Anda di halaman 1dari 27

Kementerian Ketenagakerjaan

Republik Indonesia

PT. Samudra Karya Mustika

LAPORAN PRAKTEK
PEMBANGKIT DAN PEMANFAATAN DISTRIBUSI LISTRIK
HOTEL NEO MALIOBORO YOGYAKARTA

KELOMPOK 2
1. Ricky Saputra
2. Riki Juanda Saputra
3. Rio Dwi Wibowo
4. Rismanto
5. Yogi Sanzarian

SERTIFIKASI & PEMBINAAN CALON AHLI K3 LISTRIK


YOGYAKARTA
18 APRIL 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

1. Ricky Saputra 2. Riki Juanda Saputra

(................................) (................................)

3. Rio Dwi Wibowo 4. Rismanto

(................................) (................................)

5. Yogi Sanzarian

(................................)

Diperiksa dan disetujui


Instruktur Ahli K3 Listrik :

(tanda tangan)
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan

BAB II. PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB III. PRAKTEK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

BAB IV. AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST


PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK (ELECTRICAL HAZARD
PREVENTION)

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5 Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang Listrik, disebutkan Materi Pembinaan
Kelompok Inti no.17 adalah Praktek. Oleh karena itu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan
pada saat Pembinaan Calon Ahli K3 Listrik.

B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mempraktekkan Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) yang berkaitan dengan K3
Listrik.
2. Mempraktekkan Audit K3 Listrik dengan memggunakan “CheckList Pencegahan
Bahaya Listrik (Electrical Hazard prevention)”.

C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Pembinaan Ahli K3 Listrik ini adalah mulai tanggal 28 Maret
2022 sampai dengan 15 April 2022 di Media Zoom Online. Sedangkan Praktek Kerja
Lapangan dilaksanakan pada hari pembinaan ke 15 yaitu tanggal 18 April 2022 di Hotel
Neo Malioboro, Yogyakarta.
BAB II
PROFIL LOKASI KERJA PRAKTEK LAPANGAN

Gambar 2.1 Hotel Neo Malioboro

Hotel NEO Malioboro dengan konsep kontemporer dan 100% hotel bebas rokok untuk
pelancong yang menyukai gaya hidup aktif dan sehat dan menghargai desain yang bagus namun
memilih untuk melakukan perjalanan dengan anggaran yang masuk akal. Masing-masing dari
154 kamar dirancang untuk memberikan masa inap yang tenang dan lingkungan kerja yang
nyaman. Tempat tidur top-of-the-line, linen yang nyaman, bantal lembut, gratis WiFi dengan
kecepatan tinggi, staf dan fasilitas yang ramah dan profesional termasuk 6 ruang pertemuan
yang trendi, Coffee shop khas Hotel NEO Malioboro, kolam renang dan tempat parkir yang
baik telah memenangkan penghargaan NEO Malioboro sebagai Hotel terbaik di kelasnya.
Nikmati terapi tubuh yang indah di ruang pijat. Sky Lounge di lantai 9 juga bisa menjadi tempat
yang tepat untuk memastikan anda menginap paling menyenangkan di Yogyakarta.

Menikmati lokasi yang sempurna di Hotel Neo Malioboro hanya berjalan kaki ke “Jalan
Malioboro” tempat yang harus anda kunjungi saat ke Yogyakarta dan hanya 3 menit dari
stasiun kereta api Tugu dan berlokasi 20 menit dari Bandara Adi Sucipto, membuat Hotel Neo
Malioboro menjadi hotel yang ideal untuk pebisnis dan pelancong untuk ke kota, pusat
perbelanjaan dan objek wisata bersejarah. Secara strategis berlokasi di Jl. Pasar Kembang 21
Yogyakarta, dipusat kota dan hanya 10 menit ke pusat bisnis dan daerah pemerintahan yang
anda tau juga sebagai tempat pariwisata, Keraton dan sisi sejarah lain yang bisa diakses cukup
dengan jalan kaki ke Malioboro.
BAB III
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) Listrik secara teori telah dibahas dalam pelatihan / pembinaan
terutama Alat-alat Uji Isolasi (Insulation) yang sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang
menyebabkan Shock, Arc & Blast.
Riksa Uji dalam Praktek Kerja Lapangan meliputi :
1. Riksa Uji Pembangkitan (Genset)
2. Riksa Uji Distribusi (Trafo Tenaga Pemakaian Sendiri)
3. Riksa Uji Pemanfaatan (Panel LVMDP)
4. Riksa Uji Penyalur Petir

III.1 PELAKSANAAN RIKSA UJI

1. RIKSA UJI PADA PEMBANGKITAN (Genset)

a. Kapasitas Terpasang

Gambar 3.1 Data name plate Generator

Perhitungan nilai arus nominal :


S : 500 KVA
Phase : 3 Phase
Frekuensi : 50 Hz
RPM : 1500 Rpm
In = S/ (V x √3)
= 500000/ (380 x √3)
= 500000/ 657,4
= 760,57 A
b. Analisa Penghantar Pada Generator.
a) Menggunakan kabel NYY dengan ukuran ukuran luas Penampang kabel :
= 3 x 1 x 95 mm2 Per-Phasa (Kabel Tunggal, 3 Kabel setiap Phasa+Netral)
= 3 x 95mm2
= 285 mm2

b) Berdasarkan Perhitungan Kabel yang seharusnya terpasang :


I = P x 1000
E x Pf x √3

= 400 x 1000
380 x 0,8 x 1,73

= 760,57 A

KHA = 125% x I
= 125 % X 760,57
= 950,71 A

Kesimpulanya menurut PUIL 2011 penggunaan penghantar pada Genset sudah sesuai karena
berdasarkan tabel kabel 1 x 95 mm2 KHA maksimal di tanah adalah 438 A dikali 3 tarikan kabel
menjadi 1314 A

c. Analisa Proteksi Pada pengunaan Circuit Breaker


Circuit Breaker dengan settingan pengaman 1000 A Berdasarkan Perhitungan :
= 115% x 760,57 A
= 874,66 Ampere

Kesimpulannya dengan penggunaan Circuit Breaker 1000A sudah sesuai dengan persyaratan. Bisa
di setting menjdi 0.88.

Gambar 3.2 Circuit Breaker pada Generator


d. Analisa Sistem Grounding
a. Pengukuran Tahanan Pentanahan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan panjang
kabel 2x 30m, sementara kabel yang tersedia hanya 2x 5meter
b. Menurut PUIL 2011 nilai sistem pentanahan yang baik adalah dibawah atau maksimal 5
Ohm
c. Kesimpulan
Pada Hotel NEO Malioboro untuk sistem pentanahan pada Genset Belum bisa di ukur karena
keterbatasan fasilitas alat ukur dari titik pentanahan genset ke lokasi tanah yang berada di
luar Ruang Genset.

e. Analisa Baterai dan Bahan Bakar


1. Baterai
Pada baterai tegangan stabil (2Baterai di hubung Seri) karena pengisian dilakukan dengan
baik dengan tegangan Baterai 26,83 Volt DC
2. Bahan Bakar
Tangki bahan bakar sudah ditempatkan dengan jarak yang cukup dari area Generator. Pada Tangki
Bahan Bakar tidak dilengkapi dengan sistem Pentanahan, sehingga perlu ditambahan sistem
pentanahan agar dapat dijadikan Proteksi terhadap adanya kebocoran arus listrik yang
kemungkinan bisa mengenai body area Tangki Bahan Bakar. Serta tangki belum dilengkapi dengan
rambu-rambu bahaya dan jumlah kapasitas tangki bahan bakar.

Untuk Perhitungan Riksa Uji tidak dapat dilakukan karena Genset tidak beroperasi (Dalam Posisi
Standby).

2. RIKSA UJI DISTRIBUSI (TRAFO TENAGA PEMAKAIAN SENDIRI)


a. Kapasitas daya terpasang

Gambar 3.3 Name Plate Trafo

HV : 20000 V
LV : 400 V
Ip : 2.62 A
Is : 144.3 A
S : 100 kVA
Frekuensi : 50 Hz
𝑆
𝐼𝑛 =
𝑉 × √3
630000
𝐼𝑛 =
400 × 1,732
630000
𝐼𝑛 =
692,8
𝐼𝑛 = 909,33 𝐴

b. Menghitung Kemampuan Hantar Arus (KHA) Penghantar

𝐾𝐻𝐴 = 125 % × 𝐼𝑛
𝐾𝐻𝐴 = 125 % × 909,33 𝐴
𝐾𝐻𝐴 = 1.136,66𝐴

Sesuai dengan PUIL 2011 untuk kabel penghantar dengan KHA 1.136,66 A yang sesuai adalah 3 x 1
x 150 mm2. Luas penampang kabel yang terpasang adalah 3 x 1 x 185 mm2.

Kesimpulan, perhitungan dan fakta di lapangan luas penampang kabel yang terpasang adalah 3 x 1 x
185 mm2, sedangkan hasil perhitungan yang sesuai dengan rekomendasi PUIL 2011 adalah 3 x 1 x
150 mm2, jadi terdapat selisih besaran luas penampang kabel yang dapat menyebabkan tingginya
harga kabel penghantar (tidak ekonomis) tetapi dari aspek K3 listrik sangat aman untuk digunakan.

c. Menghitung Gawai Proteksi

𝐶𝐵 = 115 % × 𝐼𝑛
𝐶𝐵 = 115 % × 909,33𝐴
𝐶𝐵 = 1045,81 𝐴

Sesuai dengan PUIL 2011 untuk Gawai proteksi yang sesuai adalah MCCB 1250 A dengan setting 90 %.
Besaran CB yang terpasang adalah MCCB 1250 A dengan setting 100%.

Kesimpulan, jadi besar gawai proteksi yang terpasang memenuhi persyaratan K3 Kelistrikan 115% dari In
Sebesar 1250 A .

d. Persentase Pemakaian Transformator


Data hasil Pengukuran diperoleh sebagai berikut.
IR = 188,96 A
IS = 202,1 A
IT = 176,2 A

Menghitung Beban per Phasa


𝐼 𝜙 𝑅 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 188,96𝐴
% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜙𝑅 = × 100 % = × 100 % = 20,73%
𝐼𝑛 909,4
𝐼 𝜙 𝑆 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 202,1 𝐴
% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜙𝑇 = × 100 % = × 100 % = 22,22 %
𝐼𝑛 909,4
𝐼 𝜙 𝑇 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 176,2 𝐴
% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜙𝑇 = × 100 % = × 100 % = 19,37 %
𝐼𝑛 909,4
Sedangkan untuk I(rata-rata) adalah :

𝐼𝜙𝑅 + 𝐼𝜙𝑆 + 𝐼𝜙𝑇 188,96 + 202,1 + 176,2


𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) = = = 188,96 𝐴
3 3

Maka untuk Pembebanan Trafo :

𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 188,96 𝐴


% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 = × 100 % = × 100 % = 20,77 %
𝐼𝑛 909,4

Kesimpulan, pembebanan trafo yang terpasang masih sesuai dengan kemampuannya.

e. Analisa Ruang Bebas Trafo

1. Data Hasil Pengukuran Ruang Bebas Trafo

Gambar 3.4 Denah Lokasi Panel Distribusi & Genset

2. Menurut PUIL 2011 bagian 5.11 bahwa disekitar panel hubung dan kendali harus terdapat
ruang yang cukup luas sehingga mudah dalam pemeliharaan, pemeriksaan dan perbaikan.
3. Jarak ruang bebas menurut PUIL 2011 yakni 1m+1cm setiap 1 kv
4. Kesimpulan bahwa dari pengukuran visual didapat pada Hotel Neo Malioboro tentang
ruang bebas trafo cukup sehingga memudahkan untuk proses maintenance dan
pengambilan data serta telah terpasang pagar pembatas untuk mencegah terjadi sentuhan
kepada trafo
3. RIKSA UJI PEMANFAATAN (PANEL LVMDP)
a. Pemeriksaan dan Ruang Lingkup LVMDP

Gambar 7. LVMDP

Pemeriksaan dan pengujian pada LVMDP yang dilakukan di Hotel Neo Malioboro meliputi :
a. Mengukur beban akhir
b. Menghitung keseimbangan
c. Menentukan proteksi

Pelaksanaan pemeriksaan
a. Mengukur beban akhir
Data beban AC Hotel Neo Malioboro terdapat pada hasil pengukuran pada panel main distribusi
board AC :
Phasa R = 190.8 Ampere
Phasa S = 199.2 Ampere
Phasa T = 161.5 Ampere

b. Perhitungan keseimbangan beban antar phasa :


𝐼𝜙𝑅 + 𝐼𝜙𝑆 + 𝐼𝜙𝑇 190,8 + 199,2 + 161,5
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) = = = 183,83 𝐴
3 3
𝐼𝜙𝑅 190,8
𝑅 = = = 1,03
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 183,83
𝐼𝜙𝑆 199,2
𝑆 = = = 1,08
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 183,83
𝐼𝜙𝑇 161,5
𝑇 = = = 0,87
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 183,83

(|𝑅−1|+|𝑆−1|+|𝑇−1|)
Persentase ketidakseimbangan antar phase × 100 %
3

(|1,03−1|+|1,08−1|+|0,87−1|)
× 100 % = 8%
3
Kesimpulan :
Menurut perhitungan dari data arus pembebanan trafo sebesar 8%, menurut standart IEEE
ketidakseimbangan beban yang diiijinkan adalah 20%, maka pembebanan masih dalam batas yang
diijinkan.

c. Pengukuran nilai pembumian Panel LVMDP


Pengukuran tahanan pembumian pada panel LVMDP adalah 8,6 Ohm Nilai standar PUIL 2011
maximal 5 ohm sehingga nilai pengukuran tahanan pembumian di Hotel Neo Malioboro
tidak memenuhi syarat.

d. Perhitungan proteksi Motor hydrant

Gambar 3.5 Name Plate Motor

Data name plate motor hydrant


P = 125 HP = 93.25 kVA
V = 380 V
F = 60 hz

In = (HP x 746)/(Vx %eff x Cos phi x √3)

In = (125x 746)/(380 x 1 x 0,8 x 1,73) = 177.3 A

Perhitungan CB
In x 115 % = 177, 3 x 115 % = 203.8 A

Menggunakan MCCB 250 A MCB terpasang pada panel main pump 250 A kapasitas sudah
sesuai dengan perhitungan.
Gambar 3.6 Panel motor hydrant

Perhitungan KHA Kabel :


Arus = 117,3 A, KHA yang sesuai dengan PUIL 2011
KHA = In x 125 % = 177,3 x 125 % = 221,6 A
Berdasarkan PUIL kabel yang digunakan adalah NYY 95 mm²
Aktual kabel yang terpasang di Hotel Neo Malioboro NYY 95 mm²

Kesimpulan : kabel yang digunakan memenuhi syarat KHA PUIL 2011.


4. RIKSA UJI INSTALASI PENYALUR PETIR

a. Pelaksanaan Riksa Uji Pada Penyalur Petir


Jenis Instalasi Penyalur Petir yang digunakan di Gedung Hotel Neo Malioboro adalah jenis
Elektrostatis . Penangkal petir type ini terdiri dari satu rangkaian jalur konduktor dari atas bangunan
mengarah kebawah (grounding), dengan kesimpulan bahwa penangkal petir jenis elektrostatis ini
memberikan perlindungan area bangunan dengan memasang satu rangkaian sehingga penghematan
material bisa dilakukan.

Grounding system harus dibuat sebaik mungkin dengan tahanan pentanahan yang sekecil mungkin.
Bahan yang digunakan juga harus baik dan tahan terhadap karat. Karena karat akan menurunkan
kualitas dan fungsi. Jika bahan tidak berkualitas, tidak akan mampu menahan arus sambaran petir yang
besar.

Data Teknis Bangunan dan Tiang Penyalur Petir

+- 2 M

+- 3 M

Gambar 3.7 Desain Atap Gedung Hotel Neo Malioboro

Spesifikasi Air Termination Unit adalah tipe Elektrostatis


Tinggi Penerima :2m
Jumlah Penerima : 1 unit
Tinggi Atap :3m
Tinggi Bangunan : 25 m (Perkiraan)
Lebar Bangunan : 30 m (Perkiraan)
Panjang Bangunan : 25 m (Perkiraan)

b. Pertimbangan Pemasangan Instalasi Penyalur Petir

Pertimbangan Pemasangan Instalasi Penyalur Petir


A : Peruntukan bangunan :5
B : Struktur konstruksi (Beton bertulang, atap non Logam) :2
C : Tinggi bangunan (25 meter) :4
D : Lokasi bangunan (Tanah datar) :0
E : Hari guruh ( 270 /y) :7
Indeks ratio Bahaya Sambaran Petir
R:A+B+C+D+E
R:5+2+4+0+7
R : 18

Dari hasil analisa menggunakan perhitungan ratio bahaya sambar petir, nilai yang di dapatkan adalah
R : 18, yang mana artinya sudah masuk kategori Sangat Besar, sesuai SNI 225-1987 dan PUIL 1987
(820-B.16 dan – C.4) Maka area tersebut sudah wajib di pasang penyalur petir di sesuaikan dengan
coverage area yang di perlukan.

Maka dapat kita hitung kerapatan kilat petir ke tanah :


- Menghitung kerapatan kilat petir letanah : (Ng) = 0,04 x 2701,25 = 43,776

- Menghitung area cakupan ekivalen :


Ae = ab + 6h (a+b) + 9n h2 = (25 x 30) + (6x25) (25+30) + 9 π (25)2
Ae =750 + (150 x 55) + 17662,5
= 26662,5 m2

- Menghitung Frekuensi rata-rata tahunan sambaran petir langsung (Nd)


Nd = Ng x Ae -6
= 43,776 x 26662,5 -6 = 1,17 per tahun

- Maka dari hasil Nd lebih besar dari Nc, sehingga harus di pasang IPP di Hotel Neo Malioboro
Yogyakarta. Untuk itu perlu kita hitung efisiensi SPP
E = 1-Nc/Nd = 0,92

Maka dengan nilai efisiensi SPP 0,92 maka untuk tingkat proteksi berdasarkan SNI 03-7015-2004
adalah proteksi tingkat II

Dari Hasil Analisa hitungan Nilai Nd, Gedung Hotel Neo Malioboro sudah tepat dipasangi
Sistem Proteksi Petir (IPP).

Gambar 3.8 Penerima / Penghantar Petir


c. Penghantar Penurunan
Penghantar penurunan yang dipakai kawat tembaga besi berukuran 35 mm2, dimana menurut
Permenaker No.2 Th 1989 bahwa sekurang-kurangnya menggunakan luas penampang kabel 50 mm2.

Gambar 3.9 Pengukuran Pada Kabel BC

d. Pengujian Tahanan Pembumian


Hasil pengukuran tahanan pembumian adalah 8,58 ohm. Menurut Permenaker 02/MEN/1989 Bab IX
tentang pemeriksaan dan pengujian instalasi penyalur petir, pasal 54 ayat (1) bahwa tahanan pembumian
dari seluruh sistem pembumian tidak boleh lebih dari 5 ohm. Maka hasil pengujian resistansi pembumian
pada pembumian penyalur petir di hotel Neo Malioboro belum memenuhi persyaratan K3.

Gambar 3.10 Pengukuran Earth Resistance


BAB IV
AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA
LISTRIK (ELECTRICAL HAZARDS PREVENTION)

No Temuan Dokumentasi Rekomendasi


.
1. Tidak tersedia nya Box Kontrol Pemasangan Box Kontrol
Pengukuran tahunan penyalur dengan ukuran yang dapat
petir disesuaikan untuk
kemudahan pengukuran

2. Pemasangan tahanan / down Pemasangan Pipa conduit


konduktor pentanahan tidak jenis PVC sebagai
sesuai standar pelindung penghantar

3. Akses jalan dan penempatan


pemasangan jalur penghantar
terhalang material penumpukan Perapian dan pembenahan
akses jalan yang aman
untuk memudahkan
perawatan dan
pengukuran

4. Terdapat Down Conductor yang Dilakukan perbaikan


lepas dari ground Rod pemasangan / penggantian
5. Jenis/keadaan tanah untuk riksa Perlu dilakukan
uji tahanan penyalur petir yang penanaman elektroda rod
masih banyak lapisan bebatuan Yang lebih dalam lagi

6 Di sambungan down konduktor


terdapat korosi Dilakukan Penggantian
dan perawatan konduktor
dan tiap sambungan

7 Tidak ada penandaan test point /


Menambahkan label atau
test block pentanahan tanda pada test point / test
block agar mempermudah
dalam pengecekan
selanjutnya

8 Lampu indikasi tegangan RST Dilakukan Penggantian


mati/tidak menyala lampu /pilot lamp yang
baru
9 Penumpukan kabel disekitar tray Peapian dan penempatan jalur
Dan tidak terpasang pelindung kabel yang sesuai standar serta
tray penutup /cover tray sebagai
pengaman

10 Tidak ada penandaan /label di Perlu ditambahkan label tanda


panel nama panel dan part item panel

11 Penggunaan kabel Pe yang tidak Penggantian warna kabel yang


sesuai standar PUIL 2011 (Kabel sesuai standar PUIL
Pe digunakan sebagai kabel fasa
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di Hotel Neo Malioboro dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Kondisi lokasi Cukup baik, bersih lingkungannya.
2. Masih terdapat beberapa kekurangan pada rambu-rambu K3.
3. Penempatan APAR di dekat ruangan panel, motor pump dan trafo belum sesuai Permenaker
trans No. 4 Tahun 1980 pasal 4 tentang syarat-syarat pemasangan APAR.
4. Pengecekan tanggal kadarluarsa APAR
5. Beberapa panel belum terpasang labelingnya.
6. Penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan PUIL pada warna kabelnya.
7. Ventilasi untuk sirkulasi udara masih belum optimal
8. Beberapa ruangan dan panel memiliki penerangan yang kurang memadai
9. Sistem grounding yang masih belum sesuai standar yang ada
10. Tidak ditemukan diagram single line, diagram pengawatan,

B. SARAN
Berdasarkan pelaksanaan praktek di Hotel Neo Malioboro, disarankan:
1. Training K3 bagi semua teknisi yang bekerja.
2. Membuatkan nama dan penomoran panel bagi PHB utama
3. Diagram single line, diagram pengawatan perlu ada di deket panel
4. Perlu diperbaiki penempatan APAR di dekat ruangan trafo, motor pump dan panel
5. Melakukan pengecekan rutin APAR minimal 3 bulan sekali.
6. Perlu ditingkatkan intensitas cahaya pada ruangan
7. Merapikan kembali jalur-jalur kabel dan bonding kabel sesuai dengan standard yang ada
8. Menyesuaiakan penggunaan kabel sesuai standar yang ada di PUIL
9. Menyesuaikan system grounding dan melakukan kalibrasi ulang melakukan pembersihan rutin di
area kerja.
LAMPIRAN

Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3


No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015.

Anda mungkin juga menyukai