Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM TEKNIK INSTRUMENTASI KENDALI

“Judul Percobaan : Aplikasi PLC pada Sistem Konveyor”

Disusun Oleh :

Nama : Ira Palupi


NIM : 022000021
Tgl. Praktikum : 8 Juni 2022
Dosen Pengampu : Dr. Eng. Sutanto, M.Eng
Kelompok :6
Teman kerja : 1. Ibnu Idqan NIM. 022000020
2. Izatul Fadhila NIM. 022000022

PROGRAM STUDI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
2022
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
TEKNIK INSTRUMENTASI KENDALI

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Judul Percobaan


Praktikum dengan judul “Aplikasi PLC pada Sistem Konveyor” in terdapat 3
(tiga) macam percobaan, di antaranya:
a. Percobaan 1 : Download Program PLC
b. Percobaan 2 : Pemasangan Rangkaian Input PLC dan Uji Program
c. Percobaan 3 : PemasanganInput Push Button, Sensor, dan Output Motor

I.2. Tujuan
Tujuan umum dari praktikum ini ialah agar mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan prinsip kerja PLC.
b. Menghubungkan PLC dengan instrument masukan dan keluaran dengan benar.
c. Membuat rangkaian aplikasi PLC untuk kendali sistem konveyor.
BAB II
DASAR TEORI

II.1. PLC
PLC (Programmable Logic Controller), yaitu kendali logika terprogram dalam suatu
piranti elektronik dan dirancang untuk dapat beroperasi secara digital dengan menggunakan
cara-cara otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi. Diagram blog
sistem PLC ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Diagram PLC


Sinyal dari device masukan (on/off) akan mengaktifkan program PLC dan
mengaktivasi keluaran sesuai dengan sequensial dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
Sinyal output yang dihasilkan akan mengaktifkan device keluaran sesuai dengan alamat jalur
keluaran. Contoh program sederhana PLC ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Ladder Program PLC


Pada diagram ladder program PLC, sebelah kiri menunjukkan masukan yang
ditunjukkan dengan label I:0xx, dengan 0xx menunjukkan nomor atau alamat masukan.
Contoh I:0.00 berarti masukan tersebut terhubung dengan pin/terminal masukan dengan
nomor atau alamat 01. Instrumen masukan yang terhubung dengan pin tersebut dapat
mengaktivasi masukan dengan label tersebut. Sementara sebelah kanan menunjukkan
keluaran yang ditunjukkan dengan label Q:100.xx, dengan 0xx menunjukkan nomor atau
alamat keluaran. Contoh label Q:100.00 berarti keluaran tersebut terhubung dengan
pin/terminal keluaran dengan no/alamat 00. Instrumen keluaran yang terhubung dengan pin
tersebut akan diaktivasi oleh keluaran tersebut.
Level sinyal aktivasi masukan dan keluaran tergantung pada jenis rangkaian
masukan dankeluaran. Gambar 3.a menunjukkan jenis rangkaian masukan/keluaran
common positif dan Gambar 3.b menunjukkan jenis rangkaian masukan/keluaran common
negatif.

Gambar 3. Rangkaian Masukan dan Keluaran PLC : a. common positive , b.


common negative

Pada rangkaian common positive, masukan akan aktif saat ada sinyal level LOW
(ground) dan keluaran yang aktif akan memberikan sinyal high (Vcc). Sebaliknya pada
rangkaian common negative, masukan akan aktif saat diberi sinyal level HIGH dan keluaran
aktif akan memberikan sinyal LOW.

II.2. Field Instrument


Dalam sebuah sistem kendali, instrumen yang berhubungan langsung dengan plant
(proses) yaitu sensor dan aktuator. Oleh karena itu disebut sebagai field instrument. Sensor
berfungsi sebagai indera yang mengukur variabel yang dikendalikan, sedangkan aktuator
berfungsi sebagai manipulator masukan plant/proses sehingga variabel yang dikendalikan
memiliki nilai sesuai dengan set point. Ada 2 jenis field instrument, yaitu analog dan digital.
Field instrument analog memberikan atau membutuhan sinyal dengan rentang nilai tertentu,
sedangkan field instrument digital memberikan atau membutuhkan dua kondisi nilai/level
sinyal, yaitu kondisi on atau off. Contoh field instrument analog yaitu sensor suhu dan pompa
yang dapat memberikan variasi aliran (flow rate). Contoh field instrument digital yaitu
sensor cahaya dan pompa on/off. Berikut ini akan dibahas field instrument yang terkait
dengan praktikum:
II.2.1. Photo Sensor
Photo sensor ditunjukkan pada Gambar 4. Prinsip kerja photo sensor yaitu
pemancaran (transmiting) dan penerimaan (receiving) cahaya (photo). Emiter secara
kontinyu memancarkan cahaya. Jika terdapat benda di depan sensor, maka cahaya
tersebut akan dipantulkan dan ditangkap oleh receiver dan didefinisikan sebagai ada
benda di depan sensor.

Gambar 4. Photo Sensor : a. Komponen photo sensor, b. prinsip kerja photo


sensor

II.2.2. Motor DC
Gambar 5 menunjukkan motor DC. Prinsip kerja motor DC yaitu adanya arus
yang mengalir melalui lilitan yang berada di dalam medan magnet menyebabkan
gaya lorent yang memutar bagian rotor. Adanya sikat yang secara kontinyu
mengubah arah gaya menyebabkan rotor berputar secara kontinyu.

Gambar 5. Prinsip Kerja Motor DC


.
II.2.3. Relay
Gambar 6 menunjukkan prinsip kerja relay. Ada 2 bagian relay (lihat Gambar
6.a), yaitu bagian rangkaian elektromagnetik dan bagian saklar. Jika bagian
elektromagnetik dialiri arus (diberi tegangan) maka posisi saklar akan berubah.
Gambar 6.b menunjukkan kondisi awal saklar, bisa normally open (NO) atau
normally closed (NC).

Gambar 6. Prinsip Kerja Relay

II.2.4. Pneumatik
Gambar 7 menunjukkan komponen pneumatik. Pneumatik berfungsi sebagai
aktuator mekanik yang digerakkan oleh tekanan udara. Kontrol komponen
pneumatik menggunakan selenoida yang ditunjukkan pada Gambar 8. Selenoida
merupakan saklar penghubung dan pemutus tekanan yang digerakkan oleh sinyal
listrik.

Gambar 7. Pneumatik

Gambar 8. Selenoida
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

III.1. Alat dan Perangkat


Alat yang digunakan pada praktikum Teknik Instrumentasi Kendli dengan
judul “Aplikasi PLC pada Sistem Konveyor” diantaranya PC/Komputer, kabel USB,
PLC, Field Instrument (Motor DC 24 Volt dan Photo Sensor 24 Volt), miniatur
konveyor, dan kompresor.

III.2. Langkah Kerja


Gambar 9 menunjukkan skema sistem konveyor yang dikendalikan dengan
PLC. Sebuah konveyor digunakan untuk mengisi botol minuman secara otomatis. Ada
2 proses utama yang dilakukan dalam praktikum konveyor ini, yaitu (1) proses
pengisian botol, dan (2) proses penutupan botol. Gerakan konveyor dikendalikan oleh
aktuator motor DC. Dua sensor digunakan untuk mendeteksi status setiap proses dan
dua sensor lagi digunakan untuk mengindikasikan status mulai dan status selesai.
Sementara itu, proses pengisian dan penutupan disimulasikan melalui gerakan
mekanis pneumatic. Kerja dari seluruh komponen tersebut dikendalikan oleh PLC
melalui terminal koneksi (junction box). Program ladder sistem konveyor terlampir.
Gambar 10 menunjukkan rangkaian pneumatic.

Gambar 9. Skema Sistem Kendali Konveyor dengan PLC


Gambar 10. Rangkaian Sistem Pneumatik

III.2.1. Langkah Kerja Percobaan 1 : Download Program PLC


a. Konektor 220 Volt AC disambungkan pada masukan adaptor dengan terminal
daya PLC (L1 dan L2).
b. Konektor dihubungkan dengan masukan adaptor dengan tegangan PLC 220
Volt AC.
c. Program Ladder aplikasi konveyor dibuka dengan mengginakan CX
Programmer.
d. Perangkat keras komputer (laptop) dikoneksikan dengan PLC menggunakan
kabel USB.
e. Terakhir, perangkat lunakkomputer dikoneksikan dengan PLC, dengan cara
memilih menu PLC, klik work online, klik transfer to PLC, dan ikuti setiap
perintah yang muncul pada jendela pesan.

II.2.2. Langkah Kerja Percobaan 2 : Pemasangan Rangkaian Input PLC


dan Uji Program
a. Komputer dipastikan tetap dalam kondisi terhubung dengan PLC dan diatur
dalam kondisi RunMode (Work Online).
b. Lalu, COM Input dihubungkan dengan tegangan DC 24 Volt.
c. Kabel konektor yang terhubung dengan ground (GND) sebagai sinyal input
disiapkan.
d. Sinyal input nomor 3 di atas dipasang ke terminal input PLC, kemudian respon
yang ditunjukkan pada program Ladder diamati.
e. Langkah keempat diulangi untuk jalur input yang berbeda sebagai bahan
memahami mekanisme kerja logika program PLC yang terpasang.
II.2.3. Langkah Kerja Percobaan 3 : Pemasangan Input Push Button,
Sensor, dan Output Motor.
a. Tombol push button digunakan sebagai tombol untuk start konveyor, dengan
penyesuaian nomor jalur input pada program PLC.
b. Sensor digunakan sebagai input stop konveyor.
c. Jalur output dihubungkan ke motor penggerak konveyor. Namun, jalur output
disesuaikan dengan program PLC.
d. Terakhir, pengujian sistem yakni dengan memberi input melalui tombol start,
dan diperhatikan apakah sensor berjalan dan berhenti saat botol mengenai
sensor.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Data


Pin Konfigurasi Alamat Keterangan
Pin Input PLC 00 IR atau sebagai photo sensor
Pin Input PLC 01 Push Button
Pin Output PLC 00 Motor penggerak konveyor
Tegangan Kerja PLC 220 Volt
Relay 220 Volt
Pin Konfigurasi Input- 24 Volt
Output
Tabel 1. Pin Konfigurasi pada Diagram Ladder Konveyor

Komponen Prinsip Kerja Keterangan


PLC tipe CPIE Menerima masukanproses yang dikendalikan lalu Supply tegangan AC
melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal 100V-240V 50/60 Hz;
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan tegangan I/O DC 24
dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk VDC; digital input 12
mengendalikan aktuator atau perangkat lainnya. channel; digital output 8
channel; dimensi 8.5 cm
× 9 cm × 8.5 cm
Photo Sensor Transmitter sensor akan mengeluarkan cahaya secara Tipe penginderaan
tipe Autonics terus-menerus lalu di depan sensor terdapat reflektor difusereflective; jarak
BYD100-DDT yang berguna memantulkan cahaya lalu sinar pantulan penginderaan 100 mm;
ditangkap oleh receiver sensor. Ketika terdapat benda di catu daya 12-24 VDC;
depan sensor, maka sinar akan terhalang sehingga sumber cahaya infrared
receiver tidak menerima sinar pantul dan sensor akan LED
mengeluarkan sinyal output.
Motor DC Ketika arus melewati suatu lilitan yang berada pada suatu Tegangan input 24 VDC
medan magnet akan menimbulkan gaya Lorentz yang
memutar rotor. Lalu, Brush akan mengubah gaya secara
kontinyu sehingga rotor akan berputar terus-menerus
Tabel 2. Komponen yang Digunakan pada Sistem Konveyor
Gambar 11. Diagram Sistem Konveyor

Gambar 12. Hasil Rangkaian pada Kit Sistem Konveyor


IV.2. Pembahasan
Secara instruksional, tujuan dari praktikum teknik instrumentasi kendali dengan judul
“Aplikasi PLC pada Sistem Konveyor” yaitu agar mahasiswa sebagai praktikan mampu
menjelaskan prinsip kerja PLC, mampu menghubungkan PLC dengan instrumen masukan
dan keluaran dengan tepat, serta mampu membuat rangkaian aplikasi PLC untuk kendali
sistem konveyor. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan instruksional tersebut, praktikum
dilakukan sebanyak 3 (tiga) macam percobaan.
Percobaan pertama, yaitu membuat program atau sebuah diagram ladder sistem
konveyor menggunakan software CX-Programmer Project dari Omron PLC. Percobaan ini
telah dilaksanakan pada 18 Mei 2022. Dengan hasil diagram ladder terlampir dan akan
digunakan pada tahap perangkaian PLC kendali konveyor.
Sementara itu, percobaan kedua dan percobaan ketiga pada dasarnya termasuk ke
dalam tahap perangkaian, yakni memasang rangkaian input PLC, push button, sensor, dan
output motor DC melalui tipe common positif sebesar 24 Volt atau tipe source. Dan
dilakukan penyambungan kutub 24 Volt ke terminal common sebagai modul input PLC.
Dapat diketahui, bahwa modul input memiliki sifat source, sehingga komponen-komponen
input harus terhubung dengan 0 Volt dari catu daya ke terminal input PLC. Untuk
menentukan hubungan ini, dapat didasarkan pada pertimbangan standard common yang
berlaku dalam tipe sensor yang digunakan, di mana pemilihan sensor dipengaruhi oleh sifat
source atau sink dari modul input. Namun pada umumnya, juga didasarkan pada standar
tertentu dalam melakukan instalasi atau penyambungan kabel (wiring), terutama instalasi
kontrol. Hal ini akan berkaitan dengan aspek keselamatan dan keseragaman dalam wiring
serta ketersediaan tipe sensor. Rangkaian pada kit sistem konveyor sendiri, memerlukan
tegangan kerja untuk PLC sebesar 220 Volt sebagai sumber listrik PLN, dan setiap
komponen PLC nya diberikan tegangan 24 Volt pada Port Com. Melalui program diagram
ladder, dan menggunakan tombol push button, serta satu buah sensor cahaya, maka secara
otomatis konveyor akan bergerak dan/atau berhenti sesuai perintah yang diinginkan.
Prinsip kerja dari sistem konveyor ini ialah ketika tombol push button ditekan, sistem
akan dipicu sehingga menggerakan konveyor atau output motor DC. Gerakan konveyor
berdasarkan pada putaran motor yang men-drive ke sistem konveyor dan drive roller, yang
mana terdapat proses transmisi putaran drive roller, yang akan diteruskan sampai pada titik
drive roller terakhir. Selanjutnya, pemasangan photo sensor yang digunakan yaitu
merupakan gabungan dari photo transistor dan LED. Ketika LED tertutup oleh suatu benda,
maka cahaya dari LED akan terpantul dan mengenai basis photo transistor, sehingga sensor
menjadi aktif kemudian mengalirkan arus dari collector ke emitter. Dengan kata lain, photo
sensor akan memberikan sebuah masukan ke PLC untuk memberhentikan konveyor.
Adapun mekanisme kerja sistem konveyor dari percobaan ini ialah ketika tombol push
button ditekan, program akan aktif dan akan delay sesuai timer yang telah diatur, selama 15
detik, yaitu ketika benda melewati atau terdeteksi oleh sensor (sistem berhenti). Dengan
demikian, berdasarkan pengamatan dari percobaan ini, praktikan dapat mengetahui
bagaimana prinsip dan mekanisme kerja dari program diagram ladder aplikasi PLC yang
dibuat untuk menjalankan kendali konveyor.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:
a. Alamat input pada push button, photo sensor, dan output motor DC berturut-
turut adalah 01, 00, dan 00.
b. Program diagram ladder sistem konveyor dibuat dengan menggunakan
software CX-Programmer Project dari Omron PLC.
c. Prinsip kerja dari sistem konveyor ini ialah ketika tombol push button ditekan,
sistem akan dipicu sehingga menggerakan konveyor atau output motor DC.
d. Mekanisme kerja dari photo sensor memanfaatkan pantulan cahaya yang
masuk ke basis dan mengaktifkan photo transistor sehingga arus mengalir dari
collector ke emitter.
e. Gerakan konveyor berdasarkan pada putaran motor yang men-drive ke sistem
konveyor dan drive roller, yang mana terdapat proses transmisi putaran drive
roller, yang akan diteruskan sampai pada titik drive roller terakhir.
f. Mekanisme kerja sistem konveyor dari percobaan ini ialah ketika tombol push
button ditekan, program akan aktif dan akan delay sesuai timer yang telah
diatur, selama 15 detik, yaitu ketika benda melewati atau terdeteksi oleh sensor
(sistem berhenti).

V.2. Saran
Berdasarkan pelaksanaan percobaan, saran yang dapat diberikan diantaranya:
a. Dalam pembuatan program diagram ladder, diperlukan ketelitian dan
ketepatan menggunakan software CX-Programmer Project dari Omron PLC.
b. Praktikan diharapkan mampu membaca program diagram ladder, sehingga
mampu memahami maksud dari rangkaian sistem konveyor yang dibuat.
c. Dalam tahap perangkaian, selalu perhatikan hubungan dan/atau koneksi dari
setiap komponen, agar tidak terjadi kesalahan saat instalasi atau
penyambungan kabel (wiring).
d. Selalu menggunakan petunjuk praktikum di setiap percobaan sebagai panduan
dan referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Sutanto. Dkk. 2022. Petunjuk Praktikum Teknik Instrumentasi Kendali : Aplikasi PLC pada
Sistem Konveyor..Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. Yogyakarta
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai