Tujuan
Menentukan Panjang Gelombang Sinar Laser
B. Landasan Teori
Interferometer ialah piranti yang menggunakan rumbai interferensi untuk membuat
pengukuran jarak secara tepat. Michelson menggunakan interferometer untuk
mengukur panjang gelombang garis spectrum cahaya yang dipancarkan oleh krypton
86 yang dinyatakan dalam batang meteran standar. Penggunaan lain interferometer
Michelson ini ialah untuk mengukur indeks refraksi udara (sejumlah gas lain). Pada
tahun 1887, Albert A. Michelson bersama Edward W. Morley menggunakan
interferometernya dalam percobaan terkenal, yaitu mengukur perbedaan antara
kecepatan cahaya relative terhadap bumi dalam arah gerak bumi dan dalam arah gerak
tegak lurus dengan medium yang diusulkan ialah eter, dengan hasil laporan bahwa
percobaan tersebut tidak teramati adanya pergeseran rumbai sebagai bukti bahwa
bumi tidak bergerak relative terhadap eter. Dalam pengukuran panjang gelombang
garis spectrum cahaya, interferometer michelson memiliki diagram skematik berikut.
D. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyusun alat alat seperti gambar dibawah ini
E. Data
di (mm) df (mm) n
5,84 5,78
5,64 5,59 200
5,59 5,51
5,68 5,42 600
5,89 5,42 1000
F. Pengolahan Data
Dengan data tersebut diperlukan pengolahan data seecara statistik dan secara grafik
untuk mengetahui nilai panjag gelombang sinar laser HeNe. Pengolahan data
2∆𝑑
dilakukan secara statisstik, dengan persamaan 𝜆 = maka akan diperoleh data
𝑛
sperti berikut:
di ( x 10-3m) df( x 10-3m) ∆d ( x 10-6m) λ ( x 10-6m) | λ - λrata-rata|2 ( x 10-12m)
5,84 5,78 60 0,6 0,01
5,64 5,59 70 0,7 0
5,59 5,51 80 0,8 0,01
di = posisi awal cermin M2
df = posisi akhir cermin M2
∆d = selisih posisi akhir dengan awal cermin M2
λ = panjang gelombang laser HeNe
nilai panjang gelombang sinar laser He Ne dengan menggunakan pengolahan data
secara statistik diperoleh dengan menghitung rata rata dari data yang diperoleh.
∑𝜆 2,10 𝑥 10−6
𝜆= = = 0,7 𝑥 10−6 𝑚 = 700 𝑛𝑚
𝑁 3
Dimana N adalah banyaknya pengambilan data secara berulang untuk n yang sama.
denganketelitian:
= 81,65 𝑛𝑚
Sehingga untuk pengambilan data n=200 dengan keberulangan sebanyak 3 kali
diperoleh nilai panjang gelombang sinar laer HeNe 𝜆 = ( 700 ± 81,65)𝑛𝑚
𝛥𝜆 81,65 𝑛𝑚
Presentasi kesalahan relative = 𝜆 𝑥 100% = = 11,6643 %
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 700 𝑛𝑚
700−632,8
Presentasi kesalahan relative terhadap literature = | | 𝑥 100% = 10,62%
632,8
2∆𝑑
Untuk panjang gelombang sinar laser dengan n= 600 yaitu : 𝜆 = 𝑛
2 𝑥 260 𝑥 10−6 𝑚
𝜆= = 866,67 𝑛𝑚
600
2∆𝑑
Untuk panjang gelombang sinar laser dengan n= 1000 yaitu : 𝜆 = 𝑛
2 𝑥 470 𝑥 10−6 𝑚
𝜆= = 940 𝑛𝑚
1000
G. Analisis Data
Hasil perhitungan menunjukan bahwa panjang gelombang sinar laser HeNe adalah
( 700 ± 81,65)𝑛𝑚 untuk data n sebanya 200, 866,67 nm untuk data dengan n=600,
dan 940 nm untuk data dengan n= 1000. Hasil tersebut menyimpang dari literatur
panjang sinar laser HeNe yang besarnya 632,8 nm. Penyimpangan tersebut
diakibatkan karena beberapa hal diantaranya:
1. Kesulitan untuk menentukan pola interferensi di layar karena pola yang
semakin lama semangit kabur.
2. Sensitivitas alat interferometer terhadap gangguan yang seringkali
mengakibatkan perubahan terhadap pola interferensi.
Dari hasil yang didapat juaga terdapat perbadaan antara panjang sinar laser HeNe
dengan data n=200, n=600, dan n=1000. Hasil yang didapat yang mendekati literatur
yang tertera pada alat adalah percobaan dengan data n=200 hal ini dikarenakan kami
mengulang data untuk n=200 sedangkan untuk n=600, dan n=1000 kami hanya
melakukanya satu kali dalam percobaan. Selain itu pola yang kami dapatkan ketika
mengambil data n=600 dan n=1000 pola interferensi yang terlihat pada layar tidak
terlalu jelas sehingga kami kesusahan dalam menentukan pola interferensinya.
H. Kesimpulan
Dari hasil praktikum, dari pengolahan data yang kami dapatkan bahwa panjang sinar
laser HeNe ialah ( 700 ± 81,65)𝑛𝑚 dengan presentasi kesalahan relative terhadap
literatur sebesaar 10,62% untuk n sebanyak 200, 866,67 nm untuk data dengan n=600,
dan 940 nm untuk data dengan n= 1000.
Daftar Pustaka
Tipler, Paul.2001.Fisika untuk Sains dan Teknik jilid 2. Jakarta :Erlangga.
Lampiran