Anda di halaman 1dari 14

HANDLING DAN SPARATING

Makalah
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Enterprise Automation

Oleh
Dzakiyy Waliyu Rahman (220441916)
Hildan Febianto (220441917)

JURUSAN TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYA OTOMASI
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
BANDUNG
2020
Daftar Isi

Daftar Isi ........................................................................................................... 2

BAB I ................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN ............................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 3

1.2 Tujuan .................................................................................................. 4

BAB II ................................................................................................................ 5

ISI ....................................................................................................................... 5

2.1 Handling dan Sparating ..................................................................... 5

2.2 Sensor ................................................................................................... 5

2.3 Actuator ............................................................................................. 10

2.4 Programmable Logic Controller (PLC) ......................................... 12

BAB III ............................................................................................................ 14

PENUTUP ....................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Otomatisasi merupakan salah satu realisasi dari perkembangan
teknologi, dan merupakan alternatif untuk memperoleh sistem kerja yang
cepat, akurat, efektif dan efisien, sehingga diperoleh hasil yang lebih
optimal. Dalam era industri modern, sistem kontrol proses industri biasanya
merujuk pada otomatisasi sistem kontrol yang digunakan. Sistem kontrol
industri dimana peranan manusia masih amat dominan, misalnya dalam
merespon besaran-besaran proses yang diukur oleh sistem kontrol tersebut
dengan serangkaian langkah berupa pengaturan panel dan saklar-saklar
yang relevan telah banyak digeser dan digantikan oleh sistem kontrol
otomatis. Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor human error
dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut.
Salah satu sistem kontrol yang amat luas pemakaiannya ialah
Programmable Logic Controller (PLC). Penerapannya meliputi berbagai
jenis industri mulai dari industri rokok, otomotif, petrokimia, kertas, bahkan
sampai pada industri tambang, misalnya pada pengendalian turbin gas dan
unit industri lanjutan hasil pertambangan. PLC sendiri merupakan sistem
yang dapat memanipulasi, mengeksekusi, dan memonitor keadaan proses
pada laju yang amat cepat, dengan dasar data yang bisa diprogram dalam
sistem berbasis mikroprosesor integral.
Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan sebagai
sistem automasi. Mesin-mesin yang berada di perusahaan terutama dalam
proses industri dan produksi sekarang ini banyak memanfaatkan pesawat-
pesawat pneumatik, seperti mesin-mesin pres, rem, buka tutup pintu, dan
pelubangan. Pneumatik mulai digunakan untuk pengendalian maupun
penggerakan mesin-mesin dan alat-alat produksi. Saat ini dalam
penggunaannya pneumatik banyak dikombinasikan dengan sistem elektrik.

3
Rangkaian elektrik berupa saklar, solenoid, dan limit switch digunakan
sebagai penyusun sistem kendali katup.
Kehandalan sistem pneumatik sudah tidak bisa diragukan lagi,
kelebihannya adalah tidak mengotori lingkungan sekitar yang
mengakibatkan licin dan sebagainya. Selain itu sistem ini tidak mahal,
perawatan dan perbaikannya tidak sulit jika dibandingkan dengan sistem
hidrolik dan motor listrik. Penggunaan udara yang dimampatkan dalam
sistim pneumatik memiliki beberapa keuntungan antara lain ketersediaan
yang tak terbatas, mudah disalurkan, fleksibilitas temperatur, aman, bersih,
pemindahan daya dan kecepatan sangat mudah diatur, dapat disimpan dan
mudah dimanfaatkan.
Gripper adalah link aktif antara peralatan pengendali (seperti lengan
robot) dan benda kerja atau secara lebih pengertian umum antara organ
penggenggam (biasanya jari gripper) dan objek untuk diperoleh. Bentuk-
bentuk gripper biasanya disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan benda
yang akan digenggam

1.2 Tujuan
Pemahaman mengenai Control Level pada Station Testing dan Pick & Place
bertujuan agar mahasiswa dapat:
1. Mengenal aplikasi pengendali station handling dan sparating
2. Memahami pemograman PLC
3. Memahami komunikasi station

4
BAB II

ISI

2.1 Handling dan Sparating


Sparating dan handling memiliki ati mengalokasikan dan memisahkan
beberapa pat yang berbeda melalui akuisisi informasi dan perbandingan dari
karakteristik tertentu, membutuhkan kategori karakteristik yang jelas. Station
separating memisahkan alur material dari wokpieces body(cylinder) dan
housing(clock, thermometer, hygrometer).
Untuk pemisahan alur material, bagian konveyo dilengkapi dengan sabuk
konveyor. Bergantung pada workpieces sebuah branch penyortiran yang
diaktifkan. Workpieces yang dikontrol dapat diangkut ke titik pick-up pada
ujung sabuk konveyor 1 atau sebuah station beikutnya(0 degree) atau disotir
keluar ke sabuk konveyor 2 atau diangkut ke station berikutnya(90 degree).
workpieces harus diproses sendiri-sendiri agar tidak mengganggu fungsi
swithcing dari pecabangan.

2.2 Sensor
Sensor adalah elemen yang mengubah sinyal fisik/kimia menjadi sinyal
elektronik yang dibutuhkan computer.
Sensor yang terdapat pada station testing sebagai berikut:
a. Differentiation module

5
Differentiation module mendeteksi workpieces dengan cara penginderaan
jarak optoelectronic. Diffuse sensor dengan keluaran analog dan digital
membedakan antara workpieces housing dan workpieces body. Sinyal
digital("switching on" point/"switching off" point) bisa diinputkan ke PLC
melalui terminal I/O XMA2. Sinyal analog secara optional bisa diinputkan
ke PLC menggunakan pemrosesan sinyal analog melalui teminal blok
analog(XMA3).
b. Branching module

Branching module digunakan untuk mengangkut, menegeluarkan dan


menyangga wokpieces yang dideteksi. Diffuse sensor mendeteksi apakah

6
seuah worpieces tersedia pada posisi awal sabuk konveyor 1. Ini
menyebabkan siklus program dimulai. Workpieces yang dimasukkan
dihentikan dengan pneumatic stopper. Identifikasi dan pembedaan tejadi
melalui sebuah diffuse sensor dan diffeentiation module. Bergantung pada
rating sebuah branch sorting yang di extend. Sekali sebuah workpieces
dilepaskan oleh stopper, kemudian wokpieces diangkut ke sabuk konveyor
2, ke titik pick-up pada ujung dari konveyor 1. atau ke station berikutnya.
Workpieces pada awal sabuk konveyor 2 dan diahir sabuk konveyor 1
dideteksi oleh sensor proximity optik dengan kabel optik fiber.
c. Soting gate modul

Sorting gate modul digunakan untuk melempar dari workpieces yang


dideteksi. Sebuah silinder drive rotary doubel-acting menyebabkan
perputaan 45 derajat dari ejector yang terpasang. Power langsung di
transfer ke drive shaft dengan sebuah swiveling wing. penginderaan posisi
ahir dari ejector dipengaruhi oleh sebuah sensor proximity
d. Inductive proimity sensor

7
Inductive proimity sensor digunakan untuk pendeteksian posisi ahir dari
sorting gate module. Inductive proimity sensor mendeteksi objek logam.
Perubahan jarak adalah sebuah fungsi dari material dan permukaan ahir
e. Optoelectronic sensors

Sensor ini Beroperasi pada tegangan 10 - 30 VDC, keluaran bisa NPN dan
PNP, memiliki range hingga 6000mm dan berfungsi sebagai receiver,
transmitter maupun fibre-optic device.
f. Difusse Sensor (Branching module, detection of workpieces)
Diffuse sensor digunakan untuk mendeteksi workpieces. kabel fiber optik
dikoneksikan ke fibre optic device.fibre optic device memancarkan cahaya
merah yang bisa dilihat. Diffuse sensor mendeteksi cahaya yang
dipantulkan oleh workpieces. Perbedaan permukaan atau warna merubah
jumlah cahaya yang dipantulkan.
g. Difusse Sensor (Differentiation module, identification of workpieces)

8
diffuse sensor dengan output analog dan digital mengidentifikasi
wokpieces. fibre otic device memancakan cahaya merah yang bisa dilihat.
Diffuse sensor mendeteksi cahaya yang dipantulkan oleh wokpieces.
Pebedaan pemukaan dan warna merubah jumlah dari cahaya yang
dipantulkan.
h. Through-beam sensor(Branching module, detection of workpieces)
Through-beam sensor digunakan untuk mendeteksi workpieces. kabel
fiber optik dikoneksikan ke fibre optic device.fibre optic device
memancakan cahaya merah yang dapat dilihat. workpieces menyela
rintangan cahaya.
i. Optical Diffuse Sensor: Mendeteksi benda kerja. Fungsi aktuasi sebagai
sender dan receiver, tipe output PNP, tegangan operasi 10 – 30 VDC.
Deskripsinya untuk mendeteksi pembacaan warna dari benda kerja. Sensor
ini menggunakan sinar infrared lalu mendeteksi sinar yang direfleksikan
oleh benda kerja. Permukaan atau warna yang berbeda mengubah jumlah
sinar yang dipantulkan.
j. Proximity sensor (SIES-8MPS-24V-K-0.3-M8D), NO type, output switch
PNP, deskripsinya untuk Mendeteksi posisi maksimum dari silinder
dengan benda kerja pada parallel gripper.

9
2.3 Actuator
Actuator / actuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakan
atau mengontrol sebuah mekanisme atau sistem.
Actuator yang digunakan pada station testing sebagai berikut:
a. Gear motor

Motor 24 VDC secara permanen terpasang untuk sebuah reversible worm


gear. motor shaft dan drive shaft diposisikan pada sudut yang tepat. Gear
motor bisa dipasangkan melalui worm gear housing dengan 3 skrup.
Mounting hole digunakan untuk mengetap diri skrup M5.
b. Swivel module With spigot shaft and fixed stop, adjustable swivel angle.

DSM rotary modules adalah modul putar yang compact dengan kebutuhan
ruang yang minim.Gaya ditransmisikan lansung ke drive shaft melalui rotary

10
vane. Sistem pemberhentian yang bisa diatur terpisah dari rotay vane
sehingga gaya yang terjadi diredam dengan shock absorber.
c. Pneumatic Cylinder(Short stroke cylinder)

Aktuator ini memiliki ukuarn yang kecil memiliki diameter 4-100 mm dengan
langkah mencapai 25 mm.
d. Receptacle Module

Modul ini untuk mendeteksi workpieces menggunakan optical diffuse sensor


e. Flat cylinder

11
Flat cylinder (Double-acting, stroke 80 mm, tekanan operasi minimal 1 bar
dan tekanan operasi maksimal 10 bar). deskripsinya sebagai Tekanan udara
atau silinder untuk parallel gripper.
f. Linear drive

Linear drive (Double-acting, min stroke 10 mm, max 1500 mm tekanan


operasi minimal 2.5 bar dan tekanan operasi maksimal 8 bar)
g. Parallel gripper

Parallel gripper (Double-acting, tekanan operasi minimal 2 bar dan tekanan


operasi maksimal 8 bar)

2.4 Programmable Logic Controller (PLC)


PLC mitsubishi melsec fx2n-32mr

12
Seri paling canggih dalam keluarga FX PLC. Ini ringkas, menawarkan
eksekusi program yang sangat cepat, menerima hingga delapan modul
fungsi khusus dan memberikan fleksibilitas maksimum dan daya kontrol
untuk semua aplikasi otomatisasi pabrik Anda. Selain fitur yang sudah
tercantum, FX2N juga menawarkan yang berikut:

Pilihan ukuran 6 I/O, dapat diperluas hingga 256 kecepatan pemrosesan


I/OHigh, 0,08μs/instruksi dasar125 yang diterapkan, 3072 relai tambahan,
256 timer, 235 counter, 8000 data registers8K langkah RAM program
memori (diperluas ke 16K dengan EEPROM)24Vdc 460mA output untuk
sensor dll (250mA untuk 16 dan 32 I / O)100% kompatibilitas mundur
dengan unit FX yang lebih tua.

Berikut ini fitur dari PLC mitsubishi melsec fx2n-32mr:

• Memiliki input 24Vdc yang dapat dikonfigurasi sebagai 27 sumber


instruksi dasar.
• Kemampuan jaringan / komunikasi menggunakan modul opsional
RS-232, RS-422 dan RS-485
• Perhitungan kecepatan tinggi sebesar 60kHz
• Rel DIN
• Keamanan kata sandi.
• Realtime clock dan run/stop sudah terpasang.
• Pilihan model relay atau keluaran transistor.
• Output relay diberikan 240 Vac atau 30 Vdc, hingga 2A per titik
maks.
• Output transistor di beri nilai 5V hingga 30Vdc, hingga 0,5A per
titik maks.
• Program menggunakan stok perangkat lunak pengembang GX FX
no. 399-7806
• Model bertenaga AC
• Tegangan suplai tipe AC 100-240 Vac + 10%-15% 50/60Hz

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada Field Level dan control level ini pembahasan mengacu pada
komponen station handling and sparating yang di dalamnya terdapat
sensor, aktuator dan controller menggunakan PLC mitsubishi bertipe
mitsubishi melsec fx2n-32mr. Setiap pembacaan sensor pada station
handling and sparating akan mempengaruhi pergerakan aktuator dalam
sistem pada benda kerja sampai ke posisi akhir tujuan dari program yang
sudah di tetapkan pada PLC.

14

Anda mungkin juga menyukai