Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN

PENGUKURAN RADIASI

“Judul Percobaan : Spektroskopi Gamma dengan Detektor Sintilasi NaI(Tl)”

Disusun Oleh :

Nama : Ira Palupi


NIM : 022000021
Tgl. Praktikum : 29 Juni 2022
Dosen Pengampu : Dr. Sukarman, M.Eng
Kelompok :E
Teman kerja : 1. Ibnu Idqan NIM. 022000020
2. Izatul Fadhila NIM. 022000022
3. M Arfin Hussein NIM. 022000024

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
2022
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
ALAT DETEKSI DAN PENGUKURAN RADIASI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Judul Percobaan


Praktikum ini terdapat 3 (tiga) macam percobaan, diantaranya:
a. Percobaan 1 : Identifikasi Spektrum Gamma.
b. Percobaan 2 : Resolusi Energi Gamma.
c. Percobaan 3 : Kalibrasi Energi Gamma.

I.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini terbagi menjadi tujuan instruksional umum
dan khusus, yaitu :
a. Tujuan instruksional umum yakni agar mahasiswa mampu memahami Teknik
dasar pengukuran tenaga sinar gamma menggunakan detektor sintilasi.
b. Tujuan instruksional khusus yakni agar mahasiswa mampu,
- Menentukan tegangan kerja detektor.
- Melakukan kalibrasi energi.
- Menghitung resolusi dan efisiensi detektor.
- Mengidentifikasi sumber radioaktif.
BAB II
DASAR TEORI

II.1. Detektor Sintilasi


Detektor sintilasi NaI(Tl) terdiri atas sintilator dan tabung pelipat ganda
elektron. Bahan sintialtor dibuat dari kristal tunggal natrium iodida (NaI) yang sudah
sedikit diberi pengotor Talium (Tl). Apabila radiasi gamma memasuki tabung detektor
maka akan terjadi interaksi radiasi gamma dengan bahan detektor. Interaksi itu dapat
menghasilkan efek fotolistrik, hamburan compton dan produksi pasangan. Karena
reaksi ini maka elektron-elektron bahan detektor akan terpental keluar sehingga atom-
atom itu berada dalam keadaan tereksitasi. Atom-atom yang tereksitasi akan kembali
ke keadaan dasarnya sambil memancarkan kerlipan cahaya seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.

Gambar 1. Proses Terjadinya Percikan Cahaya di Dalam Sintilator

Cahaya yang dipancarkan selanjutnya diarahkan ke fotokatoda sensitif dalam


tabung pelipat ganda elektron seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Apabila fotokatoda
terkena kerlipan cahaya, maka dari permukaan fotokatoda itu akan dilepaskan elektron.
Elektron yang dilepaskan oleh fotokatoda akan dipercepat oleh medan listrik dalam
tabung pelipat ganda elektron menuju dinoda pertama dan seterusnya hingga dinoda
terakhir (anoda). bisa didapatkan faktor penggandaan elektron antara 107-108. Dengan
demikian, sinar gamma yang dideteksi akan menghasilkan pulsa listrik sebagai
keluaran dari detektor NaI(Tl).

Gambar 2. Konstruksi Tabung Pelipat Ganda Elektron


Tenaga elektron yang dilepaskan ini bergantung pada intensitas sinar gamma
yang mengenai detektor. Makin tinggi energi elektron, makin tinggi pula pulsa listrik
yang dihasilkannya, sedang makin banyak elektron yang dilepaskan, makin banyak
pula cacahan pulsanya. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh detektor tersebut kemudian
dapat ditampilkan bentuk spektrumnya serta dapat dianalisa secara kuantitatif maupun
kualitatif menggunakan spektrometer gamma seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Spektrometer Gamma dengan Detektor Sintilasi NaI(Tl)


Contoh tampilan spektrum radiasi gamma yang ditangkap oleh detektor
sintilasi NaI(Tl) seperti ditunjukkan pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Spektrum Cs-137 dan Spektrum Co-60


II.2. Resolusi Detektor
Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan energi
radiasi yang berdekatan. Suatu detektor diharapkan mempunyai resolusi yang sangat
kecil (high resolution) sehingga dapat membedakan energi radiasi secara teliti.
Resolusi detektor disebabkan oleh peristiwa statistik yang terjadi dalam proses
pengubahan energi radiasi, noise dari rangkaian elektronik, serta ketidakstabilan
kondisi pengukuran. Nilai resolusi dapat dihitung dengan Persamaan 1.
∆𝑬
𝑹= × 𝟏𝟎𝟎 % Persamaan 1
𝑬

Dimana :
∆𝑬 = Lebar setengah puncak maksimum (FWHM)
E = Nomor saluran puncak foto

II.3. Efisiensi Detektor


Efisiensi detektor adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara
jumlah pulsa listrik yang dihasilkan detektor terhadap jumlah radiasi yang diterimanya.
Nilai efisiensi detektor dapat dihitung dengan Persamaan 2 dan sangat ditentukan oleh
bentuk geometri dan densitas bahan detektor.

Persamaan 2
Dimana :
𝑬𝒑 = Efisiensi detektor
t = Waktu pencacahan (detik)
Ui = Intensitas cacah total di bawah puncak
Ub = Intensitas latar pada waktu pencacahan yang sama dengan Ui
f = Fraksi peluruhan gamma
AUi = Aktivitas sumber (dps)
 = Faktor Geometri untuk sumber titik

Persamaan 3
d = Jarak detektor ke sumber (cm)
r = Jari-jari detektor (cm)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan


Alat atau perangkat yang digunakan pada praktikum alat deteksi pengukuran
radiasi, dengan judul “Spektroskopi Gamma dengan Detektor Sintilasi NaI(Tl)”
diantaranya:
a. Universal Computer Spectrometer UCS30
b. Source Kit
c. Pinset
d. Petunjuk Praktikum
e. Alat tulis
III.2. Langkah Kerja
III.2.1. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sebelum memulai praktikum, tentunya perlu diperhatikan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, diantaranya :
a. Tegangan tinggi untuk detektor dipastikan sesuai yang dibutuhkan, dan tidak
memegang terminal keluaran tegangan tinggi saat HV hidup.
b. Dalam menggunakan sumber radioaktif, kontak langsung dihindari, atau pinset
dan alat sejenisnya digunakan untuk memegang sumber.

III.2.2. Prosedur
a. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan disiapkan.
b. Sambungan sistem UCS30 diperiksa seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Sistem Spektrometer Gamma Menggunakan UCS30


c. Kabel power spectrometer dan PC dimasukkan ke jala-jala PLN kemudian
dihidupkan.
d. Aktivitas dan catat fraksi peluruhan gamma sumber radioaktif yang digunakan
dihitung.
e. Diameter detektor NaI(Tl) yang digunakan diukur dan dicatat.
f. Sumber radioaktif diletakkan di depan detektor dengan jarak sesuai kebutuhan,
lalu dicatat.
g. Percobaan untuk menentukan tegangan kerja dilakukan.
h. Gain amplifier (coarse dan fine), ADC (jumlah saluran, LLD, ULD), waktu
cacah (realtime atau livetime) diatur sesuai kebutuhan.
i. Akuisisi dijalankan dan ditunggu hingga selesai.
j. Data-data yang diperlukan dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel.

III.2.3. Langkah Kerja Percobaan 1 : Identifikasi Spektrum Gamma


a. Sumber Cs-137 diletakkan pada jarak 1 cm di depan detektor.
b. Akuisisi dijalankan dan ditunggu hingga selesai.
c. Nomor saluran photopeak, Compton edge, dan backscatter dicatat.
d. FWHM ditentukan pada daerah photopeak dengan cara set ROI. Dan harga
FWHM , cacah peak area gross, cacah peak area net, dan centroid dicatat.
e. Selanjutnya, file disimpan dalam folder.
f. Sumber diganti dengan Co-60 kemudian, layar dibersihkan dengan erase
spectrum dan clear ROI. Langkah 1 s.d. 5 diulangi
g. Langkah 6 untuk sumber Eu-152 dan sumber X diulangi.

III.2.4. Langkah Kerja Percobaan 2 : Resolusi Energi Gamma


a. File untuk sumber Cs-137 dibuka.
b. Resolusi detektor dihitung melalui persamaan 1.
c. Langkah 1 dan 2 diulangi untuk sumber Co-60, sumber Eu-152, dan sumber X.

III.2.5. Langkah Kerja Percobaan 3 : Kalibrasi Energi Gamma


a. Kalibrasi dijalankan secara manual, dengan memasukkan data energi dan
nomor saluran puncak untuk sumber Cs-137, Co-60, Eu-152, dan sumber X.
b. Energi pada sumber X ditetapkan berdasarkan nomor saluran puncaknya.
c. Dengan perolehan energi sumber X, maka nama unsur dalamtabel energi dapat
dicari.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Data


IV.1.1. Data Pengamatan Sumber Radiasi Cs-137
Diketahui :
Waktu paruh (T1/2) = 30.07 tahun
Aktivitas awal (A0) = 0.25 µCi = 9250 Bq
f = 85 % = 0.85
𝐽𝑢𝑛𝑖 2022−𝑁𝑜𝑣𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 2011
Waktu (t) = = 10.6 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
365

Jarak detektor ke sumber (d) = 1 cm


Jari-jari detektor (r) = 2 cm

Aktivitas sekarang (At)


𝑡
−0.693 ×
𝑇1/2
𝐴𝑡 = 𝐴𝑜 × 𝑒
10.6
𝐴𝑡 = 9250 × 𝑒 −0.693 × 30.07
𝐴𝑡 = 7245 𝐵𝑞 = 7245 𝑑𝑝𝑠

Gambar 6. Spektrum Cs-137


Cacah
No. Nama Puncak Energi f Nomor FWHM Cacah Area Area
(keV) (%) Saluran Nett Gross
1. Photopeak (biru) 640.9 85 1335 62.5 137001 144850
2. Compton Edge (merah) 375.2 - 867 19.9 11447 52485
3. Backscatter (hijau) 117.9 - 414 40.9 10123 72478
Tabel 1. Data Pencacahan Cs-137

Resolusi (R)
𝛥𝐸
𝑅= × 100%
𝐸
62.5
a. 𝑅 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 = 1335 × 100% = 4.68 %
19.9
b. 𝑅 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑡𝑜𝑛 𝑒𝑑𝑔𝑒 = × 100% = 2.3 %
867
40.9
c. 𝑅 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑠𝑐𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = × 100% = 9.9 %
414

Faktor Geometri (Ω)


1
Ω = 2π ( 1 − )
√𝑑 2 + 𝑟 2
1
Ω = 2 × 3.14 ( 1 − )
√12 + 22
Ω = 3.47

Efisiensi (Ep)
∑ 𝑈𝑖 − ∑ 𝑈𝑏 1
𝐸𝑝 =
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
1
a. 𝐸𝑝 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 = 137001 = 6.41
3.47 ×0.85 ×7245
1
b. 𝐸𝑝 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑡𝑜𝑛 𝑒𝑑𝑔𝑒 = 11447 = 0.53
3.47 ×0.85 ×7245
1
c. 𝐸𝑝 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑠𝑐𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = 10123 = 0.47
3.47 ×0.85 ×7245
IV.1.2. Data Pengamatan Sumber Radiasi Co-60
Diketahui :
Waktu paruh (T1/2) = 5.27 tahun
Aktivitas awal (A0) = 1 µCi = 3.7 × 104 Bq
f = 100 % = 1
𝐽𝑢𝑛𝑖 2022−𝑁𝑜𝑣𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 2011
Waktu (t) = = 10.6 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
365

Jarak detektor ke sumber (d) = 1 cm


Jari-jari detektor (r) = 2 cm

Aktivitas sekarang (At)


𝑡
−0.693 ×
𝑇1/2
𝐴𝑡 = 𝐴𝑜 × 𝑒
10.6
𝐴𝑡 = 3.7 × 104 × 𝑒 −0.693 × 5.27
𝐴𝑡 = 9180 𝐵𝑞 = 9180 𝑑𝑝𝑠

Gambar 7. Spektrum Co-60


Cacah
No. Nama Puncak Energi f Nomor FWHM Cacah Area Area
(keV) (%) Saluran Nett Gross
1. Photopeak 1 (biru) 1158.2 100 2246 5.7 1975 3645
2. Photopeak 2 (hijau) 1333.7 100 2555 19.3 1861 2847
3. Compton Edge (merah) 882.3 - 1760 2.3 632 3390
4. Backscatter (kuning) 161.1 - 490 4 227 4924
Tabel 2. Data Pencacahan Co-60

Resolusi (R)
𝛥𝐸
𝑅= × 100%
𝐸
5.7
a. 𝑅 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 1 = 2246 × 100% = 0.25 %
19.3
b. 𝑅 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 2 = 2555 × 100% = 0.75 %
2.3
c. 𝑅 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑡𝑜𝑛 𝑒𝑑𝑔𝑒 = 1760 × 100% = 0.13 %
4
d. 𝑅 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑠𝑐𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = 490 × 100% = 0.81 %

Faktor Geometri (Ω)


1
Ω = 2π ( 1 − )
√𝑑 2 + 𝑟 2
1
Ω = 2 × 3.14 ( 1 − )
√12 + 22
Ω = 3.47

Efisiensi (Ep)
∑ 𝑈𝑖 − ∑ 𝑈𝑏 1
𝐸𝑝 =
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
1
a. 𝐸𝑝 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 1 = 1975 = 0.062
3.47 ×1 ×9180
1
b. 𝐸𝑝 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 2 = 1861 = 0.058
3.47 ×1 ×9180
1
c. 𝐸𝑝 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑡𝑜𝑛 𝑒𝑑𝑔𝑒 = 632 = 0.019
3.47 ×1 ×9180
1
d. 𝐸𝑝 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑠𝑐𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = 227 = 0.007
3.47 ×1 ×9180
IV.1.3. Data Pengamatan Sumber Radiasi X

Gambar 8. Spektrum Sumber X


Berdasarkan spektrum yang tertampil, maka dapat terdeteksi bahwa sumber X
merupakan Co-60.

No. Nama Puncak Energi Nomor FWHM Cacah Area Cacah Area
(keV) Saluran Nett Gross
1. Photopeak 1 (kuning) 894.2 1781 7.9 2149 19402
2. Photopeak 2 (merah) -37.7 140 2.8 508 8764
3. Photopeak 3 (biru) 1165.1 2258 48.3 5848 14450
4. Photopeak 4 (hijau) 1320.1 2531 44.3 6074 10073
Tabel 3. Data Pencacahan Sumber X (Co-60)

Berdasarkan Tabel data pencacahan maka dapat disimpulkan bahwa


photopeak 1 merupakan backscatter, kemudian photopeak 2 adalah Compton edge,
sedangkan 2 photopeak lainnya merupakan photopeak Co-60 yang sebenarnya.
Diketahui :
Waktu paruh (T1/2) = 5.27 tahun
Aktivitas awal (A0) = 1 µCi = 3.7 × 104 Bq
f = 100 % = 1
𝐽𝑢𝑛𝑖 2022−𝑁𝑜𝑣𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟 2011
Waktu (t) = = 10.6 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
365

Jarak detektor ke sumber (d) = 1 cm


Jari-jari detektor (r) = 2 cm

Aktivitas sekarang (At)


𝑡
−0.693 ×
𝑇1/2
𝐴𝑡 = 𝐴𝑜 × 𝑒
10.6
𝐴𝑡 = 3.7 × 104 × 𝑒 −0.693 × 5.27
𝐴𝑡 = 9180 𝐵𝑞 = 9180 𝑑𝑝𝑠

Resolusi (R)
𝛥𝐸
𝑅= × 100%
𝐸
48.3
a. 𝑅 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 1 = × 100% = 2.13 %
2258
44.3
b. 𝑅 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 2 = 2531 × 100% = 1.75 %
2.8
c. 𝑅 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑡𝑜𝑛 𝑒𝑑𝑔𝑒 = 140 × 100% = 2 %
7.9
d. 𝑅 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑠𝑐𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = 1781 × 100% = 0.44 %

Faktor Geometri (Ω)


1
Ω = 2π ( 1 − )
√𝑑 2 + 𝑟 2
1
Ω = 2 × 3.14 ( 1 − )
√12 + 22
Ω = 3.47
Efisiensi (Ep)
∑ 𝑈𝑖 − ∑ 𝑈𝑏 1
𝐸𝑝 =
𝑡 Ω𝑓𝐴𝑈𝑖
1
a. 𝐸𝑝 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 1 = 5848 = 0.184
3.47 ×1 ×9180
1
b. 𝐸𝑝 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑝𝑒𝑎𝑘 2 = 6074 = 0.19
3.47 ×1 ×9180
1
c. 𝐸𝑝 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑡𝑜𝑛 𝑒𝑑𝑔𝑒 = 508 = 0.016
3.47 ×1 ×9180
1
d. 𝐸𝑝 𝑏𝑎𝑐𝑘𝑠𝑐𝑎𝑡𝑡𝑒𝑟 = 2149 = 0.067
3.47 ×1 ×9180

Grafik 1. Pengaruh Energi terhadap Resolusi


5
Photopeak Cs-137
4.5
4
3.5
Resolusi (%)

3
Photopeak 1 Sumber
2.5 X
2 Photopeak 2
1.5 Sumber X
1
0.5 Photopeak 2 Co-60
Photopeak 1 Co-60
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
Energi (keV)

Grafik 2. Pengaruh Energi terhadap Efisiensi


7
Photopeak Cs-137
6

4
Efisiensi

1 0.184 0.19
0.062 0.058
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
-1
Energi (keV)
IV.2. Pembahasan
Secara instruksional, tujuan dari praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran
Radiasi dengan judul “Spektroskopi Gamma dengan Detektor Sintilasi NaI(Tl)” yaitu
agar mahasiswa sebagai praktikan secara umum mampu memahami teknik dasar
pengukuran tenaga sinar gamma menggunakan detektor sintilasi, dan secara khusus
agar mahasiswa mampu menentukan tegangan kerja detektor, melakukan kalibrasi
energi, dan menghitung resolusi serta efisiensi detektor, kemudian mampu
mengidentifikasi sumber radioaktif. Oleh karena itu, untuk mencapa tujuan
instruksional tersebut, dilakukan 3 (tiga) kali percobaan dengan menggunakan sumber
radiasi Cs-137, Co-60, dan sumber X.

Melalui software UCS30, perlu diketahui bahwa detektor sintilasi NaI(Tl)


memiliki komponen photomultiplier tube yang berfungsi untuk menggandakan
elektron, yang mana elektron pada radiasi yang ditangkap oleh detektor akan masuk
ke photomultiplier tube, kemudian terjadi peristiwa membagi tegangan, sehingga
elektron akan lebih cepat bertumbukan, dan jumlahnya lebih banyak. Berdasarkan
peristiwa ini, maka sinyal radiasi yang telah ditangkap oleh detektor selanjutnya
diteruskan ke pre amplifier dan amplifier, kemudian ke Multi Channel Analyzer
(MCA) dengan keluaran berupa sinyal digital. Dalam hal ini, terdapat 3 peristiwa pada
gelombang sinyal yang dihasilkan, yaitu photopeak, Compton edge, dan produksi
pasangan. Photopeak merupakan peristiwa yang terjadi ketika energi datang yang
dipancarkan ialah cukup untuk dapat menuju ke inti sumber radiasi, sehingga terdapat
akumulasi dan akan menghasilkan sinyal yang secara tiba-tiba menjadi sangat tinggi.
Kemudian, pada peristiwa Compton Edge atau hamburan Compton yakni peristiwa
yang terjadi ketika energi datang bisa jadi tidak terlalu besar, sehingga hanya ada
sekitar elektron bagian luar (tidak mencukupi untuk menuju inti sumber), sehingga
terjadi pantulan-pantulan energi, dengan sudut dari 0 derajat (Backscatter) hingga 180
derajat (Compton edge) atau hingga energinya melemah. Sedangkan, pada peristiwa
produksi pasangan, yakni peristiwa munculnya positron, yang akan terjadi jika energi
datang lebih besar dari 1.02 MeV. Namun demikian, pada percobaan ini tidak terdapat
peristiwa produksi pasangan, karena energi datang yang dipancarkan tidak lebih besar
dari 1.02 MeV, sehingga hanya terjadi peristiwa photopeak dan hamburan Compton.
Pada percobaan pertama, yakni percobaan dengan menggunakan sumber
radiasi Cs-137. Sumber radiasi ini merupakan jenis sumber radiasi single peak atau
sumber yang hanya memiliki energi 1 peak yakni sebesar 662 keV. Melalui identifikasi
sumber radiasi, yang mencakup aktivitas awal, waktu paruh, dan waktu sampai dengan
saat ini, diperoleh besar aktivitas sumber saat ini 7245 Bq. Lalu, Cs-137 dilakukan
pencacahan, dengan jarak sumber radiasi ke detektor sebesar 1 cm dan jari-jari detektor
sebesar 2 cm. Selanjutnya perolehan data pencacahan yang mencakup nomor channel,
FWHM, energi, dan cacah area dicatat pada lembar data sementara. Kemudian,
dilakukan perhitungan resolusi dan efisiensi di setiap titik peristiwa. Hasil perhitungan
ini dapat dilihat pada sub-bab analisis data. Dimana, resolusi dan efisiensi pada
photopeak Cs-137 berturut-turut sebesar 4.68% dan 6.41.

Pada percobaan kedua, yaitu dengan menggunakan sumber radiasi Co-60. Jenis
sumber ini ialah double peak, atau memiliki 2 peak energi. Yakni sebesar 1173.2 keV
dan 1332.5 keV. Melalui identifikasi sumber radiasi, yang mencakup aktivitas awal,
waktu paruh, dan waktu sampai dengan saat ini, diperoleh besar aktivitas sumber saat
ini 9180 Bq. Lalu, Co-60 dilakukan pencacahan, dengan jarak sumber radiasi ke
detektor sebesar 1 cm dan jari-jari detektor sebesar 2 cm. Selanjutnya perolehan data
pencacahan yang mencakup nomor channel, FWHM, energi, dan cacah area dicatat
pada lembar data sementara. Kemudian, dilakukan perhitungan resolusi dan efisiensi
di setiap titik peristiwa. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada sub-bab analisis data.
Dimana, resolusi pada photopeak 1 dan 2 Co-60 berturut-turut sebesar 0.25% dan
0.75%, serta efisiensi pada photopeak 1 dan 2 Co-60 berturut-turut sebesar 0.062 dan
0.058.

Pada percobaan ketiga atau percobaan terakhir, yakni dengan menggunakan


sumber X atau unknown sumber. Melalui proses pencacahan, maka akan tertampil
bentuk spektrum dan energi pada software UCS30. Berdasarkan hasil ini, telah
teridentifikasi bahwa sumber X memiliki 2 (dua) photopeak dengan rentang energi
pada photopeak 1 sebesar 1165.1 keV dan photopeak 2 sebesar 1320.1. Rentang energi
ini tidak jauh berbeda dengan energi yang dimiliki oleh Co-60. Dengan demikian,
sumber X yang digunakan pada percobaan ketiga merupakan Co-60. Selanjutnya
perolehan data pencacahan yang mencakup nomor channel, FWHM, energi, dan cacah
area dicatat pada lembar data sementara. Kemudian, dilakukan perhitungan resolusi
dan efisiensi di setiap titik peristiwa. Hasil perhitungan ini dapat dilihat pada sub-bab
analisis data. Dimana, resolusi pada photopeak 1 dan 2 sumber X berturut-turut sebesar
2.13% dan 1.75%, serta efisiensi pada photopeak 1 dan 2 sumber X berturut-turut
sebesar 0.184 dan 0.19.

Berdasarkan perolehan data yang telah disertai dengan analisis dan


perhitungan, maka pengaruh energi terhadap resolusi dan efisiensi detektor dapat
digambarkan dalam sebuah grafik. Pada grafik 1, yakni pengaruh energi terhadap
resolusi detektor dapat disimpulkan bahwa untuk semua jenis sumber radiasi, apabila
semakin besar energi suatu sumber, maka presentase resolusi akan semakin berkurang
atau kecil. Sedangkan pada grafik 2, yakni pengaruh energi terhadap efisiensi detektor,
menyatakan bahwa nilai efisiensi bergantung pada jenis sumber radiasi yang
digunakan. Dengan demikian, dari ketiga percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
dikatakan bahwa percobaan telah berhasil dan tercapai tujuan instruksional yang
diharapkan.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan-percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. Photopeak merupakan peristiwa yang terjadi ketika energi datang yang
dipancarkan ialah cukup untuk dapat menuju ke inti sumber radiasi, sehingga
terdapat akumulasi dan akan menghasilkan sinyal yang secara tiba-tiba
menjadi sangat tinggi.
b. Compton Edge atau hamburan Compton yakni peristiwa yang terjadi ketika
energi datang bisa jadi tidak terlalu besar, sehingga hanya ada sekitar elektron
bagian luar (tidak mencukupi untuk menuju inti sumber), sehingga terjadi
pantulan-pantulan energi, dengan sudut dari 0 derajat (Backscatter) hingga 180
derajat (Compton edge) atau hingga energinya melemah.
c. Pada peristiwa produksi pasangan, yakni peristiwa munculnya positron, yang
akan terjadi jika energi datang lebih besar dari 1.02 MeV.
d. Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan energi
radiasi yang berdekatan. Suatu detektor diharapkan mempunyai resolusi yang
sangat kecil (high resolution) sehingga dapat membedakan energi radiasi
secara teliti.
e. Efisiensi detektor suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah
pulsa listrik yang dihasilkan detektor terhadap jumlah radiasi yang
diterimanya.
f. Seluruh data dan hasil perhitungan (dengan menggunakan sumber Cs-137, Co-
60, dan Sumber X yaitu terdeteksi Co-60) dapat dilihat pada sub-bab Analisis
Data.
g. Pada grafik 1, yakni pengaruh energi terhadap resolusi detektor dapat
disimpulkan bahwa untuk semua jenis sumber radiasi, apabila semakin besar
energi suatu sumber, maka presentase resolusi akan semakin berkurang atau
kecil.
h. Pada grafik 2, yakni pengaruh energi terhadap efisiensi detektor, menyatakan
bahwa nilai efisiensi bergantung pada jenis sumber radiasi yang digunakan
V.2. Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut:
a. Dalam melakukan percobaan dengan sumber radioaktif, sebaiknya hindari
kontak langsung untuk mencegah adanya kontaminasi. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara, meletakkan sumber radioaktif dengan menggunakan pinset.
b. Dalam proses analisis dan perhitungan data hasil percobaan, sebaiknya
dilakukan secara teliti berdasarkan referensi atau petunjuk praktikum yang
telah diajarkan dosen sebagai kajian teori. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari kesalahan data.
DAFTAR PUSTAKA

Trikasjono, Toto. Dkk. 2022. Petunjuk Praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi.
Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. Yogyakarta
Lampiran 1
Lampiran 2

Gambar 9. Sumber Radiasi Cs-137, Co-60, dan sumber X

Anda mungkin juga menyukai