Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR TATA UDARA

SEMESTER III
Dosen pengampu : Yudhy Kurniawan, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

1. Andi Dwi Saputra (1902062)


2. Hadi Muchyi Nafiuddin (1902071)
3. Irah Riansyah (1902074)
4. M. Arif Rahman (1902080)
5. Nafa Salzabillah Kusuma Adhani (1902082)
6. Zulfah Nurkholis (1902091)

D3TP2C

JURUSAN TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA


POLITEKNIK NEGERI INDRAMAYU
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur pada Allah SWT. Yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan Laporan
Praktikum Dasar Tata Udara tentang Cooling Load yang dilaksanakan di Ruang Perpustakaan
Politeknik Negeri Indramayu ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penyusunan laporan praktikum ini untuk digunakan sebagai
persyaratan dalam menempuh Tugas besar mata kuliah Dasar Tata Udara yang terdapat di
Politeknik Negeri Indramayu.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, Namun berkat bimbingan serta bantuan dari semua pihak yang telah membantu dalm
penyusun laporan ini maka laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu. oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, kami mohon para pembaca dan pembimbing berkenan memberikan saran
atau kritik demi perbaikan laporan berikutnya.

Akhir kata kami penyusun berharap semoga laporan Praktikum ini dapat memberikan
suatu manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan
Praktikum Dasar Tata Udara.

Indramayu, 13 Desember 2020

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI..................................................................................................................................3
2.1 Dasar Teori............................................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................................5
PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN....................................................................................................5
3.1 Eksterior................................................................................................................................................5
A. Dinding................................................................................................................................................6
B. Atap.....................................................................................................................................................8
C. Kaca.....................................................................................................................................................9
3.3 Solar Radiation....................................................................................................................................13
3.4 Lighting...............................................................................................................................................14
3.5 People..................................................................................................................................................15
3.6 Equipment...........................................................................................................................................16
3.7 Infilteration..........................................................................................................................................16
3.8 Ventilasi..............................................................................................................................................19
BAB IV.....................................................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21
LAMPIRAN..............................................................................................................................................22

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan suatu Negara yang memiliki 2 musim yaitu, musim kemarau dan
musim hujan, oleh karena itu kita perlu melakukan upaya pengkondisian udara pada tiap
musimnya. Manusia sangat membutuhkan lingkungan dengan udara ruang yang nyaman
(thermal comfort) untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal. Dengan adanya
lingkungan udara yang nyaman ini manusia akan dapat beraktivitas dengan nyaman.
Keadaan udara pada suatu ruang dengan aktivitas yang tinggi, sangat berpengaruh pada
kondisi dan keadaan penghuninya. Bila dalam suatu ruangan yang panas, manusia yang
melakukan aktivitas di dalamnya tentu akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan
aktivitasnya secara baik.

Tubuh manusia baik sedang diam maupun bergerak tentu akan terus-menerus
menghasilkan kalor, hal tersebut mengakibatkan kenyamanan thermal langsung berhubungan
dengan tubuh manusia yang selalu membuang kalor yang berlebihan. Dalam keadaan normal
perpindahan panas ini terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya, namun demikian tubuh
manusia memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus menerus bekerja untuk
mempertahankan keseimbangan yang diperlukan antara timbulnya panas dan pembuangan
panas yang dihasilkan. Mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang
normal, dengan mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut. Bila laju kehilangan
panas terlalu lambat kita akan mudah berkeringat. Keringat tersebut menambah laju
kehilangan panas karena penguapan.

Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau suhu yang
nyaman sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan
luar, maka digunakan Penyegaran Udara Buatan (Air Conditioning). Penyegaran udara
buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban
kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.

1
Keadaan yang sejuk dan nyaman bagi manusia (comfort condition) adalah keadaan
dimana temperatur berkisar 24 oC - 26 oC, dengan kelembaban 40 - 50%
Dalam menentukan Air Conditioning ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan :
a. Suhu dan kelembaban udara sekitar.
b. Luas area yang akan didinginkan.
c. Jenis mesin pendingin yang akan digunakan.
d. Jenis perancangan saluran-saluran pendingin (ducting).

1.2 Tujuan
a. Mengetahui dasar-dasar perencanaan sistem tata udara.
b. Mampu menghitung beban pendinginan pada gedung.
c. Mampu menganalisa pada diagram psikrometrik.
d. Menyediakan informasi untuk pemilihan peralatan, sistem ukuran dan desain sistem.
e. Untuk dapat memenuhi thermal comfort.

1.3 Rumusan Masalah


a. Seberapa besar pengaruh pengkondisian udara pada manusia
b. Bagaimana cara mengkondisikan suatu ruangan
c. Pada temperatur berapa kenyamanan thermal pada manusia
d. Apa saja komponen yang mempengaruhi beban pendinginan.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar Teori

Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karena


udaranya panas (24 - 34°C), kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu, khususnya
pada bangunan tinggi dimana angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena keadaan alam
yang demikian, maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan
menggunakan alat penyegaran udara (air conditioning).

Udara panas menyebabkan rasa tidak nyaman untuk beraktivitas. Kondisi akan
semakin parah apabila orang bekerja atau beraktivitas di dalam ruang yang tertutup dengan
sirkulasi udara yang terbatas. Udara dengan kelembaban tinggi dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman, hal ini karena pada kondisi tersebut orang menjadi mudah berkeringat.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, udara di dalam ruangan harus dikondisikan sehingga
mempunyai karakteristik yang cocok dengan kondisi tubuh orang yang menempati
ruangan. Di dalam suatu ruangan yang udaranya dikondisikan, temperatur dan kelembaban
udara dapat dikontrol sampai kondisi dimana penghuni ruangan merasa nyaman. 

Pengkondisian udara adalah perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu,


kelembaban, kebersihan dan pendistribusian-nya secara serentak guna mencapai kondisi
nyaman yang diperlukan oleh orang yang berada di dalam suatu ruangan. Atau dapat
didefinisikan suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan
kelembaban yang ideal.

Untuk mencapai hal tersebut, dapat dirancang dan digunakan beberapa macam
sistem pendinginan, pemanasan, dan ventilasi yang sesuai. Beberapa faktor pertimbangan

3
pemilihan sistem pengkondisian udara meliputi faktor kenyamanan, faktor ekonomi, dan
faktor Operasi & Pemeliharaan.

Komponen penghasil panas yang berkontribusi dalam beban pendinginan


diantaranya terdiri dari :

1. Konduksi melalui eksterior meliputi dinding, atap dan kaca.


2. Konduksi melalui interior meliputi partisi, langi-langit dan lantai.
3. Solar radiasi melalui kaca
4. Lampu.
5. Orang.
6. Peralatan.
7. Panas dari infiltrasi udara luar melalui celah-celah.
8. Ventilasi

4
BAB III

PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN


Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan perhitungan adalah memperhatikan
terlebih dahulu material dan letak lintangnya. Lakukan pendataan ukuran ruangan, komponen
apa saja yang akan menhasilkan kalor serta kegiatan yang akan ada di dalam ruanga tersebut.

3.1 Eksterior
Beban pendingin yang dikarenakan oleh konduksi melalui eksterior yang meliputi
dinding, atap dan kaca dapat diperoleh melalui persamaan :

Q = U x A x CLTDc

Dimana,

Q = Beban pendingin untuk atap, dinding dan kaca BTU/hr

U = koefesiensi keseluruhan perpindahan panas BTU/hr.ft2.F

A = Luas permukaan atap, dinding dan kaca ft2

Rumus untuk mencari U sendiri adalah :

1
U = Rtot

CLTDc dapat ditentukan melalui persamaan :

CLTDc = CLTD + LM +(78 – tR) + (ta – 85)

5
Dimana,

CLTDc = faktor koreksi CLTD, F

CLTD = perbedaan Temperatur beban pendingin, F dari table 6.1, 6.2 atau 6.5

LM = faktor koreksi terhadap posisi matahari dari table 6.4

tR = temperatur ruangan sebelum dikondisikan, F

ta = rata-rata temperature luar, F.

Temperature ta dapat ditemukan mengikuti rumus :

ta = to – (DR/2)

Dimana,

to = temperature bola kering luar, F table A.9

DR = daily temperature range, F dari Tabel A.9

Perbedaan temperature beban pendingin (CLTD) bukan perbedaan antara temperature


dalam ruangan dan temperature luar ruangan.CLTD ditentukan berdasarkan faktor solar atau
posisi matahari.

A. Dinding
Untuk mencari nilai U maka harus menentukan terlebih dahulu material
dindingnya. Lapisan materialnya sendiri terdiri dari :

Tabel 3.1 Material dinding

Material R (h.ft2.F/BTU) Keterangan


Outside air film 0,25 G. Pita Tabel A.5
Semen 0,20 G. Pita Tabel A.4
Beton 1,93 G. Pita Tabel A.4
Semen 0,20 G. Pita Tabel A.4
Inside air film 0.68 G. Pita Tabel A.5
Total 3,26

6
1 1
U = Rtot = 3,26 = 0,306 BTU/h.ft2.F

Tabel 3.2 CLTDc

Keterangan CLTD LM 78-tr ta-85 CLTDc (F)


(F) (F) (F)
Dinding Timur 27 -3 1 -0,9 24,1
Dinding Selatan 14 -8 1 -0,9 6,1
Dinding Barat 13 -3 1 -0,9 10,1
Dinding Utara 9 12 1 -0,9 21,1

7
tr adalah 25˚C karena merupakan thermal comfort yang sama dengan 77˚F,
sedangkan ta sendiri didapatkan dari penjumlahan temperature luar dengan nilai 32 ˚C atau
89,6˚F dikurangi nilai DR dari table A.9 negara Singapore sebesar 11 lalu yang dibagi dua
hasilnya adalah 5,5 ˚F. Sehingga nilai ta nya adalah 84,1 ˚F.

CLTD untuk dinding berada pada buku G, pita table 6.3 grup C pada jam 14.00
karena merupakan waktu dengan temperature terpanas. Grup C dipilih karena pada table 6.3
deskripsi grup konstruksi dinding karena dinding perpustakaan memiliki material beton.

Lintang Indonesia terletak pada 6˚, karena latitude month pada buku G. Pita table
6.4 tidak terdapat lintang 6˚ maka yang di ambil adalah lintang 0˚ bulan Juni. Perhitungan di
mulai pada bulan Desember kemudian karena table yang ada merupakan table lintang
selatan maka untuk mendapatkan data lintang utara di tambah enam bulan kemudian.

Tabel 3.3 Beban pendinginan dinding

Keterangan U Leb Tinggi Luas Luas Luas Luas CLTD Q


(BTU ar (m) Kotor Kotor Jendela Bersih c (F) (BTU/h
/h. ft². (m) (m²) (ft²) (ft²) (ft²) r)
F)
Dinding 0,306 10 3,5 35 376,7365 3,875004 372,8615 24,1 2749,70
Timur 439
Dinding 0,306 9,5 3,5 33,25 357,8997 39,072957 318,8267 6,1 595,121
Selatan 952
Dinding 0,306 10 3,5 35 376,7365 48,975745 327,7608 10,1 1012,97
Barat 739
Dinding 267,568
0,306 2 3,5 7 75,3473 33,906285 41,4410 21,1
Utara 057
4625,37
TOTAL
179

B. Atap
Atap memiliki material yang sama dengan dinding sehingga U nya sama
dengan U dinding yaitu 0,306 BTU/h.ft2,F. Atap pada perpustakaan memiliki jarak
dengang langit-langitnya (with suspended ceiling) sehingga CLTD (cooling load
temperature defference) nya terdapat pada table 6.1 6-in lightweigh concrete dengan
nilai 48 F.

Tabel 3.4 CLTDc atap.

Keterangan CLTD LM 78-tr ta-85 CLTDc (F)


(F) (F) (F)

8
Dinding Timur 48 -5 1 -0,9 43,1

Tabel 3.5 Beban pendinginan di atap

U Luas CLTDc Q
Panjang Lebar Luas Bersih
Keterangan (BTU/h. Bersih (F) (BTU/hr)
(m) (m) (m²)
ft². F) (ft²)
43,1 13486,27
Atap 0,306 10 9,5 95 1022,5705

C. Kaca
Perpustakaan memiliki banyak kaca dengan ukuran yang berbeda-beda. Tetapi
meskipun begitu U untuk kaca dapat ditentukan langsung pada table A.8 G. Pita. Nilai
U ditentukan berdasarkan jenis kaca (tunggal , double atau triple) serta bahan
penyangga kaca (aluminium atau kayu) dan pilihan musimnya apakah musim dingin
atau musim panas. Untuk Indonesia yang merupakan Negara tropis maka yang dipilih
adalah musim panas dan jenis kaca pada perpustakaan adalah kaca tunggal dengan
penyangga aluminium memiliki U sebesar 1,01 BTU/hr.

CLTD kaca dari semua arah mata angin memiliki nilai yang sama pada setiap
jamnya. Pada pukul 14.00 kaca ,e,iliki nilai CLTD sebesar 13 F.

Tabel 3.6 CLTDc kaca

Keterangan CLTD 78-Tr Ta-85 CLTDc


(F) (F) (F) (˚F)
Jendela Timur 13 1 -0,9 13,1
Jendela Selatan 13 1 -0,9 13,1
Jendela Barat 13 1 -0,9 13,1
Jemdela Utara 13 1 -0,9 13,1

Tabel 3.7 Luas total kaca

Tinggi Lebar Banyak Tinggi Leba Banyak Luas Luas Luas Luas
1 (m) 1 (m) Jendela 2 (m) r2 Jendela 1 (m2) 2 (m2) Total Total
1 (m) 2 (m2) (ft2)
0,3 0,4 3 - - - 0,36 - 0,36 3,88

9
0,3 0,4 4 2,1 0,5 3 0,48 3,15 3,63 39,07
2,1 0,5 3 1,4 0,5 2 3,15 1,40 4,55 48,98
2,1 0,5 1 1,4 0,5 3 1,05 2,10 3,15 33,91

Tabel 3.8 Beban pendinginan kaca

Keterangan U CLTDc (F) Luas Total Q


(BTU/hr.ft2.F) (ft2) (BTU/hr)
Jendela Timur 1,01 13,1 3,88 51,2702
Jendela 1,01 13,1 39,07 516,9743
Selatan
Jendela Barat 1,01 13,1 48,98 647,9981
Jendela Utara 1,01 13,1 33,91 448,6141
TOTAL 1664,8566

3.2 Interior
Beban pendingin yang dikarenakan oleh konduksi interior dalam ruangan yang belum
dikondisikan melalui partisi lantai dan langit-langit dapat ditemukan melalui persamaan :

Q = U x A x TD

Dimana,

Q = Beban pendingin untuk atap, dinding dan kaca BTU/hr

U = koefesiensi keseluruhan perpindahan panas BTU/hr

A = Luas permukaan atap, dinding dan kaca ft2

TD = Perbedaan temperature diantara ruang yang sudah dikonisikan dan yang belum
dikondisikan, F

Jika temperature dari ruang yang belum dikondisikan tidak diketahui maka dapat diasumsikan
temperature ruangan yang belum dikondisikan yaitu 5˚F lebih kecil dari temperature luar
ruangan.

A. Partisi

10
Partisi adalah dinding yang tidak mendapatkan cahaya matahari secara langsung.
Dinding partisi yang berada di ruang perpustakaan berada disebelah utara. Secara total
panjang dinding utara adalah 9,5 meter. Tetapi ada bagian dinding utara yang terkena cahaya
matahari dengan panjang 2 meter sehingga panjang dinding partisinya 7,5 meter.

Tabel 3.9 Material Partisi

Material R (h.ft2.F/BTU) Keterangan


Outside air film 0,68 G. Pita Tabel A.5
Semen 0,20 G. Pita Tabel A.4
Beton 1,93 G. Pita Tabel A.4
Semen 0,20 G. Pita Tabel A.4
Inside air film 0.68 G. Pita Tabel A.5
Total 3.69

1 1
U = Rtot = 3,69 = 0,271 BTU/h.ft2.F

Temperatur luar di Indramayu adalah 89,6 F lalu dikurangi 5F untuk mencapai


temperature yang belum dikondisikan. Kemudian temperature ruangan yang dikondisikan
adalah 77 F sehingga TD nya adalah 7,6F.

Tabel 3.10 TD

Keterangan Tr Tout Tuncoditioned TD


(F) (F) (F) (F)
Dinding Utara 77 89,6 84,6 7,6

Tabel 3.11 Luas Permukaan dinding partisi

Tinggi Lebar (m) Luas Luas Pintu Luas Bersih Luas Bersih (ft²)
(m) Kotor (m²) (m²)
(m²)
3,5 7,5 26,25 3,99 22,26 239,604414

11
Tabel 3.12 Beban pendinginan interior partisi

Keterangan U (BTU/h. ft². TD Q (BTU/hr)


F) (F)
Dinding 0,271 7,6 493,4893
Utara

B. Lantai
Lantai di perpustakaan terletak di lantai dua gedung direktorat sehingga material
lantainya hampir sama dengan material dinding kecuali lantai memiki material tambahan
yaitu keramik.
Tabel 3.13 Material Lantai

Material R (h.ft2.F/BTU) Keterangan


Outside air film 0,61 G. Pita Tabel A.5
Keramik 0,05
Semen 0,20 G. Pita Tabel A.4
Beton 1,93 G. Pita Tabel A.4
Semen 0,20 G. Pita Tabel A.4
Inside air film 0.61 G. Pita Tabel A.5
Total 3,6

1 1
U = Rtot = 3,6 = 0,277 BTU/h.ft2.F

Tabel 3.14 Beban pendinginan lantai

Keterangan U (BTU/h. Panjang Lebar Luas Luas TD Q (BTU/hr)


ft². F) (m) (m) Kotor Bersih
(m²) (ft²)
Lantai 0,277 10 9,5 95 1022,5705 7,6 2152,71542

C. Langit-Langit
Langit-langit pada perpustakaan terbuat dari gypsum. Berdasarkan Tabel A.7
bagian partititions G.Pita U untuk gypsum yaitu 0,55 BTU/hr.
Tabel 3.15 Beban Pendinginan Langit-langit

12
Keterangan U (BTU/h. Panjan Lebar Luas Luas TD Q (BTU/hr)
ft². F) g (m) (m) Kotor Bersih
(m²) (ft²)
Langit-
Langit 0,55 10 9,5 95 1022,5705 7,6 4274,34469

3.3 Solar Radiation


Energi radiasi dari matahari melaju melewati material transparan seperti kaca.
Radiasi matahari tergantung pada waktu, orientasi lokasi, bayangan dan efek
penyimpanan. Beban pendinginan bisa ditemukan mengikuti persamaan:

Q = SHGF x A x SC x CLF

Dimana,

Q = Beban pendingin Solar radiasi BTU/hr

A = Luas permukaan Solar radiasi ft2

SHGF = Solar Heat Gain Factor BTU/hr-ft2

SC = Shading coefficient

CLF = Cooling load factor for glasse

SHGF dapat ditemukan pada table 6.9. UNtuk mencari nilai SHGFnya bulainnya harus
ditambah enam bulan ke depan dan latitude yang dipilih adalah 20o karena merupakan latitude
yang paling mendekati latitude Indramayu.

Nilai kooefisien bayangan atau SC terdapat pada table 6.7. SC dipengaruhi tirai yang
digunakan dan tipe kacanya. Untuk kaca di perpustakaan sendiri merupakan kaca tunggal dengan
tirai venetiom blinds medium. Faktor beban pendingin (CLF) terdapat pada table 6.8 sampai table
6.10. Perpustakaan merupakan bangunan grup C tanpa karpet dengan kaca yang memiliki tirai
dan kaca yang tidak memiliki tirai, Sehingga table yang digunakan adalah table 6.9 dan tabl 6.10.

13
Tabel 3.16 Beban pendinginan solar radiasi melalui kaca

Keterangan SHGF SC SC CLF CLF Q1 Q2 Qtot


Luas 1 Luas 2
(BTU/hr.ft2) 1 2 1 2
(BTU/hr (BTU/hr) (BTU/hr
(ft²) (ft²)
) )
Jendela 210 0,94 - 0,28 - 214,1792 - 214,179
Timur 3,875004 - 2
Jendela 42 33,9062 0,94 0,74 0,56 0,68 114,2289 716,589 830,817
Selatan 5,166672 9 9
Jendela 210 15,0694 0,74 0,74 0,53 0,53 2792,589 1241,151 4033,74
Barat 33,90629 6
Jendela 59 22,6041 0,74 0,74 0,86 0,86 424,3665 848,7331 1273,1
Utara 11,3021 9
TOTAL 6351,83
7

3.4 Lighting
Persamaan beban pendinginan untuk lampu adalah :

Q = 3.4 x W x BF x CLF

Dimana,

Q = Beban pendingin lampu BTU/hr

W = Watt

BF = Ballast Factor

CLF = Cooling Load factor for lighting

W ditentukan berdasarkan kapasitas yang digunakan, dinyatakan dalam watt. Ballast Factor
(BF) untuk lampu neon adalah 1,25 dan untuk lampu pijar BF nya adalah 1.0. CLF biasanya
tergantung pada berapa lama lampu dinyalakan. Untuk suatu alasan, table CLF lampu tidak ada
di buku G. Pita, sehingga digunakan ketentuan CLF = 1,0.

Tabel 3.17 Beban pendinginan lampu

Keterangan Jumlah W Wtot BF CLF Q

14
Lampu (BTU/hr)
Lampu 3,4 12 36 432 1,25 1 540

3.5 People
Beban panas pada orang terdiri dari kalor sensible dan kalor latent. Persamaan untuk
menghitung beban pendinginan orang dapat ditentukan menjadi :

Qs = qs x n x CLF

Ql = ql x n

Dimana,

Qs, Ql = Kalor panas Sensible, Latent (BTU/hr)

qs, ql = Kalor Sensible dan Latent perorang (BTU/hr)

n = Jumlah Orang

CLF = Faktor beban pendingin untuk orang

Kalor panas tiap orangnya dapat ditentukan berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada
ruangan di table 6,13. Aktivitas di perpustakaan merupakan kegiatan ringan, duduk. Maka
masing-masing qs dan ql nya adalah 245 BTU/h dan 155 BTU/h. Menghitung CLF ditentukan
berdasarkan lamanya waktu lampu dinyalakan. Lampu di perpustakaan dinyalakan selama 8 jam
dari jam 8 sampai jam empat sore sehingga CLF nya pada table 6.14 adalah 0,15

Tabel 3.18 Beban pendingin untuk orang

Keterangan n CLF qs ql Qs Ql Qtot


(BTU/hr (BTU/hr (BTU/hr) (BTU/hr) (BTU/hr)

15
) )
Orang 17 0,15 245 155 624,75 2635 3259,75

3.6 Equipment
Kalor panas dari peralatan berada pada table 6.15 kemudian jumlah peralatannya di kali
dengan heat gain nya.

Tabel 3.19 Beban Pendingin dari peralatan

Kerterangan Jumlah Q Q tot


Komputer 4 1800 7200
Terminal 5 600 3000
Total 10200

3.7 Infilteration
Infiltrasi adalah udara yang memasuki dinding melalui celah-celah dinding yang retak,
jendela atau pintu. Infiltrasi memiliki kalor latent dan kalor sensible dan dapat ditemukan melalui
persamaan :

Qs = 1.1 x CFM x TC

Dimana,

Qs = Kalor sensible dari infiltrasi atau ventilasi, BTU/hr

CFM = laju aliran udara infiltrasi atau ventilasi, ft3//min

TC = Perubahan Temperatur udara diluar dan didalam ruangan, F

CFM sendiri memiliki persamaan :

CFM = ACH x v/60

16
Ql = 0.68 x CFM x (Wi – Wo)

Dimana,

Ql = Kalor latent dari infiltrasi atau ventilasi, BTU/hr

CFM = laju aliran udara infiltrasi atau ventilasi, ft3/min

Wi , Wo = Kelembaban yang lebih tinggi dikurangi kelembaban yang lebih rendah

Tabel 3.20 Volume

Panjan Lebar Tinggi Volume Volume


g
10 9,5 3,5 332,5 11742,237
5

ACH (air change per hour) sendiri memiliki range diantara 0,5 sampai 1,5 dari bangunan dengan
kondisi konruksu tight to loose.

Untuk mencari nilai Wo dan Wi diperlukan diagram psikorometrik, RH untuk di dalam


ruangan biasanya adalah 50% dan di luar ruangan adalah 80%. Sehingga plotnya adalah :

Dari plot tersebut, ditemukan bahwa nilai dari Wo nya adalah 0,243 lb/lb dan wi adalah
0,010 lb/lb. Wo dikurangi Wi maka hasilnya adalah 0,233 lb/lb.

Tabel 3.21 Beban pendinginan infiltrasi

Keterangan Volume ACH CFM TC Wo- Qs Ql Qt


Wi
Perpustakaan 11742,2375 1 195,703958 12,6 0,23 2712,457 31,007335 2743,464
3

17
18
3.8 Ventilasi
Ventilasi memiliki persamaan yang sama dengan infiltrasi, tetapi perbedaanya adalah
apabila nilai CFM pada infiltrasi berdasarkan ACH nya CFM pada ventilasi dapat ditentukan
berdasarkan jumlah CFM yang dihasilkan oleh tiap orangnya. Befrdasarkan G. Pita jumlah CFM
yang dihasilkan oleh tiap orang adalah 5 sampai 15 CFM.

Tabel 3.22 Beban pendinginan ventilasi

Ventilasi Jumlah orang CFM TC Wo-Wi Qs Ql Qt


Perpustakaa 17 255 12,6 0,233 3534,3 40,4022 3574,7022
n

3.9 Cooling Load Total

Tabel 3.23 Cooling load

Keterangan Q Untuk mencari kapasitas kompresor yang diperlukan


Dinding 4625,3719
dapat dihitung menggunakan persamaan :
Jendela 1664,8566
Atap 13642,73
Untuk 1 pk kompresor = 9000 BTU/hr, maka :
Partisi 493,4893
Lantai 2152,715412
Langit-Langit 4274,34469 Qtotal : 9000 = 53523,26136 : 9000
Solar Radiation 6351,837065
Lighting 540 = 5,9 pk
People 3259,75
Equipment 10200 = 6 pk
Infiltrasi 2743,464198
Ventilasi 3574,7022
Total 53523,26136

19
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dalam menghitung cooling load dipengaruhi oleh mata angn, solar time, material, jumkah
manusia, peralatan atau lampu yang menghasilkan kalor. Dari perhitungan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa kapasitas AC yang diperlukan untuk perpustakaan Politeknik Negeri
Indramayu adalah 6 pk,

4.2 Saran
Dalam melakukan perhitungan harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar hasil Cooling
load dapat diperoleh dengan baik, karena tiap sumber dapat mempengaruhi total dari cooling
load,

20
DAFTAR PUSTAKA

G.Pita, Edward. 2001. Air Conditioning and Systems.

21
LAMPIRAN

22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai