Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

Nama Pengujian/Analisis/Materi : Analisis Kualitas Fisik Udara


Mata Kuliah : Analisis Kesehatan Lingkungan
Semester : III/ V
Dosen Praktikum : Shalihat Afifah Dhaningtyas, S.K.M,
M.Kes
Laboran : Mugram Rasid Samual, S.KM

Disusun oleh :
NOVITA EVA AMALIA (A2A022014)
KELOMPOK 4

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN......................................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................................5
B. Tujuan Praktikum........................................................................................................5
C. Manfaat Praktikum......................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................6
A. Suhu................................................................................................................................6
B. Kelembaban...................................................................................................................6
C. Pencahayaan..................................................................................................................7
D. Kebisingan.....................................................................................................................7
E. Ventilasi/ Kecepatan Aliran Udara.............................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................8
METODE PRAKTIKUM..........................................................................................................8
A. Waktu Praktikum.........................................................................................................8
B. Tempat Praktikum........................................................................................................8
C. Alat dan Bahan..............................................................................................................8
D. Titik Sampling...............................................................................................................9
E. Skema Kerja..................................................................................................................9
BAB IV....................................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................11
A. Hasil..............................................................................................................................11
B. Pembahasan.................................................................................................................13
Bab V.......................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..................................................................................................................15
B. Saran.............................................................................................................................15

2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................17
A. Gambar 2.1 Skema kerja suhu dan kelembaban.....................................................17
B. Gambar 2.2 Skema Kerja Pencahayaan...................................................................17
C. Gambar 2.3 Skema Kerja Kecepatan Aliran Udara................................................18
D. Gambar 2.2 Skema kerja Skema Kerja Kebisingan................................................18

3
LAMPIRAN.............................................................................................................................19
A. Lampiran 1 : Gambar dan Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban.................19
B. Lampiran 2 : Gambar dan Hasil Pengukuran Pencahayaan..................................19

C. Lampiran 3 : Gambar dan Hasil Pengukuran Kecepatan Aliran Udara..............21


D. Lampiran 4 : Gambar dan Hasil Pengukuran Kebisingan.....................................22

4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Udara, sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang
paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk
hidup tidak mungkin dapat berlangsung tanpa oksigen yang berasal dari udara. Selain
oksigen terdapat zat-zat lain yang terkandung di udara, yaitu karbon monoksida,
karbon dioksida, formaldehid, jamur, virus, dan sebagainya. Zat-zat tersebut jika
masih berada dalam batas-batas tertentu masih dapat dinetralisasi, tetapi jika sudah
melampaui ambang batas maka proses netralisasi akan terganggu. Peningkatan
konsentrasi zat-zat di dalam udara tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas manusia.
Udara dapat dikelompokkan menjadi, udara luar ruangan (outdoor air) dan
udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam ruang sangat mempengaruhi
kesehatan manusia karena hampir 90% hidup manusia berada dalam ruangan.
Sebanyak 400 sampai 500 juta orang khususnya di negara yang sedang berkembang
sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan. Di Amerika, isu
polusi udara dalam ruang ini mencuat ketika EPA pada tahun 1989 mengumumkan
studi polusi udara dalam ruangan lebih berat daripada di luar ruangan. Polusi jenis ini
bahkan bisa menurunkan produktivitas kerja hingga senilai US $10 milyar
Pemerintah Indonesia telah mengatur persyaratan kualitas udara dalan ruang
perkantoran yaitu dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1405/MENKES/SK/XI/2002 dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa Angka
kuman kurang dari 770 koloni/m3 udara, bebas kuman pathogen. Sumber penyebab
polusi udara dalam ruangan berhubungan dengan bangunan itu sendiri, perlengkapan
dalam bangunan (karpet, AC, dan sebagainya), kondisi bangunan, suhu, kelembaban,
pertukaran udara, dan hal-hal yang berhubungan dengan perilaku orang-orang yang
berada di dalam ruangan, misalnya merokok.
Sumber polusi udara dalam ruang selain dapat berasal dari bahan-bahan
sintetis dan beberapa bahan alamiah yang digunakan untuk karpet, busa, pelapis
dinding, dan perabotan rumah tangga (asbestos, formaldehid, VOC), juga dapat
berasal dari produk konsumsi (pengkilap perabot, perekat, kosmetik,
pestisida/insektisida).
B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui cara menggunakan alat untuk mengukur kualitas fisik udara
2. Mengetahui cara menentukan titik sampling kualitas fisik udara
3. Mengetahui cara penghitungan kualitas fisik udara
4. Menganilisis kualitas fisik udara
C. Manfaat Praktikum
Mampu mengetahui kualitas fisik udara seperti suhu, kelembaban, pencahayaan,
kebisingan, ventilasi/kecepatan aliran udara dalam ruangan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Suhu
Suhu udara merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi
nyaman (termal) manusia. Suhu tubuh manusia naik ketika suhu ruang dinaikkan
sekitar 21ºC. Kenaikan lebih lanjut pada suhu ruang tidak menyebabkan suhu kulit
naik, namun menyebabkan kulit berkeringat. Pada suhu ruang sekitar 20ºC suhu
nyaman untuk kulit tercapai. Suhu udara sangat berperan terhadap kenyamanan kerja.
Sebagaimana kita ketahui, tubuh manusia menghasilkan panas yang digunakan untuk
metabolisme basal dan muskular, namun dari semua energi yang dihasilkan tubuh
hanya 20 % saja dipergunakan dan sisanya akan dibuang ke lingkungan sekitarnya.
Suhu udara sangat berperan dalam kenyamanan bekerja. Menurut Heryuni
(1993) untuk lingkungan kerja disarankan mempunyai suhu kering 22- 26°C dan suhu
basah 21-24°C. Sedangkan menurut mukono (1993), temperatur yang dianggap
nyaman untuk bekerja adalah 23-25°C. Menurut KepMenKes No
261/Menkes/SK/II/1998 suhu ruangan adalah 22-26°C.
Perubahan suhu lebih dari 7°C secara tiba-tiba dapat menyebabkan pengerutan
saluran darah, sehingga perbedaan suhu dalam dan luar ruangan sebaiknya kurang
dari 7°C. Tingkat panas di dominasi oleh temperatur sekitarnya. Namun demikian,
standard udara kering atau pengukuran temperature ambient udara kering sering tidak
cukup sebagai indikator untuk criteria tingkat kenyamanan. Temperatur diukur
dengan menggunakan thermometer untuk mewakili keadaan penghuni.
B. Kelembaban
kelembapan udara adalah banyak sedikitnya uap air yang ada di dalam udara.
Kelembapan dapat diukur dengan alat higrometer, hygrograph, atau psychrometer.
Kelembapan udara yang cukup besar pada suatu wilayah, memberikan petunjuk
bahwa udara di wilayah tersebut banyak mengandung uap air atau udara dalam
keadaan basah. Faktor-faktor seperti suhu udara dan tekanan udara memengaruhi
kelembapan udara di suatu wilayah
Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20% dapat
menyebabkan kekeringan selaput lender membrane. Sedangkan kelembaban yang
tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan pelepasan formaldehid
dari material bangunan (Molhave,1990).
Menurut Heryuni (1993) berdasarkan surat edaran Menteri Tenaga Kerja,
Transmigrasi dan Koperasi No. SE-01/Men/1987 tentang Nilai Ambang Batas (NAB)
yang berlaku untuk lingkungan kerja di industry adalah kelembaban 65% - 95%
dengan kisaran suhu 26°-30°C. Sedangkan menurut KepMenKes No.261/MenKes/
SK/II/1998 untuk kelembaban adalah 40%-60%.

6
C. Pencahayaan
Cahaya merupakan pancaran gelombang elektomagnetik yang melayang
melewati udara. Illuminasi merupakan jumlah atau kuantitas cahaya yang jatuh ke
suatu permukaan. Apabila suatu gedung tingkat illuminasinya tidak memenuhi syarat
maka dapat menyebabkan kelelahan mata, sehingga dapat menimbulkan terjadinya
kesalahan dalam melakukan pekerjaan serta kelelahan pada indra mata yang terus
menerus dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada mata. NAB Surat Edaran
Permenaker No. SE-01/MEN/1987 tentang besarnya illuminasi yaitu 300-900 lux.
D. Kebisingan
Menurut Purdom P.W. (1980) secara fisik suara adalah energi berbentuk
getaran yang bergerak dari satu titik dan erambat pada media udara. Suara – suara
yang tidak atau kurang dikehendaki dan menimbulkan gangguan disebut kebisingan;
hal ini berarti subjektifitas seseorang terhadap suara tertentu atau sensitifitas orang
terhadap kebisngan berbeada satu sama lain. Namun secara umum batasan kebisingan
ditentukan sesuai dengan peruntukan bangunan.
E. Ventilasi/ Kecepatan Aliran Udara
Ventilasi dalam lingkungan kerja di tunjuk untuk: 1) mengatur kondisi
kenyamanan ruangan; 2) memperbaharui udara dengan pengenceran udara ruangan
pada batas normal; 3) menjaga kebersihan udara dari kontaminan berbahaya. Ventilasi
ruangan secara alami didapatkan dengan jendela terbuka yang mengalirkan udara luar
ke dalam ruangan, namun selama beberapa tahun terakhir AC (Air Conditioner)
menjadi salah satu pilihan.
Mekanisme kerja AC, udara diluar gedung dihisap, didinginkan, kemudian
udara yang dingin itu dihembuskan kedalam ruangan. Terdapat dua jenis AC, yaitu
AC sentral dan AC non-sentral. Perbedaan jenis AC non- sentral dan sentral terletak
pada volume udara segar yang dipergunakan. Biasanya AC non-sentral hanya
memiliki gerakan udara masuk (inlet), sedangkan outlet melalui lubang atau pintu
yang sedang di buka. Sistem ventilasi AC non-sentral memungkinkan masuknya
pencemar dari udara luar ke dalam ruangan.
Kecepatan alir udara mempengaruhi gerakan udara dan pergantian udara
dalam ruang. Besarnya berkisar antara 0,15 sampai dengan 1,5 meter/detik, dapat
dikatakan nyaman. Kecepatan udara kurang dari 0,1 meter/detik atau lebih rendah
menjadikan ruangan tidak nyaman karena tidak ada pergerakan udara. Sebaliknya bila
kecepatan udara terlalu tinggi akan menyebabkan kebisingan di dalam ruanagn
(Arismunandar dan Saito, 2002). Menurut keputusan Menteri Kesehatan No.
261/Menkes/SK/II/1998, kecepatan aliran udara yang normal adalah 0,15-0,25
meter/detik. Tingkat kenyamanan panas dipengaruhi oleh kecepatan udara. Ketika
pendinginan diperlukan, dapat dilakukan peningkatan kecepatan udara.

7
BAB III

METODE PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum
Hari/tanggal : Jum’at, 24 November 2023
Waktu : 07.00-08.40
B. Tempat Praktikum
1. Ruang Kuliah 411
2. Laboraturium Kesehatan Lingkungan
3. Koridor labkes lantai 4
4. Ruang Tengah R. Dosen Prodi Ilmu Keolahragaan (Pintu menuju balkon)
C. Alat dan Bahan
1. Thermohygrometer

2. Luxmeter

3. Sound level meter

4. Anemometer

8
5. Meteran

6. Alat tulis

D. Titik Sampling

1. Titik sampling suhu dan kelembaban (Laboraturium kesling dan ruang kelas
411)
2. Titik sampling pencahayaan ruang kelas (luas ruangan 10-100 m² maka
penentuan titik setiap 3m pada horizontal panjang dan lebar)
3. Titik sampling Kecepatan Aliran Angin (jendela laboraturium kesling, AC,
pintu ikor)
4. Titik sampling kebisingan (koridor dari ujung dekat toilet pria hingga lift)

E. Skema Kerja
1. Pemeriksaan Suhu & Kelembaban(Pengukuran)
a. Menyiapkan alat thermohygrometer
b. Menekan tombol On/ Off
c. Menekan tombol fungsi dan tombol "MODE" secara serentak untuk
mengaktifkan atau mematikan fungsi penunjuk waktu, dan juga untuk
merekam kembali hasil pembacaan MAX/MIN
d. Mengatur waktu, tanggal dan alarm
e. Meletakkan alat thermohygrometer di tempat yang akan di ukur
2. Pemeriksaan Pencahayaan (Pengukuran)

9
a. Menyiapkan alat luxmeter
b. Menekan tombol On/ Off
c. Mengatur lampu datar dan penahan datar
d. Pengatur otomatis off
e. Mengatur penyimpanan otomatis/manual
3. Pemeriksaan Ventilasi/ Kecepatan Aliran Udara (Pengukuran)
a. Menyiapkan alat anemometer digital
b. Menekan tombol power untuk menyalakan
c. Mengatur alat dengan menekan tombol mode dan set
d. Mengatur jarak yang diinginkan
e. Membaca display pada anemometer setiap 30 detik
4. Pemeriksaan Kebisingan (Pengukuran Kebisingan)
a. Menyiapkan alat sound level meter
b. Menekan tombol On / Off
c. Mengatur satuan pengukuran dBA (kebisingan pada lingkungan), dBC
(kebisingan pada mesin/ sumber lainnya)
d. Menekan tombol LEVEL (untuk rentang ukur)
e. Menekan tombol F/S = FAST (untuk suara yang datangnya kejut /
tidak konstan) dan SLOW (untuk suara yang konstan)
f. Menekan tombol MAX MIN (untuk melihat angka minimum dan
maksimum) Tahan instrumen dengan mengunakan tangan atau tripod
dengan ketinggian sekitar 1-1,5m dari permukaan.

10
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Pengukuran suhu dan kelembaban
Pengukuran suhu dan kelembaban diukur menggunakan thermohygrometer
dengan titik sampling di ruang kelas 411 dan laboraturium kesling. Hasil dari
pengukuran diperoleh sebagai berikut:
No. Tempat pengukuran Bagian Suhu Kelembaban
Depan 27ºC 60%
Ruang Kelas Tengah 27,6ºC 59%
1.
Belakang 28,1ºC 62%
Rata-rata 27,6ºC 60,3%
Depan 27,9ºC 69%
Laboraturium Kesling Tengah 27,7ºC 67%
2.
Belakang 27,9ºC 69%
Rata-rata 27,8ºC 68,3%

2. Pengukuran Kecepatan Aliran Udara

11
Pengukuran dilakukan menggunakan Anemometer dan dengan titik sampling
di jendala dan Ac laboratorium kesling serta pintu balkon ikor. Hasil dari
pengukuran diperoleh sebagai berikut:

Titik Keterangan
Luas Air Flow (m/s)
Pengukuran
No Ventilasi
x y 1 2 3 Rata -
(m²)
rata
1 Jendela 1 0,8 0,0 0,0 0,0 0,0 Terbuka
2 Jendela 2 0,8 0,0 0,0 0,0 0,0 Terbuka sedikit
3 Jendela 3 0,8 0,0 0,0 0,0 0,0 Tertutup
4 Pintu 1 1,664 0,0 0,0 0,0 0,0 Terbuka
5 Pintu 2 1,664 0,0 0,0 0,0 0,0 Terbuka sedikit
6 Pintu 3 1,664 0,0 0,0 0,0 0,0 Tertutup
7 AC 1 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 Menyala
8 AC 2 0,3 2,0 1,7 1,2 1,6 Menyala
9 AC 3 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 Menyala

3. Pengukuran pencahayaan
Pengukuran dilakukan menggunakan luxmeter dengan titik sampling di Ruang
kuliah 411 dengan luas 6×9 m², maka penentuan titik setiap 3 m pada garis
horizontal panjang dan lebar. Hasil dari pengukuran diperoleh sebagai berikut:

3m 3m
3m 56 lux 88 lux
3m 166 lux 101 lux
3m 123 lux 92 lux

12
4. Pengukuran Kebisingan
Pengukuran dilakukan menggunakan Sound Level Meter dengan titik
sampling di koridor labkes lantai 4. Hasil dari pengukuran diperoleh sebagai
berikut:

Lokas Pengukuran Kebisingan (dBA)


No Rata – rata
i 1 2 3
1 1m 68,1 76,0 62,7 68,93
2 2m 71,4 61,9 75,8 69,7
3 3m 54,8 59,0 69,3 61,03
4 4m 67,1 69,3 74,8 70,4
5 5m 77,2 65,6 67,6 70,13

B. Pembahasan
1. Pembahasan Suhu dan Kelembaban
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan menurut Permenkes Nomor 2 Tahun
2023 untuk parameter suhu yaitu 18-30°C dan parameter kelembaban 40-60% Rh.
Jadi, perbandingan antara hasil pengukuran dan SBMKL suhu dan kelembaban
didapatkan hasil:
 Ruang Kuliah 411:
a. Bagian depan berada di suhu 27°C dan lembab 60% Rh
b. Bagian tengah berada di suhu 27,6°C dan lembab 59% Rh
c. Bagian belakang berada di suhu 28,1°C dan lembab 62% Rh
Diperoleh rata-rata suhu 27,6º dan lembab 60,3% Rh, dimana suhu dan
kelembaban tidak melampaui NAB yang ditentukan oleh menteri
kesehatan
 Laboratorium Kesling:
a. Bagian depan berada di suhu 27,9°C dan lembab 69% Rh
b. Bagian tengah berada di suhu 27,7°C dan lembab 67% Rh
c. Bagian belakang berada di suhu 27,9°C dan lembab 69% Rh
Diperoleh rata-rata suhu 27,8ºC dan lembab 68,3% Rh, dimana suhu dan
kelembaban tidak melampaui NAB yang ditentukan oleh menteri
kesehatan

2. Pembahasan Pencahayaan
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Berdasarkan KEPMENKES RI
No.1429 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Sekolah intensitas cahaya pada ruang kelas adalah 200-300 luxt. Jadi,
perbandingan antara hasil pengukuran dan SBMKL pencahayaan didapatkan hasil

13
bahwa pencahayaan dalam Ruang Kuliah 411 kurang. Hal ini karena hasil
pengukuran menunjukkan diatas angka 200-300 Lux.
3. Pembahasan Kecepatan Aliran Udara
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan menurut Permenkes Nomor 2 Tahun
2023 untuk parameter kecepatan aliran udara atau laju ventilasi yaitu 0,15-0,25
m/s. perbandingan antara hasil pengukuran dan SBMKL yaitu jendela (terbuka,
sedikit terbuka, tertutup), pintu (terbuka, sedikit terbuka, tertutup) dan AC (kanan
dan kiri) memiliki kecepatan aliran udara yang kurang. Sedangkan, AC tengah
memiliki kecepatan aliran udara yang melebihi batas normal atau tidak baik.
4. Pembahasan Kebisingan
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan menurut Permenkes Nomor 2 Tahun
2023 untuk parameter kebisingan untuk fasilitas pendidikan yaitu 55 dBA. Jadi,
perbandingan antara hasil pengukuran dan SBMKL kebisingan didapatkan hasil:
Pada pengukuran 1m, 2m, 3m, 4m, dan 5m tingkat kebisingannya cukup bising-
terlalu bising karena melebihi batas normal kebisingan.

14
Bab V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa
kualitas fisik udara dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk suhu,
kelembaban, pencahayaan, kecepatan aliran udara, dan kebisingan. Semua perameter
fisik udara yang telah diukur menjadi acuan tingkat kenyamanan seseorang dalam
menjalankan aktivitas di ruangan. Hasil pengamatan memberikan kesimpulan bahwa
masih banyak parameter yang melebihi NAB yang ditetapkan dalam Permenkes
Nomor 2 Tahun 2023.
B. Saran
Diharapkan untuk mengkondisikan fasilitas yang ada dan melakukan
pengecekan agar kondisi lingkungan menjadi lebih nyaman, semoga ruangan yang
diperlukan untuk pengukuran semakin luas cakupannya (seperti ruang admin,
laboraturium peminatan lain, dll), hasil dari pengukuran dapat dijadikan sarana
pengambilan keputusan dalam upaya perbaikan kualitas fisik lingkungan, dan
praktikan lebih teliti dalam mengamati dan mencatat hasil.

15
DAFTAR PUSTAKA

(1)1. Kesehatan M, Indonesia R. Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia No


1077/Menkes/PER/2011. 2011;
2. Minah. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Poliklinik UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA. J Pembang Wil Kota. 2018;1(3):82–91.
3. Fitria L, Wulandari RA, Hermawati E, Susanna D. Kualitas Udara Dalam Ruang
Perpustakaan. Makara, Kesehat. 2008;12(2):77–83.
4. Rilatupa IJ. Kualitas Lingkungan Ruang Dalam. 2021;
5. Analisis Kualitas Lingkungan [Internet]. p. 1-. Available from:
http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/berita/baca/358/Penyakit
6. 123doc.com. LAPORAN PRAKTIKUM KESEHATAN LINGKUNGAN
PENGUKURAN FISIK UDARA (INDOOR) [Internet]. 2018. Available from:
https://123dok.com/document/yjow095z-laporan-praktikum-kesehatan-lingkungan-
pengukuran-fisik-udara-indoor.html
7. kompas.com. Kelembapan Udara: Pengertian, Faktor, dan Jenisnya [Internet]. 2022.
Available from:
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/22/160000369/kelembapan-udara--
pengertian-faktor-dan-jenisnya
8. kesehatanlingkungan.com. Kepmenkes RI No 1429 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah [Internet]. Available from:
https://www.kesehatanlingkungan.com/2019/02/kepmenkes-ri-no-1429-tahun-2006-
tentang.html
(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)

16
DAFTAR GAMBAR
A. Gambar 2.1 Skema kerja suhu dan kelembaban

B. Gambar 2.2 Skema Kerja Pencahayaan

17
C. Gambar 2.3 Skema Kerja Kecepatan Aliran Udara

D. Gambar 2.2 Skema kerja Skema Kerja Kebisingan

18
LAMPIRAN
A. Lampiran 1 : Gambar dan Hasil Pengukuran Suhu dan Kelembaban

2. Lampiran 2 : Gambar dan Hasil Pengukuran Pencahayaan

19
3. Lampiran 3 : Gambar dan Hasil Pengukuran Kecepatan Aliran Udara

20
21
4. Lampiran 4 : Gambar dan Hasil Pengukuran Kebisingan

22

Anda mungkin juga menyukai