Anda di halaman 1dari 30

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351347568

LAPORAN PRAKTIKUM DCS CENTUM VP

Experiment Findings · April 2021


DOI: 10.13140/RG.2.2.27914.80320

CITATIONS READS
0 1,227

3 authors:

Nurvita Aji Adiyana Putri


Bandung Institute of Technology Bandung Institute of Technology
8 PUBLICATIONS   3 CITATIONS    5 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Decut Della Oganda


Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Nurvita Aji on 05 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LAPORAN PRAKTIKUM DCS CENTUM VP
Sistem Otomasi IK5121

Anggota Kelompok :
Nurvita Aji (23819008)
Decut Della Oganda (23820003)
Adiyana Putri (23820005)
(Program Studi Magister Instrumentasi dan Kontrol)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


APRIL 2021
Teori Dasar

1. Distributed Control System (DCS)

Distributed Control System (DCS) mengacu pada sistem kontrol yang biasa digunakan
pada proses atau sistem dinamis lainnya dimana elemen kontroler tidak terpusat di
lokasi tertentu melainkan terdistribusi seluruhnya dimana setiap sub sistem dikontrol
oleh satu atau lebih kontroler Keseluruhan sistem kontrol di masing-masing sub sistem
dihubungkan dalam jaringan untuk komunikasi dan monitoring.

Gambar 1 : Arsitektur Umum DCS

2. DCS Yokogawa Centum VP


Secara garis besar, konfigurasi DCS Yokogawa Centum VP terdiri dari Field Control
Station (FCS), Human Interface Station (HIS), dan field instrument.

Gambar 2 : Arsitektur DCS Yokogawa Centum VP


3. Human Interface Station (HIS)
HIS memiliki 2 tipe, yakni Desktop PC dan Console. HIS digunakan sebagai Operator
Station (OPS) dan Engineering Work Station (EWS).
Sebagai OPS, fungsi HIS adalah sebagai berikut :
• Interface antara DCS dan operator
• Monitoring terpusat dari plant
• Menyajikan informasi plant terkini kepada operator menggunakan graphical user
interface
• Menerjemahkan instruksi operator terhadap mesin
• Memungkinkan operator untuk melakukan
 Pemantauan
 Supervisory
 Alarm Handling
 Reporting
 Maintenance
Sebagai EWS, fungsi HIS adalah sebagai berikut :
 Interface antara DCS dan engineer
 Memungkinkan pembangunan sistem dan maintenance perangkat lunak DCS
 Engineering Development Station
4. Field Control Station (FCS)
FCS terdiri dari empat komponen utama, diantaranya :
 Central Processor Unit (CPU)
 Modul masukan/keluaran (I/O modules, IOM)
 VL net coupler
 Catu daya (Power Supply Unit, PSU)
Fungsi FCS sebagai berikut :
 Mengambil input yang masuk dari transmiter dan perintah operator
 Perhitungan sinyal kontrol
 Mengirimkan sinyal kontrol ke aktuator
PRAKTIKUM
Tanggal : 28 April 2021
Intelligent Control And Automation Laboratory ITB
Remote Access
DCS Yokogawa Centum VP R4.2

I. Menjalankan System View dan Test Function


 Klik [Start] => [System View] atau All Program => YOKOGAWA CENTUM
=> System View
 Klik Project => [TR01]
Setelah Masuk ke system View akan akan terlihat tampilan seperti di bawah
ini, kemudian klik Project TR01

 Klik Kanan [FCS0101] => Pilih Menu Test Function , Kemudidan Silahkan Tunggu.
 Setelah proses loading selesai, kemudian akan muncul layar dengan warna biru.
Window – window seperti Test Function dan Picot jangan di Close karena merupakan
window utama test function dan apabila di close maka test function akan berhenti.

 Pada Layar Test Function Klik NAME => ketik “OUTLINE”


 Akan muncul window OUTLINE yang merupakan Menu Training seperti di bawah
ini:

II. Simulasi Sistem Tangki Tunggal Kontrol PID


II.1. Langkah Simulasi
 Klik Button “SISTEM TANGKI TUNGGAL” pada layar HMI OUTLINE Akan
muncul Window seperti di bawah ini :
 Setelah masuk kemudian buka window “Test Function” kemudian konfigurasi
karakteristik simulator plant orde 1 (sistem tangki tunggal merupakan orde 1)
dengan cara Klik [Tools] => Wiring Editor.

 Kemudian File => [Open] dan dobel klik pada DR002.wrs


 Kemudian ubah nilai data dibawah ini :
[LIC101] [LAG] : 10s

 Kemudian download dengan cara klik File => download => OK

 Kemudian Set mode Sistem Kontrol dengan mode Automatik, caranya adalah
dengan klik dua kali tulisan MAN pada Facepalte LIC101 dan ubah mode
menjadi AUT
 Coba jalankan System dan coba ubah nilai parameter P, I,dan D dengan cara
klik Button “TUNE PID”. Kemudian akan muncul window Tuning PID. Silahkan
atur sesuai kebutuhan. Amati apa yang terjadi.
II.2. Hasil Simulasi

P=100, I=50, D=0

P=50, I=50, D=0


P=33, I=50, D=0

P=10, I=50, D=0


P=10, I=25, D=0

Gambar 3 : Hasil Simulasi Tuning PID pada Sistem Tangki Tunggal

Berdasarkan simulasi tangki tunggal menggunakan DCS Yokogawa Centum VP R4.2, apabila
tangki diberi set point dengan nilai 50, respon level yang paling baik ditunjukkan oleh tuning
terakhir dengan nilai P=10, I=25, D=0.
Respon level terbaik dipilih berdasarkan nilai settling time yang paling rendah, artinya sistem
akan semakin cepat mencapai kondisi steady state.
III. Simulasi Sistem Furnace Kontrol Cascade PID
III.1. Langkah Simulasi
 Klik Button “Cascade PID Control” pada HMI “Outline” :
Akan muncul Window seperti dibawah ini :

 Konfigurasi karakteristik simulator plant dari Wiring Editor pada Window Test
Function dan di atur nilainya menjadi :
[FIC100] [LAG] (1st order LAG time Constant) : 10s
[TIC100] [LAG] (1st order LAG time Constant) : 2s
Kemudian download parameter yang sudah diatur nilainya.
 Ubah harga MV pada FIC100 menjadi 50%. Ketika harga MV pada FIC100
dimanipulasi, harga PV pada FIC100 dan TIC100 mengikuti perubahan MV pada
FIC100.
 Ubah Mode TIC menjadi AUT (auto) dan FIC100 menjadi CAS (cascade), dan amati
apa yang terjadi. Bandingkan dengan Mode MAN (manual).

III.2. Hasil Simulasi


Hasil simulasi sistem kontrol bertingkat atau cascade ditentukan oleh beberapa
langkah. Dibawah ini merupakan tampilan dari Temperature Indicator Control 100 mode Auto
dengan parameter nilai yang sudah diatur.
Gambar 4 : TIC 100 Auto Pop Up

Gambar 5 : TIC 100 Auto


Dibawah ini merupakan tampilan dari Flow Indicator Control 100 mode Cascade dengan
parameter nilai yang sudah diatur.

Gambar 6 : FIC 100 Cas

Untuk melihat perbandingan trend yang terjadi pada mode Auto dan Cas, maka dilakukan
penentuan set point dengan nilai 0 dan 75.

Gambar 7 : Auto Set Point 0


Gambar 8 : Auto Set Point 75

Gambar 9 : Trend Cascade dengan Set Point 75


Sehingga didapatkan hasil PV FIC yang mengikuti PV TIC seperti gambar berikut.

Gambar 10 : PV FIC mengikuti PV TIC

Jika diberikan set point 30 maka hasilnya PV FIC juga akan mengikuti PV TIC sesuai dengan
nilai set point.

Gambar 11 : Cas Auto Set Point 30

Selanjutnya membandingkan mode Cascade dengan mode Manual dengan set point yang
diberikan adalah 50.
Gambar 12 : Cas Man Set Point 50

Dari gambar dapat dilihat bahwa PV TIC tidak berubah jika set point diubah. Selanjutnya
dilakukan perubahan kembali set point untuk melihat perubahan pada PV TIC dengan nilai 60
seperti gambar berikut.

Gambar 13 : Cas Man Set Point 60.


Gambar 14 : Trend Cascade Manual FIC
Dari gambar dapat diketahui bahwa tetap tidak ada perubahan yang terjadi pada nilai PV
maupun MV FIC jika mode Cascade diubah menjadi Manual.
Outer loop atau primary loop pada simulasi ini yaitu TIC. Sedangkan inner loop atau secondary
loop nya adalah FIC. Outer loop memiliki set point yang bebas sedangkan set point inner loop
sangat bergantung pada outer loop. Control cascade akan berjalan dengan baik apabila
dinamika/bandwidth inner loop lebih cepat dibanding bandwidth outer loop. Dalam simulasi
ini, output dari TIC adalah set point dari FIC.
Apabila kontroler TIC dalam mode AUTO, kontrol CASCADE akan berjalan secara otomatis.
Nilai MV pada FIC atau bukaan control valve aliran fuel akan berubah-ubah sehingga nilai PV
FIC mencapai nilai SV FIC (set point).
Namun, apabila kontroler TIC diganti menjadi mode MANUAL, nilai PV FIC cenderung
stagnan. Nilai PV dapat berubah apabila operator mengubah nilai MV FIC atau bukaan control
valve aliran fuel secara manual, baik dari Operator Work Station (OWS) maupun lapangan
(field).
IV. Project Baru dan Simulasi Sistem Kontrol (Tangki Tunggal)
IV.1. Langkah Simulasi
1. Membuat project
 Masuk ke Window System View
 Pada folder System View klik kanan lalu klik ‘Create new’ kemudian klik ‘Project’.
Nama project diisi dengan GROUP1. Kemudian Klik OK

Gambar 15. Membuat project baru


 Membuat FCS baru
Pada membuat FCS pada tab ‘type’ sudah disesuaikan dengan FCS yang ada di
laboratoium ICA. Pada praktikum digunakan Domain 1 dan station 1 pada FCS
 Setelah membuat FCS, Langkah selanjutnya adlah membuat HIS. Default Station
Number pada HIS mulai dengan nomor 64
 Kemudian membuat Node baru dengan cara Klik tanda [+] pada folder FCS0101 untuk
ekstensi folder. Kemudian klik kanan IOM lalu klik ‘Create New’ kemudia pilih
‘Node’
 Langkah selanjutnya membuat dan mendefinisika IOM.
IOM merupakan modul input dan output yang berada pada sebuah FCS dan yang akan
menjadi terminal koneksi antara FCS dengan transmitter atau aktuator untuk
mengontrol plant. Cara mendefinisikan proses I/O adalah sebagai berikut:
Klik kanan pada Node 1 kemudian pilih ‘create New’ kemudian pilih IOM. Lalu
mengurutkan IOM sesuai dengan yang ada di lab ICA yaitu FCS Domain 1.

Gambar 16. Node yang sudah mendefiniskan IOM pada FCS0101


 Project baru siap diisi dan digunakan

2. Membuat Simulasi Sistem kontrol Tangki Tunggal


 Pada folder FCS0101 klik pada ‘Function Block’. Pada tahapan ini adalah untuk
membuat sistem kontrol. Pada Function Block untuk mengontrol suatu proses dimulai
dengan Double Klik pada DR0002. Pada DR0001 biasanya digunakan untuk inisiasi.\

Gambar 17. Membuat FCS pada function block DR0002


 Langkah selanjutnya adalah membuat function. Langkah pertama adalah klik pada
toolbar yang akan memunculkan diagram dan pilih Regulatory Control untuk memilih
Blok PID controller. Dan untuk memasukan block PIO dengan cara memilih Link
Block lalu klik PIO
Kemudian setelah mengatur block yang akan digunakan hubungkan block block
tersebut dengan wiring untuk menunjukan bagian input dan output dari sistem kontrol.

Gambar 18. Function Block


 Langkah selanjutnya adalah masukan Tagname dan Terminal
Tagname diisikan sesuai dengan nama besaran yang ingin di kontrol, pada praktikum
ini tagname beruliskan LIC100 yang berarti Level Indicator Controller dengan loop
number 100. Untuk tagname pada PIO diisikan sesuai dengan Nomor terminal atau
yang telah didefinisikan pada IOM. Kemudian save Function Block.

Gambar 19. Tagname


 Langkah selanjutnya adalah melakukan Konfigurasi Trend
Konfigurasi trend dilakukan dengan cara klik Configuration, pada window sebelah
kanan klik kanan pada TR0001 kemudian pilih properties. Kemudia atur sebagai
berikut
Trend Format : rotary and Continues Type
Sampling Period : 1 second
Kemudian masukan pada Acquisition Data sesuai dengan format TagName dengan
ditambahkan .SV, .Sp dan .MV seperti yang ditampilkan oleh gambar.
Gambar 20. Konfigurasi trend
 Langkah selanjutnya adalah membuat HMI Sistem tangki Tunggal
Pada HIS0164 klik ‘Window’ kemudian klik kanan dan buatlah window baru untuk
membuat HMI sistem tangki tunggal. . dengan cara klik kanan “Window” lalu pilih
Create New lalau pilih Window. Pada HMI yang dibuat menggunakan beberapa fitur
berikut
o Faceplate
Faceplate merupakan Panel untuk mengatur function block, dalam
praktikum ini Faceplate digunakan untuk mengatur parameter –
parameter PID Controller LIC100. Untuk mengatur setting pada ini
dapat dilakukan dengan double klik atau Klik kanan => Properties.
Kedmudian pilih tab winforms control => properties page. Setelah
masuk pada properties page, masukan TagName yaitu LIC100 dari
Block yang akan kita atur parameternya melalui faceplate.

Gambar 21. Mengatur Faceplate


o Data Char
Data Char merupakan penyaji data dalam bentuk character. Klik Tab
Data Link, kemudian masukan Value : LIC100.PV dan LIC100.MV.
o Text
o Data Bar
Data bar digunakan untuk menyajikan data ketinggian tangki yang akan
dikontrol. Khusus pembuatan gambar tangki secara manual dari basic
shape untuk mengatur properties data bar ini caranya adalah sebagai
berikut :
1. Tab Data Link
Masukan Value : TagNamePID.PV ; Low Limit : 0.0 dan High
Limit : 100.0.

Gambar 22. Tab mengatur data link


2. Tab Databar
Pilih Bar Type : Rectangular ; Grow direction : Up ; Reference Point
: EndPoint.
3. Tab Display
Pada tab display disesuaikan dengan warna dan design yang
diinginkan
Text

Data Char

Faceplate
Data bar

Trend window

Gambar 23. HMI tangki tunggal


 Push Button
Push Button digunakan untuk memanggil window Tuning PID Controller. Dan diatur
sesuai kebutuhan

Gambar 24. Mengatur push button


 Trend Window
Untuk mengatur trend window pada tab ‘Winforms Control” klik ‘Property
Page’.
Gambar 25. Mengatur trend window
 Langkah terakhir adalah jalankan simulasi

IV.2. Hasil Simulasi


Berikut adalah hasil simulasi yang dijalankan pada project baru membuat tangki tunggal
Langkah menampilkan sumlasi caranya sama dengan pada bagian I yaitu dengan melakukan
Test Function pada folder project yang telah dibuat.

1. Tampilan dari HMI pada project baru tangki tunggal

Gambar 26. Tampilan HMI


2. Tampilan mengubah menjadi Auto

Gambar 27. Mengatur menjadi Auto


3. Melakukan Tune PID

Gambar 28. Melakukan setting parameter P,I dan D


Gambar 29. Hasil simulasi dengan melakukan tune PID
Dari hasil simulasi yang telah ditunjukan, bahwa design yang dilakukan pada pembuatan
project baru dengan melakukan pendefinisian dan juga pengaturan pada FCS dan HIS dapat
dijalankan dan juga dapat dilakukan tuning PID. Pada hasil simulasi tangki tunggal, SV yang
merupakan nilai untuk set point diberi nilai 50 sehingga nilai MV akan mengikuti dan
parameter PID diberikan sebesar P=50, I=20 dan D=0 dengan parameter tersebut terlihat pada
gambar bahwa nilai keluaran dari sistem dapat mengikuti sinyal referensi dan juga set point
yang diberikan.
Pustaka :
1. Rahman, Aulia. Modul Praktikum DCS Yokogawa Centum VP – Basic
Simulation & System View. Laboratorium ICA ITB.
2. Overview of Distributed Control System. Laboratorium ICA ITB.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai