Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DETEKSI DAN PROTEKSI RADIASI

“Spercobaan Spektroskopi Gamma dengan Detektor Sintilasi Nai (TI)”

Disusun Oleh:

Nama : Elsinta

NIM : 022000015

Prodi : Elektronika Instrumentasi

Dosen Pengampu:

Dr. Sukarman, M. Eng.

JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA

YOGYAKARTA

2022
I. TUJUAN

a. Tujuan Instruksional Umum


Agar mahasiswa mampu memahami teknik dasar pengukuran tenaga sinar
gamma menggunakan detektor sintilasi.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Agar mahasiswa mampu menentukan tegangan kerja detektor, melakukan
kalibrasi energi, menghitung resolusi dan efisiensi detektor serta mengidentifikasi
sumber radioaktif

II. DASAR TEORI

Detektor sintilasi NaI(Tl) terdiri atas sintilator dan tabung pelipat ganda
elektron. Bahan sintialtor dibuat dari kristal tunggal natrium iodida (NaI) yang sudah
sedikit diberi pengotor Talium (Tl).
Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor
radiasi. Prinsip dasarnya ialah mengubah radiasi menjadi pulsa listrik. Ada beberapa
jenis detektor radiasi yang mana salah satunya adalah detektor sintilasi.
Detektor Sintilasi adalah detektor yang menggunakan dasar efek sintilasi
(kelipan/intensitas sinar yang menumbuk fosfor) apabila bahan sintilator dikenai suatu
radiasi nuklir. Proses ini terutama disebabkan oleh proses eksitasi yang diikuti oleh
deeksitasi.
Apabila radiasi gamma memasuki tabung detektor maka akan terjadi interaksi
radiasi gamma dengan bahan detektor. Interaksi itu dapat menghasilkan efek fotolistrik,
hamburan compton dan produksi pasangan. Karena reaksi ini maka elektron-elektron
bahan detektor akan terpental keluar sehingga atom-atom itu berada dalam keadaan
tereksitasi. Atom-atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan dasarnya sambil
memancarkan kerlipan cahaya seperti ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1. Proses terjadinya percikan cahaya di dalam sintilator


Cahaya yang dipancarkan selanjutnya diarahkan ke fotokatoda sensitif dalam
tabung pelipat ganda elektron seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Konstruksi tabung pelipat ganda elektron

Apabila fotokatoda terkena kerlipan cahaya, maka dari permukaan fotokatoda


itu akan dilepaskan elektron. Elektron yang dilepaskan oleh fotokatoda akan dipercepat
oleh medan listrik dalam tabung pelipat ganda elektron menuju dinoda pertama dan
seterusnya hingga dinoda terakhir (anoda). bisa didapatkan faktor penggandaan
elektron antara 107-108. Dengan demikian, sinar gamma yang dideteksi akan
menghasilkan pulsa listrik sebagai keluaran dari detektor NaI(Tl).
Tenaga elektron yang dilepaskan ini bergantung pada intensitas sinar gamma
yang mengenai detektor. Makin tinggi energi elektron, makin tinggi pula pulsa listrik
yang dihasilkannya, sedang makin banyak elektron yang dilepaskan, makin banyak
pula cacahan pulsanya. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh detektor tersebut kemudian
dapat ditampilkan bentuk spektrumnya serta dapat dianalisa secara kuantitatif maupun
kualitatif menggunakan spektrometer gamma seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Spektrometer gamma dengan detector sintilasi NaI(Tl)


Contoh tampilan spektrum radiasi gamma yang ditangkap oleh detektor sintilasi
NaI(Tl) seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5 berikut.
Gambar 4. Spektrum Cs-137 Gambar 5. Spektrum Co-60

RESOLUSI DETEKTOR
Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan energi radiasi
yang berdekatan. Suatu detektor diharapkan mempunyai resolusi yang sangat kecil (high
resolution) sehingga dapat membedakan energi radiasi secara teliti. Resolusi detektor
disebabkan oleh peristiwa statistik yang terjadi dalam proses pengubahan energi
radiasi, noise dari rangkaian elektronik, serta ketidakstabilan kondisi pengukuran. Nilai
resolusi dapat dihitung dengan Persamaan 1.

dimana :
• ΔE = Lebar setengah puncak maksimum (FWHM)
• E = nomor saluran puncak foto

EFISIENSI DETEKTOR
Efisiensi detektor adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara
jumlah pulsa listrik yang dihasilkan detektor terhadap jumlah radiasi yang diterimanya.
Nilai efisiensi detektor dapat dihitung dengan Persamaan 2 dan sangat ditentukan oleh
bentuk geometri dan densitas bahan detektor.

dimana :
• Ep : efisiensi detektor
• ta : waktu pencacahan (detik)
• Ui : intensitas cacah total di bawah puncak
• Ub : intensitas latar pada waktu pencacahan yang sama dengan Ui
• f : fraksi peluruhan gamma
• AUi : aktivitas sumber (dps)
• Ω : faktor geometri untuk sumber titik :

• d : jarak detektor ke sumber (cm),


• r : jari-jari detektor (cm).

Gambar 6. Letak sumber pada detector

III. ALAT DAN BAHAN

1. Universal Computer Spectrometer UCS30


2. Source kit
3. Pinset
4. Detektor Nal(TI)

IV. LANGKAH KERJA


1. Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Periksa sambungan sistem UCS30 seperti ditunjukkan pada Gambar 7 berikut :
3. Masukkan kabel power spektrometer dan PC ke jala-jala PLN kemudian hidupkan.
4. Hitung aktivitas dan catat raksi peluruhan gamma sumber radioaktif yang digunakan.
5. Ukur dan catat diameter detektor NaI(Tl) yang digunakan.
6. Letakkan sumber radioaktif di depan detektor dengan jarak sesuai kebutuhan,
kemudian catat.
7. Lakukan percobaan untuk menentukan tegangan kerja terlebih dahulu.
8. Atur gain amplfier (coarse dan fine), ADC ( jumlah saluran, LLD & ULD), waktu cacah
(realtime atau livetime) sesuai kebutuhan.
9. Jalankan akuisisi dan tunggu hingga selesai.
10. Catat data-data yang diperlukan dan masukkan dalam table

Gambar 7. Sistem spektrometer gamma menggunakan UCS30


4.1 Percobaan I Identifikasi Spektrum Gamma
1. Letakkan sumber Cs-137 pada jarak 3 cm di depan detektor
2. Jalankan akuisisi dan tunggu hingga selesai.
3. Catat nomor saluran photopeak, compton edge, dan backscatter.
4. Tentukan FHWM pada daerah photopeak dengan cara set ROI. Catat harga FWHM,
cacah peak area gross, cacah peak area net, dan centroid.
5. Simpan file dalam folder.
6. Ganti dengan sumber Co-60 kemudian bersihkan layar dengan erase spectrum dan clear
ROI. ulangi langkah 1 s.d. 5
7. Ulangi langkah 6 untuk sumber X.

4.2 Percobaan II Resolusi Energi Gamma


1. Buka file untuk sumber Cs-137.
2. Hitung resolusi detektor dengan persamaan 1 di atas.
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk sumber Co-60 dan sumber X.

4.3 Percobaan III Kalibrasi Energi Gamma


1. Jalankan kalibrasi secara manual dengan memasukkan data energi dan nomor saluran
puncak untuk sumber Cs-137, Co-60 dan sumber X.
2. Tetapkan energi sumber-X berdasarkan nomor saluran puncaknya.
3. Dengan perolehan energi sumber-X cari nama unsur dalam tabel energi

V. ANALISIS DAN PERHITUNGAN DATA


Setelah dilakukan rangkaian kerja menurut petunjuk praktikum, berikut ini data
yang didapatkan oleh praktikan:

5.1. Sumber Radioaktif Cs-137

Sumber radioaktif : Cs-137


Aktivitas : 0,25 µCi
Tanggal : Juni 2022
Waktu Paro : 30,1 tahun
Waktu awal : September 2017
Diameter : 4,5 cm
Jari-jari : 2 cm
Jarak Sumber ke detektor : 3 cm
Waktu pencacah (t) : 60 detik
5.1.1. Spektrum Cs-137

Gambar 1. Spektrum Cs-137 yang tertampil di monitor

Gambar 2. Spektrum Cs-137

Tabel 1. Data Pencacahan Cs-137

No. Nama Energi f (%) Nomor FWHM Cacah Cacah


Puncak (keV) Saluran Area Area
Nett Gross
1. Photopeak 661,6 85 218 70,7 3155 3535
2. Compton 378 - 152 10,6 56 710
Edge
3. Backscatter 144,8 - 86 56,5 375 2524
5.1.2. Aktivitas Sekarang (At)
𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑒 −𝜆𝑡
0,693
− ×4,75
𝐴𝑡 = 9250 × 2,72 30,07

𝐴𝑡 = 8290,29 𝐵𝑞
𝐴𝑡 = 8290,29 𝑑𝑝𝑠

5.1.3. Resolusi (R)


∆𝑬
R= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑬
• Photopeak
70,4
𝑅= 𝑥 100%
2,8
𝑅 = 32,43 %

• Compton Edge
10,6
𝑅= 𝑥 100%
152
𝑅 = 6,97%

• Backscatter
56,5
𝑅= 𝑥 100%
86
𝑅 = 65,69%

5.1.4. Faktor Geometri :


1
Ω = 2𝜋(1 − √𝑑2 )
−𝑟 2
1
Ω = 2 ∙ 3.14(1 − )
√(3)2 −(2)2
Ω = 4.54

5.1.5. Efesiensi (Ep)


𝛴𝑈𝑖 −𝛴𝑈𝑏 1
∈𝑝= 𝑡 𝛺𝑓𝐴𝑈𝑖
• Photopeak
1
∈ 𝑝 = (3155) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 9,8𝑥10−4

• Compton Edge
1
∈ 𝑝 = (56) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 1,75𝑥10−5

• Backscatter
1
∈ 𝑝 = (375) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 1,17𝑥10−4
5.2.Sumber Radioaktif Co-60

5.2.1. Spektrum Co-60

Gambar 3. Spektrum Co-60 yang tertampil di monito

Gambar 4. Spektrum Co-60

Sumber radioaktif : Co-60


Aktivitas : 1 µCi
Tanggal : Juni 2022
Waktu Paro : 5,27 tahun
Waktu awal : September 2017
Diameter : 4,5 cm
Jari-jari : 2 cm
Jarak Sumber ke detektor : 3 cm
Waktu pencacah (t) : 60 detik
Tabel 2. Data Pencacahan Co-60

No. Nama Energi f (%) Nomor FWHM Cacah Cacah


Puncak (keV) Saluran Area Area
Nett Gross
1. Photopeak-1 1173,2 100 379 74 2206 4550
2. Photopeak-2 1332,5 100 422 96,1 2183 3349
3. Compton 855 - 293 22,2 771 4451
Edge
4. Backscatter 36,3 - 77 22,2 731 6911

5.2.2. Aktivitas Sekarang (At)


𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑒 −𝜆𝑡
0,693
− ×4,75
𝐴𝑡 = 3,7 × 104 × 2,72 30,07

𝐴𝑡 = 1,9804 × 104 𝐵𝑞
𝐴𝑡 = 1,9804 × 104 𝐵𝑞

5.2.3. Resolusi (R)


∆𝑬
R= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑬
• Photopeak-1 (Eγ 1173 keV)
74
𝑅 = 2379 𝑥 100%
𝑅 = 19,52 %

• Photopeak-2 (Eγ 1332 keV)


96,1
𝑅= 𝑥 100%
422
𝑅 = 22,7 %

• Compton Edge
22,2
𝑅= 𝑥 100%
422
𝑅 = 7,57 %

• Backscatter
22,2
𝑅= 𝑥 100%
77
𝑅 = 28,83%
5.2.4. Faktor Geometri :
1
Ω = 2𝜋(1 − √𝑑2 )
−𝑟 2
1
Ω = 2 ∙ 3.14(1 − )
√(3)2 −(2)2
Ω = 4.54

5.2.5. Efesiensi (Ep)


𝛴𝑈𝑖 −𝛴𝑈𝑏 1
∈𝑝= 𝑡 𝛺𝑓𝐴𝑈𝑖
• Photopeak-1
1
∈ 𝑝 = (2206) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 2,45𝑥10−4

• Photopeak-2
1
∈ 𝑝 = (2183) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 2,42𝑥10−4

• Compton Edge
1
∈ 𝑝 = (771) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 8,57𝑥10−4

• Backscatter
1
∈ 𝑝 = (731) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 8,13𝑥10−5

5.3.Sumber Radioaktif Co-60

5.3.1. Spektrum Sumber-X

Gambar 5. Spektrum Sumber-x pada monitor


Gambar 6. Spektrum Sumber-x
Berdasarkan gambar5. Spektrum sumber-x pada monitor terdapat energi dan
nomor saluran juga, FWHM. Dimana, spektrum tersebut terdapat photopeak hanya
1 saja. Dapat diintefikasi bahwa sumber-x tersebut termasuk kedalam sumber Cs-
137.
Tabel 3. Data Pencacahan Sumber-x

No. Nama Puncak Nomor FWHM Cacah Cacah


Saluran Area Area
Nett Gross
1. Photopeak-1 222 63,6 4260 4770
2. Compton Edge 149 10,6 15 618

5.3.2. Resoulsi
∆𝐸
𝑅= × 100%
𝐸
Photopeak-1 (Eγ 653.7 keV)
63.6
𝑅= × 100% = 28.64%
222

5.3.3. Faktor Geometri (Ω)


1
Ω = 2𝜋(1 − √𝑑2 )
−𝑟 2
1
Ω = 2 ∙ 3.14(1 − )
√(3)2 −(2)2
Ω = 4.54

5.3.4. Efesiansi (ϵp)


𝛴𝑈𝑖−𝛴𝑏 1 1
𝜖𝑝 = = (𝐶𝑎𝑐𝑎ℎ 𝐴𝑟𝑒𝑎 𝑁𝑒𝑡𝑡) ∙ Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
Photopeak -1 (Eγ 653.7 keV)
1
𝜖𝑝 = 4260 ∙ 4.54∙85∙1.9804×104 = 5.57 × 10−4
5.4. Grafik Perbandingan Energi Gamma VS Resolusi dan Efesiensi Detektor

Grafik Energi vs Resolusi


35 32.43(Cs-137)
28.64 (Sumber X)
28
22.7 (Co-60)
19.52 (Co-600
Resolusi (%)

21

14

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Energi (keV)

Grafik 1. Perbandingan Energi Gamma VS Resolusi

Grafik Energi vs Efisiensi


12
9.8
10
Efisiensi (... x 10-4)

8
5.57
6

4
2.45 2.42
2

0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Energi (keV)

Grafik 2. Perbandingan Energi Gamma VS Efesiensi


VI. PEMBAHASAN

Dalam praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi ini, praktikan


melakukan percobaan serta pengamatan tentang “Percobaan Spektroskopi Gamma
Dengan Detektor Sintilasi NaI(TI)”. Pada percobaan kali ini dilakukan 3 percobaan,
yaitu mengkalibrasi energi gamma, mengidentifikasi spektrum gamma, dan
menentukan resolusi energi gamma. Praktikum ini menggunakan 3 sumber radioaktif
yang dilakukan uji coba yaitu Cs-137, Co-60, dan Sumber-x. Alat dan bahan yang
digunakan seperti detector GM, sumber radiasi (Cs-137, Co-60, dan sumber-x), pinset,
PC, dan software Universal Computer Spectrometer UCS30.
Dilaksanakan praktikum yang berjudul“Percobaan Spektroskopi Gamma
Dengan Detektor Sintilasi NaI(TI)” bertujuan agar mahasiswa mampu memahami
teknik dasar pengukuran tenaga sinar gamma mengggunakan detektor sintilasi, agar
mahasiswa mampu menentukan tegangan kerja detektor, melakukan kalibrasi energi,
menghitung resolusi dan efesiensi detektor serta mengidetifikasi sumber radiasi.
Supaya praktikum berjalan dengan lancar, maka praktikan harus mengerti
terlebih dahulu teori yang berhubungan dnegan judul ini terutama mengenai prinsip
kerja spektrometer gamma dengan detektor sintilasi NaI(TI). Berikut penjelasans ecara
singkat prinsip kerjanya. Terdapat detektor sintilasi Na(TI), dimana radiasi akan di
tembakkan ke dalam tabung detektor yang nanti nya terjadi interaksi radiasi didalam
tabung sehingga menghasilkan efek fotolistrik, hamburan compton dan produksi
pasangan. Karena ada ketiga reaksi tersebut maka elektron yang berhamburan pada
tabung PMT akan ke segala arah dan terpental keluar sehingga atomnya akan
terkesitasi. Selanjutnya, terjadi pancaran cahay yang akan diarahkan ke fotokatoda
sensitif dalam tabung pelipat ganda elektron. Terjadinya pelepasan elektron oleh
fotokatoda yang akan dipercepat oleh lmedan listrik dalam tbaung pelipat ganda eletron
menuju dinoda pertama sama akhir (anoda). Resolusi detektor adalah kemampuan
detektor untuk membedakan energi radiasi yang berdekatan. Efisiensi detektor adalah
suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik yang dihasilkan
detektor terhadap jumlah radiasi yang diterimanya.
Pada percobaan pertama, praktikan menggunakan sumber Cs-137 dengan
aktivitas awal (A0) yaitu 0,25 µCi dengan waktu paro 30,07 tahun dan jarak dari waktu
awal sampai saat ini dari september 2017 sampai dengan juni 2022 sehingga (t) 4,75
tahun. Pada percobaan ini, sumber radiasi diletakkan di depan detektor sintilasi dengan
jarak 3 cm. sebelum mencacah sumber ini, maka akan dilakukan kalibrasi dulu pada
alat menggunakan sumber Co-60. Cs-137 memiliki puncak peak 1 saja atau single
peak dengan energi peaknya sebesar 662 keV. Lakukan cacahan pada sumber Cs-137
untuk melihat spektrumnya. Diperoleh faktor geometri pada sumber ini yaitu 4,54 dan
aktivitas saat ini sebesar 8290,29 Bq. Maka didapatkan hasil spektrum berdasarkan
Gambar 1. yaitu memilki 1 photopeak, 1 compton edge, dan 1 backscatter. Dengan
berturut-turut nilai energi yang diperoleh pada spektrum sebesar 661,6 keV pada nomor
saluran 218; 447,7 dnegan nomor saluran 152; 67,9 pada nomor saluran 86. Setelah itu,
praktikan menentukan resolusi dan efesiensi, dimana sebelum menentukan resolusi
praktikan harus mencari nirai FWHM dari photopeak, compton edge, dan backscatter.
Setelah didapatkkan nilai FWHM berdasarkan Tabel 1. Dapat dilakukan perhitungan
resolusi dengan nilai berturut-turut 32,43%; 6,97%; 65,69%. Ut.nuk nilai efesiensi dari
photpeak, compton edge, dan backscatter yaitu 9.8 × 10−4 ; 1.75 × 10−5 ; 1.17 × 10−4
Pada percobaan kedua, praktikan menggunakan sumber radiasi Co-60 yang
memiliki aktivitas awal (A0) yaitu 1 µCi dengan waktu paro 5,27 tahun dan jarak dari
waktu awal sampai saat ini dari september 2017 sampai dengan juni 2022 sehingga (t)
4,6 tahun. Percobaan ini disetting dnegan waktu selama 60s. langkah yang dilakukan
pada percobaan kedua ini sama dnegan percobaan pertama, hanya saja tidak perlu
dilakukan kalibrasi energi lagi dan dengan sumber yang berbeda. Co-60 pada dasarny
memiliki 2 energi peak atau biasa di sebut dengan (double peak) yang mana nilai energi
nya 1173,2keV dan 1332,5keV. Maka dari itu, praktikan dapat menentukan aktivitas
saat ini sebesar .9804×104 Bq. Setelah dilakukan pencacahan, maka diperoleh spektrum
pada monitor yang mana terdapat 2 phtopeak (photopeak 1 dan photopeak 2), compton
edge, dan backscatter. Dari data yang telah didapatkan, praktikan dapat mencari nilai
resolusi diperoleh photopeak 1 ( 1173,2 keV) sebesar 19,52% , photopeak-2 (1332,5
keV) sebesar 22,7%, compton edge 7,57 % dan backscatter 28,83%. Resolusi pada
percobaan ini lebih kecil dari percobaan pertama Cs-137. Dengan menggunakan
perhitungan yang sesuai dibutuhkan untuk mendapatkan nilai efesiensi maka
didapatkan nilai efesiensi diperoleh photopeak 1 ( 1173,2 keV) sebesar 2.45 × 10−4 , ,
photopeak-2 (1332,5 keV) sebesar 2.42 × 10−4, compton edge 8.57 × 10−4 dan
backscatter 8.13 × 10−4 .
Pada Percobaan ketiks, praktikan menggunakan sumber-x dimanaa, pada
percobaan ini praktikan dilatih untuk nantinya berhadapan dengan sumber radioaktif
yang belum diketahui aktivitas dan energinya, biasanya nanti melakukan pengecekan
pada lava dari gunung yang terhambur. Maka dari itu praktikan harus mengecek dulu
berapa energi yang didapatkan sehingga bisa menentukan aktivitas, waktu paruhnya.
Percobaan ini dicacah selama waktu 60s juga. Diana sumber ini memiliki energi 1 peak
(single peak) dengan energi yang diperoleh sebesar 653,7 keV energi ini hampir
mendekati dengan energi dari sumber Cs-137. Kemungkinan besar sumber-x ini adalah
sumber dari Cs-137. Karena sudah mengetahui sumber nya, maka kita dapat
menentukan resolusinya yang siperoleh sebesar 28,64% dan efesiensinya sebesar
5.57 × 10−4 .
Pada grafik 1 dan 2 terlihat bahwa perbandingan energi dan resolusi adalah
energinya semakin besar, maka resolusi yang diperoleh semakin kecil. Untuk
perbandingan antara energi dan efesiensi juga sama yang dipengaruhi oleh jenis dari
radiasi.
Setelah dilakukan ketiga percobaan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Perhitungan ini telah sesuai dengan teori bahwa detektor Sintilasi NaI(Tl) ini dapat
membedakan puncak energi gamma yang dipancarkan. Dari ketiga percobaan tersebut
detektor sintilasi dapat membedakan energi. Pada percobaan terakhir, dilakukan
perhitungan resolusi dari detektor Sintilasi NaI(Tl). Nilai resolusi semakin baik bila
niali FWHM yang dimiliki semakin kecil, hal ini karena nilai FWHM yang semakin
kecil maka persentase resolusi akan kecil (baik) atau tinggi.semakin besar energi yang
didapatkan maka resolusinya yang diperoleh dan efesiensinya semakin kecil karena
berbanding terbalik.

VII. KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan praktikum Spektroskopi Gamma Dengan


Detektor Sintilasi NaI(TI dapat disimpulkan bahwa:
1. Teknik dasar pengukuran tenaga sinar gamma yaitu menggunakan detektor sintilasi
NaI(Tl). Detektor NaI(Tl) merupakam detector yang bahanya terbuat detektor tunggal
natrium detektor (NaI) yang sudah sedikit diberi pengotor Talium (Tl) dan merupakan
salah satu dari jenis detector sintilasi
2. Melakukan kalibrasi energi untuk membuat persamaan energi yang didapatkan harga
hasil energi yang didapatkan sesuai dengan teori. Dimana, kalibrasi ini dilakukans ecara
manual dengan cara menginput data energi.
3. Hubungan antara energi dengan resolusi adalah semakin besar energi, maka resolusi
akan semakin kecil. sedangkan, hubungan antara energi dengan efisiensi akan
dipengaruhi oleh jenis radiasi tersebut.
4. Dilakukan identifikasi terhadap sumber-x dan ditemukan bahwa sumber-x tersebut
hampir mirip dnegan sumber Cs-137.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Sukarman. 2022. Petunjuk Praktikum Alat Deteksi dan Proteksi Radiasi “Percobaan
Spektroskopi Gamma Dengan Detektor Sintilasi NaI(TI)”. Yogyakarta :
Poltek-Nuklir.
Sulistyani. 2010. Detertor Radiasi Inti. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai