Pada saat ini perkembangan ilmu teknologi dan informasi yang semakin pesat
menyebabkan beberapa industri menerapkan sistem otomasi untuk meningkatkan dan
mengetahui informasi hasil produksi. Dengan penggunaan sistem otomasi, industri
dapat meningkatkan dan memperkirakan hasil produksi yang akan didapatkan. Akan
tetapi penerapan sistem kontrol pada industri masih mempergunakan cara yang
konvensional, sehingga banyak membutuhkan tenaga manusia.
HALAMAN JUDUL
BAB I
Programmable Logic Controller
1.1 Pengontrol
Tugas-tugas apa saja yang mungkin dimiliki oleh sebuah sistem kontrol ?
Sistem tersebut mungkin dituntut untuk mengontrol serangkaian kejadian atau
mempertahankan agar sejumlah variabel tetap bernilai konstan atau melakukan
suatu perubahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebagai contoh, sistem kontrol
untuk sebuah mesin bor otomatis (Gambar 1.1(a)) harus mulai menurunkan mata
bor ketika benda yang akan dibor telah berada pada posisi yang benar, mulai
mengebor ketika mata bor telah menyentuh benda tersebut, berhenti mengebor
ketika mata bor telah menghasilkan lubang dengan kedalaman yang dibutuhkan,
menarik kembali mata bor kemudian mematikan bor dan menunggu sampai benda
berikutnya tiba pada posisi pengeboran sebelum mengulangi kembali langkah-
langkah operasi diatas. Sistem kontrol lainnya (Gambar 1.1 (b)) mungkin
digunakan untuk mengontrol jumlah barang yang berada diatas sebuah ban berjalan
(conveyor belt) dan mengarahkan benda-benda tersebut ke dalam sebuah kotak
kemasan. Input bagi sistem-sistem kontrol semacam ini mungkin berasal dari
saklar-saklar yang membuka dan menutup, misalnya: keberadaan benda yang akan
dibor mungkin dapat diketahui karena benda tersebut bergerak mendorong sebuah
saklar dan menutupnya, atau sensor-sensor lainnya seperti misalnya yang
digunakan untuk menginderai suhu atau kecepatan aliran.
output yang akan menghidupkan motor tabung cuci dan mengatur kecepatannya,
membuka atau menutup katu-katup air panas dan air dingin, menyalakan pompa
pembuangan air, mengontrol pemanas air dan mengontrol kunci tingkap sehingga
tingkap mesin cuci tidak dapat dibuka sampai seluruh siklus pencucian selesai
dilaksanakan.
1. Kokoh dan dirancang untuk tahan terhadap getaran, suhu, kelembaban dan
kebisingan.
2. Antarmuka untuk input dan output telah tersedia secara built-in di
dalamnya.
3. Mudah diprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemrograman yang
mudah dipahami, yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi
logika dan penyambungan.
1.2 Hardware
1. Unit prosesor atau central processing unit (unit pengolahan pusat (CPU))
adalah unit yang berisi mikroprosesor yang menginterpresentasikan sinyal-sinyal
input dan melaksanakan tindakan-tindakan pengontrolan, sesuai dengan program
yang tersimpan di dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-keputusan
yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal kontrol ke antarmuka output.
2. Unit catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan AC sumber
menjadi tegangan rendah DC (5V) yang dibutuhkan oleh prosesor dan rangkaian
rangkaian di dalam modul-modul antarmuka input dan output.
1.3.1 CPU
1. Sebuah unit aritmetika dan logika (arithmetic and logic unit) (ALU) yang
menangani manipulasi data dan melaksanakan operasi aritmetika pen·
jumlahan dan pengurangan dan operasioperasi logika AND, OR, NOT. dan
OREKSKLUSIF.
2. Memori, yang dinamakan register, yang terletak di dalam mikroprosesor dan
dipergunakan unruk menyimpan inforrnasi yang terlibat dalam peng
eksekusian program.
3. Sebuah unit kontrol yang dipergunakan untuk mengontrol pewaktuan
operasioperasi.
1.3.2 Bus
1.3.3 Memori
Program-program dan data yang ada di dalam RAM dapat diubah olch
pengguna. Setiap PLC memiliki RAM dengan ukuran tertentu untuk menyimpan
program-program yang dikembangkan oleh pengguna dan menyimpan data
program. Akan tetapi, untuk mencegah hilangnya program ketika catu daya
dimatikan, digunakan sebuah baterai di dalam PLC untuk mempertahankan isi
RAM selama jangka waktu tertentu, Setelah sebuah program selesai dikembangkan
di dalam RAM, program tersebut dapat dimuatkan ke dalam sebuah chip memori
EPROM, seringkali merupakan sebuah modul siap-pasang ke PLC, yang
menjadikan program tersebut tersimpan secara permanen. Sebagai tambahan,
terdapat pula buffer-buffer penyimpanan sementara yang digunakan untuk kanal-
kanal input/output.
beragam level tegangan. Kisaran sinyal input yang mungkin tersedia pada sebuah
PLC berskala-besar adalah sinyal-sinyal digital/diskrit (yaitu, sinyal-sinyal
'hidup'/'mati') 5 V, 24 V, 110 V dan 240 V (Gamber 1.10). Sebuah PLC berukuran
kecil kemungkinan hanya memiliki satu bentuk input. misalnya, 24 V. Garnbar 1.11
memperlihatkan salah satu bentuk dasar sebuah kanal input d.c.
Gambar 1.10 Level Input Gambar 1.11 Rangkaian Input d.c dasar.
Kanal-kanal output seringkali digolongkan ke dalam tipe relay, tipe transistor, dan
tipe triac.
1. Dengan output tipe relay, sinyal dari output PLC digunakan untuk
mengoperasikan sebuah relay dan oleh karenanya mampu menyambungkan arus
dalam bilangan beberapa ampere ke rangkaian-rangkalan eksternal. Relay tidak
hanya memungkinkan suatu arus kecil mensaklarkan arus yang relatif besar namun
juga mengisolasi PLC dari rangkaian-rangkaian eksternal, Akan tetapi, relay relatif
lambat untuk dioperasikan. Output relay cocok digunakan untuk pensaklaran a.c
dan d.c. Piranti ini mampu bertahan terhadap lecutan arus dan tegangan transien
yang cukup tinggi. Gambar 1.12 menampilkan fitur dasar sebuah kanal output tipe
relay.
Gambar 1.13 Bentuk-bentuk dasar output tipe transistor: (a) pembuangan arus, (b)
pensumberan arus.
Output dari unit input/output adalah sinyal digital dengan level 5 V. Akan
tetapi, setelah pengkondisian sinyal dengan menggunakan relay, transistor, atau
triac, maka output dari kanal output dapat berupa sebuah sinyal pensaklaran 24 V,
100 mA, sinyal d.c. 110 V, 1 A atau mungkin sebuah sinyal a.c, 240 V, 1 A atau
sinyal a.c. 240 V, 2 A, yang berasal dari kanal triac (Gambar 1.14). Dengan sebuah
PLC berukuran kecil, semua outputnya kemungkinan berjenis sama, misalnya, 240
V a.c .,l A. Akan tetapi, dengan PLC modular, suatu kisaran output tertentu dapat
ditangani dengan cara memilih modul-modul yang sesuai.
Dalam keluarga PLC Mitsubishi FX, tersedia model FX1S dengan output
tipe relay, output tipe transistor sumber, output transistor tipe buang atau output
tipe triac. Dengan demikian, FX1S-1OMT-ESS/UL memiliki enam input d.c. 24
V dan empat output relay. Informasi yang dicantumkan di dalam spesifiknsi
input adalah:
MT-ESS/UL
Output terpadu: 4
MR-ES/UL
Output terpadu: 4
Waktu tanggap: 10 ms
PLC memiliki lebih dari sekedar input dan output. Sebagai contoh, FXlS
meuyediakan 384 buah relay sekunder (auxiliary) MO sampai dengan M383,
piranti- piranti timer, misalnya: timer 100 ms T0 hingga T55, piranti-piranti
counter l hingga 32.767, C0 hingga Cl5 dan register-register data dan counter
berkecepatan-tinggi. Untuk sebuah sistem operasional, sebuah personal computer
beserta software pemrogramannya dibutuhkan untuk memprogramkan PLC ini.
BAB II
Perangkat-perangkat Input/Output
kontak-kontak yang akan tertutup apabila tidak ada input mekanis yang diberikan
dan input tersebut digunakan untuk membuka saklar.
Medan magnet yang diakibatkan oleh arus eddy ini menginduksikan g.g.l
balik pada kumparan, sehingga menjadikan amplitudo tegangan yang dibutuhkan
untuk mempertahankan agar arus tetap konstan harus berubah-ubah. Dengan
demikian, amplitudo tegangan mengaktifkan sebuah jaringan saklar elektronik,
yang pada dasarnya adalah sebuah transistor yang level outputnya akan berubah
dari rendah ke tinggi akibat perubahan tegangan, dan oleh karenanya merupakan
sebuah perangkat yang menghasilkan kondisi hidup/mati. Jarak pada objek tersebut
dapat terdekteksi antara 0,5 hingga 20 mm.
Selanjut nya adalah saklar reed. Saklar tipe ini dibentuk oleh dua strip
(lempengan kecil) bahan feromagnetic lentur yang ujung-ujung nya diletakan saling
berimpitan namun tidak saling bersentuhan dan di bungkus rapat di dalam sebuah
wadah kaca atau plastik.
Ketika sebuah magnet atau sebuah kumparan berarus diletakan didekatkan di dekat
saklar, kedua strip akan termagnetisasi dan saling menarik satu sama lain nya.
Akibat nya kontak akan tertutup. Magnet akan menetup kontak apabila diletakan
pada jarak tipikal sekitar 1 mm dari saklar.
Saklar jarak kapasitif merupakan speasang plat logam yang dipisahkan oleh
suatu jarak bergantung pada jarak pemisah tersebut, dimana semakin kecil jarak
pemisah semakin tinggi kapasitansinya. Sensor pada saklar jarak kapasitif adalah
salah satu diantara kedua plat kapasitor tersebut, sedangkan plat yang lain nya
adalah objek logam yang jarak nya hendak diketahui.
2.1.4 Enkoder
lempengan kecil (strip) yang terbuat dari bahan Iogam yang berbeda, misalnya:
kuningan dan besi, yang direkatkan bersama. Kedua logam tersebut memiliki
koefisien pemuaian yang berbeda, sehingga ketika elemen bimetal mengalami
kenaikan suhu, elemen tersebut akan melengkung karena salah satu lempengan
logam akan memuai lebih panjang dari yang lainnya. Logam yang memiliki
koefisien pemuaia. yang lebih tinggi berada disisi luar lengkungan. Ketika suhu
elemen turun, pengaruh pelengkungan akan berbalik. Pergerakan elemen ini dapat
digunakan untuk menyambungkan atau memutuskan kontak-kontak listrik dan oleh
karenanya. Pada suatu titik suhu tertentu menghasilkan arus 'mati' 'hidup' didalam
rangkaian listrik. Perangkat ini tidak terlalu akurat, namun seringkali digunakan
pada termostat-termostat sistem pemanasan terpusat buatan domestik.
pada jalur tahanan (resistansi) potensiometer. Oleh karena itu, potensiometer dapat
berfungsi sebagai sensor posisi linear atau sudut.
bahan-bahan logam, faktor pengukuran nya adalah sekitar 2 dan untuk bahan-bahan
semikonduktor faktor nya sekita 100.
Perubahan tahanan pengukur regangan, ketika mengalami peregangan biasa
nya di konversikan menjadi sebuah sinyal tegangan dengan dengan menggunakan
sebuah jembatan wheatstone.
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanis
menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan
pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada
kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran kawat berubah
dan mengubah tahanannya.
Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal dan meng-
informasikan sinyal tersebut ke sistem berikutnya, maka peranan dan fungsi sensor
akan dilanjutkan oleh transduser.Karena keterkaitan antara sensor dan transduser
begitu erat maka pemilihan transduser yang tepat dan sesuai juga perlu
diperhatikan.
Salah satu jenis pengukur aliran cairan yang umum di jumpai adalah yang
mengukur perbedaan tekanan yang timbul ketika sebuah cairan mengalir
melaluisebuah celah sempit.yaitu bentuk yang umum digunakan Orifice flow meter
(pengukur aliran berlubang).
2.1.11 keypad
Port output sebuah PLC dapat berupa tipe relay atau tipe isolator-optik dengan
transistor atau tipe triac, bergantung pada perangkat yang tersambung pada nya
yang akan di kontrol.
piston yang menghasil kan gerakan ke satu arah dan piston tersebut dikembalikan
keposisi semula melalui suatu mekanisme pegas internal.
2.2.2 Motor
Bentuk motor d.c. lainnya adalah motor d.c. tanpa-sikat. Motor ini
menggunakan magnet permanen untuk menghasilkan medan magnetnya namun,
alih-alih kumparan armature yang berputar karena gaya dari medan magnet
tersebut, magnet permanen itu sendiri yang berputar di dalam sebuah. kumparan
diam (stasioner). Dengan motor d.c. konvensional, sebuah komutator harus
digunakan untuk membalikkan arus yang mengalir di dalam kumparan pada
setiap setengah putaran agar kumparan tetap berputar ke arah yang sama.
Motor arus bolak-balik memiliki dua bagian utama, sebuah silinder berputar
yang disebut rotor dan sebuah bagian yang diam yang disebut stator. Stator
mengelilingi rotor dan memiliki lilitan-lilitan kumparan yang menghasilkan sebuah
magnet berputar didalam ruang yang ditempati oleh rotor.
BAB III
PENGOLAHAN INPUT/OUTPUT
sebuah jalur yang sejajar (paralel) dengan jalu-jalur lainnya. Gambar 3.10
memperlihatkan fungsi dasar sebuah converter. Sebuah bit pada jalur 0
membangkitkan pulsa output dengan level tertentu. Sebuah bit pada jalur 1
membangkitkan sebuah pulsa output dengan level dua kali lebih besar dari
pulsa pada jalur 0. Sebuah bit pada jalur2 membangkitkan sebuah pulsa
pada output dengan level duakali lebih besar pada jalur 1 dan seterusnya.
Semua output dijumlahkan sehingga menghasilkan versi analog dari input
digitalnya. Ketika input digital berubah, output analognya pun akan berubah
secara perlangkah, dimana tegangan output berubah sesuai dengan
perubahan tegangan input yang merepresentasikan tiap-tiap bit.
𝑅𝑅2
𝑉𝑉𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 =
𝑉𝑉
𝑅𝑅1 + 𝑅𝑅2 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚
Gambar 3.15 Rangkaian Pembagi tegangan
4. 3.4 Jaringan
Pemanfaatan otomatisasi yang semakin luas dalam berbagai industri
telah menciptakan kebutuhan akan kemampuan komnikasi dan kontrol
berskala pabrik, di mana PLC komputer, robot, dan mesin CNC saling
berhubungan satu sama lainnya. Istilah Jaringan Area Lokal (Local Area
Network-LAN) dipakai untuk merujuk pada sebuah jaringan komunikasi
yang dirancang untuk menghubungkan komputer-komputer dengan
berbagai perangkat peripheral yang berada di dalam suatu gedung atau
lokasi yang sama. Jaringan-jaringan dapat digolongkan ke dalam tiga
bentuk dasar. Dengan bentuk bintang (Star) (Gambar 3.27(a)) tiap-tiap
terminal langsung terhubung ke sebuah komputer pusat, yang disebut
sebagai host, atau master (induk), dan terminal-terminal tersebut disebut
sebagai slave. Komputer host berisi memori, perangkat pengolahan data,
dan perangkat-perangkat pensakelaran yang memungkinkan terminal-
terminal berkomunikasi dengannya dan antara satu sama lainnya. Akses ke
terminal dilakukan dengan cara komputer host “menanyakan” ke setiap
terminal secara bergiliran apakah terminal yang bersangkutan akan
berfungsi sebagai pendengar atau pembicara. Dengan tipe jaringan bus atau
tunggal (single highway) (Gambar 3.27(b)), tiap-tiap terminal
disambungkan ke sebuah kabel sehingga setiap terminal pengirim/penerima
memiliki akses langsung ke tiap-tiap terminal lainnya di dalam jaringan.
Metode-metode, yaitu, protokol-protokol, harus dipergunakan untuk
memastikan bahwa tidak ada lebih dari satu terminal yang befungsi sebgai
pembicara pada saat tertentu; jika tidak demikian, kerancuan akan terjadi.
Sebuah terminal harus dapat mengetahui apakah terminal lainnya sedang
“berbicara” sebelum ia mengirimkan pesannya. Dengan jaringan cincin
(ring) (Gambar 3.27 (c)), sebuah kabel panjang, yang dijadikan bentuk
cincin, mengubungkan semua terminal yang ada di ujung jaringan. Sekali
lagi, harus dipergunakan metode-metode untuk menjamin berlangsungnya
komunikasi antar terminal yang ada di jaringan tanpa bercampur-aduknya
pesan-pesan yang dikirimkan. Jenis jaringan bus dan cincin seringkali
disebut juga sebagai jaringan peer-to-peer (setara) karena tiap-tiap terminal
memiliki status yang sama. Sistem semacam ini memungkinkan
disambungkannya banyak terminal ke dalam satu jaringan yang sama.
Pada jaringan-jaringan berbasis-cincin, dua metode yang umum
digunakan untuk mencegah dua buah terminal “berbicara” pada saat
bersamaan, sehingga mengakibatkan kerancuan, adalah metode token
passsing (pengiriman token) dan petode slot passing (pengiriman slot).
Dengan metode token passing, sebuah pola bit khusus yang disebut token
dikirimkan secara bergiliran ke setiap terminal yang ada di jaringan. Ketika
sebuah terminal padanya, selanjutnya terminal itu akan mengirimkan pesan
beserta token yang diterimanya. Terminal-terminal lain yang juga hendak
mengirimkan pesan tidak dapat melakukan pengiriman sampai token telah
dilepaskan dari pesan sebelumnya oleh terminal yang menerimanya.
Dengan metode slot passing, slot-slot kosong dikirimkan secara bergiliran
menemukan input-input dengan alamat X400, X401, X402, dsb. dan output-
output dengan alamat Y430, Y431, Y432, dan seterusnya, di mana X
mengindikasikan sebuah input dan Y sebuah output. Toshiba juga
mempergunakan sisistem yang serupa.
Dengan PLC-PLC yang berukuran lebih besar, yang memiliki
sejumlah rak untuk kanal-kanal input dan output, rak-rak tersebut itulah
yang diberi nomor. Dengan Allen Bradley PLC-55, rak yang memuat
prosesor diberi nomor 0 dan alamat rak-rak lainnya diberi nomor 1,2,3 dan
seterusnya sesuai dengan nomor posisi yang ditetapkan untuk saklar-saklar
yang berasangkutan. Masing-masing rak dapat memuat beberapa buah
modul dan tiap-tiap modul menangani sejumlah input dan/atau output.
Sehingga, alamat-alamat dapat berwujud sebagaimana yang diperlihatkan
pada Gambar 3.31. Sebagai contoh, kita dapat menjumpai sejumlah input
dengan alamat I:012/03. Kode alamat ini mengindikasikan sebuah input,
rak 01, modul 2, dan terminal 03.
Gambar 3.31 Sistem pengalamatann Allen Bradley PLC-5
input pada terminal 02 di dalam modul 3, B5.12 adalah sebuah output pada
terminal 12 di dalam modul 5.
Dengan Sprecher+Schun SESTEP, input-input diberikan kode X
dan output diberikan kode Y dan keduanya diberikan nomor yang berurutan,
di mana posisi modul yang bersangkutan tidak menentukan pengalamatan.
Dengan demikian, kita dapat menjumpai alamat X002 untuk sebuah input
dan Y003 untuk sebuah output.
Selain menggunakan sistem pengalamatan untuk mengidentifikasi
input-input dan output-output, PLC-PLC juga menggunakannya untuk
mengidentifikasikan piranti-piranti internal yang dibuat oleh software,
seperti misalnya relay (saklar), timer (pewaktu), dan counter (pencacah).