Anda di halaman 1dari 20

TUGAS FISIKA

LAPORAN PRATIKUM KISI DIFRAKSI

DISUSUN OLEH :
I Gede Arya Dipta Mahotama (5)
I Gede Made Panji Sastra Bascara (6)
I Gusti Ayu Made Dwi Adnyani (7)
Ni Luh Putu Diah Putri Aryantini (30)

SMA NEGERI 1 TABANAN


TAHUN AJARAN 2022/2023
A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan pada praktikum Fisika Dasar 2 tentang Kisi Difraksi adalah:

1. Mampu mengartikan garis-garis spektra dengan metode difraksi.


2. Menentukan panjang gelombang cahaya tampak dari suatu sumber
cahaya dengan menggunakan kisi difraksi

B. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Lampu neon 1 buah


2. Kisi difraksi 1 buah
3. Meteran 1 buah
4. Statif beserta dengan penjepit 1 buah

C. DASAR TEORI

Suatu sifat gelombang yang menarik adalah bahwa gelombang dapat


dibelokkan oleh rintangan. Secara makroskopis, difraksi dikenal sebagai gejala
penyebaran arah yang dialami seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu
celah sempit atau tepi tajam sebuah benda. Gejala ini juga dianggap sebagai salah
satu ciri khas gelombang yang tidak memiliki partikel, karena sebuah partikel
yang bergerak bebas melalui suatu celah tidak akan mengalami perubahan arah.

Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya.


Alat ini terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi
dapat dibuat dengan cara memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat
gelas dengan mesin terukur berpresisi tinggi. Celah diantara goresan-goresan
adalah transparan terhadap cahaya dan arena itu bertindak sebagai celah-celah
yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Dari
data banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah atau
yang disebut dengan tetapan kisi (d), jika terdapat N garis per satuan panjang,
𝟏
maka tetapan kisi adalah kebalikan dari N. Yaitu : 𝒅 =
𝑵

Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya


halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar.
Difraksi pertama kali diungkapkan oleh Fransesco Grimaldi (1618-1663),
walaupun Newton tidak menerima kebenaran teori tentang gelombang cahaya,
sedangkan Huygens tidak mempercayai difraksi ini walaupun dia yakin akan
kebenaran teori gelombang cahaya. Huygen berpendapat bahwa gelombang
sekunder hanya efektif pada titik-titik singgung dengan selubungnya saja,
sehingga tidak memungkinkan terjadinya difraksi ( Suparmono, 2005: 27).
Perhitungan difraksi pada prakteknya sulit dilakukan, walaupun prinsipnya
sederhana. Oleh karena itu, perhitungan difraksi harus dilakukan berkali-kali
untuk semua titik pada layar yang ingin diketahui intensitasnya (Sutrisno, 1983:
43).

Pembelokan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa


celah disebut difraksi gelombang. Sama halnya dengan gelombang, cahaya
yang dilewatkan pada sebuah celah sempit juga akan mengalami lenturan.
Difraksi cahaya terjadi juga pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama
lain pada jarak yang sama. Celah sempit yang demikian disebut kisi difraksi.
Semakin banyak celah pada sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang
dihasilkan pada layar. (Widiatmoko, 2008)

Jika berkas cahaya monokhromatis dijatuhkan pada sebuah kisi,sebagian


akan diteruskan sedangkan sebagian lagi akan dibelokan. Akibat pelenturan
tersebut, apabila kita melihat suatu sumber cahaya monokhromatis dengan
perantaraan sebuah kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pita-pita terang.
Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita
lainnya yang terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk
warna yang sama bila pitanya jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila
selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan
𝒚
memenuhi persamaan : 𝒏 𝛌 = 𝒅 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝒂𝒕𝒂𝒖 = 𝒏 𝛌
𝒙
D. JALANNYA PERCOBAAN

1. Memasang lampu neon dalam posisi berdiri, kemudian lampu tersebut


dinyalakan
2. Meletakkan kisi seperti pada gambar dengan jarak 15 cm,20 cm dan 30 cm
dari layar.
3. Sambil meletakan suatu benda acuan (dalam praktikum ini kami
menggunakan isi bolpen) di daerah yang bergaris pada gambar, di mana
posisi tiap garis spektrum terbentuk. Kemudian diamati spektrum yang
dihasilkan di balik kisi. Kisi yang digunakan adalah kisi dengan N =
100 garis/mm dan N = 300 garis/mm
4. Mengukur jarak antara dua buah pita cahaya yang berwarna sama yang
berada dalam orde yang sama. Untuk memudahkan, digunakan kertas
untuk menandai benda acuan yang berada pada warna-warna tertentu.
5. Mengulangi langkah 4 untuk warna-warna yang lain
6. Mengulangi langkah 3 s.d. langkah 5 untuk jarak 15 cm, 20 cm, dan 30
cm dari layar.
E. DATA HASIL PENGAMATAN

Pita Jarak Kisi ke Orde Spektrum Jarak Antar Jarak Terang


(grs/mm) Layar X (m) Warna Spektrum (m) Pusat ke
Spektrum Warna
Y (m)
UNGU 0,007 0,008
BIRU 0,008 0,009
0,15
100 HIJAU 0,009 0,016
ORANYE 0,011 0,013
1 MERAH 0,01 0,015
UNGU 0,022 0,018
BIRU 0,025 0,02
300 HIJAU 0,026 0,023
0,15
ORANYE 0,028 0,027
MERAH 0,03 0,03

Pita Jarak Kisi ke Orde Spektrum Jarak Antar Jarak Terang


(grs/mm) Layar X (m) Warna Spektrum (m) Pusat ke
Spektrum Warna
Y (m)
1 UNGU 0,017 0,012
BIRU 0,016 0,013
100 0,2 HIJAU 0,016 0,014
ORANYE 0,02 0,015
MERAH 0,022 0,017
UNGU 0,03 0,025
BIRU 0,036 0,03
300 0,2 HIJAU 0,034 0,031
ORANYE 0,041 0,035
MERAH 0,038 0,038

Pita Jarak Kisi ke Orde Spektrum Jarak Antar Jarak Terang


(grs/mm) Layar X (m) Warna Spektrum (m) Pusat ke
Spektrum Warna
Y (m)
1 UNGU 0,03 0,018
100 0,3
BIRU 0,016 0,017
HIJAU 0,016 0,018
ORANYE 0,02 0,021
MERAH 0,022 0,021
UNGU 0,045 0,04
300 BIRU 0,048 0,044
HIJAU 0,053 0,05
0,3
ORANYE 0,055 0,054
MERAH 0,06 0,058

E. PENGOLAHAN DATA

Y = Jarak pita warna dari terang pusat


Z = Jarak pita warna dari kisi
X = Jarak kisi ke terang pusat (layar)

N = 100 garis/mm  d = 10-5 m/garis

d = 1/ N

 Untuk x = 0,15

N = 100 garis/mm d = 10-5 m/garis d = 1/ N

 Warna Ungu, untuk X = 0,15

z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0082 = 0,150213

𝑦 0,008
sin 𝜃 = = = 0,0532577
𝑧 0,150213

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0532577
𝜆 = 5,32577 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,32577 × 102 → 𝟓𝟑𝟐 𝒏𝒎

 Warna Biru, untuk x = 0,15

z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0092 = 0,15027

𝑦 0,009
sin 𝜃 = = = 0,0598922
𝑧 0,15027

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0598922

𝜆 = 5,98922 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,98922 × 102 → 𝟓𝟗𝟗 𝒏𝒎

 Warna Hijau,untuk x = 0,15

z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0152 = 0,150748

𝑦 0,015
sin 𝜃 = = = 0,0995038
𝑧 0,150748

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0995038

𝜆 = 9,95038 × 10−7 × 109

𝜆 = 9,95038 × 102 → 𝟗𝟗𝟓 𝒏𝒎

 Warna Orange, untuk x = 0,15

z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0132 = 0,150562

𝑦 0,013
sin 𝜃 = = = 0,0863432
𝑧 0,150562

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0863432
𝜆 = 8,63432 × 10−7 × 109

𝜆 = 8,63432 × 102 → 𝟖𝟔𝟑 𝒏𝒎

 Warna Merah,untuk x = 0,15

z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0152 = 0,150748

𝑦 0,015
sin 𝜃 = = = 0,0995038
𝑧 0,150748

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0995038

𝜆 = 9,95038 × 10−7 × 109

𝜆 = 9,95038 × 102 → 𝟗𝟗𝟓 𝒏𝒎

 Untuk x = 0,2 m

N = 100 garis/mm  d = 10-5 m/garis d = 1/ N

 Warna Ungu, untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0122 = 0,20036

