Disusun Oleh:
Nama : Elsinta
NIM : 022000015
Dosen Pengampu:
YOGYAKARTA
2022
I. TUJUAN
Detektor sintilasi NaI(Tl) terdiri atas sintilator dan tabung pelipat ganda
elektron. Bahan sintialtor dibuat dari kristal tunggal natrium iodida (NaI) yang sudah
sedikit diberi pengotor Talium (Tl).
Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor
radiasi. Prinsip dasarnya ialah mengubah radiasi menjadi pulsa listrik. Ada beberapa
jenis detektor radiasi yang mana salah satunya adalah detektor sintilasi.
Detektor Sintilasi adalah detektor yang menggunakan dasar efek sintilasi
(kelipan/intensitas sinar yang menumbuk fosfor) apabila bahan sintilator dikenai suatu
radiasi nuklir. Proses ini terutama disebabkan oleh proses eksitasi yang diikuti oleh
deeksitasi.
Apabila radiasi gamma memasuki tabung detektor maka akan terjadi interaksi
radiasi gamma dengan bahan detektor. Interaksi itu dapat menghasilkan efek fotolistrik,
hamburan compton dan produksi pasangan. Karena reaksi ini maka elektron-elektron
bahan detektor akan terpental keluar sehingga atom-atom itu berada dalam keadaan
tereksitasi. Atom-atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan dasarnya sambil
memancarkan kerlipan cahaya seperti ditunjukkan pada Gambar 1
RESOLUSI DETEKTOR
Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan energi radiasi
yang berdekatan. Suatu detektor diharapkan mempunyai resolusi yang sangat kecil (high
resolution) sehingga dapat membedakan energi radiasi secara teliti. Resolusi detektor
disebabkan oleh peristiwa statistik yang terjadi dalam proses pengubahan energi
radiasi, noise dari rangkaian elektronik, serta ketidakstabilan kondisi pengukuran. Nilai
resolusi dapat dihitung dengan Persamaan 1.
dimana :
• ΔE = Lebar setengah puncak maksimum (FWHM)
• E = nomor saluran puncak foto
EFISIENSI DETEKTOR
Efisiensi detektor adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara
jumlah pulsa listrik yang dihasilkan detektor terhadap jumlah radiasi yang diterimanya.
Nilai efisiensi detektor dapat dihitung dengan Persamaan 2 dan sangat ditentukan oleh
bentuk geometri dan densitas bahan detektor.
dimana :
• Ep : efisiensi detektor
• ta : waktu pencacahan (detik)
• Ui : intensitas cacah total di bawah puncak
• Ub : intensitas latar pada waktu pencacahan yang sama dengan Ui
• f : fraksi peluruhan gamma
• AUi : aktivitas sumber (dps)
• Ω : faktor geometri untuk sumber titik :
𝐴𝑡 = 8290,29 𝐵𝑞
𝐴𝑡 = 8290,29 𝑑𝑝𝑠
• Compton Edge
10,6
𝑅= 𝑥 100%
152
𝑅 = 6,97%
• Backscatter
56,5
𝑅= 𝑥 100%
86
𝑅 = 65,69%
• Compton Edge
1
∈ 𝑝 = (56) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 1,75𝑥10−5
• Backscatter
1
∈ 𝑝 = (375) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 1,17𝑥10−4
5.2.Sumber Radioaktif Co-60
𝐴𝑡 = 1,9804 × 104 𝐵𝑞
𝐴𝑡 = 1,9804 × 104 𝐵𝑞
• Compton Edge
22,2
𝑅= 𝑥 100%
422
𝑅 = 7,57 %
• Backscatter
22,2
𝑅= 𝑥 100%
77
𝑅 = 28,83%
5.2.4. Faktor Geometri :
1
Ω = 2𝜋(1 − √𝑑2 )
−𝑟 2
1
Ω = 2 ∙ 3.14(1 − )
√(3)2 −(2)2
Ω = 4.54
• Photopeak-2
1
∈ 𝑝 = (2183) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 2,42𝑥10−4
• Compton Edge
1
∈ 𝑝 = (771) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 8,57𝑥10−4
• Backscatter
1
∈ 𝑝 = (731) 4,54𝑥85𝑥8290,29 𝐵𝑞 = 8,13𝑥10−5
5.3.2. Resoulsi
∆𝐸
𝑅= × 100%
𝐸
Photopeak-1 (Eγ 653.7 keV)
63.6
𝑅= × 100% = 28.64%
222
21
14
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Energi (keV)
8
5.57
6
4
2.45 2.42
2
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Energi (keV)
VII. KESIMPULAN
Sukarman. 2022. Petunjuk Praktikum Alat Deteksi dan Proteksi Radiasi “Percobaan
Spektroskopi Gamma Dengan Detektor Sintilasi NaI(TI)”. Yogyakarta :
Poltek-Nuklir.
Sulistyani. 2010. Detertor Radiasi Inti. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
IX. LAMPIRAN