Anda di halaman 1dari 31

Kementerian Ketenagakerjaan

Republik Indonesia

PT. Samudra Karya Mustika

LAPORAN PRAKTEK

Kelompok 3 :

1. AAN SAPUTRA
2. AGUNG WIRA TAMA
3. AGUSTINUS ALEXSANDER, ST
4. ANWAR CANDRA
5. APRI NORITA
6. ARDHI ISTIADI

SERTIFIKASI & PEMBINAAN CALON AHLI K3 LISTRIK


Hotel Neo Malioboro, 18 April 2022, Yogyakarta
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Praktek oleh Kelompok 3 :

Ketua Sekertaris

AGUSTINUS ALEXSANDER P. S.T. Apri Norita


PT Gandaerah Hendana PT Bangun Sejahtera Abadijaya

1
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan

BAB II. PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB III. PRAKTEK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

BAB IV. AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST PENCEGAHAN


BAHAYA LISTRIK (ELECTRICAL HAZARD PREVENTION)

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

LAMPIRAN
Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5 Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) bidang Listrik, disebutkan Materi Pembinaan Kelompok Inti no.17 adalah
Praktek. Oleh karena itu dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada saat Pembinaan Calon Ahli K3
Listrik.

B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
1. Mempraktekkan Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) yang berkaitan dengan K3 Listrik.
2. Mempraktekkan Audit K3 Listrik dengan memggunakan“CheckList Pencegahan
BahayaListrik (Electrical Hazard prevention)”.

C. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Pembinaan Ahli K3 Listrik ini adalah mulai tanggal 28 Maret sampai dengan
21 April 2022 di Media Zoom Online.
Sedangkan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan pada hari pembinaan ke 15 yaitu tanggal 18 April
2022 di Hotel Neo Malioboro.

3
BAB II

PROFIL LOKASI KERJA PRAKTEK LAPANGAN

Hotel Neo Malioboro adalah satu hotel dengan konsep kontenporer memiliki 9 lantai dan 154 kamar.
Terdapat 6 ruang pertemuan, Coffee shop khas Hotel Neo Malioboro, kolam renang dan tempat parkir yang
telah memenangkan penghargaan Neo Malioboro sebagai hotel terbaik di kelasnya. Hotel yang yang
terletak di jalan pasar kembang No 21 sosromenduran, Yogyakarta ini menjadi salah satu hotel yang sangat
strategis untuk menginap saat berwisata di kota Yogyakarta. Tentu sebagai hotel yang mempunyai fasilitas
memadai maka harus didukung dengan kehandalan serta menjamin keselamatan baik pekerja maupun
pengunjung Hotel.
Berbagai upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja yang dikaji sebelum adanya kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif, dimana pelaksanaan harus dilaksanakan dengan
SOP setiap sebelum memulai pekerjaan baik ituadanya potensi kecelakaan kerja. Adanya kecelakaan kerja
berdampak tidak hanya bagi korban melainkan perusahaan itu sendiri yaitu terjadi pengurangan nilai kinerja
organisasi (NKO). Oleh karena itu perlu adanya tenaga Ahli K3 Listrik sebagai Tenaga di dalam elemen
Sistem Manajemen K3 yang menjadi budaya pada lingkungan kerja sehingga terciptanya zero accident.
Tujuan dari pembinaan tenaga ahli k3 Listrik ini bisa dipraktekan langsung di tempat kerja antara lain
komitmen tentang pemenuhan K3 Listrik secara bersama-sama antara pegawai dan mitrakerja dalam
memahami pengecekan personil dan peralatan kerja secara rutin sebelum pelaksanaan / berkala, tinjauan
langsung pekerjaan,pembahasan indentifikasi potensi bahaya,hingga edukasi dan sosialisasi mengenai
bahayanya pekerjaan listrik.
Identifikasi titik – titik inspeksi atau pemeliharaan, pengujian – pengujian untuk saluran transmisi,
tahanan isolasi dan pengembalian pada kondisi semula untuk memperbaiki pelayanan ke distribusi atau
konsumen adalah menjadi tanggung jawab kita sebagai Ahli K.3 sesuai Permenaker No. 12 tahun 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di tempat kerja yag bertujuan untuk memperkecil atau
mengurangi terjadinya bahaya listrik berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan penyakit akibat kerja
dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman, kemampuan serta ketrampilan
tenaga kerja.
Sebagai kepanjangan tangan dari Pengawas dan Pemeriksa K.3 Listrik Kementrian Tenaga kerja dan
Transmigrasi, seorang Ahli K3 Listrik harus mampu melakukan perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan
K3 Listrik di wilayah kerja Hotel Neo Malioboro
Untuk itu sebelum mendapatkan surat keputusan penunjukan atau SKP dari KEMENAKER – RI,
Seorang Calon Ahli K3 Listrik wajib melakukan pembuatan Laporan.

4
BAB III
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) Listrik secara teori telah dibahas dalam pelatihan / pembinaan
terutama Alat-alat Uji Isolasi (Insulation) yang sangat berkaitan dengan terjadinya Short Circuit yang
menyebabkan Shock, Arc & Blast.
Riksa Uji dalam Praktek Kerja Lapangan meliputi :
1. Riksa Uji Pembangkitan (Genset)
2. Riksa Uji Distribusi (Trafo Tenaga Pemakaian Sendiri)
3. Riksa Uji Pemanfaatan (Panel LVMDP)
4. Riksa Uji Penyalur Petir

PELAKSANAAN RIKSA UJI

1. RIKSA UJI PADA PEMBANGKITAN (Genset)


a. Kapasitas Terpasang

Gambar 1. Data name plate Generator

S : 500 kVA
Phase : 3 Phase
Frekuensi : 50 Hz
RPM : 1500 Rpm
In = S/ (V x √3)
= 500000/ (380 x √3)
= 500000/ 657,4
= 760,57 A

b. Analisa Penghantar Pada Generator.


a) Menggunakan kabel NYY dengan ukuran Ukuran
Luas Penampang kabel : 3 x 1 x 95 mm2
Phasa (Kabel Tunggal, 3 Kabel setiap Phasa+Netral)
= 3 x 95mm2
= 285 mm2

b) Berdasarkan Perhitungan Kabel yang seharusnya terpasang


I = P x 1000
E x Pf x √3
5
= 400 x 1000
380 x 0,8 x 1,73
I = 760,57 A

KHA = 125% x I
= 125 % X 760,57 A
= 950,71 A

Kesimpulanya menurut PUIL 2011 penggunaan penghantar pada Genset Hotel Neo
Malioboro sudah sesuai karena berdasarkan tabel kabel 3 x 1 x 95 mm2 KHA maksimal di
tanah adalah 438 A dikali 3 tarikan kabel menjadi 1314 A

c) Analisa Proteksi Pada pengunaan Circuit Breaker

Circuit Breaker Berdasarkan Perhitungan :


= 115% x 760,57 A
= 874,66 Ampere
Berdasarkan perhitungan, ACB 1000 A.

Kesimpulannya, pada generator penggunaan di Hotel Neo Malioboro Circuit Breaker 1000 A
sudah sesuai dengan persyaratan, bisa di setting menjadi 0.88.

Gambar 2. Circuit Breaker pada Generator

d) Analisa Sistem Grounding


a. Pengukuran Tahanan Pentanahan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan panjang
kabel 2 x 30 m, sementara kabel yang tersedia hanya 2x5 meter.
b. Menurut PUIL 2011 nilai sintem pentanahan yang baik adalah dibawah atau maksimal 5
Ohm
c. Kesimpulan
Pada Hotel NEO Malioboro untuk sistem pentanahan pada Genset Belum bisa di ukur karena keterbatasan
fasilitas alat ukur dari titik pentanahan genset ke lokasi tanah yang berada di luar Ruang Genset.
.

e) Analisa Baterai dan Bahan Bakar


6
a. Baterai
Pada baterai tegangan stabil karena pengisian dilakukan dengan baik dengan tegangan
Baterai 13 Volt DC. Pada baterai tegangan stabil (2Baterai di hubung Seri) karena pengisian
dilakukan dengan baik dengan tegangan Baterai 26,83 Volt DC

b. Bahan Bakar
Pada Tangki bahan bakar sudah ditempatkan dengan jarak yang cukup dari area Diesel Generator.
Pada Tangki Bahan Bakar tidak dilengkapi dengan sistem Grounding, sehingga perlu ditambahan
sistem Grounding agar dapat dijadikan Proteksi terhadap adanya kebocoran arus listrik yang
kemungkinan bisa mengenai bodi ari Tangki Bahan Bakar.

2. RIKSA UJI DISTRIBUSI (TRAFO TENAGA PEMAKAIAN SENDIRI)

a. Kapasitas Daya Terpasang

Gambar 3. Namplate Trafo


HV : 20000 V
LV : 400 V
Ip : 18.19 A
Is : 909.33 A
S : 630 kVA
Frekuensi : 50 Hz

b. Analisa Penghantar Trafo


a) Penghantar kabel yang terpasang
Luas penampang kabel : 185 mm2

b) Perhitungan Kabel Penghantar yang seharusnya terpasang


𝐾𝐻𝐴 = 1.25 𝑥 𝐼𝑛 = 1.25 𝑥 909,32 = 1136,65 𝐴
Maka cukup mengunakan kabel NYY dengan ukuran 3 x 1 x 185 mm2

c) Dari hasil perhitungna KHA yaitu 1136,65 A memerlukan kabel 3 x 1 x 185 mm2 sedangkan yang
terpasang yaitu 3 x 1 x 185 mm2 maka menurut PUIL 2011 penghantar kabel output trafo pada Hotel
Neo Malioboro sudah Sesuai.

c. Analisa Proteksi CB pada Output Trafo

7
Gambar 4. Circuit Breaker pada Ouput Trafo

a) CB yang terpasang ACB 1250 A

b) Gawai proteksi = 115% x In


= 1.15 x 909,33 A
= 1045,71 A
c) Kesimpulan
d) Sesuai dengan PUIL 2011 untuk Gawai proteksi yang sesuai adalah 𝐴𝐶𝐵 1250 𝐴 dengan setting 83,65 %.
Besaran CB yang terpasang adalah ACB 1250 A.
Mengacu pada PUIL 2011 amandemen 1 tentang standar wajib, maka pemilihan gawai sistem proteksi
pada Hotel Neo Malioboro sudah sesuai dan baik.

d. Analisa Beban Transformator


Menghitung Beban per Phasa

𝐼 𝜙 𝑅 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 190,8 𝐴
% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜙𝑅 = × 100 % = × 100 % = 20,98 %
𝐼𝑛 909,32
𝐼 𝜙 𝑆 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 199,2 𝐴
% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜙𝑇 = × 100 % = × 100 % = 21,9 %
𝐼𝑛 909,32
𝐼 𝜙 𝑇 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 161,5𝐴
% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝜙𝑇 = × 100 % = × 100 % = 17,76%
𝐼𝑛 909,32

Sedangkan untuk I Rerata adalah :


𝐼𝜙𝑅 + 𝐼𝜙𝑆 + 𝐼𝜙𝑇 190,8 + 199,2 + 161,5
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) = = = 183,83 𝐴
3 3

Maka untuk Pembebanan Trafo :


𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 183,83 𝐴
% 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 = × 100 % = × 100 % = 20,21 %
𝐼𝑛 909,32

Kesimpulan :
Pembebanan trafo di Hotel Neo Malioboro masih terhitung rendah dengan hasil perhitungan
didapatkan hasil 20,21 % dimana optimalnya untuk pembebanan sebuah trafo yaitu pada angka 80%.
Akan tetapi disini ada sisi baiknya dimana penggunaan trafo nantiya akan lebih awet.

8
e. Analisa Ruang Bebas Trafo
a) Data Hasil Pengukuran Ruang Bebas Trafo

Gambar 5. Ruang bebas Trafo tampak atas dan tampak depan

Gambar 6. Denah ruang

b) Menurut PUIL 2011 bagian 5.11 bahwa disekitar panel hubung dan kendali harus terdapat ruang
yang cukup luas sehingga mudah dalam pemeliharaan, pemeriksaan dan perbaikan.
c) Jarak ruang bebas menurut PUIL 2011 yakni 1m+1cm setiap 1 kv
d) Kesimpulan bahwa dari pengukuran visual didapat pada Hotel Neo Malioboro tentang ruang bebas
trafo cukup sehingga memudahkan untuk proses maintenance dan pengambilan data serta telah
terpasang pagar pembatas untuk mencegah terjadi sentuhan kepada trafo

3. RIKSA UJI PEMANFAATAN (PANEL LVMDP)


a. Pemeriksaan dan Ruang Lingkup LVMDP

9
Gambar 7. LVMDP

Pemeriksaan dan pengujian pada LVMDP yang dilakukan di Hotel Neo Malioboro meliputi :
a. Mengukur beban akhir
b. Menghitung keseimbangan
c. Menentukan proteksi

Pelaksanaan pemeriksaan
a. Mengukur beban akhir
Data beban AC Hotel Neo Malioboro terdapat pada hasil pengukuran pada panel main distribusi
board AC :
Phasa R = 190.8 Ampere
Phasa S = 199.2 Ampere
Phasa T = 161.5 Ampere

b. Perhitungan keseimbangan beban antar phasa :


𝐼𝜙𝑅 + 𝐼𝜙𝑆 + 𝐼𝜙𝑇 190,8 + 199,2 + 161,5
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) = = = 183,83 𝐴
3 3
𝐼𝜙𝑅 190,8
𝑅 = = = 1,03
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 183,83
𝐼𝜙𝑆 199,2
𝑆 = = = 1,08
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 183,83
𝐼𝜙𝑇 161,5
𝑇 = = = 0,87
𝐼 (𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎) 183,83

(|𝑅−1|+|𝑆−1|+|𝑇−1|)
Persentase ketidakseimbangan antar phase 3
× 100 %

10
(|1,03−1|+|1,08−1|+|0,87−1|)
× 100 % = 8%
3

Kesimpulan :
Menurut perhitungan dari data arus pembebanan trafo sebesar 8%, menurut standart IEEE
ketidakseimbangan beban yang diiijinkan adalah 20%, maka pembebanan masih dalam batas yang
diijinkan.

c. Pengukuran nilai pembumian Panel LVMDP


Pengukuran tahanan pembumian pada panel LVMDP adalah 8,6 Ohm
Nilai standar PUIL 2011 maximal 5 ohm sehingga nilai pengukuran tahanan pembumian di Hotel Neo
Malioboro tidak memenuhi syarat.

d. Perhitungan proteksi Motor hydrant


Diketahui :

Gambar 8. Name Plate Motor

Data name plate motor hydrant

P = 125 HP = 93.25 kVA


V = 380 V
F = 60 hz

In = (HP x 746)/(Vx %eff x Cos phi x √3)

In = (125x 746)/(380 x 1 x 0,8 x 1,73) = 177.3 A

Perhitungan CB
In x 115 % = 177, 3 x 115 % = 203.8 A, menggunakan MCCB 250 A
MCB terpasang pada panel main pump 250 A kapasitas sudah sesuai dengan perhitungan.

11
Gambar 9. Panel motor hydrant

Perhitungan KHA Kabel


Arus = 117,3 A, KHA yang sesuai dengan PUIL 2011
KHA = In x 125 % = 177,3 x 125 % = 221,6 A
Berdasarkan PUIL kabel yang digunakan adalah NYY 95 mm²
Aktual kabel yang terpasang di Hotel Neo Malioboro NYY 95 mm²

Kesimpulan : kabel yang digunakan memenuhi syarat KHA PUIL 2011

4. RIKSA UJI INSTALASI PENYALUR PETIR


Spesifikasi Air Termination Unit adalah tipe Elektrostatis
Tinggi Penerima :6m
Jumlah Penerima : 1 unit
Tinggi Atap :3m
Tinggi Bangunan : 12 m
Lebar Bangunan : 20 m
Panjang Bangunan : 24 m

a. Pertimbangan Pemasangan Instalasi Penyalur Petir

Pertimbangan Pemasangan Instalasi Penyalur Petir


A : Peruntukan bangunan (Banyak orang) :3
B : Struktur konstruksi (Beton bertulang, atap non Logam) :2
C : Tinggi bangunan (65 meter) :7
D : Lokasi bangunan (Tanah datar) :0
E : Hari guruh ( 141 ) :7
Indeks ratio Bahaya Sambaran Petir
R:A+B+C+D+E
R:3+2+7+0+7
R : 19

12
Dari hasil analisa menggunakan perhitungan ratio bahaya sambar petir, nilai yang di dapatkan adalah R :
19, yang mana artinya sudah masuk kategori Sangat Besar, sesuai SNI 225-1987 dan PUIL 1987 (820-B.16
dan – C.4) Maka area tersebut sudah wajib di pasang penyalur petir di sesuaikan dengan coverage area
yang di perlukan.

Maka dapat kita hitung kerapatan kilat petir ke tanah :


- Menghitung kerapatan kilat petir letanah : (Ng) = 0,04 x 2701,25 = 43,776

- Menghitung area cakupan ekivalen :


Ae = ab + 6h (a+b) + 9n h2 = (25 x 30) + (6x25) (25+30) + 9 π (25)2
Ae =750 + (150 x 55) + 17662,5
= 26662,5 m2

- Menghitung Frekuensi rata-rata tahunan sambaran petir langsung (Nd)


Nd = Ng x Ae -6
= 43,776 x 26662,5 -6 = 1,17 per tahun

- Maka dari hasil Nd lebih besar dari Nc, sehingga harus di pasang IPP di Hotel Neo Malioboro Yogyakarta.
Untuk itu perlu kita hitung efisiensi SPP
E = 1-Nc/Nd = 0,92

Maka dengan nilai efisiensi SPP 0,92 maka untuk tingkat proteksi berdasarkan SNI 03-7015-2004 adalah
proteksi tingkat II

Dari Hasil Analisa hitungan Nilai Nd, Gedung Hotel Neo Malioboro sudah tepat dipasangi Sistem Proteksi
Petir (IPP).

Hasil pemeriksaan posisi pemasangan air termination unit adalah sebagai berikut

ATAP GEDUNG

24 m
Gambar 10. Ilustrasi penangkal petir

Jenis Instalasi Penyalur Petir Yang digunakan di Hotel Neo Malioboro adalah elektrostatis. Penangkal petir type
ini terdiri dari satu rangkaian jalur konduktor dari atas bangunan mengarah kebawah (grounding), dengan
kesimpulan bahwa penangkal petir elektrostatis memberikan perlindungan area yang cukup luas yaitu 50 – 150m
sehingga cukup dengan hanya memasang satu rangkaian sehingga penghematan material bisa dilakukan.

Grounding system harus dibuat sebaik mungkin dengan tahanan pentanahan yang sekecil mungkin. Bahan yang
digunakan juga harus baik dan tahan terhadap karat. Karena karat akan menurunkan kualitas dan fungsi. Jika
13
bahan tidak berkualitas, tidak akan mampu menahan arus sambaran petir yang besar.

Gambar 11. Penerima/penghantar petir

b. Instalasi Kabel (Down Conductor)


Instalasi kabel menggunakan kawat jenis BC dengan luas penampang 50 mm2 jumlah berapa buah
(aturan Permenaker minimal 2 buah)

Gambar 12. Pengukuran pada kabel BC

Kesimpulan : Installasi kebel penyalur petir pada Hotel Neo Malioboro menggunakan kawat BC 50
mm2, Berdasarkan PER.02/MEN/1989 untuk installasi kabel (down conductor) minimal
menggunakan kawat penghantar dengan luas penampang 50 mm2, sehingga instalasi kabel penyalur
petir yang terpasang pada Hotel Neo Malioboro sudah sesuai ketentuan

c. Hasil Pengujian

Nilai dari tahanan pentanahan pada Hotel Neo Malioboro hasil pengukuran menggunakan earth
tester yaitu sebesar 8,6 Ohm pada titik pertama dan -0,8 ohm pada titik kedua.

Kesimpulan : Berdasarkan PER.02/MEN/1989 Bab IX tentang pemeriksaan dan pengujian instalasi


penyalur petir, pasal 54 ayat (1) bahwa untuk standar nilai tahanan pentanahan instalasi penyalur
petir yaitu maksimal sebesar 5 Ohm, maka hasil pengukuran tahanan pentanahan pada Hotel Neo
Malioboro sebesar 8,6 Ohm tidak sesuai dengan ketentuan.

14
Gambar 13. Hasil Pengujian Tahanan Pentanahan dengan hasil 8,6 ohm dan -0,8 ohm

15
BAB IV
AUDIT K3 LISTRIK (IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA)

No Temuan Dokumentasi/Deskripsi Rekomendasi DASAR HUKUM/UU


1. Terdapat rambu- Terpenuhi UU No. 1 Tahun 1970 pasal (3) ayat
rambu peringatan (1) Huruf (a & q) Jo. Permenaker No
di panel utama 12 tahun 2015 Pasal (5) ayat (1) jo.
Puil 2011 bagian 8.5.12 Tanda
Bagian 510.1.9 , Bagian 5.10.9.7.1
bagian a , b & C, Puil 201 Bagian
510.10.5 Pemberian tanda
Puil 2011 Bagian 9.5.4.2 yaitu
tempat kertja pemasangan instalasi
listrik yaitu di tempat kerja
pemasangan instalasi listrik harus
tersedian perkakasa kerja,
perlengkapan keselamatan,
perlengkapan pemadam api ringan,
perlengkapan pertolongan pertama
pada kdcelakaan, rambu-rambu
kerja dan perlengkapan lain-lain
yang di perlukan
2. Terdapat alat Terpenuhi UU No.1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1
pelindung diri huruf (f) Jo. Permenaker 08 tahun
diarea generator 2010 Pasal 13 tentang APD Jo. Puil
2011 Bagian 9.5.4.2 yaitu tempat
kertja pemasangan instalasi listrik
yaitu di tempat kerja pemasangan
instalasi listrik harus tersedian
perkakasa kerja, perlengkapan
keselamatan, perlengkapan
pemadam api ringan, perlengkapan
pertolongan pertama pada
kdcelakaan, rambu-rambu kerja dan
perlengkapan lain-lain yang di
perlukan

3. Penempatan apar Penempatan apar UU No 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat


tidak sesuai tidak di bawah lantai (1) huruf (b) mencegah, mengurangi
dan di tempatkan 1,2 & memadamkan kebakaran. Jo.
M dari lantai Permenakertrans No 4 / Men / 1980
Pasal 4 tenang syarat-syarat
pemasang dan pemeliharan alat
pemadam api ringan. Jo. Puil 2011
16
Bagian 9.5.4.2 yaitu tempat kertja
pemasangan instalasi listrik yaitu di
tempat kerja pemasangan instalasi
listrik harus tersedian perkakasa
kerja, perlengkapan keselamatan,
perlengkapan pemadam api ringan,
perlengkapan pertolongan pertama
pada kdcelakaan, rambu-rambu
kerja dan perlengkapan lain-lain
yang di perlukan

4. Trafo dipelihara terpenuhi UU No 1 Tahun 1970 pasal


dengan baik

5. Pada pegar terpenuhi UU No. 1 Tahun 1970 pasal (3) ayat


pengaman trafo (1) Huruf (a & q) Jo. Permenaker No
terdapat sign 12 tahun 2015 Pasal (5) ayat (1) jo.
Puil 2011 bagian 8.5.12 Tanda
Bagian 510.1.9 , Bagian 5.10.9.7.1
bagian a , b & C, Puil 201 Bagian
510.10.5 Pemberian tanda
Puil 2011 Bagian 9.5.4.2 yaitu
tempat kertja pemasangan instalasi
listrik yaitu di tempat kerja
pemasangan instalasi listrik harus
tersedian perkakasa kerja,
perlengkapan keselamatan,
perlengkapan pemadam api ringan,
perlengkapan pertolongan pertama
pada kdcelakaan, rambu-rambu
kerja dan perlengkapan lain-lain
yang di perlukan

17
6. Terdapat fire Terpenuhi UU No 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat
detector (1) huruf (b) mencegah, mengurangi
& memadamkan kebakaran.
Kepnaker Kepmenaker No 186
tahun 1999 tentang Unit
penagulangan kebakaran, klasifikasi
bahaya kebakaran. Jo Intruksi
menaker No. INS.11/M/BW/1997
tentang pengujian alarm, Hydrant &
springkel. Jo. Puil 2011 Bagian
2.11.2 perlengkapan penting, bagian
2.11.2.1,

7. Panel tidak Diberi identitas dan UU No. 1 Tahun 1970 pasal (3) ayat
terdapat sign sign High Voltage (1) Huruf (a & q) Jo. Permenaker No
12 tahun 2015 Pasal (5) ayat (1) jo.
Puil 2011 bagian 8.5.12 Tanda
Bagian 510.1.9 , Bagian 5.10.9.7.1
bagian a , b & C, Puil 201 Bagian
510.10.5 Pemberian tanda
Puil 2011 Bagian 9.5.4.2 yaitu
tempat kertja pemasangan instalasi
listrik yaitu di tempat kerja
pemasangan instalasi listrik harus
tersedian perkakasa kerja,
perlengkapan keselamatan,
perlengkapan pemadam api ringan,
perlengkapan pertolongan pertama
pada kdcelakaan, rambu-rambu
kerja dan perlengkapan lain-lain
yang di perlukan

18
8. Warna kabel Penggunaan kebel Puil 2011 bagian 5210.1 MOD
tidak sesuai sesuai dengan ketentuan umun persyaratan warna
pewarnaan dari insulasi inti kabel berlaku untuk
persyaratan instalasi semua instalasi magun atau
listrik fleksibel, termasuk instalasi dalam
perlengkapan listrik. Jo IEC 60446
yaitu warna kabel untuk fasa tiga
adalah coklat hitan abu-abu untuk
netral adalah biru dan untuk
pembumian loreng hijau kuning

9. Tidak terdapat Perlu di tambahkan UU 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1


bonding pada bonding pada bodi huruf (a) mencegah dan mengurangi
panel utama panel kecelakaan . Jo Puil 2011 bagian
7.11.3.4 Hubungan bersama yaitu 2
konduktor atau lebih hanya boleh di
hubungkan bersama pada satu
terminal dengan menggunakan
sepatu kabel, selongsong atau alat
hubung lain yang telah di ijinkan,
apabila terminal tersebut berbentuk
demikian rupa sehingga semua
konduktor terjepit dengan baik,
tanpa menyebabkan terpotongnya
kawat konduktor
10. Ditemukan kabel Perlu di rapikan dan UU 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
terbuka penggantian kabel huruf (a) mencegah dan mengurangi
yang terbuka kecelakaan

11. Drum di Drum perlu di Puil 2011 bagian 511.2.2.5 dalam


tempatkan tidak singkirkan dan di ruang sitar PHBK tidak boleh di
pada tempatnya bersihkan letakan barang yang menggangu
kebebasan bergerak.

12. Penempatan AC Drum perlu di Puil 2011 bagian 511.2.2.5 dalam


dan pipa di ruang singkirkan dan di ruang sitar PHBK tidak boleh di
Pump room bersihkan letakan barang yang menggangu
kebebasan bergerak.

19
13 Kabel grounding Perlu di sambung UU No 1 Tahun 1970 pasal 1 huruf
di terlepas dengan konduktor (q) mencegah terkena aliran listrik
pembumian dan di yang berbahaya. Jo Puil 2011 bagian
klem perlu di ganti 511.2.13 tentang pembumian , Jo
karena sudah korosi 542.3.3. MOD 3.18.3.3 konduktor
pembumian harus di lindungi jika
menembus platfom atau dinding,
atau berada di tempat dengan bahaya
kerusakan mekanis

14. Tidak ada box Perlu di buatkan box UU 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
control pada controll untuk huruf (a) mencegah dan mengurangi
kabel penurunan pengukuran kecelakaan
grounding grounding

15 Hasil pengukuran Perlu diberi jarak UU No 1 Tahun 1970 pasal 1 huruf


grounding tidak antaran dinding dan (q) mencegah terkena aliran listrik
sesuai pemilihan jenis yang berbahaya. Jo Puil 2011 bagian
tanahnya perlu di 511.2.13 tentang pembumian , Jo
perhatikan Puil 2011 baian 510.3.2.1 tentang
pembumian bahwa pembumian dan
pentanahan maksimal 5 Ohm

16 Baut pintu panel Perlu di lengkapi baut UU No 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1
lepas pengancing pada huruf (m) memperoleh keserasian
panel antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses
kerjanya. Jo permenaker No 12
tahun 2015 pasal 3 huruf (a,b & c).
Jo Puil 2011 bagian 511.3.1.1
rangka, rumah dan bagian kontruksi
PHBK tertutup harus terbuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar,
tahan lembab dan kokoh

20
17 Lampu indikator Indikator yang mati UU No 1 Tahun 1970 pasal 1 huruf
mati di generator perlu di ganti dengan (q) mencegah terkena aliran listrik
room yang baru yang berbahaya. Jo Puil 2011
511.6.2 Instrumen ukur dan
indikator, bagian 511.6.2.1
instrumen ukur dan indikator yang
di pasang pada PHBK harus terlihat
jelas dan harus ada petunjuk tentang
besaran apa yang dapat diukur dan
gejala aoa yang di tunjukan.
18 Alat ukur mati Perlu di ganti alat UU No 1 Tahun 1970 pasal 1 huruf
ukur yang baru (q) mencegah terkena aliran listrik
yang berbahaya. Jo Puil 2011
511.6.2 Instrumen ukur dan
indikator, bagian 511.6.2.3
instrumen ukur dan indikator yang
di pasang pada PHBK atau panel
distribusi harus selalu terpelihara
kehandalannya secara
berkesinambungan dapat
menampilkan penujukan yang benar
sesuai dengan peruntukannya

19 kabel blower AC Perlu di ganti atau di UU 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1


pada sisi luar isolasi kabel yang huruf (a) mencegah dan mengurangi
gedung tidak terbuka kecelakaan
terisolasi dengan
baik

20 jarak konduktor Perlu perancangan UU No 1 Tahun 1970


dengan bangunan ulang konduktor
tidak sesuai pembumian Jo Permenaker No 02/Men/1989
tentang pengawasan instalsi
penyalur petir pasal 10 ayat 3
penerima yang di pasazng di atasa
atap yang datar sekurang-kurangnya
lebih tinggi 15 cm daripada
sekitarnya. Ayat 4 jumlah dan jarak
antara masing-masaing penerima
harus diatur sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin bangunan
itu termasuk dalam daerah
perlindungan.

21
21 Kabel tray tidak Perlu di tambahkan UU No 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
tercover cover kabel tray huruf (q) mencegah terkena aliran
listrik yang berbahaya. Jo
permenaker No 12 tahun 2015 pasal
3 huruf (a,b & c). Jo Puil 2011
bagian 444.7.1 sistem mangemen
kabel tersedia dalam bentuk logam
dan non logam. Sistem logam
menawarkan berbagai tingkat
proteksi EMI yang di perluas
asalkan di pasang dengan 444.7.3
22 SLD tidak ada Perlu di tanbahkan UU No 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
SLD pada panel huruf (q) mencegah terkena aliran
listrik yang berbahaya. Jo puil 2000
bagian 4.1.2.3 rancangan instalasi
terdisi dari gambar situasi, yang
menunjukan dengan jelas letak
gedung atau bangunan tempat
instalasi tersbut akan di pasang dan
rancangan penyambungannya
dengan sumber tenaga listrik.
23 SOP tidak ada Perlu di tambahkan UU No 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1
SOP pada ruangan pengurus di wajibkan menunjukan
generator dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang kondisi-kondisi
dan bahaya-bahaya yang dapat
timbul di tempat kerjanya. Jo PP 50
Tahun 2015 pasal 11 ayat 1 & 2. Jo
Puil 2011 bagian 8.21.3.8 petunjuk
2operasi dengan rincian cara
pemeliharan harus di pasang dalam
ruang generator dengan bingkai
yang berkaca.
24 Pencahayaan Perlu di tambahkan UU No 1 Tahun 1970 Pasal 3 ayat 1
tidak sesuai pencahayaan di ruang huruf (i) memperoleh menerangan
generator room yang cukup dan sesuai. Jo
Permenaker No 5 Tahun 2018 pasal
3, pasal 16 ayat 3 jika hasil
pengukuran pencahayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak sesuai dengan standar
dilakukan pengendalian agar
intensitas pencahayaan sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
Lampiran 2 “panel penerangan
dengan standar antara 100 samapai
200 lux”. Jo Puil 2011 bagian
511.2.2 ruang pelayanan dan ruang
bebas sekitar PHBK
26 Area pintu masuk Perlu di tambahkan UU 1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1
generator room rambu K3 huruf (a) mencegah dan mengurangi
tidak ada informasi kecelakaan, Jo Puil 2011 bagian
bahaya 8.2.2.5 pada area masuk ruang kerja
listrik atau ruang kerja listrik
terkunci harus di pasaxng tanda
peringatan sebagai pemberitahuan
yang juga melarang masuknya orang
yang tidak berkepentingan pada
voltase menengah papan tanda
peringatan harus di lengkapi dengan
tada kilat merah

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di Hotel Neo Malioboro dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Kondisi lokasi Cukup baik, bersih lingkungannya.
2. Masih terdapat beberapa kekurangan pada rambu-rambu K3.
3. Penempatan APAR di dekat ruangan panel, motor pump dan trafo belum sesuai Permenaker trans
No. 4 Tahun 1980 pasal 4 tentang syarat-syarat pemasangan APAR.
4. Pengecekan tanggal kadarluarsa APAR
5. Beberapa panel belum terpasang labelingnya.
6. Penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan PUIL pada warna kabelnya.
7. Ventilasi untuk sirkulasi udara masih belum optimal
8. Beberapa ruangan dan panel memiliki penerangan yang kurang memadai
9. Sistem grounding yang masih belum sesuai standar yang ada
10. Tidak ditemukan diagram single line, diagram pengawatan,

B. Saran
Berdasarkan pelaksanaan praktek di Hotel Neo Malioboro, disarankan:
1. Training K3 bagi semua teknisi yang bekerja.
2. Membuatkan nama dan penomoran panel bagi PHB utama
3. Diagram single line, diagram pengawatan perlu ada di deket panel
4. Perlu diperbaiki penempatan APAR di dekat ruangan trafo, motor pump dan panel
5. Melakukan pengecekan rutin APAR minimal 3 bulan sekali.
6. Perlu ditingkatkan intensitas cahaya pada ruangan
7. Merapikan kembali jalur-jalur kabel dan bonding kabel sesuai dengan standard yang ada
8. Menyesuaiakan penggunaan kabel sesuai standar yang ada di PUIL
9. Menyesuaikan system grounding dan melakukan kalibrasi ulang
10. Melakukan pembersihan rutin di area kerja

23
LAMPIRAN :

Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3


No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015.

24
25
26
27
28
29
30

Anda mungkin juga menyukai