Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTEK LAPANGAN (P.L)


DI
GARDU INDUK UNIT DIKLAT PULOMAS
MILIK PT PLN (Persero)
DKI JAKARTA

PEMBINAAN CALON AHLI K3 LISTRIK


KELOMPOK C

Anggota Kelompok :

1. GYAN YUSUF WIBOWO ( CABANG BONTANG )


2. RIZKI DWI IRAWAN ( CABANG CILACAP )
3. DEDI MAULANA ( CABANG PEKANBARU )
4. DESTRI HANDOKO ( CABANG JAKARTA )
5. HAZNAM ARHAS ( CABANG MAKASAR )
6. FATHURRAHMAN ( CABANG BANJARMASIN )
7. MUHAMMAD JUFRI SALIKA ( CABANG TIMIKA )
8. RADHIN DZAKY YULISETIAWAN ( CABANG SURABAYA )

PT FIRE SAFETY INDONESIA


&
PT SUCOFINDO (PERSERO
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud & Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum
BAB II PELAKSANAAN
A. Gambaran Umum
B. Spesifikasi Teknik Alat Ukur & Riksa Uji Tahanan Kontak
C. Pemeriksaan tahanan kontak kabel ACSR
BAB III ANALISA
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 2
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Laporan Kunjungan Praktek Lapangan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
kelulusan calon uji kompetensi AK3 Listrik yang diadakan oleh Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi yang bekerja sama dengan PT Fire Safety Indonesia (FSI) dan PT Sucofindo
(Persero) dengan harapan pemeriksaan dan pengukuran instalasi listrik suatu gedung dalam hal
ini adalah demi terselenggaranya dengan baik pengusahaan instalasi listrik, terutama yang
menyangkut keselamatan manusia (terhadap bahaya sentuhan serta kejutan arus)

Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka pada tanggal 17 Mei 2019, dilakukan
Kunjungan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero).

B. MAKSUD & TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :


1) Untuk mempraktekan teori yang telah diterima selama kegiatan pembinaan.
2) Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman mengenai aplikasi K3 di lapangan.
3) Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli K3 Listrik.
4) Calon peserta Ahli K3 dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan saran atau
rekomendasi.

C. RUANG LINGKUP

Instalasi listrik berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan maupun pengawasan suatu instalasi,
untuk pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau diluar bangunan harus memenuhi
ketentuan yang diatur dalam PUIL, SNI maupun standar yang lain, sehingga instalasi
tersebut aman untuk digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaanya, mudah
dilayani dan mudah dipelihara.

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 3
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
D. DASAR HUKUM

1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2. Permenaker No.02/Men/1980 tentang “Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja” dalam
penyelenggaraan Keselamatan Kerja
3. Permenaker No.12/Men/2015 tentang “Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat
kerja”
4. Permenaker No.33/Men/2015 tentang “Perubahan atas Permenaker No.12/Men/2015
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik ditempat kerja”
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
6. Standart Nasional Indonesia No. SNI-01-0225-2011 Mengenai Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) di Tempat Kerja.

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 4
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
BAB II
DASAR TEORI
A. LOKASI PEMERIKSAAN
Gardu Induk Pulomas merupakan Gardu Induk ( GI ) Listrik milik Perusahaan Umum Listrik
Negara ( PLN ), dengan kapasitas Trafo terpasang sebanyak 3 (tiga) buah , masing-masing mempunyai
kapasitas 5 MVA ; 70/20 KV.Seiring dengan perkembangan kebutuhan akan energi listrik untuk
daerah Pulomas khususnya Jakarta Timur pada umumnya ,serta sub-sistem kelistrikan wilayah Jakarta
Timur pada umumnya , maka Gardu Induk Pulomas dikembangkkan menjadi Gardu Induk dengan
sistim Tegangan 150 KV. Kondisi saat ini Gardu Induk Pulomas beroperasi pada Tegangan sistim 150
KV dengan Trafo terpasang sebanyak 3 (tiga) set dengan kapasitas 60 MVA- 150/20 KV , sehingga
total daya terpasang sebesar 180 MVA. Gardu Induk Pulomas adalah Gardu Induk dari tipe pasangan
dalam yang biasa disebut Gas Insulated Substation (GIS) , dimana peralatan utamanya terletak pada
kompartmen-kompartmen yang berisolasi gas SF.6. Adapun peralatan yang iduji yaiut Sambungan
kabel ACSR.
Berada dalam kompartmen - kompartmen yang mempunyai isolasi gas SF.6, Sistim jaringan
transmisi yang menghubungkan antara Gardu Induk Pulomas dengan Gardu Induk yang lainnya adalah
terhubung dengan jaringan Transmisi Pulomas - Gambir lama- Cawang - Tanah tinggi dan Pulo
gadung – Pulomas, Karena lokasi Gardu Induk Pulomas sangat strategis serta mempunyai lahan yang
cukup untuk melaksanakan Training bagi para tenaga teknik , maka saat ini dipergunakan juga untuk
kebutuhan pelatihan dengan dilengkapi berbagai sarana penunjang untuk pelatihan antara lain untuk
pengujian peralatan peralatan instalasi baik untuk Transmisi dan Gardu Induk serta didukung oleh
tenaga pengajar yang berpengalaman

B. ACSR (Aluminium Conductor Stell Reinforced)


Kabel jenis ACSR merupakan salah satu jenis kabel yang banyak digunakan untuk saluran
transmisi tegangan tinggi, yang mana kabel ini biasanya melintang anpa isolasi diantara dua tiang
Menara distribusi. kabel ACSR terdiri dari bahan alumunium dengan inti kawat baja. Jenis-jenis kabel
listrik tipe ACSR sangat cocok untuk digunakan pada saluran arus dan tegangan sangat tinggi. Kabel
ini biasanya digunakan untuk saluran-saluran Transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara
menara/tiang berjauhan, mencapairatusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi

C. SPESIFIKASI TEKNIK ALAT UKUR & RIKSA UJI TAHANAN KONTAK


Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) Listrik secara teori telah dibahas dalam pelatihan /
pembinaan terutama Alat-alat Prokteksi dan rangkaian sambungan. Sambungan adalah dua atau lebih
permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik sehingga arus / energy listrik dapat

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 5
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
disalurkan tanpa hambatan yang berarti.pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu
hambatan / resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan menjadikan
kerugian teknis.
Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah satu jalur terdapat
banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar, tetapi masalah ini dapat dikendalikan
dengan cara menurunkan tahanan kontak dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak
sekecil mungkin. Nilai tahanan kontak yang normal sesuai dengan standart yang meng-adopt
ketentuan tahanan kontak dari Negara lain ditetapkan nilai tahanan kontak antara 100 – 200
μΩ. Sementara di kalangan Region P3B belum seragam untuk RJKB disepakati 50 μΩ.
Pemeriksaan dan Pengujian Tahan Kontak yang kami lakukan dalam praktek kerja lapangan ini
sesuai arahan dari instruktur Ahli K3 Listrik yaitu kabel sambungan ACSR.

D. SPESIFIKASI PERALATAN UKUR


Ohm meter adalah alat pengukur satuan listrik yakni hambatan. Besarnya hambatan dalam suatu
penghantar yang diukur dengan ohm meter dinyatakan dalam satuan ohm. Ohm meter hanya dapat
mengukur hambatan beberapa digit saja, sedangkan untuk mengukur hambatan tingkat tinggi yang
sampai menggunakan Mega Ohm (MΩ) alat yang biasa digunakan bernama Insulation Tester dan
biasanya digunakan untuk mengukur nilai Isolasi Kabel. Sedangkan untuk mengukur hambatan tingkat
sangat rendah yang sampai ukuran Micro Ohm (μΩ) alat yang biasa digunakan bernama Micro Ohm
Meter dan biasanya digunakan untuk mengukur nilai Tahanan Kontak/Tahanan Sambungan.
Untuk melakukan Riksa Uji suatu alat tentunya di perlukan peralatan yang baik dan terkalibrasi
berikut ini spesifikasi peratalan ukur untuk melakukan riksa uji tahanan kontak :

Gambar 2.1 Alat Ukur Micro Ohm Meter

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 6
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
Gambar 2.2 Spesifikasi Micro Ohm Meter Tipe MM200A

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 7
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
Untuk mendapatakan hasil pengukuran yang baik, ditentukan prosedur pemakain alat dan kalibrasi
alat. Berikut ini tatacara langkah kerja pemakain alat.

Gambar 2.3 Tatacara Pengukuran

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 8
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
BAB III
PENGUKURAN TAHANAN KONTAK

A. PERSIAPAN.
1. Siapkan alat uji dan aksesorisnya ( kabel power, kabel rol/supply 220 Vac, kabel untuk
pengujian,dan formulir pengujian)
2. Persiapkan toolset yang diperlukan
3. Pastikan alat uji kondisi baik dan siap dipakai

Gambar 3.1 Persiapan Perlatan untuk pengukuran tahanan kontak

B. PELAKSANAAN
1. Pastikan posisi peralatan yang akan diuji off dan bebas dari tegangan
2. Pasang grounding alat uji
3. Rangkaikan kabel uji Kabel kecil/tagangan diantara kabel besar/arus, sesuaikan polaritasnya
4. Tekan tombol skala arus pengujian
5. Hubungkan kabel power 220 Vac
6. Posisikan switch on/off power Supply pada posisi on
7. Putar slide regulator sampai jarum amper meter atau LCD menunjukkan angka 100 A
8. Tekan tombol R , tunggu kira – kira 30 detik hasil pengukuran terbaca oleh LCD ( k )
9. Catat hasil dari pengujian dan ulangi hal yang sama sebanyak 2(dua) kali nilai tahanan kontak
akhir adalah nilai rata-rata
10. Standart nilal R kontak / kontak yang baik sebesar 50 μΩ

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 9
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
Gambar 3.2 Skema Pengukuran Tahanan Sambungan

C. RIKSA UJI TAHANAN KONTAK SAMBUNGAN KABEL ACSR


Dari Riksa Uji tahanan kontak yang dilakukan terhadap peralatan sambung kabel ACSR di peroleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hasil Riksa Uji Tahanan Kontak
Jenis Hasil Pengukuran
No Object Standart
Pengujian Voltmeter Display Micro Ohm Meter
1 Pengujian Kabel 50 μΩ 51.2 mV 100 A
Tahanan sambungan SPLN
Kontak ACSR

Berikut kami lampirkan dokumentasi hasil riksa uji terhadap sambungan kabel ACSR :

Gambar 3.3 Hasil Pengukuran Tahanan Kontak Sambungan Kabel ACSR

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 10
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
BAB IV
ANALISA
Dari hasil pelaksanaan pemeriksaan / pengamatan secara visual dan pengujian tahanan kontak pada
kabel sambungan kabel ACSR terhadap Peralatan yang di riksa uji serta area sekitar tempat kerja,
dapat dianalisa hal-hal yang berpotensi menimbulkan bahaya dan cara pencegahannya sebagaimana
yang tercantum dalam tabel dibawah ini.
1. Analisa Hasil Pengukuran Tahanan Kontak
Untuk membuktikan keakuratan nilai Tahanan Kontak pada peralatan Micro Ohm Meter dapat
menggunakan Hukum Ohm dengan menggunakan skema rangkaian berikut

Sambungan kabel Voltmeter


Micro Ohm Meter ACSR

Gambar 4.1. Skema Pengukuran Tahanan Kontak

Dari Skema diatas untuk menghitung nilai resistansi pada sambungan kabel ACSR (Tahanan
Kontak) dapat menggunakan rumus berikut
V
R=
I
51.2 x 10−3
=
100
0.0512
=
100
= 512 x 10−6 Ω
= 512 μΩ
Dari data pengujian yang diperoleh untuk tahanan kontak sambungan kabel ACSR diperoleh nilai
resistansi sebesar 537 μΩ sedangkan dengan menggunakan rumus hukum ohm didapatkan nilai 512
μΩ, sehingga antara nilai tahanan kontak pada Display Micro Ohm Meter dan hasil perhitungan
terdapat selisih sekitar 25 μΩ
Sedangkan jika membandingkan dengan standar SPLN maka nilai dari tahanan kontak pada
sambungan kabel ACSR diatas masih berada diatas dari standar SPLN yaitu sebesar 50 μΩ. Sehingga

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 11
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
akibat dari tahanan kontak yang besar, menimbulkan panas yang berlebih ketika arus melewati
sambungan tersebut.

2. Pemeriksaan Visual dan K3 di Sekitar Area Pemeriksaan


Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Visual
Kondisi Sumber Bahaya Dokumentasi
No Proses Bahaya Rekomendasi
Bahaya Dampak

Tidak diketahui
Peralatan Ukur Hasil
dengan benar Segera lakukan
1. yang tidak Pengukuran
kondiri real kalibrasi
terkalibrasi tidak bahaya
yang akan di uji

Siapkan
Salah
Tidak Adanya buku prosedur
2. pengoperasian Kerusakan Alat
pengoperasian alat pengoperasian
alat
alata
Ditemukannya
tumpahan oli pada Kaki terkilir, Segera
3. area kerja Pencemaran tergelincir bersihkan area
Lingkungan kerja

Ditemukan Drum / Menggangu Menyiapkan


Penyimpanan oli Aktifitas area Tersandung tempat khusus
4.
yang berserakan sekitar kaki untuk Cairan
pekerjaan B3
Lakukan
pengisian
Tidak bisa
Ditemukan APAR Kebakaran terhadap
dilakukan
5 dalam kondisi yang dapat APAR, dan
pemadaman
kosong semakin besar dilakukan
api Mula
pemeriksaan
berkala

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 12
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil Pemeriksaan dan Pengujian dilapangan Kondisi tahanan Kontak pada pada Gardu Induk
Pulomas Masih dalam keadaan baik dan layak pakai, karena nilai sambungan kabel ACSR tahanan
kontak masih kurang dari 50 μΩ sesuai standart international IEEE C37.10 - 1995 dan kesepakatan
RJB Sebesar 50 μΩ.
Beberapa temuan antara lain :
Peralatan uji / Alat Ukur Tidak Terkalibasi; Tidak adanya buku standar pengoperasian alat; Drum /
Penampungan minyak trafo yang tidak beraturan; Ditemukan APAR dalam kondisi kosong
B. Saran
Berdasarankan hasil pengukuran tahanan kontak sambungan penghantar ACSR, perlu dilakukan
pebaikan dengan cara memastikan sambungan telah tersambung sesuai dengan SOP yang berlaku.
Selain itu dalam membuat Kebijakan perusahaan mengenai penerapan K3 dan menempatkan Lembar
UU thn 1970 di tempat yang mudah d lihat dan dibaca.; Menerapkan SMK3 yang di anjurkan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No sesuai PERMEN Per. 05/Men/1996 & PP No 50 thn 2012;
Membersihkan ceceran minyak/oli secara rutin; Menyiapkan tempat khusus untuk limbah B3;
Memasang baricade atau pagar di area pengetesan Transformer; Peralatan uji / Alat Ukur Agar di
Kalibrasi untuk mendapatan pembacaan yang akurat; Memnyediakan buku pengoperasian peralatan
agar memudahkan cara pengoperasian alat yang baik dan benar; Memeriksa kondisi dari APAR seara
berkala

Laporan Praktek Lapangan di Gardu Induk Pulomas Unit Diklat Milik PT PLN (Persero) Dki Jakarta 13
Oleh : Kelompok C Calon Ahli K3 Listrik – Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai