PERCOBAAN VIII
KINETIKA REAKSI PEMECAHAN EMULSI KRIM SANTAN
OLEH ASAM
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PERCOBAAN VIII
KINETIKA REAKSI PEMECAHAN EMULSI KRIM SANTAN
OLEH ASAM
I. Tujuan Percobaan
Menentukan tingkat reaksi terhadap H+ pada reksi pemecahan emulsi
krim santan oleh asam.
2.3 Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid yang fase pendispersinya berupa zat
cair dan medium pendispersinya berupa zat cair. Bila medium pendispersi
berupa zat padat dikenal dengan emulsi padat. Contoh emulsi padat adalah
mentega dan keju (Dogra, 1998).
2.5 Fosfolipid
R1 C O
O CH2 O P O
R2 CH CH2 X
O
C O
ujung polar
O
ujung non polar
(Fessenden, 1990).
2.6 Penentuan Orde Reaksi
a. Metode Integrasi
Jika laju reaksi suatu kimia berbaanding lurus dengan pangkat suatu
konsentrasi dari harga satu pereaksi, dirumuskan :
𝑑 [𝐴]
= k [A]
𝑑𝑡
𝑑 [𝐴]
= k dt
[𝐴]
[𝐴] 𝑑[𝐴] 𝑡
∫[𝐴] [𝐴]
= −𝑘 ∫0 𝑑𝑡
0
ln[𝐴] − ln[𝐴]0 = −𝑘𝑡
ln[𝐴]
= −𝑘𝑡
ln[𝐴]0
Katalis merupakan zat yang tidak habis bereaksi atau tidak ikut
dalam reaksi. Pada percobaan menggunakan konsentrasi zat berbagai
spesi yang berbeda. Bila hanya ungkapan kH+ (H+) saja yang besar
nilainya, reaksi disebut dengan reaksi katalis spesifik ion hidrogen.
Dalam mekanisme ini proton dipindahkan dari asam HA ke substrat δ,
kemudian dibentuk asam dari substrat bereaksi dengan molekul air
untuk membentuk hasil P.
δ + ∆ H+↔ δH+ + A
δH+ + H2O → P + H3O+
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau
lebih di mana partikel zat berukuran koloid tersebar merata dalam zat
lain. ukuran berkisar 1-100 nm. Jenis-jenis koloid :
a) Sol (fase terdispersi padat)
b) Emulsi (fase terdispersi cair)
c) Buih (fase terdispersi gas)
(Dogra, 1998)
2.10 Emulgator
Untuk membentuk emulsi digunakan zat pengemulsi atau emulgator
yaitu zat yang dapat ditarik oleh kedua zat cair tersebut. Contoh : sabun
untuk mengemulsikan minyak dan air kasein sebagai emulgator pada
susu. Emulgator adalah bagian berupa zat yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi.
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal
ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu:
1) Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air)
2) Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minyak)
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
1. Dipergunakan sebagai obat dalam atau peroral. Umumnya emulsi
tipe O/W.
2. Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O
tergantung banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi
yang dikehendaki.
Emulsi merupakan campuran antara minyak dengan air. Pada
umumnya minyak dan air tidak dapat saling menyatu sehingga diperlukan
emulgator yang dapat menyatukan keduanya (Dogra,1998).
2.11 Analisa Bahan
2.11.1 Santan
2.11.3 CH3COOH
Sifat fisik : larutan tak berwarna, TD : 110oC, BM : 60 g/mol
Sifat kimia : merupakan asam lemah
(Daintith, 1994)
III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.2 Alat :
gelas beker
pH meter
gelas ukur
pengaduk
pipet tetes
3.1.3 Bahan :
Santan kelapa
Aquades
CH3COOH
Kelapa Tua
Krim Skim
50 mL krim santan
Gelas beker 1
- Penambahan 5 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)
Hasil
50 ml Krim santan
Gelas beker 2
- Penambahan 10 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)
Hasil
50 ml Krim santan
Gelas beker 3
- Penambahan 15 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)
Hasil
50 ml Krim santan
Gelas beker 4
- Penambahan 20 tetes CH3COOH
- Pengukuran pH awal
- Pendiaman 15 menit
- Pengukuran pH
- Pengulangan sampai 75 menit (5 kali
pengukuran pH)
Hasil
IV. Data Pengamatan
Penambahan pH
[H+]. Krim santan merupakan sistem emulsi minyak dalam air (M/A) dimana
minyak dan air tidak dapat bercampur.
Perlakuan awal yang dilakukan yaitu pemarutan kelapa yang telah
dikupas kulitnya. Hal ini karena kulit kelapa akan mengotori santan hasil
pemarutan. Kelapa yang digunakan adalah kelapa tua, hal ini karena kelapa
tua mengandung lebih banyak asam lemak jenuh yaitu 91.2% daripada kelapa
muda (Santoso dkk, 1996). Parutan kelapa hasil pemarutan ditambahkan
aquades dan diperas hingga ampas kelapa cukup kering agar santan yang
dihasilkan cukup banyak.
Selanjutnya santan yang dihasilkan didiamkan selama 30 menit yang
bertujuan untuk memisahkan fasa minyak dan fasa air dalam santa. Dimana
setelah pendiaman ini terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan atas berupa krim
santan dan lapisan bawah berupa skim santan yang berupa air. Krim santan
merupakan fasa minyak yang mengandung protein dan minyak memiliki berat
jenis (0,924 g/ml) lebih kecil daripada berat jenis air (1 g/ml), sehingga krim
santan berada di atas (Asyari, 2006). Kemudian krim santan dibagi menjadi 4
bagian yang masing-masing 50 ml. Pada tiap gelas beker yang berisi krim
santan ditambahkan asam asetat yaitu masing-masing sebanyak 5 tetes, 10
tetes, 15 tetes dan 20 tetes sambil diaduk. Penambahan asam asetat (H+)
berfungsi untuk memecah emulsi pada zat pemantap sehingga terjadi
pemisahan antara minyak, air, dan zat pemantap. Pengadukan bertujuan untuk
mempercepat reaksi pemecahan emulsi. Penambahan larutan asam dapat
digunakan larutan asam lain, dengan catatan asam tersebut merupakan asam
lemah. Hal ini dikarenakan asam lemah tidak terhidrolisis sempurna.
Reaksi ionisasi asam asetat :
CH3COOH CH3COO- + H+
( Vogel,1990 )
Dilakukan variasi penambahan asam asetat bertujuan agar didapatkan
variasi pH untuk menentukan tingkat reaksi pada pemecahan emulsi krim
santan oleh asam. Sehingga setelah penambahan asam asetat, dilakukan
pengukuran pH awal masing-masing larutan dan pengukuran pH berlanjut
setiap 15 menit sampai 5 kali agar diketahui perubahan pHnya. Waktu
pendiaman selama 15 menit digunakan untuk mentukan pengaruh lama waktu
pemecahan emulsi krim santan terhadap keasamannya.
Santan merupakan zat pengemulsi yang memiliki gugus fosfolipid.
Fosfolipid memiliki bagian kepala yang bersifat hidrofilik (polar) yakni gugus
fosfat, dan bagian ekor yang bersifat hidrofobik (non polar) yakni rantai asam
lemak.
O
X= gugu alkohol
R1 C O antara lain kolin,
etanolamina, serin
O CH2 O P O dan inositol dan
sebagai dasar
R2 CH CH2 X penamaan fosfolipid
O
(Stryer,2000)
C O
ujung polar
O
ujung non polar
Struktur Fosfolipid (Fessenden, 1990)
Penambahan asam asetat pada krim santan akan membuat pH pada
masing-masing larutan menurun dari kondisi pH awal karena semakin banyak
asam yang bereaksi dengan krim santan sehingga larutan akan semakin asam
dan nilai pH akan turun dari pH awal. Hal ini dikarenakan H+ dari asam asetat
berikatan dengan gugus fosfat pada fosfolipid.
Mekanisme reaksi pemecahan emulsi krim santan oleh asam yaitu
sebagai berikut :
O
R1 C O CH3
R1 C OH
2H
O CH2 O P O + CH2 O
O
R2 CH CH2 X
O H2C O P O
R2 C OH
C O
O X
O O
Dari percobaan ini didapatkan pH yang konstan pada menit awal dan
terjadi penuruna pada menit akhir. Hal ini dapat disebabkan karena reaksi
pemecahan emulsi belum sempurna serta masih adanya skim (air) yang ikut
terambil dan tercampur dengan krim santan sehingga menyebabkan anion dari
asam asetat (CH3COO-) terhidrolisis kembali menjadi CH3COOH sehingga
H+ dari asam asetat tidak berikatan dengan gugus fosfat pada fosfolipid yang
menyebabkan pH konstan. Sedangkan pada menit ke 60-75 terjadi penurunan
pH, hal ini terjadi karena semakin lama pendiaman maka semakin banyak
asam (H+) yang bereaksi dengan krim santan sehingga keasamannya naik dan
nilai pH akan turun.
Penentuan tingkat reaksi dapat dilihat dari nilai gradien (m) pada
𝑑[𝐻 + ]
grafik hubungan antara log dengan log [H+], sedangkan pada percobaan
𝑑𝑡
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan kalibrasi pH meter agar didapatkan pengukuran
yang akurat.
2. Perlu dilakukan percobaan pengaruh temperatur pada reaksi
pemecahan emulsi krim santan.
DAFTAR PUSTAKA
24030116140059 24030116140060
24030116140061 24030116130062
24030116140063 24030116130066
Mengetahui,
Asisten
1. CH3COOH 5 tetes
0s
pH=5,3
[H+]= 10-5,3
15 menit = 900 s
pH=5,3
[H+]= 5,01.10-6
30 menit = 1800 s
pH=5,3
[H+]= 5,01.10-6
45 menit = 2700 s
pH=5,3
[H+]= 5,01.10-6
60 menit = 3600 s
pH=5,1
[H+]= 7,94.10-6
75 menit = 4500 s
pH= 4,9
[H+]= 1,26.10-5
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
6,76334𝑥10−6 = 1,48198 x10−9 . (2250) + 𝑐
𝒄 = 𝟑, 𝟒𝟐𝟖𝟗. 𝟏𝟎−𝟔
Jadi, persamaannya:
𝒚 = 𝟏, 𝟒𝟖𝟏𝟗𝟖 . 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 𝟑, 𝟒𝟐𝟖𝟗. 𝟏𝟎−𝟔
y = 1E-09x + 3E-06
0.00001
R² = 0.6539
[H+]
0.000005
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t
𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐
(6𝑥0,170642) − {(13500)x(6,64. 10−5 )}
𝑚=
(6𝑥44550000) − (13500)2
𝑚 = 1,50146.10-9
𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
1,11. 10−5 = −1,0603. 10−9 . (2250) + 𝑐
𝒄 = 7,6853.10-6
Jadi, persamaannya:
𝒚 = 1,50146. 𝟏𝟎−𝟗 𝒙 + 7,6853. 𝟏𝟎−𝟔
𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐
(6𝑥0,288915) − {(13500)x(0,000116675)}
𝑚=
(6𝑥44550000) − (13500)2
𝒎 = 𝟏, 𝟖𝟔𝟐𝟐𝟓. 𝟏𝟎−𝟗
𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
1,94458. 10−5 = 1,86225. 10−9 . (2250) + 𝑐
𝒄 = 1,5256.10-5
Jadi, persamaannya:
𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐
(6𝑥0,368372) − {(13500)x(0,000157)}
𝑚=
(6𝑥44550000) − (13500)2
𝒎 = 𝟏, 𝟎𝟑𝟐𝟑𝟕. 𝟏𝟎−𝟗
𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
−9
2,62. 10−5 = 1,03237. 10 . (2250) + 𝑐
𝒄 = 2,3880.10-5
Jadi, persamaannya:
0.000015
0.00001
0.000005
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
t
𝒏. ∑𝒙. 𝒚 − ∑𝒙. ∑𝒚
𝒎=
𝒏. ∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐
(4𝑥163,9774631) − {(−19,8)x(−33,11036944)}
𝑚=
(4𝑥98,3) − (−19,8)2
𝒎 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟗𝟕𝟕𝟒
𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
−8,277592361 = 0,279774. ( -4,95)+𝑐
𝒄 = −𝟔, 𝟖𝟗𝟐𝟕𝟏𝟑𝟏𝟒
𝒚 = 𝟎, 𝟐𝟕𝟗𝟕𝟕𝟒𝒙 − 𝟔, 𝟖𝟗𝟐𝟕𝟏𝟑𝟏𝟒
sehingga persamaan laju reaksinya :
𝑽 = 𝒌 [𝑯+ ]𝒎
𝑽 = 𝒌 [𝑯+ ]𝟎,𝟐𝟕𝟗𝟕𝟕𝟒
-8.25
-8.3
-8.35
-8.4
-8.45
-8.5
log h+
berbagai variasi.