LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Praktikum Fisika Atom dan Molekul
Yang dibina oleh Bapak Joko Utomo S.Si., M.Sc.
Disusun oleh:
Aini Alifiyah
NIM 200322615201
Offering G3
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
OKTOBER 2022
PERCOBAAN 5
SPEKTRUM GARIS CAHAYA
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Jika gas atomik atau uap atomik yang bertekanan sedikit di bawah tekanan
atmosfer dieksitasikan, biasanya dengan melakukan arus listrik, radiasi yang
dipancarkan mempunyai spektrum yang berisi hanya panjang gelombang tertentu
saja. Susunan ideal untuk spektrum atomik seperti ini ditunjukkan dalam Gambar
1.
Gambar 1. Spektrometer ideal
Spektrum gas molekuler atau uap molekul molekuler berisi pita-pita yang terdiri
dari banyak sekali garis yang terletak sangat berdekatan. Pita timbul dari rotasi dan
vibrasi atau getaran atom dalam molekul yang tereksitasi elektronis.
Bila cahaya putih dilewatkan melalui gas, ternyata gas itu akan menyerap
cahaya dengan panjang gelombang tertentu dari panjang-panjang yang terdapat
pada sektor emisi. Spektrum garis absorpsi yang terjadi terdiri dari latar belakang
yang terang ditumpangi oleh garis gelap yang bersesuaian dengan panjang
gelombang yang diserap. spektrum emisi terdiri dari garis terang pada latar
belakang gelap. Garis Fanhoufer dalam spektrum Surya timbul karena bagian
bercahaya terang dari matahari yang meradiasi sesuai dengan ramalan teoretis
benda bertemperatur 5800 Kelvin, dilingkungi oleh selubung gas yang lebih dingin
yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja. Jumlah, kekuatan,
dan kedudukan yang tepat dari garis spektrum dari suatu unsur tergantung pada
temperatur, tekanan, keberadaan listrik dan medan magnetik, serta gerak dari
sumber. Pada akhir abad ke-19 ditemukan bahwa panjang gelombang yang terdapat
pada spektrum atomik jatuh pada kumpulan tertentu yang disebut deret spektral.
Panjang gelombang dalam setiap deret dapat dispesifikasikan dengan rumus
empiris yang sederhana dengan keserupaan yang mengherankan antara rumusan
dari berbagai deret yang menyatakan spektrum lengkap suatu unsur.
Untuk menunjukkan gejala difraksi, kita dapat menggunakan kisi (alat optik
yang dibuat dari lapisan tipis dengan banyak celah sempit, dengan jarak antar celah
dibuat sama). Difraksi adalah suatu peristiwa pembelokan gelombang
elektromagnetik atau cahaya karena adanya halangan. Difraksi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu difraksi Fresnel dan difraksi Fraunhofer. Secara sederhana beda
antara kedua jenis difraksi ini terletak pada jarak antara sumber gelombang,
penghalang dengan layar dan jenis gelombang yang datang pada penghalang. Bila
gelombang yang datang adalah gelombang bidang dan jarak antara sumber
gelombang, penghalang, dan layar jauh, maka disebut difraksi Fraunhofer. Bila
gelombang yang datang adalah sferis dan jarak antara sumber gelombang,
penghalang dan layar cukup dekat maka disebut difraksi Fresnel.
Panjang gelombang spektrum cahaya yang dihasilkan dari tabung lucutan dapat
ditentukan dengan persamaan:
x
𝜆= 𝑑
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2
dengan d adalah jarak antar celah pada kisi, a adalah jarak kisi ke layar, x adalah
jarak terang ke-m, dan m = 0, 1, 2, 3, ….
2. Kisi
3. Power supply
5. Induktor Rumkorf
6. kabel penghubung
7. Statif
F. Data Percobaan
a = 75 cm = 0,75 m
Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data seperti pada Tabel
berikut:
1. Neon
y (cm)
x
Kisi 100 Kisi 300 Kisi 600
y (cm)
x
Kisi 100 Kisi 300 Kisi 600
x
𝜆= 𝑑
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2
Persamaan untuk menghitung ketidakpastian panjang gelombang
2 2
𝜕𝜆 2 𝜕𝜆 2
𝑆𝜆 = √| Δ𝑥| + | Δ𝑎|
𝜕𝐿 3 𝜕𝑥 3
2 2
𝑑2 𝑥. 𝑑 2
√
𝑆𝜆 = | Δ𝑥| + |− 2 Δ𝑎|
𝑎3 𝑎 3
𝑆𝜆
𝑅𝜆 = × 100%
𝜆
Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Neon
Kisi Warna x (m) Penjang gelombang Ralat Relatif
2. Argon
H. Pembahasan
Dari analisis data yang sudah dihitung didapatkan panjang gelombang untuk
gas neon (Ne) yang warna cahaya ungu pada kisi 100 sebesar
𝜆1 = (3,33 .10−7 ± 4,44691 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif 1,3%, pada kisi 300
𝜆2 = (4,35 .10−7 ± 1,3476 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,3%, pada
kisi 600 sebesar 𝜆3 = (4,08 .10−7 ± 7,35475 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,1%. Warna cahaya hijau pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (3,73 .10−7 ±
4,44754 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 1,1%, pada kisi 300 sebesar
𝜆2 = (4,66.10−7 ± 1,34973 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi
600 sebesar 𝜆3 = (4,85 .10−7 ± 7,46344 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar
0,1%. Warna cahaya kuning pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (3,99 .10−7 ± 4,448 ×
10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 1,1%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 =
(5,31.10−7 ± 1,35476 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600
sebesar 𝜆3 = (5,75 .10−7 ± 7,62078 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar
0,1%. Warna cahaya orange pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (4,39 .10−7 ± 4,44874 ×
10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 1%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (5,58.10−7 ±
1,35702 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar
𝜆3 = (5,95 .10−7 ± 7,66243 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna
cahaya merah pada kisi 100 sebesar 𝜆1 = (4,92 .10−7 ± 4,44985 × 10−9 )𝑚
dengan ralat relatif sebesar 0,9%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (5,77.10−7 ±
1,3587 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar
𝜆3 = (6,34 .10−7 ± 7,74629 × 10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%
Untuk panjang gelombang gas neon (Ne), warna cahaya ungu pada kisi 100
sebesar 𝜆1 = (5,32 .10−7 ± 4,45076 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,8%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (3,65 .10−7 ± 1,34333 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,3%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (3,35 .10−7 ± 7,27311 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,2%. Warna cahaya hijau tua pada kisi 100
sebesar𝜆1 = (8,76 .10−7 ± 4,46162 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,5%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (4,31.10−7 ± 1,34734 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,3%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (4,16 .10−7 ± 7,36452 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna cahaya hijau muda pada kisi
100 sebesar𝜆1 = (9,16 .10−7 ± 4,46321 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar
0,4%, pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (4,93.10−7 ± 1,35173 × 10−9 )𝑚 dengan ralat
relatif sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (4,54 .10−7 ± 7,41609 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna cahaya orange pada kisi 100
sebesar 𝜆1 = (9,42 .10−7 ± 4,46432 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,4%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (5,58.10−7 ± 1,35702 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (5,43 .10−7 ± 7,56109 ×
10−10 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,1%. Warna cahaya merah pada kisi 100
sebesar 𝜆1 = (10,4 .10−7 ± 4,46903 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif sebesar 0,4%,
pada kisi 300 sebesar 𝜆2 = (6,33.10−7 ± 1,36408 × 10−9 )𝑚 dengan ralat relatif
sebesar 0,2%, pada kisi 600 sebesar 𝜆3 = (7.10−7 ± 7,90852 × 10−10 )𝑚 dengan
ralat relatif sebesar 0,1%.
I. Kesimpulan
Panjang gelombang spektrum garis cahaya dari tabung lucutan gas Neon:
Warna Ungu
𝜆1 = (3,33 .10−7 ± 4,44691 × 10−9 )𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 1,3%
Warna Hijau
Warna Kuning
Warna Orange
Warna Merah
Panjang gelombang spektrum garis cahaya dari tabung lucutan gas Argon:
Warna Ungu
Warna Orange
Warna Merah
J. Daftar Pustaka
Beiser, Arthur, 1987, Konsep Fisika Modern, Jakarta: Erlangga
Untung, G Budijanto, 2014, Eksperimen Difraksi Frensel Dengan Gelombang
Mikro Pada Penghalang Sisi Lurus, Surabaya: Jurnal Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya
Tim Praktikum Atom dan Molekul, 2022, Modul Praktikum Atom dan Molekul,
Malang: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
K. Lampiran
Analisis Data
Panjang gelombang pada gas Neon (Ne)
1. Kisi 100
x 0,025
𝜆= 𝑑= 10−5 = 3,33148. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,000625 + 0,5625
x 0,028
𝜆= 𝑑= 10−5 = 3,73073. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,000784 + 0,5625
x 0,03
𝜆= 𝑑= 10−5 = 3,9968. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,0009 + 0,5625
x 0,033
𝜆= 𝑑= 10−5 = 4,39575. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,001089 + 0,5625
x 0,037
𝜆= 𝑑= 10−5 = 4,92734. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,001369 + 0,5625
2. Kisi 300
x 0,11
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,35343. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,0121 + 0,5625
x 0,118
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,66264. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,013924 + 0,5625
x 0,135
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,31459. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,018225 + 0,5625
x 0,142
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,58085. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,020164 + 0,5625
x 0,147
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,77021. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,021609 + 0,5625
3. Kisi 600
x 0,198
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4.084110−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,039204 + 0,5625
x 0,239
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4,85797. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,057121 + 0,5625
x 0,289
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 5,753. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,083521 + 0,5625
x 0,301
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 5,95931. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,090601 + 0,5625
x 0,324
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 6,34523. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,104976 + 0,5625
1. Kisi 100
x 0,04
𝜆= 𝑑= 10−5 = 5,32576. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,0016 + 0,5625
x 0,066
𝜆= 𝑑= 10−5 = 8,76612. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,004356 + 0,5625
x 0,069
𝜆= 𝑑= 10−5 = 9,16131. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,004761 + 0,5625
x 0,071
𝜆= 𝑑= 10−5 = 9,42453. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,005041 + 0,5625
x 0,079
𝜆= 𝑑= 10−5 = 10,4754. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,006241 + 0,5625
2. Kisi 300
x 0,092
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 3,65262. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,008464 + 0,5625
x 0,109
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,31467. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,011881 + 0,5625
x 0,125
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 4,93197. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,015625 + 0,5625
x 0,142
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 5,58085. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,020164 + 0,5625
x 0,162
𝜆= 𝑑= 0,3.10−5 = 6,33393. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,026244 + 0,5625
3. Kisi 600
x 0,161
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 3,35816. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,025921 + 0,5625
x 0,202
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4,16105. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,040804 + 0,5625
x 0,222
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 4,54123. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,049284 + 0,5625
x 0,271
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 5,43727. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,073441 + 0,5625
x 0,365
𝜆= 𝑑= 0,16.10−5 = 7,00155. 10−7
𝑚√𝑥 2 + 𝑎2 1√0,133225 + 0,5625
Ungu
2 2
1 × 10−5 2 0,025 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,44691 × 10−9
4,44691 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,33481% = 1,3%(2𝐴𝑃)
3,33148 × 10−7
Hijau
2 2
1 × 10−5 2 0,028. 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,44754 × 10−9
4,44754 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,19213% = 1,1%(2𝐴𝑃)
3,73073 × 10−7
Kuning
2 2
1 × 10−5 2 0,03 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,448 × 10−9
4,448 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,1128% = 1,1%(2𝐴𝑃)
3,9968 × 10−7
Orange
2 2
1 × 10−5 2 0,033. 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,44874 × 10−9
4,44874 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 1,01205% = 1,01%(3𝐴𝑃)
4,39575 × 10−7
Merah
2 2
1 × 10−5 2 0,037. 1 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,44985 × 10−9
4,44985 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,90309% = 0,9%(2𝐴𝑃)
4,92734 × 10−7
2. Kisi 300
Ungu
2 2
0,3 × 10−5 2 0,11. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,3476 × 10−9
1,3476 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,30954% = 0,3%(2𝐴𝑃)
4,35343 × 10−7
Hijau
2 2
0,3 × 10−5 2 0,118. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,34973 × 10−9
1,34973 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0.2894% = 0,2%(2𝐴𝑃)
4,66264 × 10−7
Kuning
2 2
0,3 × 10−5 2 0,135. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,35476 × 10−9
1,35476 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,25491% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,31459 × 10−7
Orange
2 2
0,3 × 10−5 2 0,142. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,35702 × 10−9
1,35702 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,243156% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,58085 × 10−7
Merah
2 2
0,3 × 10−5 2 0,147. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,3587 × 10−9
1,3587 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,235468% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,77021 × 10−7
3. Kisi 600
Ungu
2 2
0,16 × 10−5 2 0,198. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,35475 × 10−10
7,35475 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,18008% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,0841 × 10−7
Hijau
2 2
0,16 × 10−5 2 0,239. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,46344 × 10−10
7,46344 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,15363% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,85797 × 10−7
Kuning
2 2
0,16 × 10−5 2 0,289. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,62078 × 10−10
7,62078 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,13246% = 0,1%(2𝐴𝑃)
5,753 × 10−7
Orange
2 2
0,16 × 10−5 2 0,301. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,66234 × 10−10
7,66234 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,128579% = 0,1%(2𝐴𝑃)
5,95931 × 10−7
Merah
2 2
0,16 × 10−5 2 0,324. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,74629 × 10−10
7,74629 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,12208% = 0,1%(2𝐴𝑃)
6,34523 × 10−7
1. Kisi 100
Ungu
2 2
1 × 10−5 2 0,04 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,45076 × 10−9
4,45076 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,835703% = 0,8%(2𝐴𝑃)
5,32576 × 10−7
Hijau tua
2 2
1 × 10−5 2 0,066 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,46162 × 10−9
4,46162 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,50896% = 0,5%(2𝐴𝑃)
8,76612 × 10−7
Hijau muda
2 2
1 × 10−5 2 0,069 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,46322 × 10−9
4,46322 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,48718% = 0,4%(2𝐴𝑃)
9,16131 × 10−7
Orange
2 2
1 × 10−5 2 0,071 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = √1,97531 × 10−17 + 1,77023 × 10−19
𝑆 = 4,46432 × 10−9
4,46432 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,47369% = 0,4%(2𝐴𝑃)
9,42453 × 10−7
Merah
2 2
1 × 10−5 2 0,079 . 1 × 10−5 2
𝑆 = √| −4
∙ ∙ 5 × 10 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 4,46903 × 10−9
4,46903 × 10−9
𝑅1 = × 100% = 0,426622% = 0,4%(2𝐴𝑃)
10,4754 × 10−7
2. Kisi 300
Ungu
2 2
0,3 × 10−5 2 0,092 . 0.3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,34333 × 10−9
1,34333 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,36777% = 0,3%(2𝐴𝑃)
3,65262 × 10−7
Hijau tua
2 2
0,3 × 10−5 2 0,109 . 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
1,34734 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,312269% = 0,3%(2𝐴𝑃)
4,31467 × 10−7
Hijau muda
2 2
0,3 × 10−5 2 0,125. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,35173 × 10−9
1,35173 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,27407% = 0,2%(2𝐴𝑃)
4,93197 × 10−7
Orange
2 2
0,3 × 10−5 2 0,142. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,35702 × 10−9
1,35702 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,243156% = 0,2%(2𝐴𝑃)
5,58085 × 10−7
Merah
2 2
0,3 × 10−5 2 0,162. 0,3 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 1,36408 × 10−9
1,36408 × 10−9
𝑅2 = × 100% = 0,215361% = 0,2%(2𝐴𝑃)
6,33393 × 10−7
3. Kisi 600
Ungu
2 2
0,16 × 10−5 2 0,161. 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,27311 × 10−10
7,27311 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,21658% = 0,2%(2𝐴𝑃)
3,35816 × 10−7
Hijau tua
2 2
0,16 × 10−5 2 0,202 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,36452 × 10−10
7,36452 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,1769868% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,16105 × 10−7
Hijau muda
2 2
0,16 × 10−5 2 0,222 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,41609 × 10−10
7,41609 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,163305% = 0,1%(2𝐴𝑃)
4,54123 × 10−7
Orange
2 2
0,16 × 10−5 2 0,271 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,56109 × 10−10
7,56109 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,13906% = 0,1%(2𝐴𝑃)
5,43727 × 10−7
Merah
2 2
0,16 × 10−5 2 0,365 . 0,16 × 10−5 2
𝑆 = √| ∙ ∙ 5 × 10−4 | + |− ∙ ∙ 5 × 10−4 |
0,75 3 0,752 3
𝑆 = 7,90852 × 10−10
7,90852 × 10−10
𝑅3 = × 100% = 0,112953% = 0,1%(2𝐴𝑃)
7,00155 × 10−7
Tugas
𝑑 sin 𝜃 = 𝑚 … (1)
dengan m = 0,±1, ±2, ±3, ....
Laporan sementara
Cek plagiasi
Dokumentasi