Anda di halaman 1dari 32

PENGUKURAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

LAPORAN AWAL

NABILLAH FA’DIYYAH ZAHRA

140310190063

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FISIKA

2022

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3

2.1 Pengkondisian Sinyal..........................................................................................3

2.1.1 Pemrosesan Sinyal dengan ADC..................................................................8

2.2 Mikrokontroler ATMEGA8535..........................................................................9

2.2.1 Data Hasil konversi ADC 10 bit (1024).....................................................11

2.3 Display...............................................................................................................11

2.3.1 Seven Segment Display...............................................................................11

2.3.2 LCD (Liquid Cristal Display) (16x2).........................................................13

2.3.3 Pengendali/Kontroler LCD.........................................................................13

2.3.4 Register control LCD.................................................................................14

2.3.5 Pin, kaki atau jalur input dan control dalam suatu LCD............................14

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................16

3.1 Rencana Perancangan Algoritma Penelitian.....................................................16

3.2 Alat-alat Percobaan...........................................................................................16

3.3 Prosedur Percobaan...........................................................................................17

BAB IV TUGAS PENDAHULUAN..........................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini semua kegiatan yang dilakukan tidak terlepas dari
teknologi. Didalam perkembangan teknologi juga tidak terlepas dari komponen-
komponen yang menunjangnya. Mikrokontroler adalah salah satu teknologi yang
banyak digunakan saat ini. Mikrokontroler merupakan sebuah komputer kecil yang
dikemas dalam bentuk chip IC (Integrated Circuit) dan dirancang untuk melakukan
tugas atau operasi tertentu. Pada dasarnya, sebuah IC Mikrokontroler terdiri dari satu
atau lebih Inti prosesor (CPU), memori (RAM dan ROM) serta perangkat input dan
output yang dapat diprogram. Mikrokontroler ini digunakan dalam produk ataupun
perangkat yang dikendalikan secara otomatis seperti sistem kontrol mesin mobil,
perangkat medis, pengendali jarak jauh, mesin, peralatan listrik, mainan dan
perangkat-perangkat yang menggunakan sistem tertanam lainnya. Input yang didapat
berupa sebuah sensor di mana pada praktikum ini menggunakan NTC, LDR dan
sensor LM 35. Untuk output sensor yang berupa sinyal analog, maka mikrokontroller
membutuhkan ADC mikrokontroller. Karena mikrokontroller merupakan pengendali
sinyal yang hanya mampu memproses sinyal digital saja. Setelah itu output dapat
dilihat dari display yang digunakan. Pada praktikum ini digunakan display berupa
LCD dan Seven Segment.

Sensor merupakan komponen elektronik yang kerap ditemukan dalam kehidupan


sehar-hari. Sensor sendiri digunakan untuk meraba suatu besaran fisis dan
mengubahnya ke bentuk besaran lain tanpa mengubah material yang digunakan.
Terdapat berbagai macam jenis sensor sesuai kegunaanya, seperti sensor suhu
digunakan untuk mendeteksi besaran suhu kemudian mengubahnya menjadi bentuk
yang lain. Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis
atau dihapus dan biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada
perangkat elektronika. Seiring perkembangan elektronika, mikrokontroler dibuat
semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah. Salah satunya
adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) Atmega8535 yang
menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana program
berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk
mengeksekusi satu instruksi program.
Berdasarkan uraian di atas percobaan ini dilakukan untuk memahami
pengkondisi sinyal dari sensor, ADC mikrokontroler ATMEGA8535, serta
memahami dasar-dasar penggunaan seven segment 4x1 dan LCD 16x2 beberapa
ketinggian yang ditentukan.

1.2 Tujuan
1. Memahami Pengkondisi sinyal dari sensor
2. Memahami ADC Mikrokontroler ATMEGA8535
3. Memahami dasar-dasar prnggunaan Seven Segment 4x1 dan LCD 16x2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengkondisian Sinyal


Sinyal adalah suatu isyarat untuk melanjutkan atau meneruskan suatu kegiatan.
Biasanya sinyal ini berbentuk tanda-tanda, lampu-lampu, suara-suara, dll. Dalam
kereta api, misalnya, sinyal berarti suatu tanda untuk melanjutkan atau meneruskan
perjalanan ke tempat/stasiun berikutnya, dan biasanya sinyal ini dikirimkan oleh
stasiun yang terkait. Dalam dunia elektronika, dikenal dua macam sinyal yaitu sinyal
analog dan sinyal digital. Secara umum, sinyal didefinisikan sebagai suatu besaran
fisis yang merupakan fungsi waktu, ruangan atau beberapa variabel.
Pengolahan sinyal adalah suatu operasi matematik yang dilakukan terhadap suatu
sinyal sehingga diperoleh informasi yang berguna. Pengkondisi sinyal merupakan
suatu operasi elektronik yang berfungsi untuk mengkonversi atau mengkondisikan
sinyal besaran dan amplitudo yang sesuai dengan rangkaian berikutnya dalam
rangkaian instrumentasi. Pengkondisian sinyal memiliki dua jenis rangkaian, yaitu
pengkondisi sinyal secara analog dan secara digital (Taufiqillah, 2019). Pengondisi
sinyal ini sangat penting sebelum memasukkan sinyal dari sensor/transduser kedalam
ADC (Analog to Digital Converter). Fungsi dari pengkondisi sinyal adalah : untuk
memfilter coupling berfrekuensi tinggi, memproteksi dari kegagalan medan sinyal
(shorting), memproteksi dari sinyal over voltage, pemisahan sinyal ganda, dan
pemerataan potensial tiap channel nya (Gunther Kegel, 2013)
Ada 2 macam Sinyal, yaitu Sinyal analog dan Sinyal digital.

Gambar 2.1 Perbedaan Sinyal Analog dan Sinyal Digital


Gambar 2.2 Pemrosesan Sinyal Analog.

Pada pengolahan sinyal digital yang menggunakan input berupa sinyal analog
perlu proses awal yang bernama digitalisasi melalui perangkat yang bernama analog-
to-digital conversion (ADC), dimana sinyal analog harus melalui proses sampling,
quantizing dan coding. Demikian juga output dari processor digital harus melalui
perangkat digital-to-analog conversion (DAC) agar outputnya kembali menjadi
bentuk analog. Ini bisa kita amati pada perangkat seperti PC, digital sound system,
dsb. Secara sederhana bentuk diagram blok dari pengolahan sinyal dapat dilihat pada
gambar 3.

Gambar 2.3 Pemrosesan sinyal digital dapat dilakukan terhadap sinyal analog
maupun sinyal digital. Blok ADC mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital
sedangkan DAC mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog.
Gambar 2.4 Perubahan Sinyal Input dan Output saat Melewati Pengkondisi Sinyal
(Ansari Electronics, 2012)

- Pengkondisi sinyal analog : memberikan operasi yang dibutuhkan untuk


mentrasfer suatu keluaran sensor ke bentuk yang diperlukan dalam proses.
Besaran yang ditransfer adalah listrik.
- Pengkondisi sinyal digital : mengkonversi sinyal analog ke digital yang dilakukan
oleh AD atau dari digital ke analog oleh DAC.
Rangkaian pengkondisi sinyal berfungsi untuk mengolah sinyal dari tranduser
berupa tagangan yang cukup kecil menjadi tegangan yang lebih besar, sehingga
output dari rangkaian dapat dibaca oleh ADC.
Rangkaian pengondisian sinyal digunakan dalam rangkaian sensor NTC dan
LDR. Sensor. Sensor suhu Termistor NTC adalah resistor yang sensitive secara
termal dimana tahanannya akan menurun dengan kenaikan suhu lingkungannya,
umunya nilai tahannanya turun terhadap temperatur secara eksponensial untuk jenis
NTC ini. Sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu jenis
resistor yang peka terhadap cahaya. Nilai resistansi LDR akan berubah-ubah sesuai
dengan intensitas cahaya yang diterima.
Gambar 2.5 Rangkaian Pengkondisi Sinyal LDR

Gambar 2.6 Rangkaian Pengkondisi Sinyal NTC

Pengkondisi sinyal berkaitan dengan operasi yang nantinya akan berguna untuk
mengkonversi sinyal tersebut ke bentuk lain. Efek pengkondisian sinyal pada sinyal
masukan sering dinyatakan dalam bentuk fungsi alih. Pengkondisi sinyal
dikelompokkan beberapa jenis, yaitu:

a. Pengubah level sinyal


Melakukan penguatan ataupun peredaman. Salah satu factor yang penting dalam
memilih penguat adalah impedansi masukan pada sensor. Contohnya pada
akselerometer dan detector optic.
b. Linierisasi
Dikarenakan antara masukan sensor dengan hasil keluaran sering tidak linier,
diperlukan rangkaian untuk linierisasi sinyal yang menjadi output. Tujuannya
adalah untuk emndapatkan keluaran yang berubah secara linier terhadap variable
masukan meskipun output sensor tidak linier.
c. Konversi
Konversi diperlukan dalam transmisi sinyal dan interface dengan system digital.
Transmisi sinyal digunakan transmisi arus karena tidak dipengaruhi oleh
perubahan beban. Interface digital digunakan untuk mengkonversi data analog ke
digital yang dilakukan oleh ADC
d. Filter dan penyesuaian Impedansi
Filter digunakan karena ketika melakukan simulasi rangkaian banyak sinyal yang
tidak diperlukan atau biasa disebut noise muncul dalam output yang ditampilkan.
Sehingga digunakan filter untuk menyaring dan menhilangkan noise tersebut.
Filter yang digunakan ada beberapa macam seperti Low Pass Filter (LPF), High-
pass Filter (HPF) dan yang lainnya. Sedangkan penyesuaian impedansi
diperlukan apabila impedansi internal transduser terjadi suatu kesalahan dalam
pengukuran variable
e. Konsep Pembebanan
Pada pengkondisi sinyal analog ada pengaruh pembebanan pada suatu rangkaian
akibat adanya rangkaian lain sehingga menyebabkan terjadinya ketidakpastian
dalam amplitudo tegangan. (Siwindarto, 2013)
Contoh pengkondisi sinyal yang ada pada sensor

Gambar 2.7 Rangkaian Pengkondisi Sinyal pada Sensor NTC

Gambar 2.8 Rangkaian Pengkondisi Sinyal pada Sensor LDR


2.1.1 Pemrosesan Sinyal dengan ADC
Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode
– kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi
digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai
perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti
sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan
menggunakan sistim digital (komputer). ADC (Analog to Digital Converter)
memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan
sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke
bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya
dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Prinsip kerja ADC adalah mengonversi sinyal analog ke dalam bentuk besaran
yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dengan tegangan referensi. Sebagai
contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap
referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum
255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153 (bentuk decimal) atau
10011001 (bentuk biner).

Sinyal = ( Max value )


Sample
∗reference voltage (1)

Proses ADC terdiri dari tiga tahap. Tahapan pertama ialah pencuplikan/sampling
yaitu proses mengambil suatu nilai diskrit dalam suatu data kontinu dalam satu titik
tertentu dengan periode yang tetap, tahap kedua yaitu kuantisasi yang merupakan
proses pengelompokan data diskrit yang didapatkan pada proses sampling. Semakin
banyak kelompok-kelompok dalam proses kuantiasi, semakin kecil selisih data diskrit
yang didapatkan dari data analog, maka semakin teliti ADC tersebut memproses
suatu data analog menjadi data digital. Tahapan ketiga yaitu pengkodean yaitu
merupakan proses pengkodean data hasil kuantisasi ke dalam suatu nilai biner.
2.2 Mikrokontroler ATMEGA8535
Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprocessor dimana didalamnya telah
terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah
saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya
dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Mikrokontroler AVR (Alf and
Vegard’s Risc processor) Atmega8535 menggunakan teknologi RISC (Reduce
Instruction Set Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya
membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara
umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga Atmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur
dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Mikrokontroler
AVR Atmega8535 telah dilengkapi PWM (Pulse Width Modulation) yang merupakan
teknik untuk mengontrol output digital pada mikrokontroler. ATMEGA8535 dapat
mengeksekusi satu instruksi dalam sebuah siklus clock, dan mempunyai throughput
mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMEGA8535 dapat bekerja dengan
kecepatan tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah. Mikrokontroler
ATMEGA8535 6 memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya
sebuah solusi pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan. Mikrokontroler
AVR ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port
paralel. Satu port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah port pada
mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D. Sebagai contoh
adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan port A.7, demikian
selanjutnya untuk port B, port C, port D.
Gambar 2.9 Pin ATMEGA 8535

Tabel 1. Penjelasan PIN pada Mikrokontroller ATMEGA8535

VCC Tegangan Suplay (5 Volt)


GND Ground
RESET Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih panjang pulsa
minimum akan mengssahilkan reset walaupun clock sedang
berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada
pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka
system akan di reset
XTAL 1 Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi
clock internal
XTAL 2 Output dari penguat osilator inverting
Avcc Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus
dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka pin
ini harus dihubungkan ke Vcc melalui Low Pass Filter
Aref Pin referensi tegangan analog untuk ADC
AGND Pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecualli
jika board memiliki analog ground yang terpisah
Port a) Port A (Port 0 – port A7) merupakan pin input/output
dua arah dan pin masukan ADC
b) Port B (port B0 – port B7) merupakan pin
output/input dua arah dan pin fungsi khusus
c) Port C (Port C0 – Port C7) merupakan input/output
dua arah dan pin fungsi khusus
d) Port D (Port D0 – Port D7) merupakan input/output
dua arah dan pin fungsi khusus

2.2.1 Data Hasil konversi ADC 10 bit (1024)


Vin adalah tegangan pada input yang dipilih dan Vreff merupakan tegangan
referensi. Jika hasil ADC = 000H, maka menunjukkan tegangan input sebesar 0V,
jika hasil ADC = 3FFH menunjukkan tegangan input sebesar tegangan referensi
dikurangi 1 LSB.

2.3 Display

Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi


sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. Display yang
digunakan untuk menampilkan data hasil pengukuran pada Praktikum Keahlian
Fisika Instrumentasi terbagi menjadi dua yaitu display seven segment dan (Liquid
Crystal Display) LCD.
2.3.1 Seven Segment Display
Seven Segment Display (7 Segment Display) atau Layar Tujuh Segmen adalah
komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-
kombinasi segmennya. Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap
segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang
diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan
menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Salah satu jenis Seven Segment Display
yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang
menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya. LED 7 Segmen ini
umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan
“koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya
adalah 8. Cara kerjanya yaitu, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus
listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai
dengan kombinasi yang diberikan.

Gambar 2.10 Blok diagram dasar Seven Segment

Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan
menjadi 8 jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-
kan segmen sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya,
jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi
angka “7”.Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog
to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk
ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakanSinyalDigital,maka Dekode
akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
2.3.2 LCD (Liquid Cristal Display) (16x2)
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai
bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar
komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik
dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang
nantinya akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.

Fitur LCD 16x2:

a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris


b. Mempunyai 192 karakter tersimpan
c. Terdapat karakter generator terprogram
d. Dapat dialamati dengan mode 4 bit dan 8 bit
e. Dilengkapi dengan back light

Gambar 2.11 LCD 16x2

2.3.3 Pengendali/Kontroler LCD


Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter. Microntroller pada suatu LCD
dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan mikrocontroler
internal LCD adalah :
 DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori tempat
karakter yang akan ditampilkan berada.
 CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari karakter dapat
diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
 CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori untuk
menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut merupakan karakter
dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh pabrikan pembuat LCD
(Liquid Cristal Display) tersebut sehingga pengguna tinggal mangambilnya
sesuai alamat memorinya dan tidak dapat merubah karakter dasar yang ada dalam
CGROM.

2.3.4 Register control LCD


 Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari
mikrokontroler ke panel LCD pada saat proses penulisan data atau tempat
status dari panel LCD dapat dibaca pada saat pembacaan data.
 Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau ke
DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut ke
DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

2.3.5 Pin, kaki atau jalur input dan control dalam suatu LCD
Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin ditampilkan
menggunakan LCD dapat dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti
mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.

 DB0 – DB7 adalah jalur data (data bus) yang berfungsi sebagai jalur
komunikasi untuk mengirimkan dan menerima data atau instruksi dari
mikrokontrooler ke modul LCD.
 RS adalah pin yang berfungsi sebagai selektor register (register sellect) yaitu
dengan memberikan logika low (0) sebagai register perintah dan logika high
(1) sebagai register data.
 R/W adalah pin yang berfungsi untuk menentukan mode baca atau tulis dari
data yang terdapat pada DB0 – DB7. Yaitu dengan memberikan logika low (0)
untuk fungsi read dan logika high (1) untuk mode write.
 Enable (E), berfungsi sebagai Enable Clock LCD, logika 1 setiap kali
pengiriman atau pembacaan data.

Gambar 2.12 Struktur dasar LCD (Dickson, 2017)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Perancangan Algoritma Penelitian

Membuka Membuat Membuat


rangkaian yang program pada
program sesuai LK di CodeVision
Proteus 8.5 Proteus 8.5 AVR

Melakukan Memasukan
running simulasi program .hex ke
rangkaian pada dalam
Proteus 8.5 ATMEGA 8535

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan 1

Mengunduh
Menghubungkan Menghubungkan Mengamati
program dengan
port C ke modul jumper PORT C1- perubahan yang
IP 3 ke 7 segmen aplikasi extreme
terjadi
burner

Gambar 3.2 Diagram Alir Percobaan 2

Menghubungkan Menghubungkan Mengunduh Mengamati


port C ke modul jumper PORT C1- program dengan perubahan yang
IP 3 ke 7 segmen extreme burner terjadi

Gambar 3.3 Diagram Alir Percobaan 3

3.2 Alat-alat Percobaan


1. Modul IP-Sensor
2. Modul Mikrokontroller ATMEGA 8535 dan ISP Downloader
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1. Pengenalan Seven Segment

Diagram 1. Pengenalan Display dan ADC

1. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini menggunakan proteus 8.5

2. Membuat program di perangkat lunak Code Vision dengan syntax sebagai


berikut, kemudian melukukan kompilasi serta menyimpannya dalam
kalimat folder
3. Memasukkan program *hex yang telah dibuat ke ATMEGA 8535 di
proteus
4. Melakukan running simulasi rangkaian

3.3.2. Pengenalan LCD

1. Membuat rangkaian seperti di bawah ini dengan menggunakan proteus 8.5


2. Membuat program di perangkat lunak Code Vision, kemudian melakukan
kompilasi serta menyimpan dalam sebuah folder
3. Memasukan program *hex yang telah dibuat ke ATMEGA8535 di proteus
8.5
4. Melakukan running simulasi rangkaian

3.3.3. Pengenalan ADC

1. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah ini dengan meggunakan


proteus 8.5

2. Membuat program di perangkat lunak CodeVision, kemudian melakukan


kompilasi serta menyimpannya dalam sebuah folder
3. Memasukkan program *hex yang telah dibuat ke ATMEGA 8535 di
proteus 8.5
4. Melakukan running simulasi rangkaian

3.3.4. Aplikasi Seven Segment Dengan Modul Ip Sensor


Diagram 2. Aplikasi Seven Segmen dengan modul IP sensor

1. Menghubungkan PORTC dari system minimum ke modul IP sensor


bagian seven segmen dengan kabel sepuluh ruas
2. Menghubungkan dengan jumper PORTD.1s.d 3 ke bagian pengendali
seven segmen
3. Mengunduh program yang telah dibuat pada bagian (A), melalui
downloader dan system minimum AVR series ATMEGA 8535 dengan
menggunakan software eXtreme burner

3.3.5. Aplikasi LCD Dengan Modul Ip Sensor

Diagram 3. Aplikasi ADC dengan modul IP sensor

1. Mengubah program konfigurasi port LCD pada bagian B


2. Menghubungkan PORTB dari system minimum ke modul IP sensor
bagian LCD dengan kabel sepuluh ( 10 ) ruas
3. Mengunduh program yang telah dibuat pada bagian ( A ) , melalui
downloader dan system minimum AVR series ATMEGA8535 dengan
menggunakan software extreme burner

3.3.6. Aplikasi ADC Dengan Modul Ip Sensor

Diagram 4. Aplikasi ADC dengan modil IP sensor

1. Mengubah program konfigurasi pada bagian C


2. Menghubungkan Vcc dari system minimum +5 V potensiometer Modul IP
sensor dan GND system minimum ke ground ptensiometer modul IP
sensor.
3. Menguhubungkan output potensiometer ke bagian ADC ( 0 ) di PORT A.0
4. Mengunduh program yang telah dibuat pada bagian ( A ) , melalui
downloader dan system minimum AVR series ATMEGA8535 dengan
menggunakan software extreme burner.

3.3.7. Aplikasi Pengukuran Suhu Dengan NTC Menggunakna Seven Segmen

Diagram 5. Aplikasi pengukuran suhu dengan NTC menggunakan seven segmen


1. Membuat program CodeVision
2. Menghubungkan Vcc dan ground ke NTC dalam modul IP Sensor ke
Mikrokontroller
3. Menghubungkan keluaran NTC ke ADC(0) di PORT A.0
4. Mengunduh program hasil kompilasi dan building program diatas ,
melalui downloader dan system minimum AVR series ATMEGA8535
dengan menggunakan software extreme burner

3.3.8. Aplikasi Pengukuran Rpm Dengan Hall Effect Sensor Menggunakan


Seven Segmen

Diagram 7. Aplikasi pengukran RPM dengan hall effect sensor

1. Membuat program menggunakan CodeVision


2. Menghubungkan Vcc dan ground ke Hall Effet Sensor dalam modul IP
Sensor ke Mikrokontroller
3. Menghubungkan keluaran Hall Effect Sensor ke T1 di PORT D.3
4. Mengunduh program hasil kompilasi dan building program diatas ,
melalui downloader dan system minimum AVR series ATMEGA8535
dengan menggunakan software extreme burner
5. Menyalakan fan

3.3.9. Aplikasi Pengukuran Suhu Dengan LM 35 Dengan LCD


Diagram 6. Aplikasi penguluran suhu dengan LM35 dengan LCD

1. Membuat program dengan CodeVision


2. Menghubungkan Vcc dan ground ke LM35 dalam modul IP Sensor
3. Mengubungkan keluaran LM35ke ADC(0) di PORT A.0
4. Mengunduh program hasil kompilasi dan building program diatas , melalui
downloader dan system minimum AVR series ATMEGA8535 dengan
menggunakan software extreme burner

3.3.10. Aplikasi Pengukuran Intensitas Cahaya Dengan Dengan LCD

Diagram 8. Aplikasi pengukuran Intensitas cahaya dengan LCD

1. Membuat program dengan CodeVision


2. Menghubungkan Vcc dan ground ke LDR dalam modul IP Sensor
3. Mengubungkan keluaran LDR ke ADC(0) di PORT A.0
4. Mengunduh program hasil kompilasi dan building program diatas , melalui
downloader dan system minimum AVR series ATMEGA8535 dengan
menggunakan software extreme burner
BAB IV

TUGAS PENDAHULUAN

1. Berdasatkan persamaan Steinhart-hart dengan memasukkan data pada hasil


pengukuran modul 1. Tentukan hasil keluaran tegangan dan suhu dari masing
– masing data
Jawab:

2. Carilah salah satu jenis sensor cahaya LDR bersama dengan datasheetnya
kemudian buatlah grafik hubungan antara nilai resistansi dari LDR dengan
besarnya intensitas cahaya
Jawab:
3. Jelaskan tentang ADC (analog to digital conventer) dengan prinsip kerjanya
Jawab:

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog


menjadi kode–kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses
industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya
ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog
dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/berat, aliran dan
sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistem digital (komputer).
ADC memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan resolusi.
Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering sinyal analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu. Kecepatan
sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS).
Prinsip kerja ADC adalah mengonversi sinyal analog ke dalam bentuk
besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dengan tegangan
referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3
volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC
8 bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60%
x 255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).

4. Tuliskan data hasil konversi ADC 8 bit


Jawab:
(V ¿ ¿ ¿ × 28)
Data hasil konversi ADC 8 bit= ¿
V reff

5. Buatlah Rangkaian sistem minimum mikrokontroler dengan adc pada proteus


8.5
Jawab:

6. Tuliskan data hexadecimal, binary dan decimal untuk Common Anode dan
Common cathode untuk angka 0 -10 dan huruf C dan L
Jawab:
7. Apa perbedaan antara common anode dan common cathode, buatlah
rangkaian dengan menggunakan proteus 8.5 untuk rangkaian common anode
dan common cathode
Jawab:

Untuk common cathode, kaki katoda pada semua segmen LED adalah
terhubung menjadi 1 pin, sedangkan kaki anoda akan menjadi input untuk
masing-masing segmen LED. Kaki katoda yang terhubung menjadi 1 pin ini
merupakan terminal negatif (-) atau Ground sedangkan signal kendali
diberikan pada masing-masing LED.

Untuk Common Anode, Kaki anoda yang terhubung menjadi 1 pin dan akan
diberikan tegangan positif

8. Jelaskan syntax perintah dari

 Lcd_init(n) //Instruksi ini berfungsi untuk inisialisasi


 Lcd_clear; //instruksi ini dilakukan untuk penghapusan tampilan LCD
dan menempatkan kursor di kolom 0 dan bari 0
 Lcd_gotoxy(m,n; //instruksi ini untuk menempatkan posisi kursor pada
kolom x dan baris y
 Lcd_putchar(n); //instruksi ini untuk menampilkan karakter pada posisi
kursor saar itu
 Lcd_puts(“var_string”); //instruksi ini berfungsi untuk menampilkan
string pada kursor saat itu
 Sprint //instruksi ini dilakukan untuk menampilkan output
 Ftoa //instruksi ini sigunakan untuk konversi bilangan dengan tipe
char

9. Tuliskan sketch program untuk menampilkan data pada LCD dengan


menggunakan perangkat lunak codevision avr
Jawab:
/*******************************************************
This program was created by the
CodeWizardAVR V3.12 Advanced
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2014 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com

Project :
Version :
Date : 3/5/2020
Author :
Company :
Comments:
Chip type : ATmega8535
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 12.000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size :0
Data Stack size : 128
*******************************************************/

#include <mega8535.h>
// Alphanumeric LCD functions
#include <alcd.h>
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Alphanumeric LCD initialization
// Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
// RS - PORTB Bit 0
// RD - PORTB Bit 1
// EN - PORTB Bit 2
// D4 - PORTB Bit 4
// D5 - PORTB Bit 5
// D6 - PORTB Bit 6
// D7 - PORTB Bit 7
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
while (1)
{
// Place your code here
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("Praktikum");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("Fisika Instrumen");
DAFTAR PUSTAKA

Irwan Kurniawan, S. (2009). Bahan Ajar Mata Kuliah Pengolahan Sinyal . Jambi:
Politeknik Jambi.

Kho, D., n.d. Pengertian Seven Segment Display (Layar Tujuh Segmen). [Online]
Available at: https://teknikelektronika.com/pengertian-seven-segment-display-
layar-tujuh-segmen/
[Accessed 23 April 2021].

Arif Abdullah, I. S. (2010). Menaampilkan Bilangan Di 7-Segment Dengan Drive IC


7446. Universitas Sumatera Utara.

Artanto, D. (2009). Merakit PLC dengan Mikrokontroler. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo.

Hariyanto, D., 2018. ADC (Analog to Digital Convertion). [Online]


Available at: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Teknik%20Antarmuka
%20-%20ADC.pdf
[Accessed 23 April 2021].

Munandar, A., 2012. Liguid Crystal Display (LCD) 16 x2. [Online]


Available at: http://www.leselektronika.com/2012/06/liguid-crystal-display-
lcd-16-x-2.html
[Accessed 23 April 2021].

Anda mungkin juga menyukai