Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR AKUNTAN BAGI MAHASISWA AKUNTANSI

RANGKUMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi

Oleh

KURNIAWAN SUNARIANTO 2007.310.076

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2011

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR AKUNTAN BAGI MAHASISWA AKUNTANSI
RANGKUMAN SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi

Oleh

KURNIAWAN SUNARIANTO 2007.310.076

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2011

PENGESAHAN SKRIPSI

Nama Tempat, Tanggal Lahir N.I.M Jurusan Program Pendidikan Konsentrasi Judul

: : : : : : :

Kurniawan Sunarianto Surabaya, 14 Oktober 1989 2007.310.076 Akuntansi Strata 1 Akuntansi Keuangan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Bagi Mahasiswa Akuntansi

Disetujui dan diterima baik oleh :

Dosen Pembimbing, Tanggal :

Co. Dosen Pembimbing, Tanggal :

Sasongko Budisusetyo, M.Si., CPA., CPMA

Kautsar Riza Salman, S.E., AK, MSA

Ketua Jurusan Akuntansi, Tanggal :

Supriyati,SE.,Ak.,M.Si

RANGKUMAN SKRIPSI

1.

Latar Belakang Masalah Dunia praktik dan pendidikan akuntansi di Negara Indonesia

mengalami banyak perubahan semenjak munculnya ilmu akuntansi pada era tahun 1960-an. Pendidikan akuntansi di Indonesia telah mengalami perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz,1999 dalam Icuk Rangga Bawono, 2006). Diawalai dengan berubahnya Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang diganti dengan Standar Akuntan Keuangan (SAK) pada Kongres IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) tahun 1994 yang juga menyepakati kelahiran Kompartemen Akuntan Pendidik. Perubahan berikutnya yaitu diberlakukannya Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 2001, melalui surat Keputusan menteri Pendidikan Nasional No 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), setiap mahasiswa yang lulus dari jurusan akuntansi tidak secara otomatis mendapatkan gelar akuntan (Ak) terhitung sejak tanggal 31 Agustus 2004. Jadi bagi mahasiswa yang menginginkan gelar akuntan (Ak) harus terlebih dahulu mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Adanya program PPAk ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan akan pentingnya sumber daya manusia yang professional dan kompeten di bidang akuntansi. Pendidikan akuntansi di Indonesia terutama dilakukan dalam Strata Satu (S1) dan Diploma Tiga (D3). Undang-undang N0.34 Tahun 1954 yang mengatur pemberian gelar akuntan saat ini masih mempertimbangkan lembaga

pendidikan yang menyelenggarakan, sehingga belum ada perlakuan yang sama bagi lembaga pendidikan yang berbeda. Semakin banyaknya lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga terdidik ini, maka harus diupayakan untuk mempertahankan kualitas dan kompetensi lulusannya. Sehingga mereka, memiliki kompetensi teknis dan moral yang memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang semakin terbatas. Secara umum sarjana ekonomi akuntansi setelah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 memiliki alternative pilihan karir, pertama dapat langsung bekerja sebagai karyawan perusahaan, karyawan instansi pemerintah maupun berwirausaha, kedua melanjutkan pendidikan S2, ketiga melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik. Dengan kata lain mahasiswa setelah menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana akuntansinya dapat memilih untuk menjadi akuntan publik atau memilih untuk menjadi profesi selain akuntan publik. Untuk dapat menghasilkan sarjana akuntansi yang berkualitas dan siap pakai pada dunia kerja, maka harus diimbangi pula oleh institusi pendidikan tinggi dengan memberikan sistem pendidikan akuntansi yang kompeten dan relevan terhadap dunia kerja. Pemilihan sebuah karir bagi mahasiswa akuntansi adalah tahap awal dari pembentukan karir tersebut, setelah berhasil menyelenggarakan kuliahnya. Pilihan karir bagi lulusan akuntansi tidak tertutup pada profesi akuntansi saja. Banyak pilihan profesi yang dapat diselami oleh mereka. Terdapat empat sektor pekerjaan yang bisa dimasuki oleh lulusan pendidikan akuntansi yakni akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan

pendidik dan akuntan pemerintah. Keinginan setiap mahasiswa akuntansi pada umumnya adalah untuk menjadi seorang yang professional dalam bidang akuntansi. Tidak mudah menjadi seorang akuntan karena banyak aturan profesi yang harus ditaatinya. Begitu banyak pilihan karir yang dihadapkan bagi mahasiswa lulusan akuntansi menjadi sulit mengambil keputusan dalam memilih. Hal itu akan mengembalikan pertanyaan-pertanyaan seputar pemilihan profesi kepada

mahasiswa itu sendiri, apakah yang menjadi latar belakang pemilihannya itu, sehingga kondisi tersebut mengakibatkan tidak terjaminnya bahwa mahasiswa akuntansi memilih profesi karirnya sebagai akuntan, baik itu akuntan publik, atau non akuntan publik. Parameter yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas lulusan pendidikan tinggi (Machfoedz, 2001 dalam Icuk Rangga Bawono, 2006) ialah conformance dan performance. Kecocokan (conformance) lulusan dapat dilihat dari gaji awal (starting salary), lamanya lulusan memperoleh pekerjaan (leight of waiting jobs), posisi ditempatnya bekerja (position), kesempatan untuk memperoleh pekerjaan (opportunity), relevansi antara latar belakang

pendidikannya dengan pekerjaan yang dijalankan (relevancy of jobs). Dari sisi kinerja (performance) kualitas lulusan dapat dilihat dari indeks prestasi, kemampuan bahasa asing, lamanya studi, penghargaan yang diperoleh selama studi. Pada dasarnya, pilihan karir merefleksikan minat, kepribadian, kemampuan dan latar belakang pengetahuan seseorang. Seseorang mencari karir

yang dapat memberinya kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuannya serta mengekspresikan sikap dan nilai hidupnya. Seseorang akan merasa cocok dengan pilihan karirnya jika pilihan tersebut dapat memenuhi apa yang ia inginkan dan sesuai dengan minta serta kemampuan yang dimilikinya. Banyak faktor yang melatar belakangi pemilihan karir bagi mahasiswa akuntansi saat ini. Keputusan yang tepat atas pilihan karir, berasal dari pemikiranpemikiran individu mengenai pemahaman diri serta nilai dari karir tersebut. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR AKUNTAN BAGI

MAHASISWA AKUNTANSI (survey atas Mahasiswa Akuntansi STIE Perbanas Surabaya).

2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat

dirumuskan masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah: apakah faktor pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik pekerjaan, lingkungan kerja, nilai-nilai sosial, pengakuan profesional, pelatihan profesional, dan gaji dapat mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir akuntan?

3.

Tujuan Penelitian
Berdasar latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai

oleh penulis adalah untuk mengetahui faktor pertimbangan pasar kerja, faktor nilai

intrinsik pekerjaan, faktor lingkungan kerja, faktor nilai-nilai sosial, faktor pengakuan profesional, faktor pelatihan profesional, dan faktor gaji dapat melatarbelakangi dalam pemilihan karir bagi mahasiswa akuntansi STIE Perbanas Surabaya.

4.

Manfaat Penelitian Bagi Mahasiswa: memberikan kontribusi berupa informasi mengenai faktor-faktor pemilihan karir akuntansi bagi mahasiswa akuntansi. Bagi Penulis: diharapkan dapat mengetahui dan memahami perbandingan antara disiplin ilmu khususnya bidang akuntansi dengan faktor-faktor pemilihan karir akuntansi bagi mahasiswa akuntansi.
Bagi Peneliti selanjutnya: diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber untuk penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan karir akuntansi bagi mahasiswa akuntansi.

5.

Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian Eksploratif, (Pigih Suharso : 06 ). Penelitian

Eksploratif adalah penggalian fakta yang terjadi dan atau untuk mendukung hipotesis. Data yang diteliti dapat berupa pendapat responden secara individual, dimana penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki pandangan, persepsi dan penilaian responden terhadap faktor-faktor pemilihan karir. Teknik pengumpulan data dan analisis data berupa opini dari subjek yang diteliti melalui penyebaran kuisioner.

6.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor yang dapat mempengaruhi

mahasiswa untuk memilih profesi akuntan dengan sampel mahasiswa STIE Perbanas dengan total responden 97 responden. Langkah awal dari analisis statistik adalah uji reliabilitas data. Suatu data dikatakan reliabel jika nilai signifikansinya > dari nilai crobach alpha yaitu nilai signifikansi > dari 0,60. Pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa dari tiga puluh lima butir pertanyaan yang ada, semuanya atau seluruhnya dinyatakan reliabel karena nilai signifikansi > 0,60. Selanjutnya dari hasil analisis faktor terlihat bahwa ada sebelas faktor yang terdiri dari tujuh faktor utama dan empat faktor tambahan. Ke sebelas faktor tersebut yang mendasari pilihan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai seorang akuntan. Adapun ke tujuh faktor utama tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor Nilai Intrinsik Pekerjaan Dinamakan faktor nilai intrinsik pekerjaan karena didalam faktor ini berisi tentang bagaimana cara kerja akuntan itu sendiri, suasana didalam profesi ini, serta kepuasan individu yang didapat dalam melaksanakan profesi ini. Dimana faktor ini terbentuk dari ekstraksi empat variable, yaitu: a. Karir akuntan memerlukan banyak cara untuk naik pangkat Banyaknya cara untuk naik pangkat dan banyaknya keahlian untuk mencapai sukses sangat diperlukan oleh mahasiswa akuntansi yang memilih karir sebagai akuntan publik dan akuntan perusahaan, sedangkan karir sebagai akuntan pemerintah dengan tekanan sedikit lebih tinggi

daripada karir sebagai akuntan pendidik memerlukan banyak cara untuk naik pangkat dan banyak keahlian tertentu untuk mencapai sukses b. Jenis pekerjaan karir merupakan pekerjaan rutin Menurut pandangan mahasiswa akuntansi, pekerjaan sebagai akuntan perusahaan lebih bersifat rutin dan banyak pekerjaan yang diselesaikan di belakang meja, sedangkan pekerjaan sebagai akuntan publik lebih bersifat atraktif yang lebih banyak membutuhkan waktu, tingkat persaingan yang ketat dan lebih banyak tekanan untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih baik c. Akuntan harus memikirkan nilai intrinsik pekerjaan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja. Faktor intrinsik berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan oleh individu ketika melakukan pekerjaan sehingga terdapat hubungan langsung antara pekerjaan dan peghargaan. Newstorm dan Davis (1985), menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan karyawan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka, dengan kata lain kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap

pekerjaannya. d. Jenis pekerjaan ini memiliki suasana kerja yang dinamis. Lingkungan yang dinamis akan mendukung kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kesempatan yang diberikan pada karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memberikan hasil terbaik dan

dapat memberikan kepuasan kerja tersendiri pada masing-masing karyawan. 2. Faktor Gaji Dinamakan faktor gaji yang didapatkan karena faktor ini dbentuk oleh faktor yang semuanya menyatakan tentang penghasilan yang bersifat financial maupun non financial. Dimana faktor ini terbentuk dari ekstraksi empat variable, yaitu: a. Kenaikan gaji akuntan cepat Untuk mendapatkan gaji yang besar, seseorang harus melakukan banyak tindakan yang bersifat menguntungkan bagi tempat diman dia bekerja, termasuk kantor akuntan. Responden beranggapan jika menjalani profesi akuntan mereka bisa mendapatkan kenaikan gaji yang cepat dengan cara melakukan tugasnya sesuai dengan kode etik akuntan. b. Akuntan mempunyai dana pensiun yang tinggi Selain mahasiswa menganggap bahwa gaji awal seorang akuntan tinggi, mereka juga menganggap bahwa dana pensiun yang didapatkan dari profesi ini cukuplah besar. Itulah mengapa responden banyak memilih kalau faktor ini juga berpengaruh dalam pemilihan karir. c. Keamanan kerja akuntan terjamin (tidak mudah PHK) Keamanan kerja yang didapatkan dalam menjalani semua profesi sangatlah menjadi salah satu alasan yang dipertimbangakan oleh seseorang yang ingin menjalani profesi tersebut. Misalnya keamanan untuk tidak adanya atau tidak terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK.

10

d. Akuntan memiliki jenjang karir yang panjang. Seseorang yang menjalani profesi akuntan selalu mendapatkan sertifikasi yang menunjukkan bahwa sesorang pernah menjalani profesi tersebut. Dengan sertifikasi terseut sesorang bisa menggunakannya untuk mencari pekerjaan atau profesi lain dengan menggunakan sertifikat tersebut. Pada dunia nyata sertifikat akuntan sangatlah membantu seseorang untuk mendapatkan suatu pekerjaan. 3. Faktor Pelatihan profesional Pelatihan professional sebelum melakukan pekerjaan, baik didalam lembaga maupun diluar lembaga sangatlah penting bagi seseorang yang akan terjun ke suatu profesi yang diharapkannya. Maka dari itu faktor keempat ini dinamakan faktor pelatihan profesional, dimana faktor ini terbentuk dari ekstraksi empat variable, yaitu: a. Akuntan melakukan pelatihan profesional sebelum memulai pekerjaanya Pelatihan profesional berkaitan seberapa penting mahasiswa menganggap adanya pelatihan untuk dapat menjalankan tugas-tugas dalam karir yang mereka pilih. pelatihan profesional yaitu mengenai latihan kerja sebelum mulai bekerja, adanya latihan rutin untuk meningkatkan kemampuan, b. Akuntan memerlukan latihan di luar lembaga Seorang akunatn juga memerlukan sebuah pelatihan untuk mendapatkan ilmu baru yang berguna bagi pekerjaannya, pelatihan tersebut tidak harus dilakukan didalam tempatnya bekerja melainkan juga bisa dilakukan pada lembaga yang berdiri diluar tempatnya bekerja.

11

c. Akuntan memerlukan pelatihan rutin di dalam lembaga Pelatihan profesional dipertimbangkan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir. Mereka menganggap bahwa karir yang dijalani nantinya terutama karir sebagai akuntan publik membutuhkan latihan kerja sebelum mulai bekerja, latihan kerja untuk meningkatkan profesionalisme, pelatihan kerja rutin dibanding karir yang lain. d. Lapangan pekerjaan mudah diakses. Kenyamanan dalam melakukan suatu pekerjaan tidak hanya mendapatkan banyak fasilitas yang diberikan oleh lembaga, tetapi juga lokasi yang strategis atau mudah di jangkau merupakan faktor yang sangat membantu dalam menjalani suatu pekerjaan. 4. Faktor Nilai-nilai Sosial Faktor nilai-nilai sosial dinamakan karena beberapa variable yang mendasari didalamnya berisikan tentang apa saja yang didapatkan dalam melakukan profesi ini baik sarana yang berwujud maupun tidak berwujud. Dimana faktor ini terbentuk dari ekstraksi empat variable, yaitu: a. Profesi akuntan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial Mahasiswa yang memilih karir sebagai akuntan publik, akuntan perusahaan, akuntan pendidik, dan akuntan pemerintah

mempertimbangkan kesempatan untuk melakukan kegiatan social.

12

b. Akuntan memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain Selain melakukan kegiatan sosial, seorang akuntan juga memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dengan tujuan agar seorang akuntan mampu menghilangkan penat pekerjaannya supaya nanatinya mampu melakukan pekerjaan dengan baik. c. Pekerjaan tersebut lebih banyak tantangan Karir sebagai akuntan pendidik menurut mahasiswa akuntansi yang memilih karir tersebut pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan dibanding karir sebagai akuntan publik, sedikit atraktif/banyak tantangan karena karir sebagai akuntan pendidik lebih banyak berhadapan dengan banyak orang. d. Akuntan wajib melatih tanggung jawab intelektual. Karir juga dipandang sebagai rangkaian promosi atau transfer lateral untuk memperoleh pekerjaan yang lebih mempunyai beban tanggung jawab yang lebih tinggi atau penempatan posisi yang lebih baik dalam hirarki pekerjaan seseorang sepanjang kehidupan kerjanya (Werther and Davis, 1996). 5. Faktor Lingkungan Kerja Pekerjaan sebagai akuntan bisa dibilang pekerjaan dengan tingkat intelektual yang tinggi dan juga harus cepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan, karena itu faktor keenam ini dinamakan faktor lingkungan kerja dari seorang akuntan tersebut. Dimana faktor ini terbentuk dari ekstraksi empat variable, yaitu:

13

a. Jenis pekerjaan yang saya pilih merupakan pekerjaan yang baik Jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang akuntan merupakan pekerjaan yang membantu seseotang untuk melakukan tugasnya. Banyak orang menganggap bahwa pekerjaan seorang akuntan adalah pekerjaan mulia karena member jasa kepada orang banyak. b. Pekerjaan tersebut lebih cepat diselesaikan Karir sebagai akuntan pendidik menurut mahasiswa akuntansi yang memilih karir tersebut pekerjaannya lebih cepat dapat diselesaikan dibanding karir sebagai akuntan publik, sedikit atraktif/banyak tantangan karena karir sebagai akuntan pendidik lebih banyak berhadapan dengan banyak orang. c. Karir akuntan memiliki tingkat tantangan intelektual tinggi Karir dalam akuntan publik merupakan karir yang dipandang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai. Karir ini juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan serta memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang menantang dan bervariasi 6. Faktor Pertimbangan Pasar Kerja Perilaku dan minat masing-masing individu berbeda satu sama lain, faktor kedelapan ini adalah faktor personalitas yaitu faktor yang dibentuk karena variable didalamnya berisikan tetang perilaku, minat serta pilihan dalam memilih. Dimana faktor ini terbentuk dari ekstraksi tiga variable, yaitu:

14

a. Akuntan memperhatikan perilaku individu Perilaku setiap orang sangatlah berbeda satu sama lain, namun dalam profesi ini setiap individu dituntut untuk memiliki perilaku yang berdasarkan kode etik akuntan yaitu wajib memiliki integritas, independensi dan obyektifitas. b. Pekerjaan ini memberikan pilihan jenis pekerjaan yang luas Pekerjaan yang nantinya bias didapatkan setelah seorang akuntan memlih untuk pindah profesi sangatlah luas. Hal itu dikarenakan seorang akuntan memilik wawasan yang baik dalam hal melakukan pekerjaan dengan benar karena sebelumnya telah di didik untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan hukum yang berlaku. c. Mahasiswa akuntansi lebih memilih bekerja sebagai akuntan atau bekerja dibidang non akuntan. Sebagian besar mahasiswa akuntansi memilih untuk bekerja sebagai akuntan karena cocok dengan bidang yang digelutinya selama proses perkuliahan. Banyak hal yang bias didapatkan selama menggeluti profesi ini, misalnya memilki kepuasan tersendiri jika hal ini terlaksana. 7. Faktor Pengakuan Profesional Faktor kesepuluh adalah faktor pengakuan profesional, dinamakan faktor penyesuaian keahlian diri karena varibel didalamnya tentang keahlian kerja masing-masing individu yang perlu dilakukan pelatihan agar bias masuk dalam suatu profesi serta memerlukan keahlian tertentu untuk mewujudkan

15

sesuatu yang diharapkannya. Dimana faktor ini terbentuk dari ekstraksi tiga variable, yaitu: a. Akuntan memerlukan pelatihan kerja sebelum mulai bekerja Mahasiswa beranggapan bahwa semua profesi akuntan lebih memerlukan pelatihan kerja dan lingkungan kerjanya lebih bervariatif. Karena

lingkungan kerja yang lebih bervariatif inilah maka perlu adanya pelatihan kerja yang lebih banyak. b. Ada pengakuan bagi akuntan yang berprestasi Pada umumnya setiap profesional menginginkan pengakuan profesional terhadap suatu profesi yang ditekuni setelah menghasilkan suatu prestasi yang dapat dibanggakan. Begitu pula bagi mahasiswa akuntansi yang menetapkan karirnya sebagai calon akuntan yang professional. Semakin tinggi pengakuan profesional yang diberikan oleh lembaga-lembaga yang mempekerjakan para akuntan maka akan semakin tinggi motivasi kerjanya c. Karir akuntan memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses. Peningkatan keahlian adalah modal yang diperlukan oleh mahasiswa akuntansi untuk meningkatkan keahlian mereka agar menjadi akuntan yang profesional dan berkualitas agar bisa mencapai kesuksesan.

7.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji statistik data penelitian dan didukung oleh pembahasan,

maka kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah dari hasil uji reliabilitas diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan reliabel, yaitu Faktor gaji dengan lima variabel: gaji awal akuntan tinggi, kenaikan gaji akuntan cepat, akuntan mempunyai

16

dana pensiun yang tinggi, akuntan memiliki gaji jangka panjang yang besar, gaji akuntan bisa memenuhi kebutuhan hidup. Faktor pelatihan profesional dengan lima variabel: akuntan melakukan pelatihan profesional sebelum memulai pekerjaanya, akuntan memerlukan pelatihan kerja sebelum mulai bekerja, akuntan memerlukan latihan di luar lembaga, akuntan memerlukan pelatihan rutin di dalam lembaga, akuntan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi. Faktor pengakuan profesional dengan lima variabel: karir akuntan memberikan kesempatan untuk berkembang, ada pengakuan bagi akuntan yang berprestasi, karir akuntan memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, karir akuntan memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses, akuntan mendapatkan penghargaan atas pekerjaan profesionalnya. Faktor nilai-nilai sosial dengan lima variabel: jenis pekerjaan yang saya pilih merupakan pekerjaan yang baik, profesi akuntan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, akuntan memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, akuntan memperhatikan perilaku individu, karir akuntan yang lebih bergengsi dibanding karir yang lain. Faktor lingkungan kerja dengan lima variabel: lingkungan kerja akuntan menyenangkan, jenis pekerjaan karir merupakan pekerjaan rutin, pekerjaan tersebut lebih cepat diselesaikan, pekerjaan tersebut lebih banyak tantangan, karir tersebut memberikan tekanan untuk mencapai hasil sempurna. Faktor nilai intrinsik pekerjaan dengan lima variabel: akuntan banyak mendapatkan kesempatan promosi jika bertanggung jawab atas pekerjaanya, akuntan wajib melatih tanggung jawab intelektual, karir akuntan memiliki tingkat tantangan intelektual tinggi, akuntan harus memikirkan nilai intrinsik pekerjaan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja, jenis pekerjaan ini memiliki suasana kerja yang dinamis. Faktor pertimbangan pasar kerja dengan lima variabel: keamanan kerja akuntan terjamin (tidak mudah PHK), lapangan pekerjaan mudah diakses, pekerjaan ini memberikan pilihan jenis pekerjaan yang luas, akuntan memiliki jenjang karir yang panjang, mahasiswa akuntansi

17

lebih memilih bekerja sebagai akuntan atau bekerja dibidang non akuntan. Dari hasil uji reliabilitas sangat mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rediana Setiyani (2005) dimana faktor pertimbangan pasar kerja, faktor nilai intrinsik pekerjaan, faktor lingkungan kerja, faktor nilai-nilai sosial, faktor pengakuan profesional dan faktor pelatihan profesional, faktor gaji oleh sebagian besar mahasiswa akuntansi STIE Perbanas Surabaya dianggap dapat mempengaruhi untuk memilih karir sebagai seorang akuntan. Dari hasil analisis faktor menunjukkan bahwa semua variabel yang berjumlah tiga puluh lima berpengaruh terhadap faktor pemilihan karir akuntan. Dari analisis faktor terlihat bahwa ada sebelas faktor yang merupakan hasil ekstrasi dari tiga puluh lima variabel yang terdiri dari tujuh faktor utama dan empat faktor temuan baru. Ke sebelas faktor tersebut mendasari pemilihan karir akuntan bagi mahasiswa akuntansi. Faktor tersebut ialah: Tujuh faktor utama: 1. Faktor Nilai Intrinsik Pekerjaan dengan empat variabel: karir akuntan memerlukan banyak cara untuk naik pangkat, jenis pekerjaan karir merupakan pekerjaan rutin, akuntan harus memikirkan nilai intrinsik pekerjaan untuk mencapai kepuasan dalam bekerja dan jenis pekerjaan ini memiliki suasana kerja yang dinamis. 2. Faktor Gaji yang didapatkan dengan empat variabel: kenaikan gaji akuntan cepat, akuntan mempunyai dana pensiun yang tinggi, keamanan kerja akuntan terjamin (tidak mudah PHK) dan akuntan memiliki jenjang karir yang panjang. 3. Faktor Pelatihan Profesional dengan empat variabel: akuntan melakukan pelatihan profesional sebelum memulai pekerjaanya, akuntan memerlukan latihan

18

di luar lembaga, akuntan memerlukan pelatihan rutin di dalam lembaga dan lapangan pekerjaan mudah diakses. 4. Nilai-nilai Sosial dengan empat variabel: profesi akuntan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, akuntan memerlukan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, pekerjaan tersebut lebih banyak tantangan dan akuntan wajib melatih tanggung jawab intelektual. 5. Faktor Lingkungan Kerja dengan tiga variabel: jenis pekerjaan yang saya pilih merupakan pekerjaan yang baik, pekerjaan tersebut lebih cepat diselesaik dan karir akuntan memiliki tingkat tantangan intelektual tinggi. 6. Faktor Pertimbangan Pasar Kerja dengan tiga variabel: akuntan

memperhatikan perilaku individu, pekerjaan ini memberikan pilihan jenis pekerjaan yang luas dan mahasiswa akuntansi lebih memilih bekerja sebagai akuntan atau bekerja dibidang non akuntan. 7. Faktor Pengakuan Profesional dengan tiga variabel: akuntan memerlukan pelatihan kerja sebelum mulai bekerja, ada pengakuan bagi akuntan yang berprestasi dan karir akuntan memerlukan keahlian tertentu untuk mencapai sukses. Empat faktor temuan baru: 1. Faktor pengembangan diri dengan empat variabel: akuntan memperoleh pengalaman kerja yang bervariasi, karir akuntan memberikan kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja akuntan menyenangkan dan jika akuntan bertanggung jawab atas pekerjaanya, lebih banyak mendapatkan kesempatan promosi.

19

2. Faktor jaminan masa tua dengan dua variabel: akuntan memiliki gaji jangka panjang yang besar dan gaji akuntan bisa memenuhi kebutuhan hidup. 3. Faktor Bonus dengan satu variabel: gaji awal akuntan tinggi untuk mencapai hasil sempurna Faktor Kondisi Pekerjaan dengan tiga variabel: akuntan mendapatkan penghargaan atas pekerjaan profesionalnya, karir akuntan yang lebih bergengsi dibanding karir yang lain dan karir tersebut memberikan tekanan

8.

Saran
Ada beberapa saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan jumlah sampel yang lebih besar untuk mendapatkan generalisasi hasil terhadap seluruh penelitian dengan konteks penelitian yang lebih luas.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah faktor-faktor lain yang diduga


dapat mempengaruhi mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir professional.

DAFTAR RUJUKAN
Bawono, Icuk Rangga, 2006, Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Reguler Dan Non Reguler Tentang Pendidikan Profesi, skripsi mahasiwa Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman. Damayanti, Ria, 2005, Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa jurusan akuntansi dalam memilih karir sebagai akuntan publik dan non akuntan publik (studi kasus pada Perguruan Tinggi di Surakarta). Handhika, Anggara Yudha, 2010, Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Faktor-faktor Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik (studi kasus pada mahasiswa Akuntansi di UPN Veteran Jawa Timur), skripsi mahasiswa akuntansi UPN Veteran, Surabaya. Henny, 2006, Analisis Faktor-faktor Pemilihan Karir Bagi Mahasiswa Akuntansi (Survey atas Mahasiswa Akuntansi pada Lima Perguruan Tinggi, Tugas Akhir mahasiswa Universitas Widyatama. Indriantoro, Nur, dan Bambang Supomo, 1999. Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama, Juni 2002. Irawati, Deni, 2006, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Terhadap Konservatisme Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), skripsi mahasiswa akuntansi STIE Perbanas, Surabaya. Jainuri, Achmad, 2009, Persepsi Mahasiswa Akuntansi Terhadap Faktor-faktor Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik, skripsi mahasiswa akuntansi STIE Perbanas, Surabaya. Nur, Irdiantoro, 1994, Prospek Profesi Akuntan, Jurnal Akuntansi dan Manajemen edisi September 1994 hal 35-39. Puspitasari, Yunita, 2011, Persepsi Mahasiswa Akuntansi Pada STIE Perbanas dan STIESIA Terhadap Faktor-faktor Pemilihan Karir Berdasarkan Gender, skripsi mahasiswa akuntansi STIE Perbanas, Surabaya.

Rasmini, Ni Ketut, 2007, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAK), Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Udayana.
Setiyani, Rediana, 2008, Faktor-Faktor yang Memebedakan Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Profesi Sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik ( studi empiris pada mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi di Pulau Jawa).

Suharso, Puguh, 2009. Metode Penelitian Kauntitatif Untuk Bisnis. Edisi Pertama, 2009.

Yunitasari, Retno, 2005, Analisis Faktor-faktor Pemilihan Karir Akuntan Bagi Mahasiswa Akuntansi (Studi Survey Pada Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama).

Anda mungkin juga menyukai