Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI KINETIKA DAN PENGENDALIAN REAKTOR

ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

Disusun oleh:

Nama : Aurora Azalea Rania


NIM : 031900010
Prodi/Angkatan : Elektro Mekanika/2019
Tanggal Praktikum : 22 Desember 2021

PRODI ELEKTRO MEKANIKA

POLITEKNIK TEKNOLOGI NUKLIR INDONESIA

BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

YOGYAKARTA

2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Memahami prinsip kerja analisis aktivasi neutron menggunakan fasilitas
iradiasi Reaktor Kartini dan untuk menentukan data kuantitatif dan kulitatif dari
suatu sampel.
II. DASAR TEORI
Laboratorium reaktor Kartini memiliki kemampuan untuk melakukan analisis
unsur pada berbagai bahan atau sampel menggunakan Analisis Aktivasi Neutron
(AAN). Teknik ini memungkinkan petugas untuk mendeteksi, mengidentifikasi,
dan mengukur radioaktivitas bahan-bahan alami atau buatan manusia. Teknik AAN
mempunyai akurasi dan sensitivitas yang baik, dan telah digunakan secara luas
diberbagai laboratorium untuk analisis unsur. Teknik ini didasarkan pada reaksi
penangkapan neutron termal oleh inti target yang akan menghasilkan inti
tereksitasi. Melalui tranformasi internal, inti yang tereksitasi selanjutnya akan
cenderung mencapai keadaan stabil melalui proses peluruhan partikel β yang diikuti
oleh pemancaran sinar- γ karakteristik. Gambar 1 berikut menunjukkan ilustrasi
mengenai reaksi penangkapan neutron atau (n,γ) sebagai dasar penggunaan
teknologi Analisis Aktivasi Neutron. Sinar-γ yang diemisikan bersifat karakteristik
untuk suatu radionuklida tertentu, dan sifat ini digunakan untuk mengidentifikasi
suatu radionuklida hasil aktivasi secara kualitatif. Analisis kuantitatif ditentukan
berdasarkan pada intensitas sinar-γ yang diemisikan.

Neutron yang digunakan untuk mengaktivasi sampel dapat berasal dari reaksi
fisi dlam sebuah reaktor riset. Reaktor Kartini sendiri memiliki beberapa fasilitas
iradiasi yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan AAN, diantaranya adalah
rotary rack atau yang sering juga disebut lazy suzan (LS) dan pneumatic transfer
system (PTS). Gambar 2 menunjukan letak posisi dari masing-masing fasilitas
iradiasi Reaktor Kartini. Posisi iradiasi sampel PTS masih berada didalam
konfigurasi teras reaktor pada ring F terluar. Fasilitas ini terhubung dengan saluran
menuju ruang pencacah dengan panjang kanal ± 50 meter dengan kompresor udara
sebagai mekanisme penggerak sperti pada Gambar 3. Seorang petugas dapat
mengirimkan sampel satu per satu dari ruang pencacah menuju teras reaktor dalam
waktu ± 7 detik. Sehingga fasilitas iradiasi PTS selama ini lebih sering digunakan
untuk menganalisa sampel untuk identifikasi unsur-unsur dengan umur paro yang
pendek (sebagai contoh Ti, I, V, Br, Mn, Cl, Mg, Cu, Al, Ca, Na dan K) atau
menengah (Na, K, As, La, Br dan Sm). Fasilitas LS sendiri merupakan 40 lubang
iradiasi yang melingkari teras reaktor. Untuk menempatkan sampel, petugas harus
menggunakan sistem pancing manual yang tersedia pada dek reaktor. Sehingga
fasilitas iradiasi LS selama ini lebih sering digunakan untuk menganalisa sampel
untuk identifikasi unsur-unsur dengan umur paro yang panjang (Fe, Co, Cr, Zn, Hg,
Sb, Sc, Se, Zr, Ni dan Ag).

Gambar 2. Letak posisi iradiasi rotary rack dan pneumatic transfer system di
reaktor Kartini
Setelah sampel teraktivasi, selanjutnya akan dilakukan pencacahan dengan
menggunakan detektor sintilasi yang merupakan detektor dengan resolusi atau
kemampuan memisahkan dua atau lebih peak energi. Pada detektor ini, energi
radiasi diubah menjadi energi listrik. Selanjutnya, sistem pencacah disambungkan
juga dengan multi channel analyzer (MCA) yang terhubung ke komputer dengan
software pembaca hasil cacahan seperti GENIE2000 atau MAESTRO. Sistem dan
hasil pencacahan yang digunakan pada fasilitas laboratorium reaktor Kartini dapat
dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 berikut:
Dalam pelaksanaan pengenalan teknik AAN, selain sampel yang akan dianalisis
juga diperlukan beberapa material untuk disiapkan yaitu sumber standar radioaktif
pemancar gamma yang digunakan untuk kalibrasi energi spektrometer gamma.
Dalam spektrometer gamma puncak-puncak spektrum pada nomor salur (No
Channel) sistem spektrometer sebanding dengan energi sinar gamma. Oleh karena
itu perlu dicari hubungan antara nomor salur dan energi sinar gamma yang biasa di
sebut dengan kalibrasi energi. Hal ini dilakukan dengan jalan melakukan
pengukuran (pencacahan) sumber radioaktif standar dengan beberapa sumber
energi dari tingkat energi rendah sampai dengan tingkat energi yang tinggi agar
kalibrasi energi yang dilakukan mempunyai jangkauan energi yang cukup lebar.
Apabila hubungan antara energi dan nomor salur dituangkan dalam grafik maka
akan diperoleh gambar garis lurus, seperti pada Gambar 5 untuk sumber standar Eu-
152.

Probabilitas terjadinya reaksi dinyatakan dalam nilai tampang lintang


mikroskopis yang bergantung pada energi neutron, dan yang paling efektif terjadi
dengan neutron thermal. Aktivitas radionukida yang terbentuk bergantung pada
jumlah nuklida, tampang lintang mikroskopis, fluks neutron, waktu iradiasi dan
waktu paro radionuklida yang terbentuk yang dapat ditentukan dengan persamaan:

Dimana :
A: Aktivitas radionuklida
N: Jumlah nuklida
𝑚 : Masa unsur
𝑁𝐴𝑉: Bilangan Avogadro
𝑀 : massa atom
σ : Tampang lintang mikroskopis
Ф : Fluks neutron
λ : Tetapan peluruhan radionuklida yang terbentuk
𝑡𝑖𝑟 : Waktu iradiasi
III. ALAT DAN BAHAN
1. Sistem pencacah radiasi gamma menggunakan detektor Sintilasi
2. Sumber standar.
3. Fasilitas Iradiasi reaktor Kartini.
4. Sampel Activation Foil
IV. LANGKAH PERCOBAAN
1. Identifikasi sistem pencacah yang akan digunakan; jenis detektor, kristal,
tegangan kerja dan pengaturan penguatan dan MCA.
2. Pencacahan latar belakang, untuk mengetahui adanya sumber radiasi
lingkungan di sekitar detektor yang akan digunakan.
3. Kalibrasi energi menggunakan sumber standar, untuk mengetahui linearitas
MCA yang akan digunakan.
4. Kritisikan reaktor pada daya 100 kw, kemudian iradiasi sampel-sampel pada
fasilitas pneumatik transfer system.
5. Dengan menggunakan tabel energy gamma, identifikasi sampel berdasarkan
spektrum energi, secara berurutan.
V. DATA HASIL PERCOBAAN
Identifikasi Sistem Pencacah
Jenis Detektor= Sintilasi KETERANGAN
YANG DIISI
SAAT
Jenis Kristal= NaI(Tl) = PRAKTIKUM
Tegangan Kerja (Volt)= 770 V
Pre-Amplifier= 113
Amplifier= 2022
Course Gain Amplifier= 30
Fine Gain Amplifier= 0,7
Shaping Time Amplifier (us)= 4
Multi Channel Analyzer= Multi Port II
Software= Genie 2000

Pencacahan Latar Belakang


Waktu Cacah (s)= 300
Energy (KeV)= 117,4
Jumlah Cacah (Counts)= 2506
Laju cacah latar belakang (cps)= 8,353333333 0 0
Kode Gambar Hasil Cacah= Background
Kalibrasi Energi Menggunakan Sumber Standar
Unsur Sumber Standar = Eu-152
Sumber Radiasi = Gamma
Aktivitas awal (Bq) = 1,98E+05
Tanggal= 15-Jun-79

Energy (KeV)= 122 245 344 779 964 1112 1408


Jumlah Cacah (Counts)= 4638 832 1145 212 140 131 81
Nomor Kanal= 221 423 599 1306 1588 1848 2320
Kode Gambar Hasil Cacah= Eu-152
Kurva Kalibrasi Energi
1600
1400
1200
Energi (kev)

1000
800
600
400
200
0
0 500 1000 1500 2000 2500
Nomor Kanal

Identifikasi Fasilitas Iradiasi

Identifikasi Fasilitas
Daya Reaktor (kW)= 100
Lokasi Fasilitas Iradiasi= Pneumatik Transfer System
Fluks neutron (n/cm^2s^1)= 1,00E+11
Waktu iradiasi (s)= 60

Analisa Sumber X
Waktu tunda (s)=
Waktu cacah (s)= 60
Peak Energy (KeV)= 412,6
Jumlah Cacah (Counts)= 262618
Nomor Kanal= 693
Batasa
Waktu Mati Detektor (%) Sesuai syarat n <20%
Kode Gambar Hasil Cacah= Gambar-1
Radioisotop= Au-198

Analisa Sumber Y
Waktu tunda (s)=
Waktu cacah (s)= 60
Peak Energy (KeV)= 146,5 243
Jumlah Cacah (Counts)= 3360 3827
Nomor Kanal= 262 420
Batasan
Waktu Mati Detektor (%) 3,64 <20%
Kode Gambar Hasil Cacah= Gambar-2
Radioisotop= Cd-111

Analisa Sumber Z
Waktu tunda (s)=
Waktu cacah (s)= 60
Peak Energy (KeV)= 512,2 183,2
Jumlah Cacah (Counts)= 1777 1331
Nomor Kanal= 860 322
Batasan
Waktu Mati Detektor (%) 3,07 <20%
Kode Gambar Hasil Cacah= Gambar-3
Radioisotop= Rh-106
VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN
VIII. DAFTAR PUSTAKA
1. Agro S W, Petunjuk Praktikum Analisis Aktivasi Neutron, PSTA Reaktor
KARTINI, Yogyakarta, 2021.
XI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai