Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DETEKSI PENGUKURAN RADIASI

SPEKTROSKOPI GAMMA DENGAN DETEKTOR SINTILASI NaI(Tl)

Disusun Oleh :
Nama : Annisa Suci Andarini
NIM : 022000006

Dosen Praktikum : Dr Eng Sukarman, M.Eng

Elektronika Instrumentasi
Jurusan Teknofika Nuklir
Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia
2022
I. TUJUAN
➢ Tujuan umum : Agar mahasiswa mampu memahami teknik dasar pengukuran tenaga
sinar gamma menggunakan detektor sintilasi.
➢ Tujuan khusus : Agar mahasiswa mampu menentukan tegangan kerja detektor,
melakukan kalibrasi energi, menghitung resolusi dan efisiensi detektor serta
mengidentifikasi sumber radioaktif

II. LANDASAN TEORI


Detektor sintilasi NaI(Tl) terdiri atas sintilator dan tabung pelipat ganda elektron. Bahan
sintialtor dibuat dari kristal tunggal natrium iodida (NaI) yang sudah sedikit diberi pengotor
Talium (Tl)
Apabila radiasi gamma memasuki tabung detektor maka akan terjadi interaksi radiasi
gamma dengan bahan detektor. Interaksi itu dapat menghasilkan efek fotolistrik, hamburan
compton dan produksi pasangan. Karena reaksi ini maka elektron-elektron bahan detektor akan
terpental keluar sehingga atom-atom itu berada dalam keadaan tereksitasi. Atom-atom yang
tereksitasi akan kembali ke keadaan dasarnya sambil memancarkan kerlipan cahaya seperti
ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1. Proses terjadinya percikan cahaya di dalam sintilator


Cahaya yang dipancarkan selanjutnya diarahkan ke fotokatoda sensitif dalam tabung
pelipat ganda elektron seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Apabila fotokatoda terkena kerlipan
cahaya,
Gambar 2. Konstruksi tabung pelipat ganda elektron
maka dari permukaan fotokatoda itu akan dilepaskan elektron. Elektron yang dilepaskan oleh
fotokatoda akan dipercepat oleh medan listrik dalam tabung pelipat ganda elektron menuju
dinoda pertama dan seterusnya hingga dinoda terakhir (anoda). bisa didapatkan faktor
penggandaan elektron antara 107 -108 . Dengan demikian, sinar gamma yang dideteksi akan
menghasilkan pulsa listrik sebagai keluaran dari detektor NaI(Tl). Tenaga elektron yang
dilepaskan ini bergantung pada intensitas sinar gamma yang mengenai detektor. Makin tinggi
energi elektron, makin tinggi pula pulsa listrik yang dihasilkannya, sedang makin banyak
elektron yang dilepaskan, makin banyak pula cacahan pulsanya. Pulsa listrik yang dihasilkan
oleh detektor tersebut kemudian dapat ditampilkan bentuk spektrumnya serta dapat dianalisa
secara kuantitatif maupun kualitatif menggunakan spektrometer gamma seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.

Gambar 3. Spectrometer gamma dengan detektor sintilasi NaITl


Contoh tampilan spektrum radiasi gamma yang ditangkap oleh detektor sintilasi NaI(Tl)
seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5 berikut.
Gambar 4. Spektrum Cs-137 Gambar 5. Spektrum Co-60
RESOLUSI DETEKTOR
Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan energi radiasi yang
berdekatan. Suatu detektor diharapkan mempunyai resolusi yang sangat kecil (high resolution)
sehingga dapat membedakan energi radiasi secara teliti. Resolusi detektor disebabkan oleh
peristiwa statistik yang terjadi dalam proses pengubahan energi radiasi, noise dari rangkaian
elektronik, serta ketidakstabilan kondisi pengukuran. Nilai resolusi dapat dihitung dengan
Persamaan 1.

dimana :
• E = Lebar setengah puncak maksimum (FWHM)
• E = nomor saluran puncak foto

EFISIENSI DETEKTOR
Efisiensi detektor adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa
listrik yang dihasilkan detektor terhadap jumlah radiasi yang diterimanya. Nilai efisiensi
detektor dapat dihitung dengan Persamaan 2 dan sangat ditentukan oleh bentuk geometri dan
densitas bahan detektor

dimana :
• Ep adalah efisiensi detektor
• t adalah waktu pencacahan (detik)
• Ui adalah intensitas cacah total di bawah puncak
• Ub adalah intensitas latar pada waktu pencacahan yang sama dengan Ui
• f adalah fraksi peluruhan gamma
• AUi adalah aktivitas sumber (dps)
•  adalah faktor geometri untuk sumber titik :

• d adalah jarak detektor ke sumber (cm),


• r adalah jari-jari detektor (cm).

III. ALAT DAN BAHAN


1. Universal Computer Spectrometer UCS30
2. Source kit
3. Pinset

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Periksa sambungan sistem UCS30 seperti ditunjukkan pada Gambar 6 berikut :
3. Masukkan kabel power spektrometer dan PC ke jala-jala PLN kemudian hidupkan.
4. Hitung aktivitas dan catat raksi peluruhan gamma sumber radioaktif yang digunakan.
5. Ukur dan catat diameter detektor NaI(Tl) yang digunakan.
6. Letakkan sumber radioaktif di depan detektor dengan jarak sesuai kebutuhan, kemudian
catat.
7. Lakukan percobaan untuk menentukan tegangan kerja terlebih dahulu.
8. Atur gain amplfier (coarse dan fine), ADC ( jumlah saluran, LLD & ULD), waktu cacah
(realtime atau livetime) sesuai kebutuhan.
9. Jalankan akuisisi dan tunggu hingga selesai.
10. Catat data-data yang diperlukan dan masukkan dalam tabel

Gambar 6. Sistem spektrosmeter gamma menggunakan UCS30

PERCOBAAN I
1. Letakkan sumber Cs-137 pada jarak 3 cm di depan detektor
2. Jalankan akuisisi dan tunggu hingga selesai.
3. Catat nomor saluran photopeak, compton edge, dan backscatter.
4. Tentukan FHWM pada daerah photopeak dengan cara set ROI. Catat harga FWHM, cacah
peak area gross, cacah peak area net, dan centroid.
5. Simpan file dalam folder.
6. Ganti dengan sumber Co-60 kemudian bersihkan layar dengan erase spectrum dan clear
ROI. ulangi langkah 1 s.d. 5
7. Ulangi langkah 6 untuk sumber X.
PERCOBAAN II
1. Buka file untuk sumber Cs-137.
2. Hitung resolusi detektor dengan persamaan 1 di atas
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk sumber Co-60 dan sumber X.
PERCOBAAN III
1. Jalankan kalibrasi secara manual dengan memasukkan data energi dan nomor saluran
puncak untuk sumber Cs-137, Co-60 dan sumber X.
2. Tetapkan energi sumber-X berdasarkan nomor saluran puncaknya.
3. Dengan perolehan energi sumber-X cari nama unsur dalam tabel energi
V. HASIL ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN
Diketahui :
Diameter detektor = 4,5 cm, r = 2,25 cm
Jarak sumber dengan detektor, d = 1 cm
Set waktu pencacah, t = 60 detik
1. Spektrum Cs-137

Tabel 1. Data pencacahan Cs-137


No Nama Energi f (%) Nomer FWHM Cacah Cacah
Puncak (keV) saluran area Nett area Gross

1 Photopeak 662 85 684 55,5 7627 8786

2 Compton - - 353 0 74 1861


Edge
3 Backscatter - - 128 12,4 510 3082

Waktu paro (T1/2) : 30,1 thn


Aktivitas awal : 0,25 µCi
t : September 2017-juni 2022 = 4,6 th
➢ Aktivitas sekarang (At):
𝑡 4,6
1 𝑇1 1 30,1
𝐴𝑡 = 𝐴0 ( ) 2 = 0,25 𝜇𝐶𝑖 ( ) = 2,249 × 10−7 = 0,22𝜇𝐶𝑖
2 2
0,22𝜇𝐶𝑖 × 3,7 × 1010 = 8,14 × 103 𝐵𝑞
➢ Resolusi (R) :
∆𝐸 55,5
𝑅= × 100% = × 100% = 8,4%
𝐸 658,2
➢ Efisiensi (Ep) pada photopeak :
𝑑 1
Ω = 2𝜋 (1 − ) = 2(3,14) (1 − ) = 3,73
√𝑑2 + 𝑟2 √12 + 2,252
∑ 𝑈𝑖 − ∑ 𝑈𝑏 1 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑁𝑒𝑒𝑡 1
𝐸𝑝 = = × 100%
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖 𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
7627 1
= × 100% = 0,492 %
60 3,73(0,85)(8,14 × 103 )

2. Spektrum Co-60

Tabel 2. Data pencacahan Co-60


No Nama Energi f (%) Nomer FWHM Cacah Cacah
Puncak (keV) saluran area Nett area Gross

1 Photopeak 1 1173,2 100 1183 49,8 5336 9991

2 Photopeak 2 1332,5 100 1325 53,6 5221 8367

3 Compton 895,6 - 932 19 329 6817


Edge
4 Backscatter 128,7 - 131 14,4 1496 5718

Waktu paro (T1/2) : 5,27 thn


Aktivitas awal : 1 µCi
t : September 2017-juni 2022 = 4,6 th
➢ Aktivitas sekarang (At):
𝑡 4,6
1 𝑇1 1 5,27
𝐴𝑡 = 𝐴0 ( ) 2 = 1 𝜇𝐶𝑖 ( ) = 0,55 𝜇𝐶𝑖
2 2
0,55𝜇𝐶𝑖 × 3,7 × 1010 = 20,35 × 103 𝐵𝑞
➢ Resolusi (R) :
Dengan E = 1172,2 keV
∆𝐸 49,8
𝑅= × 100% = × 100% = 4,25%
𝐸 1172,2
Dengan E = 1332,5 keV
∆𝐸 53,6
𝑅= × 100% = × 100% = 4,02%
𝐸 1332,5
➢ Efisiensi (Ep) pada photopeak :
𝑑 1
Ω = 2𝜋 (1 − ) = 2(3,14) (1 − ) = 3,73
√𝑑2 + 𝑟 2 √12 + 2,252
Dengan E = 1172,2 keV
∑ 𝑈𝑖 − ∑ 𝑈𝑏 1 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑁𝑒𝑒𝑡 1
𝐸𝑝 = = × 100%
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖 𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
5336 1
= × 100% = 0,117 %
60 3,73(1)(20,35 × 103 )
Dengan E = 1332,5 keV
∑ 𝑈𝑖 − ∑ 𝑈𝑏 1 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑁𝑒𝑒𝑡 1
𝐸𝑝 = = × 100%
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖 𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
5221 1
= × 100% = 0,1146 %
60 3,73(1)(20,35 × 103 )
3. Spektrum Sumber X
Waktu paro (T1/2) : 26 thn
Aktivitas awal : 10,24 µCi
t : juli 2006 - juni 2022 = 4,6 th

➢ Aktivitas sekarang (At):


𝑡 4,6
1 𝑇1 1 5,27
𝐴𝑡 = 𝐴0 ( ) 2 = 10,24 𝜇𝐶𝑖 ( ) = 0,1516 𝜇𝐶𝑖
2 2
0,1516 𝜇𝐶𝑖 × 3,7 × 1010 = 5,6092 × 103 𝐵𝑞

Tabel 3. Data pencacahan sumber X


No Nama Energi Counts Nomer FWHM Cacah Cacah
Puncak (keV) saluran area Nett area Gross

1 Photopeak 1 40,6 441 39 12,4 2394 5432

2 Photopeak 2 84,7 150 85 10,5 674 3514

3 Photopeak 3 125,8 201 128 17,2 1591 5321

4 Photopeak 4 514,6 260 534 46,9 9462 13487

5 Photopeak 5 1186,7 35 1236 2,9 395 1612

Tabel 4. Energi, resolusi, dan efisisensi puncak


No Nama Energi Resolusi Efisiensi
Puncak (keV) (%) (%)

1 Photopeak 1 40,6 30,54 0,11

2 Photopeak 2 84,7 12,39 0,03

3 Photopeak 3 125,8 13,67 0,07

4 Photopeak 4 514,6 9,11 0,42

5 Photopeak 5 1186,7 0,244 0,02


Perhitungan :
➢ Resolusi (R) :
∆𝐸
𝑅= × 100%
𝐸
12,4
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 1; × 100% = 30,54%
40,6
10,5
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 2; × 100% = 12,39%
84,7
17,2
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 3; × 100% = 13,67%
125,8
46,9
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 4; × 100% = 9,11%
514,6
2,9
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 5; × 100% = 0,244%
1186,7

➢ Efisiensi (Ep) pada photopeak : (f = 1,8)


𝑑 1
Ω = 2𝜋 (1 − ) = 2(3,14) (1 − ) = 3,73
√𝑑2 + 𝑟 2 √12 + 2,252
∑ 𝑈𝑖 − ∑ 𝑈𝑏 1 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑁𝑒𝑒𝑡 1
𝐸𝑝 = = × 100%
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖 𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
2344 1
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 1; × 100% = 0,11 %
60 3,73(1,8)(5609,2)
674 1
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 2; × 100% = 0,03 %
60 3,73(1,8)(5609,2)
1591 1
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 3; × 100% = 0,07 %
60 3,73(1,8)(5609,2)
9462 1
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 4; × 100% = 0,42%
60 3,73(1,8)(5609,2)
395 1
𝑃ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 5; × 100% = 0,02%
60 3,73(1,8)(5609,2)
VI. PEMBAHASAN
Prinsip Detektor NaITl
Detektor NaITl adalah salah satu detektor yang memiliki prinsip kerja detektor sintilsi
dimana radiasi gamma yang masuk ke dalam detektor dan mengenai bahan NaITl sehingga
terjadi proses eksitasi dimana elektron yang berada di kulit terdalam atom bahan tersebut
bertumbuk dengan radiasi dan meloncat dan memancarkan sinar x. Electron ini masuk dalam
PMT dan dilipat gandakan electron tersebut menjadi pulsa listrik. Setelah itu sinyal dikuatkan
di amplifier kemudian mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital di MCA hingga
membentuk spektrum yang tercacah tertampil di layar monitor.
Penggunaan UCS 30
Sebelum menggunakan UCS-30 untuk melakukan percobaan, perlu dilakukan kalibrasi
dengan mengambil sample Cs-137 lalu dicek spektrumnya lalu ke pengaturan tools >
calibration, kemudian sesuaikan energi Cs dengan satuan keV bernilai 662. Setelah dikalibrasi
dilakukan langsung pengecekan spektroskopisetelah tercacah dengan set waktu 60 detik,
kemudian setelah selesai melakukan pencacahan diukur perphotopeak di masing-masing
puncak yang tinggi. Dengan klik kanan> set Roys lalu block photopeak dan klik pincak
tertingginya. Sehingga didapatkan data energi, nomer kanal, jumlah cacahan dan lainnya untuk
digunakan dalam perhitungan resolusi dan efisiensi.
Percobaan 1

Pada percobaan pertama dengan menggunakan sumber Cs-137 yang diletakkan 1 cm dari
detektor didapatkan spektrum energi Cs-137 adalah singlepeak yang memiliki energi 662keV
pada nomor saluran 684 disertai Compton edge dan backscatter pada nomer kanal sebelum
energi. Berdasarkan hasil data dan perhitungan didapatkan resolusi 8,4% dan efisiensi 0,492%,
artinya kemampuan detektor untuk membedakan energi radiasi yang berdekatan adalah 8,4%
dimana hal ini menandakan bahwa detektor NaITl atau detektor sintilasi dapat membedakan
energi. Sedangkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik yang dihasilkan detektor (output)
terhadap jumlah radiasi yang diterimanya (input) sebesar 0,492% hal ini menandakan
pembadingan input dan output detektor dalam menangkap radiasi tersebut jauh berbeda.
Percobaan 2

Pada percobaan kedua menggunakan Co-60 yang dicacah selama 1 menit dan didapatkan hasil
spektrum cobalt adalah doublepeak dengan energi 1173,2 keV dan 1332,5 keV. Berdasarkan
hasil data dan perhitungan didapatkan resolusi pada energi 1173,2 keV adalah 4,25%
sedangkann pada energi 1332,5 keV adalah 4,02%, artinya resolusi memengaruhi besar energi
peaknya, semakin besar energi maka semakin kecil nilai resolusinya (semakin baik). Adapun
efisiensi pada energi 1173,2 keV adalah 0,117% sedangkan pada energi 1332,5 keV adalah
0,1146%.

Percobaan 3

Pada percobaan ketiga dengan mengidentifikasi sumber x berdasarkan hasil dari


spektrumnya, dan didapatkan hasil spektrum dimana energi puncak pada photopeak 4 dapat
mengidentifikasikan sumber radioaktif karna photopeak tersebut memiliki puncak energi
tertinggi ditengah spektrum dimana energi peaknya sebesar sekitar 514 keV dengan diketahui
waktu paruhnya 2,6 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa sumber x ini adalah Na-22.
Selanjutnya nilai resolusi detektor adalah 9,11%, sedangkan efisiensinya 0,42%.

Pengaruh energi, resolusi, dan efisiensi

Detektor sintilasi secara teori, detektor sintilasi memiliki efisiensi yang tinggi, namun pada
praktikum mendapatkan nilai efisiensi yang rendah. Nilai efisiensi yang rendah dipengaruhi
oleh diameter sumber dan detektor, ketepatan (geometri) dalam penempatan sumber terhadap
detektor, jarak sumber dengan detektor, bahan dari detektor, dan kemampuan detektor itu
sendiri. Adapun resolusi dipengaruhi oleh nilai FWHM atau lebar spektrum (∆E) pada
setengah dari puncak cacahan dan energi praknya. Sehingga dapat dikatakan detektor sintilasi
ini adalah detektor yang dapat membedakan energi. Semakin tinggi nomer kanal menunjukkan
bahwa semakin besar juga energinya, semakin besar energinya maka resolusinya semakin kecil
(semakin baik), sedangkan efisiensi bergantung pada aktivitas sumber.
VII. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja detektor sintilsi NaITl : radiasi gamma yang masuk ke dalam detektor dan
terjadi proses eksitasi, Electron ini masuk dalam PMT dan dilipat gandakan electron
tersebut menjadi pulsa listrik. Setelah itu sinyal dikuatkan di amplifier kemudian
mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital di MCA hingga membentuk spektrum.
2. Sebelum menggunakan UCS-30 untuk melakukan percobaan spektroskopi gamma, perlu
dilakukan kalibrasi agar mendapatkan nilai yang sesuai dengan ketentuan
3. Spektrum energi Cs-137 adalah singlepeak yang memiliki energi 662keV, sedangkan
spektrum Co-60 adalah doublepeak dengan energi 1173,2 keV dan 1332,5 keV
4. Dalam mengidentifikasikan sumber radioaktif dapat dilihat dari photopeak yang memiliki
puncak energi tertinggi ditengah spektrum dan waktu paruhnya. Dalam percobaan ini
didapatkan bahwa sumber X adalah Na-22
5. Nilai efisiensi yang rendah dipengaruhi oleh diameter sumber dan detektor, ketepatan
(geometri) dalam penempatan sumber terhadap detektor, jarak sumber dengan detektor,
bahan dari detektor, dan kemampuan detektor itu sendiri
6. Resolusi dipengaruhi oleh nilai FWHM atau lebar spektrum (∆E) pada setengah dari
puncak cacahan dan energi praknya.
7. Detektor sintilasi ini adalah detektor yang dapat membedakan energi. Semakin tinggi
nomer kanal menunjukkan bahwa semakin besar juga energinya, semakin besar energinya
maka resolusinya semakin kecil (semakin baik), sedangkan efisiensi bergantung pada
aktivitas sumber

DAFTAR PUSTAKA

Sukarman. Petunjuk praktikum Alat Deteksi Pengukuran radiasi. Poltek Nuklir-BRIN.2022

Anda mungkin juga menyukai