Disusun Oleh :
Nama : Annisa Suci Andarini
NIM : 022000006
Elektronika Instrumentasi
Jurusan Teknofika Nuklir
Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia
2022
I. TUJUAN
➢ Tujuan umum : Agar mahasiswa mampu memahami teknik dasar pengukuran tenaga
sinar gamma menggunakan detektor sintilasi.
➢ Tujuan khusus : Agar mahasiswa mampu menentukan tegangan kerja detektor,
melakukan kalibrasi energi, menghitung resolusi dan efisiensi detektor serta
mengidentifikasi sumber radioaktif
dimana :
• E = Lebar setengah puncak maksimum (FWHM)
• E = nomor saluran puncak foto
EFISIENSI DETEKTOR
Efisiensi detektor adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa
listrik yang dihasilkan detektor terhadap jumlah radiasi yang diterimanya. Nilai efisiensi
detektor dapat dihitung dengan Persamaan 2 dan sangat ditentukan oleh bentuk geometri dan
densitas bahan detektor
dimana :
• Ep adalah efisiensi detektor
• t adalah waktu pencacahan (detik)
• Ui adalah intensitas cacah total di bawah puncak
• Ub adalah intensitas latar pada waktu pencacahan yang sama dengan Ui
• f adalah fraksi peluruhan gamma
• AUi adalah aktivitas sumber (dps)
• adalah faktor geometri untuk sumber titik :
PERCOBAAN I
1. Letakkan sumber Cs-137 pada jarak 3 cm di depan detektor
2. Jalankan akuisisi dan tunggu hingga selesai.
3. Catat nomor saluran photopeak, compton edge, dan backscatter.
4. Tentukan FHWM pada daerah photopeak dengan cara set ROI. Catat harga FWHM, cacah
peak area gross, cacah peak area net, dan centroid.
5. Simpan file dalam folder.
6. Ganti dengan sumber Co-60 kemudian bersihkan layar dengan erase spectrum dan clear
ROI. ulangi langkah 1 s.d. 5
7. Ulangi langkah 6 untuk sumber X.
PERCOBAAN II
1. Buka file untuk sumber Cs-137.
2. Hitung resolusi detektor dengan persamaan 1 di atas
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk sumber Co-60 dan sumber X.
PERCOBAAN III
1. Jalankan kalibrasi secara manual dengan memasukkan data energi dan nomor saluran
puncak untuk sumber Cs-137, Co-60 dan sumber X.
2. Tetapkan energi sumber-X berdasarkan nomor saluran puncaknya.
3. Dengan perolehan energi sumber-X cari nama unsur dalam tabel energi
V. HASIL ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
Diketahui :
Diameter detektor = 4,5 cm, r = 2,25 cm
Jarak sumber dengan detektor, d = 1 cm
Set waktu pencacah, t = 60 detik
1. Spektrum Cs-137
2. Spektrum Co-60
Pada percobaan pertama dengan menggunakan sumber Cs-137 yang diletakkan 1 cm dari
detektor didapatkan spektrum energi Cs-137 adalah singlepeak yang memiliki energi 662keV
pada nomor saluran 684 disertai Compton edge dan backscatter pada nomer kanal sebelum
energi. Berdasarkan hasil data dan perhitungan didapatkan resolusi 8,4% dan efisiensi 0,492%,
artinya kemampuan detektor untuk membedakan energi radiasi yang berdekatan adalah 8,4%
dimana hal ini menandakan bahwa detektor NaITl atau detektor sintilasi dapat membedakan
energi. Sedangkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik yang dihasilkan detektor (output)
terhadap jumlah radiasi yang diterimanya (input) sebesar 0,492% hal ini menandakan
pembadingan input dan output detektor dalam menangkap radiasi tersebut jauh berbeda.
Percobaan 2
Pada percobaan kedua menggunakan Co-60 yang dicacah selama 1 menit dan didapatkan hasil
spektrum cobalt adalah doublepeak dengan energi 1173,2 keV dan 1332,5 keV. Berdasarkan
hasil data dan perhitungan didapatkan resolusi pada energi 1173,2 keV adalah 4,25%
sedangkann pada energi 1332,5 keV adalah 4,02%, artinya resolusi memengaruhi besar energi
peaknya, semakin besar energi maka semakin kecil nilai resolusinya (semakin baik). Adapun
efisiensi pada energi 1173,2 keV adalah 0,117% sedangkan pada energi 1332,5 keV adalah
0,1146%.
Percobaan 3
Detektor sintilasi secara teori, detektor sintilasi memiliki efisiensi yang tinggi, namun pada
praktikum mendapatkan nilai efisiensi yang rendah. Nilai efisiensi yang rendah dipengaruhi
oleh diameter sumber dan detektor, ketepatan (geometri) dalam penempatan sumber terhadap
detektor, jarak sumber dengan detektor, bahan dari detektor, dan kemampuan detektor itu
sendiri. Adapun resolusi dipengaruhi oleh nilai FWHM atau lebar spektrum (∆E) pada
setengah dari puncak cacahan dan energi praknya. Sehingga dapat dikatakan detektor sintilasi
ini adalah detektor yang dapat membedakan energi. Semakin tinggi nomer kanal menunjukkan
bahwa semakin besar juga energinya, semakin besar energinya maka resolusinya semakin kecil
(semakin baik), sedangkan efisiensi bergantung pada aktivitas sumber.
VII. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja detektor sintilsi NaITl : radiasi gamma yang masuk ke dalam detektor dan
terjadi proses eksitasi, Electron ini masuk dalam PMT dan dilipat gandakan electron
tersebut menjadi pulsa listrik. Setelah itu sinyal dikuatkan di amplifier kemudian
mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital di MCA hingga membentuk spektrum.
2. Sebelum menggunakan UCS-30 untuk melakukan percobaan spektroskopi gamma, perlu
dilakukan kalibrasi agar mendapatkan nilai yang sesuai dengan ketentuan
3. Spektrum energi Cs-137 adalah singlepeak yang memiliki energi 662keV, sedangkan
spektrum Co-60 adalah doublepeak dengan energi 1173,2 keV dan 1332,5 keV
4. Dalam mengidentifikasikan sumber radioaktif dapat dilihat dari photopeak yang memiliki
puncak energi tertinggi ditengah spektrum dan waktu paruhnya. Dalam percobaan ini
didapatkan bahwa sumber X adalah Na-22
5. Nilai efisiensi yang rendah dipengaruhi oleh diameter sumber dan detektor, ketepatan
(geometri) dalam penempatan sumber terhadap detektor, jarak sumber dengan detektor,
bahan dari detektor, dan kemampuan detektor itu sendiri
6. Resolusi dipengaruhi oleh nilai FWHM atau lebar spektrum (∆E) pada setengah dari
puncak cacahan dan energi praknya.
7. Detektor sintilasi ini adalah detektor yang dapat membedakan energi. Semakin tinggi
nomer kanal menunjukkan bahwa semakin besar juga energinya, semakin besar energinya
maka resolusinya semakin kecil (semakin baik), sedangkan efisiensi bergantung pada
aktivitas sumber
DAFTAR PUSTAKA