SEMESTER III
Dosen pengampu : Yudhy Kurniawan, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
D3TP2C
Dengan memanjatkan puji syukur pada Allah SWT. Yang telah memberikan limpahan
rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan Laporan
Praktikum Dasar Tata Udara tentang Cooling Load yang dilaksanakan di Ruang Perpustakaan
Politeknik Negeri Indramayu ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan praktikum ini untuk digunakan sebagai
persyaratan dalam menempuh Tugas besar mata kuliah Dasar Tata Udara yang terdapat di
Politeknik Negeri Indramayu.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, Namun berkat bimbingan serta bantuan dari semua pihak yang telah membantu dalm
penyusun laporan ini maka laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu. oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, kami mohon para pembaca dan pembimbing berkenan memberikan saran
atau kritik demi perbaikan laporan berikutnya.
Akhir kata kami penyusun berharap semoga laporan Praktikum ini dapat memberikan
suatu manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan
Praktikum Dasar Tata Udara.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI..................................................................................................................................3
2.1 Dasar Teori............................................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................................5
PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN....................................................................................................5
3.1 Eksterior................................................................................................................................................5
A. Dinding................................................................................................................................................6
B. Atap.....................................................................................................................................................8
C. Kaca.....................................................................................................................................................9
3.3 Solar Radiation....................................................................................................................................13
3.4 Lighting...............................................................................................................................................14
3.5 People..................................................................................................................................................15
3.6 Equipment...........................................................................................................................................16
3.7 Infilteration..........................................................................................................................................16
3.8 Ventilasi..............................................................................................................................................19
BAB IV.....................................................................................................................................................20
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................21
LAMPIRAN..............................................................................................................................................22
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Tubuh manusia baik sedang diam maupun bergerak tentu akan terus-menerus
menghasilkan kalor, hal tersebut mengakibatkan kenyamanan thermal langsung berhubungan
dengan tubuh manusia yang selalu membuang kalor yang berlebihan. Dalam keadaan normal
perpindahan panas ini terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya, namun demikian tubuh
manusia memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus menerus bekerja untuk
mempertahankan keseimbangan yang diperlukan antara timbulnya panas dan pembuangan
panas yang dihasilkan. Mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang
normal, dengan mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut. Bila laju kehilangan
panas terlalu lambat kita akan mudah berkeringat. Keringat tersebut menambah laju
kehilangan panas karena penguapan.
Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau suhu yang
nyaman sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan
luar, maka digunakan Penyegaran Udara Buatan (Air Conditioning). Penyegaran udara
buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban
kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.
1
Keadaan yang sejuk dan nyaman bagi manusia (comfort condition) adalah keadaan
dimana temperatur berkisar 24 oC - 26 oC, dengan kelembaban 40 - 50%
Dalam menentukan Air Conditioning ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan :
a. Suhu dan kelembaban udara sekitar.
b. Luas area yang akan didinginkan.
c. Jenis mesin pendingin yang akan digunakan.
d. Jenis perancangan saluran-saluran pendingin (ducting).
1.2 Tujuan
a. Mengetahui dasar-dasar perencanaan sistem tata udara.
b. Mampu menghitung beban pendinginan pada gedung.
c. Mampu menganalisa pada diagram psikrometrik.
d. Menyediakan informasi untuk pemilihan peralatan, sistem ukuran dan desain sistem.
e. Untuk dapat memenuhi thermal comfort.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Udara panas menyebabkan rasa tidak nyaman untuk beraktivitas. Kondisi akan
semakin parah apabila orang bekerja atau beraktivitas di dalam ruang yang tertutup dengan
sirkulasi udara yang terbatas. Udara dengan kelembaban tinggi dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman, hal ini karena pada kondisi tersebut orang menjadi mudah berkeringat.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, udara di dalam ruangan harus dikondisikan sehingga
mempunyai karakteristik yang cocok dengan kondisi tubuh orang yang menempati
ruangan. Di dalam suatu ruangan yang udaranya dikondisikan, temperatur dan kelembaban
udara dapat dikontrol sampai kondisi dimana penghuni ruangan merasa nyaman.
Untuk mencapai hal tersebut, dapat dirancang dan digunakan beberapa macam
sistem pendinginan, pemanasan, dan ventilasi yang sesuai. Beberapa faktor pertimbangan
3
pemilihan sistem pengkondisian udara meliputi faktor kenyamanan, faktor ekonomi, dan
faktor Operasi & Pemeliharaan.
4
BAB III
3.1 Eksterior
Beban pendingin yang dikarenakan oleh konduksi melalui eksterior yang meliputi
dinding, atap dan kaca dapat diperoleh melalui persamaan :
Q = U x A x CLTDc
Dimana,
1
U = Rtot
5
Dimana,
CLTD = perbedaan Temperatur beban pendingin, F dari table 6.1, 6.2 atau 6.5
ta = to – (DR/2)
Dimana,
A. Dinding
Untuk mencari nilai U maka harus menentukan terlebih dahulu material
dindingnya. Lapisan materialnya sendiri terdiri dari :
6
1 1
U = Rtot = 3,26 = 0,306 BTU/h.ft2.F
7
tr adalah 25˚C karena merupakan thermal comfort yang sama dengan 77˚F,
sedangkan ta sendiri didapatkan dari penjumlahan temperature luar dengan nilai 32 ˚C atau
89,6˚F dikurangi nilai DR dari table A.9 negara Singapore sebesar 11 lalu yang dibagi dua
hasilnya adalah 5,5 ˚F. Sehingga nilai ta nya adalah 84,1 ˚F.
CLTD untuk dinding berada pada buku G, pita table 6.3 grup C pada jam 14.00
karena merupakan waktu dengan temperature terpanas. Grup C dipilih karena pada table 6.3
deskripsi grup konstruksi dinding karena dinding perpustakaan memiliki material beton.
Lintang Indonesia terletak pada 6˚, karena latitude month pada buku G. Pita table
6.4 tidak terdapat lintang 6˚ maka yang di ambil adalah lintang 0˚ bulan Juni. Perhitungan di
mulai pada bulan Desember kemudian karena table yang ada merupakan table lintang
selatan maka untuk mendapatkan data lintang utara di tambah enam bulan kemudian.
B. Atap
Atap memiliki material yang sama dengan dinding sehingga U nya sama
dengan U dinding yaitu 0,306 BTU/h.ft2,F. Atap pada perpustakaan memiliki jarak
dengang langit-langitnya (with suspended ceiling) sehingga CLTD (cooling load
temperature defference) nya terdapat pada table 6.1 6-in lightweigh concrete dengan
nilai 48 F.
8
Dinding Timur 48 -5 1 -0,9 43,1
U Luas CLTDc Q
Panjang Lebar Luas Bersih
Keterangan (BTU/h. Bersih (F) (BTU/hr)
(m) (m) (m²)
ft². F) (ft²)
43,1 13486,27
Atap 0,306 10 9,5 95 1022,5705
C. Kaca
Perpustakaan memiliki banyak kaca dengan ukuran yang berbeda-beda. Tetapi
meskipun begitu U untuk kaca dapat ditentukan langsung pada table A.8 G. Pita. Nilai
U ditentukan berdasarkan jenis kaca (tunggal , double atau triple) serta bahan
penyangga kaca (aluminium atau kayu) dan pilihan musimnya apakah musim dingin
atau musim panas. Untuk Indonesia yang merupakan Negara tropis maka yang dipilih
adalah musim panas dan jenis kaca pada perpustakaan adalah kaca tunggal dengan
penyangga aluminium memiliki U sebesar 1,01 BTU/hr.
CLTD kaca dari semua arah mata angin memiliki nilai yang sama pada setiap
jamnya. Pada pukul 14.00 kaca ,e,iliki nilai CLTD sebesar 13 F.
Tinggi Lebar Banyak Tinggi Leba Banyak Luas Luas Luas Luas
1 (m) 1 (m) Jendela 2 (m) r2 Jendela 1 (m2) 2 (m2) Total Total
1 (m) 2 (m2) (ft2)
0,3 0,4 3 - - - 0,36 - 0,36 3,88
9
0,3 0,4 4 2,1 0,5 3 0,48 3,15 3,63 39,07
2,1 0,5 3 1,4 0,5 2 3,15 1,40 4,55 48,98
2,1 0,5 1 1,4 0,5 3 1,05 2,10 3,15 33,91
3.2 Interior
Beban pendingin yang dikarenakan oleh konduksi interior dalam ruangan yang belum
dikondisikan melalui partisi lantai dan langit-langit dapat ditemukan melalui persamaan :
Q = U x A x TD
Dimana,
TD = Perbedaan temperature diantara ruang yang sudah dikonisikan dan yang belum
dikondisikan, F
Jika temperature dari ruang yang belum dikondisikan tidak diketahui maka dapat diasumsikan
temperature ruangan yang belum dikondisikan yaitu 5˚F lebih kecil dari temperature luar
ruangan.
A. Partisi
10
Partisi adalah dinding yang tidak mendapatkan cahaya matahari secara langsung.
Dinding partisi yang berada di ruang perpustakaan berada disebelah utara. Secara total
panjang dinding utara adalah 9,5 meter. Tetapi ada bagian dinding utara yang terkena cahaya
matahari dengan panjang 2 meter sehingga panjang dinding partisinya 7,5 meter.
1 1
U = Rtot = 3,69 = 0,271 BTU/h.ft2.F
Tabel 3.10 TD
Tinggi Lebar (m) Luas Luas Pintu Luas Bersih Luas Bersih (ft²)
(m) Kotor (m²) (m²)
(m²)
3,5 7,5 26,25 3,99 22,26 239,604414
11
Tabel 3.12 Beban pendinginan interior partisi
B. Lantai
Lantai di perpustakaan terletak di lantai dua gedung direktorat sehingga material
lantainya hampir sama dengan material dinding kecuali lantai memiki material tambahan
yaitu keramik.
Tabel 3.13 Material Lantai
1 1
U = Rtot = 3,6 = 0,277 BTU/h.ft2.F
C. Langit-Langit
Langit-langit pada perpustakaan terbuat dari gypsum. Berdasarkan Tabel A.7
bagian partititions G.Pita U untuk gypsum yaitu 0,55 BTU/hr.
Tabel 3.15 Beban Pendinginan Langit-langit
12
Keterangan U (BTU/h. Panjan Lebar Luas Luas TD Q (BTU/hr)
ft². F) g (m) (m) Kotor Bersih
(m²) (ft²)
Langit-
Langit 0,55 10 9,5 95 1022,5705 7,6 4274,34469
Q = SHGF x A x SC x CLF
Dimana,
SC = Shading coefficient
SHGF dapat ditemukan pada table 6.9. UNtuk mencari nilai SHGFnya bulainnya harus
ditambah enam bulan ke depan dan latitude yang dipilih adalah 20o karena merupakan latitude
yang paling mendekati latitude Indramayu.
Nilai kooefisien bayangan atau SC terdapat pada table 6.7. SC dipengaruhi tirai yang
digunakan dan tipe kacanya. Untuk kaca di perpustakaan sendiri merupakan kaca tunggal dengan
tirai venetiom blinds medium. Faktor beban pendingin (CLF) terdapat pada table 6.8 sampai table
6.10. Perpustakaan merupakan bangunan grup C tanpa karpet dengan kaca yang memiliki tirai
dan kaca yang tidak memiliki tirai, Sehingga table yang digunakan adalah table 6.9 dan tabl 6.10.
13
Tabel 3.16 Beban pendinginan solar radiasi melalui kaca
3.4 Lighting
Persamaan beban pendinginan untuk lampu adalah :
Q = 3.4 x W x BF x CLF
Dimana,
W = Watt
BF = Ballast Factor
W ditentukan berdasarkan kapasitas yang digunakan, dinyatakan dalam watt. Ballast Factor
(BF) untuk lampu neon adalah 1,25 dan untuk lampu pijar BF nya adalah 1.0. CLF biasanya
tergantung pada berapa lama lampu dinyalakan. Untuk suatu alasan, table CLF lampu tidak ada
di buku G. Pita, sehingga digunakan ketentuan CLF = 1,0.
14
Lampu (BTU/hr)
Lampu 3,4 12 36 432 1,25 1 540
3.5 People
Beban panas pada orang terdiri dari kalor sensible dan kalor latent. Persamaan untuk
menghitung beban pendinginan orang dapat ditentukan menjadi :
Qs = qs x n x CLF
Ql = ql x n
Dimana,
n = Jumlah Orang
Kalor panas tiap orangnya dapat ditentukan berdasarkan aktivitas yang dilakukan pada
ruangan di table 6,13. Aktivitas di perpustakaan merupakan kegiatan ringan, duduk. Maka
masing-masing qs dan ql nya adalah 245 BTU/h dan 155 BTU/h. Menghitung CLF ditentukan
berdasarkan lamanya waktu lampu dinyalakan. Lampu di perpustakaan dinyalakan selama 8 jam
dari jam 8 sampai jam empat sore sehingga CLF nya pada table 6.14 adalah 0,15
15
) )
Orang 17 0,15 245 155 624,75 2635 3259,75
3.6 Equipment
Kalor panas dari peralatan berada pada table 6.15 kemudian jumlah peralatannya di kali
dengan heat gain nya.
3.7 Infilteration
Infiltrasi adalah udara yang memasuki dinding melalui celah-celah dinding yang retak,
jendela atau pintu. Infiltrasi memiliki kalor latent dan kalor sensible dan dapat ditemukan melalui
persamaan :
Qs = 1.1 x CFM x TC
Dimana,
16
Ql = 0.68 x CFM x (Wi – Wo)
Dimana,
ACH (air change per hour) sendiri memiliki range diantara 0,5 sampai 1,5 dari bangunan dengan
kondisi konruksu tight to loose.
Dari plot tersebut, ditemukan bahwa nilai dari Wo nya adalah 0,243 lb/lb dan wi adalah
0,010 lb/lb. Wo dikurangi Wi maka hasilnya adalah 0,233 lb/lb.
17
18
3.8 Ventilasi
Ventilasi memiliki persamaan yang sama dengan infiltrasi, tetapi perbedaanya adalah
apabila nilai CFM pada infiltrasi berdasarkan ACH nya CFM pada ventilasi dapat ditentukan
berdasarkan jumlah CFM yang dihasilkan oleh tiap orangnya. Befrdasarkan G. Pita jumlah CFM
yang dihasilkan oleh tiap orang adalah 5 sampai 15 CFM.
19
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Dalam menghitung cooling load dipengaruhi oleh mata angn, solar time, material, jumkah
manusia, peralatan atau lampu yang menghasilkan kalor. Dari perhitungan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa kapasitas AC yang diperlukan untuk perpustakaan Politeknik Negeri
Indramayu adalah 6 pk,
4.2 Saran
Dalam melakukan perhitungan harus sesuai dengan ketentuan yang ada agar hasil Cooling
load dapat diperoleh dengan baik, karena tiap sumber dapat mempengaruhi total dari cooling
load,
20
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22
23
24
25