LAPORAN AWAL
140310190063
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi zaman ini sistem
kendali manual maupun automatik memiliki peran yang sangat penting. Fungsi sistem
kendali automatik adalah paling menonjol dalam berbagai keperluan hajat manusia atau
bangsa yang telah maju peradabannya. Contoh konkrit dapat kita temui pada
pengendalian pesawat ruang angkasa, peluru kendali, sistem pengemudi pesawat, sate
Iit, dan sebagainya. Sementara di industri diperlukan untuk pengendalian mesin-mesin
produksi bidang manufaktur dan pengendalian proses seperti tekanan, temperatur,
aliran, gesekan, kelembaban, dan sebagainya. Selain Itu, keberadaan kontroler dalam
sebuah sistem kontrol mempunyai kontribusi yang besar terhadap prilaku sistem. Pada
prinsipnya hal itu disebabkan oleh tidak dapat diubahnya komponen penyusun sistem
tersebut.
1
mengikuti sinyal aktual dan semakin kecil kesalahan yang terjadi, semakin baiklah
kinerja sistem kontrol yang diterapkan.
Berdasarkan uraian di atas pada percobaan ini salah satu contoh sistem kendali yang
akan dibahas adalah sistem kontrol on-off dan sistem kontrol PID. Adapun simulasi
PID yang akan digunakan adalah Matlab, serta akan memahami kinerja dari sistem
kontrol on-off dan PID pada masing-masing system nya.
1.2 Tujuan
1. Memahami tentang penggunaan simulasi PID menggunakan matlab
2. Memahami berbagai jenis-jenis aksi pengontrolan
3. Memahami kinerja pengontrol on-off
4. Memahami kinerja sistem pengontrol umpan balik PID temperature
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Kendali
Sistem kendali atau sistem kontrol (control system) adalah suatu alat untuk
mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. Istilah kendali
ini dapat dipraktekan secara manual untuk mengendalikan sistem kontrol. Dalam
sistem yang otomatis alat ini banyak digunakan didalam bidang industri dalam
kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk mempermudah produksi (Miftah, 2013).
Sistem pengendali ini merupakan sebuah sistem yang mempertahankan sebuah nilai
keluaran dari suatu variabel proses sesuai dengan yang dinginkan (set point). Tujuan
dari sistem pengendalian yaitu untuk menjaga kualitas dan kuantitas suatu proses.
Sistem kendali merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem kehidupan modern
saat ini. Sebagai contoh : kendali suhu ruang, mesin cuci, robot, pesawat, dan lain
sebagainya. Manusia bukan satu-satunya pembuat sistem kendali otomatis. Justru
secara alami telah ada, baik di tubuh manusia itu sendiri maupun di alam semesta.
Sebagai contoh: pankreas yang mengendalikan kadar gula dalam darah. Mekanisme
berkeringat ketika kepanasan untuk mempertahankan suhu tubuh. Pergerakan mata saat
melihat sesuatu. Peredaran seluruh benda di angkasa. Dengan sistem kendali
memungkinkan variabel yang ingin dikendalikan dapat mencapai nilai yang diinginkan
dengan mekanisme umpan balik dan pengendalian. Dengan sistem kendali
memungkinkan adanya sistem yang stabil, akurat, dan tepat waktu. Sistem kendali
dapat dirancang melakukan pengendalian secara otomatik. Di industri banyak dijumpai
aplikasi sistem ini menggunakan ‘Programmable Logic Controller’. Sistem kendali
dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah
konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi
harus ada yang dikendalikan, yang merupakan suatu sistem fisis, yang biasa disebut
dengan kendalian (plant).
3
Sistem kendali terdiri dari sub-sistem dan proses (plants) yang disusun untuk
mendapatkan keluaran (output) dan kinerja yang diinginkan dari input yang diberikan.
Input adalah rangsangan atau perintah yang diterapkan pada sistem kontrol. Sedangkan
output adalah respons saat ini yang dihasilkan dari sistem kontrol. Proses merupakan
suatu operasi yang berlangsung secara kontinyu yang dikontrol secara sistematis untuk
mencapai hasil akhir yang diinginkan (Nise, 2010). Pada gambar di bawah ini
menununjukkan blok diagram untuk sistem kendali paling sederhana.
4
2.2 Pengendali Hidup-Mati (On-Off)
Pengendali on-off berfungsi untuk menghasilkan sistem kontrol yang tetap
(discrete). Kontrol ini memiliki karakteristik, yaitu hasil pengontrolan masih bersifat
osilasi (efek cycling) sehingga hasil tidak terlalu akurat, ada efek histerisis (dead band)
dalam implementasi praktisnya dan laju pemrosesan yang lambat. Kontrol on-off
bekerja berdasarkan nilai eror yang jika lebih besar dari nol, aktuator akan dijalankan
dan jika nilai eror lebih kecil dari nol, aktuator dimatikan (sitasi). Contohnya,
pengendalian nyala lampu. Lampu akan menyala ketika sensor cahaya (LDR) di bawah
nilai yang ditetapkan dan lampu akan mati ketika sensor cahaya di atas nilai yang
ditetapkan. Berikut merupakan grafik diagram blok dan karakteristik pengendali on-
off.
5
2.3 Pengendali PID
Sistem kontrol PID merupakan system control loop tertutup yang cukup sederhana
dan kompatibel dengan system control lainnya dan dapat dikombinasikan dengan
system control lain seperti Fuzzy control, Adaptif control dan Robust control (Ali,
2004).
6
kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing cara dapat bekerja
sendiri maupun gabungan diantaranya. Dalam perancangan sistem kontrol PID yang
perlu dilakukan adalah mengatur parameter P, I atau D agar tanggapan sinyal keluaran
sistem terhadap masukan tertentu sebagaimana yang diinginkan.
Tabel 2.1 Tanggapan system control PID terhadap perubahan temperature (Ali, 2004)
Fungsi alih H(s) pada sistem PID merupakan besaran yang nilainya tergantung
pada nilai konstanta dari sistem P, I, dan D
𝐾𝐷 𝑆 2 + 𝐾𝑃 𝑆+ 𝐾𝑓
𝐻(𝑠) = (1)
𝑆 3 + 𝐾𝐷 𝑆 2 + 𝐾𝑃 𝑆+ 𝐾𝑓
Untuk merancang sistem kontrol PID, kebanyakan dilakukan dengan metode coba-
coba atau (trial and error). Hal ini disebabkan karena parameter Kp, Ki dan Kd tidak
independen. PID menggunakan tiga perilaku kontrol dasar yaitu:
7
Pada pengendali jenis P ini terdapat hubungan yang sebanding atau
proporsional antara keluaran terhadap kesalahan, secara lebih sederhana dapat
dikatakan bahwa keluaran pengendali proportional merupakan perkalian antara
konstanta proportional dengan masukannya. Persamaan matematis untuk
pengendali proporsional: U(t) Kp e(t)
8
Gambar 2.6 Diagram blok kontroler proporsional
Gambar 2.6 menunjukkan blok diagram yang menggambarkan hubungan
antara besaransetting, besaran aktual dengan besaran keluaran kontroller
proporsional. Sinyalkeasalahan (error) merupakan selisih antara besaran setting
dengan besaran aktualmya.Selisih ini akan mempengaruhi kontroller, untuk
mengeluarkan sinyal positip(mempercepat pencapaian harga setting) atau
negati# (memperlambat tercapainyaharga yang diinginkan).
9
Gambar 2.7 menunjukkan grafik hubungan antara PB, keluaran kontroler
dan kesalahan yang merupakan masukan kontroller. Ketika konstanta
proporsional bertambah semakin tinggi, pita proporsional menunjukkan
penurunan yang semakin kecil, sehingga lingkup kerja yang dikuatkan akan
semakin sempit (Luthfiana, 2012). Penggunaan kontroler proporsional harus
memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut:
10
Gambar 2.8 Blog diagram Sistem Kendali Integral
(2)
(3)
11
kontroler ini merupakan jumlahan yang terusmenerus dari perubahan
masukannya. Kalau sinyal kesalahan tidak mengalamiperubahan, keluaran akan
menjaga keadaan seperti sebelum terjadinya perubahan masukan. Sinyal
keluaran akan berharga samadengan harga sebelumnya ketika sinyal kesalahan
berharga nol. Gambar 2.9 menunjukkan contoh sinyal kesalahan yang
disulutkan ke dalam kontrollerintegral dan keluaran kontroller integral terhadap
perubahan sinyal kesalahan tersebut.
Gambar 2.9 Kurva sinyal kesalahan e(t) terhadap t dan kurva u(t)
terhadap t pada pembangkit kesalahan nol (Luthfiana, 2012)
12
2. Ketika sinyal kesalahan berharga nol, keluaran kontroler akan bertahan
pada nilai sebelumnya.
3. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan menunjukkan
kenaikanatau penurunan yang dipengaruhi oleh besarnya sinyal
kesalahan dan nilai K
Kontroler integral memiliki karakteristik sebagai berikut:
(4)
13
lonjakan. Seperti pada kontrol proporsional, kontrol derivatif juga tidak dapat
menghilangkan offset.
14
3. Kontroler diferensial mempunyai suatu karakter untuk mendahului,
sehingga kontroler ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikan
sebelum pembangkit kesalahan menjadi sangat besar. Jadi kontroler
diferensial dapat mengantisipasi pembangkit kesalahan, memberikan
aksi yang bersifat korektif, dan cenderung meningkatkan stabilitas
sistem
15
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rencana Perancangan Algoritma Penelitian
Menjalankan Membuat Melakukan
program rangkaian compile pada
Proteus 8.5 sesuai LK CV AVR
Melakukan
Melakukan tutup-buka kalibrasi Mengunduh
pada sensor LDR dan cahaya program
mengamati perubahan dengan
dengan extreme burner
LED
luxmeter
Menyiapkan Mengubah
Membuka Melakukan
wadah air yang nilai setting
program CV running
terisi dan
AVR dan point dan
memasukkan project grafik
extreme burner koefisien
sensor PID Delphi
Steinhart-Hart
16
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Kendali On/Off
17
- Melakukan kalibrasi nilai pencahayaan dengan menggunakan alat
luxmeter. Memutar potensiometer agar nilai yang dihasilkan
mendekati nilai yang tertera pada lucxmeter
- Mentutup-buka sensor LDR dnegan menggunakan tangan dan
mengamati LED
3.3.2 Kendali PID Temperatur
18
BAB 4
TUGAS PENDAHULUAN
Simulasi control PID menggunakan MATLAB dengan fungsi transfer
1
s2 + 20s + 30
1. Dengan nilai K p = K i = K d = 0
Script
num=1;
den=[1 20 30];
Plant = tf(num,den);
step(Plant,'r');
hold on;
Kp=0;
P_Sys = tf(Kp,1);
Ki=0;
den2=[1 0];
I_Sys=tf(Ki,den2);
Kd=0;
num3=[Kd 0];
D_Sys=tf(num3,1);
PI=parallel(P_Sys,I_Sys);
PID=parallel(PI,D_Sys);
OpenLoop=series(PID,Plant);
ClsdLoop = feedback(OpenLoop,[1]);
step(ClsdLoop,'b');
19
Gambar 4.1 Hasil Simulasi Dengan Nilai K p = K i = K d = 0
Setelah running diperoleh grafik step response, dapat dilihat bahwa nilai step
response berada pada nilai 0.035 sehingga nilai steady state error adalah
1 – 0.035 = 0.965 dengan waktu setting sekitar 3 detik.
2. Dengan nilai K p = 100 dan K i = K d = 0
Script
num=1;
den=[1 20 30];
Plant = tf(num,den);
step(Plant,'r');
hold on;
Kp=100;
P_Sys = tf(Kp,1);
Ki=0;
den2=[1 0];
I_Sys=tf(Ki,den2);
Kd=0;
num3=[Kd 0];
D_Sys=tf(num3,1);
PI=parallel(P_Sys,I_Sys);
20
PID=parallel(PI,D_Sys);
OpenLoop=series(PID,Plant);
ClsdLoop = feedback(OpenLoop,[1]);
step(ClsdLoop,'b');
21
I_Sys=tf(Ki,den2);
Kd=0;
num3=[Kd 0];
D_Sys=tf(num3,1);
PI=parallel(P_Sys,I_Sys);
PID=parallel(PI,D_Sys);
OpenLoop=series(PID,Plant);
ClsdLoop = feedback(OpenLoop,[1]);
step(ClsdLoop,'b');
22
hold on;
Kp=200;
P_Sys = tf(Kp,1);
Ki=300;
den2=[1 0];
I_Sys=tf(Ki,den2);
Kd=0;
num3=[Kd 0];
D_Sys=tf(num3,1);
PI=parallel(P_Sys,I_Sys);
PID=parallel(PI,D_Sys);
OpenLoop=series(PID,Plant);
ClsdLoop = feedback(OpenLoop,[1]);
step(ClsdLoop,'b');
23
Script
num=1;
den=[1 20 30];
Plant = tf(num,den);
step(Plant,'r');
hold on;
Kp=200;
P_Sys = tf(Kp,1);
Ki=300;
den2=[1 0];
I_Sys=tf(Ki,den2);
Kd=10;
num3=[Kd 0];
D_Sys=tf(num3,1);
PI=parallel(P_Sys,I_Sys);
PID=parallel(PI,D_Sys);
OpenLoop=series(PID,Plant);
ClsdLoop = feedback(OpenLoop,[1]);
step(ClsdLoop,'b');
24
Setelah running diperoleh grafik step response yang memiliki nilai kestabilan
yang baik dengan rise time yang cepat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Electrical4U, 2020. What is a Control System?. [Online]
Available at: https://www.electrical4u.com/control-system-closed-loop-open-
loop-control-
system/#:~:text=A%20control%20system%20is%20defined,at%20a%20desir
ed%20set%20point.
[Accessed 16 Mei 2022].
Halim, H. A. & Ismail, I., 2018. Tree physiology optimization on SISO and MIMO
PID control tuning. Neural Computing and Applications, 31(8), p. 7571–7581.
Ogata, K., 2009. Modern Control Engineering. 5th ed. Hoboken: Pearson : Prentice
Hall.
Payne, L., 2012. Introduction to PID Control. [Online]
Available at: https://www.dataforth.com/introduction-to-pid-control.aspx
[Accessed 16 Mei 2022].
Robotics, A., 2019. PID control : Proportional-Integral-Derivative Controller.
[Online]
Available at: https://medium.com/autonomous-robotics/pid-control-
85596db59f35
[Accessed 16 Mei 2022].
Ryniecki, A., Wawrzyniak, J. & Pilarska, A. A., 2015. Basics of Process Control: the
On-Off Control System. Przemysł Spożywczy (Food industry), Volume 69, pp.
26-29.
Techbriefs, 2014. The Modern Industrial Workhorse: PID Controllers. [Online]
Available at:
https://www.techbriefs.com/component/content/article/tb/pub/features/articles
/20013
[Accessed 16 Mei 2022].
26
Williams, B., 2022. Control Loop Systems and Components. [Online]
Available at: https://www.montalvo.com/article-library/control-loop-systems-
explained/#:~:text=There%20are%20two%20common%20control,distinguish
ed%20by%20the%20control%20actions.
[Accessed 16 Mei 2022].
27