“IKLIM KERJA”
Dosen pengampuh: Indah Ade Prianti, SKM., M.PH
OLEH :
KELAS K3-B
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas
Pada Mata Kuliah Higiene Indutri yang membahas tentang Iklim kerja.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal
dan mendalami materi dari makalah yang kami buat ini. Dalam penyelesaian
makalah ini, banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya
ilmu pengetahuan tentang materi tersebut. Namun, berkat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Indah Ade Prianti, SKM., M.PH yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sekaligus sebago dosen pengampuh mata kuliahHigiene Industri.
2. Teman teman kelompok 2 yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami sebagai seorang mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif.
Harapan kami, semoga makalah ini berguna bagi pembaca, penulisnya juga
termasuk kami, khususnya untuk orang-orang yang mau mendalami tentang Iklim
Kerja.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tempat kerja yaitu suatu tempat yang di dalamnya terdapat tenaga
kerja yang bekerja atau linkungan yang sering dimasuki oleh tenaga kerja
untuk urusan suatu usaha serta adanya sumber-sumber bahaya. Jadi dapat
dipastikan bahwa di tempat kerja pasti terdapat potensi bahaya yang
mengancam keselamatan dan kesehatan pekerja. Keselamatan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Saat ini telah banyak
industri yang menggunakan peralatan kerja dan mesin-mesin produksi yang
canggih, sehingga dapat diharapkan memberikan hasil produksi yang
maksimal. Kemajuan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan kerja sekitar, karena semakin meningkat pula jumlah dan jenis
bahaya yang ada di tempat kerja maka dapat menyebabkan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Bahaya yang ada ditempat kerja dapat berpengaruh
terhadap keselamatan, kesehatan, dan produktivitas tenaga kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki makna perlindungan
bagi tenaga kerja yang merupakan aset penting dan berharga bagi organisasi
dari terjadinya kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK).
Sehingga diperlukannya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman yang
mendukung tenaga kerja melaksanakan pekerjaannya dan mencegah terjadinya
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal.
Pada suatu lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi tekanan
lingkungan. Tekanan lingkungan tersebut berasal dari faktor kimia, fisika,
psikis dan biologis. Tekanan fisik yang sering terjadi dalam suatu lingkungan
kerja salah satunya adalah keadaan iklim yang sangat mempengaruhi kondisi
kerja bagi tenaga kerja.
Suhu lingkungan kerja yang tinggi dan berada diatas nilai ambang
batas dapat menyebabkan kenaikan suhu tubuh pekerja. Hal tersebut akan
1
2
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, sebagai berikut:
1. Pengertian Iklim Kerja?
2. Macam-macam Iklim Kerja?
3. Pengendalian Iklim Kerja Tinggi?
4. Faktor yang Mempengaruhi Iklim Kerja?
5. Pengukuran Iklim Kerja?
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Iklim Kerja
2. Untuk mengetahui Macam-macam Iklim Kerja
3. Untuk mengetahui Pengendalian Iklim Kerja Tinggi
4. Untuk mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Iklim Kerja
5. Untuk mengetahui Pengukuran Iklim Kerja
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
memerlukan energi yang lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja yang
bekerja di lingkungan kerja dengan suhu nyaman yaitu 24°C sampai dengan
26°C. Selain itu lingkungan kerja dengan suhu tinggi lebih banyak
menimbulkan permasalahan dibandingkan dengan lingkungan kerja dengan
suhu rendah karena manusia lebih mudah melindungi diri dari pengaruh suhu
rendah dibanding suhu tinggi.
temperature sekitar 200C sampai 270C apabila melebihi dari suhu tersebut
maka akan membuat orang merasa tidak nyaman.
Kombinasi antara iklim kerja (suhu udara, kelembaban udara, dan
panas radiasi) dengan panas metabolisme tubuh dapat menyebabkan iklim
kerja panas. Pekerja yang terpapar tekanan panas menyebabkan tubuh
pekerja akan merespons dengan cara mengeluarkan banyak keringat untuk
mendinginkan suhu tubuh. Hal tersebut mengakibatkan tubuh kehilangan
cairan secara berlebihan sehingga pekerja mengalami dehidrasi.
Tekanan panas akan berdampak pada terjadinya :
a. Dehidrasi
Dehidrasi adalah penguapan yang berlebihan yang akan
mengurangi volume darah dan pada tingkat awal aliran darah akan
menurun dan otak akan kekurangan oksigen.
b. Heat rash
Gejala ini bias berupa lecet terus menerus dan panas disertai
gatal yang menyengat.
c. Heat Fatique
Gangguan pada kemampuan motorik dalam kondisi panas.
Gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap tugas.
d. Heat cramps
Kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium klorida dalam
darah sampai tingkat kritis. Dapat terjadi sendiri atau bersama dengan
kelelahan panas, kekejangan timbul secara mendadak.
e. Heat exhaustion
Heat exhaustion adalah kelelahan akibat cuaca yang sangat
panas. Heat exhaustion merupakan respons tubuh mengeluarkan air
dan garam melalui keringat secara berlebihan.
f. Heat Sincope
Keadaan kolaps atau kehilangan kesadaran selama pemajanan
panas dan suhu tubuh atau penghentian keringat.
g. Heat stroke
6
c. Frosbite: Akibat suhu rendah dibawah titik beku, kondisi sama seperti
trenchfoot namun stadium akhir penyakit frosbite adalah gangrene
danbisa berakibat cacat tetap.
Temperatur dan kelembapan (iklim) lingkungan ruang kerja sangat
berpengaruh pada efektivitas pekerjaan. Bekerja pada lingkungan yang
terlalu panas dan lembab, dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh dan
dapat menyebabkan keletihan yang datang terlalu dini. Sedangkan pada
lingkungan yang terlalu dingin, dapat menyebabkan hilangnya fleksibilitas
terhadap alat-alat motorik tubuh yang disebabkan oleh timbulnya
kekakuan fisik tubuh. Kedua kondisi ini dapat mengurangi produktivitas
kerja bahkan potensial menyebabkan kecelakaan kerja.
Catatan :
a. Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo
kalori/jam.
b. Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai
dengan kurang dari 350 Kilo kalori/jam.
c. Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan
kurang dari 500 Kilo kalori/jam.
4. Perhitungan
a. Rumus Dasar ISBB
Ada 2 (dua) jenis rumus perhitungan ISBB, yaitu :
1) Rumus untuk pengukuran dengan memperhitungkan radiasi sinar
matahari, yait tempat kerja yang terkena radiasi sinar matahari
secara langsung :
ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SB + 0,1 SK
2) Rumus untuk pengukuran tempat kerja tanpa pengaruh radiasi
sinar matahari, yaitu :
ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SB
b. Rumus yang dikembangkan berdasarkan perpindahan lokasi kerja.
Dalam hal pemaparan ISBB yang berbeda-beda karena lokasi kerja
yang berpindah pindah menurut waktu, maka berlaku ISBB rata-rata
dengan rumus sebagai berikut :
(ISBB 1)(t1)+(ISBB2)(t2)+⋯+(ISBBn)(tn)
ISBB rata-rata =
t1+t2+⋯+tn
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Suma’mur PK, iklim kerja adalah kombinasi dari suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi Keempat
faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat
disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas disuatu lingkungan kerja
adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan
udara, dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang.
Iklim kerja dapat mempengaruhi daya kerja. Produktivitas, efisiensi, dan
efektifitas kerja Untuk menilai hubungan iklim kerja dan efeknya terhadap
perorangan atau kelompok teanga kerja perlu diperatikan seluruh faktor yang
meliputi lingkungan, faktor menusiawi dan pekerjaan itu sendiri.
ACGIH telah menentukan parameter untuk mengevaluasi iklim kerja
panas dengan WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) atau dengan ISBB
(Indeks Suhu Basah dan Bola). Apabila tenaga kerja terpapar oleh panas
melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan maka dapat
menimbulkan terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja yang
berdampak pada menurunnya produktivitas kerja.
B. Saran
Kami mengetahui bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan tetapi
kami berharap makalah ini bisa menambah wawasan kita. Dan kami sangat
membutuhkan saran positif dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini
kedepannnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Entianopa, E., Wahyuni, A., & Kurniawati, E. (2020). Hubungan Iklim Kerja Panas
Terhadap Dehidrasi Pada Pekerja Di Bagian Dryler Di Pt. X Tahun
2020. Indonesian Journal of Health Community, 1(1), 28-34.
Khofiyya, A. N., Suwondo, A., & Jayanti, S. (2019). Hubungan Beban Kerja, Iklim
Kerja, Dan Postur Kerja Terhadap Keluhan Musculoskeletal Pada Pekerja
Baggage Handling Service Bandara (Studi Kasus Di Kokapura, Bandara
Internasional Ahmad Yani Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 7(4), 619-625.
Nurlida, N., & Oktaviani, L. W. (2015). Hubungan Intensitas Penerangan dan Iklim
Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Penjahit di Kecamatan Muara Badak
Kabupaten Kutai Kartanegara.
Suma’mur PK. PK. 1996. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
PT.Toko Gunung Agung.
Sunaryo, M., & Sahri, M. (2019). Evaluasi Iklim Kerja di Bagian Produksi pada
Industri Keramik di Wilayah Gresik. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1),
29-35.
13