Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN VIII
KINETIKA REAKSI PEMECAHAN EMULSI KRIM SANTAN
OLEH ASAM

Kelompok 10 (Kelas B):


Chyntia Febianti 24030116140059
Safira Anantul F. 24030116140060
Ifan Bagus H. 24030116140061
Siti Mutingatun 24030116130062
Nida Pridananti 24030116140063
Andrey Yudistira W. 24030116130066
Asisten :
Laila Nur Mastuti 24030114120061

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PERCOBAAN VIII
KINETIKA REAKSI PEMECAHAN EMULSI KRIM SANTAN
OLEH ASAM

I. Tujuan Percobaan
Menentukan tingkat reaksi terhadap H+ pada reksi pemecahan emulsi
krim santan oleh asam.

II. Tinjauan Pustaka


2.1 Kinetika Reaksi
Kinetika kimia mempelajari tentang laju reaksi dan mekanisme
terjadinya reaksi. Untuk mengetahui mekanisme suatu reaksi, dipelajari
perubahan laju yang disebabkan oleh perbedaan konsentrsi pereaksi, hasil
reaksi dan katalis. Keterangan yang paling penting dapat pula diperoleh
dari studi mengenai pengaruh suhu, tekanan pelarut, konsentrasi eektrolit
atau komponen isotropik terhadap laju reaksi karena mekanisme adalah
patokan untuk menerangkan hasil-hasil percobaan tidak harus hanya ad
satu mekanisme, meskipun mekanisme tersebut memperhitungkan semua
fakta (Atkins, 1997).

2.2 Laju Reaksi


Hasil umum dan eksperimen mengukur laju reaksi pengamatan
bahwa laju reaksi itu bergantung pada komposisi dan temperatur campuran
reaksi.
V = k [A] [B]
Orde reaksi terhadap suatu komponen merupakan pangkat dari
konsentrasi komponen itu. Dalam hukum laju orde keseluruhan reaksi
merupakan penjumlahan orde semua komponennya (Atkins, 1997).

2.3 Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid yang fase pendispersinya berupa zat
cair dan medium pendispersinya berupa zat cair. Bila medium pendispersi
berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat. Contoh emulsi padat adalah
mentega dan keju (Dogra, 1998).

2.4 Krim Santan

Santan kelapa merupakan emulsi minyak dalam air yang berwarna


putih ,diperoleh dengan cara memeras daging kelapa segar yang telah
diparut. Santan tergolong emulsi terpores karena pada kondisi normal
bersifat tidak stabil dan suatu waktu akan terpisah menjadi krim pad
bagian atas dan skim pada bagian bawah. Jika santan dibiarkan akan
nampak cairan putih kental disebut krim santan. Bagian bawah cairan
putih agak keruh (Fessenden,1990).

2.5 Fosfolipid

Fosfolipid adalah lipid yang mengandung ester phosfat


fosfogliserida. Suatu tipe fosfolipid erat hubungannya dengan lemak dan
minyak. Senyawa ini mengandung ester asam lemak pada dua posisi
gliserol dengan suatu ester fosfat pada posisi ketiga. Fosfogliserida bersifat
berbeda karena moekulnya berisi dua ekor hidrofobik panjang dan satu
hidrofilik polar. Oleh karena itu, fosfogliserida bersifat surfaktan netral
yang merupakan zat engemulsi yang bagus .
Struktur fosfolipid:
O

R1 C O

O CH2 O P O

R2 CH CH2 X
O

C O
ujung polar
O
ujung non polar

(Fessenden, 1990).
2.6 Penentuan Orde Reaksi

a. Metode Integrasi

Metode yang mencocokan persamaan reaksi dengan data


percobaan. Kendalanya ada reaksi samping dan mempengaruhi hasil
percobaan. Cara ini yang paling tepat.
b. Metode Paruh Waktu

Suatu reaksi berorde R, waktu paruh sebanding dengan dimana Co


adalah konsentrasi awal reaksi. Data hasil percobaan dimasukan dalam
persamaan dan dibuat kurva garis lurus dengan cara yang sama seperti
metode integrasi.
c. Metode Laju Reaksi Awal

Pada metode ini, reaksi kebalikan dan reaksi samping dapat


dihilangkan. Langkah yang dilakukan adalah mengukur laju reaksi awal
dengan konsentrasi aal reaktan berbeda.
(Dogra, 1998)

2.7 Reaksi Orde Pertama

Jika laju reaksi suatu kimia berbaanding lurus dengan pangkat suatu
konsentrasi dari harga satu pereaksi, dirumuskan :
𝑑 [𝐴]
= k [A]
𝑑𝑡
𝑑 [𝐴]
= k dt
[𝐴]

yang dapat diintegerasikan langsung karena awalnya (t=0), konsentrasi


A=[A]0, maka pada waktu t konsentrasinya [A].

[𝐴] 𝑑[𝐴] 𝑡
∫[𝐴] [𝐴]
= −𝑘 ∫0 𝑑𝑡
0
ln[𝐴] − ln[𝐴]0 = −𝑘𝑡
ln[𝐴]
= −𝑘𝑡
ln[𝐴]0

[A] = [A]0 .e –kt (Atkins, 1997)

2.8 Katalis Asam

Katalis merupakan zat yang tidak habis bereaksi atau tidak ikut
dalam reaksi. Pada percobaan menggunakan konsentrasi zat berbagai
spesi yang berbeda. Bila hanya ungkapan kH+ (H+) saja yang besar
nilainya, reaksi disebut dengan reaksi katalis spesifik ion hidrogen.
Dalam mekanisme ini proton dipindahkan dari asam HA ke substrat δ,
kemudian dibentuk asam dari substrat bereaksi dengan molekul air
untuk membentuk hasil P.
δ + ∆ H+↔ δH+ + A
δH+ + H2O → P + H3O+

Bila δH+ diandaikan berada dalam keadaan mantap, maka :


𝑑 δH+
= 0 = k1 [δ][AH+] – k-1 [δH+] [A] + k2 [δH+]
𝑑𝑡

Laju terbentuknya hasil dinyatakan dalam :


𝑑 [𝑃] 𝑘1 𝑘2 [𝛿][𝐻 + ]
= k2 [δH+] =
𝑑𝑡 𝑘−1 [𝐴]+𝑘2

Bila k2 >> k-1 [A]


𝑑 [𝑃]
= k2 [δH+]
𝑑𝑡

Dan reaksi ini dinyatakan dikatalisa oleh asam, sebaliknya k2 <<


k1 [A]
𝑑 [𝑃] 𝑘1 𝑘2 [𝛿][𝐻 + ] 𝑘 𝑘
= = 𝑘 1 .𝑘2 [𝛿][𝐴𝐻+ ]
𝑑𝑡 𝑘−1 [𝐴]+𝑘2 −1

Bentuk yang kedua diperoleh dengan memasukan:


[𝐴][𝐻]+
k= [𝐴𝐻 + ]
(Atkins, 1997)
2.9 Sistem Koloid

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau
lebih di mana partikel zat berukuran koloid tersebar merata dalam zat
lain. ukuran berkisar 1-100 nm. Jenis-jenis koloid :
a) Sol (fase terdispersi padat)
b) Emulsi (fase terdispersi cair)
c) Buih (fase terdispersi gas)
(Dogra, 1998)
2.10 Emulgator
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator
yaitu zat yang dapat ditarik oleh kedua zat cair tersebut. Contoh : sabun
untuk mengemulsikan minyak dan air kasein sebagai emulgator pada
susu. Emulgator adalah bagian berupa zat yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal
ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu:
1) Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)
2) Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Dipergunakan sebagai obat dalam atau peroral. Umumnya emulsi
tipe O/W.
2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O
tergantung banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi
yang dikehendaki.
Emulsi merupakan campuran antara minyak dengan air. Pada
umumnya minyak dan air tidak dapat saling menyatu sehingga diperlukan
emulgator yang dapat menyatukan keduanya (Dogra,1998).
2.11 Analisa Bahan

2.11.1 Santan

Sifat fisik : berupa cairan, berwarna putih.


Sifat kimia :memiliki kandungan air, protein, dan asam lemah,
dapat diperoleh dengan cara perasan kelapa
menggunakan air
(Daintith, 1994)
2.11.2 Aquadest
Sifat fisik :berupa larutan, tak berwarna, tak berasa, tak berbau,
TD=1000C, TL= 00C, densitas=1 g/mL, BM= 18 g/mol
Sifat kimia :merupakan pelarut universal, bersifat polar
(Daintith, 1994)

2.11.3 CH3COOH
Sifat fisik : larutan tak berwarna, TD : 110oC, BM : 60 g/mol
Sifat kimia : merupakan asam lemah
(Daintith, 1994)
III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan

3.1.2 Alat :
 gelas beker
 pH meter
 gelas ukur
 pengaduk
 pipet tetes

3.1.3 Bahan :
 Santan kelapa
 Aquades
 CH3COOH

3.2 Skema Kerja

Kelapa Tua

- Pengupasan kulit kelapa


- Pemarutan kelapa
- Penambahan aquades
- Pendiaman santan selama 30 menit
- Pengambilan masing-masing 50 ml krim
santan dan dimasukkan kedalam 4 gelas
beker

Krim Skim
50 mL krim santan

Gelas beker 1
- Penambahan 5 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)

Hasil

50 ml Krim santan

Gelas beker 2
- Penambahan 10 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)

Hasil

50 ml Krim santan

Gelas beker 3
- Penambahan 15 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)

Hasil
50 ml Krim santan

Gelas beker 4
- Penambahan 20 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)

Hasil
IV. Data Pengamatan

Penambahan pH

CH3COOH 0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit 75 menit

5 tetes 5,3 5,3 5,3 5,3 5,1 4,9

10 tetes 5,1 5,0 5,0 5,0 4,9 4,8

15 tetes 4,8 4,8 4,7 4,7 4,7 4,6

20 tetes 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,5


V. Hipotesa

Percobaan ini berjudul “Kinetika Reaksi Pemecahan Emulsi Krim


Santan oleh Asam” bertujuan untuk menentukan tingkat reaksi terhadap
H+ pada reaksi pemecahan emulsi krim santan oleh asam. Prinsip pada
percobaan ini yaitu pemecahan emulsi dalam krim santan oleh H+ dengan
penambahan asam lemah dan variasi pH. Metode yang digunakan adalah
𝑑[𝐻+]
deferensial untuk membuat grafik hubungan vs log [H+]. Hasil yang
𝑑𝑡

akan diperoleh adalah semakin lamanya waktu pendiaman krim santan


akan menunjukkan peningkatan keasaman (konsentrasi H+) dengan
terjadinya penurunan pH.
VI. Pembahasan
Percobaan yang berjudul“Kinetika Reaksi Pemecahan Emulsi Krim
Santan oleh Asam” inibertujuan untuk menentukan tingkat reaksi terhadap H+
pada reaksi pemecahan emulsi krim santan dengan adanya penambahan H+
dari asam. Prinsip pada percobaan ini yaitu pemecahan emulsi dalam krim
santan oleh H+ dengan penambahan asam lemah dan variasi pH. Metode yang
𝑑[𝐻 + ]
digunakan adalah deferensial untuk membuat grafik hubungan vs log
𝑑𝑡

[H+]. Krim santan merupakan sistem emulsi minyak dalam air (M/A) dimana
minyak dan air tidak dapat bercampur.
Perlakuan awal yang dilakukan yaitu pemarutan kelapa yang telah
dikupas kulitnya. Hal ini karena kulit kelapa akan mengotori santan hasil
pemarutan. Kelapa yang digunakan adalah kelapa tua, hal ini karena kelapa
tua mengandung lebih banyak asam lemak jenuh yaitu 91.2% daripada kelapa
muda (Santoso dkk, 1996). Parutan kelapa hasil pemarutan ditambahkan
aquades dan diperas hingga ampas kelapa cukup kering agar santan yang
dihasilkan cukup banyak.
Selanjutnya santan yang dihasilkan didiamkan selama 30 menit yang
bertujuan untuk memisahkan fasa minyak dan fasa air dalam santa. Dimana
setelah pendiaman ini terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan atas berupa krim
santan dan lapisan bawah berupa skim santan yang berupa air. Krim santan
merupakan fasa minyak yang mengandung protein dan minyak memiliki berat
jenis (0,924 g/ml) lebih kecil daripada berat jenis air (1 g/ml), sehingga krim
santan berada di atas (Asyari, 2006). Kemudian krim santan dibagi menjadi 4
bagian yang masing-masing 50 ml. Pada tiap gelas beker yang berisi krim
santan ditambahkan asam asetat yaitu masing-masing sebanyak 5 tetes, 10
tetes, 15 tetes dan 20 tetes sambil diaduk. Penambahan asam asetat (H+)
berfungsi untuk memecah emulsi pada zat pemantap sehingga terjadi
pemisahan antara minyak, air, dan zat pemantap. Pengadukan bertujuan untuk
mempercepat reaksi pemecahan emulsi. Penambahan larutan asam dapat
digunakan larutan asam lain, dengan catatan asam tersebut merupakan asam
lemah. Hal ini dikarenakan asam lemah tidak terhidrolisis sempurna.
Reaksi ionisasi asam asetat :
CH3COOH CH3COO- + H+
( Vogel,1990 )
Dilakukan variasi penambahan asam asetat bertujuan agar didapatkan
variasi pH untuk menentukan tingkat reaksi pada pemecahan emulsi krim
santan oleh asam. Sehingga setelah penambahan asam asetat, dilakukan
pengukuran pH awal masing-masing larutan dan pengukuran pH berlanjut
setiap 15 menit sampai 5 kali agar diketahui perubahan pHnya. Waktu
pendiaman selama 15 menit digunakan untuk mentukan pengaruh lama waktu
pemecahan emulsi krim santan terhadap keasamannya.
Santan merupakan zat pengemulsi yang memiliki gugus fosfolipid.
Fosfolipid memiliki bagian kepala yang bersifat hidrofilik (polar) yakni gugus
fosfat, dan bagian ekor yang bersifat hidrofobik (non polar) yakni rantai asam
lemak.
O
X= gugu alkohol
R1 C O antara lain kolin,
etanolamina, serin
O CH2 O P O dan inositol dan
sebagai dasar
R2 CH CH2 X penamaan fosfolipid
O
(Stryer,2000)
C O
ujung polar
O
ujung non polar
Struktur Fosfolipid (Fessenden, 1990)
Penambahan asam asetat pada krim santan akan membuat pH pada
masing-masing larutan menurun dari kondisi pH awal karena semakin banyak
asam yang bereaksi dengan krim santan sehingga larutan akan semakin asam
dan nilai pH akan turun dari pH awal. Hal ini dikarenakan H+ dari asam asetat
berikatan dengan gugus fosfat pada fosfolipid.
Mekanisme reaksi pemecahan emulsi krim santan oleh asam yaitu
sebagai berikut :
O

R1 C O CH3
R1 C OH
2H
O CH2 O P O + CH2 O
O
R2 CH CH2 X
O H2C O P O
R2 C OH
C O
O X
O O

fosf olipid suatu asam karboksilat


(Winarno, 1997)

Dari hasil pengukuran didapatkan data sebagai berikut:


Penambahan pH
CH3COOH 0 menit 15 menit 30 menit 45 menit 60 menit 75 menit
5 tetes 5,3 5,3 5,3 5,3 5,1 4,9
10 tetes 5,1 5,0 5,0 5,0 4,9 4,8
15 tetes 4,8 4,8 4,7 4,7 4,7 4,6
20 tetes 4,6 4,6 4,6 4,6 4,6 4,5

Dari percobaan ini didapatkan pH yang konstan pada menit awal dan
terjadi penuruna pada menit akhir. Hal ini dapat disebabkan karena reaksi
pemecahan emulsi belum sempurna serta masih adanya skim (air) yang ikut
terambil dan tercampur dengan krim santan sehingga menyebabkan anion dari
asam asetat (CH3COO-) terhidrolisis kembali menjadi CH3COOH sehingga
H+ dari asam asetat tidak berikatan dengan gugus fosfat pada fosfolipid yang
menyebabkan pH konstan. Sedangkan pada menit ke 60-75 terjadi penurunan
pH, hal ini terjadi karena semakin lama pendiaman maka semakin banyak
asam (H+) yang bereaksi dengan krim santan sehingga keasamannya naik dan
nilai pH akan turun.

Dari hasil perhitungan didapatkan 5 grafik hubungan t dengan [H+]


yang menyimpulkan bahwa semakin lama waktu pendiaman maka reaksi
pemecahan emulsi krim santam semakin besar sehingga keasaman naik dan
pH turun. Dari perhitungan didapatkan persamaan grafik hubungan t dengan
[H+] berikut:
a. Pada penambahan 5 tetes CH3COOH

𝑦 = 1,48198 . 10−9 𝑥 + 3,4289. 10−6

b. Pada penambahan 10 tetes CH3COOH

𝑦 = 1,50146. 10−9 𝑥 + 7,6853. 10−6

c. Pada penambahan 15 tetes CH3COOH

𝑦 = 1,86225. 10−9 𝑥 +1,5256.10-5

d. Pada penambahan 20 tetes CH3COOH

𝑦 = 1,03237. 10−9 𝑥 + 2,3880. 10−5

Penentuan tingkat reaksi dapat dilihat dari nilai gradien (m) pada
𝑑[𝐻 + ]
grafik hubungan antara log dengan log [H+], sedangkan pada percobaan
𝑑𝑡

ini didapatkan persamaan garisnya yaitu 𝑦 = 0,279774𝑥 − 6,89271314


sehingga tingkat reaksi sebesar 0,279774.
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
1. Semakin lama pendiaman krim santan maka semakin meningkat
reaksi pemecahan emulsi sehingga keasamannya meningkat serta
pH akan menurun.
2. Persamaan laju reaksi yang diperoleh yaitu 𝑉 = 𝑘 [𝐻 + ]0,279774

7.2 Saran
1. Perlu dilakukan kalibrasi pH meter agar didapatkan pengukuran
yang akurat.
2. Perlu dilakukan percobaan pengaruh temperatur pada reaksi
pemecahan emulsi krim santan.
DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari, Mukhammad dan Cahyono, Bambang.2006. Pra-Standarisasi: Produksi


dan Analisis Minyak Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal Kimia Sains dan
Aplikasi, Universitas Diponegoro.
Atkins.1997. Kimia Fisik II. Jakarta: Erlangga.
Daintith. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga.
Dogra. 1998. Kimia Fisik dan soal-soal. Jakarta: Erlangga.
Fessenden. 1990. Organic Chemistry. USA:Willard Grant Press Publisher.
Santoso. U, Kazuhiro Kubo, Toru Ota, Tadahiro Tadokoro, and Akio Maekawa.
1996. Nutrient composition of kopyor coconuts (Cocos nucifera L.) Journal
Food Chemistry. 57: 299-3004.
Stryer, L.2002. Biochemistry, ed ke-5. New York: W H Freeman
Winarno. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LEMBAR PENGESAHAN

Semarang, 26 April 2018


Praktikan

Chyntia Febianti Safira Anatul Firdausya

24030116140059 24030116140060

Ifan Bagus Haryanto Siti Mutingatun

24030116140061 24030116130062

Nida Pridananti Andrey Yudistira Wicaksono

24030116140063 24030116130066

Mengetahui,
Asisten

Laila Nur Mastuti


24030114120061
LAMPIRAN

1. CH3COOH 5 tetes
 0s
pH=5,3
[H+]= 10-5,3
 15 menit = 900 s
pH=5,3
[H+]= 5,01.10-6
 30 menit = 1800 s
pH=5,3
[H+]= 5,01.10-6
 45 menit = 2700 s
pH=5,3
[H+]= 5,01.10-6
 60 menit = 3600 s
pH=5,1
[H+]= 7,94.10-6
 75 menit = 4500 s
pH= 4,9
[H+]= 1,26.10-5

No. t (x) [H=] (y) x.y x2


1. 0 5,01.10-6 0 0
2. 900 5,01.10-6 0,004511 810000
3. 1800 5,01.10-6 0,009021 3240000
4. 2700 5,01.10-6 0,013532 7290000
5. 3600 7,94.10-6 0,028596 12960000
6. 4500 1,26.10-5 0,056652 20250000
∑ 13500 4,06.10-5 0,112312 44550000
rata-rata 2250 6,76.10-6 0,018719 7425000
𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐

(6𝑥 0,112312) − {(13500)x(4,058.10−5 )}


𝑚=
(6𝑥44550000) − (13500)2
𝒎 = 𝟏, 𝟒𝟖𝟏𝟗𝟖 . 𝟏𝟎−𝟗

𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
6,76334𝑥10−6 = 1,48198 x10−9 . (2250) + 𝑐
𝒄 = 𝟑, 𝟒𝟐𝟖𝟗. 𝟏𝟎−𝟔
Jadi, persamaannya:
𝒚 = 𝟏, 𝟒𝟖𝟏𝟗𝟖 . 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 𝟑, 𝟒𝟐𝟖𝟗. 𝟏𝟎−𝟔

Grafik t vs [H+] (5 tetes)


0.000015

y = 1E-09x + 3E-06
0.00001
R² = 0.6539
[H+]
0.000005

0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t

Pada grafik diatas diketahui bahwa persamaan regresi linier antara


hubungan lamanya waktu pendiaman dengan konsentrasi CH3COOH adalah 𝒚 =
𝟏, 𝟒𝟖𝟏𝟗𝟖 . 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 𝟑, 𝟒𝟐𝟖𝟗. 𝟏𝟎−𝟔 ; R² = 0,653. Grafik menunjukkan bahwa
semakin lama waktu pendiaman maka semakin bertambahnya konsentrasi.
Sedangkan r yaitu koefisien korelasi yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan linier langsung antara x (lama pendiaman)
dengan y (konsentrasi) pada penetesan CH3COOH 5 tetes.
2. CH3COOH 10 tetes
 0s
pH=5,1
[H+]= 7,94.10-6
 15 menit = 900 s
pH=5,0
[H+]= 0,00001
 30 menit = 1800 s
pH=5,0
[H+]= 0,00001
 45 menit = 2700 s
pH= 5,0
[H+]= 0,00001
 60 menit = 3600 s
pH= 4,9
[H+]= 1,26.10-5
 75 menit = 4500 s
pH= 4,8
[H+]= 1,58.10-5

No. t (x) [H+] (y) x.y x2


1. 0 7,94.10-6 0 0
2. 900 0,00001 0,009 810000
3. 1800 0,00001 0,018 3240000
4. 2700 0,00001 0,027 7290000
5. 3600 1,26.10-5 0,045321 12960000
6. 4500 1,58.10-5 0,07132 20250000
∑ 13500 6,64.10-5 0,170642 44550000
rata-rata 2250 1,11.10-5 0,02844 7425000

𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐
(6𝑥0,170642) − {(13500)x(6,64. 10−5 )}
𝑚=
(6𝑥44550000) − (13500)2

𝑚 = 1,50146.10-9

𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
1,11. 10−5 = −1,0603. 10−9 . (2250) + 𝑐
𝒄 = 7,6853.10-6

Jadi, persamaannya:
𝒚 = 1,50146. 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 7,6853. 𝟏𝟎−𝟔

Grafik t vs [H+] (10 tetes)


0.00002
0.000015 y = 2E-09x + 8E-06
R² = 0.8331
[H+] 0.00001
0.000005
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t

Pada grafik diatas diketahui bahwa persamaan regresi linier antara


hubungan lamanya waktu pendiaman dengan konsentrasi CH3COOH adalah
𝒚=𝟏, 𝟓𝟎𝟏𝟒𝟔. 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 𝟕, 𝟔𝟖𝟓𝟑. 𝟏𝟎−𝟔 ; R² = 0,833. Grafik menunjukkan bahwa
semakin lama waktu pendiaman maka semakin bertambahnya konsentrasi.
Sedangkan r yaitu koefisien korelasi yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan linier langsung antara x (lama pendiaman)
dengan y (konsentrasi) pada penetesan CH3COOH 10 tetes.
3. CH3COOH 15 tetes
 0s
pH= 4,8
[H+]= 1,58489.10-5
 15 menit = 900 s
pH= 4,8
[H+]= 1,58489.10-5
 30 menit = 1800 s
pH= 4,7
[H+]= 1,99526.10-5
 45 menit = 2700 s
pH= 4,7
[H+]= 1,99526.10-5
 60 menit = 3600 s
pH= 4,7
[H+]= 1,99526.10-5
 75 menit = 4500 s
pH= 4,6
[H+]= 2,51189.10-5

No. t (x) [H+] (y) x.y x2


1 0 1,58489.10-5 0 0
2 900 1,58489.10-5 0,014264 810000
3 1800 1,99526.10-5 0,035915 3240000
4 2700 1,99526.10-5 0,053872 7290000
5 3600 1,99526.10-5 0,071829 12960000
6 4500 2,51189.10-5 0,113035 20250000
∑ 13500 0,000116675 0,288915 44550000
rata-rata 2250 1,94458.10-5 0,048153 7425000

𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐
(6𝑥0,288915) − {(13500)x(0,000116675)}
𝑚=
(6𝑥44550000) − (13500)2

𝒎 = 𝟏, 𝟖𝟔𝟐𝟐𝟓. 𝟏𝟎−𝟗

𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
1,94458. 10−5 = 1,86225. 10−9 . (2250) + 𝑐

𝒄 = 1,5256.10-5
Jadi, persamaannya:

𝒚 = 𝟏, 𝟖𝟔𝟐𝟐𝟓. 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 +1,5256.10-5

Grafik t vs [H+] (15 tetes)


0.00003
0.000025 y = 2E-09x + 2E-05
R² = 0.8356
0.00002
[H+] 0.000015
0.00001
0.000005
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t

Pada grafik diatas diketahui bahwa persamaan regresi linier antara


hubungan lamanya waktu pendiaman dengan konsentrasi CH3COOH adalah
𝒚=𝟏,𝟖𝟔𝟐𝟐𝟓.𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 𝟏, 𝟓𝟐𝟓𝟔. 𝟏𝟎−𝟓; R² = 0,835. Grafik menunjukkan bahwa
semakin lama waktu pendiaman maka semakin bertambahnya konsentrasi.
Sedangkan r yaitu koefisien korelasi yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan linier langsung antara x (lama pendiaman)
dengan y (konsentrasi) pada penetesan CH3COOH 15 tetes.
4. CH3COOH 20 tetes
 0s
pH= 4,6
[H+]= 2,51. 10-5
 15 menit = 900 s
pH= 4,6
[H+]= 2,51. 10-5
 30 menit = 1800 s
pH= 4,6
[H+]= 2,51. 10-5
 45 menit = 2700 s
pH= 4,6
[H+]= 2,51. 10-5
 60 menit = 3600 s
pH= 4,6
[H+]= 2,51. 10-5
 75 menit = 4500 s
pH= 4,5
[H+]= 3,16.10-5

No. t (x) [H+] (y) x.y x2


1. 0 2,51. 10-5 0 0
2. 900 2,51. 10-5 0,022607 810000
3. 1800 2,51. 10-5 0,045214 3240000
4. 2700 2,51. 10-5 0,067821 7290000
5. 3600 2,51. 10-5 0,090428 12960000
6. 4500 3,16.10-5 0,142302 20250000
∑ 13500 0,000157 0,368372 44550000
rata-rata 2250 2,62.10-5 0,061395 7425000

𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐
(6𝑥0,368372) − {(13500)x(0,000157)}
𝑚=
(6𝑥44550000) − (13500)2

𝒎 = 𝟏, 𝟎𝟑𝟐𝟑𝟕. 𝟏𝟎−𝟗

𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
−9
2,62. 10−5 = 1,03237. 10 . (2250) + 𝑐
𝒄 = 2,3880.10-5

Jadi, persamaannya:

𝒚 = 𝟏, 𝟎𝟑𝟐𝟑𝟕. 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 𝟐, 𝟑𝟖𝟖𝟎. 𝟏𝟎−𝟓

Grafik t vs [H+] (20 tetes)


0.000035
0.00003 y = 1E-09x + 2E-05
0.000025 R² = 0.4286
0.00002
[H+]

0.000015
0.00001
0.000005
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t

Pada grafik diatas diketahui bahwa persamaan regresi linier antara


hubungan lamanya waktu pendiaman dengan konsentrasi CH3COOH adalah
𝒚 = 𝟏, 𝟎𝟑𝟐𝟑𝟕. 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 𝟐, 𝟑𝟖𝟖𝟎. 𝟏𝟎−𝟓 ; R² = 0,428. Grafik menunjukkan bahwa
semakin lama waktu pendiaman maka semakin bertambahnya konsentrasi.
Sedangkan r yaitu koefisien korelasi yang dihasilkan adalah positif. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan linier langsung antara x (lama pendiaman)
dengan y (konsentrasi) pada penetesan CH3COOH 20 tetes.
5. Penentuan Tingkat Reaksi

x = log[H + ]awal = log[H + ]t0

d[H + ] [H + ]t2 − [H + ]t1


y = log = log
dt dt
Jumlah
tetes (x) (y) x.y x2
5 tetes -5,3 -8,287165943 43,9219795 28,09
10 tetes -5,1 -8,441067834 43,04944595 26,01
15 tetes -4,8 -8,241067834 39,5571256 23,04
20 tetes -4,6 -8,141067834 37,44891204 21,16
∑ -19,8 -33,11036944 163,9774631 98,3
rata-rata -4,95 -8,277592361 40,99436577 24,575

𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐

(4𝑥163,9774631) − {(−19,8)x(−33,11036944)}
𝑚=
(4𝑥98,3) − (−19,8)2

𝒎 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟗𝟕𝟕𝟒

𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
−8,277592361 = 0,279774. ( -4,95)+𝑐
𝒄 = −𝟔, 𝟖𝟗𝟐𝟕𝟏𝟑𝟏𝟒

Jadi, persamaan garisnya:

𝒚 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟗𝟕𝟕𝟒𝒙 − 𝟔, 𝟖𝟗𝟐𝟕𝟏𝟑𝟏𝟒
sehingga persamaan laju reaksinya :
𝑽 = 𝒌 [𝑯+ ]𝒎

𝑽 = 𝒌 [𝑯+ ]𝟎,𝟐𝟕𝟗𝟕𝟕𝟒

grafik log h+ vs log dh+/dt


-8.1
-6 -4 -2 -8.15 0
y = 0.2798x - 6.8927
R² = 0.4851 -8.2
log dh+/dt

-8.25
-8.3
-8.35
-8.4
-8.45
-8.5
log h+

Pada grafik diatas diketahui bahwa persamaan regresi linier antara


𝑑[𝐻 + ]
hubungan log [H+] (konsentrasi) dengan log (laju bertambahnya konsentrasi
𝑑𝑡

tiap waktu) adalah 𝒚 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟗𝟕𝟕𝟒𝒙 − 𝟔, 𝟖𝟗𝟐𝟕𝟏𝟑𝟏𝟒; R² = 0,485. Grafik


menunjukkan bahwa semakin besarnya konsentrasi maka semakin meningkat laju
bertambahnya konsentrasi tiap waktu. Sedangkan r yaitu koefisien korelasi yang
dihasilkan adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan linier
𝑑[𝐻 + ]
langsung antara x (log [H+]) dengan y (log ) pada penetesan CH3COOH
𝑑𝑡

berbagai variasi.

Anda mungkin juga menyukai