Anda di halaman 1dari 20

PRAKTEK SISTEM KENDALI DISKRIT

Disusun Oleh :

NAMA : NANDI YULIANSYAH

NIM : 061630320935

KELAS : 5 ED

DOSEN PEMBIMBING : DEWI PERMATA SARI, S.T.,M.KOM.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA DIPLOMA III

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2018
PERCOBAAN I

LADDER DIAGRAM UNTUK OPERASI LOGIKA PLC

1.1 Tujuan

1.1.1. Tujuan Umum

- Mahasiswa memiliki ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan


mempunyai sikap kerja yang diperlukan untuk
mengindentifikasi,menjelaskan karakteristik dan menjalankan program atau
Ladder Diagram untuk fungsi-fungsi logika AND, OR, NOR, NAND, NOT,
dan XOR.

- Mahasiswa mampu mengembangkan Ladder Diagram yang


melibatkan penggunaan relay internal, latching, timer, counter, dan
piranti penanganandata PLC.

1.1.2. Tujuan Khusus

- Mampu memahami dasar-dasar unit rancang bangun PLC

- Mampu memasukkan dan menjalankan program dasar di PLC

- Mampu membuat program atau Ladder Diagram dari suatu masalah


sederhana

- Mampu menganalisa dan menyimpulkan program dasar di PLC

1.2. Dasar Teori

1.2.1. Pengontrol Secara Umum

Kontroler secara umum yaitu untuk mempertahankan kondisi yang diinginkan dalam
sistem fisis dengan mengatur variabel tertentu dalam sistem. Berikut merupakan contoh :

Gambar 1.1 Pengontrolan Secara Umum


Orang yang mengendarai mobil seperti yang ditunjukkan oleh gambar diatas, supir
harus memiliki tujuan atau objebtif. Pertama-tama supir harus menentukan lokasi dari mobil
di jalan, dengan menggunakan mata untuk melihat posisi mobil di jalan kemudian supir juga
harus memperhitungkan keadaan agar mobil tetap pada posisi yang diinginkan dijalan dan
akhirnya supir haruslah mengubah posisi mobil dengan menggunakan stir. Dengan
menggunakan cara tersebut, supir bisa menjaga mobil tetap berada pada posisi yang
diinginkan.

1.2.2. Sistem Tekontrol Mikroprosesor

Dengan sebuah mikroprosesor, kita dapat mempergunakan sistem kontrol dasar yang
sama untuk segala situasi dengan memanfaatkan sebuah sistem berbasis mikroprosesor dan
menuliskan sebuah program yang menginstruksikan mikroprosesor untuk memberikan reaksi
pada setiap sinyal input dari, misalnya switch, dan menghasilakan output yang dibutuhkan,
misalnya katup atau motor. Adapun bentuk programnya sebagai berikut : Jika switch A
menutup. Berikan output kerangkaian motor Jika switch B menutup, Berikan output
kerangkaian katup

Dengan mengubah instruksi pada program, kita dapat menggunakan sistem


mikroprosesor yang sama untuk berbagai aplikasi kontrol.

1.2.3. Definisi PLC (Programmable Logic Controller)

Definisi PLC menurut NEMA (National Electrical Manufactur’s Associiation) adalah


peralatan elektronik yang bekerja secara digital yang menggunakan memori yang bisa
deprogram untuk menyimpan instruksi internal guna menerapkan fungsi-fungsi khusus,
seperti logic, sequencing, pengukuran waktu, penghitungan, dan aritmatika, untuk
mengontrol modul-modul input atau output secara analog atau digital, dan berbagai jenis
mesin atau proses.

PLC dirancang untuk dioperasikan oleh para engineer yang hanya memiliki sedikit
pengetahuan mengenai computer dan bahasa pemograman.

Gambar 1.2 Skematik Cara Kerja PLC


- Programmable Logic Controller ( PLC) pertama muncul di General Motor’s
Holdenpada tahun 1968.

- Pada dasarnya dirancang untuk menggantikan sistem logika yang menggunakan


relay→ pengetahuan tentang rangkaian sistem logika dan relay tetap merupakan dasar
yang sangat penting serta diperlukan untuk pemograman dengan PLC.

- Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika konvensional terutama adalah


mudah atau dapat deprogram, fleksibel, dan dapat dihandalkan.

1.2.4. Karakteristik PLC

Karakteristik PLC sebagai alat pengoptimal dari tugas-tugas pengontrolan dan


pengoperasian di dalam lingkungan industry :

1. Kokoh dan dirancang untuk tahan getaran, suhu kelembaban dan kebisingan

2. Antarmuka untuk input-output telah tersedia secara built-in didalamnya.

3. Mudah deprogram dan menggunakan sebuah bahasa pemograman yang mudah


dipahami, yang sebagian besar berkaitan dengan operasi-operasi logika dan
penyambungan.

1.2.5. Hardware PLC

Umumnya PLC memiliki lima komponen dasar :

1. Prossesor (CPU) merupakan unit yang berisi mikroprosesor yang menginterpretasikan


sinyal-sinyal input dan melaksanakan tindakan pengontrolan sesuai dengan program
yang tersimpan dalam memori, kemudian mengkomunikasikan keputusan yang
diambil sebagai sinyal kontrol ke antarmuka output.

2. Catu daya diperlukan untuk mengkonversikan tegangan AC menjadi sumber tegangan


rendah DC (5 Vdc) yang dibutuhkan oleh prosesor dan modul rangkaian antarmuka
I/O.

3. Perangkat pemograman digunakan untuk memasukan program yang dibutuhkan ke


dalam memori. Program yang dibuat dengan menggunakan perangkat ini lalu
dipindahkan kedalam unit memori PLC.

4. Memori merupakan tempat penyimpanan program yang digunakan untuk


melaksanakan tindakan pengontrolan oleh mikroprosesor.

5. Bagian input-output adalah antarmuka dimana prosesor menerima informasi dari dan
mengkomunikasikan informasi kontrol ke perangkat eksternal.
Gambar 1.3 Sistem PLC

1.2.6. Bahasa Pemograman PLC

Berdasarkan Stanndart Internasional IEC-61131-3, bahasa pemograman PLC ada 5


macam yaitu:

1. Ladder Diagram (LD)

2. Function Block Diagram (FBD)

3. Sequential Function Chart (SFC)

4. Structure Text (ST)

5. Instruction List (IL)

Tidak semua PLC mendukung kelima bahasa pemograman diatas. Ada yang hanya
mendukung LD saja, ada juga yang mendukung LD, FBD, ST tergantung dari PLC yang kita
gunakan.

Berikut bahasa pemograman yang digunakan oleh beberapa merek PLC :

- Allen Bradley PLC-5 dan SLC-500 : Ladder Diagram (LD)


- Allen Bradley Logic 5000 Family : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), Sequential Function Chart (SFC), dan Structure Text (ST)
- Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram
(FBD), dan Sequential Function Chart (SFC)
- Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), dan Sequential
Function Chart (SFC)
- Siemens:Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function
Chart (SFC) dan Instruction List (IL)

Macam-macam bahasa program yang ditetapkan oleh (International Electrotecnic


Comminssion) IEC-61131-3 adalah sebagai berikut :
1. Ladder Diagram (LD)

Ladder Diagram (LD) adalah bahasa pemograman yang dibuat dari


persamaan fungsi logika dan fungsi-fungsi lain berupa pemrosesan data atau fungsi
waktu dan pencacahan. Ladder Diagram (LD), terdiri dari susunan kontak-kontak
dalam satu group perintah secara horizontal dari kiri ke kanan, dan terdiri dari banyak
group perintah secara vertikal. Contoh dari Ladder Diagram (LD) ini adalah kontak
normaly open kontak normaly close, output coil, pemindahan data garis vertikal
paling kiri dan paling kanan diasumsikan sebagai fungsi tegangan, apabila fungsi dari
group perintah menghubungkan dua garis vertikal tersebut maka rangkaian perintah
akan bekerja.

2. Function Block Diagram (FB/FBD)

Function Block Diagram adalah suatu fungsi-fungsi logika yang


disederhanakan dalam gambar blok dan dapat dihubungkan dalam suatu fungsi atau
digabungkan dengan fungsi blok lain. Seperti SFC, FBD adalah bahasa grafis yang
memungkinkan pemograman dalam bahasa lain (tangga, daftar instruksi, atau teks
terstruktur) yang akan bersarang di dalam FBD, program muncul sebagai block
elemen yang dihubungkan bersama-sama dengan cara yang menyerupai diagram
rangkaian. FBD yang paling berguna dalam aplikasi yang melibbatkan tingkat tinggi
informasi atau data flow antara komponen kontrol seperti kontrol proses.

3. Statement List (STL)

Statement List (STL) adalah bahasa program jenis tingkat rendah mirip
dengan Bahasa Assembly. Instruksi yang dibuat berupa susunan sederhana menuju ke
operasi yang berupa alamat dan register.

4. Structure Text (ST) atau Structure Language (SCL)

Teks terstruktur merupakan bahasa tingkat tinggi yang dapat memproses


sistem logika ataupun algoritma dan memungkinkan pemrosesan sistem lain. Perintah
umumnya menggunakan IF… THEN… ELSE, WHILE… DO, REPEAT… UNTIL,
dan lain-lain.

5. Sequential Function Chart (SFC)

Bahasa program yang dibuat dan disimpan dalam chart Bagian-bagian chart
memiliki fungsi urutan langkah, transisi, dan percabangan. Setiap step memiliki status
proses dan bisa terdiri dari struktur yang berurutan.

1.2.7.Gerbang Dasar Logika

1. Gerbang AND
Gerbang AND (AND GATE) Gerbang AND adalah suatu rangkaian logika, di
mana outputnya akan mempunyai logika “1” bila semua inputnya diberi logika “1”.
Jika salah satu inputhya diberi logika “0” walaupun input lainnya “1” maka outputnya
akan mempunyai logika “0”.

Gambar 1.4. memperlihatkan simbol AND Gate untuk 2 input dan table
kebenarannya diperlihatkan pada Tabel 1.

Gambar 1.4 Gerbang AND

Tabel 1. Tabel Kebenaran gerbang AND dua input

2. Gerbang OR

OR GATE adalah suatu rangkaian logika dasar yang menyatakan bahwa outputnya
akan mempunyai logika “1” jika salah satu inputnya mempunyai logika “1” atau
semuanya mempunyai logika “1”.

Gambar 1.5. menunjukkan simbol dari OR GATE dua input dan tabel kebenarannya
diperlihatkan pada Tabel 2.

Gambar 1.5 Gerbang OR

Tabel 2. Tabel Kebenaran gerbang OR dua Input


3. Gerbang NOT

Gerbang NOT merupakan gerbang satu-masukan yang berfungsi sebagai pembalik


(inverter). Jika masukannya tinggi, maka keluarannya rendah, dan sebaliknya.
Gambar 1.6. menunjukkan simbol dari Gerbang NOT dan tabel kebenarannya
diperlihatkan pada Tabel 3.

Gambar 1.6 Gerbang NOT

Tabel Kebenaran gerbang NOT

4. Gerbang NAND

Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada


logika 1. Sebaliknya, jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang
NAND, maka keluarannya akan bernilai 1. Kata NAND merupakan kependekan dari
NOTAND, yang merupakan ingkaran dari gerbang AND.
Simbol Gerbang NAND diperlihatkan pada Gambar 1.7. dan tabel kebenarannya
ditunjukkan pada Tabel 4.

Gambar 1.7 Gerbang NAND

Tabel 4. Tabel Kebenaran gerbang NAND

5. Gerbang NOR

Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada
keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 1, maka semua masukan harus dalam
keadaan 0. Kata NOR merupakan kependekan dari NOT-OR, yang merupakan
ingkaran dari gerbang OR. Simbol Gerbang NOR diperlihatkan pada Gambar 1.8. dan
tabel kebenarannya ditunjukkan pada Tabel 5.

Gambar 1.8 Gerbang NOR

Tabel 5. Tabel Kebenaran gerbang NOR


6. Gerbang EX-OR

Gerbang EXOR akan memberikan keluaran 1 jika masukan-masukannya


mempunyai keadaan yang berbeda dan begitupun sebaliknya akan memberikan
keluaran 0 jika masukan-masukannya mempunyai keadaan yang sama. Jika dilihat
dari keluarannya, maka gerbang EX-OR ini merupakan penjumlahan biner dari
masukannya. Gambar 1.9. menunjukkan simbol dari Gerbang EX-OR dua input, dan
tabel kebenarannya diperlihatkan pada Tabel 6.

Gambar 1.9 Gerbang EX-OR

Tabel 6. Tabel Kebenaran gerbang EX-OR

7. Gerbang EX-NOR

Gerbang EXNOR merupakan ingkaran dari gerbang EX-OR. Gerbang ini akan
memberikan keluaran 1 jika masukan-masukannya mempunyai keadaan yang sama
dan sebaliknya akan memberikan keluaran 0 jika masukan-masukannya mempunyai
keadaan yang berbeda. Gambar 1.10 menunjukkan simbol dari Gerbang EX-NOR dua
input dan Tabel 7. memperlihatkan tabel kebenarannya.

Gambar 1.10 Gerbang EX-NOR

Tabel 7. Tabel Kebenaran EX-NOR

1.3 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan Jumlah

1. Perangkat computer 1 buah


2. Modul PLC 1 buah
3. Software GM WIN 1 buah
4. Kabel Penghubung/ banana 8 buah

1.4 Langkah Percobaan

1. Hidupkan computer

2. Pilih Program GM WIN 4.0 pada menu Start atau pada layar destkop
3. Setelah tampilan awal program GM WIN 4.0, pada menu bar pilih New
Project. Maka akan keluar tampilan sebagai berikut:

4. Kemudian isi Project File Name dan pilih tipe PLC yang digunakan (pilih
GM6) pada kolom yang telah disediakan. Pilih tombol Next
Catatan : Jika salah mengisi jenis dan tipe PLC, maka program tidak akan jalan

5. Setelah tombol Next ditekan, maka akan muncul menu tampilan lanjutan.
Isikan data kolom yang tersedia seperti pada gambar di bawah ini. Kemudian
pilih tombol Next

6. Setelah data diisi, maka akan muncul menu seperti pada gambar di bawah ini.
Pilih LD untuk jenis pemrograman Ladder Diagram.

7. Selanjutnya klik Finish, maka akan secara bersamaan menu Project akan
muncul seperti gambar dibawah ini.
8. Setelah itu, buatlah ladder diagram sesuai dengan job berikut : Indikasikan
input 1 dan 2 pada switch yang digunakan, begitu pula dengan outputnya.
Program :

- Lampu 1 akan menyala apabila saklar 1 ON dan mati apabila OFF.

- Lampu 2 akan menyala apabila saklar 2 OFF dan mati apabila ON.

- Lampu dan saklar di andaikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses
dalam mesin.

Catatan : Jangan lupa untuk memasukkan kode alamat pada masing-masing


input kontak dan output dengan ketentuan jenis PLC yang digunakan.

9. Kemudian rangkailah PLC dengan menghubungkan kabel jumper ke power


output berdasarkan ladder diagram yang telah dibuat seperti pada gambar di
bawah ini.
10. Setelah gambar dirangkai, sebelum melakukan simulasi kita harus
mengkoneksikan terlebih dahulu antara program ladder diagram yang telah
dibuat dengan PLC. Klik Online pada menu bar, kemudian pilih Connect +
Write + Run + Monitor On seperti pada gambar di bawah ini.

Kemudian tunggu beberapa saat

Kemudian Pilih OK

Kemudian Tunggu Beberapa saat


Kemudian Pilih YES

11. Selanjutnya lakukan pengetesan ataus imulasi terhadap percobaan ladder


diagram yang telah dibuat dan catat hasil dari percobaan yang telah dibuat.

12. Setelah selesai melakukan percobaan maka kita harus meng-stop kan jalannya
proses pada PLC dan baru mengdisconnectnya. Hal ini dilakukan agar tidak
terjadi kerusakan.

13. Amati hasil dari ladder diagram tersebut.

14. Analisa dan simpulkan hasil dari ladder diagram sederhana tersebut.
1.5 Data Percobaan

INPUT OUTPUT
Led Hidup Led Mati Led Hidup Led Mati
%IX0.0.0
%IX0.0.3
%QX0.2.8
%IX0.0.5 %QX0.2.1
%IX0.0.1 %QX0.2.9
%IX0.0.6 %QX0.2.2
%IX0.0.2 %QX0.2.10
%IX0.0.9 %QX0.2.3
%IX0.0.4 %QX0.2.11
%IX0.0.10 %QX0.2.4
%IX0.0.7 %QX0.2.12
%IX0.0.11 %QX0.2.5
%IX0.0.8 %QX0.2.13
%IX0.0.12 %QX0.2.6
%QX0.2.14
%IX0.0.13 %QX0.2.7
%QX0.2.15
%IX0.0.14
%IX0.0.15

1.6 Analisa Data

Berdasarkan dari hasil percobaan, pada praktek kali ini PLC yang digunakan adalah
PLC jenis LG dengan aplikasi GM WIN 4.0. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah
jenis Ladder Diagram. Pada percobaan pertama adalah membuat sebuah ilustrasi 2 buah
lampu yang diindikasikan ke dalam bentuk saklar kontak PLC. Dimana lampu 1 akan
menyala bila saklar 1 dalam keadaan ON dan akan mati bila dalam keadaan OFF. Sebaliknya
pada lampu 2 akan menyala bila saklar 2 dalam keadaan OFF dan akan mati bila dalam ON.
Pada tiap kontak saklar dan output harus diberikan masing– masing alamat yang berbeda
sesuai dengan ketentuan jenis PLC yang digunakan. Pada PLC jenis LG alamat input kontak
harus dimulai dari %IX0.0.0 dan seterusnya, sedangkan untuk alamat output dimulai dengan
%QX0.2.0 dan seterusnya.
Pada praktek kali ini kita hanya mencoba menganalisa input dan output dari PLC
yang akan digunakan, pada saat mencoba ternyata hanya ada beberapa input dan output yang
digunakan. Input yang dapat digunakan antara lain %IX0.0.0, %IX0.0.2, %IX0.0.5,
%IX0.0.6, %IX0.0.9, %IX0.0.10, %IX0.0.11, %IX0.0.12, %IX0.0.13, %IX0.0.14,
%IX0.0.15. Output yang dapat digunakan antara lain %QX0.2.8, %QX0.2.9, %QX0.2.10,
%QX0.2.11, %QX0.2.12, %QX0.2.13, %QX0.2.14, %QX0.2.15. Namun pada praktek kali
ini adapun input dan output yang rusak atau tidak bisa dipakai, input yang tidak bisa dipakai
antara lain %IX0.0.1, %IX0.0.2, %IX0.0.4, %IX0.0.7, %IX0.0.8. Output yang tidak bisa
digunakan antara lain %QX0.2.1, %QX0.2.2, %QX0.2.3, %QX0.2.4, %QX0.2.5, %QX0.2.6,
%QX0.2.7.
Untuk proses wiring, input dan output pada PLC jenis LG ini telah dilengkapi
dengan power supply sendiri. Dari hasil percobaan saat disimulasikan terlihat dimana pada
saat saklar 1 ditekan maka pada output lampu 1 akan menyala. Pada layar tampilan Ladder
Diagram di monitor terlihat bahwa warna alamat pada input kontak 1 dan output lampu 1 dan
2 menjadi merah, ini menandakan bahwa terjadi proses pensaklaran yang menandakan bahwa
input kontak 1 dan kedua output lampu menjadi aktif. Begitu pula dengan perubahan warna
input kontak dan coil output yang menjadi berwarna biru menandakan bahwa keduanya
dalam keadaan aktif atau teraliri tegangan listrik. Sebaliknya pada hasil percobaan kedua
dimana saat kedua input kontak tidak ditekan, maka pada lampu 1 dalam keadaan OFF dan
lampu kedua dalam keadaan ON, bila input kontak kedua ditekan maka dipastikan lampu
kedua akan dalam keadaan OFF Pada tugas percobaan dimana dilakukan pengidentifikasian
dari 7 gerbang dasar logika dengan Ladder Diagram PLC. Alamat input kontak yang
digunakan sebanyak 12 alamat dan 7 alamat output coil. Untuk gerbang logika XOR dan
XNOR, digunakan 4 kontak yang tersusun secara paralel dengan masing– masing row terdiri
dari 2 kontak. Untuk proses pengalamatan gerbang XOR dan XNOR, terdapat 2 kontak yang
memiliki alamat yang sama. 2 alamat ini terdapat pada kontak yang tersusun dalam satu
kolom secara paralel, apabila secara seri maka fungsi dari gerbang logika tersebut tidak dapat
diidentifikasikan. Sebagai contoh pada gerbang logika XOR dimana alamat %IX0.0.8
terdapat pada 2 kontak yang sama pada row 7 dan 8 dengan tipe NO dan NC. Begitu pula
dengan gerbang logika XNOR pada row 9 dan 10. Dari hasil percobaan saat disimulasikan,
pada saat input kontak %IX0.0.0 dan %IX0.0.1 ditekan untuk gerbang logika AND, maka
pada output lampu akan menyala dan apabila salah satu dari kedua input kontak ini dilepas
maka output lampu akan mati. Ini sesuai dengan prinsip kerja dari gerbang AND dimana
output akan berlogika 1 jika kedua input sama– sama bernilai 1 dan output akan bernilai 0
jika salah satu atau kedua input bernilai 0. Pada input kontak %IX0.0.2 dan %IX0.0.3 ditekan
untuk gerbang logika NAND, maka pada output lampu tidak akan menyala. Lampu akan
menyala bila salah satu input kontak tidak ditekan. Ini sama saja seperti prinsip gerbang
logika NAND yang dimana output akan berlogika 1 jika kedua atau salah satu input bernilai 0
dan output akan berlogika 0 jika kedua input sama– sama bernilai 1. Begitu pula dengan
prinsip kerja gerbang dasar logika lainnya.

1.7 Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan hasil percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Pada PLC dengan jenis LG, alamat pada input kontak diawali dengan %IX0.0.0
dan output dengan alamat %QX0.2.0.

2. Operasi dari 7 gerbang dasar logika dapat diaplikasikan dengan program Ladder
Diagram pada PLC.

3.Pada PLC jenis LG proses pengaktifan pada layar tampilan Ladder Diagram
ditandai dengan warna biru pada kontak dan merah pada alamat kontak.

4.Input dan output pada PLC jenis LG telah memiliki power supply sendiri.

5. Pada saat menghubungkan kabel jumper, sumber tidak harus selalu dimatikan.
1.8 Lampiran
.

Anda mungkin juga menyukai