Anda di halaman 1dari 172

No.

Kode: DAR 2/Profesional/413/5/2019


Pendalaman Materi
Teknik Ketenagalistrikan

Modul 5

TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

Oleh:

Elfizon, M.Pd.T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2019
Modul 5
Teknik Pendingin dan Tata Udara

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Assalamualaikum Wr.Wb
Selamat bertemu kembali teman-teman peserta PPG dalam jabatan.
Selamat anda telah sampai di pembelajaran Modul 5. Pada
kegiatan ini, kita akan mempelajari dan berdiskusi tentang Teknik
Pendingin dan Tata Udara. Modul 5 pada kegiatan ini dikemas dalam
empat kegiatan belajar. Empat kegiatan belajar tersebut disusun dengan
urutan sebagai berikut:
Kegiatan Belajar 1 : Sistem Instalasi Refrigerasi
Kegiatan Belajar 2 : Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara
Kegiatan Belajar 3 : Sistem Kontrol Otomatik
Kegiatan Belajar 4 : Perawatan dan Perbaikan Sistem Pendingin
Setelah mengikuti pembelajaran ini, kita diharapkan mampu:
1. Menganalisis konsep esensial materi teknik pendingin dan tata udara
serta aplikasinya dalam pembelajaran ketenagalistrikan
2. Mampu menganalisis suatu fenomena refrigerator yang tidak bisa
beroperasi secara normal, peserta dapat menganalisis kerusakan yang
terjadi.
3. Mampu menganalisis fenomena AC (Air Conditioner) yang tidak bisa
beroperasi secara normal, peserta dapat menganalisis kerusakan yang
terjadi
4. Mampu menganalisis mesin refrigerator yang komponen kontrolnya
mengalami kerusakan, peserta dapat mengecek dan melakukan
prosedur penggantian terhadap komponen kontrol tersebut

2
5. Mampu melakukan perawatan dan perbaikan terhadap peralatan sistem
pendingin dan tata udara
Kompetensi-kompetensi tersebut di atas sangat diperlukan bagi kita
yang bekerja dalam bidang teknik pendingin dan tata udara, karena
merupakan kemampuan utama untuk yang harus di fahami secara
menyeluruh.

2. Relevansi
Pada Kegiatan Belajar 1 ini, kita akan mempelajari, mendiskusikan,
dan menganalisis tentang Sistem Instalasi Refrigerasi. Penjelasan pada
Kegiatan Belajar 1 ini dilengkapi dengan contoh-contoh soal. Setelah selesai
teman-teman mempelajari ini, silahkan lanjutkan dengan mengerjakan
latihan dan test formatif yang telah disediakan.
Materi Kegiatan Belajar 1 disusun sesuai dengan kebutuhan dan kisi-
kisi yang telah ditetapkan, yang terdiri dari :
a. Komponen unit refrigerasi domestic
b. Sistem instalasi pemipaan refrigerasi domestik
c. Merakit instalasi pemipaan refrigerasi domestic
d. Prinsip instalasi dan pemasangan komponen refrigerasi dalam sistem
instalasi refrigerasi komersial.
e. Pemasangan sistem dan instalasi refrigerasi untuk keperluan komersial
dengan memperhatikan prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
f. Pengujian operasi sistem dan instalasi refrigerasi komersial yang telah
terpasang sesuai prosedur.
Selamat mengikuti, mudah-mudahan teman-teman dapat memahami
materi dengan baik

3
3. Petunjuk Belajar
Kegiatan belajar ini akan berjalan dengan lebih lancar bila Anda
mengikuti langkah belajar sebagai berikut: Pahami dulu mengenai berbagai
kegiatan penting dalam kegiatan ini mulai tahap awal sampai akhir.
1. Pelajari dan pahami materi kegiatan belajar secara berurutan, mulai dari
Kegiatan Belajar 1 sampai Kegiatan Belajar 4.
2. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan. Untuk
itu, fokuskan pikiran dan berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
3. Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang
diuraikan dalam modul ini sebagai bekal bertugas di sekolah nantinya.

B. INTI
1. Capaian Pembelajaran (CPBS)
Menguasai teori dan aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan
yang mencakup: (1) pembangkit tenaga listrik, (2) jaringan tenaga
listrik, (3) instalasi tenaga listrik, (4) teknik otomasi industri, (5)
teknik pendingin dan tata udara, dan (6) teknik tenaga listrik,
termasuk advance materials secara bermakna yang dapat
menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan
“bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari; yang dapat
menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan
“bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga
dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi
keahlian yang dibutuhkan DUDI.

4
2. Sub Capaian Pembelajaran (CPMK)
Menganalisis konsep esensial materi teknik pendingin dan tata udara
serta aplikasinya dalam pembelajaran ketenagalistrikan
3. Bahan Kajian
Teknik pendingin dan tata udara serta aplikasinya dalam
pembelajaran ketenagalistrikan

4. Sub Bahan Kajian


Sistem dan instalasi refrigerasi

5. Indikator Pembelajaran
Disajikan suatu fenomena refrigerator yang tidak bisa beroperasi secara
normal, peserta dapat menganalisis kerusakan yang terjadi

6. Uraian Materi
Kegiatan Belajar 1 : Sistem Instalasi Refrigerasi
a. Komponen-komponen sistem refrigerasi domestik
Komponen utama unit refrigerator domestik yang dibangun
dengan sistem kompresi adalah kompresor, kondensor, evaporator, Filter
dryer dan pipa kapiler. Gambar 3 memperlihatkan bentuk komponen
utama dan asesoris yang digunakan pada unit refrigerator domestik
dengan sistem kompresi.

5
Gambar 1. Komponen Utama dan Aksesoris Unit Refrigerasi Domestik
(Sumber: https://www.amazon.com)

Pemilihan komponen untuk sistem pendingin, sejumlah faktor


yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1) Mempertahankan efek refrigerasi untuk mengatasi variasi perubahan
beban dari 0 sampai 100%;
2) Mengontrol akumulasi bunga es untuk mempertahankan kinerja yang
berkesinambungan;
3) Variasi dalam afinitas oli refrijeran yang disebabkan oleh perubahan
suhu yang besar, dan berkurangnya oli di dalam crankcase
kompresor;
4) Pemilihan media pendingin: (i) direct expansion refrigerant, (ii)
gravity atau pump recirculated atau flooded refrigerant, (iii)
secondary coolant (brines, salt and glycol);
5) Efisiensi sistem dan pemeliharaan;
6) Jenis kondensor: air cooled, water cooled, atau evaporative;
7) Desain kompresor (hermetic, semi hermetic, open type, reciprocating,
screw, atau rotary);
8) Pemilihan refrijeran (perhatikan bahwa tipe refrijeran pada dasarnya
dipilih berdasarkan suhu dan tekanan operasi).

6
Gambar 2 memperlihatkan konfigurasi instalasi pemipaan
komponen utama dalam kabinet pada refrigerator dengan dua pintu.

Gambar 2. Konfigurasi Pemipaan Komponen Utama Unit refrigerator


(Sumber: https://www.amazon.com)

b. Instalasi sistem pemipaan refrigerasi domestik


Sistem pemipaan Refrigerasi adalah pekerjaan utama dalam
perakitan atau pemeliharaan peralatan Refrigerasi. Ada empat prinsip
yang harus dijadikan acuan oleh setiap teknisi, yaitu:
1) Mengetahui apa yang akan dilakukan
2) Memilih alat dan bahan dengan tepat
3) Menjaga alat dan bahan dalam kondisi bersih dan kering
4) Mengutamakan dan mengikuti prosedur keselamatan kerja

7
Pada umumnya pipa yang digunakan dalam peralatan Refrigerasi
dan tata udara adalah pipa tembaga. Pipa lain yang sering digunakan
adalah pipa alumunium, pipa baja, pipa baja tahan karat, dan pipa plastik.
Pemilihan ukuran pipa harus memenuhi persyaratan adalah:
1) Drop tekanan harus sekecil mungkin.
2) Dapat mengalirkan bahan refrigerant sesuai dengan perencanan atau
kecepatan sirkulasi refrigerannya sesuai.
Jika pipa yang digunakan terlalu kecil akan mengakibatkan
kerugian gesekan dan bunyi yang keras dan bising karena kecepatan yang
tidak sesuai. Sedangkan jika pipa yang digunakan ukurannya terlalu
besar akan mengakibatkan kegagalan pengembalian minyak/oli
kompresor dan pengeringan minyak/oli kompresor yang akhirnya
kompresor menjadi macet.
Seorang teknisi dalam melakukan pekerjaan pemipaan diharuskan
memiliki peralatan yang lengkap juga harus memiliki skill dan
menguasai teknik pemipaan, mulai memotong pipa, membengkok,
menyambung, hingga ke perakitan sistem. Mesin pendingin bila diamati
secara langsung terdiri dari susunan pipa-pipa yang menghubungkan
komponen mesin pendingin.
Penginstalasian pipa-pipa tersebut seorang teknisi dihadapkan ke
berbagai permasalahan, seperti halnya :
1) Bagaimana cara memotong pipa yang baik dan benar
2) Bagaimana cara membengkok pipa
3) Bagaimana cara menyambung pipa

c. Sistem dan Instalasi tata udara ruang domestik


Berbagai jenis unit tata udara domestik, yaitu unit paket, unit
split, unit pasangan di dinding, unit pasangan di langit-langit, dan free
standing. Untuk sistem dan instalasi ini akan fokus pada bagaimana
instalasi sistem dan pemasangan pada unit AC Split.

8
a) Persiapan pemasangan unit AC split
Pemasangan instalasi unit AC Split dapat dilakukan bila alat-alat
kerja sudah dipersiapkan, antara lain:
1) Alat tangan meliputi obeng kembang, palu, kunci inggris dan
sebagainya.
2) Pemotong pipa, yang berfungsi untuk memotong pipa AC split.
3) Bor listrik.
4) Gauge manifold.
5) Refrigerant
6) Vacuum pump
7) Tang amperemeter
Pertimbangan pertama yang harus dilakukan dalam pemasangan
AC split adalah melihat posisi dimana AC split akan dipasang dan
kemana jalur pipa instalasi AC split harus ditempatkan, di atas plafon,
ditanam di dalam tembok atau melubangi tembok dengan cara
memboboknya dengan sebuah pahat. Setelah posisi yang cocok sudah
ditentukan, buka dus yang berisi indoor unit didalamnya terdapat
indoor unit, bracket indoor, kabel power supply untuk ke outdoor unit
dan remote control. Di belakang indoor unit terdapat bracket yang
harus dilepaskan, lalu dipasang pada dinding sesuai posisi yang
diinginkan seperti di lihatkan pada gambar 3 berikut:

Gambar 3. pemasangan unit AC split (Sumber: https://www.amazon.com)

9
b) Pemasangan Unit Indoor
Sesuai dengan namanya unit indoor di pasang di dalam ruangan.
Penempatan unit indoor akan berpengaruh terhadap kinerja unit AC
Split secara keseluruhan. Blower d i pasang pada unit indoor dari
jenis Sirocco fan. Sirocco fan memiliki keunikan, yaitu mampu
mengeluarkan hembusan yang lembut tetapi dapat menjangkau jarak
lebih jauh dibandingkan dengan tipe propeller fan.
Untuk indoor pasangan di dinding, dilengkapi dengan bracket.
Memasang bracket indoor dapat dilakukan dengan menggunakan
fisher, Gunakan waterpas agar pemasangan bracket indoor tidak
miring dan air yang keluar dari indoor unit dapat keluar dengan
lancar. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 4. Pemasangan Unit Indoor


(sumber: https://www.tptumetro.com/2019/04/cara-memasang-unit-
indoor-ac-split.html)

c) Pemasangan Unit Outdoor


Pemasangan unit outdoor di luar ruangan. Penempatan unit
outdoor akan berpengaruh terhadap kinerja unit AC Split secara
keseluruhan. Fan yang terpasang pada unit outdoor dari jenis
propeller fan. Berbeda dengan Sirocco fan, propeller fan mampu

10
mengeluarkan hembusan yang kuat tetapi hanya dapat menjangkau
jarak dekat.

Gambar 5. Pemasangan Unit Outdoor


(Sumber: https://akhdanazizan.com/cara-pasang-ac-sendiri/)

d) Pemasangan Instalasi Pemipaan


1. Instalasi Sistem Pemipaan (mekanik)
Pengerjaan sistem pemipaan meliputi pembengkokan pipa
(bending), swaging dan flaring, pengelasan (welding), serta
penginstalasiannya.
Pemrosesan pipa merupakan salah satu dasar yang harus
diperhatikan atau bahkan harus dipertanggungjawabkan didalam
instalasi dan mekanisme sistem refrigerasi, sebab kalau diabaikan
atau ceroboh dalam pemprosesan pipa misalnya, pemotongan,
pembengkokan dan pembentukan lainya maka sistem yang dibuat
akan mudah bocor atau bahkan gagal.
Hal pertama diperhatikan adalah membuka gulungan pipa.
Gunakan lantai/permukaan yang rata sebagai alas/tempat membuka
gulungan. Sebelum membuka gulungan, perhatikan bahwa kedua
ujung pipa usahakan dalam keadaan tertutup. Setelah gulungan
pipa diletakkan pada lantai dalam posisi tegak, kemudian salah satu
ujung pipa ditahan pakai tangan, dan putarlah gulungan pipa
sehingga pipa lurus tertahan di lantai semakin panjang. Jika kira-

11
kira ukuran pipa sudah mencukupi, kemudian pipa dipotong.
Seusai pemotongan, kembali kedua pipa ujung-ujungnya
ditutup/disumbat.
Step-step atau langkah-langkah di dalam pengerjaan pipa
untuk sistem antara lain:
1) Pemotongan (cutting)
2) Peluasan (Reaming)
3) Pembengkokan (Bending)
4) Flaring dan Swaging
5) Welding
Yang dimaksud dengan “Fitting” atau penyambungan
disini adalah khusus untuk instalasi pemipaan atau “Piping
System” pada saluran-saluran baik itu pada sistem refrigerasi dan
tata udara maupun saluran-saluran lainnya. Sistem penyambungan
yang umum digunakan pada sistem pemipaan terdiri dari :
1) “Solder fitting” (sambungan patri)
2) “Flare fitting” (sambungan flare)
3) “Pipe fitting” ( sambungan pipa)
4) “Weld fitting” (sambungan las)
5) “Compression fitting” (sambungan tekan)
6) “Plastic fitting” (sambungan plastik)
Setelah proses pengerjaan pada pipa selesai, kemudian
dilakukan proses penginstalasian pada sistem terhadap sistem
mekanik (pemipaan) nya. Semua komponen utama dan pendukung
sistem mekanik dipasang sesuai dengan tempat yang telah
direncanakan. Proses penginstalasian pertama yang dilakukan
adalah meletakkan semua komponen utama sistem, sesuai dengan
urutan. Kemudian, komponen-komponen tersebut dihubungkan
satu persatu dengan menggunakan pipa yang diameternya telah
ditentukan.

12
Setelah pemasangan unit indoor dan outdoor telah selesai
dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah pemasangan instalasi
pemipaan AC Split. Pipa instalasi terbuat dari tembaga lunak yang
sudah dilengkapi dengan bahan isolasi panas. Gambar 6
memperlihatkan tipikal pipa instalasi AC split. Ukuran pipa
instalasi berhubungan dengan kapasitas unit AC Split. Pipa
instalasi terdiri dari dua macam, yaitu pipa yang berdiameter lebih
besar (biasanya ½ inci) untuk saluran hisap, dan pipa yang
berdiameter lebih kecil (biasanya ¼ inci) untuk saluran likuid
refrigerant yang akan disalurkan ke evaporator. Berhati-hatilah
ketika menangani pipa instalasi tersebut, jangan sampai ada
instalasi pipa yang tertekuk, karena dapat menghambat sirkulasi
refrigerant yang dapat menyebabkan AC split tidak bekerja dengan
normal.

Gambar 6. Pemasangan Pipa Instalasi AC Split


(Sumber: https://slawbatsur.blogspot.com/2017/01/cara-
pasang-ac-split.html)

13
Hasil flaring harus prima, yakni lurus, tanpa ada cacat
atau goresan. Tidak boleh miring, permukaan ujung pipa tidak
halus, atau tidak simetri, agar tidak menimbulkan kebocoran.
Memotong pipa harus lurus potongannya. Seperti telah ketahui,
unit indoor terdiri dari koil evaporator dan Sirocco fan. Untuk
alasan keamanan maka koil evaporator ditutup kedua ujungnya
dengan nepel khusus berbasis flare fitting. Buka 2 buah flare nut
yang berada pada pipa di indoor unit dengan menggunakan 2 buah
kunci pas. Jangan kaget bila ada gas yang keluar saat melepaskan 2
buah flare nut tersebut, yang keluar itu bukan refrigerant tapi
nitrogen kering.
2. Instalasi Sistem Kelistrikan
Tahap pengerjaan instalasi sistem kelistrikan dan kontrol
meliputi :
a) Penempatan komponen-komponen sistem kelistrikan dan
kontrol.
b) Menyambungkan semua komponen kelistrikan sesuai diagram
kelistrikan pada sistem.
c) Pengetesan sistem kelistrikan.
Sistem kelistrikan dirakit dalam satu panel yang terletak
pada bagian belakang sistem. Secara keseluruhan, rangkaian
kelistrikan pada sistem terbagi dalam dua bagian, yaitu :Rangkaian
daya dan Rangkaian kontrol. Rangkaian daya merupakan rangkaian
pokok dari suatu sistem kelistrikan. Dalam rangkaian daya ini
terdapat satu buah motor kompresor yang dihubungkan dengan
kontaktor yang teraliri arus pada rangkaian kontrol. Selain motor
kompresor, terdapat beberapa komponen lain seperti termometer
digital, pilot lamp untuk sumber arus pada sistem, ampere meter,
voltmeter, dan wattmeter pada saluran rangkaian daya yang
dilengkapi dengan switch MCB sebagai saklar on/off arus pada
sistem.

14
Rangkaian kontrol merupakan bagian yang mengontrol
sistem kelistrikan. Pengoperasiannya dilakukan secara otomatis
dan komponennya terpasang terpisah dengan rangkaian daya. Pada
rangkaian kontrol ini terdapat beberapa komponen yang digunakan
seperti saklar (toggel dan MCB) kontaktor, delay timer, HLP, fault
pilot lamp (sebagai indikasi jika HLP bekerja), solenoid valve
dengan pilot lampnya, switch on/off rangkaian kontrol.
Setelah rangkaian kelistrikan selesai diinstal, kemudian
dilakukan pengetesan terhadap rangkaian daya dan kontrol.
Pengetesan rangkaian daya dilakukan dengan menggunakan alat
bantu tespen untuk mengetahui masuk/tidaknya arus pada titik-titik
sepanjang line sistem kelistrikan (sistem menggunakan arus listrik
satu fasa). Bekerjanya rangkaian daya ini ditandai dengan
bekerjanya termometer digital dan voltmeter akan segera
menunjukkan pergerakan. Pengetesan sistem kontrol dilakukan
dengan cara menghidupkan saklar rangkaian kontrol pada sistem..
Jika sistem bekerja dengan baik, semua alat kontrol yang
digunakan akan teraliri arus dan bekerja, sehingga kompresor pun
akan melakukan proses kompresi terhadap sistem. Sistem
rangkaian kontrol ini hanya dapat bekerja jika pada sistem telah
teraliri arus listrik (rangkaian daya aktif, dengan cara menaikkan
saklar MCB). Adapun untuk skema sistem kelistrikan Ac Split
dapat di lihat pada gambar 7 berikut:

15
Gambar 7. Sistem Kelistrikan AC Split
(Sumber: https://slawbatsur.blogspot.com/2017/01/cara-
pasang-ac-split.html)

d. Komisioning (pengujian) sistem dan tata udara


a) Pengujian (pemeriksaan kebocoran)
Biasanya ruang kebocoran terjadi karena flare pipa pecah dan mur
nepel kendor/tidak dikencangkan, lakukan flaring ulang dan usahakan
hasil flaring tidak pecah atau kencangkan kembali mur nepel yang

16
kendor. Untuk memeriksa kebocoran dilakukan dengan menggunakan
vacuum pump. Gambar 8 memperlihatkan konfigurasi pemasangan
vacuum pada unit outdoor. Jalankan vacuum pump kira-kira setengah
jam, hingga jarum manifold menunjuk ke skala minus 29 inci Hg.
Matikan Vacuum pump, jika jarum pada manifold tidak bergerak atau
tetap pada angka 30′ berarti tidak terdapat ruang kebocoran, lalu buka
mur penutup keran nepel 1/4 dan yg 1/2 dengan menggunakan kunci L,
buka sampai kedua keran nepel terbuka penuh.
Setelah itu buka mur penutup keran nepel 1/4 dan 3/8 lalu buka
kedua keran valve dengan menggunakan kunci L sampai terbuka penuh
dan pasang kembali mur penutup keran valve dengan kencang. Bila
sudah membuka keran nepel, tahap selanjutnya adalah penyambungan
aliran listrik pada kabel power supply yang berada di indoor unit. Bila
sudah melakukan penyambungan listrik pada kabel power supply yang
berada pada indoor unit barulah AC split anda telah siap untuk
dioperasikan. Gambar 8 konfigurasi pemasangan motor vacuum dan
pemasangan gas melalui manifold.

Gambar 8. Konfigurasi Pemasangan Vacuum dan Pengisian gas AC Split


(Sumber: https://slawbatsur.blogspot.com/2017/01/cara-
pasang-ac-split.html)

b) Pengukuran Suhu dengan Thermometer


Suhu diukur dengan thermometer. Prinsip pengukuran suhu
berdasarkan ekspansi likuid yang terletak di dalam sebuah tabung kapiler
tertutup. Thermometer dilengkapi dengan bulb yang terletak di bagian

17
bawah tabung dimana di dalam bulb tersebut berisikan mercury atau
alkohol. Selama terjadi perubahan suhu, tabung gelas tidak akan
mengalami ekspansi, tetapi likuid yang ada di dalam bulb akan
berekspansi naik dan turun di dalam tabung kapiler ketika terjadi
perubahan suhu..
c) Pengukuran Laju Kecepatan Udara
Parameter udara yang perlu diukur kuantitasnya adalah laju
kecepatan udara. Laju kecepatan udara berpengaruh terhadap
kenyamanan tubuh. Anda pasti pernah melakukannya, ketika udara terasa
sangat panas dan gerah, maka Anda menggunakan fan untuk membuat
merasa lebih nyaman. Kalian pasti memahami fungsi fan. Fan dapat
mempercepat laju pergerakan udara. Untuk mengukur laju kecepatan
udara digunakan alat ukur khusus yang disebut anemometer. Biasanya
anemometer didesain dengan skala digital.

e. Komisioning Pemasangan Sistem dan Instalasi Refrigerasi Unit


Keperluan Komersial
1) Proses evakuasi dan pengisian refrijeran
Bila sistem pemipaan refrigerasi selesai dirakit maka mutlak
perlu mengevakuasi keseluruhuan sistem pemipaannya dari udara dan
uap air serta gas lain yang sempat masuk ke dalam sistem pemipaan
refrigerasi. Untuk keperluan itu digunakan alat yang disebut vacuum
pump. Vacuum pump digunakan untuk mengevakuasi atau
mengeluarkan udara dan uap air yang terjebak di dalam sistem
pemipaan. Dampak adanya udara dan uap air di dalam sistem:
a) Uap air dapat mengakibatkan terjadinya pemblokiran di saluran
pipa kapiler atau dryer bila membeku menjadi es.
b) Udara yang terjebak di saluran bertekanan tinggi pada kondenser
dapat menyebabkan kenaikan tekanan kondensing yang
membahayakan kompresor.

18
c) Uap air dapat bereaksi dengan refrigeran bila mendapat
pemanasan. Hasilnya adalah senyawa asam hidrofluorik dan
hidroklorik yang mengakibatkan kontaminasi pada sistemnya.
d) Uap air dapat bereaksi dengan lubricant sehingga megubah
karakteristik lubricant karena oksidasi dan acidic.
e) Uap air menyebabkan terjadinya oksidasi.
f) Uap air dapat mempertebal lapisan pipa bagian dalam, sehingga
menyebabkan efek penyempitan pipa.
g) Uap air akan menyebabkan hidrolisis bila bereaksi dengan bahan
isolasi sintetis.
Agar pekerjaan mengevakuasi sistem dapat berhasil dengan
baik maka diperlukan peralatan bantu yang tepat. Peralatan standard
yang digunakan untuk mengevakuasi sistem adalah Vacuum Pump.
Dalam keadaan darurat sementara personil menggunakan kompresor
hermetik sebagai vacuum pump. Tetapi masalahnya kompresor
hermetik tidak akan sanggup melakukan evakuasi hingga mencapai
tekanan yang sangat rendah seperti yang dipersyaratkan oleh pabrikan
peralatan refrigerasi. Bila dipaksakan maka motor kompresor hermetik
akan mengalami overheat yang dapat menyebabkan terbakar motor.
Saat ini telah tersedia banyak jenis dan tipe vacuum pump yang ada di
pasaran yang mudah dibawa dan ringan (portable).
Evakuasi dapat dilakukan melalui sisi suction atau melalui dua
sisi yaitu sisi suction dan sisi discharge. Umumnya peralatan refrigerasi
berskala rendah hanya dilengkapi dengan proses tube pada sisi tekanan
rendah (suction). Tetapi beberapa pabrikan merekomendasikan
evakuasi melalui kedua sisi yaitu sisi suction dan sisi discharge
sehingga memasang proses tube pada kedua sisinya. Biasanya hanya
dengan melakukan dua kali evakuasi hingga mencapai 1 milibar sudah
mencukupi kebutuhan pada perakitan peralatan baru atau bahkan pada
saat melakukan perbaikan. Tetapi kadangkala pada pelaksanaan
perbaikan di lapangan untuk mencapai vacuum hingga 1 milibar susah

19
dicapai. Dianjurkan untuk melakukan evakuasi dengan metode triple-
evakuasi. Maksud dan tujuan memberi tekanan ekualisasi dengan
memasukkan refrigerant ke dalam sistem dan evakuasi yang berulang-
ulang (3X) adalah agar pengeluaran gas dan uap air dari dalam sistem
dapat lebih efisien sehingga persentase gas dan uap air yang ada di
dalam sistem menjadi sangat minimum.
Adapun prosesur Evakuasi yang dilakukan antara lain :
a) Evakuasi dengan menggunakan vacuum pump untuk mencapai stable
vacuum tidak kurang dari 10 mbar.
b) Masukkan refrigrant R12 ke dalam sistem hingga mencapai tekanan
atmosfir.
c) Ulang evakuasi sistem hingga mencapai 1 mbar
d) Masukkan refrigerant R12 ke dalam sistem hingga mencapai tekanan
atmosfir.
e) Ulang evakuasi sekali lagi.

f. Peralatan service untuk keperluan pekerjaan refrigerasi


a) Manifold Gauge
Servis manifold lazim disebut juga sebagai gauge manifold atau ada
yang menyebutnya sebagai system analyser. Service manifold merupakan
peralatan servis memiliki fungsi ganda, yakni sebagai pengukur tekanan
operasi dan sebagai pengukur suhu operasi sistem refrigerasi. Manifold
gauge yang, terdiri dari meter tekan (discharge) dan meter ganda
(suction), dua buah keran yang disatukan dan tiga buah selang isi dengan
tiga warna yang berlainan (merah, kuning dan biru).
Selang pengisian pada manifold gauge, dirancang untuk mampu
menahan tekanan lebih dari 500 psi (3448 kPa). Selang ini memiliki
tekanan rata-rata sampai 200 psi (12790 kPa). Selang tersedia dalam
berbagai warna: kuning, merah, dan biru. Karena warna merupakan salah
satu ciri dari penggunaan selang tersebut. Biru digunakan untuk tekanan
rendah, merah untuk tekanan tinggi, dan kuning untuk saluran tengah.

20
Standar akhir dari selang pengisian dirancang sebesar 1/4 inci (flare)
saluran dari manifold, dan saluran masuk ke kompresor. Selang saluran
dapat diganti dengan Nilon, Neoprene, dan karet atau gasket karet yang
disisipkan.
Bila service manifold sudah terpasang pada tempatnya tidak perlu
membuka katub. Tekanan operasi akan langsung terbaca oleh meter
begitu tekanan sistem masuk lewat selang ke meter melalui service
valve. Service manifold bagian vital dari peralatan servis yang nilainya
penting untuk pelayanan operasi dan atau untuk keperluan diagnosa
gangguan.

Gambar 9. Manifold Gauge


(Sumber: https://www.yescomusa.com/products/hvac-refrigerant-
r410a-manifold-gauge-set-2-valve-3-hose)

b) Pompa Vakum
Tekanan atmosfir pada permukaan laut adalah 14.696 psia dan untuk
mempermudah pengaplikasiannya nilai ini biasanya dibulatkan menjadi
14,7 psia. Pada permukaan laut tekanan 14 psia adalah merupakan kondisi
vakum. Pemvakuman harus dilakukan jika sistem pendinginan mengalami
:
1) Perbaikan atau perawatan sistem pendinginan
2) Kebocoran refrigrant akibat kerusakan komponen
3) Kontaminasi yang diakibatkan oleh refrigran

21
Pompa vakum berfungsi untuk membuat vakum (hampa udara)
sistem pendingin sebelum diisi dengan refrigerant. Pompa vakum harus
dapat mengeluarkan semua gas, udara dan uap air dari dalam sistem.
Pompa vakum yang baik harus dapat menarik udara sampai beberapa
mikron dari vakum mutlak. Pompa vakum tersedia dalam berbagai ukuran
dan kapasitas. Minyak pelumas pada pompa vakum harus sering diperiksa.
Apabila di dalam pompa vakum minyaknya bertambah banyak, ini adalah
petunjuk bahwa pompa vakum telah banyak menghisap kotoran, asam, air
dan minyak pelumas dari sistem yang dibuat vakum.

Gambar 10. Pompa Vakum


(Sumber: http://perawatan-ac.blogspot.com)

c) Leak Detector
Alat ini digunakan untuk mencari atau mendeteksi kebocoran yang
terjadi pada sistem pendingin. Alat deteksi kebocoran tersedia dalam
beberapa jenis yaitu electronic detector, halide detector, dan air sabun.

22
Gambar 11. Leak Detektor
(Sumber: http://perawatan-ac.blogspot.com)

d) Thermometer
Alat ini digunakan untuk mengukur temperatur. Temperatur adalah
tingkatan atau derajat panas dari suatu benda yang umumnya diukur dalam
satuan derajat Fahrenheit (0 F) atau Celcius (0 C). Jika panas ditambahkan
pada suatu benda maka temperatur benda itu akan naik. Begitu pula
sebaliknya jika panas dikurangi/dipindahkan dari suatu benda maka
temperatur benda itu akan turun atau menjadi rendah. Temperatur rendah
itulah yang disebut dingin.

Gambar 12. Thermometer


(Sumber: https://www.amazon.com)

e) Multitester
Multitester seperti adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan (V) dan hambatan (Ω) pada aliran arus searah (DC) dan aliran
arus bolak-balik (AC). Ketika akan melakukan pengukuran tegangan,

23
sistem kelistrikan harus dialiri arus listrik. Sebaliknya jika akan mengukur
nilai hambatan pada sistem kelistrikan, arus listrik yang mengalir harus
dimatikan terlebih dahulu.

Gambar 13. Multitester Analog dan Digital


(Sumber: https://www.amazon.com)

f) Tang Ampere
Tang Ampere sering disebut juga clamp tester, hook- on ammeter,
clamp-on ampere-volt-ohmmeter, snap-on volt-ampere-ohmmeter. Alat ini
digunakan untuk mengukur kuat arus (ampere), tegangan (volt), dan
hambatan (ohm) dari komponen-komponen kelistrikan mesin pendingin.

Gambar 14. Tang Ampere


(Sumber: http://perawatan-ac.blogspot.com)

g) Kapasitor Tester
Guna memudahkan pemeriksaan start kapasitor, dipergunakan
capasitor tester. Alat ini menunjukan kondisi start kapasitor dengan tepat,
biasanya dengan bunyi. Cara mempergunakannya adalah dengan

24
menghubungkan kabel kapasitor tester dengan kedua terminal kapasitor.
Bila tombol diletakan akan keluar bunyi. Hubungan bunyi dengan kondisi
kapasitor sebagai berikut:
• Bunyi dengan nada tinggi kemudian merendah perlahan dan akhirnya
tidak bersuara berarti kondisi kapasitor baik.
• Nada bersuara tinggi terus menerus berarti kapasitor kontak di dalam.
• Tidak bersuara berarti kapasitor putus hubungan di dalam.
• Nada suara rendah terus menerus berarti kapasitor bocor.
Saat ini ada juga kapasitor tester jenis digital, yang dapat
menunjukan langsung nilai kapasitansi dari kapasitor dalam satuan mikro
Farad.

Gambar 15. Kapasitor Tester


(Sumber: https://m.dhgate.com/product/wholesale-lcd-digtital-meter-
xc6013l-capacitance/389209864.html)

h) Mesin 3R (Recovery, Recycle dan Recharging)


Mesin Recovery, Recycle,dan Recharging juga disebut sebagai
mesin 3R, mempunyai tiga fungsi yaitu mengeluarakan dan menangkap
refrigeran (recovery), mendaur ulang refrigeran yang ditangkap (recycle)
dengan cara memisahkannya dari pelumas dan menyaring kotoran padat,
dan mengisikan kembali refrigeran yang ditampung dalam satu mesin
adalah agar tidak ada refrigeran yang terlepas ke atmosfer sebagai akibat
adanya pergantian selang setiap proses. Refrigeran yang terdapat dalam
selang penghubung dapat terlepas ke atmosfer dan merusak ozon.

25
Gambar 16. Mesin 3R
(Sumber: https://midia.co.id/)

i) Cutting Copper Tubing


Cutting Copper Tubing adalah proses pemotongan pipa tembaga
dengan menggunakan pemotong pipa (tubing cutter). Pemotong pipa
tembaga (tubing cutter) digunakan agar potongan menjadi rata dan pipa
tetap bulat serta tidak ada retakan, hal ini penting agar pada saat pipa di
flare atau di swage pipa tidak pecah dan hasilnya baik.

Gambar 17. Cutting Copper Tubing


(Sumber: https://www.ebay.com)

26
j) Flaring Copper Tubing
Flaring Copper Tubing adalah proses untuk mengembangkan ujung
pipa tembaga dengan menggunakan flaring tools agar pipa dapat
disambung dengan sambungan pipa dari kuningan yang berulir (flare
fitting). Sebelum ujung pipa dikembangkan, terlebih dahulu memasukkan
flare nut (mur dari kuningan). Selanjutnya baru ujung pipa tersebut di
masukkan pada flaring block, dengan ujung pipa dibuat 3 mm di atas
flaring block.

Gambar 18. Flaring Copper Tubing


(Sumber: https://www.amazon.com)

k) Swaging Copper Tubing


Swaging copper tubing adalah proses untuk membesarkan ujung
pipa tembaga dengan menggunakan Swaging tool, agar dua buah pipa
yang sama diameternya dapat disambung dengan las perak (silver
brazing). Panjang sambungan untuk tiap ukuran pipa berbeda, pada
umumnya diambil sepanjang diameter dari pipa yang akan disambung.

Gambar 19. Swaging Copper Tubing


(Sumber: https://www.amazon.com)

27
l) Bending Copper Tubing
Bending copper tubing adalah proses untuk membengkokkan pipa
tembaga lunak dengan menggunakan tube bender agar diperoleh hasil
bengkokkan yang tepat dan rapi. Pemakaian tube bender juga dapat
menghindarkan pipa menjadi gepeng atau rusak pada saat pipa
dibengkokkan. Alat pembengkok tipe ini dapat membuat bengkokan pipa
dengan radius tertentu sesuai dengan diameter dari rol, dapat membengkok
pipa tepat pada tempatnya dan dapat membuat sudut bengkokan dengan
akurat dengan hasil bengkokan sangat baik. Dapat membengkokan pipa
dari sudut 00-180 derajat.

Gambar 20. Bending Copper Tubing


(sumber: http://deborahreadcom.blogspot.com)

m) Brazing Copper Tubing


Brazing copper tubing adalah proses yang diperlukan untuk
menyambung pipa atau menutup kebocoran. Pipa yang akan disambung
biasanya dipanaskan di atas temperatur material pengisi tetapi masih
dibawah titik leleh material pipa (antara 6000 – 8000 C). Pemanasan
dilakukan dengan semburan api hasil pembakaran bahan bakar dengan
oksigen atau udara. Material pengisi yang umum digunakan adalah silver
(perak) dan untuk hasil brazing yang baik biasanya digunakan flux.

28
Gambar 21. Brazing Copper Tubing
(Sumber: https://afr.harrisproductsgroup.com/en/Expert-
Advice/Articles/turn-up-the-brazing-heat.aspx)

n) Dental Mirror
Dental mirror biasanya digunakan oleh dokter gigi, berguna untuk
melihat dan memeriksa bagian-bagian yang terlindung atau sukar dilihat,
demikian halnya pada pemeriksaan bagian-bagian komponen mesin
pendingin. Untuk memeriksa hasil pengelasan atau mencari kebocoran
pada tempat yang sukar dilihat. Alat ini ada yang dilengkapi lampu battery
sehingga bisa memeriksa bagian yang gelap.

Gambar 22. Dental mirror


(Sumber: https://www.amazon.co.uk/Instruments)

29
o) Katup Servis (Service Valve)
Katup servise berfungsi untuk menyambungkan manifold gauge
dengan sistem refrigerasi guna dilakukan proses pengukuran, pemfakuman
dan pengisian refrigerant. Biasanya terdapat di saluran suction kompresor
atau di saluran pipa cair (liquid line), menyatu dengan liqid receiver, katup
servise memiliki 3 lubang dan tiga posisi.

Gambar 23.Service Katup


(Sumber: https://www.amazon.co.uk/Instruments)

p) Refrigerant atau Freon


Refrigerant terdapat tiga jenis yang biasa digunakan untuk
melakukan perbaikan. Nah, refrigerant R22 biasanya digunakan untuk
perbaikan pada AC split, sedangkan refrigerant R134a biasanya digunakan
untuk perbaikan pada freezer atau kulkas. Dan jenis terakhir ini merupakan
refrigerant model lama yang biasanya masih menggunakan R12. Sesuai
dengan jenis refrigerant pada spesifikasi pendingin yang dikerjakan,
karena jenis refrigerant yang digunakan atau akan dipakai sudah terdapat
pada name plate mesin pendingin. Anda tinggal sesuaikan saja tanpa harus
ribet milih-milih terlebih dahulu.

Gambar 24. Refrigerant


(Sumber: https://www.amazon.co.uk/Instruments)

30
q) Tool Set
Tool set yang digunakan untuk service AC mobil merupakan
perkakas perbaikan mobil secara umum, seperti obeng, palu, tang, kunci
pas, dan lain-lain.

Gambar 25. Tool Set


(Sumber: https://www.amazon.co.uk/Instruments)

31
7. Forum Diskusi
Setelah mempelajari KB 1 ini Coba saudara Amati AC di tempat
saudara, cari AC yang tidak bisa beroperasi secara normal, dan diskusikan
apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya selanjutnya diskusikan
pertanyaan berikut:
1. Jelaskan langkah-langkah dan persyaratan pengisian AC split, lengkapi
dengan gambar.
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan sistem refrigerasi dan tata udara
domestik dengan sistem refrigerasi dan tata udara komersial.
3. Jelaskan langkah-langkah pengujian kebocoran pada sistem refrigerasi,
lengkapi dengan peralatan yang diperlukan.
4. Jelaskan jenis pengujian kompressor pada sistem refrigerasi dan tata
udara.

32
C. PENUTUP
1. Rangkuman
a) Berdasarkan pemakaiannya, refrigerator domestik dapat dibagi menjadi empat
kategori, yaitu: (1) cooler, yaitu untuk keperluan penyimpanan bahan makanan
yang tidak beku (unfrozen product), (2) freezer, yaitu untuk keperluan
penyimpanan bahan makanan beku (frozen products) jangka pendek (hanya untuk
beberapa hari), (3) Freezer, yaitu untuk keperluan penyimpanan bahan makanan
beku (frozen products) jangka menengah (hingga beberapa minggu), dan (4) deep
freezer untuk keperluan penyimpanan bahan makanan beku jangka panjang
(hingga tiga bulan). Komponen utama dari unit refrigerator domestik yang
dibangun dengan sistem kompresi adalah kompresor, kondensor, evaporator,
Filter dryer dan pipa kapiler
b) Berbagai jenis unit tata udara domestik, yaitu unit paket, unit split, unit
pasangan di dinding, unit pasangan di langit-langit, dan free standing.
Untuk sistem dan instalasi ini akan fokus pada bagaimana instalasi sistem
dan pemasangan pada unit AC Split
c) Tata Udara (air conditioning) dapat didefinisikan sebagai pengontrolan
secara simultan semua faktor yang dapat berpengaruh terhadap kondisi
fisik dan kimiawi udara dalam struktur tertentu. Faktor-faktor tersebut
meliputi : suhu udara, tingkat kelembaban udara, pergerakan udara,
distribusi udara dan polutan udara. Di mana sebagian besar dari faktor
tersebut di atas dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dan
kenyamanan.
d) Refrigerasi komersial memiliki ruang lingkup yang luas, mencakupi
peralatan Cooler, chiller, dan freezer untuk keperluan pengawetan
makanan. Kapasitas Peralatan refrigerasi komersial, memiliki rentang
yang lebar, konsumsi daya input antara 400 watt hingga ribuan watt,
dengan menggunakan kompresor sistem hermetic dan semi hermetik. Ada
banyak masalah yang dihadapi oleh dunia Refrigerasi komersial, antara
lain perencanaan atau desain, pemasangan atau instalasi, dan
pemeliharaan. Aplikasi Refrigerasi komersial telah merambah di banyak
bidang usaha, antara lain pasar ritel, restoran, hotel dan industri lainnya

33
yang berkaitan dengan penyimpanan, pengolahan dan pengawetan
makanan
e) Secara umum sistem Refrigerasi komersial dibagi dalam dua kelompok,
yaitu sistem paket dan sistem split (terpisah). Sistem paket merupakan unit
Refrigerasi komersial yang didisain secara built in oleh pabrikannya,
mencakup seluruh komponen yang digunakan, sistem pemipaan
Refrigerasinya, dan sistem kelistrikannya. Sedang pada sistem split,
unit dirakit di tempat. Komponen utama sistem Refrigerasi komersial
seperti kompresor, kondenser, katub ekspansi, dan evaporator dirakit di
tempat termasuk asesoris dan sistem kelistrikannya. Sistem split biasanya
dikaitkan dengan pesanan dan keperluan konsumen.

2. Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang paling tepat!
1. Apa penyebab jika tekanan berlebihan pada kedua sisi, sisi tekanan tinggi
dan sisi tekanan rendah ...
(A) Gas bocor
(B) Ada uap air didalam sistem AC
(C) Refrigeran kurang
(D) Refrigeran berlebih
(E) Kompressor ada Gangguan

2. Apa gejala jika kompresor rusak ...


(A) Kedua sisi tekanan tinggi maupun rendah tekananya tinggi
(B) Kedua sisi tekanan tinggi maupun rendah tekananya rendah
(C) Unit kompresor tidak panas disentuh
(D) Unit kompresor panas disentuh
(E) Unit Kompresor hidup mati

3. Apa penyebab tekanan menjadi tinggi di kedua sisi tekanan rendah


maupun sisi tekanan tinggi ...
(A) Refrigeran kurang
(B) Refrigeran berlebih

34
(C) Katub ekspansi tersumbat
(D) Adanya udara didalam sistem AC
(E) Ada kebocoran gas Refrigeran

4. Bagaimana indikasi terjadi kebocoran pada sistem AC dengan


menggunakan alat tester kebocoran ...
(A) Frekuensi kedipan lampu dan suara semakin cepat
(B) Frekuensi kedipan lampu dan suara semakin lambat
(C) Frekuensi kedipan lampu semakin cepat dan suara semakin lambat
(D) Frekuensi kedipan lampu semakin lambat dan suara semakin cepat
(E) Sistem AC tidak bisa bekerja/jalan

5. Proses pengambilan atau pengeluaran kalor dari suatu materi atau ruangan
dan mempertahankan keadaannya sedemikian rupa sehingga
temperaturnya lebih rendah dari pada lingkungan sekitarnya”. Merupakan
pengertian dari....
(A) Refrrigeran
(B) Evaporasi
(C) Kondensasi
(D) Refrigerasi
(E) Refrigerator

6. Prises perubahan dari fase cair ke fase gas disebut dengan...


(A) Refrigeran
(B) Evaporasi
(C) Kondensasi
(D) Refrigerasi
(E) Kompressasi

7. Bagaimana caranya mengetahui udara masuk ke dalam sistem AC setelah


proses pemvakuman?
(A) Tutup katub manometer kedua sisi selama 5 menit, apakah tekanan
naik. Jika naik ada udara yang masuk.
(B) Tutup katub manometer kedua sisi selama 5 menit, apakah tekanan
naik. Jika naik tidak ada udara yang masuk

35
(C) Tutup katub manometer kedua sisi selama 5 menit, apakah tekanan
turun. Jika turun ada udara yang masuk
(D) Buka katub manometer kedua sisi selama 5 menit, apakah tekanan
naik. Jika naik ada udara yang masuk
(E) Gunakan leak detektor untuk menguji kebocoran

8. Apa fungsi pemvakuman pada sistem AC sebelum diisi refrigeran ...


(A) Membuag oli pada sistem AC
(B) Mebuang kotoran pada sistem AC
(C) Membuang refrigeran pada sistem AC
(D) Membuang udara pada sistem AC
(E) Membuang pelumas pad sistem AC

9. Alat yang digunakan untuk menghisap uap refrigeran dan


mengkompresinya sehingga tekanan uap refrigeran naik sampai ke tekanan
yang diperlukan untuk pengembunan (kondensasi) uap regrigerant di
dalam kondensor adalah...
(A) Kompresor
(B) Kondensor
(C) Evaporator
(D) Akumulator
(E) Kapasitor

10. Prinsip kerja pompa vakum ini adalah menyedot semua gas yang ada
dalam sistem, dengan demikian semua yang ada pun ikut tertarik. Proses
ini terus dilakukan hingga tekanan dalam sistem mencapai tekanan di
bawah tekanan atmosfer mendekati vakum yang besarnya:
(A) 0 atm
(B) 1 atm
(C) 2 atm
(D) -1 atm
(E) 10 atm

36
3. Daftar Pustaka
Althouse, Turnquist, Bracciano. (2003). Modern Refrigeration & Air
Conditioning, Instructor Manual with answer Key. USA: The
Goodheard-Willcox Company.
Hasan Samsuri, Dkk. (2008). Sistem Refigerasi dan Tata Udara Jilid 1.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
Windy H, Apip B, Tandi S. (2008). Panduan Pratikum Instalasi Sistem
Refrigerasi. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.
......................... (2013). Sistem dan Instalasi Refrigerasi 1. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.
......................... (2013). Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara Jilid 1.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
......................... (2013). Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara Jilid 2.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
......................... (2013). Sistem dan Instalasi Refrigerasi 2. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.
......................... (2013). Sistem dan Instalasi Tata Udara Jilid 2. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.
......................... (2013). Sistem dan Instalasi Tata Udara Jilid 1. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.

37
38
DAR2/Profesional/413/5/2019
PENDALAMAN MATERI
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

MODUL 5
TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA
Kegiatan Belajar (KB) 2: Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara

Nama Penulis:
Elfizon, S.Pd., M.Pd.T.
Asnil, S.T., M.T.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2019
MODUL 5
TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

Kegiatan Belajar (KB) 2: Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara

A. Pendahuluan

1. Deskripsi Singkat

Salam PPG

Pembelajaran kali ini peserta berada pada Modul 5 Kegiatan


Belajar 2. Pada kegiatan ini, peserta akan mempelajari dan berdiskusi
tentang Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara. Penjelasan pada
Kegiatan Belajar 2 ini dilengkapi dengan contoh-contoh soal. Setelah
selesai peserta mempelajari ini, silahkan lanjutkan dengan test formatif
yang telah disediakan.

2. Relevansi

Modul ini memiliki relevansi untuk mendukung pelaksanaan


program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Setelah mengkuti
pembelajaran peserta mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
khususnya kompetensi profesional Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata
Udara. Dengan modul ini diharapkan guru memiliki pemahaman dan
penguasaan materi konsep Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara.
Modul ini dapat digunakan dalam rangka pembekalan dan pendalaman

54
materi, khususnya kompetensi profesional Sistem Kontrol Refrigerasi dan
Tata Udara.

Materi Kegiatan Belajar 2 disusun sesuai dengan kebutuhan dan kisi-kisi


yang telah ditetapkan, yang terdiri dari : (1) Jenis dan fungsi rangkaian
sistem kontrol pada unit Refrigerasi dan tata udara; (2) kondisi operasi
rangkaian dan sistem kontrol pada unit Refrigerasi dan tata udara; (3)
Rangkaian Dan Sistem Kontrol Pada Unit Refrigerasi Dan Tata Udara, dan
(4) Tindakan operasional dalam mengatasi kerusakan rangkaian dan sistem
kontrol pada unit Refrigerasi dan tata udara.

3. Petunjuk Belajar
Peserta diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan
sumber belajar yang mendukungnya. Berikut langkah-langkah yang harus
diperhatikan agar dapat menguasai isi modul:
1. Bacalah doa sebelum memulai pembelajaran.
2. Bacalah dengan baik pendahuluan, inti, dan penutup yang ada pada
modul ini.
3. Keberhasilan proses pembelajaran peserta dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan peserta dalam mempelajari modul ini.
Untuk itu, fokuskan pikiran dan berlatihlah secara mandiri atau
berkelompok dengan teman sejawat.
4. Bila peserta menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
5. Sebaiknya jangan melanjutkan ke materi selanjutnya apabila materi
sebelumnya belum dikuasai.
6. Senantiasa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa agar ilmu yang
diperoleh bisa bermanfaat.
Selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan yang
diuraikan dalam modul ini sebagai bekal bertugas di sekolah nantinya.

55
B. Inti

1. Capaian Pembelajaran (CPBS)


Menguasai teori dan aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan yang
mencakup: (1) pembangkit tenaga listrik, (2) jaringan tenaga listrik, (3)
instalasi tenaga listrik, (4) teknik otomasi industri, (5) teknik pendingin
dan tata udara, dan (6) teknik tenaga listrik, termasuk advance materials
secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),
“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan
sehari-hari; yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa”
(filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari)
sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi
keahlian yang dibutuhkan DUDI.

2. Sub Capaian Pembelajaran (CPMK)


Menganalisis konsep esensial materi teknik pendingin dan tata udara serta
aplikasinya dalam pembelajaran ketenagalistrikan.

3. Bahan Kajian
Teknik pendingin dan tata udara serta aplikasinya dalam pembelajaran
ketenagalistrikan

4. Sub Bahan Kajian


Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara

5. Indikator Pembelajaran
a. Disajikan suatu fenomena AC (Air Conditioner) yang tidak bisa
beroperasi secara normal, peserta dapat menganalisis kerusakan yang
terjadi.

56
b. Disajikan suatu fenomena AC (Air Conditioner) yang tidak bisa
beroperasi secara normal, peserta dapat mengecek komponen-
komponen yang dicurigai rusak.

6. Uraian Materi

Kegiatan Belajar 2 : Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata Udara

a. Dasar Sistem Kontrol


Pada sistem Refrigerasi dan tata udara hakekatnya mengontrol
kondisi udara di dalam suatu area spesifik. Peralatan tersebut memelihara
suatu kondisi yang diharapkan yang dikenal dengan istilah “operating
control”. Operasi keamanan (safety) dan pembatasan (limit control)
membuat peralatan beroperasi pada level yang tepat sesuai keinginan.
Peralatan tersebut juga dapat mencegah kerusakan terhadap sistem dan
mencegah terjadinya cidera terhadap manusia.
Sistem kontrol Refrigerasi dan tata udara dapat dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:
1) conditioned area, merupakan area yang dikondisikan yakni area di
mana suhu, tekanan, dan kelembaban udara dikontrol secara ketat
pada kondisi tertentu
2) controlling instrument, merupakan instrumen yang responsif terhadap
perubahan. Hal ini dilakukan oleh piranti pendeteksi (sensing device),
thermostat, motor control, pressurestat, humidistat, dan distibution
control
3) operating device, merupakan sebuah mekanisasi yang berdampak
langsung terhadap kondisi aktual lewat pengaturan oleh instrumen
kontrol. Sebagai contoh adalah katub, damper udara, fan, dan
kompresor.
Komponen piranti kontrol pertama yang digunakan pada system
refrigerasi & tata udara biasanya berupa elektromekanik, yang berfungsi

57
untuk menggerakkan kontak sakelar otomatik untuk mengontrol operasi
fan, pompa, kompresor, dan damper. Biasanya piranti kontrol tersebut
bekerja secara self powered, artinya mereka beroperasi menggunakan
energi yang ada pada proses bukan menggunakan energi dari luar.

b. Komponen Sistem Kontrol


Istilah pengendali (controller) merupakan kombinasi dari komponen
kontrol dan rangkaian kontrol yang digunakan untuk mengoperasikan
peralatan Refrigerasi dan tata udara secara otomatik dan secara akurat.
Istilah akurat ditekannkan di sini karena berkaitan dengan performansi unit
Refrigerasi dan tata udara. Berbagai komponen di dalam sistem kontrol
pada prinsipnya dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: primary control;
operating control; limit control.
Dalam industri pendingin (cooling) dan pemanas (heating), ketiga
komponen tersebut dikombinasikan menjadi suatu sistem kontrol.
Primary Control merupakan sebuah piranti di dalam system control
yang mengoperasikan suatu system dengan aman berdasarkan instruksi
dari operating control. Pada prakteknya primary control berbeda-beda
tergantung pada sistem yang digunakan (sistem pendinginan atau sistem
pemanasan).
Operating control digunakan untuk mengontrol aksi starting dan
stopping selama siklus pendinginan atau pemanasan berlangsung.
Operating control yang paling banyak digunakan adalah sequential
operating control. Sequential operating control adalah operasi
pengontrolan secara seri atau sekuensial. Kontrol sekuensial ini digunakan
untuk menjalankan dan menghentikan siklus pendinginan dan siklus
pemanasan.
Kontrol sekuensial digunakan untuk mengatur input panas selama
proses pemanasan. Kontrol sekuensial juga digunakan untuk mengatur
kapasitas pendinginan selama proses pendinginan berlangsung. Pada
sistem pemanas ruangan berskala besar, biasanya menggunakan beberapa

58
elemen pemanas dengan kilowatt tinggi dalam suatu sistem. Jika seluruh
elemen pemanas berkapasitas tinggi tersebut diaktifkan secara bersamaan
akan berdampak pada penurunan tegangan, dan dapat menimbulkan
interferensi pada peralatan elektronik. Oleh karena itu perlunya kontrol
sekuensial untuk mencegah masalah tersebut.

c. Jenis dan Fungsi Rangkaian dan Sistem Kontrol pada Unit


Refrigerasi dan Tata Udara
Suatu unit air conditioning memerlukan sistem pengontrolan secara
otomatik agar dapat beroperasi dengan efektif dan aman serta ekonomis
sesuai kebutuhan. Pada prinsipnya sistem pengontrolan ini harus mampu
memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk keperluan otomatisasi
proses yang meliputi tiga kategori fungsi sebagai berikut, yaitu: (1) fungsi
mengatur dan mengontrol kondisi ruang (space), (2) fungsi proteksi dan
perlindungan dan (3) fungsi operasi yang ekonomis. Berikut ini merupakan
penjelasan dari masing-masing fungsi tersebut.

1) Fungsi Pengatur kondisi ruang


Agar sistem pengontrolan yang digunakan dapat melaksanakan
fungsi ini maka diperlukan alat deteksi dan aktuasi yang akan
memonitor kondisi ruang setiap saat melalui berbagai alat deteksi
yang digunakan dan kemudian mengadakan pengaturan sesuai
kebutuhan untuk mencapai kondisi yang diinginkan melalui peralatan
aktuasi yang digunakan. Peralatan deteksi dan aktuasi tersebut antara
lain thermostat, humidistat, damper, katub dan relai. Peralatan tersebut
dapat beroperasi secara elektrik dengan menggunakan energi listrik,
dapat pula secara pneumatik menggunakan kekuatan udara tekan dan
secara elektronik dengan menggunakan bahan semi konduktor dan
mikroelektronik berbasis komputer.
Peralatan deteksi dan aktuasi yang digunakan akan
berkolaborasi untuk menjaga kondisi suhu dan kelembaban udara

59
ruang senantiasa tetap berada pada titik tertentu sesuai keinginan dan
perencanaan. Variabel yang dideteksi dan dikontrol meliputi suhu,
tekanan, jumlah udara dan kualitas udara, refrigeran dan uap air.
Selain itu juga harus dapat mengontrol siklus kompresor, burner
(boiler) atau heater secara pasti (ON/OFF) sesuai kebutuhan beban.
Malahan, pada produk terbaru untuk AC residential sudah memiliki
fungsi “restart”.
2) Fungsi Proteksi dan Perlindungan
Sistem pengontrolan yang digunakan harus mampu
memberikan fungsi proteksi dan pengaman untuk mencegah mesin
sedini mungkin terhadap bahaya kerusakan fatal. Dalam hal ini sistem
kontrol yang digunakan harus mampu mencegah terjadinya suhu
tinggi atau suhu yang berlebihan dan bahaya kebakaran. Sebagai
contoh Oil pressure control, Suction pressure regulator, limit switch,
motor overload protection dan smoke detector. Selain itu fungi ini
juga mampu melindungi unit atau mesin dari kondisi voltage/tegangan
masuk yang tidak stabil (naik/turun) yang bisa mengakibatkan mesin
jadi short/terbakar.
3) Fungsi Operasi Ekonomis
Sistem kontrol yang digunakan harus mampu menjaga operasi
mesin pada tingkat yang paling ekonomis dengan mengatur konsumsi
energi yang digunakan pada waktu ke waktu disesuaikan dengan
kebutuhan beban. Misalnya konsumsi air, bahan bakar atau tenaga
listrik yang dikonsumsi pada saat beban air conditioning turun di
bawah desain nominalnya. Untuk itu kompresornya harus dilengkapi
dengan sistem kontrol kapasitas misalnya dengan menggunakan alat
yang disebut: Hot gas Bypass, Auto Unloader dan multispeed
kompesor atau kompresor parallel Sistem Hot gas bypass.
Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 2.1 yang
memperlihatkan tipikal pengontrolan kapasitas dengan hot gas. Pada
sistem ini, untuk menurunkan kapasitas kompresor, gas panas dari

60
kondensor langsung disalurkan ke evaporator melalui saluran bypass
yang dikontrol oleh solenoid stop valve dan modulating hot gas
bypass valve.

Gambar 2.1. Tipikal pengontrolan kapasitas dengan hot gas by-pass

d. Fungsi Kontrol pada Sistem Refrigerasi dan Tata Udara


Berikut ini akan dibahas mengenai fungsi kontrol pada sistem
Refrigerasi dan tata udara. Berdasarkan aksi spesifik yang dilakukan, maka
fungsi sistem kontrol dapat diklasifikasikan sebagai berikut yaitu sebagai:
(1) pengontrol starting, (2) pengontrol operasi, dan (3) pengontrol kondisi
ruang. Berikut penjelasannya.
1) Fungsi Starting/Stopping
Pengontrol starting dapat berupa sistem kontrol tunggal (operasi
on/off) tidak tergantung sistem lainnya atau dapat berupa operasi
sekuen yang melibatkan lebih dari sistem aktuasi (misalnya motor
kompresor, pompa air dan fan) secara interlock.
2) Fungsi Pengontrol Operasi
Pengontrol operasi pada prinsipnya mongontrol operasi mesin pada
tingkat yang paling efektif dan aman. Sistem kontrol ini dapat
mencegah mesin dari bahaya kerusakan fatal dengan melindunginya
terhadap adanya suhu dan tekanan yang berlebihan dan bahaya
kebakaran. Sistem kontrol ini dapat berfungsi sebagai pengontrol

61
kapasitas pada saat mesin sedang bekerja atau pada saat starting
sehingga diperoleh operasi yang ekonomis. Misalnya High - Low
pressure control, time delay relay, freeze protection, temperature limit
control dan compressor capacity control.
3) Fungsi Pengontrol Kondisi Ruang
Pengontrol ini berfungsi sebagai pengatur kondisi ruang. Sistem
kontrol yang digunakan harus mampu mendeteksi kondisi di dalam
ruang dari waktu ke waktu meliputi suhu, tekanan dan kelembaban
udara dalam ruang dan selanjutnya melakukan berbagai pengaturan
untuk menjaga kondisi ruang tetap berada pada batas-batas
perencanaannya.
Air conditioner untuk keperluan rumah tinggal (residental system)
biasanya hanya memerlukan sistem kontrol yang sederhana, yaitu switch
manual yang dipadu dengan room thermostat dan timer switch untuk
mengontrol suhu ruang. Peralatan kontrol lainnya baik untuk starting
maupun untuk operasional biasanya merupakan bagian integral dari
unitnya sesuai desain pabrikannya. Unit kontrol untuk starting diatur oleh
thermostat yang akan mengoperasikan suatu relai atau kontaktor. Relai
atau kontaktor tersebut kemudian akan memberi penguatan kepada unit
aktuasinya misalnya kompresor, fan, katup dan pompa. Sedang unit
kontrol operasinya akan memberikan fungsi proteksi terhadap adanya suhu
dan tekanan yang abnormal baik pada sisi tekanan rendah atau tekanan
tingginya.
Ada pula peralatan kontrol lain yang kadang kala ditambahkan oleh
pabrikannya yang bertujuan lebih memberikan fungsi kenyamanan dan
kemudahan pemakainya. Berikut ini diberikan beberapa konfigurasi sistem
kontrol yang banyak digunakan:
1) Kombinasi sistem kontrol untuk operasi cooling dan heating yang
diterapkan pada unit AC Split dengan menggunakan selector switch
manual. Thermostatnya dilengkapi dengan timer switch agar dapat
mengontrol operasi sistem sesuai waktu yang diinginkan misalnya

62
pada waktu malam hari (night set back) dan selanjutnya dapat kembali
ke operasi day time.
2) Kombinasi sistem kontrol yang lebih lengkap untuk operasi cooling
dan heating yang menggunakan pengaturan 3 posisi, yaitu “On - Off -
Auto”.
3) Humidistat yang dikombinasikan dengan humidifyer untuk menjaga
tingkat kelembaban relatif udara tetap berada pada batas-batas
perencanaannya.
Dilihat dari cara peralatan kontrol itu bekerja dan dari jenis tenaga
yang digunakan, maka peralatan kontrol dapat dibedakan menjadi 4
klasifikasi, yaitu: (a) sistem kontrol elektrik, (b) sistem kontrol pneumatik,
(c) sistem kontrol elektronik, dan (d) sistem kontrol fluidik.
Banyak sistem kontrol yang menggunakan kombinasi dari sistem
tersebut di atas. Misalnya sistem pendeteksiannya menggunakan sistem
elektronik sedang sistem aktuasinya menggunakan sistem elektrik untuk
mengontrol damper atau katub. Atau ada pula suatu kontroller yang
menggunakan sistem fluidik dan aktuasi damper menggunakan sistem
pnumatik. Kontrol starting dan sebagian besar kontrol operasi banyak
menggunakan sistem elektrik.
1) Sistem Kontrol Elektrik
Peralatan kontrol yang digunakan pada sistem kontrol elektrik
bekerja bila mendapat penguatan tenaga listrik. Untuk alasan
keamanan operator atau pemakai maka digunakan jala-jala
bertegangan rendah (24 volt). Sistem ini mendeteksi kondisi ruang,
misalnya suhu dan tekanan fluida atau laju aliran berbagai medium
untuk keperluan transfer panas. Contoh sistem kontrol elektrik
ditunjukkan pada gambar 2.2

63
Gambar 2.2. Sistem Kontrol Elektrik

Peralatan kontrol ini akan menggerakkan suatu switch atau relai


yang terhubung ke sistem kontrol starting atau sistem kontrol operasi
untuk mengontrol motor, boiler/burner, damper atau katub/solenoid.
Banyak unit AC residental dan AC komersial yang menggunakan
sistem kontrol elektrik. Sistem kontrol elektrik lebih simpel sehingga
lebih murah dan lebih mudah perawatannya.

2) Sistem Kontrol Pneumatik


Berbagai peralatan deteksi dan aktuasi dapat dirancang dengan
menggunakan sistem pneumatik yang menggunakan udara tekan dari
kompresor udara sebagai tenaga penggeraknya. Tekanan kerja udara
tekan dari kompresor yang diijinkan untuk keperluan kontrol
pneumatik adalah 15 psi dan pendistribusiannya dilakukan melalui
pipa tembaga. Contoh sistem kontrol pneumatic ditunjukkan pada
gambar 2.3.

64
Gambar 2.3. Sistem Kontrol Pneumatik

Ada 4 jenis komponen kontrol yang telah dirancang oleh


pabrikannya untuk keperluan kontrol air conditioning yaitu: (a)
Controllers ( misalnya : Thermostat, pressure Regulator dan
Humidistat ), (b) Controlled Devices (misalnya : Katub dan damper),
(c) Sistem distribusi udara, dan (d) Kompresor udara yang dilengkapi
dengan filter, dryer dan stasiun penurun tekanan.
Gambar 2.3 memperlihatkan beberapa komponen yang
digunakan dalam sistem kontrol pnumatik. Room thermostat
mendeteksi kebutuhan cooling di dalam ruangan. Bila terpenuhi maka
akan membuka katubnya secara proportional sehingga memungkinkan
udara tekan dari kompresor (dengan variasi tekanan antara 3 sampai 13
psi) mengalir ke dan sekaligus mengoperasikan alat Convector Valve
atau Mixing Damper Motor. Sedang remote bulb thermostat akan
mendeteksi suhu chilled water dan kemudian mengontrol alat Mixing
Valve atau mengoperasikan Damper Motor untuk mengontrol
campuran udara.

65
3) Sistem Kontrol Elektronik
Pada prinsipnya peralatan kontrol yang digunakan pada sistem
kontrol elektrik, pneumatik dan elektronik adalah sama. Perbedaanya
hanya pada tenaga yang digunakan untuk menggerakannya. Peralatan
kontrol yang digunakan pada sistem kontrol elektronik menggunakan
instrumen elektronik yang menghasilkan sinyal digital ataupun sinyal
analog. Sinyal yang dihasilkan ini masih terlalu lemah untuk dapat
menggerakkan suatu alat aktuasi (relay). Oleh karena itu perlu
dilengkapi dengan suatu sistem penguat sinyal (amplifier) yang akan
menguatkan sinyal deteksi tersebut sehingga akhirnya dapat digunakan
untuk mengontrol peralatan aktuasi yang digunakannya.
Komponen kontrol yang telah dirancang oleh pabrikannya
antara lain: (a) Controllers (misalnya : Thermostat, pressure regulator
dan humidistat termasuk sirkit jembatan dan amplifiernya), (b)
Controlled device (misalnya : damper dan katub), (c) Operator
(misalnya motor penggerak dan katub operator), dan Elemen deteksi
atau sensor (probe).
Kelebihan sistem kontrol elektronik adalah kemampuan
mengukur dan mendeteksi secara cepat dan akurat (presisi). Komponen
elektronik ini terbuat dari bahan semi konduktor (solid state) sehingga
memudahkan untuk digabungkan dengan sistem kontrol dengan
menggunakan mikroelektronik yang berbasis komputer (mikroprosesor
chip). Sehingga memungkinkan membuat sistem kontrol secara
terprogram misalnya dengan menggunakan PLC (Programmable Logic
Control).

e. Rangkaian dan Sistem Kontrol pada Unit Refrigerasi dan Tata Udara
Pengontrol operasi pada prinsipnya mongontrol operasi mesin pada
tingkat yang paling efektif dan aman. Sistem kontrol ini dapat mencegah
mesin dari bahaya kerusakan fatal dengan melindunginya terhadap adanya
suhu dan tekanan yang berlebihan dan bahaya kebakaran. Sistem kontrol

66
ini dapat berfungsi sebagai pengontrol kapasitas pada saat mesin sedang
bekerja atau pada saat starting sehingga diperoleh operasi yang ekonomis.
Misalnya High - Low
1) Pressure Control
Seperti telah diketahui bahwa sistem pengontrolan yang
digunakan harus mampu memberikan fungsi proteksi dan pengaman
untuk mencegah mesin (sedini mungkin) terhadap bahaya kerusakan
fatal. Dalam hal ini sistem kontrol yang digunakan harus mampu
mencegah terjadinya suhu tinggi atau suhu yang berlebihan dan
bahaya kebakaran. Sebagai contoh High - Low Pressure Control, Oil
pressure control, Suction pressure regulator, limit switch, motor
overload protection dan smoke detector.
Pengontrolan motor untuk keperluan proteksi dengan
memanfaatkan tekanan refrigerant dalam unit pendingin dibedakan:
a) Low Pressure Control (LPC), untuk memberi perlindungan
terhadap adanya tekanan rendah yang berlebihan, dan
b) High Pressure Control (HPC), untuk memberi perlindungan
terhadap adanya tekanan tinggi yang berlebihan.
Motor kompresor dikontrol oleh berbagai piranti kontrol, antara
lain (1) thermostat, (2) Hi-lo pressure safety control (HPC/LPC), over
current relay dan fuse. Bila ada salah satu piranti kontrol tersebut aktif,
maka motor kompresor tidak akan bekerja. Gambar 2.4
memperlihatkan tipikal rangkaian kontrol motor satu fasa, sedangkan
Gambar 2.5 tipikal rangkaian kontrol motor tiga fasa.

67
Gambar 2.4. Tipikal rangkaian kontrol motor kompresor 1 fasa

Kedua jenis alat kontrol ini berfungsi seperti thermostat yaitu


menjalankan dan menghentikan kompresor pada saat operasi normal atau
pada saat terjadi tekanan yang abnormal. Hanya cara kerjanya yang
berbeda. Kalau pada thermostat alat sensornya menggunakan sensor suhu
sedang pada pressure control menggunakan sensor tekanan. Pada
thermostat pergerakan diafragma diakibatkan oleh tekanan gas dari
sensing bulb, sedangkan pada pressure control untuk menggerakkan
diafragma ini memanfaatkan tekanan dari saluran tekan atau saluran hisap
kompresor.

68
Gambar 2.5. Tipikal rangkaian kontrol motor tiga fasa
Seperti thermostat, pressure control juga mempunyai titik cut
in dan cut out. LPC digunakan untuk menjalankan dan menghentikan
kompresor pada kondisi yang normal. Disamping itu dapat juga
berfungsi sebagai pengaman kompresor bila terjadi tekanan yang tidak
normal. Sedang HPC digunakan sebagai pengaman kompresor untuk
melindungi terjadinya tekanan lebih. Pada unit pendingin berskala
besar HPC dapat berfungsi pula sebagai alat pengontrol motor fan
kondensor pada beban pendingin yang variabel.
Kombinasi dari LPC dan HPC sering pula digunakan pada
suatu sistem pengontrolan yang digunakan sebagai pengaman.
Meskipun begitu Dual Pressure Control dapat pula digunakan sebagai
alat pengontrol kompresor (Operating Switch).

69
2) Low Pressure Control
Low Pressure Control digunakan sebagai pengontrol
temperatur sekaligus pula sebagai alat pengaman. Bila digunakan
sebagai pengaman, LPC ini akan memutuskan rangkaian dan
menghentikan kompresor pada saat tekanan hisap (suction pressure)
menjadi terlalu rendah. Hal ini bisa disebabkan unit pendingin
kekurangan refrigerant, bocor terjadinya bunga es yang tebal di
evaporator. Bila tekanan dari saluran hisap ini kembali normal, LPC
akan menutup rangkaian dan kompresor akan bekerja kembali.
Beberapa LPC dilengkapi dengan reset manual untuk menjaga adanya
short cycling karena gangguan pada sistem.
Low Pressure Control dapat pula digunakan sebagai alat
pengontrol kompresor pada saat tekanan refrigerant meningkat atau
menghentikan kompresor pada saat tekanan hisap meningkat. Jenis ini
disebut: Reverse Acting Low Pressure Control, jenis ini biasa
digunakan sebagai alat pengaman pada unit dengan suhu yang rendah
yang menggunakan electric depost, untuk memutuskan elemen
pemanas (electric heater) setelah pencairan bunga es (depost) selesai.
Jenis ini dapat juga digunakan sebagai alat kontrol Forced Draft
Cooled Fan pada "Cool Rooms", on dan off pada saat temperatur
"Cool Rooms" terlalu tinggi.
LPC biasa digunakan sebagai alat pengontrol temperatur pada
unit pendingin komersial. Setiap perubahan suhu pada evaporator
akan berubah pula tekanan pada saluran hisap kompresor. Jadi LPC
dapat digunakan sebagai pengontrol suhu pada ruangan yang
didinginkan dengan mengontrol temperatur evaporator.

70
Misalkan :
Sebuah cool room diinginkan mempunyai suhu 3oC dengan
perbedaan 8oTD antara evaporator dan ruangan refrigerant yang
digunakan R - 12. Temperatur minimum ruangan diharapkan 2oC.
Hitunglah : Cut in dan cut out point.
Penyelesaian :
Cut in = 4oC
Temperatur rata-rata ruangan = 3oC
= 3o - TD
= 3o - (- 8 K)
= - 5o C
Cut out = temperatur rata-rata evaporator - TD
= - 5oC - 8 K = - 13oC

Gambar 2.6. Low Pressure Control

Karena adanya penurunan tekanan pada saluran hisap, maka


tekanan pada saluran hisap masuk kompresor lebih rendah dari pada
tekanan evaporator. Penurunan tekanan ini harus diperhitungkan dalam
menentukan cut out pressure. Sedangkan cut in pressure tidak dipengaruhi
oleh penurunan tekanan ini, karena penurunan tekanan pada saluran hisap
ini merupakan fungsi dari kecepatan aliran refrigerant.

71
Karena LPC ini berfungsi untuk mengatur suhu evaporator, maka
akan sangat ideal sekali bila digunakan pada sistem yang menggunakan
"Off cycle deposting". Pada ruangan yang bersuhu di atas 0oC, suhu
evaporator akan meningkat dengan cepat pada saat "Off cycle". (Pada saat
defrost).

Gambar 2.7. Pengaturan Setting Pressure Control

3) High Pressure Control


HPC biasanya digunakan sebagai alat pengaman kompresor
pada saat terjadi gangguan tekanan yang berlebihan. HPC akan
menghentikan kompresor pada saat tekanan pada saluran tekan terlalu
tinggi. Hal ini dilakukan untuk melindungi katup-katup kompresor
dan juga untuk melindungi motor dari beban yang berlebihan.
Bila tekanan saluran tekan (discharge) meningkat melebihi
tekanan yang diizinkan, HPC akan terbuka dan memutuskan
rangkaian sehingga kompresor berhenti. Bila tekanan turun kembali
ke harga normal, HPC tertutup dan kompresor bekerja kembali.
Beberapa jenis HPC dilengkapi dengan tombol reset manual sehingga
kompresor tidak dapat bekerja kembali sebelum tombol reset ditekan.
Hal ini digunakan sebagai pengaman. Jadi Anda jangan melakukan
reset sebelum mengetahui penyebab terjadinya tekanan lebih pada
saluran tekan.

72
HPC biasa digunakan pada sistem komersial dan juga industri.
Karena suhu kondensing dan tekanan kondensing untuk bermacam-
macam refrigerant berlainan, maka cut in dan cut out pressure
tergantung dari refrigerant yang digunakan, jenis kondensor dan
ambient temperatur dari sistem. Disamping untuk mengontrol
kompresor, HPC dapat juga digunakan sebagai pengontrol Fan
Condensor, pompa air condensor dan selenoid valve. Reverse acting
HPC akan menutup kontaknya pada saat tekanan meningkat.
Sedangkan HPC akan membuka kontaknya pada saat tekanan
meningkat. Reverse acting HPC digunakan untuk menjaga suhu
condensing yang minimum. Sistem pengontrolan ini biasanya
diterapkan pada area dimana ambient temperatur di bawah condensing
temperatur.
Catatan:
Bila menggunakan HPC sebagai alat pengaman, maka setting control-
nya jangan terlalu tinggi. Misal suatu unit pendingin udara
menggunakan R-12 dengan ambient temperatur 40oC dengan TD: 20
K.
Maka Condensing temperatur = TD + AT
= 20 + 40
= 60o C
Jadi setting control = 1420 Kpa.

4) Dual Pressure Control


Dual Pressure Control adalah kombinasi antara LPC dan HPC
yang diletakkan dalam suatu unit. Jadi pada piranti kontrol ini terdapat
dua set kontak, masing-masing untuk LPC dan HPC. Pada operasinya,
kontak LPC yang normally closed akan terbuka bila terjadi penurunan
tekanan suction di bawah harga setting-nya. Sedangkan kontak HPC
yang juga normally closed akan terbuka bila terjadi kenaikan tekanan
pada sisi discharge-nya melebihi harga setting-nya.

73
Pada piranti ini terdapat dua buah bellow (diafragma) yang
masing-masing terhubung ke sisi tekanan rendah dan sisi tekanan
tinggi. Kedua diafragma tersebut dihubungkan secara mekanik untuk
menggerakkan satu set kontak switch.

5) Oil Difference Prerssure Control


Oil Differential Pressure Control adalah alat proteksi terhadap
sistem pelumasan kompresor. Bila terjadi tekanan oli pelumas
kompresor turun di bawah harga yang aman, maka alat proteksi
tekanan ini akan menghentikan (stop) kompresor setelah beberapa saat
kemudian (Biasanya setelah terjadi penurunan tekanan oli selama 45
detik). Release time selama 45 detik adalah waktu yang diberikan oleh
alat proteksi tersebut bagi kompresornya sejak mulai terjadinya
penurunan tekanan oli.
Pemasangan:
Salah satu sisinya dihubungkan ke crankcase kompresor. Jangan
dihubungkan ke suction manifold atau tempat lain yang mempunyai
tekanan berbeda dengan tekanan crankcase. Sisi lainnya dihubungkan
ke sistem pelumasan di mana diinginkan tekanan minimum pada saat
kompresor bekerja. Biasanya ditempatkan pada sisi pengiriman oli
atau pada sisi outlet sistem pelumasan. Sambungan harus dibuat
sedemikian rupa sehingga sambungan pipa pressure control-nya tidak
tersumbat.

6) Evaporator Pressure Regulator


Evaporating Pressure Regulator adalah alat yang digunakan
untuk: (1) memelihara suhu evaporasi konstan dan sekaligus juga
memelihara suhu permukaan evaporator konstan, (2) mencegah
terjadinya tekanan evaporasi yang terlalu rendah. Regulator ini
menutup pada saat tekanan di dalam evaporator jatuh pada harga di

74
bawah nilai setelannya (setting-nya) Dan regulator ini akan terbuka
secara penuh selama periode pull-down.
Pemasangan :
Alat kontrol/proteksi tekanan ini dipasanag pada suction line, setelah
evaporator. Regulator tekanan ini akan membuka bila ada kenaikan
tekanan pada sisi inletnya, yaitu pada saat tekanan evaporator
mencapai nilai setting-nya. Regulator akan mengatur aliran sesuai
tekanan inlet-nya. Variasi tekanan pada sisi outlet-nya tidak akan
berpengaruh pada tingkat pembukaan katubnya karena regulator ini
telah dilengkapi dengan membran penyama tekanan (10). Area efektif
membran tergantung pada posisi valve-nya.

7) Crankcase Pressure Regulator


Crankcase Pressure Regulator digunakan untuk: (1)
membatasi tekanan maksimum dari suction kompresor. Hal ini
dimaksudkan untuk melindungi motor kompresor terhadap
pembebanan yang berlebihan karena tekanan suction yang tinggi pada
saat start-up atau setelah selesainya periode defrost, (2) memelihara
pre-set differential yang konstan antara suhu ruang dan suhu evaporasi
selama proses cooling. Dalam hal ini dapat mencegah terjadinya
penurunan kandungan uap air di udara sehingga dapat mengurangi
kerusakan produk. Crankcase Pressure Regulator dipasang pada
suction line sebelum kompresor.

8) Capacity Regulator
Capacity Regulator digunakan untuk: (1) Pengaturan
Kapasitas. Fungsi ini didapat dengan memasang capacity regulator
pada by pass line antara sisi discharge dan sisi suction system, untuk
menyamakan kapasitas kompresor dengan kapasitas evaporator yang
aktual. Asesoris ini digunakan pada sistem Refrigerasi di mana
diperlukan untuk menjaga kapasitas kompresornya selalu konstan.

75
Bila beban evaporator dan juga beban kompresor turun, maka akan
dimasukkan beban palsu yang berupa hot gas dari sisi tekanan tinggi
ke evaporator. (2) Membatasi tekanan suction pada harga
minimumnya. Hal ini untuk memastikan, bahwa tekanan minumum
kompresor yang diijinkan tidak akan terlampaui.

f. Pemeriksaan rangkaian dan sistem kontrol sistem refrigerasi dan tata


udara
1) Memeriksa Kondisi Operasi Saklar Otomatik Berbasis Suhu
Sistem Refrigerasi dan tata udara menggunakan suhu udara
kering (dry bulb temperature) yakni suhu yang terukur oleh
thermometer sebagai indikator kondisi thermal. Suhu bukan hanya
satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap persepsi kenyamanan
thermal. Namun suhu merupakan faktor utama dalam menciptakan
kenyamanan dan mudah diukur serta dikontrol. Pada sistem refrigerasi
dan tata udara, sistem kontrol didisain untuk mampu mengatasi beban
puncak yang terjadi pada keadaan tertentu. Untuk mempertahankan
kondisi suhu ruang pada titik suhu tertentu dibutuhkan piranti kontrol.
Saat ini telah tersedia berbagai piranti kontrol suhu yang bekerja secara
elektromekanik, elektronik, dan terpogram.
2) Prinsip pengontrolan suhu
Ada tiga tipe mekanisasi yang digunakan pada motor control
thermostat, yaitu: (1) sensing bulb, (2) bimetal, dan (3) solid-state.
Vapor pressure thermostat dengan sensing bulb merupakan sistem
kontrol yang paling banyak digunakan pada sistem Refrigerasi.
Pengontrolan proses pemanasan ruang secara otomatik adalah
pengaturan suhu udara ruang dengan menggunakan piranti control
berbasis elektromekanikal yaitu pelat bimetal (bimetallic strip). Piranti
pengatur suhu berbasis strip bimetal terdiri dari susunan dua logam
berbeda jenis yang ditempelkan menjadi satu. Logam yang digunakan
pada strip mimetal biasanya terbuat dari baja dan tembaga.. Tembaga

76
akan memuai lebih panjang dibandingkan dengan baja. Hal membuat
strip bimetal melengkung ketika suhunya meningkat. Aksi gerak
melengkung ini digunakan untuk membuka dan menutup kontak
listrik.
Kontrol elektronik memiliki keuntungan dibandingkan sistem
lainnya. Elektronik kontrol menjadi sangat kompak dan reliablitasnya
lebih tinggi, respon lebih cepat dan tidak ada bagian yang bergerak.
Kontrol elektronik dapat diidentifikasi melalui penggunaan tegangan
rendah antara 5 VDC hingga 15 VDC, sehingga memerlukan step
down transformer untuk menurunkan tegangan kerja 220 VAC. Piranti
pendeteksi (sensing device) pada pengatur suhu elektronik biasanya
terbuat dari bahan semikonduktor yang disebut dengan thermistor.
Thermistor adalah sebuah resistor variabel yang nilai resistannya
tergantung pada suhu yang diterimanya.
3) Pemeriksaan Thermostat
Pemeriksaan kondisi operasi suatu piranti kontrol atau menguji
fungsi dan performansi suatu piranti kontrol menyiratkan adanya
penggunaan instrument atau alat ukur untuk mendapatkan data
pengukuran disamping pemeriksaan secara visual mudah dilakukan.
Metoda yang digunakan untuk menguji fungsi dan performasi suatu
piranti kontrol suhu dan tekanan yang beroperasi secara
elektromekanik (sakelar otomatik berbasis suhu dan tekanan)
difokuskan pada kualitas kontak sakelar pada saat non aktif dan pada
saat aktif. Pemeriksaan meliputi pemeriksaan visual, pemeriksaan
kontinuitas, dan pemeriksaan tahanan isolasi.
Pemeriksaan secara visual dilakukan dengan mengamati
adanya kelainan atau ketidaknormalan fisik thermostat, misalnya
adanya bagian patah atau bocor pada pipa kapiler, terminal kendor atau
rusak. Kemudian fungsi sakelar diperiksa dengan memutar knop
thermostat, Jika terdengar suara klik berarti kontak thermostat masih
berfungsi dengan baik. Pemeriksaan tahanan isolasi dilakukan dengan

77
menggunakan insulation tester atau megger. Tahanan isolasi terhadap
rangka harus lebih besar dari 20 megaohm. Bila nilai tahanan isolasi
kurang dari 5 megaohm, berarti isolasi kontak sudah mengalami
penurunan kualitas, sehingga dapat meimbulkan bahaya sengatan arus
listrik.
Pemeriksaan kontinuitas dilakukan dengan menggunakan
ohmmeter. Probe ohmemter diletakkan di kedua terminal thermostat.
Untuk keperluan pemeriksaan fungsi thermostat diperlukan bongkahan
es. Dengan bongkahan es ini mudah menempatkan kondisi operasi
thermostat pada suhu di bawah nol derajat. Untuk itu, bulb thermostat
dimasukkan ke dalam tabung yang berisi es dan air, kemudian set
control dial temperature pada thermostat pada posisi 0oC atau 30oF.
Pada kondisi tersebut maka kontak thermostat harus membuka. Setelah
beberapa menit, angkat bulb thermostat dari tabung. Jika bulb sudah
mulai menjadi lebih hangat kembali maka kontak listrik harus menutup
kembali.
4) Pengaturan Range dan Differential
Pengaturan range (range adjustment) disediakan untuk
memastikan suhu atau tekanan pada kondisi minimum atau maksimum
secara tepat. Sebagai contoh, pengaturan range akan menjaga
refrijerator atau freezer tetap dalam kondisi tertentu sesuai keinginan.
Hal ini berlaku juga untuk unit tata udara..
Differential adjusment mengontrol beda suhu antara setingan
cut-in dan cut-out. Differential adjustment dibangun di dalam
mekanisme pengaturan suhu. Jika range adjustment dapat dilakukan
oleh operator atau penggunanya, maka differential adjustment hanya
boleh diubah setingannya oleh teknisi yang memahami mekanisme
differential adjustment.
5) Memeriksa sistem dan rangkaian pengontrolan suhu
Sistem tata udara adalah mengontrol suhu dan kelembaban
udara. Pergerakan, kebersihan dan strerilasasi udara secara otomatik.

78
Ada dua hal penting terkait dengan pengembangan yang telah
dilakukan pada sistem pemanasan ruang (heating system) dan
pendinginan ruang (cooling system), yaitu:
a) Pengoperasan sistem dengan menerapkan sistem kontrol otomatik
b) Electronic circuit control dan pengoperasian sistem kontrol
otomatik
Perangkat kontrol merupakan perangkat yang mengoperasikan
atau mengatur sistem elektrikal dan sistem mekanikal. Sistem tersebut
digunakan pada sistem pendinginan (cooling system), sistem
pemanasan (heating system), sistem penambahan kelembaban udara
(humidifying system), dan sistem pengurangan kelembaban udara
(humidifying system). Perangkat kontrol juga digunakan untuk sistem
pengapian dan sistem pembakaran. Biasanya, setiap piranti kontrol
didisain untuk mampu merespon suatu kondisi tertentu. Contoh
perangkat kontrol adalah perangkat yang dapat mengatur suhu,
tekanan, aliran fluida, level likuid, dan operasi berbasis waktu.
Sistem kontrol pada industri pendingin (cooling) dan pemanas
(heating) digunakan untuk mengoperasikan sistem pemanas ruangan,
sistem pengkondisian (tata) udara, dan sistem manajemen energi total.
Ada sejumlah operasi kontrol yang diperlukan pada sistem tata udara.
Operasi kontrol tersebut meliputi:
a) Pengontrolan suhu udara
b) Pengontrolan kelembaban udara
c) Pengontrolan aliran udara
d) Pengontrolan filter udara
e) Pengontrolan pencairan bunga es di evaporator (defrost)
f) Pengontrolan titik batas dan keamanan.

79
6) Pemeriksaan sistem dan rangkaian pengontrolan operasi kompresor
Dua macam sistem kontrol untuk mengontrol kerja motor
kompresor refrigerasi yang lazim digunakan adalah sistem kontrol
berbasis thermal dan sistem kontrol berbasis tekanan. Kedua sistem
tersebut selalu digunakan pada unit Refrigerasi dan tata udara, baik
untuk keperluan domestik, komersial dan industrial. Yang
membedakannya terletak pada sistem aktuasinya. Jika pada unit
berskala rendah pengontrolan kerja motor kompresor dilakukan secara
langsung, maka pada unit berskala besar digunakan cara tidak
langsung yaitu menggunakan rele dan kontaktor. Kontrol berbasis suhu
dan berbasis tekanan mempunyai dua sistem pengaturan yaitu
pengaturan rentang (range) dan pengaturan differential.
Perangkat kontrol untuk pendinginan (comfort cooling)
memiliki tipe dasar yang sama dengan perangkat kontrol untuk
keperluan pemanas ruangan. Perangkat kontrol untuk pendinginan
terdiri dari operating control, prymary control, dan limit
control.Sebagai operating control adalah thermostat, pressurestat, dan
humidistat. Primary control meliputi motor starter dan starting relay.
Sedang limit control terdiri dari overload circuit breaker, thermal
overload, internal motor overload, rerigerant pressure limit control, dan
oli pressure limit control.
7) Pengontrolan motor kompresor berbasis suhu
Pengontrolan motor kompresor berbasis suhu biasanya
menggunakan motor control thermostat. Motor control thermostat
menggunakan elemen pendeteksi suhu. Ada dua disain untuk motor
control thermostat, yaitu:
a) Untuk mengontrol sistem pendingin ruang (Refrigerasi)
b) Untuk mengontrol sistem pemanas ruang(heating)
Hampir seluruh peralatan refrigerator, dan freezer untuk
keperluan domestik dan komersial berskala kecil menggunakan piranti
thermostat elektromekanik untuk mempertahankan suhu konstan di

80
dalam kabinetnya. Thermostat jenis ini oleh pabrikannya telah diatur
preset-nya untuk beroperasi pada rentang suhu tertentu.
Defrost control terdiri dari single-pole, single throw (SPST)
control jika hanya digunakan untuk keperluan defrost. SPST control
mengontrol pencairan bunga es di evaporator dengan menghentikan
kerja kompresor (off) untuk beberapa waktu setelah sensor mendeteksi
suhu formasi es telah tercapai. Jika selama kompresor dimatikan akibat
adanya formasi es dan dinginkan juga beroperssinya defrost heater
untuk mempercepat pencairan formasi es di eveporator maka harus
digunakan single-pole, double-throw (SPDT) control. Sistem kontrol
ini berlaku untuk unit Refrigerasi dan tata udara.
8) Pengontrolan motor kompresor berbasis tekanan
Tekanan kerja pada sisi tekanan rendah di evaporator harus
terus dijaga pada level tekanan tertentu untuk memastikan proses
eveporasi berlangsung pada tekanan rendah yang benar. Oleh karena
itu perlu disediakan sistem kontrol yang dapat mengatur kerja
kompresor berbasis perbedaan tekanan kerja di evaporator. Sistem
kontrol berbasis tekanan rendah ini lazim digunakan pada unit
komersial.
Pressure motor control beroperasi berdasarkan tekanan
evaporator. Jika suhu evaporator naik, maka tekanan rendah pada sisi
evaporator akan meningkat membuat bellow (diafragma)
mengembang. Kontak sakelar (switch) tertutup, sehingga motor
kompresor bekerja (start-up). Jika suhu dan tekanan di evaporator
turun hingga nilai tertentu, bellow akan menyusut kembali. Kontak
sakelar terbuka dan motor kompresor berhenti secara otomatis (stop).
Differential adjustment akan menaikkan cut-out pressure jika
baut pengatur differential diputar searah jarum jam. Hal ini akan
meningkatkan tekanan pegas pada diafragma, sehingga sulit bagi
diafragma untuk mencapai cut-out setting.

81
g. Mengatasi Kerusakan Pada Rangkaian dan Sistem Kontrol Sistem
Refrigerasi dan Tata Udara
Pada umumnya sistem Refrigerasi dan tata udara untuk keperluan
residensial dilengkapi dengan kontrol kelistrikan yang minimum untuk
menjaga harga tetap terjangkau. Tipikal condensing unit dengan ekspansi
pipa kaliper biasanya dilengkapi dengan kontaktor satu kutub dan run
capacitor, mungkin juga dilengkapi dengan automatic reset head pressure
control, dan juga automatic reset low-pressure control. Berikut akan
dibahas beberapa gangguan dalam komponen rangkaian dan sistem
kontrolnya.
1) Gangguan Pada Rangkaian Kompresor
Banyak unit Refrigerasi dan tata udara tidak dilengkapi dengan
crankcase heater, tetapi menggunakan “off cycle” heat melalui
pemanfaatan run capacitor untuk menyalurkan arus kumparan bantu
(start winding) motor compressor selama off cycle. Hal ini membuat
kumparan bantu (start winding) tetap hangat sehingga dapat menjaga
suhu oli refrigeran tetap hangat. Kapasitas kapasitor yang digunakan
harus ditentukan dengan hati-hati dan cermat agar arus yang mengalir
ke kumparan bantu tidak mencukupi untuk menjalankan motor. Dalam
contoh kasus ini, silahkan mengamati rangkaian kontrolnya dalam
Gambar 2.8. Selama off-cycle (kompresor mati), salah satu kutub
kontaktor dihubung singkat (jumper) sehingga ada arus pengosongan
run capasitor ke start winding.

82
Gambar 2.8. Rangkaian Kontrol Refrigerasi

Kapasitor yang digunakan untuk menaikkan kemampuan start-


up motor diklasifikasikan menjadi dua, yaitu starting capacitor dan
running capacitor. Jika kapasitor yang digunakan pada motor
kompresor sudah mengalami penurunan kapasitasnya lebih dari 15%
maka biasanya akan membuat arus yang ditarik oleh motor naik, dan
kalau ini dibiarkan dalam waktu lama akan menyebabkan motor
terbakar.
Jika mengganti kapasitor, pastikan melakukannya dengan
benar. Kapasitor pengganti harus memiliki kapasitas yang sama
demikian juga kekuatan tegangannya. Jangan tertukar antara starting
capacitor dengan running capacitor. Gambar 2.9 memperlihatkan
berbagai tipikal kapasitor yang lazim digunakan pada motor
kompresor.

83
Gambar 2.9. Tipikal Starting Capacitor dan Running Capacitor

Starting capacitor memiliki kapasitan tinggi antara 50 sampai 700 mfd,


merupakan unit elektrolitik yang digunakan sesaat hanya untuk membantu
start-up motor. Karena hanya bekerja sesaat maka kapasitor starting ini
hanya dikemas dengan bahan dari plastik. Gambar 2.10 memperlihatkan
contoh starting capacitor.

Gambar 2.10. Tipikal Starting Capacitor

Run capasitor memiliki kapasitas yang lebih rendah dibandingkan


starting capacitor. Rentang kapasitas running capacitor antara 2 hingga
40 mfd. Seperti namanya kapasitor run ini digunakan secara terus-menerus
(continuous duty) oleh karena itu kemasan fisiknya juga harus dari bahan
yang kuat tahan panas. Biasanya running capacitor dikemas dengan bahan
dari logam.

84
Starting capacitor digunakan pada motor capacitor start. Kapasitor
ini terhubung seri dengan start winding dan start switch. Hal ini membuat
beda fasa antara arus pada run winding dan starting winding menjadi besar
sehingga dapat meningkatkan torsi starting motor. Karena starting
capacitor hanya bekerja sesaat maka tidak boleh dioperasikan secara terus-
menerus. Pabrikan menetapkan bahwa starting kapasitor hanya boleh
dioperasikan dua puluh kali start setiap jam.
Running capacitor didesain untuk mampu bekerja secara terus-
menerus. Running capacitor digunakan pada motor permanent split
capacitor. Kapasitor ini terhubung seri dengan start winding secara
permanen. Kapasitor ini ditentukan dengan ketat untuk membuat
perbedaan fasa sebesar 90 derajat antara start winding dan run winding.
Selama bekerja running capacitor akan menyimpan dan melepas
energinya ke starting winding untuk meningkatkan besar beda fasa antara
start dan run winding.
Beberapa running capacitor dilengkapi tanda khusus pada
terminalnya, biasanya dengan tanda titik warna merah yang menandakan
terminal tersebut harus dihubungkan dengan run terminal. Dengan susunan
seperti itu jika terjadi hubung singkat internal ke kapasitor akan
memutuskan fuse tetapi arus hubung singkat tidak melalui start winding.
Gambar 2.11 memperlihatkan tipikal run capacitor yang diberi tanda
khusus.

Gambar 2.11. Tipikal Running Capacitor

85
2) Pemeriksaan Kapasitor
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan ketika akan
memeriksa kualitas kapasitor adalah membuang muatan kapasitor.
Jangan membuang muatan kapasitor dengan menghubung-singkat
terminal kapasitor, sebab hal ini dapat merusak kapasitor.
Untuk mencegah jangan sampai Anda terkena sengatan arus
listrik yang disebabkan pelepasan muatan kapasitor, maka pastikan
tangan Anda tidak menyentuh kedua terminal kapasitor sebelum
muatan kapasitor telah dibuang. Cara yang aman dan benar untuk
membuang muatan kapasitor adalah dengan memasang resistor 20
kΩ/2W pada terminal kapasitor, seperti diperlihatkan dalam Gambar
2.12. Biasanya starting capacitor telah dilengkapi dengan bleed
resistor yang terpasang pada terminal kapasitor.

Gambar 2.12. Bleed Resistor pada Kapasitor

Kapasitas kapasitor dapat diperiksa secara kasar dengan


menggunakan ohmmeter. Ohmmeter yang akan digunakan untuk
memeriksa kapasitan kapasitor harus memiliki batas ukur pada skala
Rx100. Untuk memeriksa kapasitor, lepas kapasitor dari instalasi
pengawatannya (wiring), dan letakkan test lead omhmeter ke terminal
kapasitor, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.13. Jika kapasitor
tidak hubung sigkat, jarum meter akan bergerak dengan cepat menuju

86
ke posisi nol (ohm) dan kembali ke posisi semula (tak terhingga)
dengan perlahan.

Gambar 2.13. Cara Memeriksa Kapasitor dengan Ohmmeter


Jika di dalam kapasitor terjadi hubung singkat internal, maka
jarum akan tetap bertahan pada posisi nol. Hal ini menunjukkan
bahwa kapasitor tidak dapat lagi menyimpan muatan. Oleh karena itu
jika memeriksa kapasitor dengan ohmmeter, pastikan batere yang
terpasang pada ohmmeter dalam kondisi prima. Jika di dalam
kapasitor ada yang putus, maka jarum penunjuk tidak akan bergerak,
seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.14.

Gambar 2.14. Kapasitor Putus Jarum Meter Tidak bergerak

87
Agar pekerjaan pemeriksaan kapasitor dapat berjalan dengan
maksimal, direkomendasikan memeriksa kapasitor dengan
menggunakan alat ukur khusus yang disebut capacitor analyser atau
capacitor tester. Instrumen ini mampu mengukur nilai kapasitan
dengan lebih akurat dan dapat mendeteksi adanya kerusakan dielektrik
pada saat berbeban. Instrumen ini dapat mendeteksi kapasitor yang
tidak dapat menjaga ratingnya, dan juga berguna untuk mengukur
rating kapasitor yang sudah tidak memiliki tanda. Beberapa
multimeter ada yang dilengkapi dengan capacitor
Beberapa personil melakukan pemeriksaan belitan motor
dengan menggunakan test light. Tetapi mengukur resistansi belitan
motor dengan ohmmeter merupakan cara terbaik untuk mengetahui
kondisi belitan motor. Dari pengalaman praktek, diketahui nilai
resistansi belitan motor berada pada nilai tertentu seperti diperlihatkan
dalam Gambar 2.13.

3) Mengatasi Kompresor Hermetik Macet (Stuck)


Seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, unit
refrigerator/freezer dan unit tata udara tidak dapat dijalankan (macet
atau stuck) walaupun hasil pemeriksaan kelistrikan unit dalam kondisi
bagus, artinya tidak ada rangakain yang terputus atau hubung singkat.
Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa hal. Kemungkinan unitnya
tidak dioperasikan dalam waktu yang lama. Kemungkinan ada debu
dan kotoran lain masuk ke dalam unit. Atau dengan kata lain, pada
bagian bergerak kompresor berkarat atau telah terjadi electrolitic
plating. Atau kemungkinan lainnya adalah masuknya likuid refrigeran
ke kompresor dalam jumlah yang berlebihan sehingga mengikat
gerakan kompresor.

88
Ada tiga cara yang direkomendasikan untuk mengatasi
masalah tersebut, yaitu:
a) Hubungkan belitan motor ke jala secara langsung tanpa melalui
rele starting seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.15 (1).
b) Gunakan tegangan jala-jala yang lebih tinggi dari tegangan nominal
motor kompresor, misalnya tegangan 360V untuk motor 220V.
Tetapi hal ini harus dilakukan dalam waktu sangat singkat hanya
sekedar melepas kemacetannya dalam Gambar 2.15 (2).
c) Buatlah unit agar dapat berputar berlawanan arah dengan arah
normal dengan memasang capacitor secara seri dengan run (main)
winding, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.15 (3).

Gambar 2.15. Beberapa Cara Mengatasi Kompresor Macet

4) Gangguan pada Pressure Control


Kebanyakan kasus kehilangan refrigeran pada suatu unit
Refrigerasi dan tata udara tidak berlangsung secara mendadak.
Biasanya terjadi kebocoran kecil pada sambungan pemipaannya.
Karena refrigeran berkurang secara sangat lamban, maka kompresor
pada akhirnya akan menarik tekanan suction di bawah setting low-
pressure control, maka kontaknya akan terbuka. Jika kompresor

89
berhenti (shuts off), maka tekanan suction akan langsung naik. Jika
tipe low-pressure control yang digunakan dilengkapi dengan
automatic reset, maka low-pressure control akan menutup (close) dan
langsung me-restart kompresor. Sekali lagi, tekanan suction akan
kembali turun di bawah nilai setting low pressure control, dan siklus
kompresor berhenti bekerja (off-cycle) kembali terulang. Hal ini akan
berlangsung terus hingga ada yang memanggil personil pemeliharaan
untuk memperbaikinya. Jika hal ini dibiarkan, maka kompresor akan
mengalami overheat karena terjadi short cycling, dan dalam keadaan
yang paling jelek kompresor akan terbakar.

Gambar 2.16. Pressure Control dengan Manual Reset

Untuk mencegah hal tersebut, maka sebaiknya tipe low-


pressure control yang dilengkapi dengan automatic diganti dengan
tipe manual reset. Hal ini juga berlaku untuk high-pressure control.
High-pressure cutout juga harus dari tipe manual reset. Beberapa
teknisi seringkali mengganti tipe manual reset dengan automatic
reset, dengan alasan kekhawatiran ada seseorang yang tidak
bertanggung jawab menekan manual reset sehingga unitnya tidak
bekerja. Tetapi perlu diingat, bahwa pressure control ini digunakan
sebagai alat pengaman. Piranti kontrol tersebut hanya akan bekerja

90
jika terjadi gangguan atau adanya kondisi yang tidak normal pada
unitnya. Untuk menekan tombol reset kembali tidak boleh dilakukan
sembarangan, pastikan dahulu apa penyebab sehingga pressure
control tersebut trip atau terbuka. Setelah diketahui penyebabnya,
barulah tombol reset boleh ditekan.
Pada unit tata udara untuk keperluan residensial, biasanya
dilengkapi dengan pressure switch. Pressure switch tersebut
kadangkala langsung dipasang pada sistem pemipaannya, kadang-
kadang dipasang melalui pipa kapiler seperti diperlihatkan dalam
Gambar 2.17. Sedangkan Gambar 2.18 memperlihatkan high-pressure
switch yang berfungsi sebagai pengaman unit untuk mencegah
terjadinya tekanan tinggi yang berlebihan sehingga membahayakan
kompresor.

Gambar 2.17. Low-pressure Switch pada Unit Tata Udara Domestik

Gambar 2.18. High-pressure Switch pada Unit Tata Udara Domestik

91
Time delay harus dipasang pada unit tata udara untuk
mencegah terjadinya short-cycling. Piranti kontrol ini akan mencegah
terjadinya short-cycling pada gangguan kehilangan refrigeran pada
unitnya. Sehingga akibat fatal kompresor terbakar dapat dicegah. Ada
dua jenis time delay, yakni (1) “delay on make” atau (2) “delay on
break.” Keduanya biasanya di-set untuk penundaan selama lima
menit. Keuntungan sistem “delay on break” adalah waktu tunda untuk
kompresor dapat melakukan start-up setelah berhenti (shuts off).
5) Pelacakan Gangguan
Untuk alasan keamanan, regulasi keselamatan kerja
mengatakan bahwa lebih baik catu daya listrik diputuskan terlebih
dahulu sebelum memulai bekerja, bahkan perlu memasang tag out dan
melakukan lock out. Tetapi untuk beberapa pekerjaan, misalnya
pekerjaan pelacakan gangguan, hal itu tidak berlaku, karena semua
sudah mengakuinya, bahwa pekerjaan pelacakan gangguan
memerlukan peralatan yang sedang diperbaiki tetap mendapat energi
listrik.
Oleh karena itu, jika pekerjaan pelacakan gangguan dan
pengujian hanya dapat berhasil jika masih bertegangan, maka personil
yang melakukan pekerjaan pelacakan gangguan harus:
a) Mendapat pelatihan khusus agar ia memahami peralatan tersebut
dan potensi bahaya jika bekerja pada peralatan yang mesih
bertegangan, sehingga menjadi kompeten untuk menangani
aktivitas tersebut.
b) Hanya menggunakan peralatan uji yang memenuhi standar.
c) Membangun penghalang dan memperhatikan peringatan sehingga
aktifitas kerja tidak menciptakan situasi yang membahayakan bagi
orang lain.
Seperti telah Anda ketahui, Sistem Kompresi Gas merupakan
mesin Refrigerasi yang berisi fluida penukar kalor (refrigeran) yang
bersirkulasi terus menerus. Selama bersirkulasi di dalam unitnya maka

92
refrigeran tersebut akan selalu mengalami perubahan wujud dari gas
ke liquid dan kembali ke gas. Proses tersebut berlangsung pada suhu
dan tekanan yang berbeda, yaitu tekanan tinggi dan pada tekanan
rendah.
Tekanan tinggi diperoleh karena adanya efek kompresi, yang
dikerjakan oleh kompresor. Oleh karena itu sistem Refrigerasi ini
lazim disebut sebagai sistem kompresi gas. Gambar 2.30
memperlihatkan diagram alir suatu sistem kompresi gas sederhana.
Sesuai dengan proses yang terjadi di dalam siklus refrigeran maka
sistem Refrigerasi kompresi gas mempunyai 4 komponen utama yang
saling berinteraksi satu sama lain, yaitu: (1) Evaporator, (2)
Kompresor, (3) kondensor, dan (4) Katub ekspansi.
Refrigeran yang berada di dalam unit Refrigerasi kompresi
gas, akan mengalami perubahan suhu dan tekanan sesuai tempat di
mana ia berada. Proses refrigeran tersebut akan berulang setiap waktu
selama kompresor bekerja. Proses tersebut terdiri dari: (1) proses
evaporasi, (2) proses kompresi, (3) proses kondensasi, dan (4) proses
ekspansi.

Gambar 2.19. Diagram Alir Sistem Kompresi Gas

93
6) Evaporator dan Proses Evaporasi
Liquid refrigeran yang dialirkan ke evaporator mempunyai
suhu titik uap yang sangat rendah pada tekanan atmosfir, sehingga
memungkinkan menyerap panas pada suhu yang sangat rendah. Koil
evaporator menampung liquid refrigeran yang kemudian menguap
walaupun suhu udara sepesertarnya sangat rendah. Proses penguapan
refrigeran di evaporator ini akan menyerap energi panas dari substansi
dan udara yang ada di sepesertarnya sehingga menimbulkan efek
pendinginan. Selanjutnya gas refrigeran ini dihisap oleh kompresor.
7) Kompresor dan Proses Kompresi
Sistem Refrigerasi kompresi gas merupakan siklus tertutup,
maka kondisi keseimbangan akan selalu tercipta setiap saat.
Refrigeran yang menguap di evaporator yang bersuhu rendah tidak
dibuang tetapi langsung dihisap lagi oleh kompresor dan selanjutnya
dikompresi hingga suhu dan tekanannya dinaikkan pada titik tertentu
sesuai jenis refrigerannya. Bila kompresor menghisap lebih cepat
daripada persedian gas yang tersedia di dalam evaporator maka
tekanan pada sisi hisap akan turun. Sebaliknya bila beban panas
evaporator naik dan penguapan liquid refrigeran berlangsung secara
lebih cepat maka tekanan sisi hisap akan naik.
Untuk keperluan praktis, berikut ini diberikan patokan harga
untuk menentukan tekanan kerja kompresor pada sisi tekanan
tingginya. Pedoman yang dapat digunakan untuk keperluan praktis
adalah:
Untuk R12 : 120 - 180 psi
Untuk R22 : 160 - 260 psi
Untuk R134a : 100 - 165 psi
Untuk R600a : 120 - 180 psi

94
8) Kondensor dan Proses Kondensasi
Gas refrigeran yang keluar dari sisi tekan kompresor
disalurkan ke kondenser. Gas tersebut mempunyai suhu dan tekanan
tinggi dalam kondisi superheat. Selanjutnya saat berada di kondenser
gas panas lanjut tersebut mengalami penurunan suhu akibat adanya
perbedaan suhu antara gas dan medium lain yang ada disepesertarnya,
yang dapat berupa udara atau air. Penurunan suhu gas refrigeran
tersebut diatur sampai mencapai titik embunnya. Akibatnya
refrigerannya akan merubah bentuk dari gas menjadi liquid yang
masih bertekanan tinggi. Agar terjadi proses kondensasi yang optimal,
lazimnya perbedaan suhu refrigerant (suhu awal dan suhu akhir)
tersebut adalah antara 9 sampai 14K tergantung suhu udara
sepesertarnya. Misalkan, jika suhu lingkungan sepesertar adalah
30OC, maka suhu awal refrigerant ketika masuk ke kondensor berkisar
39OC hingga 44OC.
9) Katub Ekspansi dan Proses Ekspansi
Liquid refrigeran bertekanan tinggi dari kondenser disalurkan
ke katub ekspansi. Dalam keadaan yang sederhana katub ini berupa
pipa kapiler dan untuk pemakaian unit yang berskala besar biasanya
digunakan katub ekspansi thermostatik. Karena adanya perubahan
diameter yang cukup besar maka laju refrigeran yang mengalir
melalui katub ekspansi ini akan mengalami penurunan tekanan yang
cukup tajam. Akibatnya akan terjadi ekspansi panas. Hasil ekspansi
panas ini berupa penurunan suhu liquid refrigeran yang keluar dari
katub ekspansi. Selanjutnya liquid refrigeran yang bersuhu dan
bertekanan rendah tersebut disalurkan ke evaporator untuk
menghasilkan efek pendinginan.
Evaporator adalah untuk proses evaporasi liquid refrigeran.
Kompresor untuk meningkatkan tekanan gas refrigeran. Kondenser
untuk proses kondensasi gas refrigeran. Katub ekspansi untuk
menurunkan tekanan liquid refrigeran yang akan dimasukkan ke

95
evaporator. Adanya gangguan pada salah satu komponen dapat
menggagalkan efek Refrigerasi atau efek pendinginan.
Berdasarkan Gambar 2.19, Evaporator (1), menyediakan
transfer panas melalui luas permukaannya, sehingga panas yang
terkandung di udara dan produk makanan yang ada di dalam ruang
dapat diserap oleh penguapan refrigeran cair yang mengalir di dalam
koil evaporator. Suction line (2) adalah saluran yang terletak pada sisi
tekanan rendah kompresor, untuk menyalurkan refrigeran gas
bertekanan rendah dari evaporator menuju ke katub hisap kompresor.
Compressor (3) merupakan jantung sistem Refrigerasi kompresi gas,
berfungsi menghisap refrigeran gas dari evaporator dan menaikkan
suhu dan tekanan refrigeran ke suatu titik di mana refrigeran gas akan
mengembun dengan mudah pada kondisi normal media
kondensasinya. Discharge line (4) adalah saluran yang terletak pada
sisi tekanan tinggi kompresor, untuk menyalurkan refrigeran gas
bertekanan dan bersuhu tinggi dari katub tekan kompresor menuju ke
kondenser. Condensor (5) menyediakan transfer panas melalui luas
permukaannya, sehingga energi panas yang yang terkandung dalam
refrigeran dapat dipindahkan ke media kondensasi. Receiver Tank (6),
sebagai tempat penyimpanan atau pengumpulan refrigeran cair yang
sudah mengembun di kondensor, sehingga catu refrigeran cair ke
evaporator dapat dijaga konstan sesuai keperluan. Liquid line (7)
adalah saluran yang terletak pada sisi masuk katub ekspansi, untuk
menyalurkan refrigeran cair dari receiver tank ke refrigerant control.
Refrigerant control (8) berfungsi untuk mengatur jumlah refrigerant
cair yang akan diuapkan di evaporator dan untuk menurunkan tekanan
refrigeran cair yang masuk ke evaporator, sehingga refrigeran cair
dapat diuapkan pada suhu rendah sesuai yang diinginkan. Pemahaman
tentang siklus refrigerant di dalam system kompresi gas akan sangat
membantu keberhasilan pekerjaan pelacakan gangguan pada system
kelistrikannya.

96
Gangguan pada sistem mekanik dan sistem kelistrikan pada
hakekatnya tidak dapat dipisahkan, karena keduanya memiliki
kontribusi terhadap efek pendinginan. Oleh karena itu seorang teknisi
yang sedang melakukan pekerjaan pelacakan gangguan harus
memperhatikan kedua sistem tersebut.
Ketika melakukan pekerjaan pelacakan gangguan system
kelistrikan, yang perlu diutamakan adalah bekerja dengan hati-hati.
Walaupun ketika sedang melakukan pekerjaan pelacakan gangguan
memerlukan adanya tegangan pada peralatan yang sedang diperiksa
agar dapat menemukan lokasi gangguan, tetapi ketika melakukan
pekerjaan perbaikan tidak boleh bertegangan. Gambar 2.20
memperlihatkan tipikal proses sistem kompresi gas yang
menggunakan refrigerant R134a. Perhatikan kondisi refrigerant pada
setiap proses. Pemahaman proses pada setiap bagian, sangat
membantu pekerjaan pelacakan gangguan.
Terlihat pada Gambar 2.20, suhu refrigeran cair yang masuk
ke katub ekspansi B adalah 40OC, dengan tekanan 9,61 bar, karena
proses ekspansi, maka refrigeran begitu keluar dari katub ekspansi
langsung turun menjadi -5OC, begitu juga tekanannya turun menjadi
2,61 bar. Di Evaporator refrigerant cair dengan suhu sangat dingin (-
5OC) akan mengalami proses evaporasi, sehingga suhu gas refrigerant
begitu keluar dari evaporator naik menjadi 0OC. Selanjutnya suhu gas
refrigerant yang masuk ke sisi hisap kompresor naik menjadi 15OC,
dengan tekanan 2,61 bar. Di kompresor gas refrigerant akan
mengalami kompresi, sehingga suhu dan tekanan gas refrigerant naik
menjadi 66,7OC, dengan tekanan 9,61 bar. Di kondensor, gas
refrigerant superpanas akan menjalani proses kondensasi, karena
proses pendinginan sehingga suhunya turun menjadi 40OC, pada
tekanannya tetap pada harga 9,61 bar. Begitulah, proses tersebut akan
berlangsung secara terus menerus.

97
Gambar 2.20. Tipikal Proses Aktual Sistem Kompresi Gas
Gambar 2.21 memperlihatkan sistem kontrol peralatan Refrigerasi
komersial. Perhatikan diagramnya dan cobalah memahami logikanya.
Pemahaman logika kontrol, sangat membantu pekerjaan pelacakan
gangguan.

Gambar 2.21. Diagram Ladder Sistem Kontrol Refregerasi Komersial

98
10) Teknik Pemeriksaan dan Pengujian
Pengujian instalasi menyiratkan adanya penggunaan instrument
atau alat ukur untuk mendapatkan data pengukuran. Tetapi, pengujian ini
tidak termasuk pekerjaan mengidentifikasi kerusakan pada socket outlet,
kerusakan pada switch plate, hilangnya tutup kotak sambung, sehingga
diperlukan juga pekerjaan pemeriksaan instalasi secara visual.
Metoda yang digunakan untuk menguji suatu instalasi listrik
adalah membiarkan peralatan atau instalasi listrik yang akan diuji tetap
terhubung ke sumber tegangan. Tetapi tegangan dan arus listrik ini tidak
boleh membahayakan peralatan dan pekerja yang melakukan kontak
langsung dengan peralatan tersebut, apalagi jika rangkaian listrik yang
sedang diperiksa mengalami gangguan. Hasil pemeriksaan harus
dibandingkan dengan data yang relevan, baik dari peraturan umum
instalasi listrik yang berlaku maupun dari standar industri pembuat
peralatan tersebut. Prosedur pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan
dengan seksama dan penuh kehati-hatian dengan mengikuti sekuen yang
benar.
Gambar 2.21 memperlihatkan cara melokalisir gangguan yang
terjadi pada suatu rangkaian kontrol pada kompresor hermetic ketika
rangkaian kontrol tersebut masih bertegangan. Pekerjaan pengujian ini
dilaksanakan setelah melakukan pengujian tahanan isolasi. Lakukan
pengukuran tegangan dengan menggunakan voltmeter pada setiap piranti
dan komponen yang ada di dalam sistem kontrol.
Pastikan tegangan peralatan Refrigerasi atau unit tata udara
menerima tegangan penuh, yaitu 220 VAC. Pada saat sakelar S1 pada
posisi (ON), maka tegangan yang terukur oleh voltmeter pada terminal 1
dan terminal 2 harus 220 VAC, Bila tegangan masuk kurang dari 85%
tegangan penuh, maka sebaiknya unit Refrigerasi atau tata udara tidak
dioperasikan karena dapat membahayakan motor penggeraknya. Angka 1
sampai 12 menunjukkan titik pengukuran yang harus dilakukan.

99
7. Forum Diskusi
Setelah Mempelajarai KB2 ini, di persilahkan kepada peserta
untuk mendiskusikan hal berikut:
1. Kenapa harus dilakukan proses pemakuman terlebih dahulu terhadap
Air Condition (AC) yang baru selesai direparasi sebelum diisi dengan
gas freon yang baru.
2. Jelaskan akibat pada Air Condition (AC), jika gas yang diisikan terlalu
banyak atau terlalu sedikit.
3. Apa indikator bahwa gas freon yang diisikan pada Air Condition (AC)
sudah sesuai dengan kapasitasnya.

C. Penutup

1. Rangkuman
Pengontrolan motor untuk keperluan proteksi dengan memanfaatkan
tekanan refrigerant dalam unit pendingin digunakan Low Pressure Control
(LPC), untuk memberi perlindungan terhadap adanya tekanan rendah yang
berlebihan dan High Pressure Control (HPC), untuk memberi perlindungan
terhadap adanya tekanan tinggi yang berlebihan Kedua jenis alat kontrol ini
berfungsi seperti thermostat yaitu menjalankan dan menghentikan
kompresor pada saat operasi normal atau pada saat terjadi tekanan yang
abnormal.
Pada thermostat pergerakan diafragma diakibatkan oleh tekanan gas
dari sensing bulb, sedangkan pada pressure control untuk menggerakkan
diafragma ini memanfaatkan tekanan dari saluran tekan atau saluran hisap
kompresor.
Oil Differential Pressure Control adalah alat proteksi terhadap sistem
pelumasan kompresor. Bila terjadi tekanan oli pelumas kompresor turun di
bawah harga yang aman, maka alat proteksi tekanan ini akan menghentikan
(stop) kompresor setelah beberapa saat kemudian. ( Biasanya setelah terjadi

100
penurunan tekanan oli selama 45 detik. Release time selama 45 detik adalah
waktu yang diberikan oleh alat proteksi tersebut bagi kompresornya sejak
mulai terjadinya penurunan tekanan oli.

Tes Formatif
1. Katup ekspansi yang mempertahankan besarnya panas lanjut pada uap
refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi beban di
evaporator, yaitu...
a. Pipa Kapiler
b. Katup Ekspansi Otomatis
c. Katup Ekspansi Thermostatis
d. Katup Ekspansi Elektromagnetis
e. Katup Ekspansi Manual

2.

Gambar di atas merupakan alat pada sistem refrigerasi berupa...


a. Kompresor
b. Kondensor
c. Blower
d. Evaporator
e. Katup Ekspansi

3. Katup Ekspansi pada sistem refrigerasi terdiri dari....


a. Katup otomatis dan thermostatis
b. Katup anoda dan katoda
c. Katup positif dan negatif
d. Katup electric dan thermostatis
e. Katup otomatis dan manual

4. Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah


tangga adalah
a. Pipa besi d. Pipa clipsal
b. Pipa baja e. Pipa PVC
c. Pipa kapiler

101
5.

Nomor 4 pada gambar di atas menunjukkan


a. Strainer
b. Saluran masuk
c. Saluran keluar
d. Pipa kapiler
e. Selubung pipa

6. Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan (pressure gauges) fluida


(cairan dan gas) yang terdapat dalam bejana atau ruang tertutup adalah...
a. Manometer d. Amperemeter
b. Barometer e. Multimeter
c. Thermometer

7.

Pada rumus tekanan di atas, F menunjukkan....


a. Daya d. Luas penampang
b. Tekanan e. Hambatan jenis
c. Gaya

8.

Gambar di atas merupakan alat pada sistem refrigerasi berupa...


a. Kompresor
b. Kondensor
c. Blower
d. Evaporator
e. Katup Ekspansi

102
9.

Gambar di atas merupakan alat pada sistem refrigerasi berupa...


a. Kompresor
b. Kondensor
c. Pipa Kapiler
d. Evaporator
e. Katup Ekspansi Otomatis

10.

Gambar di atas merupakan alat pada sistem refrigerasi berupa...


a. Kompresor
b. Kondensor
c. Pipa Kapiler
d. Evaporator
e. Katup Ekspansi Otomatis

103
Daftar Pustaka

CP Arora, 2001, Refrigeration & Air Conditioning, Second Edition, Mc Graw Hill
Book Co - Singapore

Goliber, Paul F., 1986 Refrigeration Servicing, Bombay, D.B. Taraporevala Son
& Co, Private Ltd.

Harris, A, 1986, Air Conditioning Practice, 2nd edition, Prentice Hall

Montgomery, Ross & Dowall, Robert Mc., 2008, Fundamental of HVAC Control
System, Printed in the United States of America.

Roy J Dossat, 1978, Principle of Refrigeration, second edition, John Wiley Sons,
USA.

Trane reciprocating Refrigeration Manual Basic Servising, 1986, Box Hill


College, Melbourne, Australia Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000

104
No. Kode: DAR 2/Profesional/413/Nomor Modul--/2019
Pendalaman Materi
Teknik Ketenagalistrikan

Modul 5

Teknik Pendingin dan Tata Udara

Oleh:
Elfizon, M.Pd.T
Juli Sardi, S.Pd.,M.T

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2019
I. PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Salam PPG ..!!!, rekan-rekan peserta ppg dalam jabatan, pada modul lima
kegiatan belajar 3 ini kita akan membahas tentang system control otomatik
dari system refrigerant, komponen-komponen control system refrigran,
gangguan pada komponen system refrigran dan cara penanggulangan
gangguan tersebut. Itulah kira-kira materi yang akan kita pelajari pada
kegiatan belajar 3 modul lima ini. apakah rekan-rekan sudah siap!! Let’s do
it!!!
B. Relevansi
Hal ini terkait dengan system control otomatik dari system refrigerant
kemudian gangguan yang terjadi pada komponen kontrolnya dan prosedur
penggantian komponen control tersebut.

C. Petunjuk Belajar
Modul ini disusun untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran
mandiri bagi rekan-rekan peserta PPG, untuk itu agar dapat memperoleh
hasil pembelajaran maksimal maka harus mengikuti petunjuk-petunjuk
berikut.
a. Baca dan pahami capaian pembelajaran dan subcapaian pembelajaran
yang diharafkan terlebih dahulu sebelum mempelajari materi pada
kegiatan belajar ini.
b. Baca dan pahami materi pembelajaran pada modul ini secara berurutan
karena modul ini telah didesain untuk dapat dipelajari secara terstruktur
dan berurutan.
c. Persiapkan bahan bacaan lain baik dari buku referensi yang terkait
maupun dari sumber internet untuk melengkapi bahan bacaan dalam
mempelajari materi dalam modul ini
d. Pahami setiap contoh permasalahan dan penyelesaian yang diberikan
untuk memantapkan pemahaman materi pembelajaran pada modul ini.
e. Kerjakan tes formatif yang tersedia untuk mengukur kemampuan rekan-
rekan terhadap materi pada KB ini setelah mempelajarinya secara utuh.

106
II. INTI
A. Capaian Pembelajaran (CPBS)
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu menguasai teori
dan aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan yang mencakup: (1)
pembangkit tenaga listrik, (2) jaringan tenaga listrik, (3) instalasi tenaga
listrik, (4) teknik otomasi industri, (5) teknik pendingin dan tata udara, dan
(6) teknik tenaga listrik, termasuk advance materials secara bermakna yang
dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan
“bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan sehari-hari; yang dapat
menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana”
(penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat membimbing
peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang dibutuhkan DUDI.
B. Sub Capaian Pembelajaran (CPMK)
Menganalisis konsep esensial materi teknik pendingin dan tata udara serta
aplikasinya dalam pembelajaran ketenagalistrikan
C. Bahan Kajian
Teknik pendingin dan tata udara serta aplikasinya dalam pembelajaran
ketenagalistrikan
D. Sub Bahan Kajian
Kegiatan Belajar 3 : Sistem Kontrol Otomatik
E. Indikator ensensial
Disajikan mesin refrigerator yang komponen kontrolnya mengalami
kerusakan, peserta dapat mengecek dan melakukan prosedur penggantian
terhadap komponen kontrol tersebut
F. Uraian Materi
1. Fungsi Pengontrol Sistem Refrigerasi dan Tata Udara
Suatu unit air conditioning memerlukan sistem pengontrolan secara
otomatik agar dapat beroperasi dengan efektif dan aman serta ekonomis sesuai
kebutuhan. Pada prinsipnya sistem pengontrolan ini harus mampu memenuhi
persyaratan yang diperlukan untuk keperluan otmatisasi proses meliputi tiga
kategori fungsi sebagai berikut, yaitu (I) fungsi mengatur dan mengontrol kondisi
ruang (space), (ii) fungsi proteksi dan perlindungan dan (iii) fungsi operasi yang
ekonomis.
1.1. Fungsi Pengatur kondisi ruang
Agar sistem pengontrolan yang digunakan dapat melaksanakan fungsi ini
maka diperlukan alat deteksi dan aktuasi yang akan memonitor kondisi ruang
setiap saat melalui berbagai alat deteksi yang digunakan dan kemudian
107
mengadakan pengaturan seperlunya untuk mencapai kondisi yang diinginkan
melalui peralatan aktuasi yang digunakan. Peralatan deteksi dan aktuasi tersebut
antara lain thermostat, humidistat, damper, katub dan relai). Peralatan tersebut
dapat beroperasi secara elektrik dengan menggunakan energi listrik, dapat pula
secara pnumatik menggunakan kekuatan udara tekan dan secara elektronik dengan
menggunakan bahan semi konduktor dan mikroelektronik berbasis komputer.
Peralatan deteksi dan aktuasi yang digunakan akan berkolaborasi untuk
menjaga kondisi suhu dan kelembaban udara ruang senantiasa tetap berada pada
titik tertentu sesuai keinginan dan perencanaan. Variable yang dideteksi dan
dikontrol meliputi suhu, tekanan, jumlah udara dan kualitas udara, refrigeran dan
uap air. Selain itu juga harus dapat mengontrol siklus kompresor burner (boiler)
atau heater secara pasti (ON/OFF) sesuai kebutuhan beban.
1.2.Fungsi Proteksi dan Perlindungan
Sistem pengontrolan yang digunakan harus mampu memberikan fungsi
proteksi dan pengaman untuk mencegah mesinnya sedini mungkin terhadap
bahaya kerusakan fatal. Dalam hal ini system kontrol yang digunakan harus
mampu mencegah terjadinya suhu tinggi atau suhu yang berlebihan dan bahaya
kebakaran. Sebagai contoh Oil pressure control, Suction pressure regulator, limit
switch, motor overload protection dan smoke detector.
2. Fungsi Operasi Ekonomis
Sistem kontrol yang digunakan harus mampu menjaga operasi mesin pada
tingkat yang paling ekonomis dengan mengatur konsumsi energi yang digunakan
pada waktu ke waktu disesuaikan dengan kebutuhan beban. Misalnya konsumsi
air, bahan bakar atau tenaga listrik yang dikonsumsi pada saat beban air
conditioning turun di bawah desain nominalnya. Untuk itu kompresornya harus
dilengkapi dengan sistem kontrol kapasitas misalnya dengan menggunakan alat
yang disebut : Hot gas Bypass, Auto Unloader dan multispeed kompesor atau
kompresor parallel Sistem Hot gas bypass Gambar 1 memperlihatkan tipikal
pengontrolan kapasitas dengan hot gas. Pada system ini, untuk menurunkan
kapasitas kompresor, gas panas dari kondensor langsung disalurkan ke evaporator
melalui saluran bypass yang dikontrol oleh solenoid stop valve dan modulating
hot gas bypass valve.

108
Gambar 1. Pengontrolan kapasitas dengan Hot gas Bypass
Sumber : https://yorkcentraltechtalk.wordpress.com
Penggunaan Auto Unloader adalah untuk menurunkan kapasitas kompresor,
digunakan piranti khusus yang disebut auto unloader. (Gambar 2). Auto unloader
adalah system mekanik tambahan yang diletakkan pada mekanik katub
kompresor. Dalam operasinya maka unloader kompresor akan mengangkat katub
sauction kompresor secara otomatik, sehingga walupun piston kompresor
bergerak naik-turun, tetapi tidak menghasilkan efek kompresinya. Pada saat piston
bergerak turun akan menghisap refrigerant, dan pada saat piston bergerak naik
maka refrigerant gas yang sudah dipampatkan oleh piston akan disalurkan lagi ke
saluran suction.

Gambar 2. Sistem Auto Unloader


109
Sumber : https://refconhvac.com
3. Sistem Kompresor Ganda
Pada gedung-gedung bertingkat tinggi untuk pemakaian komersial sering
menggunakan sistem kontrol dengan mikrokontroler yang berbasis komputer
(Building Automation System) untuk keperluan peningkatan upaya konservasi
(hemat) energi. Kontrol yang terpogram melalui perangkat komputer (misalnya
dengan PLC atau Programmable Logic Control) sering digunakan untuk
mengontrol dan memonitor kondisi ruang demi ruang setiap saat untuk
menghasilkan operasi sistim yang ekonomis tanpa mengurangi kebutuhan kualitas
yang diperlukan.

Gambar 3. Tipikal Kompresor Parallel


Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com/
Menurut aksi spesifik yang dilakukan maka fungsi sistem control dapat
diklasifikasikan sebagai berikut yaitu sebagai pengontrol Starting, pengontrol
operasi dan pengontrol kondisi ruang.
4. Fungsi Starting/Stopping
Pengontrol starting dapat berupa sistem kontrol tunggal (operasi on/off)
tidak tergantung sistem lainnya atau dapat berupa operasi sekuen yang melibatkan
lebih dari sistem aktuasi (misalnya motor kompresor, pompa air dan fan) secara
interlock.
5. Fungsi Pengontrol Operasi
Pengontrol operasi pada prinsipnya mongontrol operasi mesin pada tingkat yang
paling efektif dan aman. Sistem kontrol ini dapat mencegah mesin dari bahaya
110
kerusakan fatal dengan melindunginya terhadap adanya suhu dan tekanan yang
berlebihan dan bahaya kebakaran. Sistem kontrol ini dapat berfungsi sebagai
pengontrol kapasitas pada saat mesin sedang bekerja atau pada saat starting
sehingga diperoleh operasi yang ekonomis. Misalnya High - Low Pressure
control, time delay relay, freeze protection, temperature limit control dan
compressor capacity control.
6. Fungsi Pengontrol Kondisi Ruang
Pengontrol ini berfungsi sebagai pengatur kondisi ruang. Sistem kontrol yang
digunakan harus mampu mendeteksi kondisi di dalam ruang dari waktu ke waktu
meliputi suhu, tekanan dan kelembaban udara dalam ruang dan selanjutnya
melakukan berbagai pengaturan untuk menjaga kondisi ruang tetap berada pada
batas-batas perencanaannya.
7. Sistem Pengontrol untuk residental AC
Air conditioner untuk keperluan rumah tinggal (residential system) biasanya
hanya memerlukan sistem kontrol yang sederhana, yaitu switch manual yang
dipadu dengan room thermostat dan timer switch untuk mengontrol suhu ruang.
Peralatan kontrol lainnya baik untuk starting maupun untuk operasional biasanya
merupakan bagian integral dari unitnya sesuai desain pabrikannya. Unit kontrol
untuk starting diatur oleh thermostat yang akan mengoperasikan suatu relai atau
kontaktor. Relai atau kontaktor tersebut kemudian akan memberi penguatan
kepada unit aktuasinya misalnya kompresor, fan, katup dan pompa. Sedang unit
kontrol operasinya akan memberikan fungsi proteksi terhadap adanya suhu dan
tekanan yang abnormal baik pada sisi tekanan rendah atau tekanan tingginya.
Ada pula peralatan kontrol lain yang kadankala ditambahkan oleh
pabrikannya yang bertujuan lebih memberikan fungsi kenyamanan dan
kemudahan pemakainya. Berikut ini diberikan beberapa konfigurasi sistem
kontrol yang banyak digunakan :
a. Kombinasi sistem kontrol untuk operasi cooling dan heating yang
diterapkan pada unit AC Split dengan menggunakan selector switch manual.
Thermostatnya dilengkapi dengan timer switch agar dapat mengontrol
operasi sistem sesuai waktu yang diinginkan misalnya pada waktu malam
hari (night set back) dan selanjutnya dapat kembali ke operasi day time.
b. Kombinasi sistem kontrol yang lebih lengkap untuk operasi cooling dan
heating yang menggunakan pengaturan 3 posisi, yaitu “On - Off - Auto”.
c. Humidistat yang dikombinasikan dengan humidifyer untuk menjaga tingkat
kelembaban relatif udara tetap berada pada batas-batas perencanaannya.

111
8. Sistem Pengontrol AC Komersial
Seperti halnya pada AC residental, unit AC komersial berskala rendah dan
sedang yang umumnya didesain dalam bentuk unit paket (packaged system) juga
menggunakan switch manual yang dipadu dengan thermostat untuk mengontrol
operasi cooling dan heating. Unit kontrol operasinya terdiri dari High - Low
Pressure Protection, Motor Winding Protection, Time Delay Relay, Head Pressure
Control dan Burner Control.

Gambar 4. Ilustrasi penggunaan thermostat dan Low Pressure


control pada unit komersial.

Gambar 5. Tipikal Double Pressure Switch


Sumber : http://gms-instruments.com
9. Sistem Pengontrol untuk Central Station
Untuk menangani kebutuhan ruang yang dikondisi pada bangunan besar dan
bertingkat biasanya lebih ekonomis bila menggunakan Central Station. Suatu
central station dapat dibangun baik dengan sistem langsung (direct expansion
refrigerant) atau dengan system tak langsung (chilled water) untuk memenuhi
kebutuhan operasi cooling-nya. Pada sistem ini biasanya dilengkapi pula dengan
boiler yang memproduksi uap untuk keperluan heating ataupun untuk keperluan
humidifying.
Operasi cooling dan heating dapat dikontrol secara manual ataupun
otomatik bahkan full automatic, terprogram yang berbasis komputer. Air

112
Handling Unit (AHU) yang mengatur distribusi udara ke ruang dilengkapi dengan
damper untuk mengatur jumlah aliran udara, baik udara kembali atau udara luar
dan dilengkapi pula dengan berbagi katub untuk mengatur chilled water atau uap.
Damper dan katub dikontrol oleh alat deteksi suhu yang terletak di dalam
ruang atau di dalam duct. Biasanya kompresornya dilengkapi dengan sistem
pengontrol kapasitas yang berupa sistem auto unloader atau dengan sistem Hot
Gas Bypass. Semua peralatan kontrolnya bekerja secara interlock untuk
menghasilkan operasi otomatik. Biasanya peralatan kontrolnya dipilihkan dari
sistem pnumatik yang menggunakan udara tekan sebagai tenaga penggeraknya.
Dilihat dari cara peralatan kontrol itu bekerja dan dari jenis tenaga yang
digunakan, maka peralatan kontrol dapat dibedakan menjadi 4 klasifikasi, yaitu:
i. sistem kontrol elektrik,
ii. sistem kontrol pnumatik,
iii. sistem kontrol elektronik dan
iv. sistem kontrol fluidik.
Banyak sistem kontrol yang menggunakan kombinasi dari system tersebut
di atas. Misalnya sistem pendeteksiannya menggunakan sistem elektronik sedang
sistem aktuasinya menggunakan sistem elektrik untuk mengontrol damper atau
katub. Atau adapula suatu controller yang menggunakan sistem fluidik dan
aktuasi damper menggunakan sistem pnumatik. Kontrol starting dan sebagian
besar kontrol operasi banyak menggunakan sistem elektrik.

10. Thermostat
Mesin refrigerasi dirancang agar dapat menghasilkan atau menyediakan efek
pendinginan untuk menurunkan dan menjaga suhu ruang tetap berada pada batas
yang direncanakan dengan tepat. Untuk dapat menghasilkan kondisi ruang seperti
itu, maka mesin refrigerasi harus mempunyai kapasitas yang sama atau sedikit
lebih lebih besar dari pada kapasitas pendinginan rata-rata yang dipikulnya.
Tetapi bila mesin pendingin bekerja terus-menerus maka suhu ruang akan
turun tak terkendali. Oleh karena itu dibutuhkan suatu peralatan kontrol yang
dapat mengontrol siklus operasi sistem yang disebut thermostat. Pada unit tertentu
penggunaan thermostat dilkombinasikan dengan pengontrol waktu (timer switch).
Thermostat dapat diletakkan di dalam ruang atau di dalam duct untuk
mendeteksi suhu udara dan dapat pula diletakkan di dalam pipa untuk mendeteksi
suhu air (chilled water). Bila thermostat diletakkan di dalam ruang maka
ketinggiannya kurang lebih 4 atau 5 kaki dari lantai.

113
Terdapat banyak jenis thermostat yang telah dirancang oleh pabrikannya
baik untuk keperluan kontrol elektrik, kontrol pnumatik dan kontrol elektronik.
Thermostat dapat digunakan untuk operasi cooling atau pun operasi heating.

11. Electric Thermostat


Electric Thermostat adalah thermosat yang digunakan pada system kontrol
elektrik. Thermostat ini terdiri dari bimetal coil yang didesain sedemikian rupa
sehingga bila ada perubahan suhu dapat menggerakkan bimetalnya (melengkung)
dan kemudian Gerakan bimetal ini digunakan untuk mengontrol mekanik
membuka dan menutup kontak switch.
Ada pula yang menggunakan bulb sebagai sensor suhu. Heating thermostat
akan menbuka kontaknya bila suhu ruang naik, sedang cooling thermostat akan
membuka kontak switch bila suhu ruang turun. Untuk membantu pergerakan
bimetal yang lebih signifikan maka bimetalnya dilengkapi dengan sebuah electrik
heater. Switch untuk thermostat yang bekerja pada tegangan rendah (24 volt)
biasanya merupakan mercury switch.

Gambar 8. Elemen bimetal deteksi suhu thermostats


Sumber : http://blog.unnes.ac.id
Bimetal adalah jenis sensor suhu atau saklar (switch) elektro mekanis yang
terbuat dari dua buah lempengan logam yang berbeda koefisien muainya (α) yang
direkatkan menjadi satu. Tingkat pemuaian yang berbeda dari dua logam tersebut
akan menghasilkan gerakan mekanis melengkung ketika strip atau lempengan
bimetal tersebut terkena panas.

114
Bimetal biasanya digunakan pada saklar listrik thermostat, yang biasa
diaplikasikan untuk mengontrol elemen pemanas, seperti pada setrika, pemanas
air, oven, tungku pembakaran, penanak nasi dan lain sebagainya.
Prinsip kerja bimetal adalah ketika bimetal dipanaskan, maka logam yang
memiliki koefisien muai lebih tinggi akan memuai lebih panjang, sedangkan yang
memiliki koefisien muai lebih rendah akan memuai lebih pendek, Oleh karena
perbedaan reaksi muai tersebut maka bimetal akan melengkung kearah logam
yang muainya lebih rendah. Pada gambar diatas, bimetal memuai keatas ketika
dipanaskan, sehingga kontak saklar membuka dan memutus aliran arus. Dan
ketika dingin, kontak saklar akan menutup kembali dan memungkinkan arus listik
mengalir melaluinya. Dalam aplikasinya bimetal dapat dibentuk menjadi saklar
Normally Closed (NC) atau Normally Open (NO).

Gambar 9. Elemen deteksi suhu, mercury


Sumber : http://www.air-conditioner-selection.com
Pada strip bimetal berbentuk tabung kaca yang sebagiannya diisi dengan
air raksa, di bagian belakang di strip bimetal, merkuri mengalir ke ujung tabung
dimana terdapat dua kontak listrik yang terkena. Ketika merkuri kontak dengan
aliran listrik, maka aliran tegangan rendah dibuat, Penggunaan merkuri dalam
elemen thermostat elektromekanis karena faktanya bahwa merkuri bersifat
konduktif, sehingga dapat bekerja seperti saklar/switch.

115
Gambar 10. Skema pengoontrol thermostatik
Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com

Thermostat elektrik akan mengontrol penguatan relay atau solenoid yang


digunakan untuk mengontrol sistem. Titik pengaturan suhu yang dilakukan
thermostat dibedakan menjadi dua yaitu "Cut In" dan “Cut Out” temperature.

Gambar 11. Konstruksi Tipikal Elektrik Thermostat


Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com
116
Kerja pengatur suhu (thermostat) dipengaruhi oleh perubahan suhu yang
diterima oleh alat sensor suhu (bulb) gas akan mengembang sebanding dengan
suhunya. Perubahan suhu tersebut dapat menyebabkan gas, uap atau cairan di
dalam pipa dan bulb mengembang atau menyusut, sehingga dapat menimbulkan
tekanan pada bellow (diafragma) yang berubah-ubah. Perubahan tekanan di dalam
bellow diubah menjadi gerakan linear untuk menggerakkan suatu kontak untuk
membuka atau menutup. Di atas bellow ditempatkan pegas yang melawan tekanan
bellow. Tekanan pegas dapat diatur melalui tombol yang ada di atasnya. Sehingga
tekanan bellow pun akan mengikutinya yang berarti temperatur dari bulb yang
dapat diatur.
12. Pnumatik Thermostat
Pnumatik thermostat juga menggunakan elemen bimetal sebagai sensor
suhu. Pada desain lain kadang digunakan bulb yang berisi liquid refrigeran.
Tenaga gerak yang ditimbulkan oleh elemen deteksinya digunakan untuk
mengontrol port (katub) udara yang ada di dalam suatu sistem pemipaan udara
tekan, sehingga udara tekan dari kompresor dapat mengalir secara proportional ke
suatu alat aktuasi atau operator.

Gambar 12. Pnumatik Thermostat


Sumber : https://www.grainger.com

13. Pengaturan (setting) Thermostat


Thermostat mempunyai batas cut in dan cut out tertentu. Perbedaan antara
batas cut in dan cut out tergantung dari pengaturan differensialnya. Besar kecilnya
differensial tergantung pada penggunaan dan lokasi alat sensor suhu (bulb).
Dalam banyak hal, bila bulb dijepitkan pada evaporator, sehingga temperatur
pendinginan dideteksi secara langsung oleh temperature evaporator, maka dalam
117
kasus ini pengaturan differensial harus besar untuk menjaga adanya "Short
Cycling" pada kopresor. Biasanya differensial diatur 8o - 10oC. Untuk kasus lain
bisa 1o – 2o C atau 4o-5o C, tergantung penempatan bulb. Pengaturan thermostat
ada 2 macam : (I) pengaturan range dan (ii) pengaturan diferential.
- Pengaturan Range
Mengatur range adalah cara pengaturan cut in dan cut out thermostat yang
menghasilkan daerah pengaturan amplitudo. Cut on dan cut off akan kembali
bersamaan tetapi dengan differensial yang tetap sama. Biasanya pada baut
pengaturan range ada petunjuk arah putaran baut pengatur range yang
memberikan pengaturan sebagai berikut :
a. Memutar baut searah jarum jam -- suhu kerja naik
b. Memutar baut rangge melawan jarum jam -- suhu kerja turun
c. Memutar baut range satu putaran akan mengubah suhu kerja antara 5o- 8oC
- Pengaturan Diferential
Fungsi utama thermostat adalah menjalankan motor kompresor baik suhu
pendinginan meningkat (naik) pada batas tertentu. Batas ini disebut "Cut in"
temperatur setting dan menghentikan motor kompresor saat suhu pendinginan
mencapai titik terendah sesuai pengaturannya titik suhu terendah ini disebut "Cut
on" temperature setting. Mengatur differensial adalah mengatur kerja thermostat
atau mengatur perbedaan titik cut in dan titik cut out. Perbedaan (differensial) ini
tergantung pada aplikasi atau kondisi pendinginannya. Meskipun begitu perlu
berhati-hati waktu melakukan pengaturan ini sebab bila perbedaan ini terlalu kecil
maka sistemnya akan dapat mengalami "short cycle".
Short cycle adalah selang waktu cut ini dan cut out yang sangat singkat
sehingga kerja kompresor terputus-putus. Hal ini dapat membahayakan
kompresor. Namun bila perbedaan ini terlalu besar maka temperatur pendinginan
akan meningkat menjadi tinggi sebelum terjadi cut in. Hanya dengan banyak
berlatih maka akan dapat menentukan differensial yang tepat sesuai keinginan
padasetiap kondisi yang berbeda. Memutar baud differensial ke dalam,
differensial makin kecil dan memutar baud differensial ke luar, differensial makin
besar.
Thermostat diatur pada cut ini + 7oC dan 1oC cut out dengan differensial 6
K. Thermostat ini dapat diubah rangenya menjadi lebih tinggi atau lebih rendah
sesuai keinginan kita, misalnya diubah menjadi + 10oC cut in dan + 4oC cut out
tanpa merubah differensialnya.

118
Gambar 13. Grafik Pengaturan Suhu[7]

Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan saat menentukan pengaturan


thermostat adalah : (I) Jenis evaporator yang dipakai, (ii) Perbedaan temperatur
yang diinginkan antara evaporator dan ruangan yang didinginkan (TD) dan (iii)
Jenis atau cara detrost.
Berikut ini diberikan tabel perbedaan temperatur evaporator dan ruangan
yang didinginkan (TD).
Tabel.1 tabel perbedaan temperature dengan ruangan
Jenis Evaporator TD
Bare Tupe 16 K
Cross Fin 14 K
Forced Draft 8K
Flooded 3K
- Pemilihan Thermostat
Pemilihan Thermostat hendaknya memperhatikan faktor-faktor berikut ini:
a. Temperatur maksimum dan minimum yang dapat dicapai

119
b. Jenis medium pendinginan misalnya udara, air, minuman
c. Differensial yang dibutuhkan.
Bila ketiga faktor ini sudah diketahui maka tinggal mencari spesifikasi yang
sesuai di dalam katalog yang ada. Pilihlah thermostat yang karakteristik
pengaturan temperaturnya mendekati kondisi temperature yang diharapkan.

- Pemasangan Thermostat
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan thermostat, yaitu
pemasangan thermo switchnya dan pemasangan sensor suhunya. Pada prinsipnya
pemasangan thermoswitchnya dapat diletakkan di mana saja asal memudahkan
operator untuk mencapainya. Kontak thermo switch-nya terdiri dari kontak NO
(normally open) dan NC (normally closed). Untuk keperluan control operasi
biasanya digunakan kontak NO.
Sensor thermonya diletakkan di dalam ruang cabinet dengan ketinggian 1
atau 1,5 meter. Usahakan meletakkannya pada lokasi di mana produk yang
disimpan diletakkan.
14. Humiditas
Humiditas adalah peralatan pengontrol kelembaban udara (humidity).
Prinsip kerja alat ini sama seperti thermostat tetapi peralatan sensornya lebih peka
terhadap perubahan kelembaban udara dari pada perubahan temperatur. Perubahan
kelembaban udara akan menyebabkan terjadinya perubahan panjang dari elemen
sensor yang digunakan. Alat sensor humiditas biasanya digunakan : rambut,
kertas, kayu, nylon atau zat lain yang mempunyai sifat peka terhadap kelembaban
udara.
Selanjutnya perubahan panjang yang diakibatkan oleh perubahan
kelembaban udara digunakan untuk menggerakkan kontak listrik membuka atau
menutup untuk sistem kontrol elektrik dan menggerakkan mekanik
pumbuka/penutup port udara pada sistem kontrol pnumatik serta merubah nilai
resistan dari elemen sensor yang digunakan pada sistem kontrol elektronik..
Peralatan pengontrol humiditas digunakan dalam sistem tata udara untuk
mengatur kelembaban udara di dalam ruangan.

120
Gambar 14. Humiditas
Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com

15. Pressure Control


Seperti telah diketahui bahwa sistem pengontrolan yang digunakan harus
mampu memberikan fungsi proteksi dan pengaman untuk mencegah mesin (sedini
mungkin) terhadap bahaya kerusakan fatal. Dalam hal ini sistem kontrol yang
digunakan harus mampu mencegah terjadinya suhu tinggi atau suhu yang
berlebihan dan bahaya kebakaran. Sebagai contoh High - Low Pressure Control,
Oil pressure control, Suction pressure regulator, limit switch, motor overload
protection dan smoke detector.
Pengontrolan motor untuk keperluan proteksi dengan memanfaatkan
tekanan refrigerant dalam unit pendingin dibedakan :
1. Low Pressure Control (LPC), untuk memberi perlindungan terhadap
adanya tekanan rendah yang berlebihan dan
2. High Pressure Control (HPC), untuk memberi perlindungan terhadap
adanya tekanan tinggi yang berlebihan.
Kedua jenis alat kontrol ini berfungsi seperti thermostat yaitu menjalankan
dan menghentikan kompresor pada saat operasi normal atau pada saat terjadi
tekanan yang abnormal. Hanya cara kerjanya yang berbeda. Kalau pada
thermostat alat sensornya menggunakan sensor duhu sedang pada pressure control
menggunakan sensor tekanan. Pada thermostat pergerakan diafragma diakibatkan
121
oleh tekanan gas dari sensing bulb, sedangkan pada pressure control untuk
menggerakkan diafragma ini memanfaatkan tekanan dari saluran tekan atau
saluran hisap kompresor.

Gambar 15. Dual Pressure Control Switch, Tekanan tinggi dan


tekanan rendah
Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com

Seperti thermostat, pressure control juga mempunyai titik cut in dan cut out.
LPC digunakan untuk menjalankan dan menghentikan kompresor pada kondisi
yang normal. Disamping itu dapat juga berfungsi sebagai pengaman kompresor
bila terjadi tekanan yang tidak normal. Sedang HPC digunakan sebagai pengaman
kompresor untuk melindungi terjadinya tekanan lebih. Pada unit pendingin
berskala besar High Pressure Control dapat berfungsi pula sebagai alat pengontrol
motor fan kondensor pada beban pendingin yang variable.
Kombinasi dari Low Pressure Control dan High Pressure Control sering
pula digunakan pada suatu sistem pengontrolan yang digunakan sebagai
pengaman. Meskipun begitu Dual Pressure Control dapat pula digunakan sebagai
alat pengontrol kompresor (Operating Switch).

122
16. Low Pressure Control
Low Pressure Control digunakan sebagai pengontrol temperature sekaligus
pula sebagai alat pengaman. Bila digunakan sebagai pengaman, LPC ini akan
memutuskan rangkaian dan menghentikan kompresor pada saat tekanan hisap
(suction pressure) menjadi terlalu rendah. Hal ini bisa disebabkan unit pendingin
kekurangan refrigerant, bocor terjadinya bunga es yang tebal di evaporator. Bila
tekanan dari saluran hisap ini kembali normal, LPC akan menutup rangkaian dan
kompresor akan bekerja kembali. Beberapa LPC dilengkapi dengan reset manual
untuk menjaga adanya short cycling karena gangguan pada sistem.
Low Pressure Control dapat pula digunakan sebagai alat pengontrol
kompresor pada saat tekanan refrigerant meningkat atau menghentikan kompresor
pada saat tekanan hisap meningkat. Jenis ini disebut: Reverse Acting Low
Pressure Control, jenis ini biasa digunakan sebagai alat pengaman pada unit
dengan suhu yang rendah yang menggunakan electric depost, untuk memutuskan
elemen pemanas (electric heater) setelah pencairan bunga es (depost) selesai. Jenis
ini dapat juga digunakan sebagai alat control Forced Draft Cooled Fan pada
"Cool Rooms", on dan off pada saat temperatur "Cool Rooms" terlalu tinggi.
LPC biasa digunakan sebagai alat pengontrol temperatur pada unit
pendingin komersial. Setiap perubahan suhu pada evaporator akan berubah pula
tekanan pada saluran hisap kompresor. Jadi LPC dapat digunakan sebagai
pengontrol suhu pada ruangan yang didinginkan dengan mengontrol temperatur
evaporator.
Karena adanya penurunan tekanan pada saluran hisap, maka tekanan pada
saluran hisap masuk kompresor lebih rendah dari pada tekanan evaporator.
Penurunan tekanan ini harus diperhitungkan dalam menentukan cut out pressure.
Sedangkan cut in pressure tidak dipengaruhi oleh penurunan tekanan ini, karena
penurunan tekanan pada saluran hisap ini merupakan fungsi dari kecepatan aliran
refrigerant.
Karena LPC ini berfungsi untuk mengatur suhu evaporator, maka akan
sangat ideal sekali bila digunakan pada sistem yang menggunakan "Off cycle
deposting". Pada ruangan yang bersuhu diatas 0oC, suhu evaporator akan
meningkat dengan cepat pada saat "Off cycle". (Pada saat defrost)

17. High Pressure Control


HPC biasanya digunakan sebagai alat pengaman kompresor pada saat terjadi
gangguan tekanan yang berlebihan. HPC akan menghentikan kompresor pada saat
123
tekanan pada saluran tekan terlalu tinggi. Hal ini dilakukan untuk melindungi
katup-katup kompresor dan juga untuk melindungi motor dari beban yang
berlebihan. Bila tekanan saluran tekan (discharge) meningkat melebihi tekanan
yang diizinkan, HPC akan terbuka dan memutuskan rangkaian sehingga
kompresor berhenti. Bila tekanan turun kembali ke harga normal, HPC tertutup
dan kompresor bekerja kembali.
Beberapa jenis HPC dilengkapi dengan tombol reset manual sehingga
kompresor tidak dapat bekerja kembali sebelum tombol reset ditekan. Hal ini
digunakan sebagai pengaman. Jadi Anda jangan melakukan reset sebelum
mengetahui penyebab terjadinya tekanan lebih pada saluran tekan.
HPC biasa digunakan pada sistem komersial dan juga industri. Karena suhu
kondensing dan tekanan kondensing untuk bermacam-macam refrigerant
berlainan, maka cut in dan cut out pressure tergantung dari refrigerant yang
digunakan, jenis kondensor dan ambient temperatur dari sistem. Disamping untuk
mengontrol kompresor, HPC dapat juga digunakan sebagai pengontrol Fan
Condensor, pompa air condensor dan solenoid valve. Reverse acting HPC akan
menutup kontaknya pada saat tekanan meningkat. Sedangkan HPC akan
membuka kontaknya pada saat tekanan meningkat. Reverse acting HPC
digunakan untuk menjaga suhu condensing yang minimum. Sistem pengontrolan
ini biasanya diterapkan pada area dimana ambient temperatur di bawah
condensing temperatur.
Bila menggunakan HPC sebagai alat pengaman, maka setting controlnya
jangan terlalu tinggi. Misal suatu unit pendingin udara menggunakan R-12 dengan
ambient temperatur 40oC dengan TD : 20K.
Maka Condensing temperatur = TD + AT = 20 + 40 = 60oC
Jadi setting control = 1420 Kpa.

18. Dual Pressure Control


Dual Pressure Control adalah kombinasi antara LPC dan HPC yang
diletakkan dalam suatu unit. Jadi pada piranti kontrol ini terdapat dua set
kontak,masing-masing untuk LPC dan HPC. Pada operasinya, kontak LPC yang
normally closed akan terbuka bila terjadi penurunan tekanan suction di bawah
harga settingnya.Sedangkan kontak HPC yang juga normally closed akan terbuka
bila terjadi kenaikan tekanan pada sisi discharge-nya melebihi harga setting-nya.
Pada piranti ini terdapat dua buah bellow (diafragma) yang masingmasing
terhubung ke sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi. Kedua diafragma
tersebut dihubungkan secara mekanik untuk menggerakkan satu set kontak switch.
124
19. Oil Difference Pressure Control
Oil Differential Pressure Control adalah alat proteksi terhadap sistem
pelumasan kompresor. Bila terjadi tekanan oli pelumas kompresor turun di bawah
harga yang aman, maka alat proteksi tekanan ini akan menghentikan (stop)
kompresor setelah beberapa saat kemudian. ( Biasanya setelah terjadi penurunan
tekanan oli selama 45 detik. Release time selama 45 detik adalah waktu yang
diberikan oleh alat proteksi tersebut bagi kompresornya sejak mulai terjadinya
penurunan tekanan oli.
Pemasangan :
Salah satu sisinya dihubungkan ke crankcase kompresor. Jangan
dihubungkan ke suction manifold atau tempat lain yang mempunyai tekanan
berbeda dengan tekanan crankcase. Sisi lainnya dihubungkan ke sistem
pelumasan di mana diinginkan tekanan minimum pada saat kompresor bekerja.
Biasanya ditempatkan pada sisi pengiriman oli atau pada sisi outlet sistem
pelumasan. Sambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan pipa
pressure control-nya tidak tersumbat.

Gambar 16. Oil Different Pressure Control

125
Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com
Jika dalam waktu yg telah ditentukan tekanan keluaran pompa dan tekanan
hisapnya masih dibawah 9 psi maka rangkaian timer pada Oil Pressure
Differential ini akan memutus rangkaian listrik untuk mematikan Kompresor.
Penyebab turunnya tekanan pelumas:
1. Kerusakan pada bagian mekanik dari pompa pelumas.
2. Kurangnya pelumas di bagian crankcase kompresor
3. Tersumbatnya aliran pelumas di bagian hisap pompa atau jika sistem
menggunakan Oil Separator biasanya terjadi penyumbatan pada jarum
pengontrol aliran pelumas di Oil Separator.
Langkah Perbaikan:
1. Kerusakan mekanis bisa dilakukan perbaikan dgn cara overhaul bagian
pompa pelumas dan mengganti spare part yg rusak.
2. Jika pelumas kurang (bisa dilihat di oil level indicator) maka kita tinggal
tambahkan saja agar pelumas mencapai level sesuai dgn ketentuan
manufacture-nya).
3. Tersumbatnya saluran suction pompa pelumas biasanya terjadi pada
saringan di bagian crankcase kompresor (bersihkan saringan dan ganti
pelumas dgn yg baru). Kalau terjadi penyumbatan di Oil Separator,
bersihkan Oil Separator tsb, jika O/S model hermetic lebih baik ganti dgn
yg baru
20. Evaporator Pressure Regulator
Evaporating Pressure Regulator adalah alat yang digunakan untuk :
a. Memelihara suhu evaporasi konstan dan sekaligus juga memelihara suhu
permukaan evaporator konstan.
b. Mencegah terjadinya tekanan evaporasi yang terlalu rendah. Regulator
ini menutup pada saat tekanan di dalam evaporator jatuh pada harga di
bawah nilai setelannya (setting-nya) Dan regulator ini akan terbuka
secara penuh selama periode pull-down.
Pemasangan :
Alat kontrol/proteksi tekanan ini dipasanag pada suction line,setelah
evaporator. Regulator tekanan ini akan membuka bila ada kenaikan tekanan pada
sisi inletnya, yaitu pada saat tekanan evaporator mencapai nilai setting-nya.
Regulator akan mengatur aliran sesuai tekanan inlet-nya. Variasi tekanan pada sisi
outlet-nya tidak akan berpengaruh pada tingkat pembukaan katubnya karena
regulator ini telah dilengkapi dengan membran penyama tekanan. Area efektif
membran tergantung pada posisi valve-nya.
126
Gambar 17. Evaporator Pressure Regulator
Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com

Disamping itu, regulator ini dilengkapi juga dengan peralatan pulsation


damping untuk mengimbangi adanya pulsasi tekanan pada sistemnya, sehingga
dapat mencegah regulator dari kerusakan, tanpa mengganggu keakuratannya.
Regulator ini dilengkapi juga dengan self closing pressure gaugeyang dapat
digunakan untuk memasang pressure gauge tanpa perlu mengevakuasi evaporator
suction terlebih dahulu.

21. Crankcase Pressure Regulator


Crankcase Pressure Regulator digunakan untuk :
1. Membatasi tekanan maksimum dari suction kompresor. Hal ini
dimaksudkan untuk melindungi motor kompresor terhadap pembebaban
yang berlebihan karena tekanan suction yang tinggi pada saat start-up
atau setelah selesainya periode defrost.
2. Memelihara Pre-set differential yang konstan antara suhu ruang dan
suhu evaporasi selamam proses cooling. Dalam hal ini dapat mencegah
terjadinya penurunan kandungan uap air di udara sehingga dapat
mengurangi kerusakan produk. Crankcase Pressure Regulator dipasang
pada suction line sebelum kompresor.

127
Gambar 18. Crankcase Pressure Regulator
Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com

22. Capacity Regulator


Capacity Regulator digunakan untuk :
1. Pengaturan Kapasitas. Fungsi ini didapat dengan memasang capacity
regulator pada by pass line antara sisi discharge dan sisi suction sistem,
untuk menyamakan kapasitas kompresor dengan kapasitas evaporator
yang aktual. Asesoris ini digunakan pada sistem refrigerasi di mana
diperlukan untuk menjaga kapasitas kompresornya selalu konstan. Bila
beban evaporator dan juga beban kompresor turun, maka akan
dimasukkan beban palsu yang berupa hot gas dari sisi tekanan tinggi ke
evaporator.
2. Membatasi tekanan suction pada harga minimumnya. Hal ini untuk
memastikan, bahwa tekanan minumum kompresor yang diijinkan tidak
akan terlampaui.

128
Pemasangan Capacity Regulator sebagai berikut :

Gambar 19. Pemasangan Kapasiti regulator


Sumber : https://hvactutorial.wordpress.com

23. Tindakan Operasional Dalam Mengatasi Kerusakan Pada Rangkaian


Dan Sistem Kontrol Sistem Refrigerasi Dan Tata Udara
Pada umumnya sistem Refrigerasi dan tata udara untuk keperluan
residensial dilengkapi dengan kontrol kelistrikan yang minimum untuk menjaga
harga tetap terjangkau. Tipikal condensing unit dengan ekspansi pipa kaliper
biasanya dilengkapi dengan kontaktor satu kutub dan run capacitor, mungkin juga
dilengkapi dengan automatic reset head pressure control, dan juga automatic
reset low-pressure control. Berikut akan dibahas beberapa gangguan dalam
komponen rangkaian dan sistem kontrolnya.
a. Gangguan Pada Rangkaian Kompresor
Banyak unit Refrigerasi dan tata udara tidak dilengkapi dengan crankcase
heater, tetapi menggunakan “off cycle” heat melalui pemanfaatan run capacitor
untuk menyalurkan arus kumparan bantu (start winding) motor compressor
selama off cycle. Hal ini membuat kumparan bantu (start winding) tetap hangat
sehingga dapat menjaga suhu oli refrigeran tetap hangat. Kapasitas kapasitor yang
129
digunakan harus ditentukan dengan hati-hati dan cermat agar arus yang mengalir
ke kumparan bantu tidak mencukupi untuk menjalankan motor. Dalam contoh
kasus ini, silahkan mengamati rangkaian kontrolnya dalam Gambar 1. Selama off-
cycle (kompresor mati), salah satu kutub kontaktor dihubung singkat (jumper)
sehingga ada arus pengosongan run capasitor ke start winding.

Gambar 20. Rangkaian Kontrol Refrigerasi


Sumber : https://citrapelanginusantara.blogspot.com

Kapasitor yang digunakan untuk menaikkan kemampuan start-up motor


diklasifikasikan menjadi dua, yaitu starting capacitor(SC) dan running capacitor
(RC). Jika kapasitor yang digunakan pada motor kompresor sudah mengalami
130
penurunan kapasitasnya lebih dari 15% maka biasanya akan membuat arus yang
ditarik oleh motor naik, dan kalau ini dibiarkan dalam waktu lama akan
menyebabkan motor terbakar.
Jika mengganti kapasitor, pastikan melakukannya dengan benar. Kapasitor
pengganti harus memiliki kapasitas yang sama demikian juga kekuatan
tegangannya. Jangan tertukar antara starting capacitor dengan running capacitor.
Gambar 21. memperlihatkan berbagai tipikal kapasitor yang lazim digunakan
pada motor kompresor.

Gambar 21.. Tipikal Starting Capacitor dan Running Capacitor


Sumber : http://www.dje.com.tw

Starting capacitor memiliki kapasitan tinggi antara 50 sampai 700 mfd,


merupakan unit elektrolitik yang digunakan sesaat hanya untuk membantu start-
up motor. Karena hanya bekerja sesaat maka kapasitor starting ini hanya dikemas
dengan bahan dari plastik. Gambar 2.17 memperlihatkan contoh starting
capacitor.

131
Gambar 22. Tipikal Starting Capacitor
Sumber : https://www.grainger.com
Run capasitor memiliki kapasitas yang lebih rendah dibandingkan starting
capacitor. Rentang kapasitas running capacitor antara 2 hingga 40 mfd. Seperti
namanya kapasitor run ini digunakan secara terus-menerus (continuous duty) oleh
karena itu kemasan fisiknya juga harus dari bahan yang kuat tahan panas.
Biasanya running capacitor dikemas dengan bahan dari logam.
Starting capacitor digunakan pada motor capacitor start. Kapasitor ini
terhubung seri dengan start winding dan start switch. Hal ini membuat beda fasa
antara arus pada run winding dan starting winding menjadi besar sehingga dapat
meningkatkan torsi starting motor. Karena starting capacitor hanya bekerja sesaat
maka tidak boleh dioperasikan secara terus-menerus. Pabrikan menetapkan bahwa
starting kapasitor hanya boleh dioperasikan dua puluh kali start setiap jam.
Running capacitor didesain untuk mampu bekerja secara terus-menerus.
Running capacitor digunakan pada motor permanent split capacitor. Kapasitor ini
terhubung seri dengan start winding secara permanen. Kapasitor ini ditentukan
dengan ketat untuk membuat perbedaan fasa sebesar 90 derajat antara start
winding dan run winding. Selama bekerja running capacitor akan menyimpan dan
melepas energinya ke starting winding untuk meningkatkan besar beda fasa antara
start dan run winding.
Beberapa running capacitor dilengkapi tanda khusus pada terminalnya,
biasanya dengan tanda titik warna merah yang menandakan terminal tersebut
harus dihubungkan dengan run terminal. Dengan susunan seperti itu jika terjadi
hubung singkat internal ke kapasitor akan memutuskan fuse tetapi arus hubung
singkat tidak melalui start winding. Gambar 2.18 memperlihatkan tipikal run
capacitor yang diberi tanda khusus.

132
Gambar 28.. Tipical Running Capacitor
Sumber : https://temcoindustrial.com
b. Mengatasi Kompresor Hermetik Macet (Stuck)
Seringkali dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, unit refrigerator/freezer
dan unit tata udara tidak dapat dijalankan (macet atau stuck) walaupun hasil
pemeriksaan kelistrikan unit dalam kondisi bagus, artinya tidak ada rangakain
yang terputus atau hubung singkat. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa hal.
Kemungkinan unitnya tidak dioperasikan dalam waktu yang lama. Kemungkinan
ada debu dan kotoran lain masuk ke dalam unit. Atau dengan kata lain, pada
bagian bergerak kompresor berkarat atau telah terjadi electrolitic plating. Atau
kemungkinan lainnya adalah masuknya likuid refrigeran ke kompresor dalam
jumlah yang berlebihan sehingga mengikat gerakan kompresor.
Ada tiga cara yang direkomendasikan untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu:
1. Hubungkan belitan motor ke jala secara langsung tanpa melalui rele starting
seperti diperlihatkan dalam Gambar 29.

Gambar 29. Beberapa Cara Mengatasi Kompresor Macet


Sumber : http://tech.akom.net

2. Gunakan tegangan jala-jala yang lebih tinggi dari tegangan nominal motor
kompresor, misalnya tegangan 360V untuk motor 220V. Tetapi hal ini harus
dilakukan dalam waktu sangat singkat hanya sekedar melepas kemacetannya.
(Gambar 30A).

133
3. Buatlah unit agar dapat berputar berlawanan arah dengan arah normal dengan
memasang capacitor secara seri dengan run (main) winding, seperti
diperlihatkan dalam Gambar 30B.

Gambar 30. Cara Lain Mengatasi Kompresor Macet


Sumber : http://tech.akom.net

c. Gangguan Pada Pressure Control


Kebanyakan kasus kehilangan refrigeran pada suatu unit Refrigerasi dan tata
udara tidak berlangsung secara mendadak. Biasanya terjadi kebocoran kecil pada
sambungan pemipaannya. Karena refrigeran berkurang secara sangat lamban,
maka kompresor pada akhirnya akan menarik tekanan suction di bawah setting
low-pressure control, maka kontaknya akan terbuka. Jika kompresor berhenti
(shuts off), maka tekanan suction akan langsung naik. Jika tipe low-pressure
control yang digunakan dilengkapi dengan automatic reset, maka low-pressure
control akan menutup (close) dan langsung me-restart kompresor. Sekali lagi,
tekanan suction akan kembali turun di bawah nilai setting low pressure control,
dan siklus kompresor berhenti bekerja (off-cycle) kembali terulang. Hal ini akan
berlangsung terus hingga ada yang memanggil personil pemeliharaan untuk
memperbaikinya. Jika hal ini dibiarkan, maka kompresor akan mengalami
overheat karena terjadi short cycling, dan dalam keadaan yang paling jelek
kompresor akan terbakar.

134
Gambar 31. Pressure Control dengan Manual Reset
Sumber ; https://www.grainger.com/

Untuk mencegah hal tersebut, maka sebaiknya tipe low-pressure control


yang dilengkapi dengan automatic diganti dengan tipe manual reset. Hal ini juga
berlaku untuk high-pressure control. High-pressure cutout juga harus dari tipe
manual reset. Beberapa teknisi seringkali mengganti tipe manual reset dengan
automatic reset, dengan alasan kekhawatiran ada seseorang yang tidak
bertanggung jawab menekan manual reset sehingga unitnya tidak bekerja. Tetapi
perlu diingat, bahwa pressure control ini digunakan sebagai alat pengaman.
Piranti kontrol tersebut hanya akan bekerja jika terjadi gangguan atau adanya
kondisi yang tidak normal pada unitnya. Untuk menekan tombol reset kembali
tidak boleh dilakukan sembarangan, pastikan dahulu apa penyebab sehingga
pressure control tersebut trip atau terbuka. Setelah diketahui penyebabnya,
barulah tombol reset boleh ditekan.
Pada unit tata udara untuk keperluan residensial, biasanya dilengkapi
dengan pressure switch. Pressure switch tersebut kadangkala langsung dipasang
pada sistem pemipaannya, kadang-kadang dipasang melalui pipa kapiler seperti
diperlihatkan dalam Gambar 32.

Gambar 32. Low-pressure Switch pada Unit Tata Udara Domestik


135
Sumber : https://ppg.spada.ristekdikti.go.id/
Sedang Gambar 33. memperlihatkan high-pressure switch yang berfungsi sebagai
pengaman unit untuk mencegah terjadinya tekanan tinggi yang berlebihan
sehingga membahayakan kompresor.

Gambar 33. High-pressure Switch pada Unit Tata Udara Domestik


Sumber : https://ppg.spada.ristekdikti.go.id/

Time delay harus dipasang pada unit tata udara untuk mencegah terjadinya
short-cycling. Piranti kontrol ini akan mencegah terjadinya short-cycling pada
gangguan kehilangan refrigeran pada unitnya. Sehingga akibat fatal kompresor
terbakar dapat dicegah. Ada dua jenis time delay, yakni (1) “delay on make” atau
(2) “delay on break.” Keduanya biasanya di-set untuk penundaan selama lima
menit. Keuntungan sistem “delay on break” adalah waktu tunda untuk kompresor
dapat melakukan start-up setelah berhenti (shuts off).
d. Pelacakan Gangguan
Untuk alasan keamanan, regulasi keselamatan kerja mengatakan bahwa
lebih baik catu daya listrik diputuskan terlebih dahulu sebelum memulai bekerja,
bahkan perlu memasang tag out dan melakukan lock out. Tetapi untuk beberapa
pekerjaan, misalnya pekerjaan pelacakan gangguan, hal itu tidak berlaku, karena
semua sudah mengakuinya, bahwa pekerjaan pelacakan gangguan memerlukan
peralatan yang sedang diperbaiki tetap mendapat energi listrik.
Oleh karena itu, jika pekerjaan pelacakan gangguan dan pengujian hanya dapat
berhasil jika masih bertegangan, maka personil yang melakukan pekerjaan
pelacakan gangguan harus:
1. Mendapat pelatihan khusus agar ia memahami peralatan tersebut dan potensi
bahaya jika bekerja pada peralatan yang mesih bertegangan, sehingga menjadi
kompeten untuk menangani aktivitas tersebut.
2. Hanya menggunakan peralatan uji yang memenuhi standar.

136
3. Membangun penghalang dan memperhatikan peringatan sehingga aktifitas
kerja tidak menciptakan situasi yang membahayakan bagi orang lain.
Seperti yang telah ketahui, Sistem Kompresi Gas merupakan mesin
Refrigerasi yang berisi fluida penukar kalor (refrigeran) yang bersirkulasi terus
menerus. Selama bersirkulasi di dalam unitnya maka refrigeran tersebut akan
selalu mengalami perubahan wujud dari gas ke liquid dan kembali ke gas. Proses
tersebut berlangsung pada suhu dan tekanan yang berbeda, yaitu tekanan tinggi
dan pada tekanan rendah.
Tekanan tinggi diperoleh karena adanya efek kompresi, yang dikerjakan
oleh kompresor. Oleh karena itu sistem Refrigerasi ini lazim disebut sebagai
sistem kompresi gas. Gambar 2.30 memperlihatkan diagram alir suatu sistem
kompresi gas sederhana. Sesuai dengan proses yang terjadi di dalam siklus
refrigeran maka sistem Refrigerasi kompresi gas mempunyai 4 komponen utama
yang saling berinteraksi satu sama lain, yaitu: (1) Evaporator, (2) Kompresor, (3)
kondensor, dan (4) Katub ekspansi.
Refrigeran yang berada di dalam unit Refrigerasi kompresi gas, akan
mengalami perubahan suhu dan tekanan sesuai tempat di mana ia berada. Proses
refrigeran tersebut akan berulang setiap waktu selama kompresor bekerja. Proses
tersebut terdiri dari: (1) proses evaporasi, (2) proses kompresi, (3) proses
kondensasi, dan (4) proses ekspansi.

Gambar 33.. Diagram Alir Sistem Kompresi Gas


Sumber : https://anggi-pendingin09.blogspot.com

24. Evaporator dan Proses Evaporasi


137
Liquid refrigeran yang dialirkan ke evaporator mempunyai suhu titik uap
yang sangat rendah pada tekanan atmosfir, sehingga memungkinkan menyerap
panas pada suhu yang sangat rendah. Koil evaporator menampung liquid
refrigeran yang kemudian menguap walaupun suhu udara sekitarnya sangat
rendah. Proses penguapan refrigeran di evaporator ini akan menyerap energi panas
dari substansi dan udara yang ada di sekitarnya sehingga menimbulkan efek
pendinginan. Selanjutnya gas refrigeran ini dihisap oleh kompresor.
25. Kompresor dan Proses Kompresi
Sistem Refrigerasi kompresi gas merupakan siklus tertutup, maka kondisi
keseimbangan akan selalu tercipta setiap saat. Refrigeran yang menguap di
evaporator yang bersuhu rendah tidak dibuang tetapi langsung dihisap lagi oleh
kompresor dan selanjutnya dikompresi hingga suhu dan tekanannya dinaikkan
pada titik tertentu sesuai jenis refrigerannya. Bila kompresor menghisap lebih
cepat daripada persedian gas yang tersedia di dalam evaporator maka tekanan
pada sisi hisap akan turun. Sebaliknya bila beban panas evaporator naik dan
penguapan liquid refrigeran berlangsung secara lebih cepat maka tekanan sisi
hisap akan naik.
Untuk keperluan praktis, berikut ini diberikan patokan harga untuk
menentukan tekanan kerja kompresor pada sisi tekanan tingginya.
Pedoman yang dapat digunakan untuk keperluan praktis adalah :
Untuk R12 : 120 - 180 psi
Untuk R22 : 160 - 260 psi
Untuk R134a : 100 - 165 psi
Untuk R600a : 120 - 180 psi
26. Kondensor dan Proses Kondensasi
Gas refrigeran yang keluar dari sisi tekan kompresor disalurkan ke
kondenser. Gas tersebut mempunyai suhu dan tekanan tinggi dalam kondisi
superheat. Selanjutnya saat berada di kondenser gas panas lanjut tersebut
mengalami penurunan suhu akibat adanya perbedaan suhu antara gas dan medium
lain yang ada disekitarnya, yang dapat berupa udara atau air. Penurunan suhu gas
refrigeran tersebut diatur sampai mencapai titik embunnya. Akibatnya
refrigerannya akan merubah bentuk dari gas menjadi liquid yang masih
bertekanan tinggi. Agar terjadi proses kondensasi yang optimal, lazimnya
perbedaan suhu refrigerant (suhu awal dan suhu akhir) tersebut adalah antara 9
sampai 14K tergantung suhu udara sekitarnya. Misalkan, jika suhu lingkungan
sekitar adalah 30OC, maka suhu awal refrigerant ketika masuk ke kondensor
berkisar 39OC hingga 44OC.
138
27. Katub Ekspansi dan Proses Ekspansi
Liquid refrigeran bertekanan tinggi dari kondenser disalurkan ke katub
ekspansi. Dalam keadaan yang sederhana katub ini berupa pipa kapiler dan untuk
pemakaian unit yang berskala besar biasanya digunakan katub ekspansi
thermostatik. Karena adanya perubahan diameter yang cukup besar maka laju
refrigeran yang mengalir melalui katub ekspansi ini akan mengalami penurunan
tekanan yang cukup tajam. Akibatnya akan terjadi ekspansi panas. Hasil ekspansi
panas ini berupa penurunan suhu liquid refrigeran yang keluar dari katub
ekspansi. Selanjutnya liquid refrigeran yang bersuhu dan bertekanan rendah
tersebut disalurkan ke evaporator untuk menghasilkan efek pendinginan.
Evaporator adalah untuk proses evaporasi liquid refrigeran. Kompresor
untuk meningkatkan tekanan gas refrigeran. Kondenser untuk proses kondensasi
gas refrigeran. Katub ekspansi untuk menurunkan tekanan liquid refrigeran yang
akan dimasukkan ke evaporator. Adanya gangguan pada salah satu komponen
dapat menggagalkan efek Refrigerasi atau efek pendinginan.
Berdasarkan Gambar 2.30, Evaporator (1), menyediakan transfer panas
melalui luas permukaannya, sehingga panas yang terkandung di udara dan produk
makanan yang ada di dalam ruang dapat diserap oleh penguapan refrigeran cair
yang mengalir di dalam koil evaporator. Suction line (2) adalah saluran yang
terletak pada sisi tekanan rendah kompresor, untuk menyalurkan refrigeran gas
bertekanan rendah dari evaporator menuju ke katub hisap kompresor. Compressor
(3) merupakan jantung sistem Refrigerasi kompresi gas, berfungsi menghisap
refrigeran gas dari evaporator dan menaikkan suhu dan tekanan refrigeran ke
suatu titik di mana refrigeran gas akan mengembun dengan mudah pada kondisi
normal media kondensasinya. Discharge line (4) adalah saluran yang terletak pada
sisi tekanan tinggi kompresor, untuk menyalurkan refrigeran gas bertekanan dan
bersuhu tinggi dari katub tekan kompresor menuju ke kondenser. Condensor (5)
menyediakan transfer panas melalui luas permukaannya, sehingga energi panas
yang yang terkandung dalam refrigeran dapat dipindahkan ke media kondensasi.
Receiver Tank (6), sebagai tempat penyimpanan atau pengumpulan refrigeran cair
yang sudah mengembun di kondensor, sehingga catu refrigeran cair ke evaporator
dapat dijaga konstan sesuai keperluan. Liquid line (7) adalah saluran yang terletak
pada sisi masuk katub ekspansi, untuk menyalurkan refrigeran cair dari receiver
tank ke refrigerant control. Refrigerant control (8) berfungsi untuk mengatur
jumlah refrigerant cair yang akan diuapkan di evaporator dan untuk menurunkan
tekanan refrigeran cair yang masuk ke evaporator, sehingga refrigeran cair dapat
diuapkan pada suhu rendah sesuai yang diinginkan. Pemahaman tentang siklus
139
refrigerant di dalam system kompresi gas akan sangat membantu keberhasilan
pekerjaan pelacakan gangguan pada system kelistrikannya.
Gangguan pada sistem mekanik dan sistem kelistrikan pada hakekatnya
tidak dapat dipisahkan, karena keduanya memiliki kontribusi terhadap efek
pendinginan. Oleh karena itu seorang teknisi yang sedang melakukan pekerjaan
pelacakan gangguan harus memperhatikan kedua sistem tersebut.
Ketika melakukan pekerjaan pelacakan gangguan system kelistrikan, yang
perlu diutamakan adalah bekerja dengan hati-hati. Walaupun ketika sedang
melakukan pekerjaan pelacakan gangguan memerlukan adanya tegangan pada
peralatan yang sedang diperiksa agar dapat menemukan lokasi gangguan, tetapi
ketika melakukan pekerjaan perbaikan tidak boleh bertegangan. Gambar 2.31
memperlihatkan tipikal proses sistem kompresi gas yang menggunakan
refrigerant R134a. Perhatikan kondisi refrigerant pada setiap proses. Pemahaman
proses pada setiap bagian, sangat membantu pekerjaan pelacakan gangguan.
Terlihat pada Gambar 2.31, suhu refrigeran cair yang masuk ke katub
ekspansi B adalah 40OC, dengan tekanan 9,61 bar, karena proses ekspansi, maka
refrigeran begitu keluar dari katub ekspansi langsung turun menjadi -5OC, begitu
juga tekanannya turun menjadi 2,61 bar. Di Evaporator refrigerant cair dengan
suhu sangat dingin (-5OC) akan mengalami proses evaporasi, sehingga suhu gas
refrigerant begitu keluar dari evaporator naik menjadi 0OC. Selanjutnya suhu gas
refrigerant yang masuk ke sisi hisap kompresor naik menjadi 15OC, dengan
tekanan 2,61 bar. Di kompresor gas refrigerant akan mengalami kompresi,
sehingga suhu dan tekanan gas refrigerant naik menjadi 66,7OC, dengan tekanan
9,61 bar. Di kondensor, gas refrigerant superpanas akan menjalani proses
kondensasi, karena proses pendinginan sehingga suhunya turun menjadi 40OC,
pada tekanannya tetap pada harga 9,61 bar. Begitulah, proses tersebut akan
berlangsung secara terus menerus.

140
Gambar 34. Tipikal Proses Aktual Sistem Kompresi Gas
Sumber : https://anggi-pendingin09.blogspot.com
Gambar 34 memperlihatkan sistem kontrol peralatan Refrigerasi komersial.
Perhatikan diagramnya dan cobalah memahami logikanya. Pemahaman logika
kontrol, sangat membantu pekerjaan pelacakan gangguan.

Gambar 35. Diagram Ladder Sistem Kontrol Refreigerasi Komersial


Sumber : https://abdulelektro.blogspot.com/
e. Teknik Pemeriksaan dan Pengujian
Pengujian instalasi menyiratkan adanya penggunaan instrument atau alat
ukur untuk mendapatkan data pengukuran. Tetapi, pengujian ini tidak termasuk
pekerjaan mengidentifikasi kerusakan pada socket outlet, kerusakan pada switch
plate, hilangnya tutup kotak sambung, sehingga diperlukan juga pekerjaan
pemeriksaan instalasi secara visual.
Metoda yang digunakan untuk menguji suatu instalasi listrik adalah
membiarkan peralatan atau instalasi listrik yang akan diuji tetap terhubung ke
sumber tegangan. Tetapi tegangan dan arus listrik ini tidak boleh membahayakan
peralatan dan pekerja yang melakukan kontak langsung dengan peralatan tersebut,
apalagi jika rangkaian listrik yang sedang diperiksa mengalami gangguan. Hasil
pemeriksaan harus dibandingkan dengan data yang relevan, baik dari peraturan
141
umum instalasi listrik yang berlaku maupun dari standar industri pembuat
peralatan tersebut. Prosedur pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan dengan
seksama dan penuh kehati-hatian dengan mengikuti sekuen yang benar.
Gambar 36. memperlihatkan cara melokalisir gangguan yang terjadi pada
suatu rangkaian kontrol pada kompresor hermetic ketika rangkaian kontrol
tersebut masih bertegangan. Pekerjaan pengujian ini dilaksanakan setelah
melakukan pengujian tahanan isolasi. Lakukan pengukuran tegangan dengan
menggunakan voltmeter pada setiap piranti dan komponen yang ada di dalam
sistem kontrol.
Pastikan tegangan peralatan Refrigerasi atau unit tata udara menerima
tegangan penuh, yaitu 220 VAC. Pada saat sakelar S1 pada posisi (ON), maka
tegangan yang terukur oleh voltmeter pada terminal 1 dan terminal 2 harus 220
VAC, Bila tegangan masuk kurang dari 85% tegangan penuh, maka sebaiknya
unit Refrigerasi atau tata udara tidak dioperasikan karena dapat membahayakan
motor penggeraknya. Angka 1 sampai 12 menunjukkan titik pengukuran yang
harus dilakukan.

Gambar 36. Memeriksa Gangguan dengan Voltmeter


Sumber: https://ppg.spada.ristekdikti.go.id/

142
G. Forum Diskusi
Setelah mempelajari materi di atas, untuk memperdalam pemahaman Saudara,
silahkan diskusikan pertanyaan berikut!

1. Jelaskan klasifikasi sistem kontrol berdasarkan aksi spesifiknya!


2. Jelaskan klasifikasi peralatan kontrol berdasarkan jenis tenaga yang
digunakan!
3. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan dual pressure control?
4. Apa yang dimaksud dengan:
a. Oil difference pressure control
b. Evaporator pressure control
c. Crankcase pressure regulator
d. Capacity regulator
5. Bagaimana cara yang aman dan benar membuang muatan kapasitor?
6. Bagaimana cara mengukur kapasitas kapasitor menggunakan ohm meter?
7. Bagaimana cara mengatasi kompresor Hermetic yang macet?
8. Tuliskan jenis-jenis time delay!
9. Jelaskan 4 komponen utama sistem Refrijerasi kompresi gas yang saling
berinteraksi satu sama lain!

III. PENUTUP
1. Rangkuman
Suatu unit air conditioning memerlukan sistem pengontrolan secara
otomatik agar dapat beroperasi dengan efektif dan aman serta ekonomis
sesuai kebutuhan. Pada prinsipnya sistem pengontrolan ini harus
mampu memenuhi persyaratan yang diperlukan untuk keperluan
otmatisasi proses meliputi tiga kategori fungsi sebagai berikut, yaitu (I)
fungsi mengatur dan mengontrol kondisi ruang (space), (ii) fungsi
proteksi dan perlindungan dan (iii) fungsi operasi yang ekonomis.
Dilihat dari cara peralatan kontrol itu bekerja dan dari jenis tenaga yang
digunakan, maka peralatan kontrol dapat dibedakan menjadi 4
klasifikasi, yaitu: (i).sistem kontrol elektrik, (ii). System kontrol
pnumatik, (iii).sistem kontrol elektronik dan (iv). sistem kontrol fluidik.
2. Tes Formatif
1. Jenis fungsi kontrol pada sistem refrigerasi dan tata udara yang
bertujuan untuk pengontrol kapasitas pada saat mesin sedang bekerja
adalah ...
a. Fungsi pengontrol operasi
b. fungsi starting
c. fungsi stopping
d. fungsi pengontrol kondisi ruang
e. fungsi cooler
2. Dari cara cara peralatan kontrol bekerja dan jenis tenaga yang
digunakan peralatan kontrol dapat diklasifikasikan menjadi empat
macam, kecuali ...
a. Fluidic
b. Elektronik
c. Elektromagnetik
d. Pneumatic
e. Mekanik
3. Pengontrolan motor untuk keperluan proteksi dengan memanfaatkan
tekanan refrigerant dalam unit pendingin terhadap tekanan tinggi yang
berlebihan disebut ...
a. Low Pressure Control (LPC)
b. High Pressure Control (HPC)
c. Overload Pressure Control (OPC)
d. Motor Overload Protection (MOP)
e. Capacity control (CC)
4. Low pressure control memiliki beberapa fungsi, diantaranya kecuali ...
a. alat pengaman
b. pengontrol temperature
c. pengontrol fan kondensor
d. pengontrol kompresor
e. pengontrolan listrik
5. Regulator yang digunakan untuk pengaturan kapasitas dan membatasi
tekanan suction pada harga minimumnya disebut ...
a. Crankcase Regulator
b. Capacity Regulator
c. Suction Regulator
d. Evaporator Regulator
e. Compressor Regulator
6. Cara mengatasi motor compresor tidak bekerja diakibatkan oleh
overload terbuka yaitu ...
144
a. tentukan penyebabnya dan reset overload
b. turunkan setting thermostat
c. ganti motor
d. ganti high pressure cuttout
e. ganti kapasitor running dan starting
7. Regulator yang dipasang pada by pass line antara sisi discharge dan
sisi suction sistem, untuk menyamakan kapasitas kompresor dengan
kapasitas evaporator yang actual adalah
a. Crankcase Pressure Regulator
b. Evaporator Pressure Regulator
c. Oil Difference Pressure Control
d. Capacity Regulator
e. Compressor Regulator
8. Alat kontrol/proteksi tekanan yang dipasanag pada suction line,setelah
evaporator. Regulator tekanan ini akan membuka bila ada kenaikan
tekanan pada sisi inletnya, yaitu pada saat tekanan evaporator
mencapai nilai setting-nya. Regulator akan mengatur aliran sesuai
tekanan inlet-nya adalah
a. Crankcase Pressure Regulator
b. Evaporator Pressure Regulator
c. Oil Difference Pressure Control
d. Capacity Regulator
e. Compressor Regulator
9. Sebuah ruangan dingin diinginkan mempunyai suhu 3oC dengan
perbedaan 8oC TD antara evaporator dan ruangan refrigerant yang
digunakan R - 12. Temperatur minimum ruangan diharapkan 2oC
berapakah Cut in dan cut out point dari ruangan tersebut?
a. Cut in – 4oC dan cut out -12oC
b. Cut in – 5oC dan cut out 4oC
c. Cut in – 5oC dan cut out -13oC
d. Cut in -4oC dan cut out 12oC
e. Cut in 4oC dan cut out 13oC
10. Langkah perbaikan dari oil difference pressure control jika terjadi
turunnya tekanan oil adalah. Kecuali…
a. Kerusakan mekanis bisa dilakukan perbaikan dgn cara overhaul
bagian pompa pelumas dan mengganti spare part yg rusak.
b. Mencabut terminal indicator tekanan oil

145
c. Jika pelumas kurang (bisa dilihat di oil level indicator) maka kita
tinggal tambahkan saja agar pelumas mencapai level sesuai dgn
ketentuan manufacture-nya).
d. Tersumbatnya saluran suction pompa pelumas biasanya terjadi
pada saringan di bagian crankcase kompresor (bersihkan saringan
dan ganti pelumas dgn yg baru).
e. Kalau terjadi penyumbatan di Oil Separator, bersihkan Oil
Separator tsb, jika O/S model hermetic lebih baik ganti dgn yg baru

3. Tes Sumatif (Khusus untuk KB 4)

4. Daftar Pustaka
[1]. “Dasar-Dasar Refrigerasi”.
http://www.bppp-
tegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=22
9:dasar-dasar-refrigerasi&catid=44:artikel&Itemid=85 Diakses 25-
09-2019 pukul 9:46 wib
[2]. “Hvac Tutorial” https://hvactutorial.wordpress.com/ diakses 26-
09-2019 pikul 14:31 wib
[3]. Harris, A. (1986). Air Conditioning Practice, 2nd edition, Prentice
Hall
[4]. Goliber, Paul F. 1986. Refrigeration servicing. Bombay: D.B.
Taraporevala Son & Co, Private Ltd.
[5]. CP Arora. 2001. Refrigeration & Air Conditioning, Second
Edition. Singapore: McGraw Hill Book Co.
[6]. Miller, R. & Miller, M. R. 2006. Air Conditioning and
refrigeration. New York: McGraw Hill Inc.
[7]. Sapto Widodo dan Syamsuri Hasan. 2008. SISTEM REFRIGERASI
DAN TATA UDARA JILID 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.

146
No. Kode: DAR 2/Profesional/413/5/2019
Pendalaman Materi
Teknik Ketenagalistrikan

Modul 5

TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA

Oleh:

Elfizon, M.Pd.T
Drs. Syamsuarnis, M.Pd

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


2019
Kegiatan Pembelajaran 4
Perawatan dan Perbaikan Peralatan Sistem Pendingin

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Salam PPG, Selamat berjumpa kembali!
Kegiatan Belajar (KB) 4 akan membahas dan mendiskusikan tentang
perawatan dan perbaikan peralatan system pendingin. Penjelasan dan
pembahasan materi ini sangat terkait dengan kegiatan Belajar (KB) 1,
Sistem dan Instalasi Refrigerasi, KB 2, Sistem Kontrol Refrigerasi dan Tata
Udara, dan KB 3, Sistem Kontrol Otomatik.
Pemahaman yang terbatas pada kegiatan belajar terdahulu akan
menyulitkan pemahaman pada kegiatan belajar 4 ini.Pembahasan perawatan
dan perbaikan peralatan system pendingin sangat terkait dengan
pembahasan komponen-komponen dan fungsi bagian-bagian dari system
refrigerasi dan tata udara.
Secara umum pembahasan materi pada kegiatan belajar ini antara
lain; prinsip dan maksud perawatan, isilah-istilah dalam perawatan,
manajemen perawatan, dan tnujuan perawatan. Standar Kompetensi Kerja
NasionalIndonesia (SKKNI) tahun 2016 tentang perawatan dan perbaikan
peralatan Air Conditioner.Beberapa diagnose kerusakan dan perbaikan
system pendingin dan tata udara serta aplikasinya dalam pembelajaran
ketenagalistrikan.Beberapa contoh perbaikan peralatan AC Split.
Bagian akhir modul ini, silakan jawab test formatif yang telah
disediakan untuk mengukur tingkat pemahaman Anda pada kegiatan belajar
4 ini.

148
2. Relevansi
Modul ini memiliki relevansi untuk mendukung pelaksanaan
program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalamjabatan.Setelah mengikuti
pembelajaran modul ini Anda mampu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan khususnya Kompetensi Profesional Perawatan dan Perbaikan
Peralatan Sistem Pendingin.

3. Petunjuk Belajar
Peserta diharapkan berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber
belajar yang
mendukungnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan agar
dapat menguasai isi modul ;
a. Bacalah doa sebelum memulai pembelajaran.
b. Bacalah dengan baik pendahuluan, inti dan penutup yang ada pada
modul.
c. Keberhasilan peoses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mempelajarai modul ini.
Fokuskan fikiran dan berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
d. Bila anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar diklat ini.
e. Sebaiknya jangan melanjutkan kemateri selanjutnya apabila materi
sebelumnya belum dikuasai.
f. Senantiasa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa agar ilmu yang
diperoleh bisa bermanfaat.
Selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengetahuan
yang diuraikan dalam modul ini sebagai bekal bertugas di sekolah.

149
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran:
Menguasai teori dan aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan
mencakup Teknik Pendingin dan Tata Udara.

2. Sub Capaian Pembelajaran:


Menganalisis konsep esensial materi teknik pendingin dan tata udara
serta aplikasinya dalam pembelajaran ketenagalistrikan.

3. Bahan Kajian;
Teknik pendingin dan tata udara serta aplikasinya dalam pembelajaran
ketenagalistrikan.

4. Sub Bahan Kajian;


Perawatan dan perbaikan peralatan system pendingin.

5. Indikator Pembelajaran;
Disajikan mesin refrigerator yang komponen kontrolnya mengalami
kerusakan, peserta dapat mengecek dan melakukan prosedur penggantian
terhadap komponen control tersebut.

6. Uraian Materi
Perkembangan teknik perawatan dalam 20 tahun terakhir ini
semakin komplek, karena desain dan standar performa industri pendingin
semakin berkembangsesuai dengan tuntutan kebutuhan. Diperlukan teknik
dan manajemen perawatan yang lebih baik, sehingga timbul peranan dan
tanggungjawab fungsi perawatan dengan pendekatan baru, seperti;
a. Timbulnya kesadaran bahwa kerusakan peralatan akan mempengaruhi
keselamatan dan kerusakan lingkungan.

150
b. Tumbuhnya kesadaran bahwa prestasi perawatan akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas produk.
c. Semakin tinggi tuntutan untuk meningkatkan teknologi perawatan
untuk meminimalkan biaya perawatan.
Perawatan adalah suatu konsepsi dari semua aktifitas yang
diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas perawatan
pendingin agar dapat berfungsi dengan baikseperti kondisi
sebelumnya/awal. Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik
kesimpulan, antara lain:
a. Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi.
b. Peralatan yang dapat digunakan terus berproduksiadalah hasil adanya
perawatan.
c. Aktifitas perawatan harus dikontrol berdasarkan kepada kondisi
optimal fungsi peralatan pendingin.
Secara umum ada 2 kebijakan perawatan dalam dunia industry,
yaitu perawatan kerusakan (break down maintenance) dan perawatan
pencegahan (preventive maintenance).
a. Perawatan Kerusakan
Perawatan kerusakan diartikan sebagai kebijakan perawatan
dilakukan setelah mesin atau peralatan dioperasikan rusak.Kegiatan
perawatan ini kurang baik dan menimbulkan biaya perawatan tinggi,
Karena terhentinya mesin, keselamatan kerja tidak terjamin, kondisi
mesin dan peralatan tidak diketahui, tidak dapat merencanakan waktu,
tenaga kerja dan biaya.
b. Perawatan Pencegahan
1) Perawatan Terjadwal (Schedul Maintenance)
Perawatan terjadwal adalah bagian dari perawatan pencegahan
yang dilakukan secara periodic dalam rentang waktu
tertentu.Rentang waktu tertentu ditentukan berdasarkan data
pengalaman, data masa lalu atau rekomendasi dari pabrik pembuat
mesin yang bersangkutan. Perawatan yang umum dilakukan pada

151
system pendingin dan tata udara, antara lain; perawatan harian,
mingguan, bulanan, enam bulanan dan perawatan tahunan.
2) Perawatan Prediktif (Predictive Maintenance)
Perawatan prediktif pelaksanaannya didasarkan pada
kondisi mesin itu sendiri dengan melakukan monitoring secara
rutin.Bila terjadi tanda atau gejala kerusakan segera diambil
tindakan perbaikan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut/fatal.
a. Istilah Umum Dalam Perawatan
Istilah-istilah perawatan yang umumnya mengacu kepada
fungsi pemeliharaan secara keseluruhan, antara lain:
1) Perawatan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari
tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang atau
untuk memperbaikinya sampai kondisi yang diterima.
2) Perawatan darurat (emergency maintenance) adalah
perawatan yang perlusegera dilakukan untuk mencegah
akibat yang serius.
3) Perawatan terencana (planned maintenance) adalah
perawatan yang diorganisasi dan dilakukan dengan
pemikiran kemasa depan, pengen- dalian dan pencatatan
sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan
sebelumnya.
4) Rusak (break down) adalah kegagalan yang menghasilkan
ketidak tersediaan suatu alat.
5) Perawatan korektif (corrective maintenance) adalah
perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian
(termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk
memenuhi suatu kondisi yang dapat diterima.
6) Perawatan pencegahan (preventive maintenance) adalah
perawatan yang dilakukan pada selang waktu yang
ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang
diuraikan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi

152
kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi
yang dapat diterima.
7) Perawatan jalan (running maintenance) adalah perawatan
yang dapat dilakukan selama mesin dipakai.
8) Perawatan berhenti (shut down maintenance) adalah
perawatan yang hanya dapat dilakukan selama mesin
berhenti.
9) Daftar inventaris pabrik (plant inventory) adalah daftar
seluruh barang, tempat kerja, bangunan dan isinya, untuk
tujuan identifikasi beserta informasi mengenai konstruksi
dan rincian teknis masing-masing.
10) Program perawatan (maintenance program) adalah dafar
alokasi suatu jenis perawatan untuk suatu periode.
11) Jadwal perawatan (maintenan schedule) adalah dafar
komperehensif mengenai perawatan dan saatnya.
12) Kartu riwayat (history card) adalah catatan penggunaan,
kejadian dan tindakan yang bersangkut paut dengan suatu
alat tertentu.
13) Laporan kerja (job report) adalah pernyataan tertulis tentang
kerja yang dilakukan dan kondisi suatu alat.
14) Spesifikasi kerja (job specification) adalah dokmen yang
menguraikan pekerjaan yang dilakukan.
15) Perbaikan menyeluruh (overhaul) adalah pengujian dan
perbaikan menyeluruh dari suatu alat, atau sebagian besar
sampai kondisi yang dapat diterima.
16) Waktu menganggur (down time) adalah periode waktu
dimana suatu alat tidak berada dalam kondisi mampu
memberikan untuk kerja yang diharapkan.
17) Perencanaan perawatan (maintenance planning) adalah
penentuan sebelumnya pekerjaan, bahan, alat, mesin,
pekerja, dan waktu yang diperlukan.

153
b. Manajemen Perawatan (Maintenance)
Manajemen peawatan yaitu pengorganisasian operasi
perawatan untuk memberikan performasi yang maksimal mengenai
fasiltas peralatan system pendingin. Pokok-pokok pikiran dalam
perencanaan program perawatan, tidak terlepas dari beberapa
pertanyaan antara lain;
1) Apa yang harus dirawat ?
2) Bagaimana cara merawatnya ?
3) Kapan melakukan perawatannya ?
4) Berapa tenaga dan peralatan yang dibutuhkan, agar
pekerjaan efektif dan efisien ?

Pengorganisasian perawatan harus disusun dengan


sistematis, logis dan disesuaikan dengan karakteristik komponen
peralatan system pendingin.Semua skenario dalam pelaksanaannya
mengacu kepada dua persoalan yang dihadapi yaitu teknis dan
ekonomis.Tujuan yang ingin dicapai dalam mengatasi persoalan
teknis adalah untuk menjaga atau menjamin kelangsungan
beroperasinya system pendingin.Persoalan ekonomis adalah
menangkut bagaimana usaha perawatan yang dilakukan secara
teknis dapat efisien.Dengan demikian persoalan ekonomis yang
ditekankan adalah efisiensi, dengan memperhatikan biaya yang
terjadi dan keuntungan alternative dari tindakan yang dipilih.

c. Tujuan Pemeliharaan
Tujuan umum pemeliharaan adalah;
1). Menjamin ketersediaan, keandalam fasilitas (mesin dan
peralatan system pendingin) secara ekonomis dan teknis,

154
sehingga dalam penggunaannya dilaksanakan seoptimal
mungkin.
2). Memperpanjang usia kegunaan fasilitas.
3). Menjamin kesiapan operasional seluruh fasilitas yang diperlukan
dalam kondisi normal, maupun kondisi darurat.
4). Menjamin keselamatan kerja, keamanan dan penggunaannya.

d. Perawatan lemai es
Perawatan yang dilakukan pada alat pendingin (lemari es),
dapat dilakukan setiap hari, mingguan, bulanan dan tahunan, antara
lain:
1) Periksa semua peralatan lemari es bebas dari noise dan getaran.
2) Bersihkan tempat sayuran dan buah-buahan.
3) Sayuran dan buah-buahan harus dibungkus rapi.
4) Posisi thermostat diatur sesuai dengan kebutuhan
pendinginannya.
5) Posisi lemari es jangan terlalu rapat dengan dinding agar
sirkulasi lebih lancar.
6) Periksa gasket pintu, apakah rapat dan tidak ada kebocoran.
7) Bersihkan tempat penampungan air.
8) Sediakan batu es secara terus menerus, agar pada saat listrik
mati dalam waktu tertentu, pendinginan dalam lemari es masih
mampu menjaga kualitas buah-buahan dan sayuran serta
makanan lainnya.

e. Diagnosa dan Alternatif Perbaikan Lemari Es


Berbagai macam gangguan dan kerusakan yang mungkin
terjadi pada alat pendingin lemari es. Untuk membantu
menganalisa gangguan yang terjadi dalam menentukan kerusakan
dengan cepat dan tepat, dapat dipedomani diagnosa mencari
kerusakan pada table di bawah ini:

155
Tabel 4. 1. Pedoman Diagnosa Kesalahan dan Alternatif Perbaikan
Lemari Es

Masalah Kemungkinan Tindakan


Penyebab Perbaikan
Seluruh unit 1. Tidak ada aliran 1. Periksa kabel
lemari es tidak listrik penghubung,
bekerja 2. Sekring putus tusuk kontak
dan kotak
atau MCB Jatuh
kontak
3. Termostat belum 2. Ganti sekring
diatur baru atau stel
4. Relai compressor MCB pada posisi
rusak on
3. Stel thermostat
pada kedudukan
yang sesuai
4. Ganti relai yang
sama
Kompressor 1. Motor 1. Periksa tahanan
tidak be-kerja, compressor kumparan motor
lampu indicator terbakar atau dengan
hidup. putus ohmmeter. Jika
kumparannya rendah atau nol,
atau terjadi ganti
hubungan compressor.
singkat/kontak 2. Periksa relai
badan dan kapasitor
2. Relai atau dengan ohm
kapasitor meter. Jika
compressor rusak ganti
rusak. dengan yang
3. Kontak overload baru.
relai sedang 3. Periksa terminal
terbuka overload, jika
4. Kontak panas tunggu
thermostat sampai dingin
sedang terbuka dan periksa
atau posisi off. kembali
5. Defrost timer 4. Atur kedudukan
pada posisi on angka 3 atau 4
dan pemanasnya Jika masih

156
sedang bekerja terbuka ganti
dengan yang
baru
5. Atur posisi
defrost pada off.
Jika compressor
tidak bekerja,
mungkin defrost
rusak, ganti.
Lemari es tidak 1. Suhu ruangan 1.Atur thermostat
menghasilkan disekitarnya pada posisi
dingin terlalu tinggi. yang lebih dingin.
2. Gasket pintu 2.Periksa gasket
lemari es telah pintu, jika bocor
rusak ganti dengan yang
3. Kondensor baru.
kotor atau 3.Kondensor
kurang dibersihkan dan
mendapatkan diberi ruang dari
udara pendingin dinding yang
4. Pipa kapiler cukup.
atau pipa dari 4.Periksa semua
system yang pipa, yang buntu
buntu diperbaiki.
5. Pipa bocor. Isi 5.Cari kebocoran,
bahanpendingin lakukan per-
kurang, Bunga baikan, dan system
es di pipa diisi
evaporator kembali.
tidak rata.
6. Fan motor 6.Periksa saklar dan
untuk evapo- fan motor,
rator tidak rusak diganti.
bekerja 7.Periksa saklar
7. Lampu dalam lampu, perbaiki
lemari es terus kedudukannya.
menyala 8.Perbaiki
8. Pintu lemari es kedudukan pintu
kurang rapat dan
atau karet pintu karetnya.
rusak.
9. Pintu lemari 9.Pintu jangan
sering dibuka sering dibuka.
10. Muatan 10.Kurangi isi
lemari es terlalu lemari es.
banyak atau

157
makanan panas
dimasukkan 11.Jangan memakai
11. Ada benda kertas atau
lain yang plastic sebagai alas.
menghalangi Beri ruang
aliran udara cukup diantara
dingin dalam barang
lemari es makanan.
12. Terlalu 12.Bersihkan lemari
banyak es yang es dan atur
membeku di posisi defrost
evaporator. kedudukan on.
Kompressor 1.Tegangan tidak 1.Gunakan
bekerja sesuai, regulator bila tega-
sebentar lalu terlalu tinggi atau ngan tidak sesuai
ber-henti. rendah. dengan kebu-
tuhan.
2.Kumparan motor 2.Periksa kumparan
kappa-sitor hubung motor kom-
singkat. pressor, bila rusak
3.Beban motor ganti.
terlalu besar 3.Periksa minyak
akibat kurang pelumas, isi
minyak sesuai kebutuhan.
pelumas.
4.Relai atau 4. Periksa relai dan
kapasitor rusak. kapasitor,
rusak, ganti.
5.Tombol pengatur 5.Atur tombol
suhu pengatur suhu ke
pada kedudukan 1, lebih dingin poisis
6.Pipa kapiler dari 4.
ther- 6.Pipa kapiler dari
mostat menempel thermostat
pada dipisahkan dari
evaporator. evaporator.
7.Beban motor
compressor 7.Periksa semua
berat akibat pipa pipa, bila beng-
ada yang kok,buntu,
buntu atau tersumbat, perbaiki
tersumbat. agar gas lancar.
Tidak bisa 1.Suhu lemari es 1.Pengatur suhu
terjadi defrost dingin se- diperiksa, rusak,
kali, kontak ganti.
pengatur suhu

158
terbuka. 2.Periksa time
2.Time motor tidak motor, bila rusak,
bekerja ganti.
3.Terminal defrost
3.Roda gigi defrost timer dan
timer roda gigi diperiksa,
rusak. rusak, ganti.
4.Defrost 4.Periksa kontak-
thermostat rusak, kontak defrost,
kontak tidak dapat rusak, ganti.
menu-
tup dan membuka.
Waktu defrost 1.Suhu udara luar 1.Atur poisisi
lama sekali. rendah, thermostat pada
kurang 10 C. kedudukan suhu
2.Banyak es dan lebih panas.
makanan 2.Makanan beku
membeku dalam dikeluarkan dan
freezer. bersihkan lemari es.
3.Defrost timer 3.Atur timer
disetel pada dengan waktu yang
poisisi terlalu lama. sesuai.
Timbul suara 1.Kompressor 1.Periksa
keras pada bersuara ke- kedudukan baut
lemari es. ras waktu star dan yang
diber- longgar atau ada di
hentikan. dalam com-
2.Bunyi dari pipa pressor yang sudah
yang sa- aus.
ling beradu atau 2.Atur kedudukan
baut pipa agar tidak
yang longgar. saling bergeser.
3.Daun kipas fan
memben- 3.Periksa daun
tur rumahnya atau kipas, bila rusak,
es. ganti.
4.Makanan yang 4.Atur poisisi
disimpan tempat makanan,
saling beradu atau agar tidak berbunyi.
berge-
tar di atas rak. 5.Tempatkan lemari

159
5.Akibat dari es agar tidak
getaran dari berdekatan dengan
benda atau mesin di sumber
dekat getaran.
lemari es. 6.Betulkan letak
6.Panci panic penam-
penampungan air pungan air.
beradu dengan
kondensor.
Bagian luar 1.Termostat pada 1.Atur thermostat
lemari es kedudu- pada posisi
berembun. kan maksimal. sedang atau 4.
2.Bagian luar dekat 2.Karet pintu cek,
karet bila tidak
pintu berembun. merapat perbaiki.
3.Kelembaban 3.Pindahkan lemari
udara tinggi, es ketempat
semua bagian luar sirkulasi udara yang
lemari baik dan
es berembun. kelembaban rendah.
Banyak air 1.Makanan yang 1.Makanan yang
mengem-bun disimpan banyak mengan-
bagian dalam banyak dung air dibungkus
lemari es. mengandung air. dengan rapi.
2.Karet pintu tidak 2.Karet pintu
rapat, diperbaiki, tidak
ada yang rusak. ada yang bocor.
3.Pintu lemari es 3.Jangan terlalu
terlalu sering membuka
sering dibuka. pintu lemari es.
Air mengalir 1.Air mengalir ke 1.Letak lemari es
dari bagian luar dari miring, stel dan
lemari es. bawah pintu. kedudukannya.
2.Saluran 2.Bersihkan saluran
pembuangan air pem-
tersumbat. buangan.
3.Air meluap dari 3.Es yang dicairkan
panci dari evapo-
penampung air. rator waktu defrost
terlalu
4.Panci penampung banyak.
air 4.Betulkan letak
bocor atau letaknya panci penam-
miring. pungan air.
5.Isi bahan
pendingin 5.Kurangi isi bahan

160
terlalu banyak. Air pendingin dan
me- saluran hisap
ngalir dari bagian dibungkus dengan
luar isolasi. Arahkan air
saluran hisap. ke panci
penampungan.
Jika dipegang 1.Kadang-kadang 1.Pasang kabel
ada kontak terasa ada pentanahan
listrik kontak listrik (arde).
sedikit. 2.Periksa kabel
2.Terjadi kontak yang terkelupas
listrik terus dan perbaiki.
menerus. 3.Hindarkan air
3.Ada air yang yang tumpah
tumpah mengenai alat-alat
mengenai alat listrik.
listrik.
Lampu dalam 1.Bola lampu 1.Ganti lampu yang
lemari tidak putus. sama
hidup. 2.Saklar pada pintu 2.Periksa saklar,
rusak bila rusak ganti.
Bau tidak sedap 1.Makanan yang 1.Bersihkan lemari
dari lemari es tumpah es. Bungkus
makanan yang
berbau dengan
2.Panci penampung plastic.
air sudah kotor. 2.Bersihkan panci
penampungan
secara berkala.

f. Perawatan Air Conditioner (AC Split)


Perawatan Terencana yang dilakukan pada system tata
udara khususnya AC Split, antara lain;
1). Harian;
a) Periksa semua peralatan bebas dari nois dan getaran.
b) Periksa temperature pada jam 08.00, jam 11.00, dan
jam 15.00 (minimal 3 kali).Apakah masih memenuhi
ketentuan?
2). Mingguan;
a) Periksa dan bersihkan filter udara.

161
b) Periksa arus yang mengalir dengan Tang Amper,
apakah sesuai dengan name plat AC.
c) Periksa tekanan suction dan discharge, apakah masih
sesuai.
3). Bulanan;
a) Periksa saluran air dari indoor AC.
b) Periksa kondisi bering motor fan indoor dan motor fan
outdoor
c) Periksa kondisi batray remote control.
4). Enam (6) bulanan;
a) Bersihkan filter udara
b) Bersihkan unit indoor dan outdoor AC
c) Periksa kondisi bering motor fan indoor dan motor fan
outdoor
d) Periksa arus yang mengalir dengan Tang Amper.
e) Periksa kebocoran system dengan elektronik leak
detector atau alat lain.

5). Tahunan (12 bulan).


a) Bersihkan filter udara
b) Bersihkan unit indoor dan outdoor AC
c) Periksa kondisi bering motor fan indoor dan motor fan
outdoor
d) Periksa arus yang mengalir dengan Tang Amper, bila
arus yang terukur lebih rendah dari name plat,
kemungkinan gas berkurang.
e) Periksa kebocoran system dengan elektronik leak
detector atau alat lain.
f) Tambahkan gas Freon yang sesuai dengan kondisi
AC, apabila kekurangan gas, sekaligus tambahkan oli
pelumas jika dibutuhkan.

162
g. Standar Perawatan dan Perbaikan AC Split
Berdasarkan Kepmen Ketenagakerjaan RI nomor 126 tahun
2016 tentang: Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia kategori industry pengolahan golongan pokok industry
mesin dan perlengkapan yang tidak dapat diklasifikasikan di
tempat lain (YTDL) Bidang Industri Air Conditioner (AC), ada 3
kompetensi yang terkait dengan perawatan dan perbaikan AC,
yaitu:
1) Kompetensi membersihkan AC indoor dan outdoor
2) Kompetensi mengganti komponen electric dan mechanic
pada system AC
3) Kompetensi memperbaiki kerusakan part dan komponen
system pendingin AC.

h. Gangguan dan Perbaikan AC Split


Berbagai macam gangguan dan kerusakan yang mungkin
terjadi pada AC Split. Untuk membantu menganalisa gangguan
yang terjadi dalam menentukan kerusakan dengan tepat dan
cepat, dapat dipedomani diagnosa mencari kerusakan pada table
berikut;

Tabel 4.2. Pedoman Diagnosa Kerusakan dan


Alternatif Perbaikan AC

Masalah Kemungkinan Tindakan


Penyebab Perbaikan
Indoor fan motor 1. Sekring putus 1. Ganti sekring
dan compressor 2. Tegangan listrik yang sesuai.
tidak jalan tidak ada 2. Perbaiki
jaringan
3. Kabel-kabel putus
3. Sambung

163
atau terlepas. kembali kabel.
4. Outdoor unit relay 4. Periksa, rusak,
rusak ganti.
5. Periksa, rusak,
5. Thermo fuse rusak
ganti.
Outdoor fan 1. Tegangan terlalu 1.Gunakan slide
motor jalan, tetapi rendah. regulator
com-pressor tidak 2. Setting untuk stabilkan
jalan. tegangan.
temperature terlalu
2.Atur seting
tinggi. temperature
3. Kompressor baru yang sesuai, dan
berhenti. cek sensor
4. Overload protector temperature.
compressor dalam 3.Tunggu beberapa
keadaan terbuka atau menit.
rusak. 4.Periksa apakah
5. Running capasitor compressor
compressor rusak. terlalu panas atau
6. Kompressor atau rusak.
motor compressor 5.Cek kapasitor,
rusak rusak, ganti
yang sesuai.
6..Periksa
kumparan com-
pressor dengan
multitester.
Kompressor jalan, 1.Thermal protector 1.Cek thermal
tetapi outdoor fan fan mungkin rusak. protector,
motor tidak jalan 2.Bering fan motor rusak, ganti yang
mungkin sesuai.
rusak. 2.Cek bering, beri
3.Outdoor fan motor pelumas,
mungkin bila rusak ganti
rusak. yang baru.
4.Running capasitor 3.Cek lilitan fan
fan mungkin motor, rusak,
rusak. ganti.
4.Cek kapasitor,

164
rusak ganti
yang sesuai.
Outdoor motor 1.Tegangan terlalu 1. Sesuaikan
fan baik, namun tinggi atau tegangan deng-
setiap jalan rendah. an regulator.
thermal pro-tector 2.Kecepatan motor fan 2.Cek bering motor
membuka. tidak stabil. fan,rusak, ganti.

Motor compressor 1.Tegangan terlalu 1.Sesuaikan


baik, tetapi tidak tinggi atau rendah. tegangan dengan
jalan karena over- 2.Arus compressor regulator.
load protector terlalu besar waktu 2.Cek lilitan
selalu membuka. star. compressor,
3.Overload protector running kapasitor,
rusak. rusak, ganti.
4.Tekanan pada sisi 3.Cek overload
tekanan protector,rusak,
tinggi terlalu tinggi. ganti.
5.Kondensor kurang 4.Outdoor motor
mendapat fan
pendinginan. kurangKecepatann
6.Kondensor kotor, ya, rusak ganti.
atau pipa saluran 5.Atur posisi agar
buntu, tersumbat. udara dingin bebas
7.Bahan pendingin memasuki
disikan terlalu banyak. kondensor.
6.Kondensor
dibersihkan, tukar
yang buntu, system
diisi kembali.
7.Kurangi isi bahan
pen-
dingin, dan coba
lagi.
Kompressor dan 1.Saringan udara 1.Bersihkan atau
se-mua motor fan kotor. ditukar
ja-lan, tetapi AC 2.Pipa saluran pada yang baru.
ku-rang dingin kondensor 2.Bersihkan pipa
atau evaporator kotor buntu
dan diperbaiki atau
buntu. diganti.
3.Bahan pendingin 3.Cek kebocoran

165
kurang atau dengan
saluran pipa bocor. elektronik leak
4.Sekat ruangan, detector.
pintu, kaca jen- Bila kurang
dela tidak rapat. tambahkan
5.Aliran udara dari bahan pendingin.
indoor fan 4.Cek pintu dan
kurang. jendela,
perbaiki bila
kurang rapat.
5.Periksa indoor
motor fan,
daun kipas, serta
bering,
rusak,lakukan
penggantian.
Terjadi es pada 1.Saringan udara kotor 1.Bersihkan atau
evaporator atau buntu. ditukar.
2.Aliran udara melalui 2.Periksa motor
evaporator kurang. fan, dan
3.Termo fuse indoor bering,rusak, ganti.
fan motor rusak. 3.Tukar dengan
4.Rusuk-rusuk yang sesuai.
evaporator bengkok. 4.Luruskan rusuk-
5.Sistem AC kurang rusuk evaporator.
bahanpendingin. 5.Cari kebocoran,
6.Indoor fan motor dan isi kembali
tidak jalan. sesuai kebutuhan.
6.Motor fan panas,
atau rusak, atau
kurang pelumasan.
Timbul suara atau 1.Daun kipas indoor 1.Perbaiki
bunyi yang keras motor fan atau pipa kedudukannya.
kondensor, dan pipa 2.Perbaiki
evaporator kedudukan pipa-
membentur rumahnya. pipa.
2.Pipa-pipa saling 3.Ganti compressor
beradu. dengan
3.Kompressor yang sesuai.
bersuara keras,ada 4.Beri pelumas,
pegas patah. atau ganti
4.Bering motor fan bering dengan yang
indoor danoutdoor baru.
rusak. 5.Kuatkan
5.Tutup unit indoor kedudukannya
atau outdoor longgar. kembali.

166
i. Perbaikan peralatan AC Split antara lain;
1. Membersihkan Indoor dan Outdoor AC Split
Perawatan secara berkala pada AC Split, khususnya
membersihkan indoor dan outdoor dilakukan minimal
setiap 6 (enam). Disamping itu pembersihan saringan,
pengecekan pendinginan dengan mengukur arus
menggunakan Tang Amper. Hasil pengukuran bandingkan
dengan data pada name plat AC. Bila ditemukan
pendinginan AC sangat kurang, maka diperlukan
penambahan gas sesuai dengan kebutuhan.
Membersihkan indoor dan outdoor AC Split
memerlukan peralatan khusus, antara lain;
a) Jet Pump atau mesin steam bertekanan tinggi
b) Plastik Steam AC
c) Ember atau bak air
d) Bermacam obeng dan kunci
Pada saat pencucian, AC dimatikan. Buka tutup
indoor AC, tutup terminal sambungan agar tidak terkena
semprotan air. Pasang plastic steam untuk menampung dan
menyalurkan air buang keluar.Bak air yang telah diisi air,
lalu masukkan pipa isap mesin jet pump. Hidupkan mesin
jet pump, lakukan penyemprotan pada evaporator bagian
depan dan belakang serta bagian lainnya yang terlihat
kotor. Bila masih terlihat kotoran, gunakan kain atau
detergen cair untuk menggosok yang masih kotor.
Selanjutnya membersihkan outdoor AC, pertama
kali membuka tutup outdoor.Lakukan penyemprotan pada
pipa kondensor dan bagian-bagian yang terlihat
kotor.Gunakan juga kain untuk menggosok bagian kotoran

167
yang masih melekat pada bagian AC, bila diperlukan
gunakan deterjen cair. Setelah selesai pencucian, lakukan
pengeringan dengan menggunakan kain. Bila semua bagian
AC telah bersih dan kering, tutup kembali unit indoor dan
outdoor.Caba dihidupkan AC apakah bekerja normal dan
pendinginan telah sesuai, maka pekerjaan membersihkan
indoor dan outdoor ACtelah berhasil dengan baik.
2. Penggantian Komponen Elektrik AC
Sebelum melakukan penggantian komponen
elektrik, anda terlebih dahulu mengenal tipe dan ukuran
AC, melalui name plat, dan spesifikasi masing-masing
komponen elektrik pada AC tersebut. Salah satu contoh AC
merek Sharp model AU-A9SAY, plat nama indoor dan
outdoor seperti gambar di bawah;

Gambar 4.1. Nama Plat Indoor AC Sharp


Sumber: Tim Penulis

Gambar 4.2. Palat Nama Outdoor AC Sharp

168
Sumber: Tim Penulis

Selain data plat nama yang dibutuhkan, spesifikasi


masing-masing komponen elektrik juga diperlukan, agar
setiap penggantian komponen sesuai dengan yang
dibutuhkan. Komponen elektrik pada AC, antara lain;
motor indoor fan, running capasitor, thermo fuse, fuse,
remote controller, sensor, motor compressor, running
capasitor, overload protector, motor outdoor fan, running
capasitor, thermal protector, dan lain-lain.
Salah satu contoh kerusakan pada AC yaitu
Running Capasitor(RC) yang fungsinya sebagai pembantu
proses bekerjanya motor compressor. Apabila RC terjadi
kerusakan, maka secara otomatis motor compressor tidak
dapat bekerja. Sebelum melakukan penggantian, terlebih
dahulu diperiksa spesifikasi RC pada AC Sharp

Gambar 4.3. Spesifikasi RC pada AC Sharp


Apabila telah diperoleh komponen elektrik RC
untuk motor compressor yang sesuai spesifikasinya,
maka lakukan penyambungan RC sesuai dengan

169
kedudukan sebelumnya. Konektor kabel harus
tersambung kuat dan rapi.
(3). Penggantian Komponen Mekanik AC
Salah satu perbaikan komponen mekanik pada AC
adalah perbaikan pipa-pipa yang menghubungkan unit
indoor dan outdoor, evaporator dan kondensor dan lain-
lain. Pipa yang digunakan antaralain pipa tembaga, dan
pipa besi. Perbaikan dilakukan apabila pipa bocor,
gepeng/bengkok, dan tersumbat. Apabila terjadi
kebocoran, maka gas pada AC akan keluar.
Perbaikannya tidak hanya pada mekanik (pipa), tetapi
sekaligus melakukan pengisian gas kembali.Bila
melakukan perbaikan pada pipa, umumnya
menyambung/mengganti pipa sesuai dengan diameter
pipa sebelumnya. Peralatan yang digunakanseperti
brander (las), tubing cutter, swaging tool, pembengkok
pipa, pipa, elktroda tembaga bila pipa tembaga.
Sewaktu melakukan penyambungan pipa, hati-hati
jangan sampai serbuk pemotongan pipa masuk kedalam
pipa, ini dapat mengakibatkan tersumbatnya pipa, maka
system AC akan terganggu. Pada waktu pengelasan,
jangan terlalu berlebihan menggunakan elektroda, agar
tidak masuk kedalam pipa, sehingga rongga pipa
mengecil.
Setelah penyambungan pipa, lakukan pengujian, apakah
tidak ada kebocoran ? Pengujian dilakukan dengan
memberi gas dengan jumlah terbatas kedalam system
AC. Lakukan pengujian kebocoran dengan elektronik
leak detektor atau alat lain. Langkah selanjutnya bila
tidak ada kebocoran, adalah melakukan vakum sebelum
pengisian gas kembali pada system AC.

170
(4). Pengosongan dan Pengisian Gas AC Split
Pengosongan system AC merupakan pekerjaan yang
sangat penting dilakukan sebelum pengisian gas ke
system AC. Pengosongan udara dimaksudkan agar gas
yang pada system tidak akan membuat senyawa baru
antara gas dengan udara (oksigen). Senyawa baru tersebut
akan mempengaruhi fungsi gas sehingga system
pendingin AC tidak optimal. Langkah pengosongan
dilakukan untuk menguji semua komponen dari system
AC terhubung dengan baik dan tidak ada kebocoran.
Pengosongan (vacuum) dan pengsian gas pada
system AC perhatikan gambar 4.4. berikut;

Gambar 4.4. Pengosongan dan Pengsian Gas pada


AC Split

Peralatan yang diperlukan untuk pengosongan


sertapengisian gas adalah pompa vacuum, manifold
gauge, dan gas Freon R 32, serta tang ampere. Proses
pengosongan dimulai dengan memasang manifold gauge,
selang biru pada tekanan rendah (suction), selang merah
pada pompa vacuum, serta selang kuning pada tabung
gas, sedangkan AC dalam keadaan mati.Tang amper pada
fasa sumber yang masuk pada outdoor AC.

171
Buka kran biru dan kran merah, sedangkan tabung
gas dalam keadaan tertutup. Hidupkan pompa
vacuum,amati alat ukur manifold gauge biru bergerak
kearah angka di bawah nol. Lakukan sampai angka -30
psi.Tutup kran biru dan merah, lalu matikan pompa
vacuum.Bila angka tersebut tetap, dapat disimpulkan
tidak ada kebocoran.
Pada system AC yang baru dipasang, isi gas Freon
tercantum pada name plat seperti gambar di atas adalah
310 gram dengan gas Freon R32.Namun apabila
melakukan penambahan gas, tentu kita tidak mengetahui
kekurangan isi berapa beratnya. Untuk itu kita melakukan
pengisian berdasarkan kapasitas arus yang tertera pada plat
nama, dengan memasang alat ukur tang amper pada
sumber.
Pengisian gas freon contoh ini, system AC setelah
divakum, serta isi gas berdasarkan batas kemampuan arus
yang terterapada plat nama AC. Langkah pertama adalah
mengosongkan udara pada pipa kuning dari tabung gas
agar tidak masuk ke dalam system AC. Kran manifold
gauge (V1) dalam keadaan tertutup, buka kran gas (V4),
selanjutnya buka kran manifold gauge(V2) perlahan-
lahan sehingga gas keluar melalui pompa vacuum, dan
segera tutup kran manifold gauge (V2). Dengan demikian
udara yang ada dalam pipa kuning telah digantikan
dengan gas.
Hidupkan system AC, lalu buka kran manifold
gauge (V1) perlahan-lahan sehinga gas masuk ke system
AC. Amati arus yang ditunjukkan tang amper pada
sumber masuk (jangan melewati batas aruspada plat
nama), yang diizinkan 3,8 A (gambar 4.2. plat nama

172
outdoor). Lakukan pengisian secara bertahap agar
compressor tidak dibebani secara mendadak, tentu dapat
mengakibatkan compressor rusak. Amati pendinginan di
indoor AC. Setelah mencapai arus yang diizinkan pada
AC tersebut, matikan kran gas (V4), biarkan system AC
bekerja normal sampai beberapa waktu sekitar 25 menit.
Bila ternyata tekanan pada system tetap dan arus sudah
stabil, dapat disimpulkan system AC telah bekerja sesuai
dengan fungsinya.Selanjutnya bukalah kran (V6) dengan
cepat, agar gas tidak banyak keluar Dengan demikian
selesailah pengisian gas sistem berdasarkan kemampuan
arus dari system AC tersebut.Catat semua performance
AC tersebut pada dokumen perawatan.

7. Forum Diskusi
Setelah Anda memahami materi Kegiatan Belajar 4 ini, Anda
lakukan diskusi dengan teman sejawat tentang perawatan dan
perbaikan refrigerant dan AC Split yang ada di sekitar Anda, sebagai
contoh;
a. Sebuah lemari es tidak terjadi pendinginan dan pembekuan,
sedangkan aliran listrik, sesuai dengan tegangan kerja yang
dibutuhkan, serta thermostat telah diatur pada kedudukan sedang.
Bagaimana langkah perbaikannya ?
b. Sebuah AC Split pada ruangan Anda, secara mendadak mati, pada
hal pendinginan belum sesuai yang telah di set sebelumnya.
Diskusikan apa kemungkinan penyebabnya, dan langkah-langkah
perbaikannya. Alangkah lebih baik, apabila Anda langsung
melakukan perbaikan, bila sarana dan prasarana tersedia. Apakah
berhasil atau tidak berhasil ? Bila tidak berhasil, Anda dapat

173
menghubungi instruktur/ widiaswara, pembimbing atau fasilitator
yang mengajar mata diklat ini.

C. PENUTUP
1. Rangkuman
Pekerjaan perawatan adalah untuk melakukan perbaikan yang
bersifat kualitas, guna meningkatkan kondisi system pendingin yang lebih
baik. Diperlukan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perinsip-
perinsip perawatan yang bertujuan untuk menjaga system pendingin dalam
kondisi prima.
Pengorganisasian perawatan harus disusun dengan sistematis, logis,
dan efisien dari segi teknis dan ekonomis. Diharapkan dengan
pengorganisasian dan pelaksanaan yang optimal, akan terwujud efektifitas
dan efisiensi perawatan pada system pendingin dan tata udara.
Sebelum Anda melalukan perawatan dan perbaikan pada alat
pendingin, terlebih dahulu Anda mengetahui plat nama dan karakteristik
komponen-komponen yang ada pada system pendingin tersebut. Ini akan
memudahkan Anda bila dilakukan tindak lanjut perbaikannya.
Perawatan system refrigerasi (lemari es) dan AC dapat dilakukan
secara rutin setiap hari, mingguan, bulanan, dan tahunan. Berbagai
gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi pada lemari es dan AC,
yang membutuhkan kecermatan dalam menentukan perbaikannya. Gunakan
table diagnose kesalahan dan alternative perbaikannya untuk membantu
dengan cepat dan tepat langkah perbaikannya.
Pencucian indoor dan outdoor AC merupakan perawatan rutin yang
harus dilakukan agar system AC dapat bekerja optimal.Sebelum melakukan
pencucian, terminal kelistrikan perlu dilindungi agar tidak terkena percikan
semprot air.
Perbaikan mekanik dan penggantian elektrik merupakan pekerjaan
yang selalu ditemukan pada setiap lemari es dan AC. Kerusakan mekanik
umumnya yang sangat erat dengan pemipaan pada system pendingin.

174
Sedangkan semua komponen elektrik pada system pendingin saling terkait
dan berhubungan secara otomatis.Oleh sebab itu apabila melakukan
penggantian komponen elektrik harus disesuaikan spesifikasinya dengan
kondisi sebelumnya.
Pengosongan dan pengisian gas Freon dilakukan apabila terjadi
perbaikan pipa-pipa.Pengisian gas freon harus sesuai dengan kebutuhan
system pendingin tersebut. Bila pengisian gas melebihi kapasitasnya akan
timbul bermacam-macam kerusakan yang lebih fatal pada system pendingin.

2. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!
1. Secara garis besar kegiatan pemasangan AC ruanga dibagi dua yaitu..
(A) Pemasangan komponen Kelistrikan dan Pemasangan Komponen
Utama
(B) Pemasangan komponen Indoor dan komponen Outdoor
(C) Pemasangan komponen Inti dan Pemasangan Komponen Pendukung
(D) Pemasangan komponen Pendingin dan komponen Kelistrikan
(E) Pemasangan pompa dan kompressor

2. Salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum pemasangan AC ruangan


adalah banyaknya jendela kaca, hal ini disebabkan oleh...
(A) Semakin banyak jumlah jendela kaca maka akan semakin banyak
panas dari sinar ultraviolet masuk keruangan, sehingga dapat
menambah bebean pendinginan
(B) Jendela kaca mempengaruhi penerangan didalam ruangan
(C) Semakin banyak jumlah jendela kaca maka akan semakin
memperbanyak sirkulasi udara yang masuk kedalam ruangan
sehingga dapat menambah bebean pendinginan.
(D) Jendela kaca mempengaruhi posisi peletakkan komponen ac indoor
(E) Semakin banyak jendela yang terbuka semakin dingin suhu ruangan
yang dihasilkan

175
3. Maksud dari fungsi dan perlindungan sistem refrigerant adalah …
(A) Mencegah terjadinya suhu suhu dingin yang berlebihan
(B) Menjaga operasi mesin pada tingkat yang paling ekonomis dengan
mengatur konsumsi energiyang digunakan.
(C) Menjaga kondisi suhu dan kelembaban udara ruang yang senantiasa
tetap berada pada titik tertentu sesuai keinginan dan perencanaan
(D) Mengatur siklus kompresor, burner atau heater secara pasti sesuai
kebutuhan
(E) Mencegah terjadinya suhu tinggi atau suhu berlebihan atau kebakaran.

4. Alat yang digunakan untuk melakukan pmeriksaan tegangan kelistrikan


pada sistem refrigerasi adalah
(A) Manometer
(B) Thermometer
(C) Voltmeter
(D) Thermostat
(E) Earthtester

5. Apa yang menyebabkan gulungan motor terbakar pada system refrijerasi?


(A) Meningkatnya suhu secara terus menerus
(B) Terjadinya arus pendek (konsleting)
(C) Kontrol motor yang tidak teratur
(D) Kesalahan Pemasangan
(E) Terjadinya pendinginan yang berlebihan

6. Dilihat dari prinsi pengoperasinya, maka kompresor dapat dibedakan


menjadi dua yaitu?
(A) Mechanical action dan Kompressor Torak
(B) Mecanical pressure dan Kompresor torak
(C) Pressure action dan Kompresor torak
(D) Mechanical air dan Mechanical action
(E) Mechanical action dan pressure action

176
7. Berikut ini yang tidak termasuk kedalam perawatan harian pada sistem
refrigerasi komersial adalah:
(A) Periksa semua peralatan bebas dari noise dan getaran.
(B) Periksa tekanan suction, discharge dan tekanan oli.
(C) Periksa temperatur pada jam 8.00., 12.00 dan 17.00 (tergantung hari
kerja / minimal 3 kali).
(D) Periksa arus pada semua motor utama.
(E) Periksa kompressor yang hidup mati

8. Dibawah ini yang tidak termasuk gangguan kelistrikan pada sistem


refrigerasi adalah:
(A) Kerusakan Internal Protector
(B) Kerusakan Thermostat
(C) Kumparan Motor Terbakar
(D) Kebocoran Sistem
(E) Terjadi pembekuan di katup

9. Sistem pengkondisian udara di mana pendinginan dilakukan refrijeran


yang diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara
disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan menggunakan
blower/fan melintasi koil pendingin tersebut disebut ...
(A) Sistem ekspansi langsung
(B) Sistem pengkondisian sentral
(C) Sistem saluran tunggal
(D) Sistem dua saluran
(E) Sistem saluran tertutup

10. Jika lapisan kerak air pada pipa air (water tube) condenser sangat tebal,
maka untuk membersihkannya perlu menggunakan ..
(A) pompa air (forced circulation)
(B) grafitasi (gravitation circulation)
(C) sikat (brush circulation)
(D) uap (evaporative circulation)
(E) penguji kebocoran (leak detektor)

177
3. Daftar Pustaka
Althouse, Turnquist, Bracciano. (2003). Modern Refrigeration & Air
Conditioning, Instructor Manual with answer Key. USA: The

Asauri, Sofian (1980). Management Produksi. Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi UI. Jakarata.

Handoko (1979). Teknik Rooom Air Conditioner (AC)

--------------(2008). Merawat dan Memperbaiki AC Split

Kementerian Tenaga Kerja (2016).Penetapan Standar Kompetensi Kerja


Nasional Indonesia (SKKNI) dibidang Industri AC.

Susanto B. (1981) Teknik Praktis Refrigeration & Air Condition (AC). Karya
Anda, Surabaya.

178
D. Tugas Akhir
Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 – 4 pada Modul 5 ini, silahkan
kerja Evaluasi Akhir berikut:
1. Tulislah komponen – komponen pada system pendingin dan jelaskan
fungsi masing-masing komponen tersebut (minimal 5)
2. Gambarlah skema system pendingin!
3. Tulislah peralatan yang digunakan pada system pendingin dan jelaskan
kegunaan masing-masing peralatan tersebut (minimal 6)
4. Jelaskan cara membuat flaring pada pipa, dan digunakan untuk apa ujung
pipa yang sudah diflaring tersebut, lengkapi dengan gambar!
5. Jelaskan cara membuat swaging pada pipa, dan digunakan untuk apa ujung
pipa yang sudah diswaging tersebut! Lengkapai dengan gambar!
6. Sebutkan jenis zat pendingin yang digunakan pada AC dan Lemari Es!
7. Berapa tekanan zat pendingin pada AC dan Lemari Es
8. Tulislah arti istilah dibawah ini :
a. Refrigeran
b. Refrigeransi
c. Refrigerator
9. Tulislah komponen-komponen yang terdapat pada AC!
10. Sebutkan gangguan yang sering mungkin terjadi system pendingin, dan
bagaimana cara merawat dan memperbaikinya!

E. Tes Sumatif
Pilihlah jawaban berikut yang menurut saudara paling benar!

1. Peralatan pemasangan AC ruangan yang digunakan untuk memeriksa


kebocoran pipa AC adalah...
(A) Refrigeran
(B) Vacuum pump
(C) Vacuum Cleanar
(D) Manifold
(E) Leak Detector

179
2. Katup Ekspansi yang paling bnyak digunakan dalam sistem tata udara
komersial adalah..?
(A) Katup apung sisi tekanan tinggi
(B) Pipa kapiler
(C) Automatic expantion valve
(D) Thermostatic expantion valve
(E) Pipa Kapiler

3. Komponen utama sistem refrigerasi tempat terjadinya proses perubahan fasa


refrijeran dari uap menjadi cair adalah ...
(A) kondenser
(B) evaporator
(C) kompresor
(D) pengontrol aliran refrijeran
(E) Pipa Kapiler

4. Membuang atau memindahkan kalor yang dikandung oleh gas


refrigeran superheat akibat aksi kompresi oleh kompresor ke udara
sekitarnya melalui permukaan dan fin coil condenser merupakan tugas
khusus dari …
(A) Kompresor
(B) Katub ekpansi
(C) Kondensor
(D) Motor kipas
(E) Evaporator

5. Jenis fungsi kontrol pada sistem refrijerasi dan tata udara yang bertujuan
untuk pengontrol kapasitas pada saat mesin sedang bekerja adalah ...
(A) fungsi starting
(B) fungsi running
(C) Fungsi pengontrol operasi
(D) fungsi stopping
(E) fungsi pengontrol kondisi ruang

6. Jenis sistem kontrol yang berfungsi untuk memberikan tanda bahaya atau
peringatan suatu yang tidak normal atau membahayakan adalah ...
(A) primary control
(B) limit control

180
(C) secondary control
(D) operating control
(E) starting control

7. Pengontrolan motor untuk keperluan proteksi dengan memanfaatkan tekanan


refrijeran dalam unit pendingin terhadap tekanan tinggi yang berlebihan
disebut ...
(A) Low Pressure Control (LPC)
(B) Overload Pressure Control (OPC)
(C) Motor Overload Protection (MOP)
(D) Compressor Overload Protection (COP)
(E) High Pressure Control (HPC)

8. Dual pressure control adalah kombinasi antara ...


(A) High Pressure Control (HPC) dan Oil Difference Pressure Control (OPC)
(B) Low Pressure Control (LPC) dan Oil Difference Pressure Control (OPC)
(C) Evaporator Pressure Regulator (EPR) dan Crankcase Pressure Regulator
(CPR)
(D) Overload Pressure Control (OPC) dan Low Pressure Control (LPC)
(E) High Pressure Control (HPC) dan Low Pressure Control (LPC)

9. Regulator yang digunakan untuk pengaturan kapasitas dan membatasi tekanan


suction pada harga minimumnya disebut ...
(A) Capacity Regulator
(B) Crankcase Regulator
(C) Evaporator Regulator
(D) Suction Regulator
(E) Pressure Regulator

10. Kapasitor yang digunakan untuk menaikkan kemampuan start-up motor


disebut ...
(A) stopping capacitor
(B) controlling capacitor
(C) leaking capacitor
(D) running capasitor
(E) starting capacitor

181
11. Cara mengatasi motor compresor tidak bekerja diakibatkan oleh overload
terbuka yaitu ...
(A) ganti motor
(B) ganti compressor
(C) turunkan setting thermostat
(D) tentukan penyebabnya dan reset overload
(E) ganti high pressure cutout

12. Pelacakan lokasi kebocoran menggunakan busa sabun merupakan metoda


melacak kebocoran menggunakan …
(A) Vacuum Method
(B) Buble Test Method
(C) Pressure Test Method
(D) Triple Method
(E) Leak Detector

13. Suatu alat pengaman yang ditempatkan pada kumparan dari motor listrik yang
disambung seri dengan sumber tegangan disebut …
(A) Internal overload motor protector
(B) Motor Listrik
(C) Fan motor
(D) Kondensor
(E) Compressor Motor

14. Jika tekanan gas refrigerant yang ada di dalam silinder dapat mencapai 2000
psi pada kondisi suhu ruang maka pemasukan gas refrigerant ke dalam sistem
harus melalui …
(A) Injector
(B) Evaporator
(C) Kondensor
(D) Fan motor
(E) Gauge manifold

182
15. Komponen listrik yg berada pada outdoor unit adalah …
(A) Running capasitor
(B) Motor
(C) Switch Control
(D) Torak Kompresor
(E) Remote Control

16. Mendinginkan benda melaui penguapan air pada pergerakan aliran udara
merupakan prinsip kerja dari …
(A) Kompresor
(B) Cooling tower
(C) Evaporator
(D) Kondensor
(E) Capasitor

17. Fungsi minyak pelumas dalam kompresor adalah..


(A) Sumber energy yang dibutuhkan oleh kompresor
(B) Sebagai media perantara antara pelumasan dalam kompresor
(C) Membentuk lapisan penyekat sehingga dapat menghindari
kebocoran kompresi.
(D) Memberikan kekuatan pada kompresor.
(E) Memberikan tekanan pada kompresor

18. Kompresor yang mempunyai kompresi bagus akan dapat melakukan …


(A) Memompa gas hingga mencapai tekanan tertentu.
(B) Menurunkan suhu motor
(C) Membentuk Uap air
(D) Menghasilkan tenaga bagi kompresor
(E) Mendinginkan suhu ruangan

183
19. Perhatikan langkah-langkah berikut ini:
1) Buka sistem refrigerasi dengan membuang refrigerant melalui process tube
atau melaui outlet filter dryer.
2) Bila semua refrigerant telah dapat dikeluarkan, masukkan nitrogen (N2)
kering ke dalam sistem melalui proses tube.
3) Lepas filter dryer dan process tube dan ganti filter dryer yang
memiliki kapasitas agak sedikit lebih besar.
4) Lakukan evakuasi dan dehidrasi dengan benar dan kemudian
masukkan refrigerant dengan jumlah yang benar hingga sistem
refrigerasinya bekerja dengan optimal.
Langkah-langkah diatas merupakan prosedur dalam mengatasi ganggauan:

(A) Kontaminasi Uap Air


(B) Kontaminasi Berat
(C) Kontaminasi Ringan
(D) Pressure Control
(E) Gangguan pada compresor

20. Perhatikan pernyataan berikut ini:


1) Tentukan jenis gangguan yang timbul
2) Bila lokasi bocor ketemu, buang refrigerant dan bilas dengan nitrogen
3) Evakuasi/dehidrasi, charging dan kemudian testing.
4) Gunakan refrigerant untuk menaikkan tekanan kerja sistem dan
lakukan tes kebocoran.
5) Perbaiki tempat yang bocor, dan ganti filter dryer
Urutan prosedur perbaikan Lost Charge yang benar adalah:
A. 1, 2, 3, 4, 5
B. 1, 4, 2, 3, 5
C. 1 ,4, 2, 5, 3
D. 4, 1, 5, 3, 2
E. 4, 3, 1, 5, 2

184
F. Kunci Jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar 1 - 4
KB1 KB2 KB3 KB4
1. D 1. C 1. A 1. B
2. C 2. B 2. C 2. A
3. B 3. D 3. B 3. E
4. A 4. C 4. C 4. C
5. D 5. A 5. B 5. A
6. B 6. A 6. A 6. E
7. A 7. C 7. D 7. B
8. D 8. A 8. B 8. D
9. A 9. C 9. C 9. A
10. D 10. E 10. B 10. A

G. Kunci Jawaban Tes Sumatif

1. E 11. D

2. E 12. B

3. A 13. A

4. B 14. E

5. C 15. A

6. B 16. B

7. E 17. C

8. E 18. A

9. A 19. A

10. E 20. A

185
186

Anda mungkin juga menyukai