Anda di halaman 1dari 19

Nama : Nabillah Fa’diyyah Zahra

NPM : 140310190063

Hari/Tanggal : Rabu,20 April 2022

Modul : Efek Hall

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan modul efek Hall yang bertujuan untuk menentukan konstanta Hall dan
konsentrasi pembawa muatan pada bahan perak dan tungsten. Efek Hall yaitu peristiwa dimana
ketika arus listrik (I) mengalir pada sebuah bahan logam dan logam tersebut memiliki medan
magnet (B) yang tegak lurus dengan arus, maka pembawa muatan (charge carrier) yang bergerak
pada logam akan mengalami pembelokkan oleh medan magnet tersebut. Prinsip yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu gaya Lorentz dan efek Hall. Pada percobaan digunakan beberapa
peralatan yaitu sampel seng (Zn) dan tungsten (W) berbentuk kepingan, sumber arus konstan 10
A dan 20A, lubang U_CORE, sepasang lempeng kutub yang dibor, coil 250 lilitan, probe
tangensial, multimeter CA 4010 (15 A), microvoltmeter, teslameter. Dari hasil percobaan, nilai
potensial Hall yang didapatkan dari berbagai variasi medan magnet dapat diperoleh nilai koefisien
Hall dan konsentrasi pembawa muatan dari bahan yang ditempatkan pada kumparan yang dialiri
arus. Diperoleh nilai Rh rata-rata dari sampel tungsten dengan arus 15A sebesar 2,190x10-10 m3/C
dan untuk arus 20A sebesar 1,993x10-10 m3/C. Pada sampel perak diperoleh nilai Rh rata-rata dengan
arus 15A sebesar 1,54622x10-10 m3/C dan dengan arus 20A sebesar 1,49375x10-10 m3/C. Dari
perhitungan didapatkan juga banyaknya konsentrasi pembawa muatan. Didapatkan hasil rata-rata
pada tungsten dengan arus tetap 15A sebesar 2,851×1028 m-3C-1 dan arus 20A sebesar 3,135×1028
m-3C-1. Pada perak dengan arus 15A sebesar 4,03744×1028 m-3C-1 dan pada arus 20A sebesar
4,1885×1028 m-3C-1. Percobaan yang dilakukan sudah cukup berhasil dan beberapa sesuai dengan
teori yang ada.

Kata kunci: Konstanta Hall,Tegangan Hall,Efek Hall, Induksi Magnet, Gaya Lorentz.
I. Tabel Data Awal
1.1 Tabel Data Awal Kalibrasi Medan Magnet
Tabel 1. Data Awal Kalibrasi Medan Magnet
Kalibrasi Medan Magnet
I (A) B (T)
0.5 0.118
1.0 0.200
1.5 0.295
2.0 0.374
2.5 0.455
3.0 0.520
3.5 0.585
4.0 0.630
4.5 0.665
5.0 0.695
5.5 0.715
6.0 0.735
6.5 0.748
7.0 0.760
7.5 0.780
8.0 0.790
8.5 0.800
9.0 0.810
1.2 Tabel Data Awal Percobaan Efek Hall dengan Bahan Tungsten
Tabel 2. Data Awal Percobaan Efek Hall dengan Bahan Tungsten

TUNGSTEN
V (µV) Rh n KSR Rh KSR n
B (T)
I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A
0.20 6.5 7.5
0.37 11.6 15.0
0.52 17.4 20.2
0.63 20.9 24.9
0.70 23.1 28.0
0.74 24.2 30.0
0.76 25.2 -
0.79 26.0 -
0.81 27.0 34.0
1.3 Tabel Data Awal Percobaan Efek Hall dengan Bahan Perak
Tabel 3.Data Awal Percobaan Efek Hall dengan Bahan Perak

SILVER
V (µV) V (µV) Rh n KSR Rh KSR n
B (T)
I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A
0.20 4.6 6.3
0.35 8.2 11.7
0.51 12.0 15.0
0.62 14.1 18.1
0.70 16.1 20.5
0.74 17.0 21.0
0.76 17.7 21.6
0.78 18.1 22.7
0.80 18.6 24.0

dengan :
Tabel 4.Jumlah Muatan Electron,Ketebalan Sampel,Konstanta Efek Hall,Konsentrasi
Pembawa Muatan
e 1.602E-19
d 0.0001
Rh Tungsten 1.18E-10
Rh Ag 9E-11
nTungsten 5.29E+28
nAg 6.6E+28

II. Pengolahan Data (Persamaan,Tabel Data Hasil Perhitungan,Grafik)


2.1 Persamaan
a. Rumus yang Digunakan
 Menentukan nilai konstanta efek Hall (RH)
VH . d
RH = (1)
B .I
 Menentukan nilai konsentrasi pembawa muatan (n)
1
n= (2)
RH . e
 Menghitung nilai KSR R H
RH lit −RH hit
KSR R H = | | × 100% (3)
RH lit

 Menghitung nilai KSR n


n lit − n hit
KSR n = | | × 100% (4)
n lit

b. Perhitungan
Contoh pengolahan data menggunakan sampel data percobaan pertama dengan bahan
tungsten saat I = 15 A dan B = 0,20 T
 Konstanta Hall R H
VH × d
RH =
B×I
Keterangan :
R H = konstanta Hall (Ω meter⁄𝑇)
VH = tegangan Hall = 6,5μV = 6,5 × 10−6 V
d = ketebalan sample = 0,0001 m = 10−4 m
B = medan magnet (T)
I = arus listrik(A)
6,5 × 10−6 V × 10−4 m
RH =
0,20 T × 15 A
R H = 2,1667 × 10−10 Ω meter⁄T
3
R H = 2,1667 × 10−10 m ⁄C

 Nilai konsentrasi pembawa muatan 𝑛


Dari persamaan
1
𝑅𝐻 =
𝑒×𝑛
Sehingga :
1
𝑛=
𝑅𝐻 × 𝑒
Keterangan :
3
R H = konstanta Hall (m ⁄𝐶 )

n = konsentrasi pembawa muatan(m−3 )


e = jumlah muatan elektron = 1,602 × 10−19 C
1
𝑛= 3
(2,1667 × 10−10 m ⁄ 𝐶 ) × (1,602 × 10
−19 C)

𝑛 = 2,8810 × 1028 𝑚−3


 Kesalahan Relatif Konstata Hall 𝑅𝐻
R Hlit − R Hhit
KSR R H = | | × 100%
R Hlit
dengan :
3
𝑅ℎ 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑠𝑡𝑒𝑛 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 1,18 × 10−10 m ⁄𝐶
3
𝑅ℎ 𝐴𝑔 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 9 × 10−11 m ⁄𝐶
(1,18 × 10−10 ) − (2,1667 × 10−10 )
KSR R H = | | × 100%
1,18 × 10−10
KSR R H = 83,62%
 Kesalahan Relatif konsentrasi pembawa muatan 𝑛
nlit − nhit
KSR n = | | × 100%
nlit
Keterangan :
𝑛 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑠𝑡𝑒𝑛 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 5,29 × 1028 m−3
𝑛 𝐴𝑔 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 = 6,6 × 1028 m−3

(5,29 × 1028 ) − (2,8810 × 1028 )


KSR n = | | × 100%
5,29 × 1028
KSR R H = 45,54%
 Konstanta Hall R H secara Grafis
(slope 𝑥)d
RH =
Ix
∆VH
slope 𝑥 =
Bz
slope 𝑥 juga dapat dilihat dari koefisien di 𝑥 pada persamaan y = a𝑥 + b.
untuk tungsten dengan I=15 A memiliki persamaan 𝑦 = 33.753𝑥 − 0.468
sehingga :
(33.753) × 10−4 m
RH =
15 A
3
R H = 0,000225 m ⁄𝐶

2.2 Tabel Data Hasil Perhitungan


2.2.1 Tabel Data Kalibrasi Medan Magnet
Tabel 5.Data Kalibrasi Medan Magnet

Tabel 5. Kalibrasi Medan Magnet


I (A) B (T)
0.5 0.118
1.0 0.200
1.5 0.295
2.0 0.374
2.5 0.455
3.0 0.520
3.5 0.585
4.0 0.630
4.5 0.665
5.0 0.695
5.5 0.715
6.0 0.735
6.5 0.748
7.0 0.760
7.5 0.780
8.0 0.790
8.5 0.800
9.0 0.810

2.2.2 Tabel Data Hasil Perhitungan Percobaan Efek Hall dengan Bahan Tungsten
Tabel 6. Data Hasil Perhitungan Percobaan Efek Hall dengan Bahan Tungsten
Tabel 6. Data Perubahan Tegangan Hall pada Bahan Tungsten
V (µV) Rh n KSR Rh KSR n
B (T)
I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A
0.20 6.5 7.5 2.16667E-10 1.875E-10 2.88101E+28 3.3292E+28 83.62% 58.90% 45.54% 37.07%
0.37 11.6 15.0 2.06774E-10 2.00535E-10 3.01886E+28 3.1128E+28 75.23% 69.94% 42.93% 41.16%
0.52 17.4 20.2 2.23077E-10 1.94231E-10 2.79823E+28 3.2138E+28 89.05% 64.60% 47.10% 39.25%
0.63 20.9 24.9 2.21164E-10 1.97619E-10 2.82243E+28 3.1587E+28 87.43% 67.47% 46.65% 40.29%
0.70 23.1 28.0 2.21583E-10 2.01439E-10 2.8171E+28 3.0988E+28 87.78% 70.71% 46.75% 41.42%
0.74 24.2 30.0 2.19501E-10 2.04082E-10 2.84381E+28 3.0587E+28 86.02% 72.95% 46.24% 42.18%
0.76 25.2 - 2.21053E-10 - 2.82385E+28 - 87.33% - 46.62% -
0.79 26.0 - 2.19409E-10 - 2.845E+28 - 85.94% - 46.22% -
0.81 27.0 34.0 2.22222E-10 2.09877E-10 2.80899E+28 2.9742E+28 88.32% 77.86% 46.90% 43.78%
Rata-Rata 2.190.E-10 1.993.E-10 2.851.E+28 3.135.E+28 85.64% 68.92% 46.11% 40.73%

2.2.3 Tabel Data Hasil Perhitungan Percobaan Efek Hall dengan Bahan Perak
Tabel 7. Data Hasil Perhitungan Percobaan Efek Hall dengan Bahan Perak

Tabel 7. Data Perubahan Tegangan Hall pada Bahan Perak


V (µV) V (µV) Rh n KSR Rh KSR n
B (T)
I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A I = 15 A I = 20 A
0.20 4.6 6.3 1.53333E-10 1.5625E-10 4.071E+28 3.995E+28 70.37% 73.61% 38.32% 39.47%
0.35 8.2 11.7 1.5619E-10 1.67143E-10 3.997E+28 3.735E+28 73.54% 85.71% 39.45% 43.41%
0.51 12.0 15.0 1.56863E-10 1.47059E-10 3.979E+28 4.245E+28 74.29% 63.40% 39.71% 35.69%
0.62 14.1 18.1 1.51613E-10 1.45968E-10 4.117E+28 4.276E+28 68.46% 62.19% 37.62% 35.21%
0.70 16.1 20.5 1.54436E-10 1.47482E-10 4.042E+28 4.233E+28 71.60% 63.87% 38.76% 35.87%
0.74 17.0 21.0 1.54195E-10 1.42857E-10 4.048E+28 4.370E+28 71.33% 58.73% 38.66% 33.79%
0.76 17.7 21.6 1.55263E-10 1.42105E-10 4.020E+28 4.393E+28 72.51% 57.89% 39.08% 33.44%
0.78 18.1 22.7 1.54701E-10 1.45513E-10 4.035E+28 4.290E+28 71.89% 61.68% 38.86% 35.00%
0.80 18.6 24.0 1.55E-10 1.5E-10 4.027E+28 4.161E+28 72.22% 66.67% 38.98% 36.95%
Rata-Rata 1.54622E-10 1.49375E-10 4.03744E+28 4.1885E+28 71.80% 65.97% 38.83% 36.54%

2.2.4 Tabel Data Hasil Perhitungan R h Secara Grafis


Tabel 8. Data Hasil Perhitungan R h Secara Grafis
Tungsten Perak
15 A 20 A 15 A 20 A
0.000225 0.00006528 0.000154 0.0001379
2.3 Grafik

Grafik Kalibrasi Medan Magnet terhadap Arus


0.900

0.800

0.700
Medan Magnet (T)

0.600

0.500

0.400

0.300

0.200

0.100

0.000
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0
Arus (A)

Gambar 1. Grafik Hubungan Arus Listrik Ic terhadap Medan Magnet

Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada


Tungsten
40.0
35.0
y = 33.753x - 0.468
30.0
R² = 0.9986
Tegangan Hall (µV)

25.0 y = 13.056x + 9.7343


20.0 R² = 0.0452
15.0
10.0
5.0
0.0
-5.0 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90

-10.0
Medan Magnet (T)

I=20A I=15A Linear (I=20A) Linear (I=15A)

Gambar 2. Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada Tungsten
Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada
Silver
30.0

25.0 y = 27.58x + 1.1707 y = 23.16x + 0.0198


Tegangan Hall (µV)

R² = 0.9922 R² = 0.9993
20.0

15.0

10.0

5.0

0.0
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90
Medan Magnet (T)

I=20A I=15A Linear (I=20A) Linear (I=15A)

Gambar 3. Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet pada Silver
III. Analisa
Efek Hall merupakan suatu gejala dimana pada kedua sisi plat logam tipis yang
ditempatkan dalam medan magnet, menimbulkan beda potensial yang dinamakan dengan
tegangan Hall. Kondisi tersebut terjadi apabila arus listrik dialirkan dari sisi yang satu ke sisi
yang lain dari plat logam. Secara teoritik gejala ini disebabkan oleh adanya gaya Lorentz yang
bekerja pada muatan bebas yaitu elektron. Akibatnya muatan-muatan positif dan negatif
terakumulasi pada sisi-sisi plat, sehingga timbul beda potensial.
Instrumen Efek Hall merupakan instrumen fisika yang sangat diperlukan dalam
pengembangan material. Dewasa ini sedang marak dilakukan usaha dalam rangka
mendapatkan material yang bersifat baik bahkan super baik. Misalnya pengembangan
material superkonduktor dan material semikonduktor. Dengan instrumen Efek Hall dapat
diketahui sifat-sifat listrik (electrical properties) material tersebut diantaranya tipe konduktor,
resitivitas, mobilitas, dan konsentrasi carrier. Dengan mengetahui sifat listrik terutama
material semikonduktor yang baru ditumbuhkan (growth), maka dapat disimpulkan bahwa
materi tersebut secara listrik baik atau tidak baik. Material semikonduktor yang mempunyai
mobilitas tinggi dengan konsentrasi carrier yang rendah baik untuk dimanfaatkan dalam
devais elektronik dan atau optoelektronik. Salah satu cara yang sederhana untuk mengetahui
besaran listrik ini adalah melelui Efek Hall (Griffith, 1980).
Sudah sejak lama studi dan penelitian tentang magnet menghasilkan berbagai produk
yang bermanfaat bagi umat manusia. Produk-produk seperti motor listrik, generator listrik,
satelit, sistim pemantau radar, central lock pintu mobil, lampu, perangkat pengangkat dan
penarik benda logam pada pesawat angkat, hingga kereta api cepat adalah beberapa contoh
penerapan magnet. Dalam pengembangan material fisika, Efek Hall diperlukan sebagai
instrumen fisika. Dengan Efek Hall dapat diketahui karakteristik bahan semikonduktor
melalui kuantitas-kuantitas fisis bahan, diantaranya koefisian Hall (RH), resistivitas, dan
pembawa muatan p atau n (hole dan elektron).
Dilakukanlah percobaan ini yang berjudul “Efek Hall” bertujuan untuk menentukan
konstanta Hall dan konsentrasi pembawa muatan pada bahan perak dan tungsten. Percobaan
ini menggunakan prinsip gaya Lorentz dan efek Hall. Adapun alat-alat yang digunakan pada
percobaaan ini adalah sumber arus untuk medan magnet, sumber arus untuk sampel, 2 buah
coil 250 lilitan yang dipasang pada UCORE sebagai penghasil medan magnet, sepasang
lempeng kutub yang dibor sebagai tempat penumpukan muatan, multimeter sebagai alat ukur
arus listrik, mikrovoltmeter sebagai alat ukur tegangan, probe tangensial, teslameter sebagai
alat ukur medan magnet, sampel silver/perak dan tungsten sebagai sampel yang akan dicari
besar tegangan Hall-nya.
Prinsip yang mendasari percobaan modul ini yaitu efek Hall dan gaya Lorentz. Efek hall
itu sendiri merupakan suatu peristiwa berbeloknya aliran listrik (elektron) dalam pelat
konduktor karena adanya pengaruh medan magnet. Ketika ada arus listrik yang mengalir pada
bahan efek Hall yang ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya tegak lurus arus listrik,
pergerakan pembawa muatan akan berbelok ke salah satu sisi dan menghasilkan medan listrik.
Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak atau oleh arus
listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Gaya Lorentz akan timbul bila terjadi
interaksi dua medan magnet. Terjadi kesetimbangan antara gaya lorentz dan gaya elektrostatis
karena pembawa muatan tersebut terpisah antara muatan positif dan negatif serta mengumpul
pada ujung konduktor dan gara Lorentz pada pembawa muatan yang sedang bergerak dalam
medan magnet (B) sehingga akan menghasilkan beda potensial Vh yang disebut tegangan
Hall. Pada praktikum ini digunakan dua macam bahan sampel, yaitu perak/silver dan tungsten,
yang akan ditentukan besar koefisien Hall-nya (Rh) dan konsentrasi pembawa muatan (n).
Penentuan besaran tersebut diketahui dengan cara memvariasikan medan magnet (B) serta
variasi arus (I) sebesar 15 A dan 20 A.
Proses terjadinya efek Hall pada semikonduktor, ketika pembawa muatan pada
semikonduktor berada dalam pengaruh medan magnet, pembawa muatan tersebut akan
menerima gaya yang saling tegak lurus antara medan magnet dan arus listrik. pada tipe-n
pembawa mayoritasnya adalah electron, sehingga akan terjadi pengumpulan elektron akibat
pembelokan. Sedangkan untuk semikonduktor tipe-p sebaliknya akan terjadi penumpukan
muatan positif. Muatan yang mengalir pada percobaan ini adalah muatan positif, karena hasil
yang yang terbaca pada tegangan Hall adalah bernilai positif.
Prosedur pertama yang dilakukan pada percobaan yaitu merangkai semua alat percobaan
yang ada sesuai dengan langkah-langkah dan gambar yang ada di dalam modul. Prosedur
dalam merangkai peralatannya yaitu sumber arus medan magnet dihubungkan dengan lubang
A pada kumparan 1 (input kumparan). Kemudian, kumparan 1 dihubungkan dengan kumparan
2 di mana dipasang kabel pada lubang E tiap kumparan. Selanjutnya, kumparan dihubungkan
dengan multimeter pada kumparan. Lalu, ground multimeter dihubungkan dengan ground
sumber arus. Setelah itu, sumber arus dihubungkan dengan lempengan tiap sampel. Terlebih
dahulu lempengan sampel diletakkan di antara 2 buah kutub, lalu sumber arus dihubungkan
dengan lempengan sampel sebagai input, kemudian lempengan sampel dihubungkan dengan
mikrovoltmeter.
Setelah semua peralatan selesai dirangkai, dilakukan kalibrasi medan magnet dimulai dari
pemberian arus sebesar 0,5A hingga 9A untuk setiap kenaikan 0,5A lalu dicatat nilai medan
magnet (B) yang diperoleh. Hasil data yang didapatkan dari kalibrasi medan magnet
divisualisasikan dalam bentuk grafik, dapat terlihat pada grafik hubungan arus Ic terhadap
medan magnet B bahwa semakin besar arus listrik yang dialirkan pada kumparan, maka
semakin besar pula medan magnet yang dihasilkan yang berarti medan magnet berbanding
lurus dengan arus listrik.

Grafik Kalibrasi Medan Magnet terhadap Arus


0.900
0.800
0.700
Medan Magnet (T)

0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0
Arus (A)

Hal ini terjadi karena adanya induksi elektromagnetik, di mana saat arus dialirkan pada
kumparan kawat, maka akan timbul medan magnet. Hal ini sesuai dengan rumus 𝐵 =
𝜇𝑜 𝐼,dimana medan magnet sebanding dengan arus listrik. Variasi yang dilakukan pada
percobaan ini didasarkan pada bahan konduktor yang digunakan yaitu tungsten dan perak serta
variasi besar arus yang diberikan yaitu 15A dan 20A.
Pada percobaan dengan sampel perak/silver (Ag) diperoleh besar tegangan Hall (V) yang
sebanding dengan nilai medan magnet untuk kedua variasi arus (15 A dan 20 A) atau
berbanding lurus. Dimana semakin besar medan magnetnya, maka tagangan Hall-nya akan
semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat pada grafik hubungan tegangan Hall terhadap medan
magnet di Gambar 2 dan 3 yang sudah sesai dengan teori dan persamaan dari tegangan Hall.
Pada saat medan magnet sebesar 0,20 T, tegangan Hall kedua variasi arus (15 A dan 20 A)
adalah 4,5 V dan 6,3 V. Hingga pada satt medan magnet mencapai 0,80 T, tegangan Hall
kedua variasi arus menjadi 18,6 V dan 24 V. Untuk konstanta RH rata-rata yang diperoleh
adalah sebesar 1,54622x10-10 untuk I=15 A dan 1,4938x10-10 untuk I=20 A. Dimana konstanta
Hall ini cenderung meningkat, tetapi terdapat pula ketidaktepatan hasil, dimana konstantanta
Hall nya menurun seiring naiknya tegangan Hall dan medan magnet. Sehingga KSR konstanta
Hall yang dihasilkanpun besar, yaitu KSR rata-rata untuk I=15 A adalah 71,80% dan untuk
I=20 A adalah 65,97%. Untuk konstanta pembawa muatan (n) yang dihasilkan adalah bersikar
di 4x1028 m-3 dengan n rata-ratanya adalah 4,03744x1028 m-3 untuk I-15 A dan bersikar
4,2x1028 m-3 dengan n rata-ratanya adalah 4,189x1028 m-3. Hasil ini tidak sesuai dengan
konstanta pembawa muatan literatur dari perak, yaitu nlit Ag=6,6 × 1028 m−3 . Sehingga KSR
n nya pun besar, yaitu dengan rata-rata sebesar 38,83% untuk I=15 A dan 36,54% untuk
I=20A.
Konsentrasi pembawa muatan dinyatakan oleh besarnya kostanta Hall dan pembawa
muatan elektron. Dimana semakin besar konstanta Hall, maka konsentrasi pembawa
muatannya akan semakin kecil dalam hal ini adalah berbanding terbalik.
Pada percobaan dengan sampel tungsten juga diperoleh besar tegangan Hall (V) yang
sebanding dengan nilai medan magnet untuk kedua variasi arus (15 A dan 20 A) atau
berbanding lurus. Hal ini dapat dilihat pada grafik hubungan tegangan Hall terhadap medan
magnet di Gambar 4 dan 5. Dengan hasil saat medan magnet sebesar 0,20 T, tegangan Hall
kedua variasi arus (15 A dan 20 A) adalah 6,5 V dan 7,5 V. Hingga pada satt medan magnet
mencapai 0,81 T, tegangan Hall kedua variasi arus menjadi 27 V dan 34 V. Namum pada
saat B=1,76 T dan 0,79 T, tegangan Hall nya tidak ada. Hal ini dapat disebabkan akrena tidak
terbacanya tegangan Hall pada saat B tersebut. Untuk konstanta RH rata-rata yang diperoleh
adalah sebesar 2,19x10-10 untuk I=15 A dan 1,993x10-10 untuk I=20 A. Sama halnya dengan
percobaan dengan sampel perak/silver, dimana konstanta Hall ini cenderung meningkat, tetapi
terdapat pula ketidaktepatan hasil, dimana konstantanta Hall nya menurun seiring naiknya
tegangan Hall dan medan magnet. Sehingga KSR konstanta Hall yang dihasilkan pun besar,
yaitu KSR rata-rata untuk I=15 A adalah 85,64% dan untuk I=20 A adalah 68,92%. Untuk
konstanta pembawa muatan (n) yang dihasilkan adalah bersikar di 2,8x1028 m-3 dengan rata-
ratanya adalah 2,851x1028 m-3 untuk I=15 A dan berkisar 3x1028 m-3 dengan rata-ratanya
adalah 3,135x1028 m-3 untuk I=20 A. Hasil ini pun tidak sesuai dengan literatur dari konstanta
pembawa muatan untuk bahan tungsten yang sebesar 5,29 × 1028 m−3 . Sehingga KSR n nya
pun besar, yaitu dengan rata-rata sebesar 46,11% untuk I=15 A dan 40,73% untuk I=20 A.
Dari percobaan dapat dihasilkan nilai rata-rata konstanta efek Hall. Hasil yang
didapatkan untuk sampel tungsten yaitu sebesar 2,19 × 10-10 untuk arus 15 A dengan KSR
rata-rata 85,64% dan 1,99 × 10-10 untuk arus 20 A dengan KSR rata-rata 68,92%. Kemudian
untuk sampel perak, didapatkan nilai konstanta efek Hall rata-rata untuk arus tetap 15A

sebesar 1,55 × 10-10 dengan KSR rata-rata 71,8% serta untuk arus tetap 20A sebesar 1,49
× 10-10 dengan KSR rata-rata 65,97%.
Selain itu, dari percobaan ini didapat pula nilai rata-rata konsentrasi pembawa muatan.
untuk sampel tungsten pada arus tetap 15A yaitu sebesar 2,15 × 1028 dengan KSR rata-rata
46,11% dan pada arus tetap 20A sebesar 3,14 × 1028 dengan KSR rata-rata 40,73%. Lalu
untuk sampel bahan perak, didapat nilai rata-rata konsentrasi pembawa muatan sebesar
4,0374 × 1028 untuk arus 15 A dengan KSR rata-rata 38,83% serta 4,1885 × 1028 untuk arus
20 A dengan KSR rata-rata 36,54%. Konsentrasi pembawa muatan dinyatakan oleh besarnya
kostanta Hall dan pembawa muatan elektron. Di mana semakin besar nilai konstanta Hall,
maka konsentrasi pembawa muatannya seharusnya akan semakin kecil dalam hal ini berarti
keduanya memiliki hubungan berbanding terbalik. Hasil dari percobaan tidak terlalu
menunjukkan hubungan yang seperti itu, dapat terlihat juga nilai KSR yang dihasilkan dari
percobaan cukup besar, hal ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor baik dari pengamat
maupun alat yang digunakan dalam percobaan.
Pada data percobaan dapat terlihat, bahwa semakin besar nilai RH, nilai n nya semakin
besar. Hal inipun tidak sesuai dengan persamaan dari RH = -1/ne. Ketidaksesuaian hasil pada
percobaan ini dapat diakibatkan karena adanya pengaruh luar, seperti kabel penghubung probe
yang kurang tersambung dengan baik sehingga arus yang mengalir kurang optimal dan
kesalahan pengamatan dan pengambilan data arus, tegangan, serta medan magnet. Dimana
nilai yang terbaca pada multimeter, mikrovoltmeter, dan teslameter yang tidak stabil sehingga
sulit mendapatkan nilai yang akurat pada variasi percobaan.
Selain itu, bisa juga diakibatkan karena nilai yang terbaca pada alat ukur tidak stabil
sehingga sulit mendapatkan nilai yang akurat pada variasi percobaan. KSR yang besar juga
bisa diakibatkan oleh penempatan bahan sampel yang diuji kurang tepat pemasangannya dan
pengkalibrasian yang kurang baik.
Data hasil perhitungan yang diperoleh dari percobaan ini juga divisualisasikan dalam
bentuk grafik tegangan Hall (VH) terhadap medan magnet (B) untuk masing-masing sampel.
Di mana, setiap grafik terdiri dari 2 buah kurva karena terdapat 2 buah variasi arus (15 A dan
20 A). Dari grafik yang terbentuk, dapat terlihat bahwa terdapat hubungan yang berbanding
lurus antara tegangan Hall dengan medan magnet. Berikut contohnya :

Grafik Hubungan Tegangan Hall terhadap Medan Magnet


pada Tungsten
40.0
35.0
y = 33.753x - 0.468
30.0
Tegangan Hall (µV)

R² = 0.9986
25.0 y = 13.056x + 9.7343
20.0 R² = 0.0452
15.0
10.0
5.0
0.0
-5.0 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90
-10.0
Medan Magnet (T)

I=20A I=15A Linear (I=20A) Linear (I=15A)

Medan magnet (B) dihasilkan dari adanya sumber arus yang memasuki kumparan. Hal
ini sudah sesuai dengan teori yang ada, di mana jika sumber arus yang diberikan pada
kumparan semakin besar maka akan menimbulkan medan magnet yang semakin besar pula.
Di mana besar medan magnet tersebut akan mempengaruhi gaya Lorentz pada pembawa
muatan yang sedang bergerak yang pada akhirnya gaya Lorentz tersebut akan mempengaruhi
besar tegangan Hall yang terjadi. Kesesuaian dengan teori ini dapat dikaitkan dengan rumus
VH, di mana sesuai dengan rumus bahwa medan magnet yang dihasilkan berbanding lurus
dengan tegangan Hall.
VH × d
RH =
B×I
Selain menggunakan persamaan, konstanta Hall juga dapat dihitung secara grafis, yaitu
dengan memanfaatkan slope x yang dihasilkan dari persamaan 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 pada grafik.
Namun, hasil perhitungan secara grafis juga menunjukkan hasil yang sangat jauh dari
literature. Kemudian konsentrasi pembawa muatan dinyatakan oleh besarnya kostanta Hall
dan pembawa muatan elektron. Dimana semakin besar konstanta Hall, maka konsentrasi
pembawa muatan akan semakin kecil, sehingga keduanya memiliki hubungan yang
berbanding terbalik. Sedangkan hasil dari percobaan yang dilakukan tidak menunjukkan
hubungan tersebut, melainkan cenderung fluktuatif. Konsentrasi pembawa muatan serta nilai
konstanta Hall yang fluktuatif ini bisa menjadi salah satu penyebab besarnya nilai KSR. Selain
itu, KSR yang besar juga bisa disebabkan oleh proses kalibrasi yang tidak memenuhi standar,
penempatan sampel uji yang tidak tepat, kabel penghubung probe yang tidak tersambung
dengan baik sehingga arus yang mengalir kurang optimal, kesalahan pengamatan dan
pengambilan data. Selain itu, bisa juga diakibatkan karena nilai yang terbaca pada alat ukur
tidak stabil sehingga nilai yang dicatat tidak akurat.
Selain mengetahui konstanta Hall dan konsentrasi pembawa muatan, percobaan efek Hall
ini juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah pembawa muatan dalam sebuah bahan
konduktor adalah hole atau electron. Sebuah plat sample dengan lebar d, ketika pembawa
arusnya adalah elektron maka muatan akan bergerak dari arus negatif, yaitu dari arah bawah
ke atas, sedangkan, jika pembawa arusnya adalah hole, maka muatan akan bergerak dari arah
berlawanan sehingga potensial tertinggi pada plat untuk kedua kondisi tersebut berlawanan
arah. Berdasarkan salah satu percobaan yang telah dilakukan oleh (Pakpahan, et al., 2015),
percobaan efek Hall pada tungsten memberikan hasil tegangan Hall positif, menunjukkan
bahwa mekanisme sifat konduksi bahan diakibatkan oleh pembawa muatan positif. Sedangkan
percobaan pada perak menunjukkan hal sebaliknya, yaitu diperoleh nilai tegangan Hall
negative sehingga mekanisme konduksi bahan diakibatkan oleh pembawa muatan negative.
Percobaan modul tujuh ini bisa dikatakan berhasil karena sesuai dengan teori yang ada.
IV. Tugas Akhir
1. Tuliskan spesifikasi peralatan yang dipergunakan dalam eksperimen ini, dan jelaskan
fungsinya!
Jawab:
Sumber arus untuk medan magnet, sumber arus untuk sampel, 2 buah coil 250 lilitan yang
dipasang pada UCORE sebagai penghasil medan magnet, sepasang lempeng kutub yang
dibor sebagai tempat penumpukan muatan, multimeter sebagai alat ukur arus listrik,
mikrovoltmeter sebagai alat ukur tegangan, probe tangensial, teslameter sebagai alat ukur
medan magnet, sampel silver/perak dan tungsten sebagai sampel yang akan dicari besar
tegangan Hall-nya.

a) Sumber arus IB, berfungsi untuk menghasilkan arus listrik input ke dalam
kumparan.
b) Sumber arus Ix, berfungsi untuk menghasilkan arus listrik input ke sampel.

c) Kumparan, berfungsi sebagai media untuk menghasilkan medan magnet dan gaya
Lorentz.

d) Sampel, berfungsi sebagai bahan yang akan diamati besar tegangan Hall nya
pada percobaan.
e) Lempeng kutub, berfungsi sebagai media untuk menempatkan sampel yang
nantinya akan dihubungkan dengan sumber arus Ix serta microvoltmeter.
f) Tangensial B probe, berfungsi untuk menghubungkan rangkaian serta untuk

kalibrasi medan magnet.

2. Gambarkan kurva Ic dan B


Jawab: Terlampir dalam pengolahan data
3. Gambarkan grafik hubungan antara arus yang diberikan dan tegangan Hall yang timbul
untuk bahan perak dan tungsten pada medan magnet yang konstan
Jawab:
4. Gambarkan grafik hubungan antara medan magnet yang diberikan dan tegangan Hall
yang timbul untuk bahan perak dan tungsten pada arus konstan
Jawab: Terlampir dalam pengolahan data
5. Tentukan konstanta secara grafis untuk masing-masing bahan
Jawab: Terlampir dalam pengolahan data
6. Hitung konsentrasi pembawa muatan mayor untuk masing-masing bahan
Jawab: Terlampir dalam pengolahan data
V. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan:

Dapat ditentukan nilai konstanta Hall dan konsentrasi pembawa muatan pada bahan
tungsten dan perak dengan menggunakan rumus yang ada, hasil yang didapatkan yaitu:

a. Untuk perak:
- Konstanta Hall I=15 A rata-rata = 1,54622x10-10
- Konstanta Hall I=20 A rata-rata = 1,4938x10-10
- Konsentrasi pembawa muatan I=15 A rata-rata = 4,03744x1028 m-3
- Konsentrasi pembawa muatan I=20A rata-rata = 4,189x1028 m-3
b. Untuk tungsten:
- Konstanta Hall I=15 A rata-rata = 2,19x10-10
- Konstanta Hall I=20 A rata-rata = 1,993x10-10
- Konsentrasi pembawa muatan I=15 A rata-rata = 2,851x1028 m-3
- Konsentrasi pembawa muatan I=20A rata-rata = 3,135x1028 m-3

Anda mungkin juga menyukai