Disusun Oleh:
M. Iqbal Fitrianto
NRP. 1310151037
Dosen Pengampu:
Syechu Dwitya Nugraha, S.ST., M.T.
NIP. 19890508 201504 1 001
I. Tujuan
Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari PLC Siemens S7-300 maupun Siemens
S7-1500.
Mahasiswa dapat mensetting konfigurasi rack dan slot PLC Siemens S7-300 maupun
Siemens S7-1500 pada Software TIA Portal V.15.
Mahasiswa dapat mensimulasikan program Start/Stop Motor pada PLC Siemens S7-1500
menggunakan ladder diagram yang ada di Software TIA Portal V.15.
Mahasiswa dapat merangkai konfigurasi input output Start/Stop Motor pada PLC
Siemens S7-1500 dan mendownloadkan program yang telah dibuat ke modul PLC
Siemens S7-1500.
Fungsi PLC
1. Programmable, artinya alat ini memiliki kemampua yang dapat diprogram yang tersimpa
dalam memori dan dapat diubah ubah.
2. Logic, artinya alat ini mampu memproses input secara aritmatik dan logic sesuai dengan
intruksi tertentu.
3. Controller, artinya alat ini mampu mengontrol aktuator sesuai dengan prosesn yang telah
dihasilkan.
Bagian PLC
Secara umum PLC tersusu dari 2 kompone utama, yaitu sebagai berikut.
1. Model Input dan Output
Model input merupakan alat penghubung PLC dengan sensor atau saklar, sedangkan
model output merupakan alat penghubung PLC dengan aktuator yang dikendalikannnya.
2. Central Processing Unit (CPU)
Bagian yang berfungsi untuk melakukan processing terhadap intruksi tertentu pada PLC.
Disamping itu CPU juga adalah kendali atas semua operasional kerja dalam PLC. Di
dalam CPU sendiri terdapat 3 kompone pendukung, yaitu:
a. Processor
Processor merupakan bagian dari CPU yang berfungsi untuk mengontrol perintah
agar tetap bekerja dari suatu bagian ke bagian lain.
b. Memory
Memory adalah sebuah alat yang ada di daam CPU yang berfungsi untuk menyimpa
semua program. Terdapat elemen-elemen memori yang terdapat pada PLC, yaitu
sebagai berikut.
1) Alterable Memory, bagian ini berupa chip yang isinya diletakkan pada chip
RAM (Random Access Memory), tetapi isinya dapat diubah dan dihapus. Bila
tidak ada supplai listrik ke CPU makan isinya akan hilang, oleh sebab itu
bagian ini disebut bersifat volatile.
2) Fixed Memory, berisi program yang sudah diset oleh pembuat PLC, dibuat
dalam bentuk chip khusus yang dinamakan ROM (ReadnOnlynMemory),
program tidak dapat diubah atau dihapus selama operasi CPU, karena itu
bagian ini sering dinamakan memori non-volatile yang tidak akan terhapus
nisinya walaupu tidak ada listrik yang masuk ke dalam CPU. Selain itu dapat
juga ditambahkan modul EEPROM atau Electrically Erasable.
3) Programmable Read Only Memory yang berfungsi untuk back up program
utama RAM prosesor sehingga prosesor dapat diprogram untuk meload
program EEPROM ke RAM jikan program di RAM hilang atau rusak.
c. Unit Power Supply
Power supply adalah alat pengubah suplai listrik luar menyesuaikan suplai listrik
yang sesuai dengan CPU PLC.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja sebuah PLC yaitu menerima input berupa sinyal masukan lalu diproses
menggunakan serangkaian logikan berdasarkan intruksi tertentu setelah itu hasil outputnya dapat
mengendalikan aktuator.
PLC memiliki tiga bagian dasar, yaitu : modul input, modul output dan Central
Processing Unit. Berikut prinsip kerjanya.
1. Pertama input masuk ke CPU melalui perangkat modul input. Input ini berasal dari output
sensor. Sinyal input bisa merupakan sinyal digital maupu analog, perbedaan sinyal digital
dan analog adalah jikan sinyal digital merupakan saklar iner dimana hanya ON atau OFF
sedangkan sinyal digital memiliki prinsip rentang suatu nilai dari nol hingga skala penuh.
2. Selanjutnya sinyal yang masuk melalui perangkat modul input diproses di dalam CPU
secara logikan berdasarkan intruksi yang ada pada program yang tersimpa dalam memori.
3. Setelah itu hasil proses dari CPU dikeluarkan melalui perangkat model output untuk
mengendalikan aktuator.
Kelebihan PLC
Ketika menggunakan PLC akan dapat beberapa keuntunga dibandingkan dengan
menggunakan sistem yang masih konvensional.
PLC Konvensional
Fleksibel Peralatan relatif kompleks
Pengkoreksian dan perubahan Kompleks dalam
sistem atau program lebih pengoperasian
mudah
Kontak – kontak lebih banyak Mahal dalam perawatan
Konsumsi daya lsitrik relatif Konsumsi daya listrik relatif
lebih rendah tinggi
Mudah dalam pelacakan Pelacakan kesalahan sistem
gangguan lebih sulit
Observasi visual dan plot Modifikasi sistem
running membutuhkan waktu yang
lama
IV. Analisa
Pada Workshop Sistem Integrasi pertemuan ke-2 ini membahas tentang pengenalan PLC
Siemens S7-300 dan Siemens S7-1500. Selain itu juga cara setting PLC Siemens S7-300 dan
Siemens S7-1500 pada software TIA Portal v.15 dan simulasi ladder diagram menggunakan PLC
Siemens S7-300 yang telah disetting sebelumnya.
Pada PLC Siemens S7-300, dalam 1 rak terdapat beberapa slot, yaitu CPU, Power
Supply, Digital Input, Digital Output, Analog Input, dan Analog Output. Dalam 1 rak
,penomoran slot pada PLC Siemens S7-300 ini dimulai dengan nomor 1. Adapun konfigurasi slot
dalam 1 rak pada PLC Siemens S7-300 adalah sebagai berikut.
Keterangan slot:
1. Power Supply 6. DO
2. CPU 7. AI
4. DI 8. AO
5. DO
Sedangkan pada PLC Siemens S7-1500, dalam 1 rak juga terdapat beberapa slot yaitu
CPU, Power Supply, Digital Input, Digital Output, Analog Input, Analog Output, dan
Communication Module. Dalam 1 rak ,penomoran slot pada PLC Siemens S7-300 ini dimulai
dengan nomor 0. Adapun konfigurasi slot dalam 1 rak pada PLC Siemens S7-1500 adalah
sebagai berikut.
Keterangan slot:
0. Power Supply 4. DO
1. CPU 5. AI
2. DI 6. AO
3. DO 7. Communication Module
Dalam mensetting PLC Siemens S7-300 dan Siemens S7-1500 pada software TIA Portal
v.15, perlu diperhatiakan device, article no., dan versi dari masing-masing slot CPU, Power
Supply, Digital Input, Digital Output, Analog Input, Analog Output, dan Communication
Module harus sesuai dengan module yang ada di laboratorium. Apabila device sama namun
article no. berbeda, pada saat simulasi bisa dijalankan namun pada saat didownloadkan ke
module kemungkinan akan error. Kemungkinan yang lain apabila device sama namun article
no.berbeda yaitu bisa disimulasikan dan didownload, namun pada module PLC tidak bisa
dijalankan atau error.
7. Isi rak sesuai dengan konfigurasi slot dalam 1 rak pada PLC Siemens S7-300 yang ada di
laboratorium, dengan cara memilih modules pada Catalog sesuai dengan type device
yang dibutuhkan.
a. Isi slot 2 dengan CPU (otomatis).
Pilih CPU 315-2 PN/DP dengan Article no. 6ES7 315-2EH14-0AB0, dan Version
V3.2.
b. Isi slot 1 dengan Power Supply.
Pilih PS 307 5A dengan Article no. 6ES7 307 1EA00-0AA0.
c. Isi slot 4 dengan Digital Input.
Pilih DI 16x24VDC dengan Article no. 6ES7 321 1BH02-0AA0.
d. Isi slot 5 dengan Digital Output.
Pilih DO 16xRelay 120/230VAC dengan Article no. 6ES7 322 1HH01-0AA0.
e. Isi slot 6 dengan Digital Output.
Pilih DO 16x24VDC/0.5A dengan Article no. 6ES7 322 1BH01-0AA0.
f. Isi slot 7 dengan Analog Input.
Pilih AI 8x12BIT dengan Article no. 6ES7 331 7KF02-0AB0.
g. Isi slot 8 dengan Analog Output.
Pilih AO 4x12BIT dengan Article no. 6ES7 332 5HD01-0AB0.
8. Setelah mengisi semua slot sesuai dengan konfigurasi slot dalam 1 rak pada PLC
Siemens S7-300, maka PLC siap untuk di program. Berikut merupakan tampilan rak PLC
Siemens S7-300 saat siap untuk di program.
6. Pilih CPU sesuai dengan device, article no., dan version yang ada di laboratorium, yaitu
CPU 1513-1 PN dengan Article no. 6ES7 513-1AL01-0AB0, dengan Version V2.1.
7. Isi rak sesuai dengan konfigurasi slot dalam 1 rak pada PLC Siemens S7-1500 yang ada
di laboratorium, dengan cara memilih modules pada Catalog sesuai dengan type device
yang dibutuhkan.
a. Isi slot 1 dengan CPU (otomatis).
Pilih CPU 1513-1 PN dengan Article no. 6ES7 513-1AL01-0AB0, danVersion
V2.1.
b. Isi slot 0 dengan Power Supply.
Pilih PM 190W 120/230VAC dengan Article no. 6EP 1333 4BA00.
c. Isi slot 3 dengan Digital Input.
Pilih DI 16x24VDC HF dengan Article no. 6ES7 521 1BH00-0AB0.
d. Isi slot 4 dengan Digital Output.
Pilih DO 16x120/230VAC/2A ST dengan Article no. 6ES7 522 5HH00-0AB0.
e. Isi slot 5 dengan Digital Output.
Pilih DO 16x24VDC/0.5A HF dengan Article no. 6ES7 522 1BH01-0AB0.
f. Isi slot 6 dengan Analog Input.
Pilih AI 8xU/I/RTD/TC ST dengan Article no. 6ES7 531 7KF00-0AB0.
g. Isi slot 7 dengan Analog Output.
Pilih AO 4xU/I ST dengan Article no. 6ES7 532 5HD00-0AB0.
h. Isi slot 7 dengan Communication Module.
Pilih CM PtP RS422/485 HF dengan Article no. 6ES7 541 1AB00-0AB0.
8. Setelah mengisi semua slot sesuai dengan konfigurasi slot dalam 1 rak pada PLC
Siemens S7-1500, maka PLC siap untuk di program. Berikut merupakan tampilan rak
PLC Siemens S7-1500 saat siap untuk di program.
Simulasi Start/Stop Motor mengggunakan PLC Siemens S7-300
Setelah mengisi semua slot sesuai dengan konfigurasi slot dalam 1 rak pada PLC
Siemens S7-300, maka PLC siap untuk di program. Berikut merupakan contoh konfigurasi
pemrograman Start/Stop Motor menggunakan PLC Siemens S7-300.
1. Setelah selesai setting, pilh PLC tags → Show all tags untuk memberikan label nama dan
mengalamatkan input output. Pada simulasi ini menggunakan 2 input yaitu Start dengan
alamat %I0.0 dan Stop dengan alamat %I0.1. Sedangkan output hanya ada 1 yaitu Motor
dengan alamat %Q4.0.
e. Klik Go online.
Go online
f. Klik Monitoring on/off.
Monitoring on/off
g. Run pada PLCSim untuk menjalankan simulasi. Insert input/output untuk
menambahkan kotak dialog input/output.
Pada PLCSim akan muncul kotak dialog IB0 dan QB0, yang merupakan kotak
dialog untuk pengalamatan input dan output. Dengan mencentang IB0.0 maka akan
mengaktifkan input dengan alamat %I0.0 atau Start, sehingga Start yang semula NO akan
menjadi NC dan akan menjalankan motor. Kondisi motor menyala ditandai dengan
centang otomatis pada QB4.0 yang menandakan output dengan alamat %Q4.0 atau Motor
pada kondisi ON.
Dengan menghilangkan centang IB0.0 maka akan menonaktifkan input dengan
alamat %I0.0 atau Start, sehingga Start yang semula NC akan menjadi NO, namun karena
saling interlock meskipun Start telah berubah dari NC menjadi NO maka motor akan
tetap dijalankan. Fungsi dari Start ini seperti Push Button yang hanya perlu ditekan sekali
dan kembali ke kondisi semula. Kotak dialog QB4.0 yang masih tercentang menandakan
output dengan alamat %Q4.0 atau Motor masih dalam kondisi ON.
Saat IB0.1 dicentang maka akan mengaktifkan input dengan alamat %I0.1 atau
Stop, sehingga Stop yang semula NC akan menjadi NO dan motor akan berhenti
beroperasi. Fungsi dari Stop ini juga seperti Push Button yang hanya perlu ditekan sekali
dan kembali ke kondisi semula.
6. Untuk menghentikan simulasi, centang Stop pada kotak dialog PLCSim dan simulasi
akan berhenti.
7. Pada Main [OB1] tambahkan konfigurasi ladder diagram. Berikut merupakan ladder
diagram Start/Stop Motor dengan memanfaatkan fungsi Set/Reset yang telah dibuat.
8. Jalankan simulasi yang telah dibuat.
9. Tampilan pada PLCSim dan simulasi ladder diagram saat dirunning.
Reset adalah kebalikan dari Set, yang berfungsi untuk merubah kondisi OFF atau
ON menjadi OFF(0). Saat IB0.1 dicentang maka akan di Reset atau dimatikan dan motor
akan berhenti beroperasi atau kembali ke kondisi awal. Fungsi dari Stop ini juga seperti
Push Button yang hanya perlu ditekan sekali dan kembali ke kondisi semula.
10. Untuk menghentikan simulasi, centang Stop pada kotak dialog PLCSim dan simulasi
akan berhenti.
Compile Download
c. Pilih type PG/PC interface PN/IE dan PG/PC interface Intel (R) Ethernet
Connection I217-LM. Kemudian Start search.
d. Pilih Device target PLC_1 yang sesuai dengan type device CPU PLC yang
digunakan. Kemudian Load program.
e. Klik Go online.
Go online
f. Klik Monitoring on/off.
Monitoring on/off
g. Tekan input Push Button pada modul PLC Siemens S7-1500 untuk mengetahui
program yang didownloadkan bekerja atau tidak.
5. Tampilan pada simulasi ladder diagram modul PLC Siemens S7-1500 saat dirunning.
Saat Lamp 01 ON
Saat PB 05 NO ditekan maka akan mengaktifkan input dengan alamat %I0.1 atau
Stop, sehingga Stop yang semula NC akan menjadi NO dan lampu Lamp 01 yang
terhubung dengan output address %Q4.0 yang sebelumnya menyala menjadi mati.
Kondisi Lamp 01 ON Kondisi Lamp 01 OFF
6. Untuk menghentikan simulasi, tekan stop pada CPU PLC Siemens S7-1500 dan running
program akan berhenti.