Anda di halaman 1dari 7

PENENTUAN BERAT MOLEKUL (Mn) POLIMER DENGAN METODE VISKOSITAS

ABSTRAK : Didalam Kehidupan banyak sekali suatu material material yang tergolong
didalam sebuah molekul dan dimana molekul adalah gabungan dari beberapa atom yang saling
berikatan. Akibat adanya atom atom yang berikatan satu sama lain itulah yang menyebabkan
suatu molekul dapat memiliki massa dan berat tertentu sehingga berat kombinasi beberapa atom
ini disebut sebagai berat molekul. Berat molekul dapat dicari dengan berbagai macam metode
dan pentingnya mencari berat molekul suatu material adalah kita dapat mengerti akan informasi
apa saja yang dimiliki oleh material yaitu mulai dari sifatnya apabila dicampurkan dengan
material lain dan kemudian kekuatan materialnya, termal, optik dan sebagainya. Disini akan
dicontohkan mengukur berat molekul suatu polimer yang berjenis Polistirena dan metode yang
digunakan adalah metode viskositas.

Kata Kunci : Berat Molekul Polimer (Mn), Metode Viskositas

PENDAHULUAN

Polimer merupakan salah satu material yang mengalami perkembangan sangat cepat.
Perkembangan ini meliputi Research and Development (RAD) dalam kaitannya dengan tuntutan
penggunaan maupun kebutuhan untuk membantu mengganti material-material konvensional.

Sifat polimer sangat bergantung pada berbagai factor. Salah satu factor tersebut adalah
berat molekul polimer (Mn). Factor ini sangat berpengaruh terhadap terhadap sifat
makroskopiksuatu polimer, yang meliputi: sifat termal, fisis, mekanik maupun sifat optic. Oleh
sebab itu penentuan berat molekul suatu polimer merupakan aktivitas yang harus dilakukan
untuk dapat memperkirakan karakteristik polimer tersebut.

Terdapat beberapa metode untuk menentukan berat molekul polimer. Salah satu metode
yang mudah dilakukan adalah metode viskositas. Dengan melakukan eksperimen ini diharapkan
mahasiswa fisika dapat menentukan Mn suatu polimer sehingga dapat memperkirakan
karakteristiknya.

DASAR TEORI

Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang
kecil dan sederhana. Kesatuan kesatuan berulang ini ekivalen dengan monomer. Jika
pengulangan kesatuan berulang itu berstruktur linear (seperti rantai) maka molekul molekul
polimer sering kali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer.
Rantai polimer juga dapat bercabang. Beberapa rantai linear atau bercabang dapat
bergabung melalui sambungan silang membentuk polimer bersambung silang. Jika sambungan
silang terjadi ke berbagai arah maka terbentuk polimer sambung silang tiga dimensi yang sering
disebut dengan polimer jaringan (Tissue Polymer).
Berat Molekul (BM) merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat polimer. Faktor
penting lainnya yang juga menentukan sifat polimer adalah susunan rantai didalam polimer dan
derajat kekristalannya (derajat kekristalan renda maka akan bersifat kenyal dan berdaya regang
besar, begitu sebaliknya).
Polimer dapat diklasifikasikan menurut asal atau sumbernya, strukturnya, sifat termalnya,
komposisi dan kristalinitasnya. Menurut sumbernya, polimer dibedakan dalam dua jenis yaitu
polimer sintetik / buatan dan polimer alam. Contoh dari polimer sintetik adalah Polietilen (PE),
Polimetil Metakrilat (PMAA), Polivinil Klorida (PVC) dan Polistirena (PS), sedangkan contoh
dari polimer alam adalah polisakarida, protein, pati, lignin dan selulosa.Menurut sifat termalnya,
polimer memiliki dua tipe yaitu polimer termoplastik dan polimer termosetting. Termoplastik
mempunyai sifat melunak pada pemanasan, misalnya nylon, polipropilen, polistiren (PS), dan
polyester, sedangkan termosetting mempunyai sifat kaku dan tidak melunak pada pemanasan,
misalanya melamin, formaldehid dan bakelit. Bila ditinjau dari komposisinya, polimer dibedakan
menjadi dua kelompok besar yaitu homopolimer (polimer yang tersusun dari satu jenis polimer)
dan kopolimer (polimer yang tersusun dari dua buah atua lebih monomer yang berbeda)
(Billmeyer, 1984). Viskositas suatu cairan polimer berbeda sifatnya dengan cairan biasa
(isotrop).
Viskositas adalah ukuran ketahanan suatu fluida terhadap gaya geser yang diberikan.
Dalam prakteknya koefisien viskositas [ ditentukan dengan penentuan laju aliran lewat pipa.
Perbandingan antara viskositas suatu larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni
dapat dipakai untuk menentukan berat molekul suatu polimer.
Viskositas intrinsik dapat dikaitkan pada berat molekul melalui persamaan yang
dikemukakan oleh Mark dan Houwink :

dimana adalah viskositas intrinsik, K dan a merupakan tetapan yang khas untuk sistem polimer
pelarut pada temperatur tertentu.
Metode yang biasa digunakan untuk mengukur viskositas larutan adalah viskosimeter
oswald atau viskositas Ubbelohde. Jika viskositas larutan polimer adalah dan viskositas dari
pelarut murni adalah maka viskositas spesifik larutan polimer diberikan oleh persamaan :

Persamaan ini menggambarkan peningkatan viskositas yang disebabkan oleh polimer.


Perbandingan pada pengenceran tidak terhingga disebut viskositas reduksi dan diberi lambang .
Secara matematis dapat diungkapkan sebagai berikut :
Karena massa jenis berbagai larutan yang dipakai dalam suatu percobaan sama dengan massa
jenis pelarut, maka sebagai pendekatan dapat diabaikan. Viskositas tiap larutan hasil
pengenceran berbanding lurus dengan waktu alirnya. Sehingga dapat dituliskan didalam bentuk :

dengan t adalah waktu alir untuk larutan sedangkan t* adalah waktu alir untuk pelarut. Secara
percobaan waktu alir untuk berbagai pengenceran larutan polimer dan pelarut bisa diperoleh
melalui pengukuran dengan viskosimeter.

METODE PERCOBAAN

Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen ini adalah :

Polimer yang akan diukur bobot moleklnya (Mn) yaitu Polistiren (PS)

Pelarut (toluene)

Stopwatch

Gelas ukur

Tabung reaksi

Tabung viskosimeter oswald

Prosedur percobaan :

siapkan semua alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen ini dengan baik.

Buatlah larutan polimer dengan berbagai konsentrasi, yaitu melarutkan PS ke dalam toluene :
0.13%, 0.30%, 0.43%, 0.55%, 0.68%. (sebutlah sebagai C1, C2, C3, C4, C5.) C= (gr/100ml).

Alirkan pelarut murni (toluene) pada viskosimeter dan catatlah watu alirannya sebagai t*.

Gantilah toluene tersebut (langkah 3) dengan larutan polimer berbagai konsentrasi yang telah
dibuat pada langkah 2 dan catatlah waktu alirnya secara berturut-turut sebagai t1, t2, t3, t4, t5
untuk konsentrasi C1, C2, C3, C4, C5.
Tentukan viskositas tiap larutan hasil pengenceran menggunakan persamaan (4) dan
namakan sebagai 1, 2, 3, 4, 5 untuk larutan C1, C2, C3, C4, C5.

Tentukan viskositas spesifik larutan polimer, secara berturut-turut sebagai sp1, sp2, sp3,
sp4, sp5 dan tentukan juga viskositas reduksinya dengan persamaan (3)

Buatlah grafik antara viskositas reduksi yang diperoleh terhadap konsentrasi dan
ekstrapolasinya ke sumbu viskositas reduksi merupakan viskositas intrinsic

Menggunakan persamaan mark dan houwink (persamaan 1) tentukanlah bobot molekuler


(Mn) PS yang digunakan sebagai eksperimen ini.

Diketahui:

* = viskositas murni toluene (5.58 . 104 kg m-1 s-1)

K = 12 .103 ml/g

a = 0.71

9. Tabulasikan hasil eksperimen kedalam tabel.

HASIL PENGAMATAN

Data yang diperoleh dalam ekperimen yaitu :

* = viskositas murni toluene (5.58 . 104 kg m-1 s-1)

K = 12 .103 ml/g

a = 0.71

t* = 2.67 s (waktu alir toluene murni)

Percobaan Konsentrasi larutan


Massa polistiren Waktu alir (t)
ke- (C)
1 0.008 g 0.13 % 3.57 s
2 0.018 g 0.30 % 5.07 s
3 0.026 g 0.43 % 5.73 s
4 0.033 g 0.55 % 5.87 s
5 0.041 g 0.68 % 6.97 s

Dari data yang telah di dapatkan maka dengan persamaan 4 dan 3 dapat dicari nilai viskositas
larutan () dan nilai viskositas spesifik (sp)

Percobaan
Viskositas larutan () Viskositas spesifik (sp) Viskositas reduksi (red)
ke-
1 7.46 . 104 kg m-1 s-1 0.34 kg m-1 s-1 261.54 kg m-1 s-1
2 10.60 . 104 kg m-1 s-1 0.90 kg m-1 s-1 300.00 kg m-1 s-1
3 11.97 . 104 kg m-1 s-1 1.02 kg m-1 s-1 237.21 kg m-1 s-1
4 12.27 . 104 kg m-1 s-1 1.20 kg m-1 s-1 218.18 kg m-1 s-1
5 14.57 . 104 kg m-1 s-1 1.61 kg m-1 s-1 236.76 kg m-1 s-1

Dengan hasil perhitungan dapat dibuat grafik :

Maka dapat dihitung berat molekul (Mn) sebesar

PEMBAHASAN

Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh penggulangan kesatuan kimia yang
kecil dan sederhana. Pengulanggan kesatuan yang berulang ketika berstruktur linier (berbentuk
rantai) disebut molekul rantai atau rantai polimer. Sifat suatu polimer sangat berbanting pada
berbagai factor, salah satunya adalah berat molekul (Mn).

Dalam eksperimen ini dilakukan dengan tujuan menentukan berat molekul (Mn)
dengan menggunakan polistiren (PS) yang merupakan polimer sintetik, dan menggunakan
toluene sebagai pelarutnya. Metode yang digunakan yakni viskositas, dengan larutan polistiren
berbagai konsentrasi, metode viskositas sendiri merupakan pengukuran ketahanan suatu fluida
terhadap gaya geser yang diberikan. Perbandingan antara viskositas larutan primer terhadap
viskositas pelarut murni dapat dipakai untuk menentukan berat molekul polimer.

Prosedur percobaan yang dilakukan sesuai dengan buku panduan eksperimetal, dari
eksperimen tersebut didapatkan data konsentrasi larutan dengan menimbang poslistiren
kemudain melarutkannya dengan toluene, sehingga dapat di hitung konsentrasi larutan yang
diberi nama C1, C2, C3, C4, C5, selain itu juga didapatkan data waktu alir untuk toluene murni (t*)
dan waktu alir untuk setiap konsentrasi t1, t2, t3, t4, t5. Dari data-data tersebut maka dapat diolah
dengan persamaan (4,2,3,1) sesuai buku panduan, dan didapat berat molekul pada eksperimen
sebesar ..

Dikehidupan sehari-hari polistiren biasa digunakan sebagai bahan sterofom, tentu


karena ikatan polimernya yang kuat maka sering digunakan untuk pengaman barang-barang
elektronik, dasar papan madding, maupun untuk wadah es atau makanan panas agar tidak mudah
berubah suhunya.

KESIMPULAN

dari hasil eksperimen yang telah dilakukan maka dapat kami ketahui berat molekul (Mn)
polimer yang diuji dengan metode viskositas yakni sebesar .

DAFTAR PUSTAKA

Brandrup, J. immerqurt, EH. 1989. Polimery Handbook. John Wiley and Sons, Inc. New York.

Billmeyer, FW. 1984. Textbook of Polimer Science. John Wiley and Sons, Inc. New York.

Uni Zamroh. 2004. Pengaruh Parameter Proses Polimerisasi Terhadap Sifat-Sifat Polistiren.
Skripsi Jurusan Fisika FMIPA Unair.

Anda mungkin juga menyukai