NPM : 140310190063
Telah dilakukan praktikum difraksi celah dan kisi ganda ini bertujuan untuk menentukan
pola dan intensitas dari celah dan kisi ganda juga untuk menentukan panjang gelombang
dari sumber cahayanya yaitu laser. Difraksi adalah pelenturan cahaya ketika melewati
celah sempit sehingga timbul gelombang baru dan akan mengalami interfernsi. Pada
percobaan digunakan difraksi fresnel dimana jarak celah dan layar berdekatan sehingga
muka gelombang yang dihasilkan berbentuk melengkung dan memiliki panjang
gelombang yang sama dengan panjang gelombang sebelumnya sesuai pada prinsip
Huygens. Digunakan tiga variasi jarak yaitu 0,3 ; 0,43; dan 0,55 cm, juga variasi kisi 4
garis/mm, 8 garis/mm, 10 garis/mm dan 50 garis/mm. Didapatkan semakin besar orde
maka intensitas akan semakin kecil. Misal intensitas yang dihasilkan oleh kisi 4 garis/mm
dengan L=0,43 m pada orde 1 yaitu 3,74 x 10−14cd dan pada orde 3 yaitu 8,1 x 10−15 cd
semakin besar orde intensitasnya akan menurun, sesuai teori pola difraksinya pada layar
memiliki intensitas yang berubah dari pusat ke bagian tepi pola. Panjang gelombang laser
rata-rata yang didapatkan pada kisi 4 garis/mm dengan L=0,43 m ,yaitu 5,99 x 10−7
m .Sehingga KSR yang didapat dalam rentang 2,3 % - 15,72%.
2.1 Menentukan pola dan intensitas difraksi dari celah dan kisi ganda
2.2 Menentukan posisi intensitas minimum pertama yang berhubungan dengan celah
tunggal.Harga intensitas minimum pertama tersebut digunakan untuk menghitung
lebar dari celah.
2.3 Menentukan distribusi intensitas pola difraksi dari celah kelipatan tiga, kelipatan
empat dan kelipatan lima, dimana seluruh celah memiliki lebar dan jarak antar
celah yang sama. Selanjutnya menaksir hubungan intensitas dari puncak pusat
difraksi.
2.4 Menentukan posisi dari puncak beberapa orde dari difraksi untuk kisi transmisi
dengan konstanta kisi yang berbeda. Selanjutnya menggunakan nilai yang
diperoleh untuk menghitung panjang gelombang dari laser.
Para praktikum difraksi celah dan kisi ganda ini terjadi fenomena difraksi dan interferensi
kisi menggunakan sinar laser sebagai sumber cahaya. Pada saat gelombang tersebut
memasuki celah kecil, gelombang akan mengalami pelenturan dan terbentuk muka
gelombang baru (sekunder). Hal tersebut sesuai dengan prinsip Huygens. Muka-muka
gelombang yang telah melewati celah tersebut koheren dan mengalami interferensi yang
terlihat dari pola gelap terang yang dihasilkan pada layar. Pola interferensi yang terbentuk
sangat dipengaruhi oleh jarak antar celah difraksi, jarak kisi ke layar serta besar dari kisi
difraksi yang digunakan.
4.1 Difraksi
Difraksi adalah peristiwa penyebaran arah rambat gelombang ketika melewati celah
yang sempit. Peristiwa difraksi adalah konsekuensi dari prinsip Hyugen. Ketika
gelombang masuk ke
celah sempit, maka tiap titik pada celah berperan sebagai sumber gelombang baru dengan
arah
rambat radial. Gelombang yang melewati celah merupakan hasil superposisi gelombang-
gelombang baru pada celah. Jika ukuran celah cukup kecil, maka muka gelombang yang
melewati pelat mendekati bentuk bola atau lingkaran. Makin lebar ukuran celah maka
makin kecil efek penyebaran muka gelombang yang melewati celah.
Gambar 4.1 Difraksi cahaya pada celah tunggal dengan distribusi intensitasnya.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pola difraksi adalah sebagai berikut
λ
sin θdark =m
a
Diaman a adalah lebar celah dan m adalah orde pola.
4.2 Interferensi
Interferensi adalah peristiwa superposisi dua buah gelomang yang memiliki frekuensi
dan arah yang sama. Syarat terjadinya interferensi adalah ketika sumber cahaya koheren
dan monokromatik.
Pada saat fase gelombang yang bersuperposisi sama maka akan terjadi interferensi
konstruktif. Interferensi ini akan menyebabkan terbentuknya pola terang pada layar.
Sebaliknya ketika fase berbeda akan terjadi interferensi destruktif yang akan membentuk
pola gelap pada layar.
Hubungan untuk mencari pola interferensi ditentukan dalam persamaan
5 Tentukan:
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
a. Buatlah grafik hubungan intensitas difraksi I sebagai fungsi dari posisi x untuk celah dengan
kelipatan n.
Jawab
5.1 Grafik Intensitas difraksi (I) sebagai fungsi dari posisi x untuk celah (Kisi 4 garis/mm)
Tabel 1. Kisi : 4 garis/mm
0.00000035
0.0000003
0.00000025
Kiri
Intensitas (cd)
0.0000002 Kanan
0.00000015
0.0000001
0.00000005
0
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Orde
Gambar 1. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 4 Garis/mm di
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
L=0,43 m
Jika dijabarkan :
0.000006
0.000005
Intensitas(cd)
0.000004
0.000003
0.000002
0.000001
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Orde (m)
0.000006
0.000005
Intensitas(Cd)
0.000004
0.000003
0.000002
0.000001
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Orde(m)
0.036
0.035
Imtemsitas (cd)
0.034 Kanan
Kiri
0.033
0.032
0.031
0.03
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Orde
Gambar 2. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 4 Garis/mm di
L=0,55 m
Jika dijabarkan :
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
0.0000036
0.0000035
Intensitas(Cd)
0.0000034
Grafik Intensitas Terhadap Orde
(Kiri) (L=0,55 m)
0.0000033
0.0000032
0.0000031
0.000003
0 1 2 3 4 5 6 7
Orde(m)
0.0000036
0.00000355
Intensitas(Cd)
0.0000035
Grafik Intensitas Terhadap
Orde(Kanan)(L=0,55 m)
0.00000345
0.0000034
0.00000335
0.0000033
0 1 2 3 4 5 6 7
Orde(m)
5.2 Grafik Intensitas difraksi (I) sebagai fungsi dari posisi x untuk celah (Kisi 8 garis/mm)
Tabel 2. Kisi : 8 garis/mm
1E-14
8E-15
Intensitas (cd)
Kanan
6E-15 Kiri
4E-15
2E-15
0
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Orde
Gambar 3. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 8 Garis/mm di
L=0,3 m
Jika dijabarkan :
0.0000032
0.00000315
Intensitas(Cd)
0.0000031
Grafik Intensitas Terhadap Orde(Kiri)
(L=0,3 m)
0.00000305
0.000003
0.00000295
0.0000029
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Orde(m)
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
0.0000032
0.00000315
Intensitas(Cd) 0.0000031
Grafik Intensitas Terhadap
Orde(Kanan) (L=0,3 m)
0.00000305
0.000003
0.00000295
0.0000029
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Orde(m)
8E-14
Intensitas (cd)
Kanan
6E-14
Kiri
4E-14
2E-14
0
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Orde
Gambar 4. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 8 Garis/mm di
L=0,43 m
Jika dijabarkan :
0.000006
0.000005
Intensitas(Cd)
0.000004
Grafik Intensitas Terhadap Orde(Kiri)
(L=0,43 m)
0.000003
0.000002
0.000001
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Orde(m)
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
0.000006
0.000005
Intensitas (Cd)
0.000004
Grafik Intensitas Terhadap
Orde(Kanan)(L=0,43 m)
0.000003
0.000002
0.000001
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Orde(m)
3.5E-14
3E-14
Intensitas (cd)
2.5E-14
Kanan
2E-14 Kiri
1.5E-14
1E-14
5E-15
0
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Orde
Gambar 9. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 8 Garis/mm di
L=0,55 m
Jika dijabarkan :
0.000003
Grafik Intensitas Terhadap Orde(Kiri)
0.0000025 (L=0,55 m)
0.000002
0.0000015
0.000001
0.0000005
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Orde(m)
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
5.3 Grafik Intensitas difraksi (I) sebagai fungsi dari posisi x untuk celah (Kisi 10 garis/mm)
Tabel 3. Kisi : 10 garis/mm
1E-14
8E-15
Intensitas (cd)
Kanan
6E-15 Kiri
4E-15
2E-15
0
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Orde
Gambar 10. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 10 Garis/mm
di L=0,3 m
Jika dijabarkan :
1E-14
8E-15
6E-15
I (Cd)
4E-15
2E-15
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Orde
I thd Orde
1E-14
8E-15
6E-15
I (Cd)
4E-15
2E-15
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Orde
I thd Orde
2E-10
Intensitas (cd)
1.5E-10
1E-10
5E-11
0
-6 -4 -2 0 2 4 6
Orde
Gambar 11. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 10 Garis/mm
di L=0,43 m
Jika dijabarkan :
8E-12
6E-12
4E-12
2E-12
0
0 1 2 3 4 5 6
Orde
I thd Orde
2.5E-10
2E-10
1.5E-10
I (Cd)
1E-10
5E-11
0
0 1 2 3 4 5 6
Orde
I thd Orde
1.4E-14
1.2E-14
Intensitas (cd)
1E-14
Kanan
8E-15
Kiri
6E-15
4E-15
2E-15
0
-6 -4 -2 0 2 4 6
Orde
Gambar 12. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 10 Garis/mm
di L=0,55 m
Jika dijabarkan :
6E-15
4E-15
2E-15
0
0 1 2 3 4 5 6
Orde
I terhadap Orde
6E-15
4E-15
2E-15
0
0 1 2 3 4 5 6
Orde
I thd Orde
5.4 Grafik Intensitas difraksi (I) sebagai fungsi dari posisi x untuk celah (Kisi 50 garis/mm)
Tabel 4. Kisi : 50 garis/mm
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
1.4E-14
1.2E-14
Intensitas (cd)
1E-14
Kanan
8E-15 Kiri
6E-15
4E-15
2E-15
0
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Orde
Gambar 13. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 50 Garis/mm
di L=0,3 m
3.5E-14
3E-14
2.5E-14
Intensitas (cd)
Kanan
2E-14
Kiri
1.5E-14
1E-14
5E-15
0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
Orde
Gambar 14. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 50 Garis/mm
di L=0,43 m
Untuk Jarak Kisi ke Layar (L =0,55 meter)
2.5E-14
2E-14
Intensitas (cd)
Kanan
1.5E-14 Kiri
1E-14
5E-15
0
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Orde
Gambar 15. Grafik Hubungan Intensitas Difraksi terhadap Orde Pada Kisi 50 Garis/mm
di L=0,55 m
b. Buatlah grafik hubungan jarak puncak-puncak difraksi sampai orde ke tiga (K3) sebagai
fungsi dari konstanta kisi. Dengan menggunakan ungkapan 7, tentukan nilai rata-rata panjang
gelombang sinar laser yang digunakan .
Grafik Hubungan Jarak Puncak-Puncak DIfraksi
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
0.03
Kanan pada Kisi : 8
0.025 garis/mm
0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Orde
Gambar 16. Grafik Y terhadap Orde hingga Orde ke tiga pada L=0,3 m
0.03
Kanan pada Kisi : 4
garis/mm
0.025
Kiri pada Kisi : 4 garis/mm
Kanan pada Kisi : 8
0.02 garis/mm
Kiri pada Kisi : 8 garis/mm
0.015 Kanan pada Kisi : 10
Y
garis/mm
0.01 Kiri pada Kisi : 10
garis/mm
Gambar 17. Grafik Y terhadap Orde hingga Orde ke tiga pada L=0,43 m
0.06
Kanan pada Kisi : 4 garis/mm
0.05
Kiri pada Kisi : 4 garis/mm
0.04
Kanan pada Kisi : 8 garis/mm
Orde
Gambar 18. Grafik Y terhadap Orde hingga Orde ke tiga pada L=0,55 m
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
700.00
600.00
500.00
Orde 1
λ (m) 400.00 Orde 2
Orde 3
300.00
200.00
100.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Kisi (garis/mm)
Gambar 19. Grafik hubungan puncak difraksi terhadap kisi untuk L=0.3m
300.00
200.00
100.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Kisi (garis/mm)
400.00
300.00
200.00
100.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60
Kisi (garis/mm)
Gambar 21. Grafik hubungan puncak difraksi terhadap kisi untuk L=0.55m
Yd 0,002 ×0,0001 −7
λ Kiri = = =6,67 ×10 m
Lm 0,3 ×1
Yd 0,002 ×0,0001
λ Kanan= = =6,67 ×10−7 m
Lm 0,3 ×1
λ Kanan+ λ Kiri 6,67 ×10−7 +6,67 × 10−7
λ= = =6,67 × 10−7 m
2 2
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
Untuk L=0,43m
Yd 0,003 ×0,0001 −7
λ Kiri = = =6,97 ×10 m
Lm 0,43 ×1
Yd 0,003 ×0,0001 −7
λ Kanan= = =6,97 ×10 m
Lm 0,43 ×1
λ +λ 6,97 ×10−7 +6,67 × 10−7
λ= Kanan Kiri = =6,97 × 10−7 m
2 2
Untuk L=0,55m
Yd 0,003 ×0,0001 −7
λ Kiri = = =5,45 ×10 m
Lm 0,55 ×1
Yd 0,003 ×0,0001 −7
λ Kanan= = =5,45 ×10 m
Lm 0,55 ×1
λ Kanan+ λ Kiri 5,45× 10−7 +5,45 ×10−7 −7
λ= = =5,45× 10 m
2 2
d. Kisi : 50 garis/mm (Orde 1 )
Untuk L=0,3m
Yd 0,009 ×0,00002 −7
λ Kiri= = =6 ×10 m
Lm 0,3 ×1
Yd 0,006 ×0,00002 −7
λ Kanan= = =4 ×10 m
Lm 0,3 ×1
λ Kanan+ λ Kiri 6 ×10−7 + 4 ×10−7
λ= = =5 ×10−7 m
2 2
Untuk L=0,43m
Yd 0,012 ×0,00002
λ Kiri = = =55,8 ×10−7 m
Lm 0,43 ×1
Yd 0,014 × 0,00002
λ Kanan= = =6,51×10−7 m
Lm 0,43 ×1
λ Kanan+ λ Kiri 5,58× 10−7 +6,51 ×10−7 −7
λ= = =6,04 ×10 m
2 2
Untuk L=0,55m
Yd 0,017 ×0,00002 −7
λ Kiri= = =6,18 ×10 m
Lm 0,55 ×1
Yd 0,018 ×0,00002 −7
λ Kanan= = =6,55 ×10 m
Lm 0,55 ×1
λ Kanan+ λ Kiri 5,8× 10−7 +5,8 ×10−7 −7
λ= = =6,36 ×10 m
2 2
c. Tentukan nilai intensitas dari pusat puncak difraksi dari objek p = ... sampai p = ...., maupun
nilai relatif yang dinyatakan secara empirik berdasarkan ungkapan 6
Jawab :
Intensitas dari Pusat Puncak Difraksi
2
I =P
a. Intensitas pada 4 garis/ mm
Pada L=0. 43 morde 1
- Intensitas kiri
−7 2
I =(3.365× 10 )
I =1.131 ×10−13 Cd
- Intensitas kanan
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
I =(3.365× 10−7 )2
−13
I =1.131 ×10 Cd
Orde 2 dan seterusnya serta untuk variasi L lain terdapat pada Tabel 1 di
lampiran.
b. Intensitas pada 8 garis/ mm
Pada L=0. 3 m orde1
- Intensitas kiri
I =( 1.02×10−7 )2
I =1.048 ×10−14 Cd
- Intensitas kanan
I =( 1.02×10−7 )2
−14
I =1.048 ×10 Cd
Orde 2 dan seterusnya serta untuk variasi L lain terdapat pada Tabel 3 di
lampiran.
c. Intensitas pada 10 garis/ mm
Pada L=0. 3 m orde1
- Intensitas kiri
I =( 0.9× 10−7 )2
−14
I =8.1 ×10 Cd
- Intensitas kanan
−7 2
I =( 0.9× 10 )
−14
I =8.1 ×10 Cd
Orde 2 dan seterusnya serta untuk variasi L lain terdapat pada Tabel 5 di
lampiran.
d. Intensitas pada 50 garis/ mm
Pada L=0. 3 m orde1
- Intensitas kiri
I =( 0.9× 10−7 )2
−14
I =8.1 ×10 Cd
- Intensitas kanan
−7 2
I =( 0.9× 10 )
−14
I =8.1 ×10 Cd
Orde 2 dan seterusnya serta untuk variasi L lain terdapat pada Tabel 7 di
lampiran.
Kesalahan Relatif
| |
KSR=
λ−λ lit
λ lit
×100 %
KSR=
| ( 5.99564 × 10−7 ) −( 6.328 ×10−7 )
6.328× 10−7 |
×100 %
KSR=5.25 %
Untuk L=0.55m
KSR=
| ( 6.5404 × 10−7 ) −( 6.328 ×10−7 )
6.328× 10
−7 |
×100 %
KSR=3.35 %
b. Kisi : 8 garis/mm
Untuk L=0.3m
KSR=
| ( 5.38194 × 10−7 ) −( 6.328 ×10−7 )
6.328× 10
−7 |
×100 %
KSR=14.95 %
Untuk L=0.43m
KSR=11.436 %
Untuk L=0.55m
KSR=4.87 %
c. Kisi : 10 garis/mm
Untuk L=0.3m
KSR=2.62 %
Untuk L=0.43m
KSR=
| ( 6.18217 × 10−7 )− ( 6.328 ×10−7 )
6.328× 10
−7 |
×100 %
KSR=2.3 %
Untuk L=0.55m
KSR=
| ( 6.05455 ×10−7 )−( 6.328× 10−7 )
6.328 × 10−7 |
×100 %
KSR=4.3 %
d. Kisi : 50 garis/mm
Untuk L=0.3m
KSR=
| ( 5.33333 ×10−7 )−( 6.328× 10−7 )
6.328 × 10−7 |
×100 %
KSR=15.72 %
Untuk L=0.43m
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
KSR=
| ( 5.75581 ×10−7 )−( 6.328 ×10−7 )
6.328 ×10−7 | × 100 %
KSR=9.04 %
Untuk L=0.55m
KSR=
| ( 6.14394 × 10−7 ) −( 6.328 ×10−7 )
6.328× 10
−7 |
×100 %
KSR=2.9 %
dimana 1/N berbanding lurus dengan y (jarak orde) dan berbanding terbalik dengan n
( banyaknya orde).
Intensitas cahaya diperoleh dari tegangan yang dihasilkan oleh terang pada layar.
Intensitas yang dihasilkan terlihat lebih besar pada terang pusat dibandingkan dengan
terang lainnya. Semakin jauh jarak terang nya (y) maka semakin kecil pula intensitasnya
dengan kata lain intensitas berbanding terbalik dengan orde nya. Setelah dilakukan
percobaan dapat disimpulkan bahwa terang yang semakin mendekati terang pusat
intensitasnya semakin tinggi jika dilihat dari hasil percobaan dari tiap variasi N, intensitas
maksimum terjadi pada orde 0. Hal ini terjadi karena yang mendekati terang pusat
pancaran sinarnya semakin terang dan yang menjauhi terang pusat pancarannya semakin
gelap. Hal ini sesuai dengan teori dimana intensitas maksimum berada pada tetha = 0o atau
berada pada orde 0, dimana makin besar orde makin besar pula nilai sudutnya sehingga
intensitas berkurang. Kalau diamati dari teori interferensi terang pusat merupakan titik
pusat terjadinya interferensi maksimum dimana beda fasanya 0o.
Dari grafik dapat terlihat dimana pola terang dari kiri ke kanan yang melewati
terang pusat membentuk parabola dengan puncaknya adalah terang pusat. Setelah
mendapatkan hasil percobaan, terdapat kesesuaian dengan teori percobaan Young dimana
ketika sinar monokromatik yang memancar melalui celah menghasilkan pola gelap-terang,
sesuai pula dengan prinsip Huygens yang menerangkan bahwa setiap muka gelombang
dapat dianggap memproduksi gelombang baru dan membentuk setengah lingkaran sesuai
dengan grafik, meskipun terdapat KSR dimana tidak samanya λ baru dengan λ
sebelumnya. Pada percobaan, nilai λ sangat dipengaruhi oleh lebar celah, jarak orde, dan
banyak orde. Hasil λ yang didapat saat dibandingkan dengan literatur yaitu 6,33x10 -7 m
mendapatkan nilai KSR di rentang 2,3% sampai dengan 15,7%, maka dapat disimpulkan
data yang didapatkan pada percoabaan sudah sesuai dengan teori.
Secara rincinya percobaan ke-tujuh pada praktikum Eksperimen Fisika yaitu mengenai
Difraksi Celah dan Kisi Ganda. Alat yang digunakan dalam percobaan terdiri atas laser,
kisi, lensa f /20 mm, lensa f /100 mm, fotoelement, dudukan optik, multimeter, kisi, layar,
dan measuring amplifier. Pertama, alat percobaan disusun seperti pada Gambar 4 di
modul, yaitu dengan posisi dari komponen pada dudukan optik adalah: laser ¿ 2,5 cm ; lensa
f / 20 mm=14,5 cm , lensa f / 100 mm=27,5 mm ; objek difraksi ¿ 33 cm; slide mount lateral
adjustment, calibr. = 147 , 5 cm. Kemudian fotosel dengan input 104 Ω dihubungkan
dengan measuring amplifier (faktor perbesaran 103−10 5). Lalu output measuring amplifier
dihubungkan ke multimeter. Dalam pengambilan data untuk jarak kisi ke layar (L), laser
dinyalakan. Laser dan amplifier pengukur harus dinyalakan 15 menit sebelum memulai
pengukuran untuk menghindari fluktuasi intensitas yang tidak diinginkan. Selama
percobaan, praktikan tidak diperbolehkan melihat langsung pada sinar laser yang tidak
teratenuasi karena akan membahayakan tubuh, terutama bagian mata. Kemudian diatur
dengan bantuan lensa f =+20 mm dan f =+100 mm agar laser yang lebar dan sejajar agar
jatuh tepat di pusat foto sel dengan gap celah hingga pola gelap terang terbentuk pada
layar. Pola tersebut diamati kemudian jarak terang pusat ke pola terang berikutnya dicatat.
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
dapat ditentukan nilai intensitas cahaya dari masing-masing orde pada setiap variasi jarak
L. Nilai intensitas ini bergantung pada kuadrat daya, dan secara tidak langsung memiliki
hubungan dengan arus serta tegangan yang tercatat pada multimeter dalam percobaan.
Intensitas yang dihasilkan untuk kisi 8 garis/mm dengan L=0.3 m pada orde pertama
adalah 1.048 ×10−14 Cd untuk sisi kiri dan kanan. Orde 2 dan seterusnya serta untuk
variasi L lain terdapat pada Tabel. Pola dan intensitas difraksi dari celah dan kisi ganda
yang diperoleh dari pengolahan data cenderung menurun seiring dengan bertambahnya
jumlah orde difraksi. Hal ini dikarenakan jarak celah ke titik pengamatan serta sudut
deviasi yang semakin besar sehingga terjadi interferensi yang kurang konstruktif. Hal ini
dapat terlihat pada grafik hubungan intensitas difraksi terhadap orde. Dari ketiga variasi
jarak L, hubungan yang ditunjukkan oleh grafik tersebut sudah mendekati grafik
distribusi intensitas pola difraksi, yaitu semakin besar orde difraksi, nilai intensitas akan
semakin turun. Meskipun sisi kiri dan kanan tidak simetris.
Percobaan ke-tiga menggunakan kisi 10 garis/mm dengan variasi jarak celah ke layar
yaitu 0.3 ; 0.43 dan 0.55 m. Artinya, pada percobaan ini terdapat 8 buah celah dengan
konstanta kisi sebesar 0.0001 m. Dari nilai konstanta kisi (d ), jarak pola terang pusat ke
pola terang berikutnya (Y ) pada sisi kiri dan kanan, nilai orde (m), serta jarak kisi ke
layar ( L ) yang diperoleh dari percobaan, dapat ditentukan nilai panjang gelombang untuk
masing-masing orde pada ke-tiga variasi jarak kisi ke layar L. Panjang gelombang rata-
rata yang dihasilkan untuk kisi 10 garis/mm dengan L=0.3 m adalah 6.16204 × 10−7 m
dengan KSR 2.62% , untuk L=0.43 m adalah 6.18217 ×10−7 m dengan KSR 2.3 % dan
untuk L=0.55 m adalah 6.05455 ×10−7 × 10−7 m dengan KSR 4.3 %. Selain panjang
gelombang, juga dapat ditentukan nilai intensitas cahaya dari masing-masing orde pada
setiap variasi jarak L. Nilai intensitas ini bergantung pada kuadrat daya, dan secara tidak
langsung memiliki hubungan dengan arus serta tegangan yang tercatat pada multimeter
dalam percobaan. Intensitas yang dihasilkan untuk kisi 10 garis/ mm dengan L=0.3 m
pada orde pertama adalah 8.1 ×10−14 Cd untuk sisi kiri dan kanan. Orde 2 dan seterusnya
serta untuk variasi L lain terdapat pada Tabel. Pola dan intensitas difraksi dari celah dan
kisi ganda yang diperoleh dari pengolahan data cenderung menurun seiring dengan
bertambahnya jumlah orde difraksi. Hal ini dikarenakan jarak celah ke titik pengamatan
serta sudut deviasi yang semakin besar sehingga terjadi interferensi yang kurang
konstruktif. Hal ini dapat terlihat pada grafik hubungan intensitas difraksi terhadap orde.
Dari ketiga variasi jarak L, hubungan yang ditunjukkan oleh grafik tersebut sudah
mendekati grafik distribusi intensitas pola difraksi, yaitu semakin besar orde difraksi,
nilai intensitas akan semakin turun. Meskipun sisi kiri dan kanan tidak simetris.
Percobaan ke-empat menggunakan kisi 50 garis/mm dengan variasi jarak celah ke layar
yaitu 0.3 ; 0.43 dan 0.55 m. Artinya, pada percobaan ini terdapat 8 buah celah dengan
konstanta kisi sebesar 0.0001 m. Untuk kisi transmisi 50 garis/ mm, puncak sekunder
berada di luar jangkauan pergeseran dari fotosel, oleh karena itu dalam kasus ini posisi
dari difraksi yang refleksi harus ditandai pada selembar kertas dan jaraknya diukur dengan
menggunakan mistar. Dari nilai konstanta kisi (d ), jarak pola terang pusat ke pola terang
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
berikutnya (Y ) pada sisi kiri dan kanan, nilai orde (m), serta jarak kisi ke layar ( L ) yang
diperoleh dari percobaan, dapat ditentukan nilai panjang gelombang untuk masing-masing
orde pada ke-tiga variasi jarak kisi ke layar L. Panjang gelombang rata-rata yang
dihasilkan untuk kisi 10 garis/mm dengan L=0.3 m adalah 5.33333 ×10−7 m dengan
KSR15.72 % , untuk L=0.43 m adalah 5.75581× 10−7 m dengan KSR 9.04 % dan untuk
L=0.55 m adalah 6.14394 × 10−7 m dengan KSR 2.9 % . Selain panjang gelombang, juga
dapat ditentukan nilai intensitas cahaya dari masing-masing orde pada setiap variasi jarak
L. Nilai intensitas ini bergantung pada kuadrat daya, dan secara tidak langsung memiliki
hubungan dengan arus serta tegangan yang tercatat pada multimeter dalam percobaan.
Intensitas yang dihasilkan untuk kisi 50 garis/mm dengan L=0.3 m pada orde pertama
adalah 8.1 ×10−14 Cd untuk sisi kiri dan kanan. Orde 2 dan seterusnya serta untuk variasi
L lain terdapat pada Tabel . Pola dan intensitas difraksi dari celah dan kisi ganda yang
diperoleh dari pengolahan data cenderung menurun seiring dengan bertambahnya jumlah
orde difraksi. Hal ini dikarenakan jarak celah ke titik pengamatan serta sudut deviasi yang
semakin besar sehingga terjadi interferensi yang kurang konstruktif. Hal ini dapat terlihat
pada grafik hubungan intensitas difraksi terhadap orde. Dari ketiga variasi jarak L,
hubungan yang ditunjukkan oleh grafik tersebut sudah mendekati grafik distribusi
intensitas pola difraksi, yaitu semakin besar orde difraksi, nilai intensitas akan semakin
turun. Meskipun sisi kiri dan kanan tidak simetris.
Berdasarkan hasil percobaan dari setiap variasi kisi, diperoleh jarak dari terang pusat ke
orde terang yang lain semakin besar. Hal ini ini berarti keduanya berbanding lurus, L ∝ y
sesuai dengan teoriti. Semakin banyak jumlah celah (N ), nikai konstanta kisi (d ) akan
semakin kecil, karena keduanya memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Kemudian
panjang gelombang (λ) dan jarak L memiliki hubungan yang berbanding terbalik, artinya
semakin kecil seiring dengan bertambahnya besar jarak L. Kemudian, tidak dilakukan
pengolahan data untuk orde ke-0 atau orde pusat karena suatu bilangan yang dibagi 0 tidak
terdefinisi sehingga akan mempengaruhi ni gelombang, gelombang rata-rata serta KSR.
Dari semua data KSR, terdapat beberapa nilai yang dapat dikatakan cukup besar, hal
tersebut dapat disebabkan oleh pengambilan data yang kurang akurat dan presisi, adanya
sumber cahaya lain selain laser He-Ne yang akan mempengaruhi panjang gelombang laser,
serta adanya pembulatan data pada saat pengolahan data.
Kisi difraksi akan berpengaruh terhadap pembentukan pola difraksi maupun interferensi.
Apabila jumlah celah pada kisi ( N ) dengan lebar yang sama semakin banyak, maka pola
difraksi yang dihasilkan pada layar akan semakin tajam dan intensitas maksimumnya
semakin besar. Dengan pola penyebaran gelombang cahaya yang akan semakin besar jika
lebar celah pada kisi semakin sempit. Jarak antar celah pada kisi juga berpengaruh
terhadap pembentukan pola difraksi, artinya semakin besar jarak antar celah, maka
simpangan yang terjadi pada pola terang difraksi akan semakin kecil. Dan semakin jauh
letak kisi ke layar, pola interferensi atau difraksi yang terbentuk pada layar akan semakin
lebar. Hal tersebut terlihat pada grafik hubungan puncak difraksi terhadap kisi, meskipun
belum sepenuhnya memenuhi teori. Pola dan intensitas difraksi dari celah dan kisi ganda
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
menurun seiring dengan bertambahnya jumlah orde difraksi. Pertambahan jumlah orde
difraksi juga berpengaruh terhadap jarak Y dan panjang gelombang laser, yaitu semakin
besar orde maka jarak ke terang pusat dan panjang gelombang laser pun semakin besar hal
ini dikarenakan jarak celah ke titik pengamatan serta sudut deviasi yang semakin besar
sehingga terjadi interferensi yang kurang konstruktif. Intensitas pola terang mencapai
maksimum pada pola terang pusat dan pola terang lain di sisi kiri dan kanannya. Dan
sebagian besar data percobaan telah memenuhi teori-teori tersebut. Terlihat bahwa
intensitas maksimum terjadi pada orde ke-0 atau pusat pola terang. Dan intensitas pola
terang berikutnya semakin melemah. Sedangkan, pita gelap memiliki intensitas paling
minimum.
6.2 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
6.2.1 Pola dan intensitas difraksi dari celah dan kisi ganda yang diperoleh dari
pengolahan data cenderung menurun seiring dengan bertambahnya jumlah orde
difraksi. Pertambahan jumlah orde difraksi juga berpengaruh terhadap jarak Y dan
panjang gelombang laser, yaitu semakin besar orde maka jarak ke terang pusat dan
panjang gelombang laser pun semakin besar hal ini dikarenakan jarak celah ke titik
pengamatan serta sudut deviasi yang semakin besar sehingga terjadi interferensi
yang kurang konstruktif.
Kisi 4 :
13
L=0,3m → I =1,13165 ×10 cd
14
L=0,43m → I=1,67962 ×10 cd
Kisi 8 :
14
L=0,3m → I =1,04858 ×10 cd
L=0,43m → I=1,13165 ×1013 cd
14
L=0,55m → I =13,748 ×10 cd
Kisi 10 :
14
L=0,3m → I =8,1 ×10 cd
13
L=0,43m → I =3,84 × 10 cd
14
L=0,55m → I=1,05 ×10 cd
Kisi 50 :
14
L=0,3m → I =8,1 ×10 cd
L=0,43m → I=3,74 × 1013 cd
14
L=0,55m → I =1,048 ×10 cd
6.2.2 Posisi intensitas minimum pertama yang berhubungan dengan celah tunggal dapat
ditentukan. intensitas minimum dapat terjadi jika beda lintasannya adalah kelipatan
bulat dari panjang gelombang. intensitas minimum pertama terjadi pada orde ke-1.
sedangkan intensitas maksimum terjadi pada orde ke-0. Semakin besar nilai orde
maka nilai intensitas akan semakin kecil.
Nama: Nabillah Fa’diyyah Zahra
NPM : 140310190063
N = 4 garis/mm → d = 0,0003 m
N = 8 garis/mm → d = 0,000125 m
N = 10 garis/mm → d = 0,0001 m
N = 50 garis/mm → d = 0,00002 m
6.2.3 Distribusi intensitas pola difraksi dari celah kelipatan tiga, kelipatan empat dan
kelipatan lima, dengan lebar dan jarak antar celah yang sama dapat ditentukan.
Intensitas pola terang mencapai maksimum pada pola terang pusat dan pola terang
lain di sisi kiri dan kanannya. Intensitas berkurang seiring dengan semakin jauhnya
pola tersebut dari pola pusat.
6.2.4 Nilai posisi dari puncak beberapa orde dari difraksi untuk kisi transmisi dengan
konstanta kisi yang berbeda dapat digunakan untuk menghitung panjang
gelombang dari laser. Panjang gelombang, bergantung pada nilai d , y , n L . Panjang
gelombang rata-rata yang dihasilkan untuk kisi 4 garis/mm dengan L=0.43 m
adalah λ=5,99564 ×10−7 dan untuk L=0.55 m adalah 6,5404 × 10−7 m.