𝑦 0,012
sin 𝜃 = = = 0,0598922
𝑧 0,20036

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0598922

𝜆 = 5,98922 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,98922 × 102 → 𝟓𝟗𝟗 𝒏𝒎

 Warna Biru, untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0132 = 0,200422

𝑦 0,013
sin 𝜃 = = = 0,0648631
𝑧 0,200422
n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0648631

𝜆 = 6,48631 × 10−7 × 109

𝜆 = 6,48631 × 102 → 𝟔𝟒𝟗 𝒏𝒎

 Warna Hijau, untuk x =0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0142 = 0,200489

𝑦 0,014
sin 𝜃 = = = 0,0698293
𝑧 0,200489

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0698293

𝜆 = 6,98293 × 10−7 × 109

𝜆 = 6,98293 × 102 → 𝟔𝟗𝟖 𝒏𝒎

 Warna Orange, untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0152 = 0,200562

𝑦 0,015
sin 𝜃 = = = 0,0747898
𝑧 0,200562

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0747898

𝜆 = 7,47898× 10−7 × 109

𝜆 = 7,47898 × 102 → 𝟕𝟒𝟖 𝒏𝒎

 Warna Merah, untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0172 = 0,200721

𝑦 0,017
sin 𝜃 = = = 0,0846947
𝑧 0,200721

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 10−5 × 0,0846947

𝜆 = 8,46947 × 10−7 × 109

𝜆 = 8,46947 × 102 → 𝟖𝟒𝟕𝒏𝒎

 Untuk x = 0,3 m

N = 100 garis/mm  d = 10-5 m/garis d = 1/ N

 Warna Ungu, untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0182 = 0,30054

𝑦 0,018
sin 𝜃 = = = 0,0598922
𝑧 0,30054

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0598922

𝜆 = 5,98922× 10−7 × 109

𝜆 =5,98922 × 102 → 𝟓𝟗𝟗 𝒏𝒎

 Warna Biru,untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0172 = 0,300481

𝑦 0,017
sin 𝜃 = = = 0,056576
𝑧 0,300481

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,056576

𝜆 = 5,6576× 10−7 × 109

𝜆 =5,6576 × 102 → 𝟓𝟔𝟔 𝒏𝒎

 Warna Hijau, untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0182 = 0,30054

𝑦 0,018
sin 𝜃 = = = 0,0598922
𝑧 0,30054
n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0598922

𝜆 = 5,98922× 10−7 × 109

𝜆 =5,98922 × 102 → 𝟓𝟗𝟗 𝒏𝒎

 Warna Orange,untuk x =0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0212 =0,300734

𝑦 0,021
sin 𝜃 = = = 0,0698292
𝑧 0,300734

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0698292

𝜆 = 6,98292× 10−7 × 109

𝜆 =6,98292× 102 → 𝟔𝟗𝟖 𝒏𝒎

 Warna Merah,untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0212 =0,300734

𝑦 0,021
sin 𝜃 = = = 0,0698292
𝑧 0,300734

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 10−5 × 0,0698292

𝜆 = 6,98292× 10−7 × 109

𝜆 =6,98292× 102 → 𝟔𝟗𝟖 𝒏𝒎

N = 300 garis/mm  d = 3,3 x10-6 m/garis

d = 1/ N

 Untuk x = 0,15
N = 300 garis/mm d = 3,3 x 10-6 m/garis

d = 1/ N

 Warna Ungu,untuk 0,15


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0182 = 0,151076
𝑦 0,018
sin 𝜃 = = = 0,119145
𝑧 0,151076

n 𝜆 = d sin 𝜃

𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,119145

𝜆 = 3,931785 × 10−7 × 109

𝜆 = 3,931785 × 102 → 𝟑𝟗𝟑 𝒏𝒎

 Warna Biru,untuk x = 0,15


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,022 = 0,151327
𝑦 0,02
sin 𝜃 = = = 0,132164
𝑧 0,151327

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,132164

𝜆 = 4,361412 × 10−7 × 109

𝜆 = 4,361412 × 102 → 𝟒𝟑𝟔 𝒏𝒎

 Warna Hijau, untuk x = 0,15


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0232 = 0,151753
𝑦 0,023
sin 𝜃 = = = 0,151562
𝑧 0,151753

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,151562

𝜆 = 5,001546 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,001546 × 102 → 𝟓𝟎𝟎 𝒏𝒎

 Warna Orange,untuk x = 0,15


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,0272 = 0,152411
𝑦 0,027
sin 𝜃 = = = 0,177153
𝑧 0,152411

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,177153

𝜆 = 5,846049 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,846049 × 102 → 𝟓𝟖𝟓 𝒏𝒎

 Warna Merah,untuk x = 0,15


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,152 + 0,032 = 0,152971
𝑦 0,03
sin 𝜃 = = = 0,196116
𝑧 0,152971

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,196116

𝜆 = 6,471828× 10−7 × 109

𝜆 = 6,471828 × 102 → 𝟔𝟒𝟕 𝒏𝒎

 Untuk x = 0,2 m

N = 300 garis/mm  d = 3,3 x 10-6 m/garis

d = 1/ N

 Warna Ungu,untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0252 = 0,201556
𝑦 0,025
sin 𝜃 = = = 0,124035
𝑧 0,201556

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,124035

𝜆 = 4,093155 × 10−7 × 109

𝜆 = 4,093155 × 102 → 𝟒𝟎𝟗 𝒏𝒎


 Warna Biru,untuk x = 0,2
z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,032 = 0,202237
𝑦 0,03
sin 𝜃 = = = 0,148341
𝑧 0,202237

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,148341

𝜆 = 4,895253 × 10−7 × 109

𝜆 = 4,895253 × 102 → 𝟒𝟖𝟗 𝒏𝒎

 Warna Hijau,untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0312 = 0,202388
𝑦 0,031
sin 𝜃 = = = 0,153171
𝑧 0,202388

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,153171

𝜆 = 5,054643 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,054643 × 102 → 𝟓𝟎𝟓 𝒏𝒎

 Warna Orange,untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0352 = 0,403113
𝑦 0,035
sin 𝜃 = = = 0,0868243
𝑧 0,403113

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,0868243

𝜆 = 2,8652019 × 10−7 × 109

𝜆 = 2,8652019 × 102 → 𝟐𝟖𝟔 𝒏𝒎

 Warna Merah,untuk x = 0,2


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,22 + 0,0382 = 0,203578
𝑦 0,038
sin 𝜃 = = = 0,186661
𝑧 0,203578
n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,186661

𝜆 = 6,159813 × 10−7 × 109

𝜆 = 6,159813 × 102 → 𝟔𝟏𝟓 𝒏𝒎

 Untuk x = 0,3 m

N = 300 garis/mm  d = 3,3 x 10-6 m/garis

d = 1/ N

 Warna Ungu,untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,042 = 0,302655
𝑦 0,04
sin 𝜃 = = = 0,132164
𝑧 0,302655

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,132164

𝜆 = 4,757904 × 10−7 × 109

𝜆 = 4,757904 × 102 → 𝟒𝟕𝟔 𝒏𝒎

 Warna Biru, untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0442 = 0,303209
𝑦 0,044
sin 𝜃 = = = 0,145114
𝑧 0,303209

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,145114

𝜆 = 4,788762 × 10−7 × 109

𝜆 = 4,78876 × 102 → 𝟒𝟕𝟗 𝒏𝒎

 Warna Hijau, untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,052 = 0,304138
𝑦 0,05
sin 𝜃 = = = 0,164399
𝑧 0,304138

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,164399

𝜆 = 5,425167 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,425167 × 102 → 𝟓𝟒𝟐 𝒏𝒎

 Warna Orange, untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0542 = 0,304821
𝑦 0,054
sin 𝜃 = = = 0,177153
𝑧 0,304821

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,177153

𝜆 = 5,846049 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,846049 × 102 → 𝟓𝟖𝟓 𝒏𝒎

 Warna Merah, untuk x = 0,3


z = √𝑥 2 + 𝑦 2 = √0,32 + 0,0582 = 0,305555
𝑦 0,054
sin 𝜃 = = = 0,176728
𝑧 0,305555

n 𝜆 = d sin 𝜃
𝜆 = 3,3 × 10−6 × 0,176728

𝜆 = 5,832024 × 10−7 × 109

𝜆 = 5,832024 × 102 → 𝟓𝟖𝟑 𝒏𝒎


F. PEMBAHASAN
 Analisis Data
Pada praktikum Fisika Dasar 2 tentang Kisi Difraksi kami mencoba
untu menentukan panjang gelombang cahaya yang tampak dari suatu
sumber cahaya dengan menggunakan kisi difraksi. Adapun data hasil
pengataman yang kami dapatkan seperti yang telah kami uraikan diatas.

Penggambaran datangnya cahaya dari celah pada layar ternyata


membentuk sebuah pola segitiga, maka untuk mencari jarak dari pita ke kisi,kami
menggunakan rumus Teorema Phytagoras.
Dari percobaan yang dilakukaan, warna-warna yang dihasilkan pada spektrum
menghamburkan warna-warna pelangi

Berdasarkan pengolahan data diatas maka didapat rentangan spectrum warna,


sebagai berikut :
N (garis/mm) Warna yang Panjang Rentangan
Muncul Gelombang 𝜆 Warna
(mm) Sebenarnya
300 Ungu 393-479 330-406
300 Biru 436-489 392-446
300 Hijau 500-542 452-500
300 Orange 286-542 500-566
300 Merah 585-647 532-600
N (garis/mm) Warna yang Panjang Rentangan
Muncul Gelombang 𝜆 Warna
(mm) Sebenarnya
100 Ungu 470-599 385-387
100 Biru 566-649 430-442
100 Hijau 599-729 475-521
100 Orange 655-738 549-570
100 Merah 698-847 599-656

 Kesalahan dalam Percobaan


Dalam pratikum kisi difraksi kali ini, berikut kemungkinan kesalahan-kesalahan
yang terjadi baik dalam pelaksanaannya hingga pengolahan datanya yang
diperkirakan menyebabkan data rentangan spektrum warna yang didapat tidak
sesuai dengan patokan rentangan yang diberikan.
1. Pengaturan fokus cahaya kurang tepat
2. Kesalahan penggunaan lampu yang membuat tegangan listrik yang
digunakan terlalu kecil.
3. Kesalahan penggunaan lampu sehingga cahaya masih menyebar
4. Kesalahan penentuan letak warna akibat warna yang muncul tidak
begitu jelas
5. Kesalahan penentuan jarak tiap-tiap spektrum warna
6. Kesalahan penentuan angka desimal terkecil

G. KESIMPULAN
Dari pratikum yang sudah kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan, bahwa
semakin besar nilai N (banyaknya celah kisi) maka jarak antar spectrum warna
(m) dan jarak terang pusat ke spectrum warna (y) semakin besar. Panjang
gelombang (𝜆 ) dipengaruhi oleh konstanta kisi dan jarak kisi ke layar. Dimana
semakin banyak celah kisi maka semakin besar panjang gelombang dan semakin
dekat jarak layar terhadap kisi maka semakin besar panjang gelombangnya.
H. SARAN
Dalam melakukan pratikum kisi difraksi, hasil cahaya yang dihasilkan
sangat menentukan keberhasilan dalam pengambilan data hingga pengolahan
datanya nanti. Maka dari itu, sebaiknya penggunaan bohlam lampu diganti
menggunakan laser agar cahaya yang dihasilkan lebih fokus dan tidak menyebar.
Agar mendapat data yang lebih akurat penentuan jarak tiap-tiap spektrum warna
dalam pengambilan data sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali yakni minimal
3 kali.

I. DAFTAR PUSTAKA
Dwi Julianti. (2022, Mei 05). “Difraksi Cahaya – Pengertian, Aplikasi,
dan Contoh Soalnya – Materi Fisika Kelas 11” , Retrieved from
zenius.com : https://www.zenius.net/blog/pengertian-difraksi-cahaya-
contoh-soal
Dhani Hekmatyar Chaniago. (2015, Januari 13). “Kisi Difraksi”,
Retrieved from pt.slideshare.net:
https://pt.slideshare.net/dhanihekmatyarchaniago/kisi-difraksi-43455765
Ari Irawan. (2014, Mei 06). “Kisi Difraksi”, Retrieved from ari-
irwan4.blogspot.com : http://ari-irawan4.blogspot.com/2014/05/kisi-
difraksi.html?m=1
Risya Fauziyyah. (2020, Oktober 16). “Difraksi Cahaya pada Celah
Tunggal dan Kusu”, Retrieved from kompas.com :
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/16/130159469/difraksi-
cahaya-pada-celah-tunggal-dan-kisi
J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai