Anda di halaman 1dari 9

lOMoARcPSD|27322670

lOMoARcPSD|27322670

PENGUKURAN FLUX NEUTRON

LAPORAN PRAKTIKUM IRL (INTERNET REACTOR LABORATORY)

WARDATUL JANNAH

NIM 181810201024

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021
lOMoARcPSD|27322670

I. Tujuan Percobaan
Mengkukur besarnya flux neutron dan analisis spectrum neutron suatu medan meutron
dengan metode aktivasi.

II. Dasar Teori


II.1 Pengukuran Flux Neutron
Radiasi netron dapat dideteksi/diukur dengan dua metode, yaitu langsung dan tidak
langsung. Metode langsung adalah suatu metode mendeteksi/mengukur netron dengan detektor
netron BF3,Fission Chamber (FC), dan Compensated Ionization Chamber (CIC). Metode tidak
langsung adalah suatu cara mendeteksi/mengukur netron dengan cara mengukur aktivitas dari
suatu bahan detektor setelah diaktivasi dalam suatu medan netron.
Pada percobaan ini flux netron diukur dengan metode tidak langsung yang lebih dikenal
dengan metode aktivasi. Bahan detektor yang umum digunakan untuk pengukuran flux dan
analisis spektrum netron adalah gold (Au), indium (In), cuprum (Cu), iron (Fe) dan lain-lain.
Bahan detektor tersebut dikenal sebagai detektor foil atau foil saja. Suatu material apabila
dimasukkan dalam medan netron akan terjadi reaksi inti antara atom material dengan netron,
dalam percobaan ini akan dipilih bahan yang menghasilkan reaksi netron-gamma (n,𝛾). Suatu
bahan yang memancarkan sinar radioaktif disebut zat radioaktif. Besarnya radioaktivitas gamma
dari suatu zat radioaktif dapat diukur dengan teknik pencacahan gamma dengan menggunakan
detektor GM atau HPGe.
Produksi radioisotop dari suatu bahan yang diletakkan dalam medan netron bergantung
pada flux netron dan tampang lintang aktivasinya. Laju pembentukan radioisotop dari suatu
bahan dengan volume V di dalam medan netron dengan flux Q dan mempunyai tampang lintang
aktivasi ∑𝑎𝑐 dinyatakan dengan persamaan sbb :
𝑅 = ∑𝑎𝑐 ɸ 𝑉 (1)

Persamaan (1) menyatakan laju pembentukan radioisotop dari suatu unsur dengan volume
V. Apabila laju peluruhan yang terjadi di dalam radioisotop yang terbentuk tersebut ikut
dipertimbangkan, maka laju pembentukan radioisotop tersebut menjadi sbb :
6𝑁
=∑ ɸ 𝑉 − 𝜆𝑁 (2)
6𝑡 𝑎𝑐
lOMoARcPSD|27322670

N adalah jumlah atom radioisotop yang terbentuk dan 𝜆 adalah konstanta peluruhannya. Integrasi
persamaan (2) untuk selang waktu iradiasi t1 akan menghasilkan persamaan sbb :
𝑁 =∑ 1−exp(− 𝑡1)
1 𝑎𝑐 ɸ 𝑉 ( ) (3)

N1 adalah jumlah atom radioisotop yang terbentuk setelah nuklida target teriradiasi selama t 1.
Jumlah radioisotop tersebut dapat dinyatakan dalam besaran aktivitas yang dituliskan dengan
mengkalikan persamamaan (3) dengan konstanta peluruhannya, yaitu :
𝐴 = 𝜆𝑁 = 𝜆 ∑ 1−exp(− 𝑡1)
1 𝑎𝑐 ɸ 𝑉 ( ) (4)

Aktivitas dari suatu radioisotop dapat diukur dengan mencacah radiasi gamma yang
dipancarkannya, dengan sistem pencacah gamma. Di dalam praktek tidak pernah dapat dilakukan
pencacahan langsung setelah foil di iradiasi tetapi perlu menunggu beberapa waktu, untuk
peluruhan agar radiasi tidak melebihi batas keselamatan radiasi yang diijinkan. di dalam
sistem.pencacahan. Adanya penundaan pencacahan tersebut berarti radioisotop akan meluruh
sebesar exp - 𝜆 (t2 - t1) bagian dari aktivitas setelah teriradiasi. Di dalam saat pencacahan juga
terjadi peluruhan radioisotop sebesar exp - 𝜆 (tc) bagian dari saat awal pencacahan.
Adanya kenyataan seperti tersebut diatas, maka dalam perhitungan aktivitas suatu foil
diperlukan adanya koreksi-koreksi karena peluruhan radioisotop selama pembentukan, waktu
tunggu dan waktu pencacahan. Bila hasil pencacahan adalah C cacah/detik maka aktivitas dari
foil dapat dinyatakan dengan persamaan sbb :

𝐴𝑠 𝐶 (5)
= {1−e𝑥𝑝− 𝑡1} {e𝑥𝑝− (𝑡2−𝑡1)} {1−e𝑥𝑝− 𝑡𝑐}

Apabila iradiasi foil cukup lama sehingga tercapai aktivitas jenuh dan aktivitas diukur dengan
sistem cacah yang mempunyai efisiensi s, maka besarnya aktivitas jenuh dinyatakan dengan
persamaan sbb :
𝐴𝑠 = s ∑𝑎𝑐 ɸ 𝑉 (6)
Dari substitusi persamaan (5) ke dalam persamaan (6) menghasilkan hubungan antara flux netron
dengan cacah radioisotop yang dituliskan sbb :
𝐶 (7)
ɸ = 𝗌 ∑𝑎𝑐 𝑉{1−e𝑥𝑝− 𝑡1} {e𝑥𝑝− (𝑡2−𝑡1)} {1−e𝑥𝑝− 𝑡𝑐}
lOMoARcPSD|27322670

II.2 Spektrum Neutron


Flux netron yang ada di dalam teras reaktor nuklir mempunyai distribusi energi dari energi
tinggi (netron fisi) sampai dengan energi termal (0,025 ev). Untuk analisis spektrum netron dari
suatu medan netron dapat digunakan metode aktivasi. Reaksi antara netron dengan suatu materi
bergantung pada besarnya tampang lintang netronik materi yang bersangkutan. Ternyata
besarnya tampang lintang netronik suatu material mempunyai korelasi dengan energi netron
yang akan bereaksi. Dengan demikian setiap unsur mempunyai kepekaan bereaksi dengan netron
pada interval energi tertentu saja atau mulai dari suatu energi tertentu, oleh karena itu di dalam
metode aktivasi dikenal adanya detektor resonansi dan ambang. Dengan sifat bahan tersebut,
maka dapat dilakukan spektrometri netron.
Spektrum netron dengan metode aktivasi adalah suatu analisis spektrum netron dengan
mengaktivasi beberapa bahan detektor netron yang mempunyai energi ambang yang tidak sama.
Dari , aktivitas hasil iradiasi beberapa detektor foil tersebut, kemudian digunakan untuk data
masukan suatu paket program SANDII (Spectrum Neutron Analysis by Neutron Dosimetry II).
Keluaran program SANDII tersebut berupa hasil perhitungan spektrum netron dan flux rerata
keseluruhan.

III. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran flux neutron adalah sebagai
berikut :
1. Reaktor (fasilitas iradiasi pneumatik).
2. Pneumatik transfer system.
3. System pencacah gamma dengan HPGe.
4. Komputer.
5. Detektor foil (Au, In).

IV. Prosedur/Langkah Percobaan


Langkah kerja dari praktikum pengukuran flux neutron adalah sebagai berikut :
1. Lakukan aktivasi foil melalui pneumatik selama 1 menit secara automatik dan catat
waktu saat masuk dan keluarnya detektor dari teras.
2. Ukur paparan detektor foil, apabila paparannya dibawah 10 mR, maka pencacahan dapat
dilaksanakan. Catat waktu mulai pencacahan. Pencacahan dilakukan selama lima menit.
lOMoARcPSD|27322670

3. Catat cacah yang diperoleh, data ini sebagai dasar untuk perhitungan flux neytron.
4. Tiap selesai pencacahan, foil harus ditaruh pada konteiner yang telah disediakan.

V. Data Hasil Percobaan


Perhitungan Aktivitas sumber standar
Unsur Sumber Standar
= Cs-137
Sumber Radiasi = Gamma
Tanggal awal (To) = 03-Jan-83 keterangan :
YANG DIISI
Konversi Satuan SAAT
Tanggal saat ini = 25- Mei 21 PRAKTIKUM
Waktu tunda (delta T) = 460 460 bulan
30.01 1 Ci=3.7*10^10
Waktu Paro (T 1/2) = Tahun 360,12 bulan =3,70E+10
Aktivitas awal (Ao) = 30 Ci 1,11,E+06 Bq/dps
Aktivitas saat ini= 1,24E-05 458604,2853 Bq/dps

Pencacahan Latar Belakang


Waktu Cacah (t)= 60 detik
Jumlah Cacah (cpm)
Kesatu Kedua Ketiga Rata-Rata (Cr) Standar deviasi LD=3*sigma
Cacahan (C) 16 13 12 13,67 2,13 6
Laju Cacah (Rlb) 0,23 0,11

Laju cacah latar belakang


(Cr/t)= 0,23 cps
Standar Deviasi (√(Cr/n)= 2,13
Limit Deteksi (3*Standar
Deviasi)= 6,40
Laju Limit Deteksi (LD/t)= 0,11

Efisiensi Menggunakan Sumber Standar Jarak (1)


Jarak sumber ke detektor (rak 2) = Cm
Aktivitas sumber saat ini (At)= 458604,29 Bq/dps
Probabilitas pancaran radiasi (p)= 100 %
Waktu cacah= 60 detik
lOMoARcPSD|27322670

Jumlah Cacah (cpm) Uji Terhadap


LD (Cacah
Kesatu Kedua Ketiga Rata-Rata (Cr) netto>LD)
Cacahan (C) 16738 16565 16841 16714,66667
Laju Cacah (R) 278,58
Cacah Netto (R-Rlb) 278,35 bisa di terima

Efisiensi ((R-Rlb)/At*p)= 0,061

Pengukuran Fluks Neutron Metode Aktivasi

NA 6,02E+23
Mass Mass mikroscopic cross Decay decay constant
no Element
(gr) Number section time (s) (s^-1)
1a Wrapped Au 0,011 197 9,88E-23 233280 2,97131E-06
1b Uwarapped Au 0,010 197 9,88E-23 233280 2,97131E-06

count per second Time


sample at after at counting
the core irradiated irradiation system delay counting
background total netto (GMT+7) (GMT+7) (s) (GMT+7) (s) (s)
0,23 1392,62 1392,39 10:47 AM 10:48 AM 60 11:00 720 60
0,23 3886,02 3885,79 10:47 AM 10:48 AM 60 10:51 180 60

detector neutron
activity efficiency flux Information Range energy
0.4 eV - 20
7,83E+06 6,07E-02 3,88E+10 Fast Neutron MeV
2,18E+07 6,07E-02 1,19E+11 all energy 0-20 MeV
Thermal
8,02E+10 Neutron < 0.4 eV

Uwarapped Au Wrapped Au
No. cpm cps cpm cps
1 234349,00 3905,82 83603,00 1393,38
2 232607,00 3876,78 83763,00 1396,05
3 232528,00 3875,47 83306,00 1388,43
Average 233161,33 3886,02 83557,33 1392,62
lOMoARcPSD|27322670

Downloaded by Widya Ara


(arawsukaseblak2@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai