LAPORAN AWAL
140310190063
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB 1............................................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................2
BAB 2............................................................................................................................3
2.1 Hidrogen.............................................................................................................3
2.2 Air.......................................................................................................................4
2.4 Elektrolisis..........................................................................................................6
BAB 3..........................................................................................................................14
BAB 4..........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada kehidupan sehari-hari, listrik mempunyai peran yang sangat penting bagi
keberlangsungan hidup. Setiap tahunnya kebutuhan masyarakat akan listrik semakin
meningkat. Hampir semuanya menggunakan bahan bakar fosil. Maka, akibat dari
perilaku tersebut, masyarakat dunia terpaksa mengeksploitasi secara terus-menerus
yang berimbas pada menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil. Seperti diketahui,
sumber bahan bakar yang berasal dari fosil ini merupakan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui dan menimbulkan dampak polusi, karena dalam
pembentukannya membutuhkan waktu yang sangat lama dan dalam pemakaiannya
menghasilkan gas-gas berbahaya. Maka dari itu perlu adanya energi alternatif yang
terbarukan serta ramah lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan hidrogen.
Hingga saat ini banyak dikembangkan energi baru dan ramah lingkungan, salah
satu bentuk energi alternatif yang saat ini menjadi perhatian besar terutama di negara
maju yaitu hidrogen. Hidrogen diproyeksikan akan menjadi bahan bakar masa depan
yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien, dimana suplai energi yang dihasilkan
sangat bersih karena hanya menghasilkan air sebagai emisi.
1.2 Tujuan
2.1 Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:
membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan
nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau,
bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat
mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan
dan terbanyak di dunia.
Hidrogen adalah gas ringan (lebih ringan dari udara), tidak berwarna, tidak
berbau, dan sangat mudah terbakar pada konsentrasi serendah 4% di udara bebeas.
Jika terbakar tidak menunjukkan adanya nyala dan akan menghasilkan panas yang
sangat tinggi (Gozali, 2015).
H2 + ½O2 H2O
Dari reaksi pembakaran gas hidrogen tersebut sudah pasti tidak akan mencemari
udara seperti yang ditimbulkan pada pembakaran bahan bakar fosil saat ini. Selain
itu, keunggulan dari hidrogen bila dijadikan bahan bakar dibandingkan dengan bahan
bakar lain ialah nilai oktan yang lebih besar. Ketika dicampur dengan oksigen dalam
berbagai perbandingan, hidrogen akan meledak seketika disulut dengan api dan akan
meledak sendiri pada temperature 560oC (G., et al., 2018).
2.2 Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H 2O (satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen). Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0oC).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dibanding
atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan
jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom
tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik
listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing
molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada
akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen (Gozali, 2015).
Elektrolisis ialah proses yang menggunakan energi listrik agar reaksi kimia
nonspontan dapat terjadi. Sel elektrolitik ialah alat untuk melaksanakan elektrolisis.
(G., et al., 2018). Elektrolisis adalah metode pemecahan molukel-molukel air menjadi
atom-atom penyusunnya (hidrogen dan oksigen) dengan menggunakan arus listrik
yang melewati 2 kutub elektroda
Pada elektrolisis, sebuah sumber listrik dihubungkan dengan dua elektroda atau 2
plat yang diletakkan di dalam suatu larutan. Setelah proses dijalankan, maka air akan
terpisah menjadi hidrogen dan oksigen. Hidrogen akan terkumpul di katoda
(elektroda negatif) dan oksigen akan terkumpul pada anoda (elektroda positif). Gas
hidrogen yang dihasilkan jumlahnya dua kali lipat dari gas oksigen yang dihasilkan
dan keduanya proporsional dengan total energi listrik yang dialirkan melalui air
(Haryati, 2016).
+
0
−¿ E =−1,23 V ¿
+¿+O2+ 2 H 2+4 O H ¿
4 H 2 O+2 H 2 O → 4 H
0
2 H 2 O →2 H 2 +O 2 E =−1,23 V
Dari reaksi tersebut, gas hidrogen dan oksigen akan membentuk gelembung pada
elektrode. Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi
unsur-unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di kutub negatif
atau katoda dan oksigen berkumpul di kutub positif atau anoda.
Energi listrik yang diperlukan untuk elektrolisis adalah 285,83 kJ/mol H 2 produk.
Energi dalam jumlah yang cukup besar ini digunakan untuk mengatasi berbagai
hambatan (energi aktivasi, resistansi listrik, resistansi transport dan resistansi reaksi
kimia) (Gozali, 2015).
2.4 Hukum Faraday Mengenai Elektrolisis
1. Hukum I Faraday
“Jumlah zat yang dihasilkan elektroda sebanding dengan arus listrik yang
mengalir pada sel elektrolisis.”
m ≈Q (1)
“Bila sejumlah tertentu arus listrik melalui sel, dengan jumlah mol zat yang
berubah dielektroda adalah konstan tidak tergantung jenis zat.”
Misalnya, kuantitas listrik yang diperlukan untuk mendapatkan 1 mol logam
monovalen adalah 96.485 C/mol (Coulomb/mol) tidak bergantung pada jenis
logamnya.
2. Hukum II Faraday
“Jumlah zat-zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda oleh
sejumlah arus listrik yang sama banyaknya akan sebanding dengan berat
ekivalen masing-masing zat tersebut.”
m ≈ massa ekivalen (2)
Massa ekivalen (ME) zat adalah massa atom relatif (Ar) dibagi dengan
perubahan bilangan oksidasinya atau muatan ionnya.
Ar
ME= (3)
biloks
Arus listrik suatu faraday (1F) didefinisikan sebagai jumlah arus listrik yang
terdiri dari 1 mol elektron.
Secara aljabar penggabungan hukum Faraday I dan II menghasilkan
persamaan sebagai berikut :
e . i .t
m= (4)
F
Keterangan :
m = Massa zat (gr)
e = Massa ekuivalen atau (M/valensi)
i = Kuat arus (Ampere)
F = Tetapan Faraday = (96.485 C/mol ≈ 96.500 C/mol) (1 F = satu mol elektron;
1 farad = 1C/V)
Efisiensi Faraday pada sebuah elektroliser adalah rasio volume gas hidrogen
yang dihasilkan terhadap volume gas yang seharusnya dihasilkan menurut
perhitungan teoritis yang dinyatakan dalam Hukum 1 Faraday berikut:
V H (hasil )
η faraday= 2
(6)
V H ( hitung)
2
PEM elektroliser memiliki desain yang sangat sederhana dan kompak karena
komponen utamanya adalah yang membran polimer penghantar proton yang dilapisi
dengan lapisan bahan katalis di kedua sisinya. Kedua lapisan ini adalah elektroda sel.
Membran pada alat ini memiliki tujuan ganda, sebagai perangkat pemisahan
gas dan konduktor ion (proton) ( (Sitanggang, et al., 2019).
Reaksitotal : 2 H 2 O→ 2 H 2+O2
Gambar 2.3 Reaksi Kimia Pada PEM Elektroliser (Carmo, et al., 2011)
PEM elektroliser bekerja berdasarkan proses reduksi oksidasi yang terjadi pada
elektroda. Ketika tegangan DC diberikan pada elektroda, air akan teroksidasi dan
anoda membentuk oksigen, proton (ion hidrogen) dan elektron bebas. Hidrogen
terkumpul langsung di anoda sedangkan proton bermigrasi melalui membrane
elektrolit polimer ke katoda untuk kemudian tereduksi menjadi hidrogen dengan
mengikat elektron yang disuplai rangkaian eksternal.
(7)
Dimana VNerst adalah tegangan sel reversibel, R yaitu konstanta gas ideal, P
adalah tekanan parsial. Menurut hasil eksperimen, peningkatkan suhu operasi dari 40-
80℃ akan menurunkan tegangan dan menyebabkan peningkatan performa PEM
elektrolizer (Abderezzak, et al., 2014).Semakin lama waktu berlangsungnya
elektrolisis, maka volume H2 yang dihasilkan akan semakin banyak. Secara teoritis
hal tersebut dapat ditinjau dari Hukum Faraday 2.
(8)
Dimana, I adalah arus listrik (mA), t adalah waktu (s), n adalah jumlah mol, Vm
adalah volume molar (ml.mol-1 ), V adalah volume hidrogen (ml), F adalah konstanta
Faraday, z adalah jumlah mol elektron yang ditransfer pada saat reaksi. Q adalah
beban listrik (C). Persamaan (8) menunjukkan produksi H2 yang akan dikonversikan
fuel cell menjadi listrik kembali akan dipengaruhi densitas arus dan waktu. Semakin
besar densitas arus yang digunakan pada PEM elektrolizer, semakin meningkat dan
akan mengubah produksi H2 terhadap waktu (Sitanggang, et al., 2019).
BAB 3
METODE PENELITIAN
Mulai A
Menyiapkan alat serta Mengulangi prosedur 3-5
mengukur diameter dalam sebanyak tiga kali,
pipa 1 & 2 sebanyak 3 kali mengukur ketinggian air
maksimum pipa 2
Selesai
BAB 4
TUGAS PENDAHULUAN
1. Turunkan persamaan (3.1) pada modul.
Jawab :
Dari Hukum Faraday I : massa zat yang dihasilkan pada suatu elektroda selama
proses elektrolisis berbanding lurus dengan muatan listrik yang digunakan.
w≈Q (9)
Q=I .t (10)
Q=n . F (11)
Dari hukum gas ideal :
PV ≈ nRT (12)
PV (13)
n=
RT
Subtitusikan persamaan (5) dan persamaan (2) ke persamaan (3) :
PV (14)
I . t=
RT
I . t . RT (15)
V=
PzF
2. Dari persaniaan (3.2) pada modul, berikan analisis, faktor-faktor apa saja
yang dapat dikontrol agar elektroliser dapat bekerja secara optimal.
Jawab :
Faktor-faktor yang dapat dikontrol agar elektroliser dapat bekerja secara optimal
adalah tekanan ruang (P) dan temperatur ruang (T).
Untuk V H 2 (ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙) : Daya dan arus yang diberikan pada elektroda, semakin
besar maka hidrogen yang dihasilkan semakin banyak.
Untuk V H 2 (ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔): Jika dilihat berdasarkan rumus, maka yang
mempengaruhi adalah arus, waktu, temperatur, tekanan dan jumlah elektron
(z).
Gozali, S. A., 2015. Prototype Hydrogen Fuel Generator Type Dry Cell. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Haryati, T., 2016. Prototype hydrogen Fuel Generator With Insulating Cotton.
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.
Sitanggang, R., M., W. & L., A. P., 2019. Performa Sistem Integrasi PEM Fuel Cell
dan PEM Elektrolizer : Perangkat Energi Carrier di Indonesia.
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia, p. 1.
Husin, H., 2013. Fotokatalitik Dekomposisi Air Menjadi Hidrogen sebagai Energi
Bersih dan Ramah Lingkungan. Jurnal RONA LINGKUNGAN HIDUP, 6(1),
pp. ISSN : 1412-7709.
Kirkham, M. B., 2014. Oxygen Diffusion Rate. Principles of Soil and Plant Water
Relations, Volume 2, pp. 185-200.