Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIK

JUDUL PERCOBAAN :
PEMODELAN SPEKTRA INFRAMERAH (IR) DENGAN
KOMPUTASI

DI SUSUN OLEH :
Kelompok3 kelas B
Muhamat Aripin (24030116130096)
Rahmah Khairunnisa (24030116140097)
Aiz Irna Akmala (24030116140098)
Sarah Listya Amalia (24030116130098)
Rahmania Rukma (24030116130100)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Pemodelan Spektra Infra Merah (IR)
dengan komputasi”. Tujuan dari percobaan ini adalah mampu memahami dan
memprediksikan spectra IR molekul dan pengaruh molekul, mampu menjelaskan
mode vibrassi molekul dan mampu menjelaskan perbedan antara hasil eksperimen
dan pemodelan. Metode yang digunakan adalah kimia komputassi ab initio.
Prinsip yang digunakan adalah perhitungan struktur molekul untuk optimasi
energy yang paling stabil dan frekuensi vibrasi anharmonik. Hasil dari percobaan
ini didapatkan mode vibrasi air sebanyak 3 dari rumus 3N-6, dengan frekuensinya
yaitu 1769,55cm-1; 4147,51cm-1; dan 4264,58cm-1. Intensitasnya masing- masing
sebesar 0,107307 au, 0,01671, dan 0,059416 au. Hasil mode vibrasi ammonia
sebanyak 6 dari rumus 3N-6, dengan frekuensinya yaitu 1142,28cm-1; 1810,83cm-
1
; 1810,83cm-1; 3704,41cm-1; 3841,79cm-1; dan 3841,81cn-1. Intensitasnya
masing- masing sebesar 0,22271 au; 0,021248 au; 0,021249 au; 0,000152 au;
0,000771 au; dan 0,000771 au. Hasil model vibrasi glisin sebangak 24 dari rumus
3N-6, dengan frekuensinya yaitu 99,93cm-1; 218,66cm-1; 308,18cm-1; 501,46cm-1;
566,05cm-1; 677,92cm-1; 732,67cm-1; 903,06cm-1; 920,39cm-1; 1133,77cm-1;
1190,4cm-1; 1271,26cm-1; 1339,01cm-1; 1391,72cm-1; 1461,97cm-1; 1610,7cm-1;
1632,25cm-1; 1791,55cm-1; 2037,23cm-1; 3124,67cm-1; 3249,27cm-1; 3765,74cm-
1
; 3862cm-1; dan 4129,54cm-1. Intensitanya masing- masing sebesar 0,00286 au;
0,060851 au; 0,004189 au; 0,013606au; 0,034991au; 0,070799au; 0,110361au;
0,195519au; 0,044705au; 0,00514au; 0,015741au 0,170332au; 0,165997au;
0,002108au; 0,056328au; 0,035117au; 0,013619au; 0,061422au; 0,390862au;
0,057201au; 0,024029au; 0,005783au; 0,010388au; dan 0,1203au.

Kata kunci: spectra IR, kimia komputasi, air, ammonia, glisin, frekuensi,
intensitas IR.
PERCOBAAN II
PEMODELAN SPEKTRA INFRAMERAH (IR) DENGAN KOMPUTASI

I. Tujuan
III.1 Mampu memahami dan memprediksi spektra IR molekul dan pengaruh
molekul
III.2 Mampu menjelaskan mode vibrasi molekul
III.3 Mampu menjelaskan perbedaan hasil eksperiment dan permodelan
II. Tinjauan Pustaka
II.1. Kimia Komputasi
Kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil
kimia teori yang diterjemahkan kedalam program computer untuk
menghitung sifat-sifat molekul dan perubahannya maupun melakukan
simulasi terhadap sistem – system besar (makromolekul seperti protein
atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan dan kristal cair)
dan menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata.
Metode kimia komputasi yang sering digunakan ada tiga yaitu ab
initio, semiempiris dan mekanika molekuler. Metode ab initio
digunakan untuk memprediksi sifat sistem kimia yang melibatkan
jumlah atom yang kecil, sementara metode semiempiris mampu
melakukan perhitungan sistem kimia lebih besar. Sistem kimia yang
terdiri dari jutaan atom masih dapat dianalisis menggunakan metode
mekanika molekuler (Hofer,dkk, 2004).

II.2. Ab Initio
Ab initio adalah salah satu metode perhitungan kimia komputasi.
Metode ini mempunyai akurasi paling tinggi dibanding metode lainnya,
namun sebagai konsekuensinya dari pencapaian ketelitian yang tinggi
dari metode ini, diperlukan waktu operasi yang lama sehingga hanya
mungkin diterapkan pada molekul – molekul kecil. Keunggulan metode
ini adalah ia dikembangkan sebagai sebuah konsep yang bersifat umum
yang dapat menjelaskan tentang kimia model. Kimia model teoritis
tediri dari suatu metode HF, MP2 dan lain – lain dan himpunan basis
set.
Tipe yang paling terkenal dari metode ab initio adalah
perhitungan Hartree – Fock (HF) dengan metode pendekatan medan
pusat. Metode ini merupakan perhitungan variasional yang berarti
bahwa energi pendekatan terhitung adalah sama atau lebih tinggi
daripada energi eksaknya.
Sisi baik dari metode ab initio adalah metode ini umumnya
mendekati penyelesaian eksak karena semua jenis pendekatan yang
telah dibuat dapat dianggap cukup kecil secara numerik relatif terhadap
penyelesaian eksaknya. Sisi buruk dari metode ini yaitu metode yang
mahal. Metode ini memerlukan kapasitas yang besar pada waktu
operasi CPU komputer, memori dan ruang penyimpanan (disk). Secara
umum, perhitungan ab initio memberikan kenaikan keakuratan hasil
yang sangat baik dan dapat memberikan kenaikan keakuratan hasil
kuantitatif jika molekul yang dikaji semakin kecil (Jensen, 1999).

II.3. Nwchem
Nwchem adalah software kimia komputasi untuk perhitungan ab
initio baik dengan metode mekanika kuantum atau dinamika molekuler.
Software ini dapat dijalankan pada mesin komputer konvensional atau
high performance dan dapat diinstal secara paralel (Jensen, 1999).

II.4. Infra Red


Spektrofotometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu
metode yangmengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 –
1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000– 10 cm-1 dengan
menggunakan alat yaitu spektrofotometer inframerah. Ada beberapa hal
yang perlu dipenuhi agar terjadi penyerapan radiasi :
1. Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi
molekul ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya
absorbsi adalah terkuantitasi
2. Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi
radiasi elektromagnetik yang diserap
3. Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat
perubahan baik nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan
(Sastrohamidjojo, 1994)
Bagian pokok dari spektrometer inframerah adalah sumber
cahaya inframerah, monokromator dan detektor. Cahaya dari sumber
dilewatkan melalui cuplikan, dipecah menjadi frekuensi-frekuensi
individunya dalam monokromator dan intensitas relatif dari ferkuensi
individu diukur oleh detektor. (Sastrohamidjojo, 1994)
No Daerah infra merah ꓥ dalam μm Bilangan Frekuensi (Hz)
Gelombang
(cm-1)
1 Dekat 0,78 – 2,5 13000 – 4000 3,8 – 1,2
(1014)
2 Pertengahan 2,5 – 50 4000 – 200 1,3 – 0,006
(1014)
3 Jauh 50 – 1000 200 – 10 6,0 – 0,3
(1014)
4 Untuk analisis 2,5 – 15 4000 – 670 1,2 – 0,2
instrumentasi (1014)

(Sastrohamidjojo, 1994)
Keterangan :
c = kecepatan cahaya : 3,0 x
1010 cm/detik
k= tetapan gaya atau kuat
ikat, dyne/cm
µ= massa tereduksi
m = massa atom, gram

II.5. Vibrasi Harmonik


Vibrasi harmonik adalah model biasa yang digunakan untuk
menjelaskan vibrasi. Pada kimia kuantum, vibrasi harmonik digunakan
sebagai model sederhana untuk menjelaskan gerakan vibrasi dari dua
atom, dimana model yang lebih tepat disebut potensial morse. Hal ini
bisa diselesaikan dengan persamaan schrodinger yaitu :
ℎ2 1
- 2𝑚 ∑
𝑛=2 𝑛(𝑛 − 1)𝐶𝑛𝑋
𝑛−2
= 2 k𝑥 2 ∑∞ 𝑛 ∞
𝑛=0 𝐶𝑛𝑋 = 𝐸 ∑𝑛=0 𝐶𝑛𝑋
𝑛

(Cramer, 2004)

II.6. Vibrasi Anharmonik


Vibrasi ikatan pada molekul-molekul dapat dianalisis dari
spectra IR. Spectra IR dihasilkan dari transisi tingkat energy vibrasi
(ikatan molekul). Tingkat energy diperoleh dengan menyelesaikan
persamaan schrodinger dan tergantung pada bentuk energy potensial.
Salah satu adalah asilator anharmonik morse dengan persamaan :
2
V (r) = Dc (1-𝑒 𝑎(𝑟−𝑟𝑒) )
Dengan x(x=r-re) adalah perubahan panjang ikatan dari
keadaansetimbang re (Cramer, 2004)
II.7. Mode Vibrasi
Pada mode normal, vibrasi molekul dimana beberapa arah semua
atom bergetar bersama dengan frekuensi yang sama. Mode normal
merupakan vibrasi dasar pada syarat vibrasi yang lain diperoleh dengan
menempatkan mode yang sesuai pada proporsi yang dibutuhkan.
(Atkins, 2006)
Di dalam Kristal ditentukan sejumlah frekuensi maksimum
vibrasi, yang disebut frekuensi Debye, Vd, frekuensi maksimum
tersebut ada karena system yang terdiri dari N molekul yang hanya
memiliki 3N mode vibrasi. Jadi, terdapat mode yang tergantung pada
jenis molekul linier, 3N-5 atau non linier 3N-6 dengan N adalah jumlah
atom. (Atkins, 2006).

II.8. Macam- Macam Vibrasi


Vibrasi molekul terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Vibrasi Regangan (streching)
Dalam vibrasi ini, atom bergerak terus sepanjang ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara
keduanya, walaupun sudut ikatan tidak tak berubah. Vibrasi
regangan ada dua macam, yaitu:
1. Regangan simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan
searah dalam satu bidang datar.
2. Regangan asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak
searah tetapi masih dalam satu bidang datar.

b. Vibrasi tekukan (Bendung)


Jika sistem tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul
yang lebih besar maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau
vibrasi devormasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul
secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini dibagi menjadi empat,
yaitu:
1. Vibrasi goyangan (rocking), unit struktur bergerak mengayun
asimetri tetapi masih dalam bidang datar.

2. Vibrasi guntingan, unit struktur bergerak mengayun simetri


dan masih dalam bidang datar.
3. Vibrasi kibasan, unit struktur mengibas keluar dari bidang
datar.

4. Vibrasi pelintiran

II.9. Intraksi Molekul


Interaksi intramolekul dan antarolekul (melalui elktron) adalah
menyebabkan sifat- sifat khas pada zat seperti:
1. Titik didih pada molekul sederhana H2O
2. Kinerja enzim tergantung pH dan temperature pada molekul
kompleks protein
Interaksi intramolekul dan antarolekul (melalui elktron) adalah
yang menyebabkan sifat- sifat khas pada atom-atom penyususn molekul
zat dan menjadi dasar analisi molekul dengan NMR yaitu berdasarkan
perbedaan sifat- sifat listrik diingkungan atom penyusun molekul
contohnya: asam amino alanin dan asparagin. Oleh karena itu mengui
sifat- sifat interaksi antarmolekul harus diawali dengan penggambaran
sifat- sifat listrik molekul dan molekul dala keadaan struktur gwomwtri
setimbang (keadaan energy terendah). Akibat interaksi diantaranya
adalah interaksi molekul membentuk fasa bulkdan perubahan struktur
geometrid an sifat- sifat fisik molekul (Brady, 1994)
III. Metode Percobaan
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
-Seperangkat computer - Software Nwchem
- Software Chemcraft
III.1.2. Bahan
-File input air - File input Glycine
- File input amonnia
III.2. Skema Kerja
III.2.1. Penentuan spektra molekul H2O

Matrik Z H2O

Perubahan file menjadi .nw


Optimasi dengan menggunakan rumus:
Nwchem air.nw >&air.out &

Hasil

III.2.2. Penentuan spektra molekul NH3

Matrik Z NH3

Perubahan file menjadi .nw


Optimasi dengan menggunakan rumus:
Nwchem ammonia.nw >& ammonia.out &

Hasil
III.2.3. Penentuan spektra molekul Glycine

Matrik Z Glycine

Perubahan file menjadi .nw


Optimasi dengan menggunakan rumus:
Nwchem glycine.nw >&glycine.out &

Hasil
IV. Data Pengamatan
Nama Mode Vibrasi Frekuensi (cm-1) Intensitas (au)
Molekul
Guntingan 1769,55 0,107307

H2O Simetri 4147,51 0,01671


Asimetri 4264,58 0,059416
Kibasan 1142,28 0,22271
Goyangan 1810,83 0,021248
Guntingan 1810,83 0,021249
NH3
Simetri 3704,41 0,000152
Asimetri 3841,79 0,000771
Asmetri 3841,81 0,000771
Goyangan 99,93 0,00286
Asimetri 218,66 0,060851
Asimetri 308,18 0,004189
Goyangan 501,46 0,013606
Kibasan 566,05 0,034991
Asimetri 677,92 0,070799
Kibasan 732,67 0,110361
Kibasan 903,06 0,195519
Glycine Simetri 920,39 0,044705
Goyangan 1133,77 0,00514
Kibasan 1190,4 0,015741
Guntingan 1271,26 0,170332
Pelintiran 1339,01 0,165997
Pelintiran 1391,72 0,002108
Simetri 1461,97 0,056328
Simetri 1610,7 0,035117
Guntingan 1632,25 0,013619
Guntingan 1791,55 0,061422
Asimetri 2037,23 0,390862
Asimetri 3124,57 0,057201
Asimetri 3249,27 0,024029
Simetri 3765,74 0,005783
Asimetri 3862 0,010388
Simetri 4129,54 0,1203
V. Hipotesis
Percobaan yang berjudul pemodelan spectra inframerah (IR) dengan
komputasi ini bertujuan untuk memahami dan memprediksi spektra IR
molekul dan pengaruh molekul , mampu menjelaskan mode vibrasi molekul
dan mampu menjelaskan perbedaan antara hasil eksperimen dan pemodelan.
Metode yang digunakan dalam percobaan adalah ab initio dengan perhitungan
SCF basic seet. Ab initio yaitu salah satu metode perhitungan kimia
komputasi. Metode ini mempunyai akurasi paling tinggi dibanding metode
lainnya, namun sebagai konsekuensinya dari pencapaian ketelitian yang tinggi
dari metode ini, diperlukan waktu operasi yang lama sehingga hanya mungkin
diterapkan pada molekul – molekul kecil. Keunggulan metode ini adalah ia
dikembangkan sebagai sebuah konsep yang bersifat umum yang dapat
menjelaskan tentang kimia model. Prinsip dasar percobaan yaitu perhitungan
struktur molekul untuk optimasi energi yang paling stabil dan frekuensi
vibrasi dengan persamaan vibrasi anharmonik. Kemungkinan hasil yang
diperoleh yaitu Mode vibrasi pada molekul.
VI. Pembahasan
Percobaan berjudul “Pemodelan Spektra Inframerah (IR) dengan
Komputasi” bertujuan untuk memahami dan memprediksi spektra IR molekul
dan pengaruh molekul , mampu menjelaskan mode vibrasi molekul dan
mampu menjelaskan perbedaan antara hasil eksperimen dan pemodelan.
Metode yang digunakan dalam percobaan adalah ab initio dengan perhitungan
SCF basic seet. Ab initio yaitu salah satu metode perhitungan kimia
komputasi. Metode ini mempunyai akurasi paling tinggi dibanding metode
lainnya, namun sebagai konsekuensinya dari pencapaian ketelitian yang tinggi
dari metode ini, diperlukan waktu operasi yang lama sehingga hanya mungkin
diterapkan pada molekul – molekul kecil (Jensen,1999). Keunggulan metode
ini adalah ia dikembangkan sebagai sebuah konsep yang bersifat umum yang
dapat menjelaskan tentang kimia model. Prinsip dasar percobaan yaitu
perhitungan struktur molekul untuk optimasi energi yang paling stabil dan
frekuensi vibrasi dengan persamaan vibrasi anharmonik.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini adalah membuat
matriks Z dari senyawa yang akan diprediksi mode vibrasi dan spektra IR.
Senyawa yang digunakan adalah Glycine, NH3 dan H2O. Pembuatan matriks Z
menggunakan software Gaussian beserta Bassis Set matrik Z adalah rumusan
untuk membentuk posisi atom dari atom terdekatnya yang digunakan sebagai
parameter untuk menggambarkan suatu molekul seperti panjang ikatan, sudut,
dan dihedral. Setelah matriks Z dibuat file disimpan dengan format
namefile.gjf agar dapat melihat bentuk tiga dimensi dari matriks Z yang telah
dibuat dengan membuka software Gauss View. Selanjutnya file yang
berformat filename.gif diganti menjadi filename.nw pada OS Linux dengan
menyambungkan komputer ke server komputasi melalui LAN dengan
menggunakan File Zilla. Kemudian file nw_Amonia, nw_Air dan nw_Glycine
di copy ke komputer server kemudian dilakukan perhitungan pada NwChem
dengan format fileinput.nw >& fileinput.Out dan kemudian enter. Pada OS
Linux terdapat beberapa perintah dasar seperti:
Ls : melihat file

