Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyehatan
Udara yang diampu oleh dosen Bapak Kuat Prabowo, SKM., M.Kes., dan Bapak
Dr. Wakhyono, SKM, M.Si.
Disusun oleh
Kelompok 3 :
KELAS 2 D3 A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan materi, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat selesai dibuat. Kami pun menyadari, bahwa makalah
“Pemeriksaan Kualitas Fisik Udara” yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan dan penulisannya.
Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar kami sebagai penulis
bisa menjadi lebih baik lagi masa yang akan datang. Semoga makalah
“Pemeriksaan Kualitas Fisik Udara” ini bisa menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca serta bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
(refleksi), pembauran (scattering), dan penyerapan (absorpsi) oleh
materialmaterial di atmosfer. Persentase jumlah pemantulan dan
pembauran sinar Matahari oleh partikel atmosfer ini dinamakan
albedo (Utoyo, 2009).
7
perbedaan tekanan udara yang akan bepengaruh terhadap pergerakan
udara.
1) 1. Siapkan thermometer
2) Gantung thermometer setinggi 1,25 – 2 meter
3) Hindari themometer dari terkena sinar matahari langsung atau
pantulan radiasi sinar matahari
4) Biarkan selam 5 menit, sampai konstan
5) Baca dan catat suhu udara pada thermometer
Suhu basah, Sesuai dengan namanya “wet bulb”, suhu ini diukur
dengan menggunakan thermometer yang bulbnya (bagian bawah
thermometer) dilapisi dengan kain yang telah basah kemudian dialiri udara
yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain
basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air
pada kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan
cairan yang ada dalam thermometer. Untuk menjelaskan apa itu wet bulb
temperature, dapat kita gambarkan jika ada suatu kolam dengan panjang
tak hingga diatasnya ditutup. Kemudian udara dialirka melalui permukaan
8
air. Dengan adanya perpindahan kalor dari udara ke permukaan air maka
terjadilah penguapan. Udara menjadi jenuh diujung kolam air tersebut.
Suhu disinilah yang dinamakan Wet Bulb temperature.
2. Kelembaban Udara
9
b) Buat kayu penyangga berbentuk tanda tambah dan
ikatkan payung di atas kayu tersebut sebagai
pelindung
c) Kemudian ikatkan thermometer diujung-ujung dari
kayu
d) Kapas diikatkan pada salah satu thermometer dan
diberi air sementara yang satunya tidak diberi apa-
apa
e) Lakukan pengamatan selama 30 menit
f) Tentukan kelembaban udara dengan menggunakan
tabel di bawah ini
Contoh:
Suhu kering = 27 C
Suhu basah = 25 C
Selisih suhu kering dan suhu basah adalah 2C
Kelembaban udara lihat pada tabel pada suhu kering
27C, kemudian lihat pada kolom selisih suhu
kering dan suhu basah = 2, maka kelembaban udara
adalah 83%.
2) Pengukuran dengan Psycrometer
a) Siapkan psycrometer
10
Kelembaban udara lihat pada tabel pada suhu kering
27C, kemudian lihat pada kolom selisih suhu
kering dan suhu basah = 2, maka kelembaban udara
adalah 83%.
11
3) Pengukuran dengan Hygrometer atau
Thermohygrometer
Pengukuran kelembaban udara juga dapat dilakukan
dengan Hygrometer, yaitu alat elektoronik yang mampu
mengukur kelembaban relatif udara, atau
Thermohygrometer yaitu perangkat elektronik yang
dirancang untuk mengukur suhu dan kelembaban relatif
udara, baik secara manual maupun digital. Jika pengukuran
kelembaban dilakukan dengan alat-alat tersebut, caranya
adalah meletakkan atau menggantung alat pada ketinggian
1.25-2 meter, dan dibiarkan selama 5 menit (sampai stabil)
lalu dibaca.
12
3.1 Pengukuran Kecepatan dan Arah Angin
13
2.2 Kebisingan Area
2.2.1 Instrumen Pengukur Kebisingan
14
(intermitten) dan bervariasi menurut waktu (time varying noise). Oleh
sebab itu hal terpenting dalam pengukuran kebisingan lingkungan adalah
penggunaan respon fast saat pengukuran. Secaraumum langkah-langkah
yang diperlukan dalam penggunaan SLM sebagai berikut:
15
7. Memilih mode waktu yang digunakan dengan menekan menu pada
integrating SLM (10 menit untuk pengukuran bising lingkungan)
8. Memilih mode pengukuran dengan menekan tombol mode pada
integrating SLM (Leq, Le, Lmax, none)
9. Untuk SLM biasa waktu pengukuran ditentukan secara manual
sedangkan Leq dihitung dari 120 data yang terkumpul selama 10 menit
1. Cara Sederhana
Cara sederhana adalah cara penentuan intensitas kebisingan
menggunakan alat berupa Sound Level Meter (SLM), dan stopwatch.
Pengukuran tingkat tekanan bunyi dB (A) selama 10 (sepuluh) menit
untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.
Data yang diperoleh langsung dapat diolah dan intensitas kebisingan
saat dilakukan pengukuran tersebut dapat sgera diketahui.
2. Cara Langsung (Jelaskan Artinya)
Cara langsung adalah cara mengukur intensitas kebisingan
menggunakan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai
fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5
detik, dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit. Pengukuran
tersebut dilakukan secara berlanjut.
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan
cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 jam
(LS) pada selang waktu 06.00 – 22.00 dan aktifitas malam hari selama
8 jam (LM) pada selang 22.00 – 06.00. Setiap pengukuran harus dapat
mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4
waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling sedikit
3 waktu pengukuran, sebagai contoh:
16
No. Kebisingan Terminologi Jam
Waktu Pengambilan
A. Periode Siang
L1 06.00-09.00 Jam 07.00
L2 09.00-14.00 Jam 10.00
L3 14.00-17.00 Jam 15.00
L4 17.00-22.00 Jam 20.00
B. Periode Malam
L5 22.00-24.00 Jam 23.00
L6 24.00-03.00 Jam 01.00
L7 03.00-06.00 Jam 04.00
17
2.3 Tekanan Panas Area
18
dan kimia di tempat kerja, menggunakan parameter Wet Bulb Globe
Temperature (WBGT), ketentuan sebagai berikut:
1. Iklim Kerja
Standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
3. Wet Bulb Globe Temperature (WBGT)
Parameter untuk menilai tingkat iklim kerja yang merupakan hasil
perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu
bola
4. Suhu udara kering (dry bulb temperature)
Suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering
5. Suhu basah alami (natural wet bulb temperature)
Suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola basah alami merupakan
suhu penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan
terjadinya keseimbangan uap air di udara suhu ini biasanya lebih
rendah dari suhu kering.
6. Suhu bola (Globe Temperature)
Suhu yang ditunjukkan oleh termometer bola suhu ini sebagai
indikator tingkat radiasi.
19
penerangan yang optimal. Selain menerangi obyek kerja, penerangan juga
diharapkan cukup memadai menerangi keadaan sekelilingnya.
20
yang dikakukan di ruangan yang akan diukur tersebut. Jika aktivitas
dilakukan di atas meja, maka titik pengukuran adalah di atas meja kerja.
a. Penerangan Setempat
Objek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan dan pengukuran
dapat di lakukan di atas meja. Jika di ruangan kerja terdapat beberapa
meja kerja, maka pengukuran dilakukan pada masing-masing meja
kerja, kemudian hasil diperoleh dirata-ratakan.
b. Penerangan Umum
Penerangan umum pada suatu ruang kerja diukur pada beberapa titik,
Titik tersebut adalah titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi 1 (satu) meter. Jarak
tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan.
1) Luas ruangan kurang dari 10 m2 .
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah
pada jarak 1 (satu) meter.
2) Luas ruangan antara 10 sampai 100 m2 .
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah
pada jarak 3 (tiga) meter.
3) Luas ruangan lebih dari 100 m2.
Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah
pada jarak 6 (enam) meter.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suhu udara merupakan paramater iklim yang berpengaruh terhadap
pembentukan dan retensi polutan di udara. Kelembaban udara menunjukkan
banyaknya uap air yang berada di udara. Kelembaban udara ditentukan dengan
menggunakan beberapa peralatan dan metode, yaitu metode suhu basah dan suhu
kering dan menggunakan hygrometer atau thermohygrometer. Kecepatan dan arah
angin harus diukur bersamaan. Kecepatan angin dikur dengan anemometer. Arah
angin ditentukan dengan menggunakan peralatan wind vane atau wind sock. Arah
angin juga dapat ditentukan dengan bendera, asap, kapas dengan bantuan kompas.
Kebisingan dapat ditentukan intensitasnya menggunakan sound level meter dan
menggunakan metode cara sederhana atau cara langsung. Untuk pengukuran
tekanan panas menggunakan termometer dimana alat ini dapat mengukur suhu
basah, suhu kering, atau suhu radiasi. Pengukuran pencahayaan ditujukan untuk
menyesuaikan intensitas penerangan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan dan
alat yang digunakan untu mengukut intensitas cahaya adalah lux meter.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tertunya dapat di pertanggung
jawabkan. Dengan demikian sebagai penulis makalah ini kami meminta saran dan
kritik karena masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar teman-teman
mahasiswa/i yang membaca ataupun dosen yang membimbing agar memberikan
masukkan demi kesempurnaan penulisan makalah yang berjudul “Pemeriksaan
Kualitas Fisik Udara.”
22
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, kuat., dkk. 2018. Penyehatan Udara. Jakarta Selatan : Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
https://eprints.itenas.ac.id/1616/5/Bab%202.pdf
23