Anda di halaman 1dari 33

PERCOBAAN 5

SPEKTRUM GARIS CAHAYA

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Atom dan Molekul
Yang dibina oleh Bapak Joko Utomo S.Si., M.Sc.

Disusun oleh:
Aini Alifiyah
NIM 200322615201

Offering G3

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2022
PERCOBAAN 5
SPEKTRUM GARIS CAHAYA

A. Tujuan

Dalam percobaan Spektrum Garis Cahaya ini, mahasiswa diharapkan


mampu memahami asas kisi dari tabung lucutan dan menentukan panjang
gelombang spektrum cahaya dari tabung lucutan.

B. Dasar Teori

Masing-masing unsur memiliki spektrum garis karakteristik. Kemampuan


Teori Atom Bohr untuk menerangkan asal usul garis spektrum merupakan salah
satu hasil yang menonjol sehingga dirasa pantas untuk memulai membuka teori itu
dengan menerapkannya pada spektrum atomik. Telah ditemukan bahwa zat
mampat (zat padat dan zat cair) pada setiap temperatur memancarkan radiasi
dimana setiap panjang gelombang ada walaupun dengan intensitas yang berbeda-
beda. Berbagai segi yang dapat diamati dari radiasi ini dapat diterangkan atas dasar
teori kuantum cahaya tak bergantung dari perincian proses radiasi itu sendiri atau
dari sifat materialnya. Dari penemuan itu kita dapat menyimpulkan bahwa kita
sedang menyaksikan perilaku kolektif dari banyak atom yang berinteraksi
ketimbang perilaku karakteristik karakteristik atom individu unsur tertentu. Pada
ekstrem yang lain atom atau molekul pada gas bertekanan rendah berjarak rata-rata
cukup jauh sehingga interaksi hanya terjadi pada saat tumbukan yang kadang-
kadang terjadi. Dalam keadaan seperti ini dapat kita harapkan bahwa radiasi yang
dipancarkan merupakan karakteristik dari atom atau molekul secara individu yang
terdapat di situ. Harapan ini ternyata terbukti secara eksperimental.

Jika gas atomik atau uap atomik yang bertekanan sedikit di bawah tekanan
atmosfer dieksitasikan, biasanya dengan melakukan arus listrik, radiasi yang
dipancarkan mempunyai spektrum yang berisi hanya panjang gelombang tertentu
saja. Susunan ideal untuk spektrum atomik seperti ini ditunjukkan dalam Gambar
1.
Gambar 1. Spektrometer ideal

spektrometer yang sesungguhnya memakai kisi difraksi. Gambar 2 menunjukkan


spektrum atomik untuk beberapa unsur, struktur seperti ini disebut spektrum garis
emisi. Setiap unsur memperlihatkan spektrum garis yang unik bila sampelnya
dalam fase uap dieksitasikan, jadi spektroskopi merupakan alat yang berguna untuk
menganalisis komposisi zat yang tak diketahui.

Gambar 2. Beberapa spektrum utama dalam spektrum emisi hidrogen,


helium, dan air raksa

Spektrum gas molekuler atau uap molekul molekuler berisi pita-pita yang terdiri
dari banyak sekali garis yang terletak sangat berdekatan. Pita timbul dari rotasi dan
vibrasi atau getaran atom dalam molekul yang tereksitasi elektronis.

Bila cahaya putih dilewatkan melalui gas, ternyata gas itu akan menyerap
cahaya dengan panjang gelombang tertentu dari panjang-panjang yang terdapat
pada sektor emisi. Spektrum garis absorpsi yang terjadi terdiri dari latar belakang
yang terang ditumpangi oleh garis gelap yang bersesuaian dengan panjang
gelombang yang diserap. spektrum emisi terdiri dari garis terang pada latar
belakang gelap. Garis Fanhoufer dalam spektrum Surya timbul karena bagian
bercahaya terang dari matahari yang meradiasi sesuai dengan ramalan teoretis
benda bertemperatur 5800 Kelvin, dilingkungi oleh selubung gas yang lebih dingin
yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja. Jumlah, kekuatan,
dan kedudukan yang tepat dari garis spektrum dari suatu unsur tergantung pada
temperatur, tekanan, keberadaan listrik dan medan magnetik, serta gerak dari
sumber. Pada akhir abad ke-19 ditemukan bahwa panjang gelombang yang terdapat
pada spektrum atomik jatuh pada kumpulan tertentu yang disebut deret spektral.
Panjang gelombang dalam setiap deret dapat dispesifikasikan dengan rumus
empiris yang sederhana dengan keserupaan yang mengherankan antara rumusan
dari berbagai deret yang menyatakan spektrum lengkap suatu unsur.

Untuk menunjukkan gejala difraksi, kita dapat menggunakan kisi (alat optik
yang dibuat dari lapisan tipis dengan banyak celah sempit, dengan jarak antar celah
dibuat sama). Difraksi adalah suatu peristiwa pembelokan gelombang
elektromagnetik atau cahaya karena adanya halangan. Difraksi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer. Secara sederhana beda
antara kedua jenis difraksi ini terletak pada jarak antara sumber gelombang,
penghalang dengan layar dan jenis gelombang yang datang pada penghalang. Bila
gelombang yang datang adalah gelombang bidang dan jarak antara sumber
gelombang, penghalang, dan layar jauh, maka disebut difraksi Fraunhofer. Bila
gelombang yang datang adalah sferis dan jarak antara sumber gelombang,
penghalang dan layar cukup dekat maka disebut difraksi Fresnel.

Untuk pengukuran panjang gelombang spektrum yang dihasilkan dari


tabung lucutan, kita perhatikan Gambar 3 berikut:
Gambar 3. Ilustrasi Pengamatan

Panjang gelombang spektrum cahaya yang dihasilkan dari tabung lucutan dapat
ditentukan dengan persamaan:

x
𝜆= 𝑑
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2

dengan d adalah jarak antar celah pada kisi, a adalah jarak kisi ke layar, x adalah
jarak terang ke-m, dan m = 0,  1,  2,  3, ….

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan kali ini, antara lain:
1. 2 buah tabung lucutan (Neon dan Argon)

2. Kisi
3. Power supply

4. Papan tulis, spidol, dan penggaris

5. Induktor Rumkorf

6. kabel penghubung
7. Statif

D. Gambar Set Alat Percobaan


Gambar Set Alat yang digunakan dalam percobaan ini dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 4. Setting Peralatan


E. Prosedur Percobaan

1. Menyusun peralatan seperti gambar 2 dan memasang tabung lucutan di tengah-


tengah mistar, kemudian dihubungkan dengan tabung induktor rumkorf.
2. Mengukur jarak antara kisi dengan mistar (a).
3. menghidupkan induktor rumkorf.
4. melihat spektrum gas melalui kisi sehingga terlihat spektrum cahaya di kanan
dan kiri tabung. memilih satu warna saja, dan mengukur jarak terang pertama dari
terang pusat (x).
5. Mengulangi untuk warna yang lain.
6. Mengulangi langkah (4) dan (5) untuk tabung lucutan lain.
7. Mencatat data yang diperoleh pada tabel.

F. Data Percobaan

a = 75 cm = 0,75 m

Lebar celah kisi 100 celah/mm = 10−5 𝑚

Lebar celah kisi 300 celah/mm = 0,3 × 10−5 𝑚

Lebar celah kisi 600 celah/mm = 0,16 × 10−5 𝑚

Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data seperti pada Tabel
berikut:

1. Neon

y (cm)
x
Kisi 100 Kisi 300 Kisi 600

Ungu 2,5 11 19,8

Hijau 2,8 11,8 23,9

Kuning 3 13,5 28,9

Orange 3,3 14,2 30,1

Merah 3,7 14,7 32,4


2. Argon

y (cm)
x
Kisi 100 Kisi 300 Kisi 600

Ungu 4 9,2 16,1

Hijau Tua 6,6 10,9 20,2

Hijau Muda 6,9 12,5 22,2

Orange 7,1 14,2 27,1

Merah 7,9 16,2 36,5

 Variabel bebas : Jenis gas tabung lucutan (Neon dan Argon)


 Variable kontrol: Jarak kisi ke layar, Jenis Kisi
 Variabel terikat : Warna spektrum
G. Analisis Data

Persamaan untuk menghitung panjang gelombang:

x
𝜆= 𝑑
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2
Persamaan untuk menghitung ketidakpastian panjang gelombang

2 2
𝜕𝜆 2 𝜕𝜆 2
𝑆𝜆 = √| Δ𝑥| + | Δ𝑎|
𝜕𝐿 3 𝜕𝑥 3

2 2
𝑑2 𝑥. 𝑑 2

𝑆𝜆 = | Δ𝑥| + |− 2 Δ𝑎|
𝑎3 𝑎 3

Ralat relatif yang dihasilkan dari persamaan diatas adalah:

𝑆𝜆
𝑅𝜆 = × 100%
𝜆
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Neon
Kisi Warna x (m) Penjang gelombang Ralat Relatif

Ungu 0,025 3,33 .10−7 1,3%

Hijau 0,028 3,73 .10−7 1,1%

100 mm Kuning 0,03 3,99 .10−7 1,1%

Orange 0,033 4,39 .10−7 1%

Merah 0,037 4,92 .10−7 0,9%

Ungu 0,11 4,35 .10−7 0,3%

Hijau 0,118 4,66 .10−7 0,2%

300 mm Kuning 0,135 5,31 .10−7 0,2%

Orange 0,142 5,58 .10−7 0,2%

Merah 0,147 5,77 .10−7 0,2%

Ungu 0,198 4,08 .10−7 0,1%

Hijau 0,239 4,85 .10−7 0,1%

600 mm Kuning 0,289 5,75 .10−7 0,1%

Orange 0,301 5,95 .10−7 0,1%

Merah 0,324 6,34 .10−7 0,1%

2. Argon

Kisi Warna x (m) Penjang gelombang (m) Ralat Relatif

Ungu 0,04 5,32 .10−7 0,8%

Hijau Tua 0,066 8,76 .10−7 0,5%

100 mm Hijau Muda 0,069 9,16 .10−7 0,4%

Orange 0,071 9,42 .10−7 0,4%

Merah 0,079 10,4 .10−7 0,4%

300 mm Ungu 0,092 3,65 .10−7 0,3%


Hijau Tua 0,109 4,31 .10−7 0,3%

Hijau Muda 0,125 4,93 .10−7 0,2%

Orange 0,142 5,58 .10−7 0,2%

Merah 0,162 6,33 .10−7 0,2%

Ungu 0,161 3,35.10−7 0,2%

Hijau Tua 0,202 4,16 .10−7 0,1%

600 mm Hijau Muda 0,222 4,54 .10−7 0,1%

Orange 0,271 5,43 .10−7 0,1%

Merah 0,365 7 .10−7 0,1%

H. Pembahasan

Dari analisis data yang sudah dihitung didapatkan panjang gelombang untuk
gas neon (Ne) yang warna cahaya ungu pada kisi 100 sebesar
𝜆1 = (3,33 .10−7 ± 4,44691 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif 1,3%, pada kisi 300
𝜆2 = (4,35 .10−7 ± 1,3476 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,3%, pada
kisi 600 sebesar 𝜆3 = (4,08 .10−7 ± 7,35475 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,1%. Warna cahaya hijau pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (3,73 .10−7 ±
4,44754 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 1,1%, pada kisi 300 sebesar
𝜆2 = (4,66.10−7 ± 1,34973 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi
600 sebesar 𝜆3 = (4,85 .10−7 ± 7,46344 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar
0,1%. Warna cahaya kuning pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (3,99 .10−7 ± 4,448 ×
10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 1,1%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 =
(5,31.10−7 ± 1,35476 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600
sebesar 𝜆3 = (5,75 .10−7 ± 7,62078 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar
0,1%. Warna cahaya orange pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (4,39 .10−7 ± 4,44874 ×
10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 1%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (5,58.10−7 ±
1,35702 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar
𝜆3 = (5,95 .10−7 ± 7,66243 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna
cahaya merah pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (4,92 .10−7 ± 4,44985 × 10−9 )𝑚
dengan ralat relatif sebesar 0,9%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (5,77.10−7 ±
1,3587 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar
𝜆3 = (6,34 .10−7 ± 7,74629 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%

Untuk panjang gelombang gas neon (Ne), warna cahaya ungu pada kisi 100
sebesar 𝜆1 = (5,32 .10−7 ± 4,45076 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,8%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (3,65 .10−7 ± 1,34333 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,3%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (3,35 .10−7 ± 7,27311 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%. Warna cahaya hijau tua pada kisi 100
sebesar𝜆1 = (8,76 .10−7 ± 4,46162 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,5%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (4,31.10−7 ± 1,34734 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,3%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (4,16 .10−7 ± 7,36452 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna cahaya hijau muda pada kisi
100 sebesar𝜆1 = (9,16 .10−7 ± 4,46321 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar
0,4%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (4,93.10−7 ± 1,35173 × 10−9 )𝑚 dengan ralat
relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (4,54 .10−7 ± 7,41609 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna cahaya orange pada kisi 100
sebesar 𝜆1 = (9,42 .10−7 ± 4,46432 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,4%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (5,58.10−7 ± 1,35702 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (5,43 .10−7 ± 7,56109 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna cahaya merah pada kisi 100
sebesar 𝜆1 = (10,4 .10−7 ± 4,46903 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,4%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (6,33.10−7 ± 1,36408 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (7.10−7 ± 7,90852 × 10−10 )𝑚 dengan
ralat relatif sebesar 0,1%.

I. Kesimpulan

Untuk menentukan panjang gelombang spektrum garis cahaya dari tabung


x
lucutan, kita dapat menggunakan persamaan 𝜆 = 𝑑
𝑚√𝑥 2 +𝑎2

Panjang gelombang spektrum garis cahaya dari tabung lucutan gas Neon:

 Warna Ungu
𝜆1 = (3,33 .10−7 ± 4,44691 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 1,3%

𝜆2 = (4,35 .10−7 ± 1,3476 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,3%

𝜆3 = (4,08 .10−7 ± 7,35475 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

 Warna Hijau

𝜆1 = (3,73 .10−7 ± 4,44754 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 1,1%

𝜆2 = (4,66.10−7 ± 1,34973 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

𝜆3 = (4,85 .10−7 ± 7,46344 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

 Warna Kuning

𝜆1 = (3,99 .10−7 ± 4,448 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 1,1%

𝜆2 = (5,31.10−7 ± 1,35476 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

𝜆3 = (5,75 .10−7 ± 7,62078 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

 Warna Orange

𝜆1 = (4,39 .10−7 ± 4,44874 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 1%

𝜆2 = (5,58.10−7 ± 1,35702 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

𝜆3 = (5,95 .10−7 ± 7,66243 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

 Warna Merah

𝜆1 = (4,92 .10−7 ± 4,44985 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,9%

𝜆2 = (5,77.10−7 ± 1,3587 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

𝜆3 = (6,34 .10−7 ± 7,74629 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

Panjang gelombang spektrum garis cahaya dari tabung lucutan gas Argon:

 Warna Ungu

𝜆1 = (5,32 .10−7 ± 4,45076 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,8%


𝜆2 = (3,65 .10−7 ± 1,34333 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,3%

𝜆3 = (3,35 .10−7 ± 7,27311 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

 Warna Hijau Tua

𝜆1 = (8,76 .10−7 ± 4,46162 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,5%

𝜆2 = (4,31.10−7 ± 1,34734 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,3%

𝜆3 = (4,16 .10−7 ± 7,36452 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

 Warna Hijau Muda

𝜆1 = (9,16 .10−7 ± 4,46321 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,4%

𝜆2 = (4,93.10−7 ± 1,35173 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

𝜆3 = (4,54 .10−7 ± 7,41609 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

 Warna Orange

𝜆1 = (9,42 .10−7 ± 4,46432 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,4%

𝜆2 = (5,58.10−7 ± 1,35702 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

𝜆3 = (5,43 .10−7 ± 7,56109 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

 Warna Merah

𝜆1 = (10,4 .10−7 ± 4,46903 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,4%

𝜆2 = (6,33.10−7 ± 1,36408 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,2%

𝜆3 = (7.10−7 ± 7,90852 × 10−10 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 0,1%

J. Daftar Pustaka
Beiser, Arthur, 1987, Konsep Fisika Modern, Jakarta: Erlangga
Untung, G Budijanto, 2014, Eksperimen Difraksi Frensel Dengan Gelombang
Mikro Pada Penghalang Sisi Lurus, Surabaya: Jurnal Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya
Tim Praktikum Atom dan Molekul, 2022, Modul Praktikum Atom dan Molekul,
Malang: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

K. Lampiran

 Analisis Data
 Panjang gelombang pada gas Neon (Ne)

1. Kisi 100

x 0,025
𝜆= 𝑑= 10−5 = 3,33148. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,000625 + 0,5625
x 0,028
𝜆= 𝑑= 10−5 = 3,73073. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,000784 + 0,5625

x 0,03
𝜆= 𝑑= 10−5 = 3,9968. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,0009 + 0,5625

x 0,033
𝜆= 𝑑= 10−5 = 4,39575. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,001089 + 0,5625

x 0,037
𝜆= 𝑑= 10−5 = 4,92734. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,001369 + 0,5625

2. Kisi 300

x 0,11
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,35343. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,0121 + 0,5625

x 0,118
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,66264. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,013924 + 0,5625

x 0,135
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,31459. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,018225 + 0,5625

x 0,142
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,58085. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,020164 + 0,5625
x 0,147
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,77021. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,021609 + 0,5625

3. Kisi 600

x 0,198
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4.084110−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,039204 + 0,5625

x 0,239
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4,85797. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,057121 + 0,5625

x 0,289
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 5,753. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,083521 + 0,5625

x 0,301
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 5,95931. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,090601 + 0,5625

x 0,324
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 6,34523. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,104976 + 0,5625

 Panjang gelombang pada gas Argon (Ar)

1. Kisi 100

x 0,04
𝜆= 𝑑= 10−5 = 5,32576. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,0016 + 0,5625

x 0,066
𝜆= 𝑑= 10−5 = 8,76612. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,004356 + 0,5625

x 0,069
𝜆= 𝑑= 10−5 = 9,16131. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,004761 + 0,5625

x 0,071
𝜆= 𝑑= 10−5 = 9,42453. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,005041 + 0,5625

x 0,079
𝜆= 𝑑= 10−5 = 10,4754. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,006241 + 0,5625

2. Kisi 300
x 0,092
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 3,65262. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,008464 + 0,5625

x 0,109
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,31467. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,011881 + 0,5625

x 0,125
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,93197. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,015625 + 0,5625

x 0,142
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,58085. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,020164 + 0,5625

x 0,162
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 6,33393. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,026244 + 0,5625

3. Kisi 600

x 0,161
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 3,35816. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,025921 + 0,5625

x 0,202
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4,16105. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,040804 + 0,5625

x 0,222
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4,54123. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,049284 + 0,5625

x 0,271
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 5,43727. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,073441 + 0,5625

x 0,365
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 7,00155. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,133225 + 0,5625

 Mencari ralat relatif pada gas Neon (Ne)


1. Kisi 100

Ungu

2 2
1 × 10−5 2 0,025 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 2,19479 × 10−20

𝑆 = 4,44691 × 10−9

4,44691 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,33481% = 1,3%(2𝐴𝑃)
3,33148 × 10−7

Hijau

2 2
1 × 10−5 2 0,028. 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 2,75314 × 10−20

𝑆 = 4,44754 × 10−9

4,44754 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,19213% = 1,1%(2𝐴𝑃)
3,73073 × 10−7

Kuning

2 2
1 × 10−5 2 0,03 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 3,16049 × 10−20

𝑆 = 4,448 × 10−9

4,448 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,1128% = 1,1%(2𝐴𝑃)
3,9968 × 10−7

Orange
2 2
1 × 10−5 2 0,033. 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 3,8242 × 10−20

𝑆 = 4,44874 × 10−9

4,44874 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,01205% = 1,01%(3𝐴𝑃)
4,39575 × 10−7

Merah

2 2
1 × 10−5 2 0,037. 1 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 4,80746 × 10−20

𝑆 = 4,44985 × 10−9

4,44985 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,90309% = 0,9%(2𝐴𝑃)
4,92734 × 10−7

2. Kisi 300

Ungu

2 2
0,3 × 10−5 2 0,11. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 3,8242 × 10−20

𝑆 = 1,3476 × 10−9

1,3476 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,30954% = 0,3%(2𝐴𝑃)
4,35343 × 10−7

Hijau
2 2
0,3 × 10−5 2 0,118. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 4,40067 × 10−20

𝑆 = 1,34973 × 10−9

1,34973 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0.2894% = 0,2%(2𝐴𝑃)
4,66264 × 10−7

Kuning

2 2
0,3 × 10−5 2 0,135. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 5,76 × 10−20

𝑆 = 1,35476 × 10−9

1,35476 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,25491% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,31459 × 10−7

Orange

2 2
0,3 × 10−5 2 0,142. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 6,37282 × 10−20

𝑆 = 1,35702 × 10−9

1,35702 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,243156% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,58085 × 10−7

Merah
2 2
0,3 × 10−5 2 0,147. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 6,83951 × 10−20

𝑆 = 1,3587 × 10−9

1,3587 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,235468% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,77021 × 10−7

3. Kisi 600

Ungu

2 2
0,16 × 10−5 2 0,198. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 3,52438 × 10−20

𝑆 = 7,35475 × 10−10

7,35475 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,18008% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,0841 × 10−7

Hijau

2 2
0,16 × 10−5 2 0,239. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 5,13509 × 10−20

𝑆 = 7,46344 × 10−10

7,46344 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,15363% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,85797 × 10−7

Kuning
2 2
0,16 × 10−5 2 0,289. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 7,50841 × 10−20

𝑆 = 7,62078 × 10−10

7,62078 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,13246% = 0,1%(2𝐴𝑃)
5,753 × 10−7

Orange
2 2
0,16 × 10−5 2 0,301. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 8,14489 × 10−20

𝑆 = 7,66234 × 10−10

7,66234 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,128579% = 0,1%(2𝐴𝑃)
5,95931 × 10−7

Merah

2 2
0,16 × 10−5 2 0,324. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 9,43718 × 10−20

𝑆 = 7,74629 × 10−10

7,74629 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,12208% = 0,1%(2𝐴𝑃)
6,34523 × 10−7

 Mencari ralat relatif pada gas Argon (Ar)

1. Kisi 100

Ungu
2 2
1 × 10−5 2 0,04 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 5,61866 × 10−20

𝑆 = 4,45076 × 10−9

4,45076 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,835703% = 0,8%(2𝐴𝑃)
5,32576 × 10−7

Hijau tua

2 2
1 × 10−5 2 0,066 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 1,52968 × 10−19

𝑆 = 4,46162 × 10−9

4,46162 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,50896% = 0,5%(2𝐴𝑃)
8,76612 × 10−7

Hijau muda

2 2
1 × 10−5 2 0,069 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 1,6719 × 10−19

𝑆 = 4,46322 × 10−9

4,46322 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,48718% = 0,4%(2𝐴𝑃)
9,16131 × 10−7

Orange

2 2
1 × 10−5 2 0,071 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 1,77023 × 10−19

𝑆 = 4,46432 × 10−9

4,46432 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,47369% = 0,4%(2𝐴𝑃)
9,42453 × 10−7

Merah

2 2
1 × 10−5 2 0,079 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 2,19163 × 10−19

𝑆 = 4,46903 × 10−9

4,46903 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,426622% = 0,4%(2𝐴𝑃)
10,4754 × 10−7

2. Kisi 300

Ungu

2 2
0,3 × 10−5 2 0,092 . 0.3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 2,67504 × 10−20

𝑆 = 1,34333 × 10−9

1,34333 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,36777% = 0,3%(2𝐴𝑃)
3,65262 × 10−7

Hijau tua

2 2
0,3 × 10−5 2 0,109 . 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 3,75498 × 10−20


𝑆 = 1,34734 × 10−9

1,34734 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,312269% = 0,3%(2𝐴𝑃)
4,31467 × 10−7

Hijau muda

2 2
0,3 × 10−5 2 0,125. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 4,93827 × 10−20

𝑆 = 1,35173 × 10−9

1,35173 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,27407% = 0,2%(2𝐴𝑃)
4,93197 × 10−7

Orange

2 2
0,3 × 10−5 2 0,142. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 6,37282 × 10−20

𝑆 = 1,35702 × 10−9

1,35702 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,243156% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,58085 × 10−7

Merah

2 2
0,3 × 10−5 2 0,162. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √1,77778 × 10−18 + 8,2944 × 10−20

𝑆 = 1,36408 × 10−9

1,36408 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,215361% = 0,2%(2𝐴𝑃)
6,33393 × 10−7
3. Kisi 600

Ungu

2 2
0,16 × 10−5 2 0,161. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 2,33026 × 10−20

𝑆 = 7,27311 × 10−10

7,27311 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,21658% = 0,2%(2𝐴𝑃)
3,35816 × 10−7

Hijau tua

2 2
0,16 × 10−5 2 0,202 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 3,66822 × 10−20

𝑆 = 7,36452 × 10−10

7,36452 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,1769868% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,16105 × 10−7

Hijau muda

2 2
0,16 × 10−5 2 0,222 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 4,43056 × 10−20

𝑆 = 7,41609 × 10−10

7,41609 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,163305% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,54123 × 10−7
Orange

2 2
0,16 × 10−5 2 0,271 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 6,60224 × 10−20

𝑆 = 7,56109 × 10−10

7,56109 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,13906% = 0,1%(2𝐴𝑃)
5,43727 × 10−7

Merah

2 2
0,16 × 10−5 2 0,365 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3

𝑆 = √5,05679 × 10−19 + 1,19767 × 10−19

𝑆 = 7,90852 × 10−10

7,90852 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,112953% = 0,1%(2𝐴𝑃)
7,00155 × 10−7
 Tugas

1. Turunkan persamaan untuk menentukan panjang gelombang (persamaan


pertama)
x
𝜆= 𝑑
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2
Jawab:
Jika celah tunggal dibagi menjadi dua bagian dengan lebar masing-masing 1/2 d,
gelombang 1 dan 3 akan memiliki beda lintasan 1/2 𝑑 sin 𝜃. Demikian juga
gelombang 2 dan 4. Interferensi minimum terjadi bila beda lintasannya sama
dengan setengah panjang gelombang, sehingga 1/2 𝑑 sin 𝜃 = 1/2  atau 𝑑 sin 𝜃 = .
Jika celah dibagi enjadi empat bagian, dengan cara yang sama diperoleh 1/4 𝑑 sin
𝜃 = 1/2  atau 𝑑 sin 𝜃 = 2. Sehingga secara umum garis gelap ke-m terjadi jika

𝑑 sin 𝜃 = 𝑚  … (1)
dengan m = 0,±1, ±2, ±3, ....

Dari gambar diatas, diperoleh


𝑥
sin 𝜃 =
𝑟
Dengan
𝑟 = √𝐿2 + 𝑥 2
Maka
𝑥
sin 𝜃 = … (2)
√𝐿2 + 𝑥 2
Substitusi persamaan (1) dan (2) mendapatkan persamaan:
x
𝑚. 𝜆 = 𝑑
√𝑥 2 + 𝑎2
atau
x
𝜆=𝑑
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2
Dimana
d = Jarak antar celah
x = Jarak terang pertama dari terang pusat
L = Jarak dari kisi ke terang layar

2. Jelaskan bagaimana prinsip dari eksperimen ini. Bandingkan dengan


prinsippengukuran panjang gelombang laser dengan kisi (pada percobaan pertama)
Jawab: Pada set up percobaan, tabung lucutan dipasang di tengah mistar. Tabung
tersebut kemudian dihubungkan dengan induktor rumkorf hingga terlihat spektrum
cahaya di kanan dan kiri tabung. Dari situ dapat mengukur jarak antara kisi dengan
layar dan jarak terang pertama dari terang pusat (x). Nilai x ini dapat digunakan
untuk menentukan panjang gelombang dari tiap spektrum gas. Prinsip dasar
pengukuran panjang gelombang tabung lucutan gas sama halnya difraksi cahaya
laser oleh kisi. Perbedaannya, pada percobaan pengukuran panjang gelombang
lucutan gas menggunakan tabung yang diletakkan di tengah mistar, sedangkan pada
difraksi cahaya laser tidak menggunakan tabung lucutan.

 Laporan sementara
 Cek plagiasi
 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai