udara dapat
mengalir lebih mudah daripada tata massa berderet. Namun tidak ada jarak antar
massa bangunan, maka kecepatan aliran udara juga tidak dapat mengalir merata
pada masing-masing bangunan

Pola tata massa majemuk diatas lebih baik daripada pola tata massa majemuk
sebelumnya, karena terdapat jarak antar bangunan. Sehingga kecepatan aliran udara
dapat membelok dan merata ke masing-masing bangunan dari berbagai sisi secara
maksmima

17
Tata massa majemuk diatas merupakan tata massa yang paling baik. Karena
jarak yang digunakan sangat cukup, sehingga kecepatan angin dapat mengalir dan
membelok pada merata pada tiap bangunan. Angin yang ditangkap oleh bangunan
juga lebih banyak karena aliran udara merata pada masing-masing

2.5.3 Bentuk Massa Bangunan

Udara mengalir dari tempat bertekanan tinggi menuju ke daerah bertekan


rendah. Tekanan udara dapat di manipulasi degan mengatur lokasi dan ukuran
bukaan. Jika kecepatan udaranya rendah, outletnya di perbesar.

Bangunan sebaiknya berbentuk persegi panjang, hal ini menguntungkan


dalam penerapan ventilasi silang

2.6 Faktor Desain Penghawaan

a. Orientasi Bangunan

 Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin. Letak


gedung yang paling menguntungkan apabila memilih arah dari timur ke
barat. Bukaan- bukaan menghadap Selatan dan Utara agar tidak terpapar
langsung sinar matahari.

18
 Letak gedung tegak lurus terhadap arah angina

 Menghadirkan pohon peneduh di halaman yang dapat menurunkan suhu

 Memakai bentuk atap miring (pelana sederhana) yang dapat mengeliminasi


suhu dibawah ruang bawah atap

 Plafon yang ditinggikan, agar udara dapat bergeraklebih bebas


 Memiliki bukaan yang cukup untuk masuknya udara
 Penempatan bukaan secara horizontal maupun vertikal
 Penempatan ruangan yang lebih besar ke arah aliran angin

19
 Hindari penempatan bukaan dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini
menyebabkan perputaran angin telalu cepat
 Hindari penempatan bukaan yang benar-benar berseberangan, hal ini
menyebabkan angin yang masuk langsung keluar begitu saja
 Memperhatikan orientasi jendela terhadap matahari, misalnya ruang tidur
tidak boleh menghadap ke barat
 Memakai menara angin, yang berfungsi menangkap dan menghisap angin,
sehingga udara dapat terus bersirkulasi
 Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur)sebaiknya dijauhkan
sedikit dari rumah
 Ruang yang menambah kelembaban (kamar mandi, wc, tempat cuci) harus
direncanakan dengan pertukaran udara yang tinggi.
 Memberi teras pada bangunan/rumah, berfungsi sebagai area peralihan
antara ruang luar (halaman) dengan ruang dalam (bangunan) yang dapat
menciptakan iklim mikro, baik di dalam bangunan ataupun di sekitarnya.
 Memberi teritisan lebar di sekeliling atap bangunan untuk membuat ruang
di dalamnya semakin sejuk

Beberapa cara untuk meningkatkan kualitas udara di dalam bangunan :

1. Penataan ruang yang tepat

2. Memakai bahan bangunan dan bahan perabot yang mengandung


bahan kimia sedikit

3. Memastikan tidak ada jamur pada elemen bangunan dan perabot akibat
kelembaban tinggi

4. Memperbanyak penanaman tumbuhan hijau

5. Membatasi merokok di dalam ruangan

6. Mamakai konsep secondary skin pada fasad untuk meredam panas matahari.

7. Menyediakan lahan terbuka di dalam bangunan

8. Menggunakan Insulator panas di bawah material atap

20
9. Meletakkan Kolam air pada lingkungan bangunan

2.7 Jenis Penghawaan Alami

a. Cross Ventilation System


Cross Ventilation System (CVS) atau yang biasa disebut sistem ventilasi
silang dapat dilakukan dengan meletakkan dua buah jendela atau bukaan di kedua
sisi ruangan. Ventilasi ini dapat diletakkan diberbagai tempat bangunan, seperti di
atas jendela dan pintu yang berrfungsi mengalirkan udara di tengah ruangan, diatap
(contoh ventilasi pada plafon memberikan ruang agar udara panas dari dalam
bangunan dapat keluar sehingga aliran udara segar dalam ruangan lancar) serta
ventilasi bawah yang berfungsi memberikan pasokan udara lebih banyak dan
merata kedalam ruangan
Udara di dalam ruangan harus selalu diganti oleh udara segar karena udara di
dlaam ruangan ini banyak mengandung CO2 (karbondioksida) hasil aktivitas
penghuni ruangan seperti bernapas, merokok, menyalakan lilin,memasak, dan
sebagainya. Sementara itu, udara bersih yang dimasukkan ke dalam ruangan adalah
udara yang banyak mengandung O2 (oksigen).
Dalam system cross ventilation ini dikenal dua macam bukaan, sebagai berikut
· Inlet, merupakan bukaan yang menghadap ke arah datangnya angin sehingga
berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ruangan.
· Outlet, merupakan bukaan lain di dalam ruangan yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara.

21
Bukaan yang dimaksud di atas dapat berupa lubang angin, kisi-kisi, jendela
yang bias dibuka, pintu yang senantiasa terbuka atau pintu tertutup yang bias
mengalirkan udara (misalnya pintu kasa atau pintu berjalusi.

Agar ruangan dapat teraliri udara secara optimal maka perletakan bukaan
harus disesuaikan dengan arah datangnya angin. Perletakan/posisi
bukaan inlet dan outletdalam system cross ventilation dapat dibedakan menjadi dua
jenis, sebagai berikut. Posisi diagonal (cross). Bukaan inlet dan outlet diletakkan
dengan posisi ini apabila angin dating secara tegak lurus (perpendicular) ke arah
bukaan inlet.

22
Posisi berhadapan langsung. Bukaan inlet dan outle tdiletakkan pada posisi
ini mana kala angin datang bersudut/tidak tegak lurus (obligue) ke arah bukaan
inlet.

Namun ada kalanya perletakan bukaan ini tidak dapat disusun seperti teknik
di atas. Hal ini mungkin terjadi karena bidang yang mengarah ke luar tidak saling
berhadapan. Disamping itu, sebab lain yang mungkin timbul adalah faktor
keterbatasan lahan sehingga ruang tersebut hanya memiliki satu bidang saja yang
menghadap kea rah luar bangunan. Pada kondisi-kondisi semacam ini, cross
ventilation tetap dapat dilakukan yaitu dengan menambahkan sirip-sirip vertikal di
tepi bukaan sebagai pengarah udara untuk masuk atau keluar ruangan. Sirip-sirip
vertikal ini bisa terbuat dari batu bata, kayu, maupun beton.

23
Pada inlet dan outlet secara vertikal juga harus diperhatikan. Posisi inlet yang
lebih rendah daripada outlet akan mengalirkan udar pada ketinggian tubuh manusia
sehingga tubuh manusia bias merasakan kesejukan dari udara tersebut. Sebaliknya,
posisi inlet yang lebih tinggi daripada outlet justru akan membuat aliran udara
hanya menjangkau sebagian kecil tubuh manusia bagian atas sehingga kesegaran
tidak dapat dirasakan penghuni rumah tersebut.
Detail pemasangan bukaan juga harus diperhatikan agar diperoleh cross
ventilation yang sempurna. Posisi bukaan penangkap udara (inlet) sebaiknya berada
pada ketinggian aktivitas manusia, yaitu sekitar 0,5-0,8 m, sementara bukaan outlet
sebaiknya dibuat lebih tingggi karena udara yang akan dikeluarkan dari ruangan itu
adalah udara yang panas dan udara yang panas selalu berada di bagian atas ruangan.
Alternatif lain perletakan outlet adalah pada atap apabila menggunakan atap
bertipe jack roof. Lubang antara atap induk dengan atap ‘topi’ pada jack roof dapat
diberi kisi-kisi sebagai bukaan keluarnya udara (outlet). Posisi outlet pada atap
inilebih efektif untuk mengeluarkan udara panas yang banyak berkumpul di bagian
atas ruangan tersebut.

24
Dimensi atau kecepatan aliran udara dari bukaan inlet dan outlet juga harus
diperhatikan. Jika bukaan inlet memiliki dimensi atau kecepatan aliran udara lebih
kecil daripada bukaan outlet maka kecepatan aliran udara di dalam ruangan akan
meningkat 30% dari kecepatan udara di luar ruang. Namun, jika
bukaan inlet memiliki dimensi atau kecepatan aliran udara lebih besar daripada
bukaan outlet maka kecepatan aliran udara di dalam ruang akan turun 30% dari
kecepatan di luar ruangan.

Dari kedua tipe dia atas, pemilihan dimensi bukaan inlet yang lebih kecil dari
bukaan outlet atau memakai dimension yang sama besar namun dengan model yang
berbeda (kemampuan alir udara berbeda) lebih direkomendasikan.

25
Menurut cara membukanya, ventilasi alami ada 2 macam. Yaitu ventilasi
alami yang terbuka permanen, ataupun ventilasi alami temporer yang dapat dibuka
dan ditutup. Sebaiknya, sebuah rumah mempunyai keduanya. Ventilasi permanen
untuk menjamin pertukaran udara minimal setiap hari, ventilasi temporer untuk
difungsikan apabila memerlukan kondisi penghawaan yang lebih baik, misalnya
ketika jumlah penghuni rumah sedang banyak, atau ketika cuaca sangat panas.

2.7.1. Jenis Ventilasi


Menurut cara membukanya, ventilasi alami ada 2 macam. Yaitu ventilasi
alami yang terbuka permanen, ataupun ventilasi alami temporer yang dapat dibuka
dan ditutup. Sebaiknya, sebuah rumah mempunyai keduanya. Ventilasi permanen
untuk menjamin pertukaran udara minimal setiap hari, ventilasi temporer untuk
difungsikan apabila memerlukan kondisi penghawaan yang lebih baik. Jenis-jenis
ventilasi alami :

1. Jendela biasa.

Gambar 3.2 Jendela Biasa

26
Sumber: fandicivilba89.blogspot.co.id

2. Jendela boven. Boven biasanya berada di atas kusen, bisa menjadi satu atau
terpisah. Boven ada beberapa macam, ada boven yang mempunyai daun seperti
jendela biasa, ada boven yang diisi dengan 2 bilah kaca yang menyisakan celah
udara di antaranya seperti yang banyak dipakai di kamar mandi, atau boven yang
yang diisi dengan ram kayu. Ram kayu berguna untuk faktor keamanan, yaitu
supaya tidak ada orang yang bisa menerobos masuk melalui lubang boven.

Gambar 3.3 Jendela


Boven
Sumber:
fandicivilba89.blogspot.co.
id

3. Jalusi/krepyak. Adalah bilah-bilah kayu yang terpasang permanen di kusen.


Celah-celah di antara bilah-bilah inilah yang akan menjadi lubang untuk aliran
udara alami.

Gambar 3.4 Jalusi/Krepyak


Sumber : fandicivilba89.blogspot.co.id

27
4. Kaca naco. Kaca naco adalah jendela yang kacanya dibagi menjadi beberapa
segmen dan mempunyai mekanisme yang bisa digerakkan membuka dan menutup.
Kaca naco mempunyai kelemahan berupa faktor keamanan yang tidak terlalu baik.
Selain itu, kaca naco termasuk kurang ekonomis.

Gambar 3.5
Kaca Naco
Sumber :
fandicivilba89.blogspot.co.
id

5. Loster. Loster adalah sebutan untuk ornamen yang mengisi lubang ventilasi di
dinding. Kegunaan loster sama seperti ram, yaitu untuk memperkecil ukuran lubang
karena faktor keamanan. Loster sendiri terbuat dari berbagai macam bahan :
 Loster kayu. Seperti halnya kusen, loster kayu memerlukan finishing.
Finishing loster kayu bisa mempergunakan cat kayu, politur, atau melamin.
 Loster beton. Biasanya berharga paling murah. Loster beton pun
mempunyai kualitas yang bermacam-macam. Ada yang halus, ada yang
kasar. Ada yang mempunyai satu sisi, ada yang mempunyai 2 sisi. Loster
beton terbuat dari campuran semen, air, dan pasir yang dipress. Kekuatan
loster beton tentu tergantung kekuatan dan banyaknya semen yang menjadi
campurannya. Finishing loster beton biasanya hanya menggunakan cat
tembok biasa.

28
 Loster keramik. Loster keramik cocok bagi rumah yang bergaya unik dan
etnik. Loster keramik tidak memerlukan finishing lagi.
 Loster tanpa pengisi. Ada juga loster yang hanya merupakan lubang di
tembok saja, dan tidak diisi dengan bahan pengisi apapun. Syaratnya adalah
lubang tersebut tidak mempunyai lebar lebih dari 15 cm. Pertimbangannya
adalah faktor keamanan.

Gambar 3.6 Loster Kayu


Sumber: fandicivilba89.blogspot.co.id

Gambar 3.8 Loster Beton


Oleh Texas Engineering Experiment Station, telah dilakukan penelitian tentang
ventilasi silang dengan hasil sebagai gambar-gambar di bawah ini:
 Tak ada arus, karena tak ada jalan keluar.
 Lubang keluar sama luas dengan lubang masuk. Arus ventilasi yang terjadi
baik untuk daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik bila lubang keluar
diperluas lagi.
 Lubang masuk tinggi lubang keluar rendah, tidak baik, karena menimbulkan
daerah udara-mati di bawah lubang masuk, yang justru merupakan tempat
yang balk dan dibutuhkan oleh tubuh manusia
 Lubang-lubang luas, ventilasi baik sekali.
 Penambahan lubang keluar, memperbaiki situasi pada daerah tubuh
manusia.

29
 Pada lubang masuk diberikan semacam overstek dan angin langsung keluar
lewat lubang sisi keluar.
 Pada sisi keluar ditambahkan satu lubang di bagian bawah, dan terjadilah
perbaikan aliran udara pada daerah tubuh manusia.
 Dengan melepas sedikit overstek, aliran udara menjadi lebih baik lagi.
 Dengan kasa-kasa ventilasi dapat lebih diperbaiki lagi.

2.7.2 Faktor Sistem Ventilasi


Sistem ventilasi (kata benda) (ventilation system) adalah salah satu
komponen bangunan yang mendukung terjadinya proses ventilasi atau pergantian
udara di dalam ruangan.
Faktor-faktor desain sistem ventilasi yang mempengaruhi pergerakan udara
di dalam bangunan yaitu sebagai berikut:
1. Orientasi bukaan
2. Lokasi bukaan
3. Dimensi bukaan
4. Rasio bukaan
5. Tipe bukaan
6. Pengarah bukaan
7. Jalur sirkulasi dan penghalang

a. Orientasi Bukaan
Dengan menggunakan model ruang bujur sangkar atau persegi panjang, ditinjau
secara
denah, posisi outlet terhadap inlet sebagai berikut:
1.Berhadapan
2.Bersebelahan
3.Pada sisi yang sama

30
Orientasi bukaan dengan pergerakan udara di dalam ruang berkaitan dengan:
1. Orientasi inlet dengan arah gerak udara.
Perbedaan orientasi inlet terhadap arah angin datang mengakibatkan
perbedaan arah pergerakan udara.
2. Orientasi inlet dan outlet dengan kecepatan gerak udara.
Perbedaan orientasi inlet dan outlet terhadap arah angin datang
mengakibatkan perbedaan kecepatan gerak udara.

Orientasi bukaan harus diatur dengan sudut tertentu terhadap arah angin
datang, tergantung apakah pergerakan udara pada tapak menjadi potensi atau
kendala, agar diperoleh arah dan kecepatan gerak dalam ruang yang mendukung
perolehan kenyamanan termal.

31
b. Lokasi Bukaan
Kaitan lokasi bukaan dengan pergerakan udara di dalam ruang adalah
sebagai berikut:
1. Lokasi inlet dan outlet dengan arah gerak udara
2. Perbedaan elevasi antara inlet dan outlet dengan arah gerak udara
Parameter pergerakan udara yang merata dalam ruang sebagai berikut:
1. Udara bergerak menyapu hampir seluruh ruang
2. Terbentuk olakan (eddy) yang membantu pemerataan aliran udara pada
area yang tidak langsung dilalui angina
3. Terjadi cross ventilation, posisi inlet, dan outlet tidak frontal berhadapan dan
tidak berada pada elevasi yang sama

32
Untuk mendukung perolehan kenyamanan termal, posisikan inlet dan
outlet pada posisi yang tepat, tidak frontal berhadapan dan berbeda elevasi
(lihat gambar di atas C dan D) sehingga terbentuk cross ventilation dimana
arah gerak udara dalam ruang lebih merata.

Kaitan lokasi bukaan dengan pergerakan udara di dalam ruang adalah


sebagai berikut:
1. Lokasi inlet dan outlet dengan arah gerak udara
2. Perbedaan elevasi antara inlet dan outlet dengan arah gerak udara

Parameter pergerakan udara yang merata dalam ruang sebagai berikut:


1. Udara bergerak menyapu hampir seluruh ruang
2. Terbentuk olakan (eddy) yang membantu pemerataan aliran udara pada
area yang tidak langsung dilalui angina

33
3.Terjadi cross ventilation, posisi inlet, dan outlet tidak frontal
berhadapan dan tidak berada pada elevasi yang sama

c. Dimensi Bukaan
Kaitan dimensi bukaan dengan pergerakan udara di dalam ruang yaitu
meliputi laju udara (air flow) dan pergantian udara (air changes). Makin besar
dimensi inlet, laju udara (air flow) dan pergantian udara (air changes) makin
tinggi. Agar sirkulasi udara berjalan dengan baik, diperlukan luas minimal
bukaan udara masuk (inlet) dengan nilai tertentu. Luas ini adalah nilai rata-rata
yang diperlukan untuk ventilasi/ penghawaan alami pada suatu ruang di iklim
tropis basah dengan kondisi kecepatan udara normal (0,6 m/det s/d 1,5 m/det).

Pemilihan alternatif cara perhitungan berdasarkan:

1. Perolehan radiasi panas matahari. Persentase berdasarkan luas dinding


fasad antara 40% - 80% luas dinding. Makin besar perolehan radiasi panas
matahari maka angka persentase makin kecil.
2. Estetika. Proporsi luas bukaan udara masuk (inlet) terhadap luas dinding
(window to wall ratio/ WWR) tetap mempertimbangkan nilai estetika.
Cara perhitungan luas minimal suatu bukaan udara masuk (inlet) pada suatu
ruang adalah:
1. Berdasarkan luas dinding fasad ruang. 40% - 80% luas dinding
2. Berdasarkan luas ruang. 20% luas ruang.

34
Dimensi bukaan 20% luas ruang Dimensi bukaan 80% luas fasad

Dari dua cara perhitungan tersebut, diambil perolehan luas yang terbesar dengan
tetap tidak mengabaikan estetika. Karena luas merupakan nilai rata-rata maka
perhitungan dapat diterapkan pada ruang dengan kedalaman berapa pun asalkan
masih dapat dijangkau oleh pergerakan udara, juga memungkinkan diterapkan
pada fasad dengan orientasi mana pun yang tidak terkait arah angin datang.

d. Rasio Bukaan

1. Dengan luas outlet yang sama, makin luas inlet, kecepatan gerak udara dalam
ruang cenderung makin meningkat.

2. Dengan luas inlet yang sama, makin besar luas outlet, kecepatan gerak udara
dalam ruang cenderung makin meningkat.

35
Berdasarkan gambar di atas, jika kecepatan gerak udara di tapak/ luar bangunan
100% dan orientasi inlet 45 terhadap arah angin datang, dapat disimpulkan bahwa
dengan luas inlet yang sama, makin besar luas outlet, kecepatan gerak udara dalam
ruang cenderung makin meningkat.

e. Tipe Bukaan

Bukaan (opening) pada bangunan dapat berupa jendela, lubang angin, lubang,
celah, dan kisi-kisi.

36
Kaitan tipe bukaan dengan pergerakan udara di dalam ruang sebagai berikut:

1. Tipe inlet yang berbeda akan menghasilkan arah gerak udara yang berbeda

2. Tipe inlet yang berbeda akan menghasilkan efektifitas yang berbeda terhadap
laju udara dan pergantian udara

Terkait kenyamanan termal, bila kecepatan gerak udara/ angin adalah potensi maka
tipe inlet yang dibutuhkan, yaitu sebagai berikut:

1. Tipe inlet harus dapat mengarahkan gerak udara dalam ruang semerata
mungkin.

2. Tipe inlet harus optimal dalam mendukung laju udara (air flow) dan pergantian
udara dalam ruang.

3. Tipe inlet harus fleksibel untuk dibuka tutup tergantung kebutuhan.

f. Pengarah Bukaan

Pada gambar di atas sebagai pengarah pada inlet adalah sebagai berikut:

1. Inlet A dan D, Daun jendela tipe bukaan horizontally pivoted yang mengarahkan
gerak udara ke bawah dan ke atas.

2. Inlet B, Kisi-kisi yang mengarahkan gerak udara ke atas.

3. Inlet C, Daun jendela tipe bukaan casement top hung yang mengarahkan gerak
udara ke bawah.

37
Pada gambar di samping sebagai pengarah pada inlet adalah sebagai berikut:

1. Inlet A dan B, Kisi-kisi yang mengarahkan gerak udara ke atas dan ke bawah

2. Inlet C, Daun jendela tipe bukaan casement top hung yang mengarahkan gerak
udara ke atas

3. Inlet D, Lubang pada dinding dengan tambahan tirai gulung (screen) yang
mengarahkan gerak udara ke bawah.

g. Jalur Sirkulasi dan Penghalang

Pada penghawaan alami, sistem ventilasi meliputi bukaan udara masuk (inlet),
bukaan udara keluar (outlet), dan jalur sirkulasi udara antara inlet dan outlet.

38
Pergerakan udara dalam ruang yang terjadi berdasarkan gambar (dengan titik
acuan notasi bintik merah) sebagai berikut:

1. Kondisi A

Outlet bersebelahan dengan inlet, titik acuan belum memperoleh gerak udara
yang merata.

2. Kondisi B dan C

Outlet bersebelahan dengan inlet seperti kondisi A, penambahan dinding


penghalang belum dapat mengarahkan gerak udara semerata mungkin.

3. Kondisi D

Outlet bersebelahan dengan inlet, dinding memanjang di depan inlet menjadi


penghalang.

4. Kondisi E dan F

Outlet berhadapan dengan inlet seperti kondisi D, dinding membagi dan


mengarahkan udara, sehingga diperoleh arah gerak udara yang lebih merata.

b. Barier System
Barier pada penghawaan disebut juga penghalang untuk mengurangi volume
udara panas yang masuk kedalam rumah. Cara ini dilakukan salah satunya dengan
menggunakan barier yang berupa tanaman pada sisi rumah, kadar panas yang

39
dibawa oleh udara menuju rumah dapat berkurang karena sebagian udara panas
tersebut diredam oleh barisan pepohonan pada sisi rumah.
c. Elemen Air (Kolam)

Adanya elemen air, baik di luar maupun didalam area rumah dapat
menambah kesejukan hunian, karena udara panas yang berasal dari luar bangunan
direndam dengan udara dingin yang dihasilkan dari elemen air tersebut sehingga
mampu mendinginkan ruangan.

d. Plafon

Plafon dapat menahan udara panas yang datang dari atas atau atap. Semakin
tinggi jarak langit-langit dengan lantai, akan menambah kesejukan didalam rumah
karena adanya cukup ruang untuk perputaran dan pertukaran udara.

e. Secondary Skin
Secondary skin atau selubung/kulit bangunan yang kedua, dapat menambah
lama waktu panas masuk kedalam rumah dan dapat menghindari percikan air
hujan. Ada berbagai material yang dapaat digunakan sebagai secondary skin, salah
satunya penggunaan material batu alam.

2.8 Jenis Bukaan

1. Pintu
 Pintu Swing
Jenis pintu yang paling umum dan selalu digunakan di bangunan manapun
adalah pintu swing atau pintu kupu-kupu, yaitu pintu biasa yang dapat membuka-
menutup dengan cara didorong ke depan atau ditarik kebelakang dengan putaran
satu arah maupun dua arah.

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwi2uJCk6LbkAhV0guYKHZn8CsYQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2
F%2Fwww.sccpre.cat%2Fmaxp%2FiJJiTRw%2F&psig=AOvVaw2IFtIH87GGL
9MLT4AWFvWs&ust=1567672358300119

40
 Pintu Geser

Pintu model ini sering disebut juga dengan sliding door. Cara membukanya
dengan menggeser pintu ke samping kanan atau kiri. Pintu geser ini biasanya
digunakan pada ruang yang sempit karena tidak memerlukan ruang unntuk
mengayunkan pintu seperti pintu swing. Pintu geser juga mulai banyak digunakan
pada lemari pakaian. karena memberikan kesan rapih. Namun kekurangannya,
pemasangannya lebih sulit dan memerlukan struktur bantalan yang kuat untuk
menggantung, dan dapat merepotkan bila roda keluar dari rel pengaman.

 Pintu Lipat

Pintu ini sering disebut juga dengan folding door. Cara membukanya pun
tidak berbeda dengan pintu geser, yaitu dengan digeser kesamping dan
menggunakan bantalan rel, namun bedanya pintunya dilipat. Jenis pintu ini
biasanya sering digunakan pada ruang keluarga yang menghadap ke taman
belakang atau pada pintu garasi.

41
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&
ved=2ahUKEwi38fzz57bkAhVH6nMBHUCiA3kQjhx6BAgBEAI&url=http%3
A%2F%2Fcollection-hd.blogspot.com%2F2011%2F10%2Fpintu-lipat-
partisi.html&psig=AOvVaw13mLXWFb6YuNkAySoZ4QfU&ust=15676725153
09789

 Pintu Putar Otomatis

Pintu putar otomatis atau revolving door digunakan pada mall, hotel, dan
gedung perkantoran. Pintu ini akan berputar secara otomatis saat terdapat gerakan
orang yang hendak memasuki ruangan

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&
ved=2ahUKEwjrxLnJ57bkAhX4IbcAHWoDCLgQjhx6BAgBEAI&url=https%3
A%2F%2Findonesian.alibaba.com%2Fproduct-detail%2Fautomatic-revolving-
door-manufacturer-60601280297.html&psig=AOvVaw3brSgWbx_T-3-
KpmtvJAMq&ust=15676725769600

2. Jendela

 Fixed Window

Disebut juga dengan jendela mati karena tidak mempunyai engsel jendela.
Jendela ini tidak bisa dibuka tutup dan hanya mengalirkan cahaya matahari untuk
menerangi ruangan, bukan udara yang masuk ke ruangan. Karena tidak bisa
memasukan sirkulasi udara pengunaan tipe jendela ini sebaiknya perlu di
pertimbangkan sebaik mungkin.

42
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=
2ahUKEwipqfHT5rbkAhX1heYKHbqQDOsQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fw
ww.consumerschoice.ca%2Fwindows%2Ffixed-shaped-
windows%2F&psig=AOvVaw0mMM3t_oariORZPnE8946P&ust=1567672714950728

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUK
EwiUovWy57bkAhU6_XMBHSV2BDgQjhx6BAgBEAI&url=https%3A%2F%2Fwww.
amazon.com%2FWindows%2Fb%3Fie%3DUTF8%26node%3D13399091&psig=AOvV
aw0qT5a9mc15Iu_SYB0UyIRd&ust=1567672633485701

 Sliding Window

Sliding Window, sesuai dengan namanya sliding window atau jendela


geser dibuka tutup dengan cara di geser secara horizontal, dan satu diantaranya
adalah jendela mati. Sliding door biasanya menggunakan engsel.

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwiY8Man57bkAhU9H7cAHeN9DjoQjhx6BAgBEAI&url=https
%3A%2F%2Fwww.indiamart.com%2Fproddetail%2Faluminium-sliding-
window-11818574012.html&psig=AOvVaw0xWNO1zFyfmF59X-
LLQDcX&ust=1567672691502415

 Double and Single Hung Window

43
Double Hung Window merupakan jendela yang terdiri atas 2 daun di susun
vertikal dan di operasikan dengan cara menggeser salah satu daun jendela secara
vertical. Sendangkan Single Hung Window adalah jendela yang memiliki bentuk
fisik yang sama dengan Double Hung Window yang membedakannya adalah
hanya 1 daun yang dapat di geser, Single Hung Window hanya bisa menyediakan
50% bukaan.

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwj13YzF5rbkAhXv8HMBHXvlB4oQjhx6BAgBEAI&url=https
%3A%2F%2Fwww.harveybp.com%2Fblog-and-news%2Fdouble-hung-vs-
single-hung-
windows%2F&psig=AOvVaw25UqT6Q_pbUhYPoy8AOjUt&ust=15676727818
65796

 Casement Window
Casement Window/Bukaan ke luar/ samping kiri/kanan (jendela biasa)
Jendela dengan jenis bukaan ini merupakan jendela dengan letak engsel
di samping. Jendela dapat dibuka penuh 100% sehingga memberikan
ventilasi udara yang optimal.

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwjKivWn5rbkAhVp63MBHf6wB9gQjhx6BAgBEAI&url
=https%3A%2F%2Fwww.homedepot.com%2Fb%2FDoors-Windows-
Windows-Casement-Windows%2FN-

44
5yc1vZbxe9&psig=AOvVaw35cpSdJS8Ey0SvOdREKPV5&ust=156767
2915409375

 Awning dan Hopper Window


Tipe jendela ini memiliki prinsip kerja yang mirip dengan jendela ayun
hanya saja sisi jendela yang di kaitkan adalah sisi atas(Awning) atau
bawahnya(Hopper). Jendela jenis ini membuka kearah luar dengan posisi engsel di
atas. Dengan ventilasi ruangan yang cukup memadai dan sudut bukaan bisa diatur
sesuai

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved
=2ahUKEwiM6e6G47bkAhWLso8KHb4yAXsQjhx6BAgBEAI&url=http%3A
%2F%2Fwww.windowsplusdenver.com%2Fawning-hopper-window-
installation-replacement-denver-colorado.html&psig=AOvVaw0l71-
_ho0bKiosXxg5joT0&ust=1567672966516310

 Pivot Window

Jenis ini memiliki engsel di tengah. Jendela membuka dan menutup


dengan cara diputar 90 derajat atau 180 derajat secara horizontal maupun vertikal.
Ventilasi udara terasa lebih optimal.

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8
&ved=2ahUKEwjoucrA6LbkAhVJIbcAHc1hBkoQjhx6BAgBEAI&url=https%3
A%2F%2Fwww.indiamart.com%2Fproddetail%2Fupvc-pivot-window-

45
13114028597.html&psig=AOvVaw3jzbA0_PRR-
L6RJ2O8bPog&ust=156767218688318

46
 Jalousie Window

Jalousie Window adalah jendela yang memiliki pelat-pelat penjang


horizontal (sirip) dari kayu yang tersusun rapat.

https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&v
ed=2ahUKEwjk87Wz6LbkAhWtILcAHci7AsEQjhx6BAgBEAI&url=https
%3A%2F%2Fthetashmans.wordpress.com%2Ftag%2Fheritage-
windows%2F&psig=AOvVaw0oSXhvwmu4J9siaKXv5Bq_&ust=156767226
9029491

2.9 Strategi Desain Memaksimalkan Penghawaan Alami


1. DAERAH IKLIM TROPIS KERING

Ciri-ciri iklim tropis kering, yaitu:

a. Kelembaban rendah.

b. Curah hujan rendah

c. Perbedaan temperature antara malam dan sinag besar.

d. Radiasi matahari sangat kuat dan permukaan tanah reflektif.

e. Suhu udara pada siang hari tinggi dan pada malam hari rendah (45o dan -
10o Celcius).

47
f. Pada malam hari berbalik dingin karena radiasi balik bumi cepat
berlangsung

g. Menjelang pagi udara dan tanah benar-benar dingin karena radiasi balik
sudah habis. Pada siang hari radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi
tertinggi pukul 15.00. Sering terjadi badai angin pasir karena dataran yang
luas.

h. Pada waktu sore hari sering terdengar suara ledakan batu-batuan


karena perubahan suhu yang tiba-tiba

Strategi penghawaan alami bangunan daerah tropis kering :


Bukaan-bukaan dinding kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung dan
angin atau debu kering masuk sehingga mempertahankan kelembaban.Menambah
kelembaban ruang dalam dengan menambahkan kolam dan tanaman pada ruang
yang terbuka agar angina tau udara yang dibawa terasa lebih sejuk.

2. DAERAH IKLIM SUB TROPIS


Ciri-ciri iklim sub tropis:

a. Memiliki empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur,
dan musim dingin.

b. Perbedaan musim yang sangat jelas, maksudnya pada musim panas


radiasi matahari besar, sedangkan pada musim dingin radiasi matahari
sangat kecil.

c. Jam siang musim panas lebih lama dari pada jam malam, sebaliknya
pada musim dingin jam siang lebih pendek dari pada jam malam

d. Akumulasi panas pada musim panas lebih kurang ¾ waktu musim


panas, begitu sebaliknya pada musim dingin

e. Pada waktu musim dingin hujan salju, kelembaban rendah.


f. Pada musim-musim tertentu disertai angin dataran yang cukup kencang.
g. Pada belahan utara sinar matahari selalu berada di selatan dan pada
musim dingin kadang-kadang matahari tidak muncul.

48
Strategi penghawaan alami bangunan daerah sub tropis :
a. Membatasi pertukaran udara dalam dan luar, karena pertukaran
udara membawa serta energi panasnya.

b. Bangunan dibuat dengan dinding rangkap yang tebal, dengan


penambahan bahan isolasi panas di antara kedua lapisan dinding sehingga
panas di dalam bangunan tidak mudah dirambatkan ke udara luar.

3. DAERAH IKLIM TROPIS BASAH

Ciri-Ciri Iklim Tropis Lembab :

a. Curah hujan tinggi.

b. Kelembaban tinggi

c. Temperatur yang hampir selalu tinggi

d. Angin (aliran udara) sedikit.

e. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)

f. Pertukaran panas kecil, karena tingginya kelembaban sehingga air tidak


mudah menguap.

Strategi penghawaan alami daerah tropis lembab:


a. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-
masing banguna, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.

b. Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang.


c. Ruang sekitar bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi
udara.

d. Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap.

49
Adapun strategi secara umum pada penghawaan alami, yaitu:

1. VENTILASI SILANG (CROSS VENTILATION)

Sistem ini meletakkan bukaan pada arah yang berhadapan, sehingga terjadi
pertukaran udara dari dalam keluar bangunan. Efektivitas tercapai dari ukuran
bukaan (inlet-outlet), hasilnya adalah adanya peningkatan kecepatan udara
dan turunnya suhu ruangan.

Gambar 3.9 Ventilasi Silang


Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

50
Gambar
Sumber : www.livingloving.net

Key Architectural Issues:

Ventilasi silang yang sukses membutuhkan sebuah bentuk bangunan yang


memaksimalkan eksposur ke arah angin yang berlaku, menyediakan untuk
inlet yang memadai daerah, penghalang internal yang minimal (antara inlet dan

51
outlet), dan menyediakan untuk area outletyang memadai. Pertimbangan peletakan
bukaan memperhatikan juga sumber kebisingan.

Gambar 3.10
Ventilasi Silang
Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

Prosedur Desain:

a. Pengaturan peletakan bukaan (inlet-outlet) dalam ruangan,


sumber panas terbesar dalam ruang harus didekatkan dengan outlet.

b. Memperkirakan beban pendingin untuk ruangan (heat gain for space).


c. Memperhatikan beban pendinginan pada tiap lantai.

d. Menentukan besarnya daerah inlet , dibebaskan dari


serangga, adanya pemberian shading.

e. Tentukan daerah inlet sebagai persentase dari luas lantai.


f. Meletakkan arah-arah inlet-outlet pada persimpangan yang tepat,
sesuai dengan kecepatan pergerakan udara.

g. Membandingkan kapasitas dengan kebutuhan.


h. Memperbesar dan memperkecil ukuran inlet guna
menyesuaikan dengan kebutuhan pendinginan dalam ruang.

52
Gambar 3.11 Cross Ventilation
Cooling Capacity
Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

2. VENTILASI PASIF (STACK VENTILATION)


Sistem ini menggunakan strategi pendinginan pasif yang mengambil
keuntungan stratifikasi suhu. Prinsip penting adalah:

a. Udara panas akan naik keatas.


b. Lingkungan-pertukaran udara.

Untuk mengefektifkannya (yaitu menghasilkan aliran udara yang besar),


perbedaan antara suhu udara ambien indoor dan outdoor harus setidaknya 3 ° F
[1,7

° C]. Perbedaan suhu yang lebih besar dapat menyediakan lebih sirkulasi udara
yang efektif dan pendinginan. Salah satu cara untuk mencapai perbedaan suhu
lebih besar adalah untuk meningkatkan ketinggian tumpukan tumpukan – semakin
tinggi, semakin besar stratifikasi vertikal suhu.

Key Architectural Issues:

Stack perlu menghasilkan perbedaan suhu yang besar antara udara keluar
dan udara masuk. Tumpukan cenderung zona "blur" termal mendukung ruang
yang lebih rendah padaventilasi"rantai"-dengan katalain, memberikan pergerakan
udara lebih (ventilasi) pada tingkat yang lebih rendah dari tumpukan stack.

53
Gambar 3.12
Ventilasi Pasif
Sumber:
uruhara69.blogspot.co
.id

Prosedur Desain:

a. Meninggikan bangunan, diberi ventilasi pada bagian atas bangunan (2


kali puncak tertinggi bangunan).

b. Menentukan ukuran bukaan stack yang tepat pada area bawah dan atas,
inlet- outlet.

c. Menentukan ukuran bukaan sesuaikan dengan kebuhan ruang, lihat


padagrafik.

54
Gambar 3.13 Kapasitas Ventilasi Pasif
Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

3. EVAPORATIVE COOL TOWERS

Sistem ini menggunakan asas langsung evaporative pendinginan


dandowndraft untuk pasif mendinginkan udara luar panas kering dan bersirkulasi
melalui sebuah bangunan.Udara kering panas terkena air di puncak menara.
Seperti air menguap ke udara di dalam menara, suhu udara turun dan isi
kelembaban meningkat udara; udara lebih padat yang dihasilkan tetes menuruni
menara ada keluar dari pembukaan dipangkalan.

Gambar 3.14 Evaporative


Cool Towers

55
Sumber:
uruhara69.blogspot.co
.id

Secara teoritis udara yang muncul dari proses penguapan akan memiliki suhu
bola kering sama dengan suhu wet bulb. Dalam aplikasi praktis hasil proses dalam
suatu bola kering suhu yang adalah sekitar 20 sampai 40% lebih tinggi dari
wet bulb (Givoni 1994). Evaporative kinerja menara adalah tergantung pada wet
bulb depresi (perbedaan antara suhu bola kering dan basah udara). Semakin
besar depresi wet bulb semakin besar potensi perbedaan antara suhu udara ambien
di luar ruangan dan suhu dari udara dingin keluar menara. Tingkat aliran udara dari
dasar menara dingin tergantung pada depresi dan wet bulb desain menara-
khususnya ketinggian menara dan daerah bantalan dibasahi di puncak menara.

Key Architectural Issues:

Menara evaporative bekerja efektif dengan rencana lantai terbuka yang


memungkinkan pendinginan udara beredar di seluruh interior tanpa terhambat oleh
dinding atau partisi. Menara dingin tidak mengandalkan angin untuk sirkulasi
udara dan membutuhkan masukan energi minimal. Menara ini memang
mengharuskan bahwa bantalan menguapkan akan terus disimpan basah dan
meningkatkan relatif kelembaban udara ambien. Menara juga melibatkan aliran
udara yang cukup besar volume- nya.

Prosedur Desain:
a. Membangun kondisi desain.
b. Cari suhu udara keluar perkiraan untuk menentukan kelayakan
c. Menentukan tingkat aliran udara yang diperlukan. Tentukan jumlah aliran
udara keluar (pada suhu bola kering meninggalkan) yang diperlukan untuk
mengimbangi beban pendinginan ruang / bangunan yang masuk akal.

4. NIGHT VENTILATION OF THERMAL MASS

Sistem ini mengambil keuntungan dari sifat kapasitif bahan besar untuk
mempertahankan kenyamanan suhu ruang. Massa bahan suhu udara moderat

56
mengurangi ayunan ekstrim bolak suhu panas dan dingin. Pada siang hari, saat
suhu hangat dan radiasi matahari dan beban internal yang bertindak untuk
meningkatkan suhu interior, massa bangunan menyerap dan menyimpan
panas. Pada malam hari, saat suhu udara luar yang dingin, udara luar
disirkulasikan melalui panas bangunan. Udara panas yang diserap selama siang
hari dilepaskan dari massa udara dingin ke beredar melalui ruang dan luar ruangan
kemudian dibuang. Siklus ini memungkinkan massa untuk melepaskan,
memperbaharui potensi untuk menyerap lebih panas hari berikutnya. Selama
bulan-bulan dingin, massa yang sama dapatdigunakan untuk membantu
memberikan udara panas secara pasif.

Gambar 3.15 Night Ventilation Of


Thermal Mass
Sumber:
uruhara69.blogspot.co
.id

Keberhasilan dari strategi ini sangat bergantung pada iklim setempat.


Perbedaan suhu harus besar (sekitar 20 ° F [11 ° C]). Tinggi suhu siang
hari (dan/atau matahari beban dan keuntungan panas internal) menghasilkan beban
pendinginan. Suhu malam hari rendah dapat menyediakan panas yang tenggelam
(sumber coolth). Massa termal menghubungkan dua kondisi sepanjang waktu.

Key Architectural Issues:

57
Karena strategi ini bergantung pada aliran udara luar yang luas seluruh
bangunan, penataan ruang bangunan penting untuk yang kebaikan desain yang
diinginkan, terutama pada ventilasi alami yang akan memberikan airflow.

Prosedur Desain:

a. Menentukan potensi ventilasi malam massa termal untuk diberikan lokasi.


b. Memperoleh data iklim dan menghitung udara dalam ruangan serendah
mungkin suhu. Cari udara musim panas desain bola tertinggi kering suhu
(DBT), kisaran rata-rata suhu harian untuk lokasi proyek, dan menghitung suhu
terendah DB.

c. Perkiraan suhu terendah massa.


d. Hitung kapasitas penyimpanan massa termal.
e. Tentukan persentase dari panas yang tersimpan yang dapat dihapus padamalam
hari.

f. Menentukan tingkat ventilasi yang diperlukan untuk mendinginkan termal


massa termal pada malam hari.

g. Bandingkan persyaratan ventilasi dengan kebutuhan desain lainnya.

5. EARTH COOLING TUBES(COOL TUBES)

Sistem tabung pendingin ini digunakan untuk mendinginkan ruang


dengan membawa udara luar ke dalam ruang interior melalui pipa bawah
tanah atau udara tubes. Efek pendinginan tergantung pada keberadaan perbedaan
suhu antara udara luar dan tanah di kedalaman tabung.

58
Gambar 3.16Earth Cooling Tubes
Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

Key Architectural Issues:

Tabung pendinginan bumi ini perlu dibangun dari tahan lama, kuat, tahan
terhadap korosi, dan efektif biaya, menggunakan bahan seperti aluminium dan
plastik.Ukuran dari tabung mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

a. kondisi tanah setempat,


b. kelembaban tanah,
c. tinggi tabung,
d. faktor site sekitar.
Untuk mengoptimalkan kinerja pendinginan tabung harus dikubur setidaknya 6
ft [1,8 m] dalam. Bila mungkin tabung harus ditempatkan dalam teduh lokasi.

Gambar 3.17 Instalasi Earth Cooling Tubes

59
Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

Prosedur Desain :
a. Menentukan suhu tanah pada saat musim panas.
b. Menentukan karakteristik kelembaban tanah.
c. Perkiraan beban pendinginan untuk instalasi tabung bumi.
d. Tentukan panjang tabung bumi yang diperlukan.

Gambar 3.18 Earth Cooling Tubes


Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

6. EARTH SHELTERING

Sistem ini meletakkan bangunan di bawah tanah, pada dasarnya adalah


implementasi pasif dari prinsip tanah yang mendasari sumber pompa panas, dalam
tanah menyediakan lingkungan hangat di musim dingin dan lingkungan yang
dingin di musim panas, jika dibandingkan dengan atmosfer lingkungan di atas
tanah.Hal yang perlu diperhatikan adalah sistem struktur, waterproofing, dan
sistem insulasi pada desain.

60
Gambar 3.19 Earth
Cooling Tubes
Sumber:
uruhara69.blogspot.co
.id

Selain mengurangi suhu ekstrem, penutup tanah juga dapat menghasilkan


waktu yang cukup lama tertinggal pengalihan suhu terendah dari pertengahan
musim dingin dan ke musim semi dan tertinggi suhu keluar dari musim panas dan
musim gugur. Sistem ini mampu untuk menahan api dan angin kencang.

Key Architectural Issues:

Mampu menghemat energi pendingin dan pemanas ruang, karena


mampu menyetabilkan suhu dalam ruang, kemudian karena letak
bangunan yang terselubung, maka mampu menahan adanya kebisingan dari area
luar bangunan. Prosedur Desain:

a. Menganalisis situs, mempertimbangkan pola-pola drainase alam, ada


vegetasi, akses matahari, pola angin aliran, mikro, dan kondisi bawah
permukaan.

b. Pilih sistem struktural.


c. Pilih strategi waterproofing yang sesuai.
d. Perhitungan yang tepat, mengenai luasnya bagian bangunan yang tertutupi
oleh tanah.

e. Menggunakan sistem penghijauan pada dalam dan luar bangunan yang tepat.

61
7. ABSORPTION CHILLERS

Sistem ini tidak menggunakan energi listrik dalam jumlah berlebih,


tenaga yang digunakan bisa dari air panas maupun uap panas. Air mengalir
melalui proses empat tahap, yaitu penguapan, kondensasi, penguapan,
penyerapan panas yang bergerak sebagai bagian integral dari lithium
bromide process.

Gambar 3.21 Earth Cooling Tubes


Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

62
Key Architectural Issues:

Menara pendingin yang digunakandengan pendingin serapan cenderung


lebih besar dariyang digunakan dengan system kapasitas sebanding uap kompresi.
Ruang eksternal untuk menara pendingin harus dipertimbangkan selama skematik
desain. Sebuah kualitas sumber air, seperti danau atau baik, dapat digunakan
sebagai pengganti menara sebagai penyerap untuk energi.

Prosedur Desain :

a. Menentukan area mana yang akan didinginkan.

b. Memperhitungkan beban pendingin yang diperlukan.

c. Memperhatikan persyaratan ruang chiller.

d. Memperhatikan area mekanik untuk mengadakan absorbtion chiller.

Gambar 3.22 Earth Cooling Tubes


Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

63
Gambar 3.23 Earth Cooling Tubes
Sumber: uruhara69.blogspot.co.id

2.10 Layout Pengendalian Aliran Angin dan Optimalisasi Pemanfaatannya


Terhadap Bangunan

1. Konfigurasi bentuk bangunan

64
2. Mengalirkan udara panas dari bawah ke atas

Gambar9. Penempatan bukaan pada bagian bawah dinding di atas penutup lantai.

Gambar10. Bukaan pada atap difungsikan sebagai pengalir panas

Dengan penempatan yang lebih tinggi, ±30 cm di atas permukaan lantai, hasil
yang diperoleh lebih maksimal di banding peletakan bukaan tepat di atas lantai.

65
3. Wind tunnel

Konsep wind tunnel sebagai pengarah aliran udara lebih tepat digunakan pada
ruang-ruang terbuka. angin yang dialirkan ke area yang sempit dari tempat terbuka
yang luas memiliki kecepatan yang lebih tinggi dan tekanan yang lebih besar
sehingga hembusan angin diharapkan menjangkau ke daerah yang lebih jauh.

4. Ventilasi Silang

66
BELUM FIX
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
- Pengertian penghawaan alami adalah angin yaitu udara yang bergerak karena adanya
perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin
merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara
yang rendah ke suhu udara yang tinggi.
-
Kesimpulan
penghawaan alami adalah angin
Saran
Untuk halan sampai 75 halaman jangan dipaksa

67

Anda mungkin juga menyukai