Mkadir : membuat folder

Cd : masuk ke dalam folder

Ps : mengecek perhitungan

Mv : Memindahkan atau mengubah nama file

Pr : Menyiapkan file untuk dicetak /print

Rm : Menghapus file

Ketika perhitungan (running) sesekali dilakukan pengecekan


perhitungan sambil menunggu hasil optimasi. Setelah optimasi selesai, hasil
yang diperoleh dibuka dengan menggunakan software Chemcraft untuk
mengetahui besarnya frekuensi, mode vibrasi, banyaknya vibrasi, sepektra IR,
dan energi dari molekul NH3, H2O, dan Glycine. Selanjutnya hasil pemodelan
yang diperoleh dibandingkan dengan hasil eksperimen.

VI.1. Spektra IR Molekul H2O


Air merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul H2O,
suatu molekul air tersusun atas dua atom-atom hydrogen yang terikat
secara kovalen pada suatu atom hydrogen.
Z matriks yang dibuat akan diperoleh mode vibrasi dan
frekuensinya untuk molekul non linear 3N-6 dengan N adalah jumlah
atom, jadi 3N-6 = 3(3) – 6 = 3. Mode vibrasi dari molekul H2O ada 3,
yaitu :
1.
Gambar di atas adalah bentuk molekul H2O dalam mode
vibrasi guntingan. Bentuk guntingan adalah hasil struktur
bergerak mengayun simetri dan masih dalam bidang datar yang
memiliki frekuensi sebesar 1769,55 cm-1 dan intensitas sebesar
0,107307 au.
2.

Gambar di atas adalah bentuk molekul H2O dengan mode


vibrasi simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah
dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi 4147,51 cm-1
dan intensitas 0,01671 au.
3.

Gambar di atas adalah bentuk molekul H2O dengan mode


vibrasi regangan asimetri, yaitu unit struktur bergerak
bersamaan dan tidak searah tapi, masih dalam bidang datar,
frekuensinya 4264,58 cm-1 dan intensitas sebesar 0,059416 au.

Kemudian setelah dimasukkan data (input) ke dalam nwchem


di dapatkan energy vibrasi molekul sebesar -76,0236150 joule setara
dengan -4,578902331 x 1022 kj/mol.
 Spektra IR H2O hasil pemodelan :

 Spektra IR H2O hasil eksperimen

Dari gambar di atas, spectra IR hasil pemodelan dan


eksperimen didapatkan 3 peak dengan frekuensi dan intensitas yang
berbeda. Ketiga puncak menunjukkan adanya mode vibrasi pada ikatan
O-H yang berbeda. Molekul H2O tidak stabil, maka dari itu H2O
bervibrasi untuk menstabilkan molekul-molekul tersebut. Sehingga
spectra IR H2O hasil pemodelan dan eksperimen sama-sama
menghasilkan 3 peak, dimana pada spectra IR pemodelan sumbu x
adalah transmitan relatif dan sumbu y adalah bilangan gelombang.

VI.2. Spektra IR Molekul NH3


Ammonia adalah gas tak berwarna, baunya menusuk, terdiri
atas unsure nitrogen dan hydrogen, mudah sekali larut dalam air,
bahaya bagi kesehatan karena bisa berakibat kematian (daintith, 1994).
Z matriks yang dibuat akan diperoleh mode vibrasi dan
frekuensinya untuk molekul non linear 3N-6 dengan N adalah jumlah
atom, jadi 3N-6 = 3(4) – 6 = 6. Mode vibrasi dari molekul NH3 ada 6,
yaitu :
1.

Gambar di atas adalah bentuk molekul NH3 dengan mode


vibrasi kibasan,unit struktur mengibas keluar dari bidang datar
yang memiliki frekuensi 1142,28 cm-1 dan intensitas 0,22271
au.
2.
Gambar di atas adalah bentuk molekul NH3 dengan mode
vibrasi goyangan (rocking), unit struktur bergerak mengayun
asimetri tetapi masih dalam bidang datar
yang memiliki frekuensi 1810,83 cm-1
dan intensitas 0,021248 au.
3.

Gambar di atas adalah bentuk molekul NH3 dengan mode


vibrasi guntingan, unit struktur bergerak mengayun simetri dan
masih dalam bidang datar yang memiliki frekuensi 1810,83cm-1
dan intensitas 0,021249 au.

4.

Gambar di atas adalah bentuk molekul NH3 dengan mode


vibrasi simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah
dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi 3704,41 cm-1
dan intensitas 0,000152 au.
5.
Gambar di atas adalah bentuk molekul NH3 dengan mode
vibrasi asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak
searah tetapi masih dalam satu bidang datar yang memiliki
frekuensi 3841,79 cm-1 dan intensitas 0,000771 au.

6.

Gambar di atas adalah bentuk molekul NH3 dengan mode


vibrasi asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak
searah tetapi masih dalam satu bidang dataryang memiliki
frekuensi 3841,81 cm-1 dan intensitas 0,000771au.
Kemudian setelah dimasukkan data (input) ke dalam nwchem
di dapatkan energy vibrasi molekul sebesar -56,1955448 hatree setara
dengan -147541,4028724 kj/mol
 Spektra IR NH3 hasil pemodelan :

 Spektra IR NH3 hasil eksperimen


Dari gambar di atas, spectra IR hasil pemodelan dan
eksperimen didapatkan 4 peak dengan frekuensi dan intensitas yang
berbeda. Keempat puncak menunjukkan adanya mode vibrasi pada
ikatan N-H yang berbeda. Molekul NH3 tidak stabil, maka dari itu NH3
bervibrasi untuk menstabilkan molekul-molekul tersebut. Sehingga
spectra IR NH3 hasil pemodelan dan eksperimen sama-sama
menghasilkan 4 peak, dimana pada spectra IR pemodelan sumbu x
adalah transmitan relatif dan sumbu y adalah bilangan gelombang.

VI.3. Spektra IR Molekul Glycine


Glycine merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul
C2H5NO2. Suatu molekul glycine tersusun atas dua atom karbon, lima
atom hydrogen, satu atom nitrogen, dan dua atom oksigen yang
masing-masing atom terikat secara kovalen membentuk struktur
tertentu.
Z matriks yang dibuat akan diperoleh mode vibrasi dan
frekuensinya untuk molekul non linear 3N-6 dengan N adalah jumlah
atom, jadi 3N-6 = 3(10) – 6 = 24. Mode vibrasi molekul glycine ada
24, yaitu:
1.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dalam mode vibrasi


goyangan. Bentuk vibrasi adalah hasil struktur bergerak mengayun
asimetri tetapi masih dalam bidang datar yang memiliki frekuensi
sebesar 99,93 cm-1 dan intensitas sebesar 0,00286 au.
2.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi regangan asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan
tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar yang memiliki
frekuensi 218,66 cm-1 dan intensitas 0,060851 au.

3.

Gambar diatas adalah bentuk molekul glycine dengan mode vibrasi


asimetri, yaitu unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah
tetapi masih dalam bidang datar. Frekuensinya 308,18 cm-1 dan
intensitas sebesar 0,004189 au.
4.
Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode
vibrasi goyangan, unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi
masih searah dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi
501,46 cm-1 dan intensitas 0,013606 au.
5.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi kibasan, unit struktur mengibas keluar dari bidang datar
yang memiliki frekuensi 566,05 cm-1 dan intensitas 0,034991 au.

6.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi regangan asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan
tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar yang memiliki
frekuensi 677,92 cm-1 dan intensitas 0,070799 au.

7.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode vibrasi


kibasan. Unit struktur mengibas keluar dari bidang datar.
Frekuensinya adalah 732,67 cm-1 dan intensitas 0,110361 au.

8.
Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode vibrasi
kibasan, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam satu
bidang datar yang memiliki frekuensi 903,06 cm-1 dan intensitas
0,195519 au.

9.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode vibrasi


asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah tetapi
masih dalam satu bidang datar. Frekuensinya adalah 920,39 cm-1
dan intensitasnya 0,044705 au.

10. 0

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode vibrasi


goyangan, unit struktur bergerak mengayun asimetri tetapi masih
searah dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi 1133,77
cm-1 dan intensitas 0,00514 au.

11.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode vibrasi


kibasan, unit struktur mengibas keluar dalam bidang datar yang
memiliki frekuensi 1190,4 cm-1 dan intensitasnya 0,015741 au.
12.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode vibrasi


guntingan, unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih
dalam bidang datar yang memiliki frekuensi 1271,26 cm-1 dan
intensitas 0,170332 au.

13.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi pelintiran, yang memiliki frekuensi 1339,01 cm-1 dan
intensitas 0,165997 au.
14.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi pelintiran, yang memiliki frekuensi 1391,72 cm-1 dan
intensitas 0,002108 au.

15.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam
satu bidang datar, yang memiliki frekuensi 1461,97 cm-1 dan
intensitas 0,056328 au.
16.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah dalam
satu bidang datar yang memiliki frekuensi 1610,7 cm-1 dan
intensitas 0,013619 au.

17.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi guntingan, unit struktur bergerak mengayun simetri dan
masih dalam bidang datar yang memiliki frekuensi 1632,25 cm-1
dan intensitas 0,013619 au.
18.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dalam mode vibrasi


guntingan, unit struktur bergerak mengayun simetri dan masih
dalam bidang datar yang memiliki frekuensi 1791,55 cm-1 dan
intensitas 0,061422 au.
19.
Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode
vibrasi asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah
tetapi masih dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi
2037,23 cm-1 dan intensitas 0,390862 au.
20.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi asimetr, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak searah
tetapi masih dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi
3124,67 cm-1 dan intensitas 0,057201 au.
21.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi regangan asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan
tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar yang memiliki
frekuensi 3249,27 cm-1 dan intensitas 0,024029 au.
22.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi regangan simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan
searah dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi 3765,74
cm-1 dan intensitas 0,005783 au.
23.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi regangan asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan
tidak searah tetapi masih dalam satu bidang datar yang memiliki
frekuensi 3862 cm-1 dan intensitas 0,010388 au.
24.

Gambar di atas adalah bentuk molekul glycine dengan mode


vibrasi regangan simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan
searah dalam satu bidang datar yang memiliki frekuensi 4129,54
cm-1 dan intensitas 0,1203 au.

Kemudian setelah dimasukkan data (input) ke dalam nwchem


di dapatkan energi vibrasi molekul sebesar -282,8450791 hartree setara
dengan -742609,75517705 kJ/mol.
 Spectra IR Glycine hasil pemodelan:
 Spectra IR Glycine hasi eksperimen

Dari gambar di atas, spectra IR hasil pemodelan dan


eksperimen mendapatkan 17 peak dengan frekuensi dan intensitas
yang berbeda. 17 puncak menunjukkan adanya mode vibrasi pada
ikatan O-H, C=O, N-H, C-H yang berbeda. Molekul glycine tidak
stabil, maka dari itu glycine bervibrasi untuk menstabilkan molekul-
molekul tersebut. Sehingga spectra IR pemodelan sumbu x adalah
transmitan relative dan sumbu y adalah bilangan gelombang.
VII. Penutup
VII.1. Kesimpulan
VII.1.1. Dapat diperoleh hasil spektra IR dari molekul air dengan 3
puncak, yaitu pada frekuensi 1769,55 cm-1, 4147,51 cm-1,
dan 4264,58 cm-1 ; pada molekul amonnia dengan 4
puncak, yaitu pada frekuensi 1646 cm-1, 1767,973 cm-1,
4147,913cm-1, dan 4262,752cm-1; pada molekul Glycine
dengan 17 puncak, yaitu pada frekuensi 1,77 cm-1, 191,469
cm-1, 220,34 cm-1, 500,264 cm-1, 676,655 cm-1, 734,173
cm-1, 906,729 cm-1, 1132,969 cm-1, 1271,013 cm-1,
1340,036 cm-1, 1462,742 cm-1, 1612,29 cm-1, 2037,928
cm-1, 3123,112 cm-1, 3249,653 cm-1, 3767,32 cm-1, dan
4127,77 cm-1.
VII.1.2. Mode Vibrasi pada molekul air sebanyak 3, yaitu vibrasi
guntingan, vibrasi regangan simetri dan asimetri; pada
molekul ammonia sebanyak 6, yaitu vibrasi kibasan,
goyangan, guntingan, simetri, asimetri, dan asimetri; dan
pada molekul glisin sebanyak 24, yaitu vibrasi goyangan,
asimetris, asimetris, goyangan, kibasan, asimetris, kibasan,
kibasan, asimetris, goyangan, kibasan, guntingan,
pelintiran, pelintiran, simetri, simetri, guntingan,
guntingan, asimetri, asimetri, asimetri, simetri, asimetri,
dan simetri.
VII.2. Saran
VII.2.1. Pada saat melakukan percobaan pastikan computer atau
laptop telah terinstal software komputasi.
VII.2.2. Pada saat melakukan percobaan pastikan computer atau
laptop tersambung dengan jaringan internet yang stabil dan
VPN.
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 26 April 2018


Praktikan

Muhammat Aripin Rahmah Khoirunnisa Aiz Irna Akmala


(24030116130096) (24030116140097) (24030116140098)

Sarah Listya Amalia Rahmania Rukma


(24030116130098) (24030116130100)

Mengetahui,
Asisten

Ahmad Dzikrullah
(24030114140097)
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 1 Mei 2018


Praktikan

Muhammat Aripin Rahmah Khoirunnisa Aiz Irna Akmala


(24030116130096) (24030116140097) (24030116140098)

Sarah Listya Amalia Rahmania Rukma


(24030116130098) (24030116130100)

Mengetahui,
Asisten

Ahmad Dzikrullah
(24030114140097)
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. , 2006, Physical Chemistry, 8th edition, Oxford

Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Edisi Kelima. Jilid Pertama. Penerbit
Erlangga: Jakarta

Cramer, 2004, Essential of computational Chemistry: Theories and Models, edisi


kedua, john wiley & sons, Ltd., England

Hofer, et.al, Recent Development and Challengers In Chemical Simulations, J.


Comput. Chem

Jensen, et.al, 1999, Phases and Dynamic in The Develophment Of Eu Industrial


Relations Regulation. Industrial Relation Journal

Sastrohamidjojo, H., 1994, Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (Nuclear


Magnetic Resonance, NMR), Liberty, Yogyakarta

Silva, Constanc, F.P, etal, 1999, A concerted SCF-MO ab initio and vibrational
spectroscopic study of the conformational isomerism in 2-aminoethanol,
Journal of Molecular Structure, Volume 482-283, Hal 591-599

Anda mungkin juga menyukai