MODUL 4
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
Oleh
Dr. Ta’ali, MT.
Habibullah, M.T
Risfendra, Ph.D
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Selamat datang dan selamat bertemu para peserta PPG daring. Selamat anda
telah mengikuti hingga program PPG sampai dengan saat ini dan sudah mencapai
Modul 4 yakni Teknik Otomasi Industri. Modul empat ini terdiri atas empat
kegiatan belajar yang terdiri dari:
a. Kegiatan Belajar 1: Piranti Sensor dan Aktuator
b. Kegiatan Belajar 2: Sistem kotrol elektromekanik dan elektronik
c. Kegiatan Belajar 3: Sistem kontrol elektro pneumatik
d. Kegiatan Belajar 4: Sistem kontrol terprogram
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu:
a. Menganalisis konsep esensial materi teknik otomasi industri dan aplikasinya
dalam pembelajaran ketenagalistrikan
b. Mampu menentukan kondisi operasi dan aplikasi pendeteksian suhu dengan
diberikannya sebuah gambar kerja.
c. Mampu menguji kondisi operasi motor servo dengan diberikannya sebuah
kasus.
2. Relevansi
Pada kegiatan belajar 1 ini, kita akan mempelajari, mendiskusikan, dan
menganalisis tentang Piranti Sensor dan Aktuator. Setelah selesai para peserta
mempelajari ini dipersilahkan untuk melanjutkan dengan mengerjakan latihan dan
terformatif yang telah disediakan.
Materi Kegiatan Belajar ini disusun sesuai dengan kebutuhan dan kisi-kisi yang
telah ditetapkan, yakni terdiri atas:
a. Macam-macam piranti sensor suhu
b. Kondisi operasi sensor suhu
c. Aplikasi sistem kendali dengan sensor suhu
2
d. Kondisi operasi aktuator motor servo
e. Aplikasi sistem kendali menggunakan motor servo
3. Panduan Belajar
Pada kegiatan belajar ini akan terasa lebih mudah dan lancar apabila mengikuti
langkah-langkah seperti berikut:
a. Bacalah secara berurutan dari awal sampai akhir, jangan dipengagal dari
tengah atau sebaliknya.
b. Pamahi materi kegiatan belajar 1 ini lalu kerjakan tugas dan latihan secara
teliti.
c. Bila ada kesulitan dalam pemahaman materi yang disajikan silahkan hubungi
instruktur atau pendamping dalam program PPG Daring.
Selamat belajar dan selamat mengikuti pembelajaran melalui modul daring ini,
semoga Anda sukses dan berhasil disekolah Anda.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran (CPBS)
Menguasai teori dan aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan yang
mencakup: (1) pembangkit tenaga listrik, (2) jaringan tenaga listrik, (3) instalasi
tenaga listrik, (4) teknik otomasi industri, (5) teknik pendingin dan tata udara,
dan (6) teknik tenaga listrik, termasuk advance materials secara bermakna yang
dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana”
(penerapan) dalam kehidupan sehari-hari; yang dapat menjelaskan aspek “apa”
(konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan
sehari-hari) sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai
kompetensi keahlian yang dibutuhkan DUDI.
3
3. Bahan Kajian
Piranti Sensor dan Aktuator dalam otomasi industri serta aplikasinya dalam
pembelajaran ketenagalistrikan
5. Indikator Pembelajaran
a. Dengan diberikannya sebuah gambar, peserta dapat menentukan kondisi
operasi dan aplikasi pendeteksian suhu
b. Dengan diberikannya sebuah kasus, peserta dapat menguji kondisi operasi
motor servo
6. Uraian Materi
Kegiatan Belajar 1. Piranti Sensor dan Aktuator
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang
cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di
industri, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia,
kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi
otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic) seperti
penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated
Manufacture (CIM) dan sebagainya. Sensor dan transduser merupakan peralatan
atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem
pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor
akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis.
Pada Kegiatan belajar 1 ini dibahas tentang prinsip kerja sebagian sensor
dan aktuator mencakup dari simbol, karakteristik hingga aplikasi dari jenis-jenis
sensor dan aktuator yang umum dipakai pada teknik ketenagalistrikan. Dengan
mempelajari sensor dan aktuator ini diharapkan peserta dapat memahami dan
menjelaskan jenis jenis sensor dan aktuator sesuai fungsinya sebagai pendeteksi
gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti
energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik, sehingga
dapat menggerakkan aktuator.
4
a. Sensor
Sensor adalah piranti yang dapat mentransformasikan suatu nilai
(isyarat/energi) fisik ke nilai fisik yang lain serta menghubungkan antara fisik
nyata dan industri electric dan piranti elektronika. Di dunia industri berguna untuk
monitoring, controlling, dan proteksi. Sensor yang dapat merubah besaran fisik
menjadi ke dalam besaran listrik disebut juga dengan transducer.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang
cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di
industri industri, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan
manusia, kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-
mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full
automatic) seperti penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan
Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan sebagainya. Model apapun yang
digunakan dalam sistem otomasi industri sangat tergantung kepada keandalan
sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan secanggih apapun
sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepada sensor maupun
transduser yang digunakan. Sensor dan transduser merupakan peralatan atau
komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan
otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat
menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis.
Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran
listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis, dan sebagainya. Dalam rangka
penerapan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau
sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih
dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer. D
Sharon, dkk (2003), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi
untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan
suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi,
energi mekanik dan sebagainya.
5
Dalam sistem otomasi industri sistem kendali biasanya digambarkan
dalam bentuk sistem loop tertutup seperti gambar barikut:
E(s) C(s)
R(s) Σ Kontroler Aktuator Plant
C*(s) Sensor/
Tranduser
Gambar 1. Kendali sistem loop tertutup
Sistem loop tertutup tersebut memiliki fungsi:
1) Tranduser mentransformasikan suatu sinyal dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain atau dari besaran fisik yang satu menjadi
besaran fisik yang lain.
2) Keluaran tranduser : sinyal listrik (arus, tegangan, resistansi, kapasitansi atau
frekuensi)
3) Pada dasarnya sensor juga merupakan tranduser. Yang membedakan antara
sensor dengan tranduser adalah aplikasi dan penggunaannya.
Seperti halnya mesin pada manusia juga dapat dijadikan sistem otomasi yang
memiliki fungsi sensor seperti gambar berikut:
6
a. Penggunaan sensor pada industri proses b. Ekivalensi sensor pada manusia
(a) Mata (b) telinga (c) mulut (lidah) (d) hidung (e) tangan (kulit)
Gambar 3. Analogi sensor pada anatomi manusia
William D.C, (2005), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila
digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan
energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke
sistem transmisi berikutnya”. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik,
kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Contoh: generator adalah transduser yang merubah energi mekanik menjadi energi
listrik, motor adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik, dan sebagainya.
William D.C, (2005), mengatakan alat ukur adalah sesuatu alat yang
berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau
sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi.
Contoh: voltmeter, ampermeter untuk sinyal listrik; tachometer, speedometer untuk
kecepatan gerak mekanik, lux-meter untuk intensitas cahaya, dan sebagainya.
2) Sensitivitas
8
3) Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya
terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan
frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah
temperatur dan keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan temperatur
terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu, seperti tampak pada
Gambar 4.(a).
Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan
hertz (Hz) (1 hertz berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per
detik). Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat temperatur berubah secara lambat,
termometer akan mengikuti perubahan tersebut dengan “setia”. Tetapi apabila
perubahan temperatur sangat cepat lihat Gambar 5b maka tidak diharapkan akan
melihat perubahan besar pada termometer merkuri, karena ia bersifat lamban dan
hanya akan menunjukan temperatur rata-rata.
Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor. Misalnya
“satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula dinyatakan dengan
“decibel (db)”, yaitu untuk membandingkan daya keluaran pada frekuensi tertentu
dengan daya keluaran pada frekuensi referensi.
Perlu diperhatikan dalam memilih sensor yang tepat adalah dengan mengajukan
beberapa pertanyaan seperti berikut ini:
a. Apakah ukuran fisik sensor cukup memenuhi untuk dipasang pada tempat yang
diperlukan?
9
b. Apakah ia cukup akurat?
c. Apakah ia bekerja pada jangkauan yang sesuai?
d. Apakah ia akan mempengaruhi kuantitas yang sedang diukur?.
Sebagai contoh, bila sebuah sensor panas yang besar dicelupkan kedalam
jumlah air yang kecil, malah menimbulkan efek memanaskan air tersebut, bukan
menyensornya.
a. Apakah ia tidak mudah rusak dalam pemakaiannya?.
b. Apakah ia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya?
c. Apakah biayanya terlalu mahal?
Dalam kegiatan Belajar ini sensor/transduser yang akan dibahas hanya meliputi
sensor suhu atau transduser thermal.
10
transduser adalah bagian dari konversi output transduser ke format yang dapat
dibaca.
Mereka mengubah satu bentuk energi ke bentuk lain, tetapi mereka tidak
menghitung konversi. Bola lampu mengubah energi listrik menjadi cahaya dan
panas; Namun, itu tidak menghitung seberapa banyak cahaya atau panas. Baterai
mengubah energi kimia menjadi energi listrik tetapi baterai tidak mengkuantifikasi
dengan tepat berapa banyak energi listrik yang dikonversi. Jika tujuan suatu
perangkat adalah untuk mengukur tingkat energi, itu adalah sensor.
Jadi mari kita lihat sebuah sensor yang sudah familiar bagi semua orang,
misalnya sensor suhu. Perhatikan contoh berikut:
11
Termometer merkuri menggunakan properti merkuri untuk mengembang
atau berkontraksi ketika masing-masing dipanaskan atau didinginkan. Dalam
termometer merkuri, kenaikan suhu dirasakan oleh merkuri yang terkandung
dalam tabung gelas kecil. Energi panas dari kenaikan suhu ditransfer ke merkuri
(transduser) yang menyebabkan merkuri mengembang. Perluasan merkuri
diskalakan ke angka-angka pada tabung yang menunjukkan suhu. Berikut ini
adalah berbagai jenis sensor yang diklasifikasikan berdasarkan jenis energi yang
mereka deteksi.
Sensor yang paling banyak digunakan adalah sensor yang mampu
mendeteksi suhu dan panas. Sensor suhu tersedia dalam banyak variasi, mulai dari
yang paling sederhana yakni piranti thermoswitch atau thermostat yang beoperasi
secara digital (on/off) untuk mengontrol sistem pemanas air domestik hingga ke
tipe semikonduktor yang sangat sensitif yang mampu mengontrol proses kontrol
yang komplek. Bapak/Ibu tentunya masih ingat tentang teori atom dan molekul,
bahwa pergerakan molekul dan atom menghasilkan panas (energi kinetik).
Semakin besar pergerakan yang terjadi, akan semakin besar energi panas yang
dibangkitkan. Sensor suhu mengukur jumlah energi panas atau tingkat kedinginan
yang dibangkitkan dalam suatu obyek atau suatu sistem, sehingga
memungukinkan kita mendeteksi atau merasakan adanya perubahan fisik pada
suhunya sehingga memberikan output analog ataupun output digital. Telah
tersedia berbagai jenis sensor suhu dan mereka memiliki karakteristik yang
berbeda-beda tergantung pada aplikasi aktualnya.
Sensor suhu terdiri dari dua tipe fisik dasar, yaitu:
a) Sensor suhu tipe kontak fisik – jenis sensor suhu seperti ini memerlukan kontak
fisik antara obyek yang diukur dengan piranti deteksi dari sensor suhu dengan
memanfaatkan pemindahan panas secara konduksi untuk memonitor perubahan
suhu. Sensor jenis ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda padat, cair atau
gas pada rentang suhu yang lebar.
b) Sensor suhu tipe non-kontak fisik – jenis sensor ini memanfaatkan pemindahan
panas secara koveksi dan radiasi untuk memonitor perubahan suhu. Sensor ini
daat digunakan untuk mendeteksi zat cair dan gas yang mengemisikan energi
radian dari arus konveksi dalam bentuk kenaikan panas atau dingin dari bawah
12
ke atas atau mendeteksi energi radian yang ditransmisikan dari suatu obyek
dalam bentuk radiasi infra merah.
Kedua jenis sensor suhu tersebut baik yang memerlukan kontak fisik atau
yang tidak memerlukan kontak fisik juga dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
a) kelompok elektro-mekanikal,
b) kelompok resistif dan
c) kelompok elektronik.
13
Gambar 8. Kostruksi termokopel
Prinsip Kerja
14
dapat beroperasi pada rentang suhu yang sangat lebar antara -200oC hingga
mencapai 2000oC.
15
a. Termokopel model bayonet b. Termokopel model siku (sudut 90o)
17
Gambar 12. Cara kerja sensor suhu dengan radiasi panas
18
17 mV
OVEN
Voltmeter
19
suhu rendah misalnya untuk suhu ruang (sekitar 25oC). Seperti halnya resistor,
thermistor tersedia di pasaran dengan nilai resistan pada suhu ruang dalam
orde puluhan mega-ohm tetapi yang lazim digunakan adalah nilai resistan
dalam orde kilo-ohm.
20
Thermistor merupakan piranti resistif pasif, sehingga diperlukan energi
dari luar untuk mengoperasikannya. Jika dialirkan arus listrik pada
thermistor, maka memungkinkan memberikan tegangan output yang akan
meningkat secara linear sebanding dengan perubahan suhu. Biasanya
thermistor dihubungkan seri dengan suatu resistor yang disebut sebagai
biasing resistor untuk membentuk rangkaian pembagi tegangan seperti
diperlihatkan dalam contoh berikut.
21
Digunakan untuk memantau perubahan panas pada peralatan elektronik,
mempunyai resistansi tinggi dan disipasi dayanya sedang. Thermistor dibuat
sekecil-kecilnya agar mencapai kecepatan tanggapan (respon time) yang baik.
Berikut ini grafik hubungan antara resistansi terhadap suhu thermistor jenis
NTC (Negative Temperature Coefisien) dan thermistor PTC. Dimana jenis NTC
berarti jika suhu naik maka nilai tahanannya akan menurun, demikian sebaliknya
untuk jenis thermistor PTC, jika suhu naik tahanan akan naik.
NTC PTC
22
Gambar 19. Kerja rangkaian saat suhu normal (misal suhu ruang 25oC)
Gambar 20. Kerja rangkaian saat suhu ruang turun (misal suhu ruang <25oC)
23
Contoh Kasus
Gambar 21. Rangkaian thermistor dengan op-amp (misal suhu ruang 25oC)
Sebuah thermistor memiliki resistansi sebesar 10KΩ pada suhu 25oC dan
memiliki resistansi sebesar 100Ω pada 100oC. Hitung tegangan drop pada
thermistor dan tegangan output yang dapat dihasilkannya (Vout) pada kedua
kondisi suhu jika hubungkan seri denga sebuah resistor R2 = 1kΩ dan tegangan
sumber sebesar 12 VDC.
Berdasarkan rangkaian penguatan seperti gambar di atas didapat:
Pada suhu 25oC
𝑹𝑹𝟐𝟐 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏
𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽𝑽 = 𝒙𝒙 𝑽𝑽 = 𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝒙𝑽𝑽𝑫𝑫𝑫𝑫 = 𝟏𝟏, 𝟎𝟎𝟎𝟎 𝑽𝑽𝑫𝑫𝑫𝑫
𝑹𝑹𝟏𝟏 +𝑹𝑹𝟐𝟐 𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏+𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏𝟏
Dengan mengganti resistor tetap R2 (dalam contoh sebesar 1kΩ) menjadi sebuah
potensiometer maka tegangan output pada saat preset dapat ditentukan sesuai
keinginan, misalnya sebesar 5VDC tegangan output pada suhu 60oC dan dengan
mengatur ulang potensiometer kalian dapat memperoleh rentang suhu yang lebih
luas lagi.
24
Gambar 22. Rangkaian sensor suhu ketika merasakan suhu 30oC
25
arus yang mengalir ke basis transistor Q1, relay tidak aktif dan led hijau D2
(sebagai indikator suhu tidak panas aktif).
RTD merupakan piranti resistif pasif, sehingga diperlukan energi dari luar
untuk mengoperasikannya. Jika dialirkan arus listrik pada RTD, maka
memungkinkan memberikan tegangan output yang akan meningkat secara linear
sebanding dengan perubahan suhu. Biasanya RTD memiliki nilai resistan sekitar
100Ω pada suhu 0oC, dan dapat meningkat hingga mencapai nilai resistan 140Ω
pada suhu 100oC dengan rentang operasi suhu antara -200o to +600oC.
Karena RTD merupakan piranti resistif, bapak/ibu perlu mengalirkan arus ke
RTD untuk dapat memonitor tegangan output yang dihasilkannya sesuai dengan
perubahan suhu yang dirasakannya. Karena adanya variasi nilai tahanan
mengakibatkan adanya variasi panas disipasi yang ditimbulkannya sesuai dengan
hukum Ohm, yaitu sebesar I2R . Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahan
dalam pembacaan suhu. Untuk mengatasi masalah tersebut, biasanya RTD
dihubungkan ke dalam rangkaian jembatan.
Resistance temperature detector (RTD) adalah temperature sensor berbasis
fakta bahwa bahan metal naik resistance bila suhunya naik. Kawat penghantar,
seperti platinum. Platinum wire mempunyai temperature dengan coefficient 0.0039
Ω/Ω/°C.
27
Gambar 25. Kemasan RTD
Sedangkan model matematis nonliner kuadratik untuk RTD (PT100) suhu positif
adalah:
Gambar 27. Grafik perbandingan resistansi & temperatur variasi RTD metal
30
pada lead tegangan untuk meniadakan efek dari drop tegangan karena arus yang
mengalir selama pengukuran, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
31
Sedangkan nilai tegangan VAB adalah
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑅𝑅2
𝑉𝑉𝐴𝐴𝐴𝐴 = � − � . 𝐸𝐸
𝑅𝑅3 + 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑅𝑅1 + 𝑅𝑅2
4. Sensor Bimetal
Sensor suhu bimetal atau lazim disebut sebagai themostat atau Bimetallic
switches banyak digunakan sebagai on–off temperature control system. Bila dua
metal strips yang memiliki coefficients of thermal expansion berbeda ditempel
jadi satu, maka bimetallic structure akan melengkung bila suhunya berubah.
32
Gambar 33. Tipikal Bimetalik Thermostat
Disini berlaku rumus pengukuran temperature dwi-logam yaitu :
2t
ρ=
3(α A − α B )(T2 − T1 )
Thermostat terdiri dari dua metal yang memiliki nuai panjang berbeda
yang digabung atau direkatkan dalam satu ikatan. Ketika dalam kondisi dingin
kontak thermostat menutup sehingga arus listrik dapat mengalir melalui kontak
thermostat. Jika kondisi strip bimetal mulai panas, maka salah satu metal akan
memanjang lebih panjang dari metal lainnya, sehingga strip bimetal cenderung
melengkung ke atas atau kebawah. Gerakan melengkung ini dimanfaatkan untuk
membuka kontak thermostat, sehingga memutuskan arus listrik.
33
Ada dua tipe strip bimetal berdasarkan pergerakan yang dilakukannya
akibat adanya perubahan suhu. Tipe pertama adalah "snap-action" yakni yang
menghasilkan aksi buka/tutup kontak secara langsung pada titik suhu yangtelah
ditetapkan. Tipe kedua adalah slower "creep-action" yakni aksi pemutusan atau
pembukaan kontak dilakukan secara tidak langsung tetapi secara gradual
mengikuti perubahan suhu. Thermostat tipe Snap-action lazim digunakan untuk
pengontrolan suhu peralatan rumah tangga seperti seterika listrik, tangki
pemanas air, dan dijumpai pula pada pengontrolan suhu ruang pada suatu unit
tata udara.
Thermostat tipe creeper, terdiri dari koil bimetal atau spiral bimetal yang
akan mengembang secara perlahan ketika mengalami perubahan suhu. Biasanya,
thermostat tipe creeper ini lebih sensitif terhadap perubahan suhu dibandingkan
dengan tipe snapper. Thermostat tipe creeper digunakan pada temperature gauge
dan temperature dial.
Meskipun thermostst tipe snapper lebih murah, tetapi memiliki kelamahan
utama yaitu rentang histerisis yang lebar ketika kontak mulai membuka atau menutup
kembali. Misalnya, thermostat diatur pada set point 20oC tetapi baru akan membuka
kontaknya pada suhu 22oC dan akan menutup kembali pada suhu 18oC.
34
Gambar 34. Contoh thermal switch
35
Contoh pemakaiannya adalah thermal switch pada motor listrik, kipas angin
listrik, kompresor sistem pendingin dan lain-lain. Dimana thermal switch di
tempal pada bodi dari motor dan pada saat temperatur ambang terlewati maka
motor akan mati. Beberapa jenis thermal switch untuk aplikasi ini dilengkapi
pengaturan tekanan pegas terhadap plat bimetal sehingga temperatur
maksimumnya bisa diatur seperti pada setrika listrik
5. Sensor suhu IC LM 35
Sensor suhu yang dikemas di dalam sebuah integrated circuit (IC) telah
tersedia dalam berbagai konfigurasi. Salah satu yang sangat populer adalah IC seri
LM34 dan LM35. LM34 menghasilkan tegangan output yang proporsional
terhadap suhu Fahrenheit, dan LM35 menghasilkan tegangan output yang
proporsional terhadap suhu Celcius.
36
Gambar 36. Spesifikasi Keluarga LM34 dan LM35
Gambar 37. Tipikal Aplikasi LM35 Untuk Mengukur Suhu Positif & Negatif
Karakteristik IC LM 35:
37
Tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/oC. Dengan memberikan
tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor ini mampu bekerja pada
rentang suhu -55oC – 150oC. Tegangan keluaran dapat diatur 0 V pada suhu 0oC
dan ketelitian sensor ini adalah ± 1oC. Data yang lebih lengkap dapat diunduh
(didownload) di www.national.com/catalog/sg2261.html.
38
d. Rangkaian tidak rumit
e. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal
Contoh Aplikasi:
Buat konstruksi sensor suhu dengan menggunakan LM35 yang memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
a. Range: 5 - 100oC
b. Supply voltage : 5V
c. Output : 0,1 V/oC
Penyelesaian:
Persyaratan yang diinginkan untuk sensor suhu agar mampu beroperasi dengan
rentang 5 hingga 100oC akan dapat terpenuhi karena LM35 memiliki rentang
suhu -55o hingga 150oC. Karena rentang suhu yang diharapkan bernilai positif,
kalian dapat menggunakan rangkaian seperti Gambar 5.14 menggunakan catu
daya 5 V.
Spesifikasi output 0,1V/ o C atau 0,1V = 1o C , berarti sepuluh kali lebih besar
dari output LM35. Untuk itu diperlukan penguatan sinyal dengan op-amp . Nilai
gain untuk amplifiernya dapat di-set = 10 dengan memilih resistor secara tepat,
yaitu:
𝑹𝑹𝒇𝒇
𝑮𝑮𝑮𝑮𝑮𝑮𝑮𝑮 = 𝑨𝑨 = + 𝟏𝟏 = 𝟏𝟏𝟏𝟏
𝑹𝑹𝒂𝒂
39
Gambar 38. Rangkaian Sensor Suhu dengan Rentang Positif
40
5) Tidak berisik saat beroperasi dengan kecepatan tinggi.
Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna untuk
mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo. Adapun penjelasan
sederhananya, posisi poros output akan di sensor untuk mengetahui posisi poros
sudah tepat seperti yang di inginkan atau belum, jika belum maka kontrol input
akan mengirim sinyal kendali untuk membuat posisi poros tersebut tepat pada
posisi yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem kontrol loop
tertutup, perhatikan contoh sederhana beberapa aplikasi lain dari sistem kontrol
loop tertutup, seperti penyetelan suhu pada AC, kulkas, setrika dan lain
sebagainya. Motor servo biasa digunakan dalam aplikasi-aplikasi di industri,
selain itu juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain seperti pada mobil mainan
radio kontrol, robot, pesawat, dan lain sebagainya.
Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear, potensiometer dan
rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari
putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar
pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Tampak pada gambar
dengan pulsa 1.5 ms pada periode selebar 2 ms maka sudut dari sumbu motor
akan berada pada posisi tengah. Semakin lebar pulsa OFF maka akan semakin
41
besar gerakan sumbu ke arah jarum jam dan semakin kecil pulsa OFF maka akan
semakin besar gerakan sumbu ke arah yang berlawanan dengan jarum jam. Motor
servo biasanya hanya bergerak mencapai sudut tertentu saja dan tidak kontinyu
seperti motor DC maupun motor stepper. Walau demikian, untuk beberapa
keperluan tertentu, motor servo dapat dimodifikasi agar bergerak kontinyu. Pada
robot, motor ini sering digunakan untuk bagian kaki, lengan atau bagian-bagian
lain yang mempunyai gerakan terbatas dan membutuhkan torsi cukup besar
Ada dua jenis motor servo, yaitu motor servo AC dan DC. Motor servo AC
lebih dapat menangani arus yang tinggi atau beban berat, sehingga sering
diaplikasikan pada mesin-mesin industri. Sedangkan motor servo DC biasanya
lebih cocok untuk digunakan pada aplikasi-aplikasi yang lebih kecil. Dan bila
dibedakan menurut rotasinya, umumnya terdapat dua jenis motor servo yang dan
terdapat di pasaran, yaitu motor servo rotation 180⁰ dan servo rotation continuous.
1) Motor servo standard (servo rotation 180⁰) adalah jenis yang paling umum dari
motor servo, dimana putaran poros outputnya terbatas hanya 90⁰ kearah kanan
dan 90⁰ kearah kiri. Dengan kata lain total putarannya hanya setengah
lingkaran atau 180⁰.
2) Motor servo rotation continuous merupakan jenis motor servo yang sebenarnya
sama dengan jenis servo standard, hanya saja perputaran porosnya tanpa
batasan atau dengan kata lain dapat berputar terus, baik ke arah kanan maupun
kiri.
3) Bagian-bagian motor servo:
4)
Gambar 40. Cara pengendalian dari motor servo
42
Gambar 41. Bagian dari motor servo
Motor servo merupakan motor yang berputar lambat, biasanya ditunjukkan oleh
rate putarannya yang lambat, namun demikian memiliki torsi yang kuat karena
internal gearnya.
Ciri sebuah motor servo:
1) Memiliki 3 jalur kabel : power, ground, dan control
2) Memiliki sinyal control mengendalikan posisi
3) Operasional dari servo motor dikendalikan oleh sebuah pulsa selebar ± 20 ms,
dimana lebar pulsa antara 0.5 ms dan 2 ms menyatakan akhir dari range sudut
maksimum.
4) Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan feedback
control
43
Gambar 42. Pengendalian putaran motor servo dengan PWM
Ketika lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor servo akan
bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan, dan berhenti pada
posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada posisi tersebut. Jika ada kekuatan
eksternal yang mencoba memutar poros motor atau mengubah posisi poros motor,
maka motor servo akan mencoba menahan atau melawan dengan besarnya
kekuatan torsi yang dimilikinya (rating torsi servo). Namun motor servo tidak
akan mempertahankan posisinya untuk selamanya, sinyal lebar pulsa kendali
harus diulang setiap 20 ms (mili detik) untuk menginstruksikan agar posisi poros
motor servo tetap bertahan pada posisinya.
Contoh lain cara kerja motor DC servo Hitec dengan spesifikasi HS-322HD
44
1
Gambar 43. Cara kerja motor dc servo Hitec seri HS-322HD
45
Macam-macam bentuk motor servo yang ada di pasaran
46
lainnya.
Torque, T
Load
Stepper
AC Servo
DC Servo
Operating
Points
Speed, ω
(a).
(b)
Gambar 48. (a). Contoh aplikasi motor servo untuk posisi benda kerja
(b). Contoh aplikasi motor servo untuk pada sistem otomatis
47
Forum Diskusi
Diskusikanlah jawaban dari soal-soal berikut :
1. Jelaskan prinsip kerja dari ilustrasi Gambar 47b di atas
2. Jelaskan dengan diberikan contoh, apa perbedaan antara sensor dan transduser
?
3. Klasifikasikan sensor yang dipakai dalam lingkungan otomasi !
4. Jelaskan perbedaaan sensor jenis PTC dan NTC!
5. Jelaskan macam-macam sensor suhu jenis tak langsung dan lengkapi dengan
contoh gambarnya!
C. Penutup
1. Rangkuman
Sistem kendali yang melibatkan sensor dan aktuator seperti analogi manusia
mempnyai panca indra atau lima sistem indra, yaitu indra perasa, indra penglihatan,
indra pendengaran, indra peraba, indra penciuman, maka fungsi dari sensor &
transduser pada sistem otomasi meng indra besaran fisis yang penting untuk suatu
proses atau sering disebut sebagai parameter proses.
Sensor merupakan transducer yang digunakan untuk mendeteksi kondisi
suatu proses. Yang dimaksud transducer yaitu perangkat keras untuk mengubah
informasi suatu bentuk energi ke informasi bentuk energi yang lain secara
proporsional. Contoh sensor untuk mengukur level BBM dalam tangki mobil,
besaran level/ posisi di konversikan ke sinyal transducer yang ada pada dashboard
mobil menjadi besaran tahanan kemudian diubah ke besaran listrik untuk
ditampilkan.
Sensor suhu mempunyai beberapa model dan jenis contoh sensor suhu yang
ada di pasaran, diantaranya PTC, NTC, PT100, LM35, thermocouple dan lain-lain.
karakteristik beberapa jenis sensor suhu. Termistor atau tahanan thermal adalah
komponen semikonduktor yang memiliki karakter sebagai tahanan dengan
koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya negatif. Ada 2 jenis
termistor yang sering kita jumpai dalam perangkat elektronika yaitu NTC (Negative
Thermal Coeffisien) dan PTC (Positive Thermal Coeffisien).
48
Sensor termokopel adalah sensor yang mampu mengukur suhu sangat tinggi
sehingga sensor suhu termokopel ini sering digunakan untuk industri pengolahan
minyak atau baja.
Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika
elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor.
Kelebihan Sensors LM35 diantaranya adalah; a) mempunyai rentang suhu
yang jauh, antara -55 sampai +150oC; b) Low self-heating, sebesar 0.08oC; c)
beroperasi pada tegangan 4 sampai 30 V; d) Rangkaian tidak rumit; dan e) Tidak
memerlukan pengkondisian sinyal.
Kelemahan Sensors LM35 adalah membutuhkan sumber tegangan untuk
beroperasi LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor
(TO-92). Komponen yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu
hingga 100 derajad Celcius, tetapi tidak cocok untuk pengukur suhu yang sensornya
dimasukan dalam cairan.
2. Tes Formatif
1. Alat untuk mendeteksi / mengukur suatu besaran fisis berupa variasi mekanis,
magnetis, panas, sinar dan kimia dengan diubah menjadi tegangan dan arus listrik
disebut…..
A. Sensor D. Adapter
B. Tranduser E. Encloser
C. Router
49
3. Resistansi Sensor LDR (Light Dependent Resistor) akan berubah seiring dengan
perubahan …
A. Intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
B. Intensitas hambatan yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
C. Intensitas suhu yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
D. Intensitas panas yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
E. Intensitas temperatur yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
4. Sensor yang dapat mengubah langsung dari energi yang mempunyai besaran bukan
listrik menjadi energi besaran listrik disebut ….
A. Sensor mekanis D. Sensor thermal
B.sensor pasif E. Sensor cahaya
C. Sensor aktif
6. Sensor yang berfungsi untuk membaca pergerakan garis lurus, secara linear adalah …
A. PTC D. RTD
B. Photodioda E. LVDT
C. NTC
50
B. Potensiometer E. Photodioda
C. NTC
Daftar Pustaka
Andrzej_M._Pawlak. 2007. Sensors_and_Actuators_in_Mechanical. by Taylor &
Francis Group, LLC CRC Press is an imprint of Taylor & Francis Group, an
Informa business
Hans-Rolf Tränkler, Ernst Obermeier. 2005. Sensor technik: Handbuch für Praxis und
Wissenschaft
Pavel Ripka and Alois Tipek. 2007. Modern Sensors Handbook. London. Library of
Congress Cataloging-in-Publication Data
http://www.autonics.com/products/products_2.php?big=01&mid=01/01
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/teori-sensor-dantransduser-elektronika/
http://www.rdfcorp.com/products/aerospace/sp-002_pf.html
http://hznplc.blogspot.com/2013/02/sekilas-sensor-sekilas-sensorsensor.html
www.national.com/catalog/sg2261.html.
51
52
No. Kode: Dar2/Profesional /413/4/2019
PENDALAMAN MATERI
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
MODUL 4
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
Oleh
Dr. Ta’ali, MT.
Habibullah, M.T
Risfendra, Ph.D
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama di bawah
pengarahan suatu kecerdasan mesin. Dalam kebanyakan kasus, rangkaian
elektronika menghasilkan kecerdasan, dan komponen-komponen
elektromekanik, seperti sensor dan motor, bertindak sebagai antar-muka
dengan dunia fisik. Sebagai contoh data loger intensitas pemanasan
matahari, arah dan kecepatan angin, kelembaban, suhu dan curah hujan
yang ditransmisikan melalui frekuensi gelombang radio dan data tersebut
diterima oleh sebuah receiver yang terhubung dengan sistem komputer
yang terpasang jauh dari objek sensor yang secara simultan dan kontinyu
memberikan informasi tentang kondisi cuaca di lapangan, dimana
perangkat sensor tersebut terpasang pada tiang yang posisinya dapat di atur
secara remote. Komputer lalu menampilkan kondisi tersebut secara real
time di sisi operator. Untuk merancang dan memperbaiki sistem ini, anda
harus menguasai ilmu elektronika dan digital, ilmu mekanika dan prinsip-
prinsip sistem kontrol.
Pada masa lalu, yang disebut mesin atau proses otomatis adalah semua
yang dikontrol baik dengan rangkaian elekronika analog, maupun dengan
rangkaian yang memakai saklar (switch), relai (relay) dan pewaktu (timer).
Sejak kemajuan mikroprosesor yang murah,semakin banyak piranti dan
sistem yang dirancang-ulang untuk menyertakan pengontrol mikroprosesor.
Contohnya termasuk mesin fotokopi, mesin minuman-ringan, robot dan
pengontrol proses industri. Banyak dari mesin-mesin ini memanfaatkan
kemampuan pengolahan mikroprosesor yang semakin ampuh, dan
akibatnya menjadi lebih canggih dan menyertakan fitur-fitur baru.
54
Pada materi ini akan dibahas mengenai sistem kontrol elektromekanis dan
sistem kontrol elektronik, untuk sistem kontrol digital dan
mikrokontroller/mikroprosesor akan dibahas secara terpisah pada mata
pelajaran Sistem kontrol terprogram. Penggunaan komponen-komponen
sistem kontrol elektromekanik dan elektronik dibahas dalam materi ini.
2. Relevansi
Relevansi materi KB2 ini erat kaitanya dengan KB1, dimana pada KB1
dibahas mengenai sensor sensor yang banyak digunakan dalam kontrol
elektromekanik dan elektronik ini.
3. Petunjuk Belajar
Modul ini disusun untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran
mandiri bagi rekan-rekan peserta PPG, untuk itu agar dapat memperoleh
hasil pembelajaran maksimal maka harus mengikuti petunjuk-petunjuk
berikut.
a. Baca dan pahami capaian pembelajaran dan subcapaian pembelajaran
yang diharafkan terlebih dahulu sebelum mempelajari materi pada
kegiatan belajar ini.
b. Baca dan pahami materi pembelajaran pada modul ini secara berurutan
karena modul ini telah didesain untuk dapat dipelajari secara terstruktur
dan berurutan.
c. Persiapkan bahan bacaan lain baik dari buku referensi yang terkait
maupun dari sumber internet untuk melengkapi bahan bacaan dalam
mempelajari materi dalam modul ini
d. Pahami setiap contoh permasalahan dan penyelesaian yang diberikan
untuk memantapkan pemahaman materi pembelajaran pada modul ini.
b. Kerjakan tes formatif yang tersedia untuk mengukur kemampuan rekan-
rekan terhadap materi pada KB ini setelah mempelajarinya secara utuh.
55
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran (CPBS)
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu menguasai teori dan
aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan yang mencakup: (1) pembangkit
tenaga listrik, (2) jaringan tenaga listrik, (3) instalasi tenaga listrik, (4) teknik
otomasi industri, (5) teknik pendingin dan tata udara, dan (6) teknik tenaga
listrik, termasuk advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan
aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan)
dalam kehidupan sehari-hari; yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten),
“mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-
hari) sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi
keahlian yang dibutuhkan DUDI.
2. Sub Capaian Pembelajaran (CPMK)
Menganalisis konsep esensial materi teknik otomasi industri dan aplikasinya
dalam pembelajaran ketenagalistrikan
3. Bahan Kajian
Sistem kotrol elektromekanik dan elektronik Teknik otomasi industri dan
aplikasinya dalam pembelajaran ketenagalistrikan.
4. Sub Bahan Kajian
Kegiatan Belajar 2 Sistem Kontrol Elektromekanik dan Elektronik
5. Indikator ensensial
a. Dengan diberikan diagram, peserta dapat menentukan kondisi operasi dan
spesifikasi elemen masukan sistem kontrol elektromekanik dan elektronik.
b. Dengan diberikan permasalahan, peserta dapat menganalisis gangguan
sistem kontrol elektromekanik dan elektronik berbasis rele.
6. Uraian Materi
a. Sistem Kontrol Elektromekanik
1) Komponen Sistem Kontrol Elektromekanik
Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama di
bawah pengarahan suatu kecerdasan mesin. Dalam kebanyakan kasus,
56
rangkaian elektronika menghasilkan kecerdasan, dan komponen-
komponen elektromekanik, seperti sensor dan motor, bertindak sebagai
antar-muka dengan dunia fisik. Beberapa komponen sistem kontrol
elektromekanik yang digunakan dalam otomasi industri dapat
dijelaskan sebagai berikut.
a) Switch/Saklar
Switch/saklar biasanya digunakan untuk memutus atau
menyambungkan rangkaian dari sumber listrik. Contoh: saklar
toggle, adalah bentuk saklar yang paling sederhana, dioperasikan
oleh sebuah tuas toggle yang dapat ditekan ke atas atau ke bawah.
Menurut konvensinya, posisi ke bawah mengindikasikan keadaan
‘hidup’, atau ‘menutup’ atau ‘disambungkan’. Saklar toggle yang
diperlihatkan gambar 2.1 memiliki tuas dengan posisi ke atas. Di
belakang tuas terdapat sebuah alur sekrup (dolly) yang dilengkapi
dengan sebuah mur besar. Alur dan mur ini digunakan untuk
memasangkan saklar disebuah panel. Di bagian belakang saklar
terdapat dua buah (cantolan) terminal, tempat dimana ujung kabel
listrik disambung dan disolder.
c) Limit Switch
Limit switch bisa dikatakan sebagai sensor pembatas, dalam artian
mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa mengontrolnya
atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat
membatasi gerakan mesin dan tidak sampai melewati batas,
pemakaiannya pun sangat umum dan banyak.
https://electrozone94.blogspot.com/2013/09/saklar-switch.html
Gambar 2.5. Limit switch
d) Relai
Relai adalah alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara
mekanis mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat
untuk pengontrolan jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan
dan arus tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah.
Bekerja berdasarkan pembentukan elektromagnet yang
menggerakkan elektromekanis penghubung dari dua atau lebih titik
59
penghubung (konektor) rangkaian sehingga dapat menghasilkan
kondisi kontak ON atau kontak OFF atau kombinasi dari keduanya.
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/05/pengendalian-kontrol-motor-listrik.html
e) Kontaktor
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja
berdasarkan kemagnetan, artinya saklar ini dapat bekerja apabila
ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai penarik dan
pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu
mengalirkan dan memutuskan arus listrik dalam keadaan normal.
Arus listrik yang mengalir secara normal adalah arus listrik yang
mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Kumparan magnet
kontaktor (coil) dapat dirancang untuk arus searah (DC) atau arus
bolak-balik (AC). Kontaktor AC pada inti magnetnya dipasang
cincin hubung singkat untuk menjaga arus kemagnetan tetap stabil,
60
sehingga kontaktor tersebut bekerja normal. Sedangkan pada
kumparan magnet DC tidak dipasang cincin hubung singkat. Bila
kontaktor DC digunakan pada tegangan bolak-balik (AC) maka
kemagnetannya akan timbul dan hilang setiap saat mengikuti bentuk
gelombang tegangan bolak-balik (AC).
Kontaktor memiliki rating tegangan dan arus yang lebih besar dari
relay sehingga umumnya digunakan sebagai high power switch
pada motor, lampu dan peralatan listrik lainnya.
https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-magnetic-contactor-mc/
https://listrikpemakaian.wordpress.com/2011/07/11/kontaktor-magnetik-magnetic-contactor-mc/
f) Kontak Auxilary
Merupakan peralatan pembantu untuk sebuah kontaktor dan
bertujuan untuk menyediakan terminal normally open dan normally
close lebih banyak yang bisa dihubungkan ke rangkaian lain seperti
aktivasi timer, lampu indicator, kontaktor lainnya, circuit breaker,
62
atau overload thermal. Kontak auxiliary ini dipasang diatas dari
kontaktor utama.
h) Interlock Unit
63
Merupakan bagian tambahan yang dapat dipasangkan antara dua
kontaktor sehingga masing – masing kontaktor tidak bekerja
bersamaan. Interlock unit ini dipergunakan untuk switching
perubahan arah putaran pada motor
64
(2) Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara
mendadak.
(3) Terbukanya salah satu fasa dari motor 3 fasa.
65
Gambar 2.12. Simbol Thermal Overloadl relay
https://www.tneutron.net/elektro/thermal-load-relay/
https://www.tneutron.net/elektro/thermal-load-relay/
66
https://www.tneutron.net/elektro/thermal-load-relay/
68
Gambar 2.16. Tata Letak dan wiring diagaram rangkaian Direct On line.
69
MCCB (moulded Case Circuit Breaker ) berfungsi sebagai
pengaman utama pada rangkaian. MCCB bekerja dengan
memutuskan sumber listrik rangkaian pada saat terjadi over current
(arus lebih) maupun saat terjadi Short Circuit (hubung singkat).
Selain itu, MCCB juga berfungsi sebagai pemutus atau penghubung
rangkaian manual dengan menurunkan atau menaikan tuas yang ada
pada MCCB. Ukuran MCCB yang digunakan untuk rangkaian
DOL (direct on Line) disesuaikan dengan besar daya motor listrik.
Cara menentukan besar ampere MCCB (breaker) yang digunakan
pada rangkaian DOL adalah :
125% x In (125 persen kali arus nominal motor yang digunakan)
Untuk Setting Arus pada thermal overload relay dapat disesuaikan
juga dengan ukuran daya dan arus nominal pada nameplate motor
dengan arus setting 110% dari arus maksimum motor.
b) Pengontrolan penghasutan Υ-Δ
Pengasutan Υ-Δ bertujuan untuk menurunkan arus starting sebesar
33,33% dari arus start DOL motor. Rangakaian pengasutan Υ-Δ
digunakan untuk motor berdaya kurang dari 22 kW dan untuk motor
yang berdaya besar dari 22 kW digunakan autotransformer. Pada
gambar 2.17, memperlihatkan pengontrolan motor dengan pengasut
Υ-Δ secara otomatis.
70
Gambar 2.17. wiring diagram motor diasut Υ-Δ
Kinerja rangkaian: Pada gambar 2.18, ada dua buah motor 1 dan
motor 2. Pada start awal harus dimulai dari motor 1 (motor 2 tidak
bisa distart sebelum motor 1 beroperasi) dengan menekan tombol
ON1 dari gambar 2.19. Setelah motor 1 bekerja, motor 2 dapat
beroperasi dengan menekan tombol ON2. Untuk menghentikan
motor beroperasi, harus dimulai dengan menstop motor 2 terlebih
dahulu dengan menekan tombol OFF2 dari gambar 2.19,
selanjutnya men-stop motor 1 beroperasi.
72
Gambar 2.19. Diagram kontrol motor berurutan
73
Gambar 2.20. Diagram daya motor dahlander
74
Gambar 2.21. Diagram kontrol motor dahlander
d). Kontrol arah putaran motor ke kiri atau kanan motor induksi 3 fasa
Motor Bolak Balik ini adalah salah satu kerja motor induksi 3
phasa yang sering digunakan pada mesin mesin produksi oleh banyak
kalangan industri, baik industri kecil maupun industri besar. Secara
spesifik penggunaannya tidaklah terlalu penting, karena mesin mesin
produksi terus mengalami perkembangan dari segi pemanfaatan dan
kontruksi mesinnya itu sendiri. Namun secara prinsipalnya adalah
sama, yaitu membolak balikkan arah putaran motor induksi dengan
tombol tombol atau rangkaian interlock tertentu. Rangkaian Motor
induksi 3 phasa Bolak Balik atau Forward Reverse, melalui bahasa
gambar agar mudah mempelajarinya. Coba lihat gambar di bawah ini.
75
Gambar 2.22 arah putaran motor berdasarkan urutan fasa
Dalam gambar diatas dijelaskan:
gambar A: arah putaran motor ke arah kanan bila urutan phasa input
R-S-T masuk dalam rangkaian Breaker dan Kontaktor ke motor.
gambar B: arak putaran motor ke arah kiri bila urutan phasa input
yang masuk dalam rangkaian dan ke motor adalah kebalikannya, yaitu
T-S-R.
http://electric-mechanic.blogspot.com/2012/09/motor-bolak-balik-forward-reverse.html
76
Gambar 2.22 Rangkaian daya forward-reverse
Rangkaian forward-reverse sederhana memiliki beberapa komponen
diantaranya adalah :
• Dua buah kontaktor magnet yang masing-masing kontaktor
magnet memiliki satu buah kontak Normally Open (NO) dan satu
buah kontak Normally Close (NC).
• Dua buah push button atau tombol start yang pada umumnya
berwarna hijau dan berkontak Normally Open (NO) didalamnya.
• Satu buah push button atau tombol stop yang pada umumnya
menggunakan warna tombol merah dan berkontak Normally
Close (NC) didalamnya.
Dengan menggunakan ketiga komponen dasar inilah sistem forward-
reverse sudah dapat dijalankan. Namun mengingat bahaya kerusakan
pada komponen dan mesin yang dapat menimbulkan kerugian,
tentunya diperlukan komponen-komponen pendukung lainnya sebagai
pengaman sistem, komponen dan motor listrik. Pada umumnya di
dalam setiap sistem kontrol motor listrik 3 fasa terdapat pengaman
gangguan sistem kontrol yaitu sebuah mcb 1 Pole, berfungsi sebagai
pemutus arus pada sistem kontrol apabila terjadi gangguan atau short
circuit pada komponen dan sistem kontrol. Pada hal ini pengaman
dapat juga menggunakan fuse dengan nilai ampere yang disesuaikan.
Selain itu salah satu komponen pengaman motor listrik dari gangguan
arus berlebih yang dapat mengakibatkan motor listrik terbakar adalah
Thermal Overload Relay atau yang umun disingkat TOR.
Untuk menghindari terjadi kerusakan pada komponen listrik maka
penting dan perlu diperhatikan untuk dapat:
• Menyesuaikan penggunaan sumber tegangan listrik yang sesuai
dengan tegangan kerja koil kontaktor magnet yang digunakan.
• Menyesuaikan spesifikasi kontaktor magnet terhadap motor listrik
yang digunakan.
77
• Menyesuaikan spesifikasi Thermal Overload Relay terhadap motor
listrik yang digunakan.
www. Tesla-Institute.com
78
Lanjutkan dengan menekan tombol start forward untuk
menjalankan motor listrik berputar maju atau kekanan. Maka aliran
listrik akan mengalir menuju koil kontaktor forward (A1) dan
menjadikan koil kontaktor forward bertegangan kerja dan menjadi
ON.
Bersamaan dengan bekerjanya koil kontaktor forward, maka secara
mekanis terjadi perubahan kontak sebagai berikut:
Kontak kontaktor forward Normally Open menjadi Normally
Close. Fungsi dari kontak ini adalah sebagai pengunci arus listrik yang
mengalir menuju koil kontaktor forward agar tetap mengalir,
meskipun tombol start forward telah dilepas dan menjadi Normally
Open kembali.
Kontak kontaktor forward Normally Close menjadi Normally
Open. Kontak ini berfungsi sebagai pengaman, yaitu pemutus aliran
arus listrik menuju koil kontaktor reverse melalui tombol start reverse,
sehingga meskipun tombol start reverse ditekan maka tidak akan ada
aliran listrik yang mengalir ke koil kontaktor reverse, hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya hubungan singkat pada tegangan listrik
3 fasa.
3 buah kontak utama kontaktor magnet yang pada posisi OFF
berkontak NO menjadi NC pada posisi ON dan mengalirkan aliran
listrik 3 fasa menuju motor listrik melalui thermal overload relay.
Langkah selanjutnya tekan tombol stop untuk menghentikan
putaran motor listrik dan semua kontak serta aliran listrik akan
kembali seperti pada nomor 1&2 diatas, Lakukan langkah yang sama
seperti diatas (nomor 1,2&3) untuk mengoperasikan motor
berlawanan atau berbalik arah putaran dengan menekan tombol start
reverse setelah motor berhenti berputar.
b. Sistem Kontrol Elektronik
1) Komponen Sistem Kontrol Elektronik
79
Komponen-komponen sistem kontrol elektronik adalah alat-alat
semikonduktor, seperti dioda, thyristors, transistors, dan sebagainya
yang digunakan dalam rangkaian daya (power circuit) dari sebuah
konverter. Dalam elektronika daya, komponen sistem kontrol elektronik
yang digunakan dalam mode switching non-linier (mode on/off) dan
bukan sebagai amplifier linier. Dengan kata lain, alat-alat ini berprilaku
seperti sebuah saklar (switch) elektronik.
Sebuah saklar elektronik menghubungkan atau memutuskan secara
elektronik sebuah sirkuit AC atau DC dan biasanya bisa di-switch ON
dan/atau OFF. Konduksi biasanya dibolehkan dalam satu arah saja.
Dioda Ideal :
Forward conduction: lebih sedikit resistansi
Reverse blocking: lebih sedikit kerugian (tidak ada arus bocor)
Switch on/off time: Sesaat
b) Thyristor
Thyristor kadang-kadang disebut sebagai SCR (silicon-controlled
rectifiers). Ini adalah nama yang awalnya diberikan pada piranti ini
ketika ditemukan oleh General Electric (USA) sekitar tahun 1957.
81
Tetapi nama ini tidak pernah diterima dan digunakan secara
universal.
Nama thyristor adalah istilah generik, yang dipakai pada satu
keluarga piranti semikonduktor yang mempunyai karakteristik-
karakteristik switching regeneratif. Ada banyak piranti dalam
keluarga Thyristor termasuk thyristor power, GTO, field controlled
thyristor (FCT), Triac, dll. Yang mempunyai dua terminal, yang
dinamakan anoda (A) dan katoda (K), serupa dengan sebuah dioda,
dan sebuah terminal kontrol ketiga yang dinamakan Gate (G), yang
digunakan untuk mengontrol sudut konduk (penyalaan) thyristor.
Secara operasional sama dengan dioda, kecuali diperlukan satu
pulsa tegangan positif sementara (momentary), pada terminal gate,
untuk konduksi bila disambungkan dalam arah maju. Sebuah
thyristor terdiri dari sebuah layer (wafer) silikon empat lapisan
dengan tiga junction P-N. Thyristor bertegangan tinggi dan ber-
daya tinggi kadang juga mempunyai sebuah terminal keempat, yang
dinamakan katoda pembantu (auxiliary). Ini digunakan untuk
sambungan ke sirkuit pemicu. Ini mencegah sirkuit untuk
mengganggu sirkuit gate.
Penampilan dan konstruksi thyristor sangat mirip dengan dioda,
kecuali bahwa terminal gate diperlukan untuk memicu thyristor ke
dalam mode konduksi.
Thyristor Ideal :
(1) Forward conduction: lebih sedikit resistansi
82
(2) Forward blocking: Lebih sedikit kerugian (tidak ada arus
bocor)
(3) Reverse-blocking: lebih sedikit kerugian (tidak ada arus bocor)
(4) Switch on/off time: Sesaat
83
sirkuit AC, output dari sebuah Triac adalah arus AC, bukan arus DC
en.wikipedia.org
84
https://elektronika-dasar.web.id/definisi-dan-prinsip-kerja-triac/
https://slideplayer.com/slide/6192426/
86
dinamakan kolektor (C) dan emitter (E), dan satu terminal kontrol
ketiga yang dinamakan base (B).
87
Gambar 2.33. Simbol FET
88
2) Penggunaan Komponen Sistem Kontrol Elektronik pada Otomasi
Industri
a) Transistor sebagai switch
(1) Kondisi Cut-Off Transistor
Gambar 2.35 memperlihatkan transistor yang dirangkai
sedemikian rupa (rangkaian Common-Emitter), dimana tahanan
beban RL dianggap terhubung seri dengan lainnya. Tegangan
total yang terdapat pada ujung-ujung rangkaian seri ini sama
dengan tegangan catunya ( UCC ) dan diberi notasi UR dan
UCE.
89
Bila transistor kita anggap sebagai switch, maka pada keadaan
ini switch tersebut akan ada dalam keadaan terbuka (OFF).
90
Gambar 2.36. Cara menghubungkan transistor
91
Guna menutup latch tersebut dapat juga dilakukan dengan
memberi trigger negatif pada basis Q1 yang mana akan
menyebabkan forward bias pada Q1. Cara lain adalah dengan
memberi tegangan UCC sedemikian besar sehingga melampaui
tegangan break-down dari dioda kolektor salah satu dari
transistor tersebut. Dengan terjadinya break-down ini, maka
timbul kolektor yang akan diterima basis transistor berikutnya
dan diperkuat dan cara ini disebut sebagai Break Over System.
Guna membuka latch tersebut ada beberapa cara, yaitu:
(a) Mengurangi tegangan catu UCC sehingga arus beban
berkurang.
(b) Memperbesar nilai RL atau sama sekali mencabutnya.
92
UDC dapat diatur dari 0 volt sampai dengan 𝑈𝑈𝑈𝑈/𝜋𝜋 volt
93
Gambar 2.39. Rangkaian pengontrolan DC gelombang penuh
94
Gambar 2.41. Bentuk gelombang tegangan pada rangkaian
pengontrol AC
95
tersebut dapat dibangun terdiri atas sebuah penyearah bridge dengan
kontrol SCR atau sebuah penyearah bridge dengan kontrol triac.
Keuntungan VFD
1. Energy Saving
Untuk system pompa sentrifugal, kita mengenal adanya prinsip dasar
hukum afinitas, yaitu :
o Volume flow berbanding lurus dengan kecepatan putar
o Pressure berbanding lurus dengan kuadrat dari kecepatan putar,
dan
o Input power (daya) berbanding lurus dengan pangkat tiga dari
kecepatan putar
Berdasarkan hukum afinitas tersebut, maka pengaturan kecepatan
putar sesuai variasi beban akan sangat signifikan mengurangi daya
yang dibutuhkan untuk melakukan kerja tersebut dengan
perbandingan hingga pangkat tiganya.
Kita ambil contoh, jika suatu pompa akan digunakan untuk
mengalirkan volume flow 50% dari range kerja normalnya, maka kita
bisa mengatur kecepatan putar pompa tersebut dengan mengurangi
setara 50% kecepatan putar normal. Dengan kecepatan yang
berkurang sebesar 50% atau ½ dari kecepatan normal, maka daya
yang dibutuhkan adalah hanya sebesar 1/8 dari daya normal, yang
97
artinya penghematan yang dilakukan adalah sebesar 7/8 kali dari daya
normal.
2. Mengurangi mechanical stress
VFD dapat digunakan sebagai salah satu metode soft starter*) untuk
melakukan start motor. Dengan adanya soft starter dapat mengurangi
adanya tekanan pada isolasi motor akibat munculnya arus yang tinggi
pada saat motor di-start, sehingga secara jangka panjang dapat
meningkatkan reliability terhadap isolasi motor. Dengan adanya VFD,
ketika motor di-start maka motor tidak akan langsung berputar ke
frekuensi kerja normalnya, tetapi berjalan pelan mulai dari frekuensi
rendah dan secara bertahap secara halus dinaikkan oleh VFD ke
frekuensi yang lebih tinggi hingga mencapai frekuensi normalnya.
*)Selain VFD ada beberapa metode yang lain yang dapat dipakai
sebagai soft starter.
3. Meningkatkan Power Factor
Berdasarkan hasil riset, dengan menggunakan VFD maka dapat
memperbaiki power factor 98ystem kelistrikan ke motor mulai 0.9
hingga mendekati unity power factor tergantung dari range kecepatan
dan teknologi peralatan yang digunakan untuk penyearahnya.
Namun selain memiliki kelebihan di atas, penggunaan VFD juga akan
memberikan efek negatif terhadap sistem seperti munculnya
harmonisa pada tegangan supply karena metode switching/ on-off
yang digunakan, serta efek lain seperti acoustic noise dan motor
derating.
Prinsip kerja dari VFD pada dasarnya adalah mengubah tegangan
bolak balik (AC) dari input menjadi tegangan searah (DC) oleh
AC/DC converter/ rectifier, kemudian di-filter untuk menghaluskan
hasil penyearah tegangan tersebut dan selanjutnya DC/AC inverter
akan mengubah kembali tegangan DC menjadi tegangan AC dengan
frekuensi tertentu yang sudah diatur tergantung kebutuhan. Karena
menggunakan prinsip inverter (pengubahan dari DC menjadi AC), di
98
pasaran VFD sering disebut juga sebagai peralatan inverter untuk
beberapa aplikasi produk.
7. Forum Diskusi
Pada rangkaian daya pengontrolan arah putaran kiri dan kanan dibawah ini
terjadi arah putaran yang tidak berubah, Kenapa hal tersebut terjadi dan
jelaskan kenapa arah putran tidak berubah ?
C. PENUTUP
1. Rangkuman
Sistem kontrol adalah sekumpulan komponen yang bekerja sama di
bawah pengarahan suatu kecerdasan mesin. Dalam kebanyakan kasus,
rangkaian elektronika menghasilkan kecerdasan, dan komponen-komponen
elektromekanik, seperti sensor dan motor, bertindak sebagai antar-muka
dengan dunia fisik.
99
Beberapa komponen sistem kontrol elektromekanik yang digunakan
dalam otomasi industri dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Switch/Saklar,
Switch/saklar biasanya digunakan untuk memutus atau menyambungkan
rangkaian dari sumber listrik
b. Push Button
Push Button terdiri dari 2 jenis, Push button NO (normally open)
digunakan untuk mengaktifkan rangkaian, sedangkan yang NC (normally
close) digunakan untuk memutus rangkaian dari sumber listrik.
c. Limit Switch
Limit switch bisa dikatakan sebagai sensor pembatas, dalam artian
mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa mengontrolnya atau
memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga dapat membatasi
gerakan mesin dan tidak sampai melewati batas, pemakaiannya pun sangat
umum dan banyak
d. Relai
Relai adalah alat yang dioperasikan dengan listrik dan secara mekanis
mengontrol penghubungan rangkaian listrik, bermanfaat untuk
pengontrolan jarak jauh dan untuk pengontrolan alat tegangan dan arus
tinggi dengan sinyal kontrol tegangan dan arus rendah
e. Kontaktor
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja
berdasarkan kemagnetan, artinya saklar ini dapat bekerja apabila ada gaya
kemagnetan
f. Kontak Auxilary
Merupakan kontak tambahan yang dapat dipasangkan pada bagian atas
atau samping dari kontaktor utama.
g. Lampu Indikator
Lampu-lampu indikator merupakan komponen yang digunakan sebagai
lampu tanda.
h. Interlock Unit
100
Merupakan bagian tambahan yang dapat dipasangkan antara dua kontaktor
sehingga masing – masing kontaktor tidak bekerja bersamaan.
i. Thermal Overload Relai
Merupakan relay yang bekerja apabila rangkaian yang dikontrol
mengalami kelebihan beban (overload).
101
Nama thyristor adalah istilah generik, yang dipakai pada satu keluarga
piranti semikonduktor yang mempunyai karakteristik-karakteristik
switching regeneratif.
c. Triac
Triac dalah piranti yang berbeda dari kategori thyristor. Menurut
konstruksinya terdiri dari dua buah SCR yang disambungkan anti-paralel
satu sama lainnya.
d. GTO (Gate turn-off thyristor)
Thyristor GTO adalah anggota lain dari keluarga thyristor. Penampilan
dan performanya sangat mirip dengan thyristor normal, dengan satu fitur
tambahan penting yakni bahwa ia dapat dimatikan (turn off) dengan
mengaplikasi pulsa arus negatif pada gate.
e. Field-controlled thyristor (FCT)
FCT diharapkan pada akhirnya menggantikan GTO karena ia mempunyai
sirkuit kontrol sederhana di mana biaya dan kerugian bisa dikurangi cukup
besar.
f. Bipolar junction transistors (BJT)
Transistor NPN, yang dikenal sebagai BJT, adalah alat hemat biaya untuk
digunakan dalam konverter elektronika daya. Transistor secara tradisional
telah digunakan sebagai alat-alat amplifikasi (penguat), di mana kontrol
basis arus digunakan untuk membuat transistor konduktif hingga derajat
yang lebih besar atau lebih kecil.
g. Field effect transistors (FET)
BJT adalah alat yang digerakkan arus. Arus mengalir melalui kontrol-
kontrol base dan aliran arus adalah antara kolektor dan emitter. FET Gate
dikontrol oleh tegangan. FET adalah tipe khusus transistor yang terutama
cocok untuk aplikasi switching berkecepatan tinggi.
h. Insulated gate bipolar transistor (IGBT)
IGBT adalah upaya untuk menyatukan fitur-fitur terbaik teknologi BJT
dan teknologi MOSFET. Konstruksi IGBT serupa dengan MOSFET
102
dengan satu lapisan tambahan untuk memberikan modulasi konduktivitas,
yang merupakan alasan untuk tegangan berkonduksi rendah BJT.
103
2. Tes Formatif
1. Perhatikan gambar berikut
104
C. Putar kiri
D. Putar kanan
E. Berputar semakin cepat
A. b1 ditekan
B. b1 dan b2 ditekan
C. b2 ditekan
D. b3 ditekan
E. b3 dan b2 ditekan
(1) (2)
105
Dari kondisi pada gambar di atas
A. Gambar (1) adalah ketika transistor dalam keadaan cut-off
B. Gambar (2) adalah ketika transistor dalam keadaan cut-off
C. Gambar (1) adalah ketika transistor dalam keadaan saturasi
D. Gambar (2) adalah ketika transistor dalam keadaan saturasi
E. Gambar (1) dan (2) adalah ketika transistor dalam keadaan
saturasi
5. Perhatikan gambar berikut
106
A. Mengoperasikan motor beurutan
B. Membalik putaran motor
C. Mengoperasikan motor putar searah
jarum jam
D. Mengoperasikan motor putar
berlawanan arah jarum jam
E. Menjalankan motor hubungan
bintang
8. Berapakah arus setting untuk Thermal overload relay jika motor yang
akan digunakan adalah motor 3 fasa 380 V, berdaya15 HP?
A. 13,75 A
B. 35,86 A
C. 21,72 A
D. 7,34 A
E. 6,34 A
107
9. Dari nameplate motor berikut tentukanlah rating TOR yang akan
digunakan
A. 4 A
B. 6 A
C. 9 A
D. 20 A
E. 32 A
3. Daftar Pustaka
Star Delta Starter – (Y-Δ) Starter Power, Control and Wiring Connection.
https://www.electricaltechnology.org/2012/02/star-delta-3-phase-
motor-starting.html. Diakses tanggal 9 oktober 2019.
109
110
No. Kode: Dar2/Profesional /413/4/2019
PENDALAMAN MATERI
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
MODUL 4
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
Oleh
Dr. Ta’ali, MT.
Habibullah, M.T.
Risfendra, Ph.D
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Singkat
Kegiatan Belajar (KB) bagian 3 dari modul 4 ini mendiskusikan tentang
penerapan sistem kontrol elektropneumatik yang dewasa ini sudah hampir dapat
dijumpai pada sistem otomasi industri, terutama pada industri makanan, obat-
obatan, perakitan dan pengepakan. Dengan bantuan modul ini, peserta mampu
mengenal komponen elektropneumatik dan memahami penerapannya pada sistem
otomasi industri.
Komponen elektropneumatik yang didiskusikan meliputi input; sensor,
regulator dan tombol, output; berbagai jenis katup dan silinder. Selanjutnya, untuk
memberi gambaran yang menyeluruh dari penerapannya pada sistem otomasi
industri, maka dalam kegiatan belajar ini dibahas juga materi tentang
keterkaitannya dengan PLC (Programmable Logic Controller).
2. Relevansi
Materi yang dibahas pada KB3 ini sangat relevan dengan perkembangan
teknologi industri kekinian mulai dari proses air minum kemesan, pengepakan dan
perakitan komponen. Terlebih lagi bidang kajian ini juga berpeluang besar dalam
menyerap tenaga kerja yang sesuai dengan level operator otomasi industri.
3. Petunjuk Belajar
Modul ini disusun untuk peserta PPG sebagai pengayaan materi tentang
sistem kontrol elektropneumatik dan penerapannya dalam otomasi industri. Namun,
materi dasar yang meliputi kontrol magnetik dan rangkaian listrik dasar menjadi
prasyarat yang tidak dapat diabaikan dalam kesuksesan dalam
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran (CPBS)
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta mampu menguasai teori
dan aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan yang mencakup: (1) pembangkit
tenaga listrik, (2) jaringan tenaga listrik, (3) instalasi tenaga listrik, (4) teknik
Risfendra hal. 2
otomasi industri, (5) teknik pendingin dan tata udara, dan (6) teknik tenaga listrik,
termasuk advance materials secara bermakna yang dapat menjelaskan aspek “apa”
(konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan) dalam kehidupan
sehari-hari; yang dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi),
dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) sehingga dapat
membimbing peserta didik SMK mencapai kompetensi keahlian yang dibutuhkan
DUDI.
3. Bahan Kajian
Sistem kontrol elektro pneumatik dalam otomasi industri serta aplikasinya dalam
pembelajaran ketenagalistrikan
5. Indikator Pembelajaran
a. Dengan diberikannya kasus, peserta dapat mengaplikasikan elemen masukan dan
sensor elektropneumatik
b. Dengan diberikan sebuah kasus, peserta dapat menerapkan rangkaian kontrol
elektropneumatik untuk keperluan otomasi industri
6. Uraian Materi
A. Pengenalan Sistem dan Komponen Elektropneumatik
Penggabungan teknologi listrik dan pneumatik telah memegang peranan
penting dalam pengembangan pemecahan masalah otomasi industri. Lebih dari
itu, pembiayaan yang efisien dan sistem produksi yang efektif membuat kualitas
dapat ditingkatkan dengan mudah dan operasional mesin dapat diminimumkan.
Sistem kendali elektropneumatik mempunyai beberapa keuntungan untuk
mengembangkan suatu sistem kendali. Sinyal yang dikirimkan dapat memiliki
jarak yang lebih jauh, waktu transmisi sinyal yang lebih singkat dengan
menggabungkan dengan komponen elektrik. Dalam modul ini komponen
hal. 3
elektropneumatik yang dibahas diterapkan dalam bidang kendali otomasi
industri pada sistem perakitan sederhana sesuai tuntutan pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan bidang keahlian Teknik Listrik dan Otomasi
Industri.
Informasi kondisi proses/mesin yang dikendalikan diperoleh dari sensor
limit switch dan sensor magnet (proximity). Informasi ini diteruskan ke
pengendali (controller) yang juga dapat berupa rangkaian relai pada sistem
kendali konvensional atau dapat pula berupa PLC untuk sistem kendali digital.
Hasil pengolahan sinyal digunakan untuk mengendalikan peralatan keluaran.
Peralatan keluaran biasanya terdiri dari dua bagian, yaitu aktuator elektrik dan
aktuator pneumatik.
Pada sistem kendali elektropneumatik selain katup solenoid, diperlukan
juga sejumlah katup pneumatik tambahan yang diperlukan untuk mengatur
tekanan udara pada sistem, memblokir aliran udara, menambah kecepatan gerak
piston, memperkecil udara masuk dan keluar, merubah energi pneumatik
menjadi energi listrik
Komponen komponen utama dari sistem elektropneumatik ini terbagi
menjadi komponen pneumatik dan komponen listrik. Komponen pneumatik
meliputi; katup pengatur tekanan (regulator), silinder, katup selenoid dan
komponen pendukung.
hal. 4
(a) (b)
2) Silinder (Cylinder)
Silinder Aksi-Tunggal
(a) (b)
Gambar 2. Konstruksi fisik silinder pneumatik Festo
(a)Aksi-Tunggal (b)Aksi-Ganda
3) Simbol Katup
hal. 5
b. Jumlah kotak menunjukkan berapa banyak posisi katup
4) Katup Solenoid
Komponen ini lebih sering disebut dengan nama bahasa asing Solenoid Valve.
Bedanya komponen ini dengan katup pneumatik adalah dilengkapinya dengan
komparan listrik yang berfungsi sebagai magnet untuk menggeser posisi katup.
Gambar 3 memperagakan konstruksi fisik katup solenoid dari jenis yang berbeda.
hal. 6
Katup 3 /2, Posisi Normally Closed,
Aktivasi Solenoid, pengembali pegas
Katup 5 /2
Nonaktivasi Solenoid, pengembali pegas
Katup 5 /2
Aktivasi Solenoid Y1, Nonaktivasi Solenoid
Y2
Katup 5 /3
Posisi tengah menyumbat
Aktivasi Solenoid Kiri, pengembali pegas
Aktivasi Solenoid Kanan, pengembali pegas
Gambar 3. Penampakan fisik katup solenoid Festo (a) 2/2 (b) 5/2 (c) 5/3
Silencer
Komponen utama yang membangun rangkaian listrik terdiri dari tombol tekan,
saklar pembatas, saklar proksimitas, relai dan katup solenoid.
hal. 7
1) Tombol tekan atau saklar
Saklar dipasang pada suatu rangkaian untuk mengalikan arus listrik pada
rangkaian tersebut. Saklar ini dibagi sebagai tombol tekan dan saklar kontrol.
a. Saklar kontrol dioperasikan secara mekanik pada posisi yang telah ditentukan.
Posisi saklar tetap tidak berubah sampai pada posisi saklar yang baru ditentukan.
Contoh: saklar lampu di rumah.
b. Tombol tekan hanya dapat mempertahankan posisi yang ditentukan sepanjang
saklar tersebut telah diaktuasikan (ditekan). Contoh: tombol bel.
Kontak terbuka secara normal (NO, Normaly Open), rangkaian terbuka apabila
saklar ada pada posisi awalnya (tidak diaktifkan), arus tidak mengalir ke beban.
Rangkaian tertutup dengan menekan tombol tekan, arus mangalir ke beban. Ketika
tombol dilepas, maka pegas mengembalikan saklar ke posisi awal (terbuka). Gambar 4
memperagakan simbol dan prinsip kerja dari tombol tekan NO.
Poros
Kontak
Pegas
Kontak tertutup secara normal (Normaly Close), rangkaian tertutup apabila saklar
ada pada posisi awalnya (tidak diaktifkan), arus mengalir ke beban. Rangkaian terbuka
dengan menekan tombol tekan, arus tidak mengalir ke beban. Ketika tombol dilepas,
maka pegas mengembalikan saklar ke posisi awal (tertutup). Simbol dan prinsip kerja
dari tombol tekan NC ini diperagakan pada Gambar 5.
hal. 8
Poros
Kontak
Pegas
Gambar 6. Simbol dan gambar bentuk fisik dari tombol tekan kombinasi NO/NC
Saklar pembatas (limit switch) diaktifasi ketika suatu bagian mesin atau benda-
benda kerja sedang dalam posisi tertentu. Secara normal, aktifasi diberlakukan dengan
suatu gerakan. Saklar pembatas (limit switch) ini berubah kondisi kontak-kontak nya
sebagaimana yang telah dijelaskan pada tombol tekan; ada normal terbuka (NO),
normal tertutup (NC) atau perubahan kondisi kontak (CO, change over).
hal. 9
Gambar 7. Konstruksi saklar pembatas (Limit Switch)
3) Proximity switch
hal. 10
Gambar 9. Konstruksi dan bentuk fisik Reed switch.
Proximity switch inductive terdiri dari oscilator (1), frekuensi modulasi (2) dan
amplifier (3). Bila sumber tegangan dihubungkan, oscilator tersebut membangkitkan
gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tinggi yang terinduksi di depan sensor.
Sensor proximity inductive dapat digunakan untuk mendeteksi objek logam.
hal. 11
Gambar 10. Diagram proximity switch inductive.
Proximity switch capacitive sama dengan Sensor proximity inductive terdiri dari
oscilator (1), frekuensi modulasi (2) dan amplifier (3). Bila sumber tegangan
dihubungkan, oscilator RC tersebut membangkitkan gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi tinggi yang terinduksi di depan sensor. Proximity switch capacitive
dapat digunakan untuk mendeteksi objek non logam.
hal. 12
a. Sensor optik reflektif tersebar (diffuse)
b. Penghambat cahaya reflektif (retro)
c. Penghambat cahaya searah (through beam)
Gambar 13. Prinsip kerja dari tiga macam Proximity switch optic
Relai (Relay) adalah suatu saklar yang digerakkan secara elektromagnetik. Bila
sumber tegangan diberikan pada kumparan selonoid, maka akan terbangkit suatu
medan elektromagnetik yang menakibatkan tertariknya tuas (armature) ke inti
kumparan. Tuas tersebut menggerakkan kontak relai apakah menutup atau membuka
sesuai dengan perancangannya. Pegas akan mengembalikan tuas ke posisi semula jika
arus listrik yang mengalir ke kumparan tidak ada. Konstruksi relai diilustrasikan pada
Gambar 14.
Kumparan relai dapat menggerakkan satu atau lebih kontak. Disamping jenis relai
yang digambarkan diatas, ada saklar yang digerakkan secara elektromagnetik jenis lain,
relai retentif, relai waktu dan kontaktor. Pada sistem kontak elektropneumatik, relai
digunakan untuk fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Penggandaan sinyal.
hal. 13
b. Menunda dan mengkonversikan sinyal.
c. Menggabungkan informasi.
d. Mengisolasi rangkaian kontrol dari rangkaian utama.
Relai retentif dapat merespon sinyal denyut dengan gambaran pronsip kerja
sebagai berikut:
a. Tuas akan mendapatkan energi bila diberikan sinyal denyut positif.
b. Tuas akan kehilangan energi bila diberikan sinyal denyut negatif.
c. Ada dua macam relai waktu, penunda waktu ON (delay ON) dan penunda waktu
OFF (delay OFF), tuas akan mendapatkan energi sesudah penundaan waktu yang
diatur, sebaliknya diterapkan pada relai penunda waktu OFF (delay OFF).
Gambar 15. Simbol dan bentuk fisik dari masing-masing relai dan kontaktor.
Kontaktor memiliki prinsip kerja yang sama dengan relai. Konstruksi dan ciri
khususnya memungkinkan kontaktor menghubungkan arus lebih besar dari pada pada
relai.
Kontaktor memiliki beberapa elemen kontak, biasanya empat sampai sepuluh.
Kontaktor sama halnya dengan relai ada bermacam-macam jenis gabungan kontak,
kontak normal tertutup, kontak normal terbuka, kontak perubahan, kontak bantu.
Kontaktor yang dilengkapi dengan kontak-kontak utama dan bantu dinamakan
kontaktor tenaga. Fungsi kontrol yang dilakukan oleh kontak bantu. Dalam
pengontrolan elektropneumatik, arus listrik dan daya yang dikontrol cukup rendah,
karena alasan ini hanya kontak bantu yang digunakan, sehingga kontaktor tenaga tidak
digunakan.
5) Katup Solenoid
hal. 14
6) Simbol metode pengaktifan diuraikan dalam standar DIN 1219 berikut ini :
Jenis Pengaktifan Keterangan
Mekanik
Operasi tombol
Tombol
Operasi tuas
Pedal kaki
Pegas kembali
Operasi rol
Pneumatik
Kombinasi
Solenoid ganda dan operasi pilot
(pemandu) dengan tambahan
manual
hal. 15
information technology. Desain peralatan dan mesin produksi modern pada konstruksi
mekanik dengan menggunakan aktuator pneumatik, hidrolik, dan elektronik dan motor
sebagai penggeraknya, sedangkan mikrokontroler/komputer/PLC dapat berfungsi
sebagai pengendalinya.
Udara merupakan sumber daya alam yang sangat melimpah serta mudah diperoleh.
Udara dapat digunakan sebagai penggerak untuk mengendalikan peralatan dan
komponen yang ada di industri. Teknologi tersebut biasa disebut dengan pneumatik.
Istilah pneumatik berasal dari bahasa Yunani, pneuma = udara. Peralatan dan
komponen industri yang digerakkan bersumber dari udara yang telah dimampatkan
(compressed air) kemudian akan disalurkan ke sistem sehingga dapat bekerja sesuai
dengan desainnya. Berikut ini merupakan beberapa karakteristik yang menjadi
kelebihan dari sistem pneumatik
c. Quantity: Tersedia di mana saja dan tidak terbatas.
d. Transportation: Mudah disalurkan melalui pipa.
e. Storage: Dapat disimpan di dalam tanki atau botol.
f. Temperature: Udara tidak sensitif terhadap fluktuasi suhu.
g. Explosion-proof: Udara bertekanan tidak menyebabkan terjadinya ledakan.
h. Cleanliness: Udara bertekanan sangat bersih tidak menimbulkan polusi.
i. Construction: Konstruksi komponen pneumatik relatif sederhana.
j. Speed: Udara bertekanan merupakan working medium yang mempunyai respon
cepat yakni: 1-2 m/s.
Disamping kelebihannya tersebut sistem pneumatik tentunya juga memiliki
kelemahan seperti berikut:
a. Preparation: Udara tekan yang digunakan sebagai fluida kerja pada kontrol
pneumatik harus memenuhi persyaratan teknis dan perlu dipersiapkan dengan
presisi, dan memerlukan peralatan yang harganya realtif mahal. Udara tekan harus
bebas dari debu dan uap air (moisture), karena dapat merusak komponen pneumatik.
Force: Udara tekan mencapai titik ekonomisnya pada tekanan 700 kPa atau 7 bar
dengan daya tekan sebesar 20.000 – 30.000 N.
b. Exhaust air: Exhaust air sangat bising, sehingga memerlukan material yang dapat
menyerap suara.
c. Cost: Udara kempa merupakan medium yang relatif mahal.
Adapun istilah elektropneumatik merupakan pengembangan dari sistem
pneumatik yang digabungkan dengan sistem kelistrikan; media kerja atau tenaga
hal. 16
penggerak menggunakan energi pneumatik sedangkan media kontrolnya
menggunakan sinyal listrik. Sinyal listrik dialirkan melalui sakelar atau sensor yang
berfungsi sebagai penyambung dan pemutus sinyal dari sumber energi listrik ke
kumparan (selenoid valve) sehingga menimbulkan medan elektromagnetik yang
digunakan untuk mengaktifkan/mengaktuasikan katup pengatur arah sebagai elemen
akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Katup pengatur arah tersebut akan
mengaktifkan atau menyegerakan elemen kerja pneumatik seperti silinder yang akan
bekerja menjalankan sistem.
Struktur dari komponen elektropneumatik terdiri dari empat bagian yaitu:
a. Supply Energy (Compressor air and Electrical)
b. Input Elements (Push Button/Sensor/Limit Switch)
c. Processing Elements (Switching logic, Selenoid valve, Pneumatik to Electric
converter)
d. Actuator and Final Control elemen (cylinder, motor, directional Control valve)
Selanjutnya, struktur rangkaian kontrol elektropneumatik meliputi; penempatan
komponen dengan fungsi masing-masing grup elemen yang dapat dikenali, hindari
tumpang tindih jalur antara bagian pneumatik dengan diagram rangkaian listrik,
upayakan kerapian dan konsistensi penggunaan simbol.
Bagian pneumatik dan listrik dari suatu diagram rangkaian elektropneumatik dibuat
secara terpisah, namun kedua diagram saling berkaitan. Pada bagian pneumatik, aliran
sinyal dari bawah ke atas, sedangkan pada bagian rangkaian listrik aliran arus
ditampilkan dari atas ke bawah seperti yang diperagakan pada Gambar 7. Pada
diagram rangkaian listrik, urutan aliran aliran arus digambarkan dari kiri ke kanan.
hal. 17
Bagian kontrol sinyal listrik akan disuplai dengan catu daya melalui bagian utama
elektrik titik 0V dan +24 V. Unit catu daya berfungsi untuk:
a. Penurun tegangan dari 220 V menjadi tegangan rendah 24 V sebagai output
b. Penyearah yang mengkonversikan tegangan AC menjadi tegangan DC, dan
kapasitor pada output penyearah berfungsi untuk meratakan tegangan tersebut.
c. Regulator tegangan diperlukan pada output unit catu daya untuk menjamin agar
tegangan output konstan tanpa dipengaruhi oleh aliran arus yang mengalir ke beban.
Perhatikan kembali Gambar 4, bahagian sebelah kanan merupakan rangkaian
listrik sederhana yang dengan mudah dapat diimajinasikan gerakan aliran sinyalnya.
Dari saluran utama +24V menuju titik terendah 0V melalui dua buah tombol tekan S1
dan S2 (push button) dan sebuah koil elektromagnetik K1. Arus akan mengalir ke Koil
K1 jika S1 dan S2 ditekan secara bersamaan, sehingga koil K1 dialiri arus dan
menimbulkan medan magnet yang menarik kontak K1 menjadi terhubung. Dengan
demikian selonoid 1Y1 aktif dan merubah posisi katub 5/2 pada bagian pneumatik dan
menyebabkan silinder bergerak ke kanan atau (+).
hal. 18
Gambar 17. Rangkaian aktivasi langsung silinder Aksi-Tunggal
hal. 19
Gambar 19. Rangkaian Memori Elektropneumatik dengan Katup Solenoid Ganda
Katub solenoid ganda juga dinamakan sebagai katup bistabil atau katup memori.
Hal ini karena sekali katup diaktifkan maka posisinya menahan pada posisi baru walau
sinyal atau tengangan yang masuk ke koil ditiadakan. Kondisi katup hanya kembali ke
posisi semula apabila koil yang berlawanan diberi tegangan atau dioperasikan secara
manual. Gambar 10 Rangkaian memori elektropneumatik dengan katup solenoid
ganda
hal. 20
4) Rangkaian Kendali Gerak Silinder Bergantung-Jangkauan
Untuk tujuan ini biasanya digunakan saklar pembatas (Limit Switch) dengan ujung
beroda yang dituukan untuk cek posisi aktuator pneumatik pada rangkaian sederhana.
Untuk keperluan akurasi yang tinggi diperlukan sensor pembatas yang akurat pula.
Gambar 11 memperagakan rangkaian kendali gerak silinder bergantung jangkauan
tersebut.
Untuk peningkatan pemahaman prinsip kerja dari sistem elektropneumatik ini,
peserta dapat menggunakan program simulasi dengan perangkat lunak FluidSim yang
disediakan oleh perusahaan FESTO, Automation Studio atau aplikasi lain yang serupa.
7. Forum Diskusi
a. Berikan analisa yang logis tentang mengapa sistem pneumatik menjadi lebih
populer di industri dibandingkan dengan sistem hidraulic.
b. Perhatikan gambar mesin stempel berikut, yang menerapkan sistem
elektropneumatik. Mesin bekerja setelah tombol diaktifkan lalu cylinder A
bergerak turun-cylinder A naik kembali-Cylinder B maju-Cylinder B
kembali, lalu sistem berhenti sendiri.
c. Dari rangkaian diatas, identifikasilah peralatan input/output yang digunakan
beserta jenis katupnya.
d. Gambarkan diagram waktu untuk masing-masing cylinder.
e. Jelaskan perbedaan yang terjadi jika pada sistem di atas dilengkapi atau
tanpa regulator tekanan udara.
Push button
hal. 21
C. PENUTUP
1. Rangkuman
a. Sistem pneumatik lebih sering ditemui di industri terutama makanan, obat dan
perakitan komponen. Hal ini disebabkan karena sumber yang berlimpah, higienis,
tahan terhadap ledakan dan lebih sederhana.
b. Untuk memudahkan deskripsi prinsip kerjanya, maka diperlukan diagra waktu.
c. Penamaan katub diberikan berdasarkan jumlah saluran udara dan posisi nya.
d. Penggambaran rangkaian pneumatik dan rangkaian daya kelistrikan dipisah
untuk penyederhaan dan kemudahan pembacaan.
e. Aliran sinyak untuk sistem pneumatik digambarkan dari bawah ke atas,
sedangkan sistem aliran daya listrik digambarkan dari atas ke bawah.
2. Tes Formatif
3. Jika terdapat dua posisi katup dengan 5 saluran (lubang), maka dinamakan
dengan katup:
A. 3/2
B. 2/5
C. 3/5
D. 5/2
hal. 22
E. 5/3
5. Jika terdapat tiga posisi katup dengan 5 saluran (lubang), maka dinamakan
dengan katup:
A. 3/2
B. 5/2
C. 2/5
D. 5/3
E. 3/5
6. Gambar actuator SILINDER SINGLE ACTION adalah :
A.
B.
C.
D.
E.
7. Komponen pengatur keluar masuknya udara disebut :
A. Actuator
B. Silinder
C. Valve
D. Kompressor
E. Selang udara
hal. 23
8. Simbol operasi tombol push button dalam standar DIN 1219:
A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.
10. Manakah gambar dibawah ini yang merupakan jenis valve 4/2 :
A.
B.
C.
hal. 24
D.
E.
3. Daftar Pustaka
Bryan, L.A (1997).Programmable Controllers: Theory and Implementation. USA:
Industrial Text Company
hal. 25
No. Kode: Dar2/Profesional /413/4/2019
PENDALAMAN MATERI
TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
MODUL 4
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI
Oleh
Dr. Ta’ali, MT.
Habibullah, M.T.
Risfendra, Ph.D
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Selamat bertemu kembali para peserta PPG daring. Selamat anda telah
mengikuti hingga program PPG sampai dengan saat ini dan sudah mencapai Modul
4 yakni Teknik Otomasi Industri dengan Kegiatan Belajar 4. Modul empat kegiatan
belajar 4 ini berupa Sistem kontrol terprogram
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat:
a. Menganalisis kondisi operasi sistem dan komponen perangkat keras PLC
berdasarkan operation manual
b. Menentukan operasi dan Spesifikasi Special I/O PLC
c. Menentukan jarignan networking pada PLC
2. Relevansi
Pada Modul 4 tentang teknik otomasi Industri dengan kegiatan belajar 4 ini, kita
akan mempelajari, mendiskusikan, dan menganalisis tentang sistem kontrol
terprogram. Setelah selesai para peserta mempelajari ini dipersilahkan untuk
melanjutkan dengan mengerjakan latihan dan tes formatif yang telah disediakan.
Materi kegiatan belajar ini disusun sesuai dengan kebutuhan dan kisi-kisi yang
telah ditetapkan, yakni terdiri atas:
a. Mengidentifikasi komponen utama PLC
b. Menguraikan fungsi PLC.
c. Mengidentifikasi jenis-jenis input dan output diskret dan analog PLC.
d. Mengidentifikasi jenis networking yang digunakan PLC.
e. Mengidentifikasi jenis-jenis modul ekspansi yang dapat digunakan untuk
PLC.
f. Menguraikan jenis-jenis atau pemerograman yang dapat digunakan untuk
PLC.
g. Menguraikan operasi dasar yang digunakan fungsi program seperti timer dan
counter
112
h. Mengidentifikasi buku manual yang sesuai sebagai acuan untuk
pemerongraman atau penginstalan PLC.
3. Panduan Belajar
Pada kegiatan belajar ini akan terasa lebih mudah dan lancar apabila mengikuti
langkah-langkah seperti berikut:
a. Bacalah secara berurutan dari awal sampai akhir, jangan dipengagal dari
tengah atau sebaliknya.
b. Pamahi materi kegiatan belajar 4 ini lalu kerjakan tugas dan latihan secara
teliti.
c. Bila ada kesulitan dalam pemahaman materi yang disajikan silahkan hubungi
instruktur atau pendamping dalam program PPG Daring.
Pengetahuan ini akan membantu anda lebih baik dalam memahami aplikasi
dari PLC. Sebagai tambahan, anda akan lebih baik lagi dapat menguraikan dan
menentukan perbedaan-perbedaan penting antara berbagai produk. Anda harus
memahami Dasar-Dasar Kelistrikan sebelum mempelajari Dasar-Dasar PLC.
Dengan banyak memahami konsep yang terdapat pada Dasar-dasar Kelistrikan
sebagai persyaratan untuk mengikuti pembelajaran ini.
Selamat belajar dan selamat mengikuti pembelajaran melalui modul daring
ini, semoga Anda sukses dan berhasil disekolah Anda.
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran (CPBS)
Menguasai teori dan aplikasi materi bidang studi ketenagalistrikan yang
mencakup: (1) pembangkit tenaga listrik, (2) jaringan tenaga listrik, (3) instalasi
tenaga listrik, (4) teknik otomasi industri, (5) teknik pendingin dan tata udara,
dan (6) teknik tenaga listrik, termasuk advance materials secara bermakna yang
dapat menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana”
(penerapan) dalam kehidupan sehari-hari; yang dapat menjelaskan aspek “apa”
(konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana” (penerapan dalam kehidupan
sehari-hari) sehingga dapat membimbing peserta didik SMK mencapai
kompetensi keahlian yang dibutuhkan DUDI.
113
2. Sub Capaian Pembelajaran (CPMK)
Menganalisis konsep esensial materi teknik otomasi industri dan aplikasinya
dalam pembelajaran ketenagalistrikan
3. Bahan Kajian
Sistem kontrol terprogram dalam otomasi industri serta aplikasinya dalam
pembelajaran ketenagalistrikan
5. Indikator Pembelajaran
a. Dengan diberikan sebuah kasus, peserta dapat menganalisis kondisi operasi
sistem dan komponen perangkat keras PLC berdasarkan operation manual
b. Dengan diberikan sebuah gambar, peserta dapat menentukan operasi dan
Spesifikasi Special I/O dan Networking PLC
Uraian Materi
Kegiatan Belajar 4. Sistem Kontrol Terprogram
Sistem kontrol atau biasa juga disebut dengan sistem pengaturan adalah sebuah sistem
dimana beberapa besaran fisik diatur, diubah dan dimanipulasi dengan mengatur besaran input
(masukan). Sebuah sistem didefinisikan sebagai sekumpulan perangkat yang dirakit untuk
membentuk sebuah perangkat gabungan yang dapat menghasilkan sebuah fungsi yang spesifik.
Sebuah sistem kontrol yang ideal adalah sebuah sistem dimana besaran output
(keluaran) merupakan fungsi langsung dari besaran input (masukan). Sistem kontrol
didefinisikan sebagai sekumpulan perangkat yang dirakit untuk membentuk sebuah perangkat
gabungan yang dapat menghasilkan sebuah fungsi keluaran spesifik yang diinginkan untuk
mengatur sebuah besaran tertentu. Sementara klasifikasi sistem kontrol dapat dibedakan
menurut:
1. Mode pengaturan plant
a. Mode pengaturan ON-OFF ( misalnya : kontrol relay, PLC)
b. Mode pengaturan kontinyu ( misalnya : PID Control )
114
2. Penggunaan teknik umpan balik
1) Sistem kontrol loop terbuka
2) Sistem kontrol loop tertutup
3. Teknik Pengolahan Data
1. Teknik pengolahan data analog
2. Teknik pengolahan data digital
4. Aplikasi
a. Sistem kontrol sekuensial
b. Sistem kontrol numerik
c. Sistem kontrol proses
d. Servomekanis (servomechanism)
5. Sistem kontrol otomatis (Automatic Control)
a. Sekuensi Kontrol
Contoh Sekuensi diproses berdasarkan langkah-langkah (step-step, satu persatu)
sesuai dengan kebutuhan.
115
Macam-macam sekuensial kontrol
a. Relay sekuensial kontrol
b. Logik sekuensial kontrol
c. Programmable control rangkaian mikro komputer
Tipe-tipe kontrol
a. Kontrol dengan relay, memiliki kemampuan:
1) Kekuatan singkat
2) Keandalan rendah
3) Fungsi kontrol terbatas
b. Kontrol tanpa relay, umumnya mengunakan komponen semi konduktor
1) Kontrol dengan IC digital
2) Programable Kontroller, merupakan tipe komputer yang dirancang khusus
(mikrocontroller) untuk kontrol sekuensial (kontrol dengan program).
3) Kontrol melalui mikrocomputer
116
Secara historis, PLC pertama kali dirancang oleh perusahaan Modicon
Company (Modular Digital Controller) sekitar tahun 1968 untuk menggantikan
control relay pada proses sekuensial yang dirasakan tidak fleksibel dan berbiaya
tinggi. Pada saat itu, hasil rancangan telah benar-benar berbasis komponen solid
state dan memiliki fleksibilitas tinggi, hanya secara fungsional masih terbatas pada
fungsi-fungsi kontrol relai saja. Seiring perkembangan teknologi solid state, saat ini
PLC telah mengalami perkembangan luar biasa, baik dari ukuran, kepadatan
komponen serta dari segi fungsionalnya. Beberapa peningkatan perangkat keras dan
perangkat lunak ini di antaranya adalah:
a. Ukuran semakin kecil dan kompak.
b. Jumlah input/output yang semakin banyak dan padat.
c. Beberapa jenis dan tipe PLC dilengkapi dengan modul-modul untuk tujuan
kontrol kontinu, misalnya modul ADC/DAC, PID, modul Fuzzy, dan lain-lain.
d. Pemrograman relatif semakin mudah. Hal ini terkait dengan perangkat lunak
pemrograman yang semakin user friendly.
e. Memiliki kemampuan komunikasi dan sistem dokumentasi yang semakin baik.
f. Jenis instruksi/fungsi semakin banyak dan lengkap.
g. Waktu eksekusi program yang semakin cepat.
118
Gambar 5. Contoh aplikasi PLC
A. Prinsip Kerja PLC
Secara umum PLC terdiri dari empat bagian utama, hubungan masing-
masing bagian secara fungsi diperagakan pada Gambar 6. Bagian utama PLC
tersebut adalah:
a. Catu Daya (Power Suply)
b. Central Processing Unit (CPU)
c. Alat Pemrogram (Programming Device)
d. Modul input/output
Interaksi antar komponen utama ini dapat dilihat pada diagram arsitektur
PLC yang diperagakan pada Gambar 7. Secara umum interaksi ini mirip dengan
arsitektur sebuah komputer.
a. Arsitektur PLC
119
b. Diagram Blok
Gambar 6. Prinsip Kerja PLC
Seluruh bagian PLC yang diperagakan pada Gambar 6a dirakit menjadi
satu kesatuan untuk PLC dengan kemasan compact seperti yang terlihat pada
Gambar 4(a). Sedangkan untuk PLC dengan kemasan modular, bagian-bagian
utama tersebut disusun terpisah dalam satu rack seperti yang terdapat pada
Gambar 8, dengan demikian modifikasi dan penggantian dari bagian bagian PLC
menjadi lebih mudah.
120
Berikut ini beberapa kelebihan sistem kontrol berbasis PLC dibandingkan
dengan sistem kontrol konvensional :
a. Jumlah kabel yang dibutuhkan dapat dikurangi;
b. Konsumsi daya PLC lebih rendah dibandingkan dengan sistem kontrol
proses berbasis relai;
c. Fungsi diagnostik pada sistem kontrol dengan PLC dapat mendeteksi
kesalahan dengan lebih mudah dan cepat;
d. Bila diperlukan perubahan pada urutan operasional, proses atau aplikasi
dapat dilakukan dengan lebih mudah, hanya dengan melakukan pergantian
program, baik dengan menggunakan handheld atau dengan komputer(PC);
e. Tidak membutuhkan suku cadang yang banyak;
f. Bila perlu menggunakan instrumen I/O yang cukup banyak dan fungsi
operasional proses cukup kompleks. menggunakan PLC lebih mudah
dibandingkan dengan menggunakan sistem konvensional.
121
Gambar 8. Contoh diagram garis (Ladder Diagram)
Garis pertikal pada diagram leadder yang ditandai dengan L1 dan L2, pada
dasarnya adalah sumber atau line tegangan yang berupa sumber AC atau sumber
tegangan DC jika line tersebut merepresentasikan sumber AC maka L1 sering
diartikan sebagai line fase dan L2 sebagai netral sedangkan jika line tersebut
merepresentasikan sebuah sumber DC maka L1 merupakan terminal positif dan L2
adalah terminal negatif atau ground.
Perlu diperhatikan bahwa diagram leadder elektromekanis ini, perangkat
input atau output sistem kontrol digambarkan dengan simbol-simbol perangkat
standar secara langsung. Pada awalnya, diagram leader ini digunakan untuk
merepresantasikan rangkaian logika kontrol secara hardwired untuk mesin-mesin
dan peralatan. Karena luasnya pemakaian maka diagram tersebut mejadi standar
pemprograman kontrol sekuensial yang banyak ditemui di industri.
122
Gambar 10. Implementasi ladder diagram softwired ke dalam program PLC
Dalam diagram penyambungan ini, perangkat input atau output seperti push
button, limit switc, lampu, silenoid, dan laddernya implementasikan secara softwire
didalam memori PLC dengan menggunakan relay-relay dan kontaktor-kontaktor
internal yang bersifat soft. Relay-relay internal ini merupakan alamat-alamat bit
pada memori PLC.
Pada gambar diatas dalam keadaan normal peralatan yang terhubung dengan
modul input ini berada dalam keadaan terbuka sehingga kontaktor-kontaktor
internalnyapun berada dalam keadaan yang sama. Jika salah satu perangkat
masukan ini aktif maka keadaan kontaktor asosiasinya juga akan berubah misalnya
PB1 ditekan dan LS1 dalam keadaan tertutup maka akan terjadi aliran daya
melewati koil internal PL sehingga koil akan memperoleh daya. Hal ini secara
langsung akan mengaktifkan lampu PL yang terhubung dengan modul output PLC
tersebut.
A-1 ON
A-2 ON A-2 ON
Jika relai koil A tidak diberi daya (Off) maka kontaktor A-1 akan tetap terbuka
dan kontaktor A-2 akan tetap tertutup. sebaliknya jika koil A diberi daya maka
kontaktor A-1 akan tertutup, sedangkan kontraktor A-2 akan terbuka seperti
Gambar 12.b, garis abu-abu pada simbol menunjukan koil dan kontaktor dalam
kondisi tertutup atau On. Gambar 12(c) memperlihatkan diagram pewaktuan dari
operasi relai ini di dalam PLC, setiap koil internal beserta kontaktor-kontaktornya
ini akan memiliki alamat yang unik. Sebagai contoh, koil 10.00 akan memiliki
kontaktor normally open (NO) atau normally close (NC) dengan alamat yang sama
(yaitu 10.00). Perlu ditekankan di sini bahwa untuk sebuah koil internal PLC,
jumlah kontaktor yang dimilikinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan Gambar
13. Hal ini tentunya berbeda jika dibandingkan dengan sebuah relai elektromekanis
yang mempunyai jumlah kontaktor tertentu saja.
124
10.00
10.00
10.00
10.00
125
Gambar 14. Perbandingan panel bebasis kontaktor dan PLC
Dalam hal ini modul input/output PLC sudah dirancang khusus dan sesuai
dengan parameter peralatan input/output di industri dan pemogramannya juga
lebih sederhana yang mengadopsi diagram pengawatan kelistrikan. Secara
ringkas perbandingan PLC dengan mikrokontroler terdapat pada Tabel 1,
adapun perbandingan secara fisiknya diperagakan pada Gambar 15.
126
Tabel 1. Perbandingan PLC dan Mikrokontroler
Persamaan Perbedaan
a. Berbasis Mikroprosesor a. PLC dirancang untuk keperluan aplikasi industri
b. Dilengkapi memori untuk b. Terminal I/O PLC dirancang untuk antarmuka
penyimpan program kendali relai
c. Memiliki terminal c. Memiliki bahasa pemograman khusus: Ladder
Input/Output Diagram
127
misalnya pada sistem kontrol skala besar seperti diperlihatkan Gambar 18.
Dengan kata lain, saat ini dapat dinyatakan bahwa komputer merupakan mitra
tak terpisahkan dalam penggunaan PLC sebagai media monitoring dan
pengolahan data secara terintegrasi. Konfigurasi ini lebih dikenal dengan sistem
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition). Dengan konfigurasi ini,
aktifitas sistem kendali industri disimpan dalam pangkalan data serta dapat
dimonitor dan diawasi dari lokasi yang berbeda (jarak jauh).
a. Kompak
b. Modular
Gambar 19. Jenis PLC menurut jumlah I/O
128
a. Modular PLC
Pada PLC Modular, input, output dan CPU tidak tergabung dalam satu
housing, tapi diletakkan pada rak dengan masing-masing dihubungkan melalui
bus system. Sistem ini disebut juga series technology. Contoh: SYSMAC CJ1M.
3. Memori
Unit memori merupakan tempat menyimpan program yang digunakan untuk
melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan yang disimpan pada mikroprosesor.
Ada beberapa elemen memori di dalam PLC:
a. Random Access Memory (RAM)
RAM adalah memori internal CPU, dimana isinya dapat dimodifikasi
dengan cepat dan secara berulang-ulang. Ukuran memori dapat dispesifikasikan
dalam Kilobytes, 1 Kilobytes sama dengan 1024 (210) bytes sedangkan 1 byte
sama dengan 8 bit. RAM sering disebut juga read-write memory karena data
secara konstan dapat ditulis ke dalam memori atau dapat dibaca dari memori.
1) Memori Program, merupakan program kontrol disimpan pada tempat
cadangan di dalam RAM.
2) Proses Image I/O, merupakan proses image keluaran berfungsi untuk
menerima informasi dari masukan dan meneruskannya ke modul keluaran
dan mengembalikan informasi dari alat keluaran ke CPU. Keadaan-keadaan
masukan tersimpan dalam masukan image tabel. RAM biasanya dilengkapi
battery backup agar isi memori dapat dipertahankan selama PLC tidak dicatu
oleh sistem daya utama.
129
b. Read Only Memory (ROM)
Informasi yang ada di dalam ROM hanya dapat dibaca saja. Informasi
dimasukkan ke dalam ROM oleh pabrik pembuat untuk digunakan oleh CPU.
Salah satu jenis dari ROM adalah PROM (Programmable Read Only Memory),
PROM merupakan memori terprogram sederhana untuk menyimpan kumpulan
program. Untuk melakukan pemrograman PROM membutuhkan suatu unit
khusus yang menerima program hasil pengembangan CPU, yang kemudian
dipanggil ke dalam programmer PROM.
c. Erasable Programmable Read Only Memory (EPROM)
EPROM menyimpan data secara permanen seperti ROM, tetapi ROM
tidak membutuhkan battery backup. Isi memori EPROM bisa dihapus dengan
penyinaran sinar Ultraviolet. Sebuah PROM writer diperlukan untuk
memprogram kembali memori.
d. Electrically Erasable Programmable Read-Only Memory (EEPROM)
EEPROM merupakan kombinasi fleksibilitas akses dari RAM dan non-
volatility dari EEPROM. Isi memorinya bisa dihapus dan diprogram ulang
secara elektris, tetapi tetap mempunyai batas dalam jumlah program ulang.
130
menggunakan PLC produksi OMRON maka diketikkan instruksi -instruksi pada
manual programmer sebagai berikut:
LD 00.00 OR
LD 00.02 AND
LD 00.01
OUT 10.00
LD 00.02
OUT 10.01
Dalam hal ini, simbol-simbol LD, OR LD, AND OUT adalah mnemonic
yang dapat berbeda, tergantung vendor pembuat PLC ( misalnya instruksi LD
ekivalen dengan instruksi STR pada PLC produksi OMRON sedangkan bilangan
numeris 00.00, 00.01, 00.02, 10.00, dan 10.01 adalah parameter yang berupa
alamat-alamat terminal masukan dan terminal keluaran PLC tersebut.
L1 L2 L1 L2
PB1 00.00 00.01 10.00 10.00 PL
00.00
132
Gambar 23. Koneksi PC dan pemrograman PLC Zelio
133
Gambar 25. Contoh alat peraga operasional PLC
Setiap perlatan input yang dihubungkan dengan terminal input modul PLC
memiliki alamat masing-masing. Demikian juga halnya dengan perlatan output, setiap
yang dihubungkan dengan terminal output PLC juga memiliki alamat. Alamat-alamat
tersebut yang diakses oleh PLC ketika mengeksekusi program. Diagram pengawatan
untuk instalasi peralatan I/O dengan modul I/O PLC dapt merujuk pada buku panduan
masing-masing produk PLC. Sebagai ilustrasi umum, Gambar 13 memperagakan
diagram pengawatan untuk instalasi antara peralatan input dengan modul input PLC.
Prinsip dasarnya adalah ketika mengaktifkan push button berarti memberikan tegangan
ke modul input PLC berlamat 01, sedangkan jika sensor aktif maka tegangan +24Vdc
masuk ke input PLC dengan alamat 06.
134
a. Pengawatan input b. Pengawatan output PLC
Gambar 27. Diagram pengawatan I/O PLC
136
a. Input Tegangan DC
Gambar 29 di bawah ini memperlihatkan rangkaian listrik pada salah
satu port (terminal) modul input tegangan DC yang dapat dijumpai pada
sebuah PLC tipikal beserta koneksinya dengan peralatan masukan.
Dari gambar di atas terlihat bawwa secara fisik rangkaian pada modul ini
terpisah dari rangkaian internal (CPU). Isolasi rangkaian ini menggunakan
oplocoupler dengan dua buah diode pemancar yang dipasang antiparalel. Hal
ini dilakukan untuk tujuan fleksibilitas penyambungan terminal input dengan
catu daya penggerak sensor atau saklar yang terhubung. Dalam hal ini, terminal
common pada modul dapat dihubungkan balk dengan polaritas yang lebih
positif atau lebih negatif dari catu dayanya (lihat Gambar 29, garis putus-putus
pada rangkaian catu daya menunjukan alternatif lain pada penyambung adapun
pemasangan resistor dan kapasitor pada rangkaian tersebut bertujuan
membatasi arus yang mengalir serta berfungsi juga sebagai filtering.
Umumnya, besar tegangan untuk menggerakkan sensor-sensor yang
terhubung dengan terminal input PLC ini adalah 24 volt. Tegangan ini dapat
diambil dari sumber tegangan yang disediakan oleh PLC (built in), atau
menggunakan power supply sendiri yang terpisah dari sistem PLC tersebut.
Besar arus yang mengalir di dalam sebuah terminal input ketika sebuah saklar
tertutup umumnya berada dalam satuan miliampere (tipikalnya adalah 7
miliampere). Arus sebesar ini telah cukup untuk menggerakkan basis transistor
pada optocoupler menjadi ON. Jika menggunakan sumber tegangan yang lebih
kecil dari yang telah ditentukan oleh vendor PLC yang dipakai maka akan
terjadi situasi undercurrent, yaitu arus yang mengalir Dada modul sebagai
akibat saklar sensor tertutup tidak dapat menggerakan basis transistor pada
optocoupler tersebut.
137
b. Input Tegangan AC
Rangkaian internal pada modul input tegangan AC menggunakan dioda
pemancar yang dipasang antiparalel untuk melewatkan arus bolak-balik ketika
sebuah terminal masukan terhubung dengan sumber tegangan AC. Besarnya
sumber tegangan AC untuk keperluan input PLC ini umumnya adalah 220 volt
138
b. output transistor
c. output triac
Dari ketiganya output PLC jenis relay adalah yang paling fleksibel
penggunaannya karena dapat menggerakkan beban AC maupun DC. Kelemahannya
terletak pada tanggapan switching-nya yang relatif lambat (sekitar 10 milidetik).
Dari sisi harga relatif lebih mahal namun bisa mengalami kerusakan setelah
beberapa ribu siklus switching. Untuk output PLC jenis transistor, beban yang dapat
dikontrol terbatas pada beban-beban jenis DC saja, sedangkan output Triac terbatas
pada beban jenis AC. Untuk kedua jenis output terakhir ini, besar arus yang bisa
dilewatkan umumnya adalah 1 A, dengan waktu respons kurang dari 1 milidetik.
a. Output Jenis Relay
PLC dengan jenis output ini adalah PLC yang paling populer dan paling
banyak digunakan di lapangan. Hal ini disebabkan fleksibilitas pada beban yang
dapat dikontrolnya.
139
tersebut. Semakin banyak common yang disediakan, tentunya semakin fleksibel
jenis beban yang dapat dikontrolnya Untuk modul output dengan satu common
maka hanya satu jenis beban saja (beban AC atau DC) yang dapat dihubungkan
secara langsung dengan output PLC tersebut. Adapun Gambar 32
memperlihatkan koneksi antara beban dengan terminal-terminal output PLC
jenis ini
Modul output PLC jenis PNP memiliki prinsip kerja kebalikan dari jenis
NPN yang telah dibahas sebelumnya.
140
c. Output Jenis Triac
Triac adalah sebuah komponen semikonduktor yang berfungsi
mengalirkan arus bolak-balik Arus yang dialirkan dikontrol oleh terminal gate
pada triac tersebut dalam modul output PLC jenis ini, triac digunakan untuk
meg-merlukan gerakkan beban-beban AC lewat rangkaian internalnya seperti
terlihat pada Gambar 34. Adapun Gambar 35 memperlihatkan koneksi antara
beban dengan terminal-terminal output PLC jenis ini.
141
Gambar 36. Contoh perintah Load (LD) dan LDNOT
3. OR dan OR NOT
Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara pararel, artinya dalam garis
instruksi yang berbeda kemudian bergabung lagi dalam satu garis instruksi yang
sama, maka kondisi yang pertama terkait dengan instruksi LD atau LD NOT dan
sisanya berkaitan dengan instruksi OR atau OR NOT. Blok instruksi ini akan
memiliki kondisi eksekusi ON jika cukup salah satu dari ketiga kondisi dalam
keadaan ON. Dalam hal ini kondisi OR dapat dibayangkan akan selalu
menghasilkan kondisi ON jika salah satu dari dua atau lebih kondisi yang
terhubungkan dengan instruksi ini dalam kondisi ON.
142
Gambar 38. Contoh perintah OR dan ORNOT
5. END
Instruksi terakhir yang harus dituliskan atau digambarkan dalam diagram
tangga adalah instruksi END. CPU pada PLC akan menyebabkan semua instruksi
dalam program dari awal hingga ditemui instruksi END yang pertama, sebelum
kembali lagi mengerjakan instruksi dalam program dari awal lagi, artinya instruksi
yang ada di bawah atau setelah instruksi END akan diabaikan. Angka yang
dituliskan pada instruksi END pada kode mnemonic merupakan kode fungsinya.
Instruksi END tidak memerlukan operan serta tidak boleh diawali dengan suatu
kondisi. Jika suatu program PLC tidak dilengkapi dengan instruksi END maka
program tidak akan dijalankan sama sekali.
143
Gambar 40. Contoh perintah END
Pada gambar terdapat dua blok logic yang ditandai dengan kotak bergaris
putus-putus, yang akan menghasilkan kondisi eksekusi ON, jika blok logic kiri
dalam kondisi ON dan blok kanan juga dalam kondisi ON.
7. OR LOAD (OR LD)
Untuk kondisi diagram tangga yang khusus seperti di bawah ini , kondisi
eksekusi ON akan dihasilkan jika blok logic atas atau blok logic bawah dalam
kondisi ON.
144
8. Garis Percabangan Instruksi
Pada pemrograman yang relatif kompleks, banyak dijumpai diagram tangga
dengan banyak titik percabangan. Dalam hal ini, diperlukan tambahan instruksi
untuk titik percabangan yaitu dengan menggunakan TR bit. Instruksi ini diperlukan
karena untuk diagram tangga yang bercabang logikanya berubah lain dari
umumnya. Logika bitnya telah dipindahkan secara semu ke bagian kanan dari titik
percabangan.
145
Gambar 45. Contoh perintah JMP dan JME
13. KEEP
Instruksi ini berfungsi untuk mempertahankan kondisi output untuk tetap
ON walaupun input sudah dalam kondisi OFF. Logika input harus diumpankan ke
titik SET dari instruksi KEEP. Untuk mereset output adalah dengan titik reset dari
instruksi KEEP.
146
Gambar 47. Contoh perintah KEEP
147
16. MOVE (MOV)
Instruksi MOV berfungsi untuk memindahkan data channel (16 bit data)
dari alamat memori asal ke alamat memori tujuan. Atau untuk mengisi suatu alamat
memori yang ditunjuk dengan data bilangan.
148
Sedangkan gambar untuk merangkai pada hardware PLC dapat dilihat gambar berikut:
N
GND
L1
S1 S2
L1 L2 COM 01 03 05 07 09 11 01 03 05
GND GND 00 02 04 06 08 10 00 02 04 NC
0CH 1CH
IN
0CH 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
1CH
00 00 00 00 00 00
PWR RUN COMM ERR
OUT
10CH
00 00 00 00 00 00 00 00
11CH
00 00 00 00
10CH 11CH
+ 00 01 02 04 05 07 00 02
– COM COM COM 03 COM 06 COM 01 03
(a)
N
GND
L1 PB_Start PB_Stop
S1 S2
L1 L2 COM 01 03 05 07 09 11 01 03 05
GND GND 00 02 04 06 08 10 00 02 04 NC
0CH 1CH
IN
0CH 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
1CH
00 00 00 00 00 00
PWR RUN COMM ERR
OUT
10CH
00 00 00 00 00 00 00 00
11CH
00 00 00 00
10CH 11CH
+ 00 01 02 04 05 07 00 02
– COM COM COM 03 COM 06 COM 01 03
(b) (c)
Gambar 53. Rangkaian Pengontrolan dan Daya DOL
149
b. Program dan rangkaian Interloking/Dua Arah Putaran Menggunakan Cx
Programmer
(a)
N
GND
L1 PB_Start PB_Start PB_Stop
Kanan Kiri
S1 S2 S4
L1 L2 COM 01 03 05 07 09 11 01 03 05
GND GND 00 02 04 06 08 10 00 02 04 NC
0CH 1CH
IN
0CH 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11
1CH
00 00 00 00 00 00
PWR RUN COMM ERR
OUT
10CH
00 00 00 00 00 00 00 00
11CH
00 00 00 00
10CH 11CH
+ 00 01 02 04 05 07 00 02
– COM COM COM 03 COM 06 COM 01 03
K1 K2
(b) (c)
Gambar 54. Program dan rangkaian Pengontrolan dan Daya Interlocking
150
Network, serta touchscreen sebagai display yang dapat meremote PLC tersebut secara
lokal maupun pada jaringan yang berbeda. Untuk mengatur komunikasi antar PLC
diperlukan sebuah protokol agar komunikasi data dapat berjalan dengan baik. Salah satu
protokol yang dapat digunakan adalah FINS protokol. Untuk PLC Omron CS1G-H dan
Omron CJ1M serta Omron CS1H-H sangat mendukung protokol ini. Protokol FINS
merupakan protokol yang populer pada PLC OMRON, untuk menghubungkan dan
memonitor status dari devicedevice yang terhubung dalam suatu jaringan berbasis
Ethernet. Selain terhubung dengan Ethernet, PLC Omron juga dapat dihubungkan
dengan media komunikasi bernama Controller Link Network atau biasa disebut CLK.
Controller Link ini merupakan salah satu media yang hanya dimiliki oleh PLC Omron
serta mendukung FINS protokol.
Pada Saat ini dunia industri, pada umumnya memiliki plant yang cukup kompleks
dan tidak menutup kemungkinan untuk terus berkembang. Oleh karena itu satu
kontroler saja tidak mencukupi untuk menangani seluruh sistem yang ada didalamnya.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya PLC merupakan kontroler yang paling banyak
digunakan di dunia industri. Modul I/O PLC juga memiliki keterbatasan jarak dari
mesin industri ke PLC, meskipun secara teori sistem dapat ditangani oleh satu PLC
tetapi berhubung mesin industri sangat besar sehingga tidak menutup kemungkinan
jarak mesin industri dan PLC relatif cukup jauh. Jarak aman pengkabelan dari sistem ke
modul I/O PLC adalah 20 meter, lebih dari itu sinyal akan mengalami gangguan,
terutama untuk modul digital I/O. Sedangkan untuk Analog I/O pada jarak 30 m masih
memungkinkan karena sinyal analog yang dikirim adalah arus sedangkan untuk digital
adalah sinyal tegangan. Jadi jika jarak plant dengan PLC lebih dari 20 m maka harus
menggunakan PLC lebih dari satu. Untuk saling mengintegrasikan beberapa PLC
terdapat banyak media yang dapat digunakan. Untuk PLC omron beberapa media
komunikasi yang tersedia diantaanya adalah : Serial, Ethernet, Controller Link, DRM.
Keunggulan media komunikasi adalah dapat terhubung dengan jarak yang relatif lebih
jauh dari pada modul-modul I/O pada PLC.
151
1. Koneksi dengan kabel
a. Koneksi melalui kabel USB langsung (peer to peer)
152
Gambar 58. Koneksi PLC dengan PC melalui wireless
Berikut ini jika koneksi komputer akan digunakan untuk mengontrol dan
mengendalikan beberapa unit PLC secara simultan.
153
Gambar 61. Contoh aplikasi jaringan pada rumah
154
Forum Diskusi
Diskusikanlah soal-soal berikut:
1. Perhatikan gambar berikut:
PENUTUP
1. Rangkuman
1) PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan
untuk menggantikan rangkaian sederetan relai, yang dijumpai pada sistem
kontrol konvensional
2) PLC merupakan Komputer khusus dirancang untuk digunakan di kontrol
industri.
3) Sistem yang dibangun menggunakan kontroler PLC dibuat untuk memudahkan
pengguna dalam mengontrol sistem.
4) PLC disiapkan oleh pabrikan dengan sistem operasi dan program aplikasi
optimal untuk kebutuhan industri skala kecil, menengah maupun besar.
5) Kelebihan sistem kontrol berbasis PLC dibandingkan dengan sistem kontrol
konvensional berbasis relay
a) Wiring (pengawatan/pemasangan kabel) relatif sedikit.
b) Maintenance (pemeliharaan) relatif mudah ,
c) Konsumsi daya PLC lebih rendah,
155
d) Fungsi diagnostik pada sistem kontrol dengan PLC dapat mendeteksi
kesalahan dengan lebih mudah dan cepat,
e) Mudah untuk melakukan perubahan urutan operasional, cukup dengan
melakukan pergantian program, baik dengan menggunakan handheld atau
dengan komputer (PC),
f) Tidak membutuhkan suku cadang yang banyak,
g) Mudah melakukan penambahan I/O sehingga dapat menambah fungsi
operasional yang lebih kompleks.
h) Menurunkan biaya material dan upah kerja dari suatu produk.
i) Meminimalkan downtime dan biaya produksi dari mesin produksi.
j) Dapat dikoneksikan dalam jaringan baik lokal maupun internet.
2. Tes Formatif
3. Digram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut ?
a. Rung
b. Diagram
c. Instruksi
d. Bus Bar
e. Kontak
156
4. Eksekusi Program semata-mata merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh
PLC, hal tersebut sebagai bagian dari :
a. Pemrograman
b. Pengecekan Kondisi
c. Operand Instruksi
d. Waktu Siklus
e. Mengeksekusi semua Intsruksi
157
8. Cermati gambar di bawah ini, pernyataan yang benar dari ganbar di bawah ini adalah:
DAFTAR PUSTAKA
G. Warnock, 1988. Programmable Controllers : Operation and Application, Prentice
Hall.
158
_____, 1999, Beginner’s Guide to PLC, OMRON Asia Pacific, PTE, Ltd,
Singapore.
Setiawan Iwan. 2006. Progammable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan
Sistem Kontrol. Yogyakarta : Andi Offset.
Tugas Akhir
Rencanakanlah sebuah sistem kontrol terprogram yang melibatkan sensor, aktuator
(aktuator berupa relay mekanik, relay elektronik, motor AC), elektropneumatik dan
PLC yang dapat digunakan untuk menjalankan sistem pengepakan untuk barang.
1. Barang yang akan dikemas dibagi 3 kategori
2. Barang sebelum dikemas diletakkan dalam ban berjalan (konveyor)
3. Jika ban berjalan terdapat benda (barang) motor konveyor akan hidup.
4. Diujung konveyor terdapat sensor warna (membedakan 3 warna)
5. Sebelum barang dikemas akan ditentukan oleh sensor warna dan dipisah melalui
elektro pneumatik
Tes Sumatif
1. Bahasa Pemprograman (statement list) pada PLC disebut juga ?
A. Ladder Diagram
B. Alur Diagram
C. Mnemonic Code
D. Data Base
E. Turbo Pascal
159
3. Perhatikan gambar berikut
Jika sakelar (S) pada posisi ON dan potensio pada ½ maksimum, apakah yang
terjadi pada motor?
A. Motor berputar searah jarum jam
B. Motor berputar berlawanan arah jarum jam
C. Motor berputar lambat
D. Motor berputar cepat
E. Tidak terjadi apa-apa
6. Jika terdapat tiga posisi katup dengan 5 saluran (lubang), maka dinamakan dengan
katup:
A. 3/2 D. 5/3
B. 5/2 E. 2/3
C. 2/5
160
7. Perhatikan gambar berikut
8. Sensor yang berfungsi untuk membaca pergerakan garis lurus, secara linear adalah …
A. PTC D. RTD
B. Photodioda E. LVDT
C. NTC
161
10. Kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur biasa disebut ….
A. Responsif D. Sensitifitas
B. Tanggapan waktu E. Linearitas
C. Kontinuitas
11. Perubahan nilai resistansi Sensor LDR (Light Dependent Resistor) akan seiring
dengan …
A. Intensitas hambatan yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
B. Intensitas suhu yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
C. Intensitas panas yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
E. Intensitas temperatur yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
E. Intensitas cahaya yang mengenainya atau yang ada disekitarnya
13. Alamat output PLC omron CP1E yang dapat disambung dengan relay adalah:
A. 010.10 D. 100.20
B. 000.01 E. 100.02
C. 100.00
162
15. Rangkaian pengendali berikut ini yang menandakan lampu indikator menyala bila :
A. b1 ditekan
B. b1 dan b2 ditekan
C. b2 ditekan
D. b3 ditekan
E. b3 dan b2 ditekan
(1) (2)
Dari kondisi pada gambar di atas
A. Gambar (1) adalah ketika transistor dalam keadaan cut-off
B. Gambar (2) adalah ketika transistor dalam keadaan cut-off
C. Gambar (1) adalah ketika transistor dalam keadaan saturasi
D. Gambar (2) adalah ketika transistor dalam keadaan saturasi
E. Gambar (1) dan (2) adalah ketika transistor dalam keadaan saturasi
163
17. Komponen berikut yang tergolong Input adalah:
A. Silinder aksi ganda
B. Silinder aksi tunggal
C. Selenoid valve
D. Push button
E. Relay kontak
18. Jika terdapat dua posisi katup dengan 5 saluran (lubang), maka dinamakan dengan
katup:
A. 3/2 D. 5/3
B. 5/2 E. 2/3
C. 2/5
19. Digram ladder terdiri atas sebuah garis vertikal di sebelah kiri yang disebut ?
A. Rung
B. Diagram
C. Instruksi
D. Bus bar
E. Kontak
20. Cermati gambar di bawah ini, pernyataan yang benar dari ganbar di bawah ini
adalah:
165
166